ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TESIS
Oleh
ROMAITO HARAHAP 117032034/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ROMAITO HARAHAP 117032034/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
Nama Mahasiswa : Romaito Harahap Nomor Induk Mahasiswa : 117032034
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, M.P.H) (dr. Heldy B.Z, M.P.H
Ketua Anggota
)
Dekan
Telah diuji
Pada Tanggal : 12 Februari 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.dr. Sori Muda Sarumpaet, M.P.H Anggota : dr. Heldy B.Z, M.P.H
: Dr. Juanita, S.E, M.Kes
PERNYATAAN
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Februari 2014 Penulis
ABSTRAK
Penyakit filariasis sampai saat ini masih merupakan masalah bagi kesehatan masyarakat. Menurut data yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, saat ini di Indonesia ada 302 kabupaten/kota yang endemis filariasis. Untuk mencapai target eliminasi filariasis di Indonesia tahun 2020, Pemerintah telah menetapkan kebijakan Program Eliminasi Filariasis sebagai salah satu prioritas nasional pemberantasan penyakit menular melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 7 tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat implementasi pelaksanaan pemberian obat massal pencegahan filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013. Penelitian adalah kualitatif. Analisa data dilakukan dengan konsep
Spradley, peningkatan validitas data dilakukan dengan triangulasi pada sumber dan metode pengumpulan data yang berbeda.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa implementasi pelaksanaan pengobatan massal pencegahan filariasis kurang berjalan dengan baik, ditemukan beberapa kendala yaitu kurangnya sosialisasi kepada petugas kesehatan dan kepada masyarakat, kerjasama lintas sektor belum terbina, biaya operasional pelaksanaan pengobatan massal sangat terbatas, kualitas sumber daya manusia yang belum memadai, fasilitas pendukung pelaksanaan pengobatan massal kurang lengkap, struktur organisasi yang belum terbentuk dan petunjuk pelaksanaan tugas yang tidak jelas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan diharapkan meningkatkan sosialisasi kepada petugas kesehatan dan masyarakat, membina kerjasama lintas sektor, meningkatkan advokasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan anggaran bagi program eliminasi filariasis, meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia, melengkapi fasilitas pendukung pelaksanaan pengobatan massal, membentuk struktur organisasi dan membuat petunjuk pelaksanaan tugas yang jelas.
ABSTRACT
Up to now, filariasis is still a problem to public health. According to data sourced from the Directorate General of Disease Control and Environmental Sanitation, Ministry of Health Republic of Indonesia, currently, there are 302 districts/cities in Indonesia experiencing the endemic filariasis. To meet the target of filariasis elimination in Indonesia in 2020, the Indonesian government has set up a policy for Filariasis Elimination Program as one of the national priorities of eradication of infectitious diseases through Presidential Regulation No. 7/2005.
The objective of the research was to know the implementation of mass drug administration (MDA) for filariasis prevention in Labuhanbatu Selatan District in 2013. The research was a qualitative research. The data were analyzed by using Spradley concept, data validity improvement were done through triangulation in different data source and different data collection methods.
The result of this research showed that the implementation of MDA for filariasis prevention was not well performed. The constraints found were that this activity was less socialized to the health workers and the community members, inter-sectoral cooperation was not yet developed, the operational cost for the implementation of MDA was very limited, the quality of human resources was inadequate, the facility supporting the implementation of MDA was less complete, the structure of organization was not established, and the instructions of task implementation were not clear.
The Labuhanbatu Selatan District Health Departement is expected to more socialize this program to the health workers and the community members, to establish an inter-sectoral cooperation, to advocate the district government to increase the budget for the filariasis elimination program, to improve the competency of human resourses, to complete the facilities supporting the implementation of MDA, to form a structure of organization, and to make a clear instructions of task implementation.
Keywords: Filariasis Elimination, Mass Drug Administration, Implementation, Labuhanbatu Selatan District
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil A’lamin, segala puji hanya milik Allah SWT, atas
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis
Implementasi Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan”.
Tesis ini adalah salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Penyusunan tesis ini dapat diselesaikan dengan bantuan, dorongan, bimbingan
dan kerjasama dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(k) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si., sebagai Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.
4. Ketua Tim Pembimbing Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, M.P.H dan Anggota
memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatian mulai proses proposal
hingga penulisan tesis ini selesai.
5. Tim penguji Dr. Juanita, S.E, M.Kes dan Teguh Supriadi, S.K.M.,M.P.H yang
telah memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
6. Ibu Hasnan Hazar, S.K.M, sebagai Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, yang telah memberikan izin bagi penulis untuk meneruskan
pendidikan dan melakukan penelitian di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
7. Seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, khususnya
Kepala Bidang Binkesmas, Kepala Puskesmas Tanjung Medan, Kepala
Puskesmas Aek Goti, Kepala Puskesmas Cikampak, Kepala Puskesmas Bunut
dan para staf puskesmas pengelola program filariasis atas kesediaan dan
kerjasamanya menjadi informan pada penelitian ini.
8. Orang tuaku tercinta (alm) Parluhutan Harahap dan Emmy Siregar, yang selalu
menjadi inspirasi dan motivator dalam hidupku.
9. Suamiku Harri Muktasar Hasibuan, S.T.P dan anakku Desri Anggun Mahmuda
Hasibuan atas segala cinta, do’a, dukungan, pengorbanan, pengertian dan
motivasi untuk menyelesaikan studi ini.
10.Kakak-kakakku Linggawati Harahap dan Hanum Harahap atas dukungan,
11.Teman-teman seperjuangan di kelas AKK 2011, teristimewa Masnauli, Zuheri,
Sari, Novita, Hotma, Ima dan Emmi atas bantuan, inspirasi dan motivasi selama
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, kritik
dan saran diharapkan dari semua pihak sebagai masukan dan perbaikan dengan
harapan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi khasanah ilmu kesehatan masyarakat.
Medan, Maret 2014 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Romaito Harahap, lahir di Tebing Tinggi, 25 Juni 1972, anak ke empat dari
enam bersaudara.
Pendidikan dasar penulis dijalani di SD Swasta F. Tandean Tebing Tinggi,
tamat tahun 1985, pendidikan dilanjutkan di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi dan tamat
tahun1988. Pendidikan selanjutnya diteruskan di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi dan
tamat tahun 1991. Pada tahun 1991 lulus pada Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sumatera Utara dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2000.
Pada tahun 2000 penulis mulai berkarir sebagai dokter PTT di Puskesmas
Bandar Sono Kota Tebing Tinggi. Tahun 2006 penulis diangkat menjadi PNS di
Puskesmas Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi sebagai dokter puskesmas.
Diangkat menjadi Kepala Seksi Bimbingan Pengendalian Kesehatan Lingkungan di
DAFTAR ISI
2.1.3. Tahap-tahap Pembuatan Kebijakan Publik ... 16
2.1.4. Implementasi Kebijakan Publik ... 18
2.1.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan ... 19
2.1.6. Analisa Kebijakan Publik ... 31
2.1.7. Kebijakan Kesehatan ... 32
2.1.8. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebijakan Kesehatan 32
2.1.9. Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan ... 34
2.2. Eliminasi Filariasis ... 35
2.2.1. Program Eliminasi Filariasis ... 35
2.2.2. Strategi Eliminasi Filariasis di Indonesia ... 37
2.2.3. Langkah-langkah Eliminasi Filariasis ... 42
2.2.4. Sumber Dana dan Sarana Eliminasi Filariasis ... 49
2.2.5. Indikator Kinerja ... 50
2.3. Landasan Teori ... 51
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 53
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 60
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 60
4.1.2. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 66
4.1.3. Gambaran Umum Puskesmas ... 70
4.2. Karakteristik Informan ... 78
4.3. Penyajian dan Analisis Data ... 80
4.3.1. Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 80
4.3.2. Hasil Cakupan Pengobatan Massal ... 149
Bab 5. PEMBAHASAN ... . 151
5.1. Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis ... 151
5.1.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 151
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.1. Jumlah Kasus Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun
2008 s/d 2012 ... 8
1.2. Agenda Eliminasi Filariasis Indonesia ... 48
4.1. Luas Wilayah, Ibu Kota dan Jarak Tiap Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten ... 62
4.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 63
4.3. Kecamatan yang Dilayani oleh Tiap Puskesmas ... 68
4.4. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 69
4.5. Sarana Kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 70
4.6. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Medan Tahun 2012 ... 71
4.7. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Medan ... 72
4.8. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Goti Tahun 2012 ... 73
4.9. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Aek Goti ... 74
4.10. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cikampak Tahun 2012 ... 75
4.11. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Cikampak ... 75
4.12. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Tahun 2012 .. 77
4.13. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bunut ... 77
DAFTAR MATRIKS
No. Judul Halaman
4.1. Pendapat Informan Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 82
4.2. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas dan dari Elemen Masyarakat Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 84
4.3. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 85
4.4. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu Selatan Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 86
4.5. Pendapat Informan dari Puskesmas Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 87
4.6. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 90
4.7. Pendapat Informan dari Berbagai Elemen Masyarakat Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan POMP Filariasis di Kabupaten labuhanbatu Selatan ... 91
4.8. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Berbagai Elemen Masyarakat Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 95
4.9. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 96
4.11. Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 99
4.12. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 106
4.13. Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 107
4.14. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 114
4.15. Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di LapanganPerihal Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 115
4.16. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Kejelasan Informasi Kepada Implementor di Puskesmas ... 118
4.17. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu Selatan Perihal Kejelasan Informasi Kepada Implementor di Puskesmas ... 119
4.18. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan
Perihal Kejelasan Informasi Kepada Implementor di Puskesmas ... 120
4.19. Instrumen Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 121
4.20 Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Instrumen Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 122
4.21. Kecukupan Dana Pelaksanaan POMP Filariasis ... 122
4.23. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Penyebab Pemangkasan Anggaran Untuk Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 124
4.24. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan Dinas Kesehatan Perihal Penyebab Pemangkasan Anggaran Untuk Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 125
4.25. Kendala SDM Filariasis Dalam Program Eliminasi Filariasis ... 126
4.26. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kendala SDM Filariasis Dalam Program .. Eliminasi Filariasis ... 130
4.27. Kelengkapan Fasilitas Pendukung Program POMP Filariasis ... 131
4.28. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kelengkapan Fasilitas Pendukung Program Eliminasi Filariasis ... 133
4.29. Komitmen Inplementor terhadap Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 134
4.30. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Komitmen Implementor terhadap Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 136
4.31. Kejujuran Implementor pada Pelaksanaan POMP Filariasis ... 137
4.32. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kejujuran Implementor pada Pelaksanaan POMP Filariasis ... 140
4.33. Sikap Demokratis pada Pelaksanaan POMP Filariasis ... 141
4.34. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas dan dari Elemen Masyarakat Perihal Sikap Demokratis pada Pelaksanaan
POMP Filariasis ... 144
4.36. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Struktur Organisasi Tim Pengendali Program Eliminasi Filariasisdi Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 145
4.37. Kejelasan Standar Operasional Prosedur Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 146
4.38. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kejelasan Standar Operasional Prosedur Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 147
4.39. Hasil Wawancara Perihal Koordinasi Berjenjang ... 148
4.40. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Koordinasi Berjenjang ... 149
4.41. Hasil Cakupan POMP Filariasis Putaran Pertama ... 149
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Segitiga Analisis Kebijakan ... 34
2.2. Skema Proses Eliminasi Filariasis di Kabupaten / Kota ... 47
2.3. Skema Eliminasi Filariasis, Strategi dan Kegiatan Pokok ... 51
2.4. Model Implementasi menurut George C. Edward III ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Bimdal P2 Bimbingan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Binkesmas Bina Kesehatan Masyarakat
BTKL & PPM Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
DEC Diethylcarbamazine citrate DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPR Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah FKUB Forum Komunikasi Umat Beragama Juknis Petunjuk Teknis
Kabid Kepala Bidang
Kasi Kepala Seksi
Labusel Labuhanbatu Selatan
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
Mf rate Microfilariarate
NTT Nusa Tenggara Timur
Pemda Pemerintah Daerah
PAPBD Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
POMP Pemberian Obat Massal Pencegahan
Posko Pos Komando
PSP Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
RI Republik Indonesia
SDJ Survei Darah Jari
SDM Sumber Daya Manusia
SOP Standar Operasional Prosedur TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPE Tenaga Pelaksana Eliminasi
Toga Tokoh Agama
Toma Tokoh Masyarakat
UKS Usaha Kesehatan Sekolah WHO World Health Organitation