• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Implementasi Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Oleh

ROMAITO HARAHAP 117032034/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

(2)

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ROMAITO HARAHAP 117032034/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

Nama Mahasiswa : Romaito Harahap Nomor Induk Mahasiswa : 117032034

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, M.P.H) (dr. Heldy B.Z, M.P.H

Ketua Anggota

)

Dekan

(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 12 Februari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof.dr. Sori Muda Sarumpaet, M.P.H Anggota : dr. Heldy B.Z, M.P.H

: Dr. Juanita, S.E, M.Kes

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2014 Penulis

(6)

ABSTRAK

Penyakit filariasis sampai saat ini masih merupakan masalah bagi kesehatan masyarakat. Menurut data yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, saat ini di Indonesia ada 302 kabupaten/kota yang endemis filariasis. Untuk mencapai target eliminasi filariasis di Indonesia tahun 2020, Pemerintah telah menetapkan kebijakan Program Eliminasi Filariasis sebagai salah satu prioritas nasional pemberantasan penyakit menular melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 7 tahun 2005.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat implementasi pelaksanaan pemberian obat massal pencegahan filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013. Penelitian adalah kualitatif. Analisa data dilakukan dengan konsep

Spradley, peningkatan validitas data dilakukan dengan triangulasi pada sumber dan metode pengumpulan data yang berbeda.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa implementasi pelaksanaan pengobatan massal pencegahan filariasis kurang berjalan dengan baik, ditemukan beberapa kendala yaitu kurangnya sosialisasi kepada petugas kesehatan dan kepada masyarakat, kerjasama lintas sektor belum terbina, biaya operasional pelaksanaan pengobatan massal sangat terbatas, kualitas sumber daya manusia yang belum memadai, fasilitas pendukung pelaksanaan pengobatan massal kurang lengkap, struktur organisasi yang belum terbentuk dan petunjuk pelaksanaan tugas yang tidak jelas.

Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan diharapkan meningkatkan sosialisasi kepada petugas kesehatan dan masyarakat, membina kerjasama lintas sektor, meningkatkan advokasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan anggaran bagi program eliminasi filariasis, meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia, melengkapi fasilitas pendukung pelaksanaan pengobatan massal, membentuk struktur organisasi dan membuat petunjuk pelaksanaan tugas yang jelas.

(7)

ABSTRACT

Up to now, filariasis is still a problem to public health. According to data sourced from the Directorate General of Disease Control and Environmental Sanitation, Ministry of Health Republic of Indonesia, currently, there are 302 districts/cities in Indonesia experiencing the endemic filariasis. To meet the target of filariasis elimination in Indonesia in 2020, the Indonesian government has set up a policy for Filariasis Elimination Program as one of the national priorities of eradication of infectitious diseases through Presidential Regulation No. 7/2005.

The objective of the research was to know the implementation of mass drug administration (MDA) for filariasis prevention in Labuhanbatu Selatan District in 2013. The research was a qualitative research. The data were analyzed by using Spradley concept, data validity improvement were done through triangulation in different data source and different data collection methods.

The result of this research showed that the implementation of MDA for filariasis prevention was not well performed. The constraints found were that this activity was less socialized to the health workers and the community members, inter-sectoral cooperation was not yet developed, the operational cost for the implementation of MDA was very limited, the quality of human resources was inadequate, the facility supporting the implementation of MDA was less complete, the structure of organization was not established, and the instructions of task implementation were not clear.

The Labuhanbatu Selatan District Health Departement is expected to more socialize this program to the health workers and the community members, to establish an inter-sectoral cooperation, to advocate the district government to increase the budget for the filariasis elimination program, to improve the competency of human resourses, to complete the facilities supporting the implementation of MDA, to form a structure of organization, and to make a clear instructions of task implementation.

Keywords: Filariasis Elimination, Mass Drug Administration, Implementation, Labuhanbatu Selatan District

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil A’lamin, segala puji hanya milik Allah SWT, atas

rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis

Implementasi Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu

Selatan”.

Tesis ini adalah salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan

Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Penyusunan tesis ini dapat diselesaikan dengan bantuan, dorongan, bimbingan

dan kerjasama dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(k) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si., sebagai Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

4. Ketua Tim Pembimbing Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, M.P.H dan Anggota

(9)

memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatian mulai proses proposal

hingga penulisan tesis ini selesai.

5. Tim penguji Dr. Juanita, S.E, M.Kes dan Teguh Supriadi, S.K.M.,M.P.H yang

telah memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.

6. Ibu Hasnan Hazar, S.K.M, sebagai Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan, yang telah memberikan izin bagi penulis untuk meneruskan

pendidikan dan melakukan penelitian di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan.

7. Seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, khususnya

Kepala Bidang Binkesmas, Kepala Puskesmas Tanjung Medan, Kepala

Puskesmas Aek Goti, Kepala Puskesmas Cikampak, Kepala Puskesmas Bunut

dan para staf puskesmas pengelola program filariasis atas kesediaan dan

kerjasamanya menjadi informan pada penelitian ini.

8. Orang tuaku tercinta (alm) Parluhutan Harahap dan Emmy Siregar, yang selalu

menjadi inspirasi dan motivator dalam hidupku.

9. Suamiku Harri Muktasar Hasibuan, S.T.P dan anakku Desri Anggun Mahmuda

Hasibuan atas segala cinta, do’a, dukungan, pengorbanan, pengertian dan

motivasi untuk menyelesaikan studi ini.

10.Kakak-kakakku Linggawati Harahap dan Hanum Harahap atas dukungan,

(10)

11.Teman-teman seperjuangan di kelas AKK 2011, teristimewa Masnauli, Zuheri,

Sari, Novita, Hotma, Ima dan Emmi atas bantuan, inspirasi dan motivasi selama

ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, kritik

dan saran diharapkan dari semua pihak sebagai masukan dan perbaikan dengan

harapan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi khasanah ilmu kesehatan masyarakat.

Medan, Maret 2014 Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Romaito Harahap, lahir di Tebing Tinggi, 25 Juni 1972, anak ke empat dari

enam bersaudara.

Pendidikan dasar penulis dijalani di SD Swasta F. Tandean Tebing Tinggi,

tamat tahun 1985, pendidikan dilanjutkan di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi dan tamat

tahun1988. Pendidikan selanjutnya diteruskan di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi dan

tamat tahun 1991. Pada tahun 1991 lulus pada Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Sumatera Utara dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2000.

Pada tahun 2000 penulis mulai berkarir sebagai dokter PTT di Puskesmas

Bandar Sono Kota Tebing Tinggi. Tahun 2006 penulis diangkat menjadi PNS di

Puskesmas Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi sebagai dokter puskesmas.

Diangkat menjadi Kepala Seksi Bimbingan Pengendalian Kesehatan Lingkungan di

(12)

DAFTAR ISI

2.1.3. Tahap-tahap Pembuatan Kebijakan Publik ... 16

2.1.4. Implementasi Kebijakan Publik ... 18

2.1.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan ... 19

2.1.6. Analisa Kebijakan Publik ... 31

2.1.7. Kebijakan Kesehatan ... 32

2.1.8. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebijakan Kesehatan 32

2.1.9. Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan ... 34

2.2. Eliminasi Filariasis ... 35

2.2.1. Program Eliminasi Filariasis ... 35

2.2.2. Strategi Eliminasi Filariasis di Indonesia ... 37

2.2.3. Langkah-langkah Eliminasi Filariasis ... 42

2.2.4. Sumber Dana dan Sarana Eliminasi Filariasis ... 49

2.2.5. Indikator Kinerja ... 50

2.3. Landasan Teori ... 51

(13)

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 53

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 60

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 60

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 66

4.1.3. Gambaran Umum Puskesmas ... 70

4.2. Karakteristik Informan ... 78

4.3. Penyajian dan Analisis Data ... 80

4.3.1. Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 80

4.3.2. Hasil Cakupan Pengobatan Massal ... 149

Bab 5. PEMBAHASAN ... . 151

5.1. Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis ... 151

5.1.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 151

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Jumlah Kasus Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun

2008 s/d 2012 ... 8

1.2. Agenda Eliminasi Filariasis Indonesia ... 48

4.1. Luas Wilayah, Ibu Kota dan Jarak Tiap Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten ... 62

4.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 63

4.3. Kecamatan yang Dilayani oleh Tiap Puskesmas ... 68

4.4. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 69

4.5. Sarana Kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 70

4.6. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Medan Tahun 2012 ... 71

4.7. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Medan ... 72

4.8. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Goti Tahun 2012 ... 73

4.9. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Aek Goti ... 74

4.10. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cikampak Tahun 2012 ... 75

4.11. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Cikampak ... 75

4.12. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Tahun 2012 .. 77

4.13. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bunut ... 77

(15)

DAFTAR MATRIKS

No. Judul Halaman

4.1. Pendapat Informan Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 82

4.2. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas dan dari Elemen Masyarakat Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 84

4.3. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 85

4.4. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu Selatan Perihal Kegiatan Advokasi Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis ... 86

4.5. Pendapat Informan dari Puskesmas Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 87

4.6. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 90

4.7. Pendapat Informan dari Berbagai Elemen Masyarakat Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan POMP Filariasis di Kabupaten labuhanbatu Selatan ... 91

4.8. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Berbagai Elemen Masyarakat Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 95

4.9. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Perihal Intensitas Sosialisasi Filariasis dan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 96

(16)

4.11. Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 99

4.12. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 106

4.13. Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 107

4.14. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di Lapangan Perihal Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 114

4.15. Ketidakkonsistenan Petunjuk Teknis dengan Kenyataan di LapanganPerihal Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 115

4.16. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas Perihal Kejelasan Informasi Kepada Implementor di Puskesmas ... 118

4.17. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu Selatan Perihal Kejelasan Informasi Kepada Implementor di Puskesmas ... 119

4.18. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan

Perihal Kejelasan Informasi Kepada Implementor di Puskesmas ... 120

4.19. Instrumen Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 121

4.20 Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Instrumen Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 122

4.21. Kecukupan Dana Pelaksanaan POMP Filariasis ... 122

(17)

4.23. Pendapat Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Penyebab Pemangkasan Anggaran Untuk Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 124

4.24. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan Dinas Kesehatan Perihal Penyebab Pemangkasan Anggaran Untuk Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 125

4.25. Kendala SDM Filariasis Dalam Program Eliminasi Filariasis ... 126

4.26. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kendala SDM Filariasis Dalam Program .. Eliminasi Filariasis ... 130

4.27. Kelengkapan Fasilitas Pendukung Program POMP Filariasis ... 131

4.28. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kelengkapan Fasilitas Pendukung Program Eliminasi Filariasis ... 133

4.29. Komitmen Inplementor terhadap Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 134

4.30. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Komitmen Implementor terhadap Kebijakan Pelaksanaan POMP Filariasis ... 136

4.31. Kejujuran Implementor pada Pelaksanaan POMP Filariasis ... 137

4.32. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kejujuran Implementor pada Pelaksanaan POMP Filariasis ... 140

4.33. Sikap Demokratis pada Pelaksanaan POMP Filariasis ... 141

4.34. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Puskesmas dan dari Elemen Masyarakat Perihal Sikap Demokratis pada Pelaksanaan

POMP Filariasis ... 144

(18)

4.36. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan Perihal Struktur Organisasi Tim Pengendali Program Eliminasi Filariasisdi Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 145

4.37. Kejelasan Standar Operasional Prosedur Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 146

4.38. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Kejelasan Standar Operasional Prosedur Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 147

4.39. Hasil Wawancara Perihal Koordinasi Berjenjang ... 148

4.40. Kesimpulan Hasil Wawancara Kepada Informan dari Dinas Kesehatan dan dari Puskesmas Perihal Koordinasi Berjenjang ... 149

4.41. Hasil Cakupan POMP Filariasis Putaran Pertama ... 149

(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Segitiga Analisis Kebijakan ... 34

2.2. Skema Proses Eliminasi Filariasis di Kabupaten / Kota ... 47

2.3. Skema Eliminasi Filariasis, Strategi dan Kegiatan Pokok ... 51

2.4. Model Implementasi menurut George C. Edward III ... 51

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(21)

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Bimdal P2 Bimbingan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Binkesmas Bina Kesehatan Masyarakat

BTKL & PPM Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular

DEC Diethylcarbamazine citrate DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPR Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah FKUB Forum Komunikasi Umat Beragama Juknis Petunjuk Teknis

Kabid Kepala Bidang

Kasi Kepala Seksi

Labusel Labuhanbatu Selatan

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

Mf rate Microfilariarate

NTT Nusa Tenggara Timur

Pemda Pemerintah Daerah

PAPBD Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

POMP Pemberian Obat Massal Pencegahan

Posko Pos Komando

PSP Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

RI Republik Indonesia

SDJ Survei Darah Jari

SDM Sumber Daya Manusia

SOP Standar Operasional Prosedur TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPE Tenaga Pelaksana Eliminasi

Toga Tokoh Agama

Toma Tokoh Masyarakat

UKS Usaha Kesehatan Sekolah WHO World Health Organitation

Referensi

Dokumen terkait

Rencana nasional program eliminasi filariasis ini merupakan suatu multi-year plan (MYP) dilengkapi dengan rincian tahapan untuk mencapai target dari tahun 2010 – 2014.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari satu orang informan anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, satu orang informan Sekretaris Camat Kecamatan Bengkalis, satu orang informan

Dari 10 kabupaten dan 2 kota yang terdapat di Provinsi Riau, baru Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan yang sudah berhasil melaksanakan POMP filariasis selama 5 tahun berturut-turut

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Minum Obat Filariasis Pada Kegiatan Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Subang, Jawa Barat Tahun 2007.. Depok

Perbandingan pertumbuhan aspek sosial (tenaga kerja , jumlah sekolah, jumlah pusat kesehatan) di Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MIKROFILARIA POSITIF DAN FILARIASIS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN2. DAN KABUPATEN ASAHAN

Apa saja sumberdaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program eliminasi filariasis di Kabupaten Bengkalis dan bagaimana penggunaannyab. (dana, SDM, logistik,

4.3.14 Pernyataan Informan tentang Pemberian Obat Kepada Penduduk yang Tidak Hadir dalam Pelaksanaan POMP Filariasis ...83 4.3.15 Pernyataan Informan tentang Pencatatan