• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat yang Direndam dalam Larutan Ekstrak Daun Salam 25%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat yang Direndam dalam Larutan Ekstrak Daun Salam 25%"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kedokteran gigi, bahan cetak digunakan terutama untuk meniru bentuk gigi, selain itu juga untuk membuat restorasi dan preparasi untuk perawatan restoratif, dan juga bentuk dari jaringan keras dan lunak lainnya.3

(2)

Tabel 1. Klasifikasi Bahan Cetak Kedokteran Gigi16

2.1 Bahan Cetak Alginat

Alginat berasal dari rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) yang bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir yang aneh yang disebut algin.2,17 Substansi alami ini kemudian diidentifikasi sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro-ß-d-mannuronic (disebut juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium, ammonium larut dalam air.2

Bahan cetak alginat mengandung sodium alginate, kalsium sulfat, sodium fosfat, diatomaceous earth, oksida seng, potassium titanium fluor.1 Menurut ANSI-ADA Spesification No.18 (ISO 1563 [1992]) komposisi alginat dan fungsinya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2. Komposisi Bubuk Alginat dan Fungsinya17

Komponen Fungsi

Sodium atau potassium alginate Sebagai pelarut dalam air

Kalsium sulfat Bereaksi dengan sodium alginat membentuk gel kalsium alginat tidak larut air.

(3)

Diatomaceous earth atau silicate powder

Untuk mengontrol konsistensi campuran dan fleksibilitas cetakan.

Potassium sulfat atau potassium

seng florida Untuk mempercepat pengerasan stone.

Organic glycol Untuk melindungi partikel bubuk dari debu

Pigmen Untuk pewarna

Quaternary ammonium

compounds atau klorheksidin Sebagai bahan disinfektan

Fenilalanin Sebagai pemanis

Alginat dicampur dengan air hingga menjadi campuran yang diinginkan.Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut akan membentuk sol, dimana campuran tersebut bersifat gel irreversibel beberapa menit setelah pencampuran.2,17,18 Jumlah relatif air dan bubuk alginat memengaruhi fleksibilitas alginat yang sudah keras. Campuran yang kental akan menghasilkan fleksibilitas yang lebih rendah.6

Bahan cetak alginat diproduksi dalam kemasan kantung tertutup dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam jumlah besar dalam kaleng.2

2.2 Sifat Bahan Cetak Alginat

Bahan cetak alginat merupakan gel yang bersifat hidrofilik, sebagian besar struktur dari gel tersebut diisi oleh air. Apabila volume air dalam gel berubah, volume alginat akan menyusut atau mengembang dan mempengaruhi stabilisasi dimensi.19 Ini merupakan sifat bahan cetak alginat yaitu sineresis dan imbibisi.

2.2.1 Sineresis

(4)

menyusut (shrinkage) oleh sineresis.3,4 Segera setelah cetakan dikeluarkan dari dalam mulut dan terkena udara pada temperatur ruangan, pengerutan yang berhubungan dengan sineresis dan penguapan akan terjadi.Sineresis tersebut akan menyebabkan alginat mengalami perubahan dimensi.2

Penyimpanan pada udara dengan relative humidity 100% menghasilkan perubahan dimensi terkecil. Gel alginat bagaimanapun akan menyusut walaupun pada kondisi relative humidity 100% sebagai hasil proses sineresis, dimana air terbentuk pada permukaan cetakan.5,17 Idealnya, hasil cetakan segera diisi setelah didisinfeksi. Jika cetakan harus disimpan sampai dapat diisi setelah beberapa jam kemudian, cetakan tersebut harus disimpan dalam keadaan humidity (kelembaban) 100% dengan menggunakan handuk yang lembab dan disimpan dalam kantung plastik tertutup.2,3

2.2.2 Imbibisi

Bila cetakan alginat direndam dalam air, air akan diabsorbsi dan cetakan mengembang (expand) yang disebut dengan imbibisi. Gel dapat mengalami perubahan dimensi oleh karena proses imbibisi.2 Penelitian mengenai perubahan dimensi alginat menegaskan, penyimpanan alginat harus dalam jangka waktu sesingkat mungkin dan juga pembuatan dari model atau die harus diproses sesegera mungkin setelah cetakan dibuat.18

2.3 Bahan Desinfektan

(5)

Ada beberapa jenis cairan yang dapat dipakai sebagai bahan desinfektan dalam bentuk spray maupun cairan rendam seperti6:

a. Chlorine solution, cenderung berbahaya untuk kulit, mata dan lain sebagainya, dapat memutihkan pakaian, mempunyai bau yang kurang menyenangkan dan sangat korosif terhadap logam.

b. Aldehyde solution, mempunyai bau yang mencekik dan iritasi terhadap kulit dan mata. Produk-produk komersial biasanya dibuat dari cairan berbasis

glutaraldehyde daripada cairan berbasis formaldehyde. Glutaraldehyde 2% merupakan disinfektan pilihan.

c. Iodine solution atau iodofor 1% d. Phenols.

Efek disinfektan pada akurasi dan stabilisasi dimensi bahan cetak sedang dipelajari secara luas. Bahan cetak alginat mengalami perubahan dimensi yang sangat signifikan bila direndam dalam glutraldehyde, formaldehyde, atau sodium hypochlorite lebih dari 15 menit dan juga dengan penyemprotan dan dibiarkan kontak dengan derifat fenol selama 30 menit. Sodium hypochlorite juga menyebabkan dissolusi sebagian pada bahan cetak alginat.6

2.4 Larutan Ekstrak Daun Salam 25% Sebagai Bahan Penghambat Pertumbuhan Mikroorganisme

WHO menyatakan sebagian besar dari populasi penduduk di dunia bergantung pada obat-obatan tradisional sebagai pengobatan pertama. Tanaman obat dan aromatik merupakan sumber daya alam yang digunakan secara luas sebagai obat-obatan. Informasi yang diperoleh tentang kandungan zat aktif dalam herbal bersifat setara dengan obat modern.12,21

(6)

kesehatan masyarakat, membuat masyarakat sehat dan tidak terikat pada import bahan-bahan baku obat modern.12

Salah satu kemampuan obat tradisional adalah sebagai antibakteri yaitu tanaman kemukus, mimba, sambiloto, kunyit, dan bawang putih. Tanaman herbal juga digunakan sebagai anti jamur, yaitu tanaman lidah buaya dan jambu mete.12 Masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan pada umumnya memanfaatkan tanaman obat, salah satunya adalah daun salam (Eugenia polyantha W) sebagai obat kumur, seperti yang terlihat pada gambar 1.21

Gambar 1. Daun salam (Eugenia polyantha Wight)

Secara ilmiah, daun salam bernama Eugenia polyantha Wight dengan sinonim

Eugenia lucidula miq dan Syzyqium polyanthum Wight. Taksonomi menempatkan tanaman ini dalam divisi Spermatophyte, subdivisi Pinophyta, klas Coniferopsida, famili Eugenia, genus Myricales, dan spesies Eugenia polyanthum (Wight).14

Dalam beberapa daerah dan provinsi di Indonesia, daun salam dikenal sebagai meselangan (Sumatera), ubar serai (Melayu), salam (Jawa,Sunda,Madura), gowok (Sunda), manting (Jawa) atau kastolam (Kangean).14

Daun dari tanaman salam juga dapat digunakan sebagai obat katarak, stroke, asam urat, kolesterol, diabetes, gatal-gatal, dan radang lambung.14

Daun salam mengandung tannin, flavonoid, dan minyak atsiri, termasuk asam sitrat dan eugenol. Tanin adalah salah satu zat yang termasuk ke dalam golongan

(7)

alami yang paling sering ditemukan dalam tanaman, flavonoid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dan antiinflamasi. Minyak atsiri memiliki kemampuan antibakteri dan antifungal, serta antioksidan.14

Dalam kedokteran gigi sendiri, daun salam digunakan di bidang konservatif dan endodontik dalam perawatan pulpitis. Dimana dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa Eugenia polyantha Wight dapat menurunkan jumlah koloni

Streptococcus sp dalam sampel yang dibilas dengan larutan Eugenia polyantha Wight

100%, 75%, dan 50%.14

Selain itu, daun salam juga digunakan dalam prostodontik sebagai bahan pembersih gigi tiruan. Ekstrak daun salam 40%, 60%, dan 80% dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans pada basis gigi tiruan resin akrilik.14

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sumono dan Wulan pada tahun 2009, membuktikan bahwa berkumur dengan air rebusan daun salam dapat mengurangi jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. Semakin tinggi konsentrasi rebusan daun salam, jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. semakin sedikit.20

Pada penelitian yang dilakukan oleh Andini, dkk pada tahun 2010, dapat disimpulkan bahwa perendaman cetakan polyvinyl siloxane dalam ekstrak daun salam

(Eugenia polyantha) 25% selama 3 menit telah dapat menurunkan jumlah koloni

Streptococcus mutans.15

2.5 Gypsum

Ada beberapa bahan yang dapat dipakai sebagai bahan untuk die atau model seperti stone gips, epoxy resin, polyurethane, dan silverplated method . Gips dipergunakan sebagai bahan pengisi cetakan dalam berbagai jenis seperti model plaster, dental stone dan high-expansion dental stone.5 Secara kimiawi, gypsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 ● 2H2O) murni.2

(8)

a. Impression plaster (Tipe I). Plaster jenis ini terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

b. Model plaster (Tipe II). Disebut juga plaster laboratorium, digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup.

c. Dental stone (Tipe III). Stone tipe ini lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.

d. Dental stone, Kekuatan Tinggi (Tipe IV). Memiliki rata-rata kekerasan lebih tinggi dari stone tipe III.

e. Dental stone, Kekuatan Tinggi, Ekspansi Tinggi (Tipe V). Memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone tipe IV. Kekuatan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P.

(9)

2.6 Kerangka Teori

Bahan Cetak

Kaku Elastis

- Impression compound

- Zinc oxide eugenol

- Plaster of Paris

Hidrokoloid Elastomer

Agar

(reversible)

- Polisulfid - Polieter

- Silikon kondensasi - Silikon adisi

(polyvinylsiloxane)

Alginat

(10)

2.7 Kerangka konsep

Bahan cetak alginat

Hasil cetakan alginat P/W rasio

Temperatur Viskositas

Setting time

Komposisi Sifat

Sineresis Imbibisi

Expand Shrinkage

Desinfeksi

Bahan alami Bahan

Kimia

Penyemprotan Perendaman

(11)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian: Eksperimental laboratorium

3.2 Desain Penelitian: Posttest only control group design

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi USU Medan dan Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi USU Medan.

Perendaman dalam larutan ekstrak daun salam 25%

Perubahan dimensi hasil cetakan alginat

Sifat alginat: imbibisi Langsung diisi dengan

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi Bahan Cetak Kedokteran Gigi16

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa intensitas kecanduan game online dari 35 responden di SMP Sawunggaling Jombang kelas 2A dan 2B

Normative Social Influence: Pengaruh sosial yang didasari pada keinginan untuk disukai atau diterima oleh orang lain. Informational Social Influence : Pengaruh

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah seberapa besar persentase ibu rumah tangga yang sudah melakukan pengelolaan sampah

informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan teknologi. Secara umum,

Identifikasi dari analisis biplot pada data ekspor komoditi utama pada subsektor hasil industri ke negara tujuan utama menunjukkan bahwa komoditi minyak kelapa sawit dan pakaian

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa teknologi, yang sebenarnya memadai dari segi sarana prasarana, kurang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di SMA N 2

Dalam Elit lokal dengan birokrasi pemerintahan identitas etnis akan menjadi hal yan krusial dan perlu diperhatikan sehingga membaca konflik pemekaran Maluku Utara

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended