• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Ip Edisi 6 Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Majalah Ip Edisi 6 Tahun 2008"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA

POWER

KONTRIBUSI MELALUI KOMITMEN & KOMPETENSI

KONTRIBUSI MELALUI KOMITMEN & KOMPETENSI

Early Improvements

bagi IP

EDISI 6

.

2008

9

Lingkungan: Pemanasan Global

Survey Majalah

Berhadiah

MP4 Player

5

9

Examiner IQA untuk Team Leader PT Indonesia Power

Iman Sudiharto

(2)

LAPORAN

UTAMA

PELINDUNG:

Direksi PT Indonesia Power

PENGARAH:

Direktur SDM

PENANGGUNG JAWAB:

Sekretaris Perusahaan

PEMIMPIN REDAKSI:

Luthfi Hani

REDAKTUR PELAKSANA:

Imam Adi Prihantoro, Ulfa Millany

SEKRETARIS REDAKSI:

Suntarti

STAF REDAKSI:

Asep Yanyan H, Elza Febrianto, Fitria Indriani, Salman N. Bachtiar, Siti Setiati A, Herman Nugroho

KONTRIBUTOR TETAP:

Bambang Purwo H, Budi Santoso, Cipti Listyanti, Eddy Subianto, Haryanti M. Kadri, Irawan Sumardi, M. Arifi n, M. Nasai Hamid, Nusyir-wan, Retiana, Sripeni Inten Cahyani, Udjang Sudjana, Wiryantono

PELIPUTAN UNIT BISNIS:

Seluruh Manajer Humas/ SDM UBP/H, Four Steady (UBP Priok), Asmadi (UBP Saguling), Asnan Ferdinan (UBP Perak Grati), Duta Kadayan (UBP Suralaya), Erry Arnas (UBP Kamojang), Gunawan (UBP Mrica), Raffl es Linelejan (UBP Bali), Sigit Endro Winarno (UBH), Sriyanto (UBP Semarang)

REDAKTUR FOTO:

Fery Machdius

SIRKULASI:

Agus M. Rusli

ALAMAT REDAKSI:

Gedung Indonesia Power, Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 18, Jakarta, 12950. Tel: 62-21-526 7666. Faks: 62-21-525-1923

Daftar Isi

IP mendapat sertifi kat

Early Improvement

pada ajang IQA 2008

pada

keikutsertaan-nya yang pertama.

4

Teknologi Kelistrikan:

Modifi kasi

Oil Seal Generator

Laporan Khusus:

Perhelatan pengguna

GT 13E2

Siapa Mengapa:

Dedi Supriadi

Profi l:

Gunadi

10

19

15

(3)

Pengantar Redaksi

Sidang Pembaca yang Terhormat,

T

idak terasa, Kita semua sudah tiba di penghujung tahun. Sepanjang 2008, barangkali banyak peristiwa yang membuat Anda tersenyum bahagia. Bagi Indonesia Power, penghujung tahun ini menjadi lebih membahagiakan berkat kado manis pada perhelatan Indonesia Quality Award.

Pada ajang yang baru pertama kali diikuti oleh IP ter-sebut, perusahaan pembangkitan terbesar di Tanah Air ini mendapatkan sertifi kat ”Early Improvements” pada IQA 2008 lalu. Indonesia Power mampu meraih band of excellence achievement (pencapaian nilai kinerja) IQA kategori Early Improvements alias pencapaian nilai tingkat ketiga, dengan skor yang diraih IP mencapai 376. Skor tersebut jelas bukan hal mudah dalam IQA, yang dalam penilaiannya menggunakan metode audit Malcolm Baldrige Criteria for Performance Exellence (MBCfPE). Apalagi, MBCfPE juga merupakan barang baru bagi IP.

Umumnya, BUMN-BUMN di Tanah Air yang baru pertama kali menjejakkan kakinya di ajang IQA hanya meraih penghargaan tingkat pertama (Early Development) atau kedua (Early Result).

Pada bagian lain majalah ini, di rubrik Manajemen, kami menampilkan ulasan tentang upaya IP, terutama Divisi Hukum, untuk mengurus Hak Paten pada setiap karya inovasi yang dihasilkan para pegawai IP. Dalam kondisi bisnis dunia yang mengglobal dan teknologi yang semakin maju dengan cepat sekarang ini, memang diperlukan proteksi baku dari sisi hak paten karya-karya inovasi di IP. Seperti bisa disimak dalam edisi 5 lalu, karya inovasi yang dihasilkan oleh insan-insan IP makin ke tahun makin bertambah banyak, dan beberapa juga mampu meraih penghargaan pada ajang lomba karya inovasi yang diadakan oleh PLN dan lembaga lain. Upaya untuk melindungi hak paten hasil temuan tersebut memang harus didukung penuh.

Pada Rubrik Profi l dan Siapa Mengapa, kami kembali menampilkan para Pegawai Pilihan 2008. Kali ini giliran Supervisor Pilihan 2008, Dedi Supriadi, dan Manager Pilihan 2008, Gunadi. Semoga cerita tentang mereka berdua bisa menginspirasi para pegawai IP lainnya.

Pada edisi terakhir tahun 2008 ini, kami juga menampil-

kan survei bagi Sidang Pembaca yang terhormat. Dengan rendah hati, kami memohon Sidang Pembaca sudi memberi kritik, saran, komentar, dan apa pun pendapat Anda terhadap penampilan majalah ini, baik dari segi isi tulisan, desain, foto, kualitas kertas, kualitas cetak, dan seterusnya. Hanya dengan pendapat Anda, kami jadi mampu memahami apa-apa yang kurang dari majalah IP selama ini. Juga apa-apa yang sebenarnya sudah harus diganti, atau dipertahankan. Apakah beberapa rubrik perlu diperluas dan ditambah halamannya? Apakah sebuah rubrik sebaiknya dibuang saja? Karena itu hasil survei tersebut adalah peta utama yang menjadi dasar bentuk majalah IP ini pada tahun mendatang.

Semoga Sidang Pembaca berkenan berbagi pendapat dengan kami.

Selamat membaca.

(4)

H

ari itu memang hari yang membanggakan dan penuh kabar baik bagi IP. Karena meski baru pertama kali meng-ikuti ajang IQA, ternyata IP mam-pu meraih band of excellence

achievement (pencapaian nilai kinerja) IQA kategori Early Improvements alias pencapaian nilai tingkat ketiga. Padahal umumnya, BUMN-BUMN di Tanah Air yang baru pertama kali menjejakkan kakinya di ajang IQA hanya meraih penghargaan

tingkat pertama atau kedua, yaitu Early Development atau Early Result.

“Ini merupakan suatu titik awal yang baik, yang menjadi bukti bahwa ternyata IP memang su-dah mempunyai sistem yang baku. Karena ternyata sistem dan

pro-LAPORAN

UTAMA

Indonesia Quality Award:

TITIK AWAL

MENUJU KINERJA LEBIH BAIK

Tonny Agus Mulyantono, Direktur Utama PT Indonesia

Power, terlihat menebar senyum bahagia dan bangga saat

menuruni tangga panggung penyerahan penghargaan Indonesia

Quality Award (IQA) di Grand Hyatt, Jakarta, pada awal Desember

lalu. Kesumringahan Tonny jelas ada digenggamannya: sertifi kat

”Early Improvements” untuk IP pada IQA 2008 lalu.

Fo

to

: T

(5)

sedur (tata kelola perusahaan—red) yang kami lakukan, semuanya sudah ada. Oleh karena itu berdasarkan assessment ini (IQA), kami ber-syukur bahwa hasilnya not too bad. Meski baru pertama kali ikut, tapi kami sudah bisa mencapai skor 376,” kata Tonny.

Meraih penghargaan IQA tingkat pencapaian nilai Early Improvements bagi IP, sebenarnya jelas bukan hal yang mudah. Pertama, karena IP adalah pendatang baru di ajang IQA. Kedua, lolos dengan skor ter-sebut jelas bukan hal mudah dalam IQA yang dalam penilaiannya meng-gunakan metode audit Malcolm

Baldrige Criteria for Performance Exellence (MBCfPE). Karena MBCfPE merupakan ”barang baru” bagi IP.

Tak heran, jika pada awal-nya sebagian kalangan di IP agak kurang percaya diri saat pihak direksi IP mengultimatum agar IP ikut serta dalam IQA 2008 sesuai per-mintaan pemegang saham, PT PLN (Persero). “Saat itu saya sebenarnya agak nggak PD saat direksi

memu-tuskan IP ikut serta dalam assass-ment yang diadakan IQA. Tapi lalu justru secara pribadi saya berterima kasih sekali dan sangat menghormati keputusan Direksi tersebut” kata Rachmad Handoko, Ahli Manajemen Perubahan IP.

Sebab tambahnya, dengan meng-ikuti IQA seluruh jajaran manajemen IP justru jadi punya kesempatan me-lakukan komunikasi lintas fungsi dan lintas sub direktorat secara lebih intensif. Terutama saat penyusunan dokumen aplikasi IQA. Dari proses komunikasi itu, kemudian bisa ter- identifi kasikan sejumlah kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki IP.

”Dengan ikut IQA kami para pejabat yang ditunjuk dalam tim penyusunan dokumen aplikasi IQA, bisa meng-identifi kasi dan menerima kelemah-an-kelemahan itu,”katanya.

Agar IP Bisa Berkaca

Direksi IP sejak awal 2008 memang telah memutuskan agar IP mengiku-ti ajang IQA. Ini dilakukan sebagai upaya untuk merealisasikan

“penugasan” dari PLN. Dalam Renca-na Kerja dan Anggaran Perusahaan PLN 2008 memang tertuang, bahwa semua anak perusahaan PLN (terma-suk IP) tahun ini diharuskan meng- ikuti IQA. Dalam penugasan itu, IP sebenarnya diharuskan bisa menca-pai target skor 400 dari skala 1000. Bukan hal yang mudah tentunya.

Karena itu, tak heran jika sejak awal sebagian kalangan di IP agak dag-dig-dug dalam menjalankan assessment yang dilakukan dalam IQA. Tapi jajaran manajemen IP ke-mudian tetap berusaha keras untuk bisa melakukan persiapan terbaik-nya. Bahkan dalam rangka

memper-siapkan perusahaan untuk meng- ikuti salah satu ajang penghargaan paling bergengsi di kalangan BUMN tersebut, Tonny kemudian me-nerbitkan SK Direksi No 41.K/020 IP/2008 tentang Pembentukan Tim Penyiapan Implementsi MBCfPE dan penyusunan aplikasi IQA 2008.

Dan terhitung sejak SK itu dikelu-arkan akhir April lalu hingga medio September lalu, tim tersebut

Fo

to

: T

(6)

an secara intens menyiapkan semua keperluan penyusunan dokumentasi aplikasi MBCfPE dan juga menyosial- isasikannya ke seluruh jajaran di IP. Itu semua dilakukan, tak lain karena IQA dinilai bisa membantu IP men-dongkrak kinerjanya. “Dengan meng-ikuti IQA, IP bisa berkaca, mengukur, mengetahui, di mana kekurangan kami. Apakah kami sudah cukup baik, dibandingkan dengan industri sejenis,” kata Dewi Sri Wahyunie, Direktur Keuangan IP.

IQA memang merupakan ajang penghargaan yang digagas oleh Kantor Menteri Negara BUMN sejak Juli 2004 dalam rangka membangun BUMN Indonesia yang sehat, profe-sional dan mempunyai daya saing global. Penilaian IQA menggunakan metode audit MBCFPE. Dengan begitu pemerintah berharap bisa me-ningkatkan secara konsisten, terpadu dan berkelanjutan kualitas dan daya saing BUMN-BUMN di Tanah Air. Penggunaan metode audit ini dalam IQA, tak lepas dari sejarah keampuh-annya dalam “mengarahkan” tata kelola perusahaan yang ideal.

MBCfPE merupakan sebuah

metode audit kinerja perusahaan, yang diterapkan pertama kali pada 1987 oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan berbendera AS. Metode tersebut

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan-perusahan AS, di mana nantinya pemerintah mereka mem-berikan penghargaan kepada peru- sahaan yang terpilih sebagai perusa- haan terbaik dalam mengelola

kiner-LAPORAN

UTAMA

Il

ustr

asi:

Istimewa

Fo

to

: T

H

(7)

ja fi nansial dan non-fi nansialnya. Saat ini metode MBCFPE telah diadopsi dan diterapkan secara luas di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia lewat ajang IQA. Seba-gai sebuah metode audit MBCFPE terdiri dari tujuh kriteria penilai-an tata kelola kinerja perusahapenilai-an utama, yang sangat komprehensif dan terpadu. Ketujuh kriteria itu ada-lah Leadership, Strategic planning, Customer and market focus, Measue-rement-analysis and knowledge ma-nagement, Workforce focus, Process management dan Business result.

OFI akan Dilaksanakan tahun 2009

Total bobot nilai ketujuh kriteria tersebut adalah 1000. Di mana kri-teria satu hingga enam merupakan ”Proses” dengan jumlah skor 550 (55%) dan kriteria tujuh merupakan ”Hasil/Keluaran dari Proses” dengan jumlah skor 450 (45%). Total bobot nilai tadi dibagi dalam delapan band of excellence achievement (lihat ilustrasi di halaman 6)

Mengingat ketatnya bobot peni-laian dalam metode audit MBCFPE tersebut, kata Dewi, maka sejak awal sebenarnya jajaran manajemen IP

sudah mengambil sikap untuk tidak melihat skor sebagai tujuan akhir yang ingin dicapai dalam keikutser-taan IP di IQA 2008. “Skor sebenar-nya bukan tujuan akhir kami. Yang penting adalah niat kami. Tekad kami dalam mengikuti ajang award ini, yaitu bahwa ke depan kami ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya,” katanya.

Satu sikap yang bisa dikatakan se-jalan dengan wejangan dari Menteri Negara BUMN, Sofyan A Djalil dalam sambutannya pada kesempatan IQA 2008. “Pemberian nilai bukanlah tu-juan utama. Tapi hanya merupakan catatan pencapaian belaka. Yang paling penting adalah bagaimana keakurasian dan feedback dari para pakar (juri dan examiner IQA) dapat digunakan untuk mengidentifi kasi gap yang harus diperbaiki manaje-men perusahaan peserta kontes ini. Intinya award ini merupakan ce-meti untuk memperbaiki atau me-ningkatkan kualitas dan efi siensi perusahaan,” katanya.

Meski sedari awal IP mengambil sikap bahwa skor bukan tujuan akhir keikutsertaannya di IQA, namun IP akan tetap menjadikan skor dari IQA

sebagai potret kon-disi di mana kinerja IP sekarang berada. Sehingga kemudian dijadikan sebagai pijakan IP untuk bisa memperbaiki diri dan mencapai titik maksimum dari segi kinerja.

Hal ini di-benarkan oleh Tonny. “Deng-an ad“Deng-anya result tersebut (Early I m p r o v e m e n t s — red) kami menjadi tahu, bahwa nan-ti kami harus me-nindaklanjutinya dengan langkah-langkah tertentu,” katanya. Untuk itu, kata Tonny, pada tahap awal IP akan berupaya mengkaji dan mencoba mengimplementasikan Oportunities for Improvement (OfI) yang telah diberikan oleh Tim Examiner IQA IP. ”OFI itu sudah saya sosialisasikan pada seluruh karyawan dengan tim dari semua unsur—termasuk kepada para GM. Dari OFI itu, kami melihat ada beberapa hal yang menjadi ke-kurangan kami. Ini dalam proses. Ka-rena kami sekarang baru akan mem-formulasikan improvement dari OFI itu. Setelah itu baru kami membuat action plan. Mudah-mudahan tahun 2009, itu semua sudah dituangkan dalam langkah-langkah pelaksa-naannya,” katanya.

Sebelum pengumuman IQA, memang tim Examiner IQA untuk IP telah menyampaikan tujuh OFI untuk IP. Di mana secara umum, kata Iman, berisi mengenai rekomendasi hal-hal yang harus diperbaiki IP dalam proses assessment kriteria-kriteria MBCfPE. ”Misalnya perlunya impro-vement dari para senior leader-nya, strategic planning, fokus terhadap pelanggan, pengukuran knowledge management dan fokus terhadap

Fo

to

: T

(8)

SDM. Prosedur-prosedur itu juga harus dirapikan untuk proses-proses tata kelolanya, sehingga satu sama lain harus bisa terintegrasi. Dan hasil-hasilnya juga harus bisa disampaikan di kategori tujuh (Business Result),” kata Iman Sudiharto, Team Leader Examiner IQA untuk IP.

Kejar Target Skor 400

Memang OFI tim examiner IQA untuk IP tersebut, menurut Rach-mad Handoko, merupakan hal-hal fundamental atau hal-hal yang sifat-nya dasar. Dan IP jelas pusifat-nya potensi bisa memperbaikinya. ”IP kan pe-rusa- haan besar. Tinggal bagaimana strategi kami memperbaikinya. Bisa saja misalnya dengan menuangkan OFI itu ke dalam business plan atau RJP kami,” katanya.

Untuk pelaksanaan OFI secara lebih detil, Rachmad menawarkan masukan, antara lain dengan pem-bentukan tim khusus untuk meng-godok rencana realisasi OFI. Selain

itu, pihaknya tengah berencana me-lakukan pelatihan untuk meningkat-kan pemahaman secara lebih luas di seluruh jajaran di IP mengenai MBCf-PE. IP juga harus lebih mengenal tools-tools best practice yang dipa-kai perusahaan lain. Seperti misalnya balance score card atau six sigma. Sehingga bisa menambah alat yang sudah IP miliki dan pakai selama ini, seperti misalnya ISO.

Dengan begitu, IP akan bisa me-nindaklanjuti OFI dari tim examiner. Sehingga pada akhirnya IP juga bisa meningkatkan kematangan bisnis-nya. Memang hasil dari semua upa-ya tersebut, tidak akan bisa terlihat langsung. Tapi jika IP sudah bisa mem-perbaiki proses, tambah Rachmad, berarti IP bisa mengurus tata kelola perusahaan secara lebih baik—sesuai dengan kriteria MBCfPE. “Sehingga nilai kami pun kalau di-assessment bisa naik,” katanya.

Di luar upaya tersebut, menurut Nusyirwan, Vice President

Pengelo-laan Pembangkit Kelompok I IP yang juga sekaligus merupakan Ketua Tim Penyiapan Implementasi MBCfPE dan Penyusunan Aplikasi IQA-2008, ada banyak hal lain yang bisa ditempuh IP untuk menjalankan semua rekomen-dasi OFI. Untuk rekomenrekomen-dasi review kinerja IP yang masih fokus kepada hasil akhir bukan proses, Nusyirwan menyarankan, dilakukan pengenda-lian. Untuk itu, IP antara lain tengah menjajagi lebih jauh direktorat yang paling tepat untuk melaksanakan pengendalian tersebut. “Yang kami sepakati rencananya pengendalian itu ada di VP Kit I & II,” katanya.

Untuk rekomendasi tak adanya keterkaitan antara peningkatan fasilitas pegawai dengan peningkat- an kinerja perusahaan, dia menya-rankan agar dilakukan skala priori-tas “yang harus dimiliki”. Sehingga, IP hanya mengeluarkan biaya untuk keperluan-keperluan yang lebih tepat. Untuk itu, solusinya IP ha-rus mendongkrak kinerja peha-rus- perus-ahaan. “Jika solusinya adalah me-ngurangi fasilitas pegawai dari ada ke tidak ada, itu justru akan melahir-kan demotivasi. Performance bumelahir-kan- bukan-nya membaik, tapi justru menurun,” katanya.

Meski begitu, tambahnya, IP juga harus tetap menyosialisasikan pada para karyawannya mengenai kepekaan terhadap krisis, rasa me-miliki terhadap perusahaan, kepe-kaan pada bisnis perusahaan, dan peduli pada biaya. “Sehingga karya- wan harus menyadari untuk mem-berikan kontribusi yang lebih baik. Misalnya dengan terus melakukan inovasi-inovasi yang lebih banyak lagi,” katanya. Apa pun solusi yang akan ditempuh IP ke depan nanti da-lam upaya merealisasikan rekomen-dasi dalam OFI tim examiner IQA un-tuk IP, kata Tonny, yang jelas semua- nya nanti diarahkan agar IP bisa me-lebihi target skor MBCfPE 400 di IQA 2009. “Tinggal sekarang bagaimana caranya kami menerapkan tujuh rekomendasi OFI itu,” katanya. ***

LAPORAN

UTAMA

Fo

to

: T

(9)

Iman Sudiharto

Team Leader Examiner IQA untuk PT Indonesia Power:

“IP HARUS MENEMUKAN OFI

YANG BELUM TERPOTRET TIM EXAMINER”

WAWANCARA

Bagaimana anda melihat keber-hasilan IP meraih Early Improve-ments, padahal ini keikutsertaan pertama IP di IQA?

Menurut saya, bagus sekali. Karena dengan mengaplikasi-kan Malcolm Baldrige dan ikut IQA yang sudah memiliki standar sendiri, maka IP bisa mengetahui tingkat excellence-nya di mana.

Apa sebenarnya makna Early Improvement bagi perusahaan?

Early Improvement itu maknanya, IP sudah melakukan beberapa inovasi yang menunjukkan adanya perbaik- an di dalam sistem tata kelolanya. Di dalam proses-proses tata kelola peru-sahaannya. Dan hasilnya atau result-nya juga bisa dan sudah disampaikan dengan nyata dan baik.

Apa yang masih perlu diper-baiki IP ke depan nanti?

Itu sudah disampaikan di dalam Opportunity For Improvement-nya (OFI) IP. Jadi paling tidak itu yang minimal. Kemudian IP juga harus me-lakukan beberapa pengembangan mandiri, yang justru mungkin dike-tahui langsung oleh IP, namun ma-lah tidak ditemukan oleh examiner kemarin. Karena kan examiner waktunya hanya singkat. Jadi yang paling penting bagi IP justru ada-lah bagaimana mencari OFI, yang sebenarnya bisa ditemukan sendiri. Karena kalau OFI dari kami kan hanya potret sekilas, yang digali se-lama asassement kira-kira enam hari. Jadi itu sebenarnya hanya sebagai pemicu. Dan sebetulnya mungkin masih banyak OFI yang diketahui oleh IP sendiri, yang tidak diketahui examiner. Dan kalau IP mau bagus, itu seharusnya juga diperbaiki.

Seberapa besar potensi IP untuk bisa membenahi semua rekomendasi dalam OFI?

Sangat besar. Dari mulai top manajemen untuk harus terus bisa mendorong, supaya aplikasi Malcolm Baldrige ini harus benar-benar bisa dipahami. Karena kan bagaimanapun juga peran senior leader sangat penting. Seluruh jajaran di IP juga harus mendukung. Karena ini kan tools, yang bisa melihat secara kese-luruhan dari tata kelola perusahaan.

Seberapa penting bagi perusa- haan pembangkit seperti IP tata kelolanya harus bisa sejalan dengan tools Malcolm Baldrige?

Untuk IP, sebagai perusahaan pem-bangkit sebenarnya prosesnya sudah tertata. Tinggal bagaimana men-cari inovasi-inovasi baru, agar bisa menjadi lebih efi sien, tertata lebih baik lagi. Misalnya pegawainya bisa lebih di-uwong-kan atau merasa ikut berpartisipasi atau menjadi bagian dari perusahaan. Karena kan per-tanyaan-pertanyaan dari Malcolm itu arahnya ke sana. Jadi bagaimana

memberdayakan tenaga kerjanya, bagaimana memberikan penghar-gaan atau pengakuan kepada pe-gawainya. Caranya bagaimana? Itu yang ditanyakan dalam Malcolm. Itu satu hal yang kadang-kadang di BUMN belum terbentuk. Karena umumnya SDM BUMN berpikir, kalau sudah menjadi pegawai tidak akan mungkin dikeluarkan, karena me-rasa pegawai negeri. Padahal harus-nya ikut berpartisipasi memberikan kontribusi pada perusahaan.

Harapan anda buat IP berkaitan dengan rekomendasi dalam OFI?

OFI itu ditindaklanjuti. Kemudian hal-hal yang sudah bagus di IP, diper-tahankan dan ditingkatkan lagi. Ka-rena bisa jadi hal-hal yang sudah ba-gus itu, mungkin belum terlihat oleh tim examiner kemarin. Kalau secara internal, IP justru jauh lebih tahu.

Apa pesan anda agar IP bisa menjalankan rekomendasi-reko-mendasi dalam OFI?

Komitmen dari para senior leader untuk terus melaksanakan aplikasi Malcolm Baldrige secara konsisten. Selain itu, seluruh jajaran di IP juga tidak lupa untuk terus me-lakukan semacam penyegaran terus-menerus untuk memahami Malcolm Baldrige. Jadi jangan sampai karena sudah training tahun lalu, kemudi-an tidak diperbaharui lagi. Karena Malcolm Baldrige memang seper-tinya ilmu baru yang belum dikenal banyak orang. Tapi kalau kita per-hatikan dan kita dalami, sebenar-nya pertasebenar-nyaan-pertasebenar-nyaan dalam Malcolm Baldrige adalah pertanya- an-pertanyaan yang memang harus kita kerjakan kalau memang ingin menjadi lebih baik. ***

Fo

to

: T

(10)

G

enerator merupakan salah satu peralatan utama pembangkit listrik yang berfungsi untuk mengubah dari energi mekanik menjadi energi lis-trik. Sebagai komponen utama, ge-nerator memiliki rotating dan static parts yang kritis. Sehingga perlu dilakukan pemeliharan dan inspeksi yang spesifi k. Rotor shaft seal atau yang lebih dikenal oil seal adalah bagian dari rotor shaft bearing da-lam generator, yang berfungsi se-bagai perapat antara poros dengan

bearing hub untuk menjaga agar pelumas tidak bocor.

Karena itu clearance dari rotor shaft seal harus sesuai dengan tole-ransi untuk menghindari kebocoran pelumas. Dengan adanya kebocoran pelumas pada belitan stator dan ro-tor akan mengakibatkan environ-mental stress, menurunnya tahanan isolasi belitan, thermal stress dan memicu munculnya partial discharge pada isolasi. Dari hasil pemeriksaan dan analisa didapatkan, bahwa ke-bocoran minyak pada oil seal bia-sanya disebabkan dari kejenuhan

material oil seal dan kerapatan dari seal strip oil seal.

Penanganan untuk masalah kebo-coran yang pernah dilakukan adalah dengan menambah lubang drain pada seal strip guna menghindari kebocoran pelumas. Tapi biasanya setelah beroperasi, pada belitan sta-tor dan rosta-tor masih ditemukan ada-nya kebocoran pelumas. Karena itu perlu dilakukan penanganan lebih lanjut, yaitu dengan penggantian material oil seal dari ebonit menjadi aluminium alloy, serta menambah seal strip dari 3 menjadi 5 buah.

Tapi hasil dari implementasi inova-si ini ini menunjukkan, bahwa tidak lagi ditemukan adanya kebocoran pada belitan stator dan rotor. Dan jikapun terjadi kerusakan isolasi, maka perlu dilakukan rewinding dan atau bahkan menganti winding yang baru. Sehingga bisa membe-rikan manfaat secara non fi nansial lebih besar dan dapat menurunkan tingkat risiko selama operasi. Inovasi ini juga sudah di terapkan pada unit 1, 2 dan 3 PLTP Gunung Salak.

Karena itu penggantian material

TEKNOLOGI

KELISTRIKAN

MODIFIKASI OIL SEAL GENERATOR

PLTP GUNUNG SALAK

Penggantian material Oil Seal dari bahan ebonit ke alumunium alloy

ternyata bisa mengefi siensikan pemakaian minyak pelumas bearing

generator yang disebabkan dari adanya bocoran pada oil seal. Selain

itu, inovasi ini juga bisa meningkatkan efi siensi pemakaian man power,

material pembersih belitan stator (electric motor cleaner) dan waktu selama

overhaul. Penggantian ini juga bisa menghemat sekitar Rp 64 juta.

Oleh: Yusuf Janwar, Nuryani, Sularso, dan Dedeh Zubaidah (UBP Kamojang)

Karya inovasi ini berhasil meraih Juara pada Lomba Karya Inovasi Indonesia Power TW III 2008

Fo

to

: Istimewa

(11)

oil seal serta penambahan seal strip ini telah teruji dan dapat dijadikan referensi untuk diterapkan pada oil seal dengan permasalahan serupa di unit pembangkit lainnya. Sebab ada beberapa keuntungan dari inovasi ini. Antara lain inovasi ini bisa mem-pertahankan kondisi operasi gene-rator dari kehilangan kesempatan produksi akibat isolasi breakdown akibat kontaminasi pelumas.

Inovasi ini juga bisa mengefi sien-sikan pemakaian minyak pelumas bearing generator yang disebabkan dari adanya bocoran pada oil seal. Selain itu, inovasi ini juga bisa me-ningkatkan efi siensi pemakaian man power, material pembersih belitan stator (electric motor cleaner) dan waktu selama overhaul. Sehingga waktu pemeliharaan overhaul gene-rator bisa tercapai.

Karakteristik Aluminum alloy Lebih Baik

Inovasi ini dilakukan dengan penggantian oil seal material dari ebonit menjadi aluminum alloy. Ebonit adalah polimer organik yang terdiri dari rantai hidrokarbon, teri-kat bersama-sama dengan atom sul-fur, terdiri dari 30-40% sufur. Ebonit masuk ke dalam material listrik, misalnya isolator. Ebonit memiliki struktur yang padat, kaku, dan licin. Sedangkan Aluminium Alloy 5082, termasuk dalam jenis aluminium seri 5000 yang memiliki campuran mag-nesium. Sehingga dapat juga beker-ja dengan kekuatan yang sebanding dengan steel.

Aluminum alloy lebih ringan, dan tahan korosif daripada carbon steel. Tapi tidak sama ketahanannya dengan aluminum asli. Aluminum alloy akan berwarna terang pada lingkungan yang kering. Hal ini ter-jadi karena susunannya yang terlin-dungi dari lapisan oksida. Aluminum alloy lebih ditujukan untuk peng-gunaan internal stress karena pema-nasan saat operasi, seperti welding dan casting. Kelebihan lain dari alu-minum alloy ádalah titik lelehnya rendah. Sehingga membuat

mate-rial ini sesuai untuk menahan dari distorsi akibat stress dari induksi panas.

Penggantian Oil Seal dilakukan karena beberapa alasan. Pertama karena pengaruh susunan mate-rial pada Oil seal. Struktur ebonit pada oil seal tersusun berlapis-lapis. Sehingga memungkinkan timbulnya retakan halus (micro crack), yang diakibatkan dari adanya tekanan (stress) dan vibrasi. Ditambah lagi disebabkan oleh struktur material ebonit yang berisi hampir lebih 40% adalah sulfur.

Aluminum alloy memiliki karakter- istik yang lebih baik dibandingkan dengan ebonit. Sehingga kemung-kinan untuk terjadinya retak sangat kecil terjadi pada aluminum alloy. Memang dari segi nilai resistansi list-rik pada aluminum Alloy memang lebih kecil dari ebonit. Tapi hal ini ti-dak menjadi masalah karena oil seal

meskipun termasuk konduktor, bisa diatasi dengan melapisi bahan ber- isolasi (STF) antara oil seal dengan rumah bearing.

Penggantian Oil Seal juga dila-kukan karena adanya pergeseran clearence pada Oil seal.

Oil seal terdiri dari tiga material berbeda yang terikat satu sama lain, yaitu perunggu, carbon steel dan ebonit. Ini memungkinkan terjadi-nya pergeseran kerapatan akibat vibrasi dan saat proses pembong-karan (assembly and disassembly). Sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran clearence yang cukup besar antara bagian ebonit dengan carbon steel-nya.

Tiga material berbeda dalam Oil Seal juga menyebabkan clearence untuk inside dan outside oil seal dengan rotor shaft, yaitu pada saat sebelum dan setelah operasi. Adanya celah tersebut memungkinkan

ter-Fot

o:

(12)

jadinya kebocoran yang memung-kinkan minyak dapat masuk ke win-ding. Untuk itu pada struktur oil seal yang baru, tidak dibuat berlapis-la-pis. Melainkan menjadi kesatuan yang pejal yang tidak menyebabkan terjadinya micro crack. Oil seal yang baru tersusun atas dua material, yai-tu Aluminium Alloy secara keseluru-han dan Bronze pada seal strip-nya.

Menghemat Hingga Rp 64,4 juta

Dengan menggunakan inovasi ini, maka dapat diperoleh manfaat fi -nansial maupun non fi -nansial. Dari segi manfaat fi nansial (fi nancial be-nefi ts), sebagai contoh misalnya un-tuk jasa pembuatan oil seal dengan ebonit diperlukan dana sebesar Rp 219,415 juta per unit. Jika dalam setahun dilakukan empat kali pem-buatan, maka total biayanya menca-pai Rp 877,6 juta pada tahun 2007.

Dengan estimasi kenaikan sebesar 5%, maka jasa pembuatan oil seal dengan ebonit menjadi mencapai Rp 921,5 juta di tahun 2008.

Sementara itu untuk jasa pembuat-an oil seal dengpembuat-an Aluminum Alloy hanya sebesar Rp 220,2 juta. Dalam setahun berarti diperlukan total biaya Rp 881,1 juta (kalkulasi tahun 2008). Jadi dari inovasi Modifi kasi Oil Seal Generator untuk tiga unit genera-tor di PLTP Gunung Salak dalam satu tahun bisa dilakukan penghematan sebesar Rp 40,4 juta. Sementara itu untuk pemakaian minyak pelumas merk Esso Teresso sebanyak dua drum selama satu tahun untuk tiga unit mencapai Rp 24 juta. Secara total, maka penghematan dari Modifi kasi Oil Seal Generator dengan bahan Alluminium Alloy mencapai Rp 64,4 juta.

Di luar itu inovasi ini juga

me-nawarkan manfaat non fi nansial. Antara lain manfaat dari aspek safety (keamanan). Dengan inovasi ini, dapat dicegah terjadinya break-down isolasi yang disebabkan oleh adanya kontaminasi minyak pelu-mas pada belitan stator dan rotor. Padahal jika terjadi breakdown pada isolasi coil stator dan rotor genera-tor proses pengadaannya memerlu-kan waktu yang cukup lama. Di luar itu, inovasi ini juga menawawarkan manfaat dari aspek Operasional.

Dengan dilakukannya inovasi ini, maka keandalan operasional gene-rator dapat ditingkatkan. Karena jika sampai terjadi breakdown pada isolasi coil coil stator dan rotor gene-rator yang disebabkan oleh adanya kontaminasi minyak pelumas, maka target kinerja perusahaan tidak akan tercapai. Jika itu terjadi selain keku-rangan pasokan daya ke sistem Jawa-Bali akan digantikan oleh pembang-kit dengan bahan bakar minyak. Ini juga akan menambah berat beban perusahaan (PT Indonesia Power).

Inovasi ini juga bermanfaat dari aspek budaya perusahaan. Adanya inovasi ini tentunya akan mendo-rong pelaksanaan budaya peru-sahaan, yaitu meningkatkan se-mangat berkarya dan berinovasi demi keandalan dan ketersediaan pembangkit. Selain itu inovasi ini juga bermanfaat dari aspek efi siensi pembangkit. Antara lain karena pe-makaian minyak pelumas untuk be-aring generator. Dengan pemakaian Aluminium Alloy sebagai material oil seal, maka selama satu tahun bisa dilakukan penghematan pemakaian minyak pelumas sebanyak 2 drum.

Analisa menunjukkan, bahwa ino-vasi ini telah mampu menurunkan kemungkinan generator trip pada saat operasi. Selain itu analisa risiko juga menunjukkan, bahwa inovasi layak untuk diterapkan. Dengan dilakukannya inovasi ini, disaran-kan untuk terus meningkatdisaran-kan Preventive Maintenance (PM) dan Predictive Maintenance (PdM). Salah satunya dengan melakukan pengu-kuran tegangan poros. ***

TEKNOLOGI

KELISTRIKAN

Unit Waktu Inspeksi Temuan Tindakan

I

27 MEI - 24 JUNI 1995

Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

1. Penambahan lubang drain pada oil seal Generador 2. Penambahan lubang udara

pada air seal Generator

MAJOR INSPECTION 18 FEB. - 6 MARET 2007

Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

1. Penggantian material oil seal dari ebonit ke Aluminium Alloy 2. Penambahan jumlah seal strip

dari 3 menjadi 5 buah

II

FIRST YEAR INSPECTION 27 AGST. - 2 OKT. 1995

Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

1. Penambahan lubang drain pada oil seal Generator 2. Penambahan lubang udara

pada air seal Generator

SIMPLE INSPECTION 9 JULI - 21 JULI 2007

Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

1. Penggantian material oil seal dari Ebonit ke Aluminium Alloy 2. Penambahan jumlah seal strip

dari 3 menjadi 5 buah

III

MAJOR INSPECTION 16 MARET - 2 APRIL 2003

Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

Mengganti dengan ebonit yang baru

SIMPLE INSPECTION & UP RATING 16 JULI - 30 AGST. 2004

1. Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

2. Ebonit oil seal retak

Mengganti dengan ebonit eks. Unit 1 dan 2

MAJOR INSPECTION 10 MARET - 24 MARET 2008

Banyak minyak pelumas pada winding stator dan rotor

1. Penggantian material oil seal dari Ebonit ke Aluminium Alloy 2. Penambahan jumlah seal strip

dari 3 menjadi 5 buah

(13)

DELIBERATELY ORCHESTRATED…!

Itulah rangkaian kata yang tepat untuk menggambarkan pelaksanaan acara Konferensi Pengguna GT 13E2 ke-8 yang diadakan oleh PT Indonesia Power pada 20 dan 21 November 2008 yang lalu di Laguna, Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali.

Orkestrasi fasilitasi acara dialog an-tara Alstom Power selaku produsen GT 13E2 dengan para penggunanya, yang melibatkan lebih dari 100 orang dele-gasi dari seluruh dunia, dimulai sejak persiapan, pelaksanaan, bahkan sete-lah acara tersebut usai. PT Indonesia Power selaku panitia dan tuan rumah merancang acara yang penting bagi stakeholder pembangkit dan pen-goperasian tenaga listrik, terutama bagi pengguna komponen GT 13E2, dengan konsep yang berbeda dan memiliki nilai tambah.

Dialog yang hangat dan kondusif

Acara Konferensi Pengguna GT 13E2 ke-8 terbagi atas 2 sesi utama yaitu Alstom Day, sekaligus merupakan sesi pembuka konferensi, yang dilaksana-kan tanggal 20 November serta User Day, sekaligus menjadi sesi penutup konferensi, yang dilaksanakan tanggal 21 November 2008.

Konferensi dibuka melalui penyam-butan hangat, gambaran arahan kon-ferensi, serta pemukulan gong kecil oleh Tonny Agus Mulyantono selaku Direktur Utama PT.Indonesia Power se-kaligus tuan rumah pelaksanaan kon-ferensi, yang dilanjutkan dengan sam-butan Wolfgang Muller, Vice President Advance Fleet Alstom Power Service Switzerland selaku produsen GT13E2.

Pembukaan konferensi dilanjutkan dengan presentasi Alstom sebagai produsen GT13E2 yang

memapar-kan pengetahuan baru atas Produk GT13E2, solusi dari masalah yang tim-bul, dan pengembangan sistem pe-layanan terkait penggunaan produk. Sesi ini melibatkan sejumlah presen-ter dari Alstom Switzerland, yaitu Ni-colas Campino, Rafaele Zoli, Stefan Florjancic, dan Arthur Abraham. Ada-pun topik yang dibawakan adalah terkait dengan Fleet update, Technical update, Product care, Life cycle Ma-nagement, Customer Services, HGP reconditioning update, Plant Support centre, Outage Preparation and Mana-gement, Continuous improvement on Zone 2, dan New Product & Summary.

Konferensi dilanjutkan pada hari kedua dengan tema User Day yang dibuka Chief Commerce Offi cer PT. Indonesia Power, Eden Napitupulu. Sesi ini memiliki substansi lebih ke arah sharing experience antara sesama

Konferensi Pengguna GT 13E2 ke-8

Terintegrasi dan

Pelayanan Prima

LAPORAN

KHUSUS

Fo

to

(14)

pengguna terkait dengan Operasi dan pemeliharaan serta diskusi yang hangat antara pengguna dan alstom selaku produsen GT13E2 yang dipim-pin oleh General Manager UBP Bali, Ikuten Sinulingga.

Dalam acara User Day tampil bebera-pa presenter selaku pengguna produk yaitu; Honorat Boua dari Azito, Afrika, yang mengangkat isu Fire in GT Bea-ring # Tunnel duBea-ring commissioning activities, dalam studi kasusnya pada Azito Power Plant di Abidjan 300 MW, Bashir Ahmad dari QEWC, Qatar, yang mempresentasikan Qatar Electricity Water Company, serta studi kasusnya pada Ras Abu Fantas Gas Turbine (RAS GT) yang memiliki 5 GT 13E2, commis-sion in year 2002 dengan kapasitas total sebesar 372 MW, Lukman Nulhakim dari PT Indonesia Power, Indonesia, yang mengutarakan ten-tang Operation optimalization and burner improvement to solve the fact fi nding, dan studi kasusnya pada Gili-manuk Power Plant 133 MW di Bali, We Yubao tentang Two shift operation GT13E2 experience in Shenzhen Nan-tian Electrical Power System Co. Ltd. China dengan kapasitasnya sebesar 520 MW di Provinsi Guangdong.

Pada sesi ini tampil sebagai mode-rator Nusyirwan, dilanjutkan presen-tasi sesi kedua dengan moderator Ira-wan Sumardi dengan presenter Greg Alexander, Sales Director dari Stra-tegic Power System International USA tentang ORAP Program, Marcus Geozinger dari Kodim of Vatterfall Berlin, Jerman, tentang The latest ex-periences and fi nding in the German 13E2 Machines, dan terakhir adalah presentasi Henry Pariaman Sitorus dari Pembangkit Jawa Bali (PJB) Indonesia, yang mengangkat topik Welding re-pair combustor Casing GT Alstom 13E2, dengan studi kasus pada Muara Tawar Combined Cycle PP with 920 MW.

User Day berlangsung kondusif karena melibatkan interaksi langsung para pengguna dengan produsen pro-duk GT 13E2. Sebagai tambahan acara, digelar pula presentasi oleh sponsor

dari ABB Switzerland, Frenk Withoos & Daniel Looser selaku Vice President & General Manager ABB Switzerland, tentang produk mereka.

Kepada setiap Presenter dan Mode-rator PT. Indonesia Power memberi-kan Token Apretiation yang diserah-kan oleh Aries Mufti, Tonny Agus Mulyantono dan Eden Napitupulu.

Diantara agenda interaksi yang ber-langsung, sesi ini juga sepakat mene-tapkan Jerman sebagai tuan rumah dari Konferensi Pengguna GT 13E2 ke-9 tahun 2010 yang ditandai dengan penyerahan bendera Pataka kepa-da the next host yang diwakili oleh Marcus Geozinger (RWE Power Ak-tiengesellschaft) yang dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Eden Napitupulu bersama Wolfgang Muller sebagai tanda penutupan the 8th GT13E2 user conference 2008.

Penyelenggaraan yang terintegra-si dan pelayanan prima

Penyelenggaraan dan pelaksanaan acara Konferensi Pengguna GT 13E2 ke-8 di Bali mempunyai nilai tambah tersendiri yang belum pernah terjadi pada acara-acara konferensi pengguna produk GT 13E2 sebelumnya.

Di samping integrasi pelaksanaan dari segi tempat dan ruang acara, dari segi pelayanan penyelenggaraan, kon-ferensi kali ini terbilang sangat prima dan memudahkan para peserta yang datang. Hal ini terlihat dari awal ke-datangan hingga kepulangan peserta.

Di bandara Ngurah Rai, Bali, peserta disambut dengan berbagai bantuan pengurusan perlengkapan keimigrasi-an, pengambilan barang serta fasilitas pengantaran ke hotel. Suatu hal yang belum pernah diterapkan pada pe-nyelenggaraan konferensi terdahulu.

Alstom Dinner menjadi momentum penting yang menandai keunikan penyelenggaraan konferensi di Bali. Dinner kali ini disisipi oleh acara hibur-an yhibur-ang menggunakhibur-an konsep tradi-tional Indonesia dan barat. Untuk ma-suk ke dalam area dinner, peserta di-wajibkan untuk mengenakan asesoris kain bali dan udeng (topi Bali).

Selain menikmati santapan, peserta dihibur oleh alunan musik jazz, tarian Bhinneka Tunggal Ika, intermezzo quiz serta fun games.

Di hari kedua penyelenggaraan acara, peserta kembali mengikuti tour ke monument Garuda Wisnu Ken-cana (GWK) dan disambut dengan welcome dance dengan menampil-kan tarian okomenampil-kan – tarian tradisional untuk menyambut tamu yang dilan- jutkan dengan sesi tour berkeliling patung GWK. Usai tour peserta diarah-kan menuju ke Jendela Bali, selain me-nikmati makan malam para peserta di-hibur oleh tarian traditional Bali, musik gamelan dan keroncong. Peserta juga disuguhi tarian joget bumbung yang melibatkan peserta untuk berparti-sipasi. Acara makan malam di GWK ditutup oleh Direktur Sumber Daya Manusia, PT. Indonesia Power, Susanto Purnomo.

“Sangat mengesankan, saya berha-rap pelaksanaan konferensi yang akan datang akan sama baiknya dengan pelaksanaan konferensi di sini,” ujar salah seorang peserta dari Qatar.

“No good but fantastic”, pendapat dari salah seorang peserta conference.

Sayonara … Auf wiedersehen in Deutchland am nunter GT 13E2 Awan-der Konferenz….. Sampai jumpa pada konferensi kesembilan pengguna GT 13E2 di Jerman. ***

(Laporan Binsar Siregar dari Bali)

LAPORAN

KHUSUS

Fo

to

(15)

K

euletan, jelas menjadi salah satu kunci utama keberhasilan seseorang dalam menja-lani karirnya. Begitu juga yang dilakukan oleh Dedi Supriadi, Supervisor Anggaran PT Indonesia Power (IP). 24 tahun berkarir di dunia kelistrikan, mengajarkan kepada Dedi, bahwa pen-capaian karir ke posisi lebih baik hanya bisa ditempuh dengan keuletan.

Setahun setelah lulus dari Sekolah Menengah Tin-gkat Atas di Garut, tahun 1984 Dedi langsung memu-tuskan untuk masuk ke PT PLN (Persero). Pilihannya di-lakukan antara lain karena didasari oleh hobinya yang gemar mengutak-atik barang elektronik. Ketika itu Dedi langsung ditempatkan di UBP Kamojang di bagian Tata Usaha Keuangan sebagai staf pembukuan.

Memang, penempatan tersebut jauh dari hobinya mengutak-atik barang elektronik. Tapi sebagai sosok yang selalu tertarik pada hal-hal baru, Dedi melihat pe-nempatan sebagai staf pembukuan sebagai satu hal yang menyenangkan. Karena setelah menjalani penugasan pertamanya itu, dia menyadari, bahwa ternyata akun-tansi termasuk bidang yang dinamis untuk digeluti. “Ini bidang yang dinamis. Misalnya dari sisi perubahan tekno-logi, kami di akuntasi juga ikut mengalami. Jadi saya di bagian keuangan ini, mengalami dari mulai masih pakai mesin tik yang panjang sampai pakai komputer seperti sekarang,” kata pria kelahiran 11 Februari 1964 ini.

Ketertarikan Dedi terhadap akuntansi semakin kental ketika dia sadar, bahwa bidang akuntansi benar-benar membutuhkan keuletan. Satu hal yang kemudian makin mengentalkan sifat ulet Dedi dalam mengulik bidang

keuangan ke depan nanti. “Artinya di bidang akuntansi, kita belajar untuk tidak ceroboh, sangat komit dan konsis-ten dalam menjalankan pekerjaan,” katanya.

Selain terus bersikap ulet dalam menghadapi peker- jaan, untuk menambah kemampuannya dalam mena-ngani persoalan akuntansi dan keuangan Dedi juga rajin menambah pengetahuannya mengenai kedua bidang tersebut. Tak kurang dari semua jenjang kursus akuntansi, dia jalani. Bahkan suami dari Nurhayati ini, juga melanjut kan pendidikan S1 di jurusan Manajemen di Universitas Garut (lulus tahun 2006).

Tak heran jika kemudian, Dedi tak pernah menge-luh atau meminta “dipindahtugaskan” ke bidang lain. Dedi merasa kerasan dan terus tekun menjalani karir di dunia kelistrikan dengan spesifi kasi bidang akuntansi dan keuangan. Keuletan dan ketekunan Dedi pun berbuah manis. Terhitung sejak tahun 2007 lalu, Dedi diangkat se-bagai Supervisor Anggaran di Kantor Pusat IP (Jakarta).

Bahkan setahun setelah kepindahannya, Oktober 2008 lalu dalam perayaan Ultah IP yang ke-13 Dedi dinobatkan sebagai Supervisor terbaik tahun 2008 se-IP! Dedi jelas sangat mensyukuri semua itu. “Tentunya saya bersyukur. Padahal ketika itu saya berpikir, apakah benar saya yang mendapakan anugerah ini? Apakah saya pantas?” kata bapak dua anak ini.

Sebelum diangkat sebagai Supervisor Anggaran di kantor pusat, selama 24 tahun masa karirnya Dedi anta-ra lain pernah ditempatkan sebagai Pelaksana Tata Usaha Barang, kepala Urusan Tata Usaha Barang, Pelaksana Akun-tansi Umum, Supervisor Senior AkunAkun-tansi. Dedi menjala-ni semua tugas yang dipercayakan kepadanya dengan ikhlas. Karena selain penanganan semua pekerjaannya selalu didukung perusahaan, Dedi juga merasa, bahwa imbalan yang didapatnya sepadan dengan apa yang dikerjakannya.

Karena itu, Dedi selalu berusaha untuk terus bisa mem-berikan kontribusi terbaiknya pada IP. Apalagi bagi pria penggemar olahraga tenis meja ini, pekerjaan merupakan ibadah yang tak hanya harus diukur dari segi penghasilan materi saja. Tapi juga pencapaian kontribusi terbaik bagi perusahaan. Ke depan Dedi berharap, IP akan bisa menjadi perusahaan pembangkit yang besar sesuai misinya. ”Saya juga berharap IP memiliki kontribusi besar dalam mem-bantu PLN mewujudkan visi 75 – 100,” katanya.***

Dedi Supriadi

Supervisor Anggaran PT Indonesia Power:

KEULETAN MENGULIK DAN MENGEMBANGKAN

POTENSI DIRI

SIAPA

MENGAPA

Fo

to

(16)

REKAMAN

LENSA

General Manager PT. Indonesia Power UBP Saguling pada18 Desember 2008, memberikan bantuan modal usaha bagi kelompok usaha bata merah sebesar 10 juta rupiah.Bantuan ini bertujuan membantu usaha kecil dalam bidang permodalan kepada Kelompok saha Pengrajin bata merah yang merupakan warga di sekitar Kp. Talun Desa Ciptaharja Kec. Cipatat yang merupakan desa terdekat dengan kantor UBP Saguling.

Diilhami semangat Hari Ibu, Upacara Bendera tanggal 17 Desember 2008 di Lapangan Krida Indonesia Power terasa istimewa karena seluruh pelaksana upacara rutin tersebut diperankan oleh wanita. Inspektur Upacara oleh Ibu Dewi Sri Wahyunie (Direktur Keuangan), Komandan upacara Ibu Noesita Indriani (VPANG), Pembaca do’a Ibu Sripeni Inten Cahyani, serta Pengibar bendera, Pemandu lagu, dan Pemimpin pasukan seluruhnya wanita.

PT Indonesia Power dan Bank Mandiri melakukan penandatanganan perpanjangan fasilitas kredit noncash di Kantor Pusat PT Indonesia Power tanggal 17 Desember 2008.

PT IP menandatangani nota kesepahaman dengan Pusat Penelitian Teknologi Mineral (Puslit Tekmira) BPPT tentang pengembangan teknologi upgraded brown coal tanggal 18 Desember 2008. Dengan kerja sama ini kedua pihak akan mengembangkan teknologi yang bisa meningkatkan batubara lignite menjadi subituminous yang kemudian akan digunakan di PLTU Suralaya.

PT Indonesia Power mengadakan perpanjangan kontrak kerjasama dengan Korea Midland Power. Co., Ltd. (Komipo) pada tanggal 4 Desember 2008. Kerja sama tersebut di bidang pengembangan bisnis kelistrikan dan pertukaran informasi di bidang manajemen dan teknis. Kerja sama dengan KOMIPO tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2003.

Fo

to-f

ot

o:

(17)

REKAMAN

LENSA

Gerakan Menanam

Pohon Nasional

Gerakan Menanam Pohon Nasional yang dicanangkan oleh Presiden RI direspons positif oleh PT Indonesia Power dengan melakukan aksi penanaman berbagai jenis pohon di beberapa lokasi di wilayah kerja PT Indonesia Power. Di UBP Bali, dilakukan penanaman 1.000 pohon mangrove di Serangan tanggal 1 Desember 2008 bekerjasama dengan Universitas Udayana.

UBP Priok melaksanakan penanaman pohon pada tanggal 5 Desember 2008 sebanyak 150 pohon.

Tidak ketinggalan, Persatuan Ibu PT Indonesia Power yang dipimpin Ibu Tonny Agus Mulyantono juga melakukan penanaman di UBP Saguling tanggal 1 Desember 2008. UBP Saguling juga menanam 10.000 pohon setelah sebelumnya juga telah menanam 44.850 pohon.

Sementara UBP Suralaya juga melakukan penanaman pada tanggal 28 November 2008 sebanyak 500 pohon berupa pohon produktif. Lokasi penanaman tersebut diberi nama TAMAN BUAH PLTU SURALAYA.

Di Pasuruan, UBP Perak Grati bersama Persatuan Ibu menanam 450 pohon di dalam area dan di sepanjang jalan masuk menuju UBP Perak Grati.

UBP Priok

UBP Suralaya UBP Priok

UBP Saguling

(18)

B

agi Gunadi, Manager SDM & Humas UBHAR, PT Indonesia Power, semua keberhasilan karir dan hidup dimulai dari tekad kuat untuk menjadi lebih baik. Di- besarkan dalam keluarga sederha-na dengan didikan keras dari sang ayah, pria kelahiran Semarang, 4 Maret 1960 ini, diajari untuk tidak berleha-leha sebelum bisa mencapai kesuksesan dalam hidup.

Motto hidup yang diajarkan ayahnya itu, memang mengen-tal benar dalam diri Gunadi. Tak heran jika terhitung sejak pertama kali menjejakkan kakinya di PT PLN (Persero) pada tahun 1983 hingga 25 tahun kemudian, Bapak empat anak ini tak lelah berusaha untuk maksimal dalam mengabdikan diri- nya untuk pekerjaan. “Saya memang tipe pekerja keras. Selalu berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja sesuai target,” katanya.

Dunia kelistrikan sebenarnya bukan pilihan pertama bagi Gunadi dalam menjajagi kemungkin- an karir masa depannya. Sebelum mencemplungkan diri ke PLN, sebenar- nya Gunadi setelah lulus STM jurusan mesin telah berpindah-pindah bekerja di perusahaan swasta yang terakhir bekerja di sebuah peru-sahaan swasta yang bergerak di bidang pengeboran air. Tapi ternyata dia merasa, bahwa untuk menen-tukan masa depan pada saat itu cenderung memilih suatu perusa-haan milik negara seperti PLN .

Setelah diterima di PLN, Gunadi kemudian menemukan, bahwa ternyata berkarir di PLN memang

jauh lebih baik dari pilihan karir se-belumnya. Sebab di PLN dia melihat masa depan yang lebih jelas dan cerah. Pria yang punya hobi meng- utak-atik otomatif ini, kemudian melihat dunia kelistrikan menawar-kan daya tarik tersendiri untuk me-niti karir masa depannya. Keputusan yang tak pernah disesalinya hingga 25 tahun kemudian.

Terbukti , bersamaan dengan pe-rayaan HUT IP ke-13 Oktober lalu Gunadi dianugerahi gelar sebagai Eksekutif Pilihan tingkat Korporat. Tentu Gunadi merasa bersyukur sekali atas predikat yang dipercaya-kan kepadanya itu. Meski begitu, dia melihat, justru anugerah itu menjadi amanat berat bagi dirinya untuk terus berupaya bisa memberikan kontribusi terbaiknya buat IP ke depan nanti.

Gunadi pertama kali masuk di PLN tahun 1983 ditempatkan di Proyek Induk Pembangkit Thermal Jawa Tengah di PLTU Unit 3 Semarang. Sejak itu hingga tahun 1988, praktis Gunadi selalu mendapat penugasan untuk menangani bidang tehnik di beberapa proyek pembangkit ther-mal dan hydro. Dalam perkemban-gan waktu untuk dapat eksis di PLN, Gunadi pada tahun 1989 pindah tugas dari PLN Proyek ke PLN Sektor Mrica sampai dengan tahun 1998.

Ketika PLN mengadakan job posting pada sekitar tahun 1997, Gunadi mencoba melamar. Hingga akhirnya tahun 1998 tepatnya pada bulan Mei, dia pun diterima dan di-pindahtugaskan ke PLN PJB I (nama lama IP—red).

Di tempat barunya, Gunadi

di-tempatkan di divisi SDM. Sejak itu-lah, pria kelahiran Semarang ini mu-lai menekuni bidang kepegawaian. Berawal dari hanya sebagai Staf Peraturan Ketenagakerjaan, hingga kemudian dipercaya sebagai Asisten Manajer Hubungan Industrial pada tahun 2003 dan selanjutnya menjadi Manajer SDM dan Humas di UBHAR IP sejak tahun 2006 lalu. Pencapai-an karir yPencapai-ang jelas sepadPencapai-an dengPencapai-an semua upaya dan kerja keras Gunadi untuk terus mengembangkan diri menambah pengetahuan dan kom-petensinya di bidang SDM.

Memang selain bekerja keras un-tuk bisa memberikan kontribusi ter-baiknya pada perusahaan, Gunadi juga senantiasa terus meningkatkan kompetensinya di bidang SDM. Ini terbukti dengan upayanya untuk terus menambah pengetahuan le-wat kursus-kursus, hingga menem-puh pendidikan jenjang Sarjana di Bidang Administrasi Negara (lulus tahun 1994). Tak heran jika, Gunadi dari waktu ke waktu semakin paham dan mendalami persoalan SDM.

Untuk itu, Gunadi berharap, di-rinya akan tetap bisa berupaya un-tuk perusahaan di masa yang akan datang. “Baik melalui pekerjaan saya maupun pemikiran saya yang dapat bermanfaat untuk kemajuan pe-rusahaan.,” katanya. Ke depan, dia pun optimistis, bahwa IP tetap bisa memenuhi hajat hidup orang ba-nyak—terutama dalam penyediaan listrik tentunya. “Saya berharap IP akan tetap tumbuh dan berkembang dengan baik. Bisa mempertahankan dan atau meningkatkan kesejahtera-an pegawainya,” katkesejahtera-anya. ***

Gunadi

Manager SDM & Humas UBHAR:

PROFIL

SEMUA BERMULA

DARI TEKAD KUAT

Fo

to

(19)

LINTAS

UU No 40 tahun 2007 mengharuskan seluruh badan usaha menyesuai-kan Anggaran Dasar(AD)-nya sesuai UU tersebut. Karena itu, sejak tang-gal 12 Agustus 2008, PT Indonesia Power telah memiliki AD yang baru yang telah sesuai de-ngan jiwa UU No 40/2007 yang disosialisasikan oleh Departemen Hukum

kepada seluruh manajemen pada 1 Desember 2008 di Kantor Pusat. Dalam sambutan pembukaan Direktur Utama, Tonny Agus Mul-yantono menegaskan bahwa seluruh anggota manajemen memahami dengan baik Anggaran Dasar perusahaan yang baru tersebut karena

menjadi dasar dalam segala pengambilan keputusan. “Kehati-hatian atas peraturan jangan sampai mem-buat kita tidak berani bergerak dan mengam-bil keputusan. Karena itu, seluruh manajer ha-rus memahami dengan baik aturan-aturan yang berlaku,” tuturnya.

Dirut IP juga meminta agar Departemen Hukum secara aktif selalu memberi guidance dan peringatan atas segala aturan yang berlaku untuk menihilkan pelanggaran. Ke depan, Tonny meminta agar seluruh General Manager melakukan sosialisasi lanjutan ke seluruh pegawai.

Sosialisasi Anggaran Dasar

Bersamaan dengan diresmikannya Supervi-sory Control And Data Acquisition (SCADA) pada tanggal 12 Desember 2008 di DCC Bali (dulu ber-nama Area Pengatur Distribusi PT PLN Distribusi Bali), telah ditandatangani Nota Kesepahaman (MOU) antara PT PLN Distribusi Bali dengan PT Indonesia Power tentang “Pemanfaatan Aset Tanah dan Bangunan Milik PT PLN (Persero) di Pesanggaran dan Pemaron oleh PT Indonesia Power”.

Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Ir.Sudirman, MM. General Manager PT PLN (Persero) Bali dan Ir.Tonny Agus Mul-yantono Direktur Utama PT Indonesia Power disaksikan oleh Ir.Fahmi Mochtar,MM. Direktur Utama PT PLN (Persero).

Aset Tanah dan Bangunan yang akan dimanfaatkan oleh PT

Indo-nesia Power itu terletak di Pesanggaran (± 5.100m2) Desa Pedungan-Denpasar dan di Pemaron (± 2.158m2) Desa Pemaron– Singaraja. Kedua lokasi tersebut sangat strategis bagi pengembangan sarana dan prasa-rana pembangkit listrik di PLTG Pesanggaran dan pembangunan fasili-tas pendukung di PLTGU Pemaron.

MoU

MoU

Pemanfaatan

Pemanfaatan

Aset Pemaron

Aset Pemaron

& Pesanggaran

& Pesanggaran

Fo

to

: Istimewa

Fo

to

(20)

Sepuluh tim Pemadam Kebakaran dari Kantor Pusat dan seluruh Unit Bisnis di PT Indonesia Power berlomba men-jadi yang terbaik dalam Lomba Pema-dam Kebakaran PT Indonesia Power 2008. Lomba yang berlangsung hari Rabu, 10 Desember 2008 di Lapang- an Krida Kantor Pusat tersebut dibuka oleh Direktur Utama, Tonny Agus Mulyantono. Menurut Tonny, lomba pemadam kebakaran sangat dibutuh-kan perusahaan untuk meningkatdibutuh-kan kesiagaan petugas menghadapi ke-adaan darurat. “Kerugian yang dider-ita jika kdider-ita tidak siap saat mengalami keadaan darurat jauh lebih besar dari biaya yang digunakan untuk menye-lenggarakan program ini,” ujarnya. UBP Priok berhasil menjadi juara I, disusul UBP Semarang sebagai Juara II , dan UBP Suralaya sebagai Juara III.

Priok Juarai Lomba Pemadam Kebakaran

“Kalau mau hidup keluar dari Garut, bila minat meninggal dunia hiduplah di Garut” be-gitu ungkapan ironis yang disampaikan ASDA II Kabupaten Garut mewakili Bupati Kepala

DaerahTingkat II Garut dalam sambutan pem-bukaan Acara peringatan Hari Guru dan HUT KORPRI di Lapangan Kecamatan Bungbulang tanggal 27 November 2008. Hal tersebut

di-dasarkan atas fakta bahwa secara statistik tingkat harapan hidup di Kabupaten Garut menunjuk-kan angka terendah. Karena itu PT Indonesia Power memberikan bantuan melalui program Com-munity Development tahun 2008.

Bantuan yang diberikan beru-pa Satu Unit Motor PUSKESMAS keliling, Pendampingan Kelompok Usaha Bersama masyarakat untuk mengoptimalkan program Raksa Desa bekerja sama dengan Daarut Tauhid., Khitanan massal sebanyak 25 anak, Ban-tuan peralatan belajar bagi anak-anak sekolah, dan menggelar aksi donor darah bekerjasama dengan PMI Kabupaten Garut.

Ikut terlibat pula beberapa instansi lain seperti PLN APJ Garut yang mensosial-isasikan program Hemat Energi, Pertamina dan sosialisasi peralihan pemakaian ba-han bakar dari minyak tanah ke tabung gas.

UBP Kamojang Serahkan Bantuan ke Bungbulang

Fo

to

: Istimewa

Fo

to

(21)

Int

ernet

Sekitar 200 peserta yang terdiri dari Tenaga Medis, penggerak PKK dan Karang Taruna dari 16 Kecamatan dan 60 Desa yang berada di Wilayah Kabupaten Bandung berkumpul selama tiga hari (20 - 22 November 2008) di Villa Teratai Lembang. Mereka sengaja diundang oleh PT Indonesia Power UBP Kamojang dalam kegiatan yang dina-makan Jumpa Bakti Desa Siaga (Jambadega) 2008 bekerja sama de-ngan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung sebagai salah satu aktivitas Program Pemberdayaan Masyarakat dalam upaya terbentuknya Desa Siaga di Kabupaten Bandung untuk mencapai Visi Indonesia sehat 2010. Acara dibuka oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bandung,

H Obar Sobarna pada tanggal 21 November 2008 dan dihadiri oleh anggota DPRD Kabupaten Bandung dan Unsur Muspida. Program Pela-tihan ini dibantu oleh narasumber dari FKMUI (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia), Tim Pelatihan Desa Siaga Dinas Kesehatan Kab.Bandung dan Outbond oleh Kamojang Adventures. Program Pemberdayaan Masyarakat ini merupakan pelaksanaan pengembangan desa siaga yang dilaksanakan melalui pengorga-nisasian masyarakat di desanya masing-masing melalui langkah: 1. Pengembangan Tim Petugas Kesehatan yang siap bekerja dlm satu

tim dengan mitra peduli dan masyarakat

2. Pengembangan Tim di Masyarakat mempersiapkan petugas, tokoh masyarakat dan masyarakat dalam satu tim utk mengembangkan desa siaga

3. Survey mawas diri agar pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri di desanya

4. Musyawarah Masyarakat Desa agar masyarakat mampu menyele-saikan masalah kesehatan sesuai dengan potensi yang dimiliki desa 5. Pelaksanaan Kegiatan Desa Siaga

6. Pembinaan dan Peningkatan Desa Siaga

Jumpa Bakti Desa Siaga 2008

UBP Priok mengadakan Turnamen Bola Basket antar SMP se-Jakarta Utara yang dilaksanakan di SMPN 116 memperebutkan piala bergilir UBP Priok pada 15 hingga 22 Desember 2008.

Di bagian putra, tampil sebagai Juara I Putra dari SMPN 55 Warakas, Jakarta Utara mendapat-kan piala bergilir, piala tetap dan bola basket sebanyak 3 buah. Juara II diraih SMP Della Strada Pademangan, Jakarta Utara. Sedangkan Juara III diraih SMPN 116 Sunter, Jakarta Utara.

Di bagian Putri, Juara 1 diraih SMPN 116 Sunter, Jakarta Utara yang mendapatkan piala bergilir, pi-ala tetap dan bola basket sebanyak 3 buah. Juara II adalah SMPN 55 Warakas, Jakarta Utara, dan Juara III adalah SMPN 221 Sunter, Jakarta Utara.

Adapun tujuan turnamen ini adalah untuk memberikan motivasi kepada para remaja, khu-susnya anak-anak SMP, agar dapat menggunakan waktu mereka mengejar prestasi. Prestasi mereka akan tercatat di DIKNAS Jakarta Utara sebagai anak berprestasi, dan mendapat pembinaan yang berkelanjutan oleh UBP Priok dengan dilatih di Gelanggang Remaja Sunter Jakarta Utara.

Tournamen bola basket Antar SMP

Tournamen bola basket Antar SMP

Fo

to

: Istimewa

Fo

to

(22)

D

i era globalisasi yang identik dengan per-kembangan teknologi yang bergerak begitu cepat ini, persoalan Hak Cipta menjadi hal utama yang mesti segera diseriusi. Hal ini me-nurut Bambang Purwo Handoko, Vice President Hukum PT Indonesia Power (IP), juga disadari benar oleh pihak Direksi IP. “Dengan kondisi bis-nis dunia yang mengglobal dan tek-nologi yang semakin maju dengan cepat menurut saya memang diper-lukan proteksi baku dari sisi hak pa-ten karya-karya inovasi di IP. Jangan sampai kemudian karya seseorang dengan mudah disalahgunakan oknum tertentu. Sehingga mem-buat orang apatis atau patah sema-ngat dalam berinovasi. Karena yang

mendapatkan untung atau manfaat justru oknum tadi, yang sebenarnya tidak berhak ” katanya.

Tak heran jika kemudian di Rapat Koordinasi IP medio Oktober lalu, bahkan Direktur Utama IP, Tonny Agus Mulyantono, meminta lang-sung agar persoalan pematenan hak cipta karya-karya inovasi bisa dija-lankan di IP. Karena itu, Bambang terlihat begitu antusias mendukung pesan dari Tonny tersebut. “Rencana tersebut menurut saya sangat bagus sekali dan perlu didukung semua pihak,” katanya. Sebab pematenan karya inovasi, katanya, merupakan bentuk penghargaan kepada para inventor di IP. Selain pematenan atau penanganan hak cipta juga membe-rikan perlindungan atau proteksi terhadap semua karya inovasi para

inventor di lingkungan IP. Sehingga karya inovasi mereka bisa terhin-dar terhin-dari kemungkinan penyalahgu-naan oleh oknum tertentu untuk kepentingan pribadi dengan merugikan orang lain

Di luar itu, pematenan karya-karya inovasi di IP nantinya juga akan memudahkan dalam pendo-kumentasiannya. Sehingga nantinya karya-karya tersebut diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran bagi pega-wai IP lainnya—terutama bagi para pegawai junior. Tak heran jika kemu-dian pasca pesan Dirut IP mengenai pentingnya pematenan karya ino-vasi di lingkungan IP, kata Bambang, pihaknya segera mulai menjajaki kemungkinan penyusunan konsep dan mekanisme untuk bisa mereali-sasikan hal tersebut.

Sudah Diniatkan Sejak Lama

Sebenarnya rencana mema-tenkan karya-karya inovasi di ling-kungan IP, kata Bambang, sudah dibicarakan sejak beberapa waktu lalu, tapi selama ini, hal itu baru dilakukan sebatas wacana pada even-even tertentu—seperti misal-nya saat lomba karya inovasi dalam rangka Hari Listrik Nasional atau Ultah IP. Kalaupun pematenan hak cipta karya inovasi dilakukan, si-fatnya baru sporadis saja oleh unit bersangkutan. Belum dikoordinir dalam lembaga khusus yang didu-kung kebijakan khusus dari korpo-rat. Tak heran jika saat ini, menurut Bambang, baru sekitar empat karya inovasi di lingkungan IP saja yang sudah dipatenkan. Padahal berda-sarkan data dari Divisi Engineering IP terhitung sejak 2004 lalu hingga

PROTEKSI LEGAL BAGI

INVENTOR DAN KARYA INOVASI

Sosialisasi Hak Cipta Karya Inovasi:

MANAJEMEN

Fo

to

: T

(23)

saat ini, sudah ada sekitar 504 Karya Inovasi di lingkungan IP.

Karena itu, kata Bambang, harusnya pematenan juga dilakukan secara sistematis dan permanen. Se-jak “ditugaskan” oleh Dirut IP un-tuk menggodok konsep pematen- an secara korporat tersebut, kata Bambang, sejauh ini pihaknya sudah melakukan beberapa langkah per-siapan. Di antaranya adalah upaya untuk penentuan landasan hukum pematenan dan pendokumentasian seluruh karya inovasi di sembilan UBP IP. Kemudian, mengiventarisir kriteria karya inovasi yang menjadi skala prioritas untuk bisa dan harus dipatenkan. Sejauh ini, yang sudah bisa dipastikan dalam konsep pema-tenan karya-karya inovasi di ling-kungan IP adalah dari segi penentu-an lpenentu-andaspenentu-an hukumnya. Antara lain, kata Bambang, IP akan berpegang pada Undang-Undang No 14 tahun 2001 tentang Paten.

Selama ini setiap karya inovasi di lingkungan IP memang dihasil-kan atas perintah pemberi kerja (IP). Pelaksanaannya juga dilakukan di lingkungan IP, bahkan kerap kali dibiayai oleh IP. “Sesuai dengan ke-tentuan Pasal 12 UU No 14 tahun 2001, jadi nanti pematenannya atas nama IP,” katanya. Meski begitu, tambahnya, IP juga pastinya nanti akan mempertimbangkan mengenai insentif untuk para inventor sebagai bagian dari bentuk timbal balik dari pematenan tersebut. “Sementara ini yang kami usulkan kepada per-seroan adalah adanya sistem yang memberikan reward (penghargaan) kepada siapapun yang memberikan jasanya kepada perusahaan. Bisa dalam bentuk uang atau misalnya juga kenaikan pangkat istimewa,” apabila jasa yang diberikan kepada perusahaan sangat istimewa atau signifi kan katanya.

Terlepas dari konsep awal menge-nai landasan hukum tersebut, secara detil pihak Departemen Hukum IP juga tengah menyiapkan jadwal

tenggat kerja proses penggodokan mekanisme pematenan tersebut. “Jadi harapan saya, di pertengahan Desember 2008, kami sudah bisa mengumpulkan atau menginventa-risir karya-karya inovasi. Kemudian minggu kedua Januari 2009 , sudah ada hasil seleksinya. Setelah itu, baru kami koordinasikan dengan direktorat atau unit terkait karena menyangkut biaya,” kata Bambang. Semua langkah ini diambil, tak lain dalam rangka menyiapkan pem-bentukan prosedur struktural yang nantinya akan memudahkan da-lam mekanisme pelaksanaan sistem pematenan di IP.

Hal itu harus dilakukan, kata Bambang, agar nantinya para in-ventor di IP tidak ragu-ragu untuk mematenkan karyanya. Untuk itu selain melakukan koordinasi dengan Unit terkait dan pihak manajemen, menurut Bambang, pihak mana-jemen IP nantinya juga harus me-mastikan persoalan pematenan di IP akan dtangani atau menjadi job description divisi mana. “Bisa saja misalnya nanti, yang menangani VP Engineering. Sementara kami mem-back up dari sisi hukumnya. Lalu Senior Manager Humas mem-back up dari sisi dokumentasi dan publikasinya. Sedangkan direksi me-netapkan sistemnya dalam bentuk keputusan,” katanya. Dengan itu semua, Bambang berharap, ke depan IP akan mempunyai lemba-ga atau perseoranlemba-gan yang fokus dalam menangani persoalan pema-tenan karya inovasi .

2009 Konsep Sudah Jadi

Ini tentu hal yang sangat positif jika benar bisa teralisasikan. Karena selama ini pematenan yang dilaku-kan di IP bisa dikatadilaku-kan masih dila-kukan secara sporadis atas inisiatif unit masing-masing. “Karena kalau sekarang kan Unit-Unit yang datang ke kami meminta agar karya inovasi di Unit mereka dipatenkan. Atau GM mereka mengurus langsung

pe-matenan karya inovasi ditempatnya ke Ditjen HAKI. Tapi kalau sudah ada lembaga pematenan tersebut, nanti-nya lembaga tersebut yang justru akan proaktif untuk mencari karya inovasi mana saja yang harus atau sebaiknya dipatenkan,” katanya. Untuk itu, Bambang, menargetkan setidaknya Maret atau April 2009 lembaga atau perorangan tersebut sudah dapat melaksanakan tugas-nya

Untuk bisa mengejar target ter-sebut, kata Bambang, setidaknya ada tiga faktor utama yang juga ha-rus diperhitungkan. Pertama, faktor kesungguhan semua jajaran di IP un-tuk merealisasikan rencana pemate-nan tersebut. Kedua, bagaimana mengkomunikasikan niat tersebut dengan pembuat kebijakan (pihak manajemen—red). Ketiga, faktor pematangan konsep dan mekanis-me lembaga pematenan tersebut nantinya. “Baru kemudian realisasi dari konsep itu untuk disosialisasi-kan,” katanya. Untuk itu, kepedu-lian seluruh jajaran di IP mengenai persoalan pentingnya pematenan karya-karya inovasi tersebut harus lebih ditingkatkan.

(24)

D

ewasa ini pemanas- an global atau global warming merupak-an suatu fenomena yang mulai dirasakan dampaknya terhadap perubahan iklim. Penyumbang terbesar dari pe-manasan global adalah aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca yang secara perla-han telah menyebabkan pemanasan global serta perubahan iklim.

Salah satu gas rumah kaca yang kita ketahui adalah CO2. Sebagai contoh adalah dari kendaraan ber-motor, di mana setiap kendaraan

dengan konsumsi BBM 1:13 km jika setiap tahun menempuh jarak 15.000 km akan menghasilkan CO2 sebesar 3 ton/tahun. Bayangkan jika kendaraan bermotor di DKI Jakarta mencapai 3 juta, setidaknya 9 juta ton CO2 akan diemisikan ke udara setiap tahunnya.

Belum lagi emisi gas-gas rumah kaca utama lainnya seperti CH4 (metana) yang 20 kali lebih besar dari CO2, N2O (dinitroksida) yang 300 kali lebih besar dari CO2. Ketiga gas rumah kaca utama ini keban-yakan berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar

fosil, kegiatan industri serta pem-bukaan hutan atau konversi lahan yang mengurangi jumlah kemam-puan penyerapan gas CO2.

Beberapa data kerusakan eko-sistem di Indonesia (tahun 2004) anta-ra lain hutan alami yang rusak 72 %, laju kerusakan hutan 4.000 Ha/hari, bakau yang rusak 70 %, terumbu karang yang rusak 95 %, laju kehilang-an dkehilang-anau 60 %, dkehilang-an lain-lain.

Perubahan iklim itu sendiri, saat ini sudah mulai kita rasakan dampak-nya, diantaranya adalah peningkatan intensitas hujan, periode hujan yang lebih pendek, tidak meratanya

hu-Bumi Makin

Panas

Global Warming:

LINGKUNGAN

oleh: Cipti Listiyanti

Ilustr

asi:

M

a

rio R

(25)

jan, bencana kekeringan dan krisis air bersih, bencana banjir dan tanah longsor, peningkatan suhu udara, peningkatan temperatur dan permu-kaan air laut, mencairnya es abadi dan hilang- nya gleiser di daerah kutub, tenggelamnya daerah pesisir serta pe- ningkatan intensitas maupun frekuen- si bencana badai dan angin topan.

Hal lain yang cukup mengan-cam adalah meluasnya penyebaran penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah dan diare serta akan hilangnya jutaan spesies fl ora dan fauna yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim.

Berdasarkan kajian dari IPCC (Intergovernmental Panel on Cli-mate Change), pada tahun 2070 di-perkirakan suhu permukaan bumi akan meningkat antara 1,5–6 derajat Celcius dibanding saat ini. Sedangkan untuk tahun yang sama, diperkirakan tinggi permukaan air laut meningkat 60 cm dan sekitar dua ribu pulau akan tenggelam.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan akan kehilangan 1.000 km jalan serta 5 pelabuhan lautnya.

Sungguh suatu perubahan feno- mena alam yang secara global harus kita kurangi laju perubahannya, jika kita tidak ingin menyaksikan ke-hancuran bumi secara lebih cepat.

Mitigasi

Usaha-usaha untuk mengurangi efek gas rumah kaca sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global merupakan langkah antisipatif yang lebih efektif, jika dibandingkan apabila harus dikeluarkan biaya yang cukup besar untuk upaya adaptasi jika kondisi sudah memburuk di mana-mana.

Dengan demikian perlu diberikan wacana untuk segera melakukan pe-rubahan perilaku masyarakat dalam upaya mengurangi laju pemanasan global.

Sebenarnya sudah banyak slogan-slogan ajakan untuk meng- ubah perilaku. Tetapi sepertinya

pe-nyampaiannya kurang efektif atau mungkin kepeduliannya sudah tidak ada.

Mulailah pada diri kita sendiri un-tuk merubah perilaku kita sehari-hari.

Sebagai contoh :

• Hematlah pemakaian air bersih karena beberapa puluh tahun lagi Anda mungkin akan kesulitan men-cari air bersih.

• Matikanlah lampu jika tidak di-gunakan atau jika penerangan sinar matahari masih mencukupi.

• Gunakanlah lampu hemat energi • Matikanlah alat elektronik jika tidak

digunakan termasuk tidak mempo-sisikannya dengan stand by.

• Hematlah pemakaian kertas. Akan lebih baik jika digunakan dua sisi atau bolak-balik.

• Tanamlah pohon sebanyak yang Anda bisa lakukan. Dan siapkanlah pohon penggantinya sebelum Anda menebangnya.

• Untuk jarak dekat, usahakan un-tuk tidak menggunakan kendaraan bermotor tetapi dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda. • Membeli produk-produk lokal

untuk mengurangi transportasi barang-barang impor.

• Disainlah bangunan dengan sirku-lasi udara dan pencahayaan yang alami, sehingga meminimalkan penggunaan AC dan penerangan listrik.

Masih banyak sekali perilaku-peilaku kita lainnya untuk ikut meng- urangi laju pemanasan global. Jika di- lihat dari sumbangan kita sendiri memang akan terlihat kecil sekali, tetapi coba bayangkan jika ada 10 % saja penduduk Indonesia sudah meng- ubah perilaku untuk mengurangi laju pemanasan global, maka berapa juta ton emisi CO2 yang dapat ditekan.

Adaptasi

Perubahan iklim tidak lagi dapat kita hindari bahkan bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Keun-tungan akan diperoleh apabila ke-mampuan adaptasi terhadap

perubah-an iklim sudah dibperubah-angun dari sekarang.

Meski langkah antisipatif melalui mitigasi terhadap pemanasan global jauh lebih baik, tetapi perlu dilakukan adaptasi terhadap perubahan iklim mulai saat ini melalui upaya penye-suaian berbagai kegiatan terhadap perubahan iklim.

Adaptasi bertujuan untuk memi-nimalkan dampak yang telah terjadi, mengantisipasi risiko, sekaligus meng- urangi biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan lklim.

Adaptasi dalam skala kecil dapat berupa :

• Pemahaman pada kondisi cuaca pergerakan angin sebelum mulai beraktifi tas. Misalnya dalam ber- kendaraan dan bepergian.

• Bagi yang bertempat tinggal di pinggir pantai agar mewaspadai pasang air laut ataupun hantaman ombak.

• Tidak menggali tanah yang miring di lereng bukit atau gunung untuk mencegah longsor.

• Membuat lubang-lubang biopori serta sumur resapan.

• Melakukan reuse dan recycling. Banyak sekali strategi mitigasi dan adaptasi dalam skala yang lebih besar yang dapat dilakukan. Misalnya men-cari energi alternatif pengganti ener-gi fosil, penyesuaian pola tanam yang mengikuti musim, melakukan inovasi teknologi yang lebih hemat energi dan lain-lain.

Oleh sebab itu, mulailah untuk mengubah perilaku, sekecil apapun upaya yang dapat Anda lakukan. Jika Anda dapat melakukan lebih banyak, berbuatlah yang lebih besar.

Jadilah pencinta lingkungan kare-na hasilnya akan kembali kepada kita semua termasuk anak cucu kita kelak.

“Save Our Earth” and “Save Our Soul”. *** (Diambil dari beberapa sumber)

Gambar

Tabel Sejarah Inspeksi Oil seal Generator

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 3 : Hasil rumusan dari anggota Tim Perumus Program Pelaksanaan Kegiatan 2001– 2002 Sangha Theravãda Indonesia, dan Rancangan Anggaran Kebutuhan Biaya Tahun 2001–2002,

keobyektifan berita-berita ekonomi pada Halaman Ekonomi dan Keungan di Harian Umum Pikiran Rakyat hikmah di Harian Umum Republika serta untuk mengetahui keecendrungan

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Bagaimana kelayakan game edukasi sebagai sumber belajar IPS dengan aplikasi Role Playing Game (RPG) Maker XP untuk mata pelajaran IPS SMP kelas VII subtema

Misalnya pada Library of Congress di Amerika yang telah mengimplementasikan sistem tampilan dokumen elektronik (electronic document imaging systems) untuk kepentingan

Kenaikan ekspor selama semester I 2010 ini didorong oleh naiknya ekspor non migas sebesar 38,4% dengan nilai mencapai USS$ 59,4 miliar yang telah memberikan kontribusi terhadap

(4) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hanya dapat diikuti oleh penyedia Barang/Jasa produksi dalam negeri sepanjang penyedia

Selain alam, Kabupaten Buleleng juga memiliki banyak potensi budaya berupa pura-pura bersejarah yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang tersebar di desa-desa seperti