• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP tentang menggunakan KANKER PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASKEP tentang menggunakan KANKER PARU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KANKER PARU

A. Definisi

 Karsinoma bronkogenik adalah tumor malignan yang timbul dari bronkus. (brunner&suddarth.buku ajar keperawatan medikal bedah.)

 Kanker paru merupakan keganasan pada jarigan paru (Price,patofisiologi.1995)

 Merupakan abnormalitas daris sel-sel yang megalami proliferasi dalam paru (Undetwood.patologi,2000)

 Carsinoma bronkogenik tumor maligna yang timbul dari bronkus. Tumor seperti ini adalah epidermoid, biasanya terletak dalam bronki yang besar, atau mungkin adenokarsinoma, yang timbul jauh di luar paru.

(smeltzer,suzanne c. Buku ajar keperawatan medikal bedah.2002)

B. Klasifikasi

Menurut WHO berdasarkan jenis histologi secara umum kanker paru dibagi menjadi 4 jenis antara lain:

1. Karsinoma sel skuamosa (epidemologi)

Tipe karsinoma sel skuamosa terjadi pada 40% dari seluruh kanker paru jenis ini adalah yang paling sering ditemukan. Biasanya terletak di sentral sekitar hilus, dan menonjol kearah dalam bronki besar . diameter tumor jarang mencapai beberapa senti meter dan cendrung menyebar secara tidak langsung ke kelenjer getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum. Karsinoma sel skuamosa ini sering dsertai dengan batuk. Karena tumor ini cendrung agak lambat dalam bermetastase, maka pengobatan dini dapat memperbaiki prognosis (Wilson,006)

2. Karsinoma sel kecil

(2)

3. Adenokarsinoma

Tipe adenokarsinoma terjadi pada 0% dari seluruh kasus kanker paru. Prognosis tipe sel adenokarsinoma ini lebih buruk dari pada sel skuamosa. Adenokarsinoma menunjukkan susunan seluler seperti kelenjer bronkus dan dapat mengandung mukus. Jenis tumor ini timbul pada bagian perifer segmen bronkus dan kadang dapat dikaitkan dengan jaringan perut local pada paru dan fibrosis interestinal kronik. Tumor sering kali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan sering bermetastase jauh sebelum tumor primer terindikasi menyebabkan gejala (Wilson, 006

4. Karsinoma sel besar

Tipe karsinoma sel besar kira-kira hanya terjadi pada 0% dari semua jenis kanker paru-paru. Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan ukuran inti bermacam-macam, sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengaf penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat yang jauh. Umumnya jenis ini terletak di perifer, mempunyai diferensiasi jelek dan mempunyai kecendrungan untuk bermetastase cepat (Wilson,006)

Berdasarkan karakteristik biologi karsinoma paru dan metode terapinya kanker paru dibagi menjadi yaitu:

a. Kanker paru sel kecil (SCLC= Small cell lung cancer)

Kekhasan klinisnya adalah memiliki derajat keganasan yang tinggi, mudah bermetatasis, merupakan terapi gabungan dengan kemoterapi sebagai terapi utama. SCLC dibagi menjadi yaitu:

(3)

 Stadium luas : tumor telah menyebar keluar dari satu paru atau ke organ lain di luar paru. Pengobatan dengan kemoterapi memiliki angka respon terapi sebesar 60-70%

b. Kanker paru bukan sel kecil (NSCLC= non small cell lung cancer).

Semua kanker paru lain selain karsinoma paru kecil mencapai 75-80% dari seluruh kanker paru. Yang terpenting pada prognosis ini adalah menentukan stadium ari penyakit. Jenis kanker ini umumnya menggunakan operasi sebagai terapi utama dalam terapi gabungan (wandesen,008)

C. Etiologi

Meskipun etiologi karsinoma bronkogenik yang sebenarnya belum diketahui, tetapi ada 3 faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan isidensi penyakit ini: merokok, bahaya industri, dan polusi udara.

A. Rokok  Perokok aktif

Dari faktor-faktor ini, merokok agaknya berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus (van houtten, 2001). Banyak bukti statistik yang menunjukkan adanya hubungan antara perokok kretek berat dengan timbulnya kanker paru. tiga penilaian prospektif yang melibatkan hampir 200.000 laki-laki berusia 50-69 tahun yang diteliti selama 44 bulan menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker paru per 100.000 orang adalah 2.4 diantara laki-laki yang tidak merokok, 59,3 diantara mereka yang merokok 10-20 batang sehari, dan 217,3 diantara mereka yang merokok 40 batang atau lebih dalam sehari. Mereka yang berhenti merokok untuk seterusnya akan memiliki risiko kanker paru yang sama dengan mereka yang tidak merokok, yaitu setelah orang tersebut berhenti merokok selama 15 tahun.

 Perokok pasif

(4)

Kematian akibat kanker paru jumlahnya meningkat 2 kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Sebagian juga ditemukan bahwa kelompik sosial ekonomi yang lebih rendah cendrung hidup lebih dekat dengan tempat kerja mereka, dimana tempat udara lebih besar kemungkinan tercemar oleh polusi. Suatu bahan karsinogen (bahan yang dapat menimbulkan kanker) yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan dalam asap rokok) adalah 3,4 benzpiren.

B. Asbes

Asbes saat ini banyak sekali digunakan pada industri bangunan. Resiko kanker paru diantara pekerja yang menangani asbes kira-kira 10 kali lebih besar dari pada masyarakat umum. Mesotelioma jinak lokal atau ganas difusi dari pleur adalah tumor langka yang secara spesifik berkaitan dengan pajanan terhadap asbes. Dan juga peningkatan resiko pada mereka yang bekerja dengan uranium, kromat, arsen.

C. Makanan dan kecendrungan famili

Perokok yang makanannya rendah vitamin A memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya kanker paru. terdapat juga bahwa keluarga pasien kanker paru lebih beresiko terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen . pada banyak jaringan diketahui, perubahan peradangan kronik terjadi sebelum timbulnya kanker.

D. Manifestasi klinis

(5)

NSCLC). Gejala-gejala umum seperti anoreksia, lelah dan penurunan berat badan merupakan gejala-gejala lanjut.

Gejala penyebaran intratoraks atauekstratoraks dapat juga ditemukan oada saat pasien diperiksa oleh dokter untuk pertama kalinya. Penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinum dapat menimbulkan suara serak akibat terserangnya saraf laringeus rekuren, disfagia akibat keterlibatan esofagus, dan paralisis hemidiagfragma akibat keterlibatan saraf frebikus. Penekana vena cava superior menyebabkan sindrom vena cava (pelebaran vena-vena di leher dan edema pada wajah, leher, dan lengan atas).nyeri dada atau tamponade jantung dapat terjadi akibat penyebaran ke dinding dada atau ke perikardium secara terpisah. Tumor-tumor yang berkembang pada apeks paru (tumor pancoast) dapat melibatkan plekus brachialis, menyebabkan nyeri dan kelemahan pada bahu dan lengan pada bagian yang terkena; ganglion simpatikus dapat terkena, menyebabkan sindrom Horner unilateral (ptosis dan kantriksi pupil unilateral serta tidak adanya produksi keringat pada bagian yang sama dengan wajah).

Gejala penyebaran ekstratoraks bergantung pada metastatis. Struktur yang sering terserang adalah kelenjer getah bening skalenus (terutama pada tumor paru perifer), kelenjer adrenalin (50%), hati (30%), otak (20%), tulang (20%), dan ginjal (15%).

Sindrom paraneoplastik seringkali berkaitan dengan kanker paru. sindrom endokrin terlihat pada 12% pasien. Tumor sel oat menghasilkan hampir seluruh hormon polipeptida, seperti hormon paratiroid (PTH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), atau hormon antidiuretik (ADH) yang menimbulkan gejala hiperparatiroid, sindrom Cushing, sindrom ketidak tepatan sekresi ADH (SIADH) berhubungan dengan retensi cairan dan hiponatremia. Sindrom jaringan ikat rangka termasuk jari tubuh (biasanya pada NSCLC) tibul pada 30% kasus dan osteoartropati hipertrofik (HOA) hingga 10% kasus (biasanya pada adenokarsinoma). Gejala sistemik seperti anoreksia, penurunan berat badan, dan kekaksia pada 30% kasus adalah sindrom paraneoplastik yang tidak diketahui asalnya. E. Komplikasi

Berbagai komplikasi dapat terjadi dalam penatalaksanaan kanker paru. reseksi bedah dapat mengakibatkan gagal napas, terutama ketika sistem jantung paru terganggu sebelum pembedahan dilakukan. Terapi radiasi dapat menyebabkan pneumonitis. Toksisitas paru dan leukemia adalah potensial efek samping dari kemoterapi.

Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang potensi efek samping ari rencana pengobatan spesifik dan strategi untuk mengatasinya. Penatalaksanaan gejala akan membantu pasien menghadapi tindakan terapeutik.

.

(6)

Kanker paru primer biasanya diklasifikasika menurut jenis histologinya, semua memiliki riwayat alami dan respons terhadap pengobatan yang berbeda-beda. Walaupun terdapat lebih dari satulusin jenis kanker paru primer, namun kanker bronkogenik (termasuk keempat tipe sel yang pertama) merupakan 95% dari seluruh kanker paru.

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

H. Penatalaksanaan

Banyak tumor mediastinum adalah benigna dan dapet dioperasi. Letak tumor dalam mediastinum akan menentukan jenis insisi. Sebagian besar insisi adalah sternotomi median. Perawatannya adalah sama seperti pada pasien yang menjalani bedah torak. Komplikasi utama, meski jarang termasuk hemoragi, cidera pada saraf llaringeal kambuhan atau frenikus, dan infeksi. Jika tumor adalah maligna dan telah menginfiltrasi jaringan sekitar, terapi radiasi dan kemoterapi adalah modalitas terapeutik yang digunakan bila pengangkatan komplit melalui bedah tidak dapat dilakukan.

I. Asuhan keperawatan 1. Pengkajian

a. Data umum

Nama :

Jenis kelamin : biasanya lebih banyak terjadi pada laki-laki

(7)

Pekerjaan : yang lebih banyak kontak dengan polusi udara

Agama :

Status perkawinan :

Pendidikan :

Alamat : yang tinggal dekat pabrik atau di perkotaan

Ruang rawat :

b. Riwayat kesehatan

1) RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang)

Meliputi tentang keluhan yang berhubungan dengan gangguan penyakit yang dirasakan saat ini dan pengobatannya. Biasanya pasien akan mengeluh:

 Batuk

 Mengi dan dispnea ringan

 Batuk dengan sputum bercampur darah  Demam kambuhan

 Infeksi saluran nafas berulang  Nyeri dada dan sesak

 Edema pada leher dan kepala 2) RKD (riwayat Kesehatan Dulu)

Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang atau data tentang keluhan yang dirasakan klien berhubungan dengan penyakit saat ini. Biasanya:

 Klien memiliki kebiasaan merokok / tinggal di dekat lingkungan pabrik  Perokok pasif

 Polusi udara dan radon atau gas yang bisa menyebabkan terjadinya tumor 3) RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga)

 Seperti orang dekat klien yang perokok menyebabkan klien menjadi perokok pasif

 Ada keluarga klien yang juga pernah menderita penyakit yang sama. c. Pemeriksaan fisik atau TTV

1) Kepala

 Rambut : Biasanya akan terlihat kusut

 Mata : Biasanya tidak dapat kelainan, pembekakan atau perasangan  Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid

 Thotaks : biasanya tanpa gejala JVD (Obstruksi Vena Kava) Jantung bunyi jantung terdengar efusi

takikardi; disritmia, bunyi jantung terdengar gesekan perikardial

Paru : biasanya gerakan dada tidak sama antara dekstra dan sinistra

Terdengar pekak di daerah lapang dada Terdengar mengi pada saat inspirasi/ekspirasi Abdomen : Tidak puncit, tidak tampak spider nervi

(8)

Ekstremitas : biasanya teraba hangat, turgor baik, terdapat edema pada wajah atau leher, dada dan punggung.

Intagumen : biasanya kulit teraba hangat, turgor baik

Integritas ego : timbul perasaan takut karena akan dilakukan pembedahan d. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan labiratorium

Radiologi: Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada. Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.

Bronkhografi: Untuk melihat tumor di percabangan bronkus. 2) Pemeriksaan diagnostik

 Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).

Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.  Pemeriksaan fungsi paru dan GDA

3) Histopatologi. i. Bronkoskopi.

Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).

ii. Biopsi Trans Torakal (TTB).

Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.

iii. Torakoskopi.

Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.

iv. Mediastinosopi.

Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

(9)

Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

II. Analisa Data

Nama :

No MR :

No Data Masalah keperawatan Diagnosa keperawatan

1

2

Do: *klien tampak pucat *klien terlihat lemah

*Klien terliat batuk-batuk *PH= 7,52

*TD= 170/90 mmHg *pada saat perkusi pekak

pada dada bagian kanan atas

*terengar bunyi krekels Ds: * klien mengatakan

kadang sulit bernafas. *klien mengatakan kadang

dadanya merasa sangat sesak

Do:*

Exchange Impaired gas (gangguan pertukaran gas)

Referensi

Dokumen terkait

Melalui program ini diharapkan akan mampu meningkatkan jiwa wirausaha dikalangan masyarakat khususnya mahasiswa dalam rangka mengatasi masalah

sumur selama selang selama selang waktu gg waktu tertentu tertentu dengan dengan laju gg laju alir jj alir yang y g y g yang tetap tetap p p ,, kemudian.. kemudian menutup menutup

They could not finish either their tasks on time, they need much longer time and need help to complete the task Prior to that, the writer had told them once her learning

Kolesistitis adalah inflamasi akut dan kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungan dengan batu kandung empedu yang tersangkut pada duktus sistikus dan menyebabkan

Pendidikan anak usia dini yang dikenal di Indonesia dengan istilah pendidikan malam anak usia dini adalah pendidikan yang Fajar bagi anak- anak prasekolah dengan tujuan agar

Data yang diperoleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi yang merupakan hasil komunikasi guru dan anak setiap pertemuan pembelajaran dalam setiap siklus lalu

Pada masa remaja awal atau pubertas (12-15 tahun) umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah. Remaja mengembangkan konsep diri sesuai dengan cara pandang diri

Selanjutnya data yang diperolah dengan menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) kemudian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (uji-F) pada taraf α 0, 05