• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM KOMUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM KOMUN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kampus Tercinta – IISIP Jakarta

Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM

KOMUNISME

MAKALAH KELOMPOK

Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Politik

Disusun Oleh:

Tri Rama Irlangga (2011140020) Yogi Poli (2011145001) Redita Adenisty (2011230006) Yulius Dimas Wisnu (2012110021)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada permulaan abad ke-19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan sosial yang sangat merugikan kaum buruh, seperti misalnya upah yang rendah, jam kerja yang panjang, tenaga perempuan dan anak yang disalah-gunakan sebagai tenaga murah, keadaan di dalam pabrik-pabrik yang membahayakan dan mengganggu kesehatan. Keadaan buruk ini mengubah hati orang banyak, antara lain cendekiawan-cendekiawan seperti Robert Owen di Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825) dan Fourier (1772-1837) di Prancis untuk mencoba memperbaikinya. Pemikiran orang-orang ini terdorong oleh rasa perikemanusiaan, tanpa disertai tindakan-tindakan maupun konsepsi yang nyata mengenai tujuan dan strategi dari perbaikan itu, sehingga oleh orang lain teori-teori mereka dianggap angan-angan belaka. Karena itu mereka lalu disebut kaum Sosialis Utopi (utopia = dunia khayalan) (Budiardjo, 2008: 139).

Masih dalam buku yang sama, dijelaskan pula bahwa Karl Marx (1818-1883) banyak mengecam keadaan ekonomi dan sosial di sekelilingnya, akan tetapi ia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam dan harus diubah secara radikal melalui pendobrakan sendi-sendinya. Untuk keperluan itu ia menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah dan karena itu pasti akan terlaksana. Untuk membedakan ajarannya dari gagasan-gagasan Sosialis Utopi ia menamakan ajarannya Sosialisme Ilmiah (Scientific Socialism). Sejak masa mahasiswa, Marx melakukan kegiatan politik yang dianggap radikal. Sesudah diusir dari Jerman ia menetap di London, Inggris. Bekerja sama dengan Friedrich Engels, ia menerbitkan bermacam-macam karangan, di antaranya yang paling terkenal ialah

(3)

masyarakat primitif lalu kemudian oleh beragam penyesuaian struktural yang diadakan masyarakat dalam perjalanan sejarah. Namun, dari sekian hal, masyarakat kapitalis memiliki peran yang lebih besar sebagai penyebab kehancuran yang paling buruk; hancurnya proses produktif alamiah mencapai puncaknya dalam kapitalisme1 (Ritzer &

Goodman, 2008: 25).

Dalam “Manifesto Komunis”, dikemukakan bahwa hukum dasar dari perkembangan semua masyarakat yang antagonis adalah hukum perjuangan kelas, perjuangan antara kelas yang menghisap dengan dihisap, antara kelas yang berkuasa dengan kelas yang ditindas. Dengan adanya perjuangan kelas, maka masyarakat akan berkembang ketingkat-tingkat yang lebih tinggi sampai pada masyarakat sosialis, dimana saat itu kapitalis akan hancur dan proletar akan menang. Selain itu diungkapkan pula peranan partai komunis yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kelas buruh dan merupakan barisan pelopor (vanguard party) dari kelas pekerja (Suroso, 2001: 44). Gerakan yang di usung oleh para penganut paham komunisme disebabkan oleh pertentangan antara dua kelas utama di dalam masyarakat. Dalam masyarakat berkelas pertama, yaitu masyarakat budak, terjadi pertentangan antara kelas budak dan kelas pemilik budak. Masyarakat budak secara dialektis berubah menjadi masyarakat feudal yang pada gilirannya pula terdorong oleh pertentangan antara kelas pemilik tanah dan kelas penggarap tanah pertentangan yang dimenangkan oleh borjuasi berubah menjadi masyarakat kapitalis. Menurut teori sosial ini, maka masyarakat kapitalis, terdorong oleh pertentangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar, akan berubah sebagai gerak dialektis terakhir menjadi masyarakat komunis (Budiardjo, 2008: 144).

Dijelaskan pula dari sumber yang sama, perkembangan ini, menurut Marx, adalah tidak terelakkan. Hal ini dikarenakan sudah merupakan hukum sosial. Dalam usaha mencapai masyarakat komunis, kaum proletar akan memainkan peranan penting, mereka merebut kekuasaan dari tangan kapitalis, mengambil alih segala alat produksi dan melalui tahap transisi yang dinamakan diktator proletariat akhirnya akan tercapailah masyarakat komunis. Mengenai diktator proletariat dikatakan oleh Marx, antara masyarakat kapitalis dan masyarakat komunis terdapat suatu masa peralihan di mana

1 Kapitalisme adalah sistem ekonomi dimana sejumlah besar pekerja, yang hanya

(4)

terjadi transformasi secara revolusioner dari masyarakat kapitalis menjadi masyarakat komunis. Ini sesuai dengan adanya masa peralihan politik di mana negara merupakan, tak lain tak bukan, diktator revolusioner dan kaum proletar.

1.2. Rumusan Masalah - Apa itu Komunisme?

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunisme

Bisa juga disebut sebagai aliran Marxisme. Pola pikir Marx sangatlah dipengaruhi oleh Filsuf Jerman bernama G.W.F. Hegel dan Ludwig Feuerbach, sehingga Marx pun mengambil dua elemen paling penting dari kedua pemikir tersebut, yakni dialektika Hegel dan materialisme Feuerbach, lalu mengombinasi keduanya ke dalam orientasi tersendiri. Marx mengambil posisi yang berbeda dengan menyatakan bahwa masalah kehidupan modern dapat dilacak kembali pada sumber riil dan material. Maka dari itu, solusinya hanya dapat ditemukan dengan dihancurkannya sistem-sistem tersebut melalui aksi kolektif orang-orang dalam jumlah besar. Kalau Hegel lebih memilih untuk ‘meletakkan dunia di atas kepalanya’ (yakni terfokus pada kesadaran bukan pada dunia material riil), maka Marx secara tegas menempatkan dialektikanya pada basis material (dalam hal ini: ekonomi) (Ritzer & Goodman, 2008: 22). Dalam buku Teori Sosiologi (2008: 23) juga dijelaskan bahwa Marx dipengaruhi oleh gambaran ekonomi politik tentang kejamnya sistem kapitalis dan eksploitasi buruh. Namun, kalau para buruh dijadikan potret buruk dari sistem kapitalisme, Marx mengkritik para ahli ekonomi politik karena melihat keburukan potret tersebut sebagai komponen yang tak terhindarkan dari kapitalisme.

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Buana pada edisi XVII tahun 2000, dijelaskan bahwa masyarakat komunis yang dicita-citakan oleh Marx merupakan masyarakat yang tidak mengenal kelas (classless society), yaitu suatu keadaan dimana manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada kepemilikan pribadi dan tidak ada eksploitasi, penindasan dan paksaan. Akan tetapi merupakan hal yang aneh bahwa, untuk mencapai masyarkat yang bebas dari paksaan itu, perlu melalui jalan kekerasan dan paksaan, yaitu dengan perebutan kekuasan oleh kaum buruh dari tangan kapitalis. Teori Marx sebagian besar adalah analisis terhadap kesenjangan dibawah sistem kapitalisme dan terpusat pada bagaimana untuk menghilangkan sistem tersebut.

(6)

Ritzer & Goodman (2008) menerangkan bahwa ideologi adalah cita-cita dan pandangan-pandangan yang menyatakan kepentingan-kepentingan suatu kelas. Di dalam masyarakat modern, masyarakat kapitalis, pada pokoknya terdapat dua kelas. Kelas kapitalis (borjuis), yaitu mereka yang memiliki alat-alat produksi, yang tidak bekerja dan hidup dari menghisap kerja kaum buruh. Kelas buruh (proletar) yaitu mereka yang tidak memiliki alat-alat produksi, bekerja keras pada kapitalis, tetapi tidak mendapat hasil yang cukup untuk hidup yang layak.

Masih dari sumber yang sama, dijelaskan kelas kapitalis hidup dari menghisap kerja kaum buruh. Adanya kelas kapitalis karena adanya kelas buruh yang dihisap. Untuk mendapat laba yang lebih banyak, kapitalis yang satu harus bersaing melawan kapitalis-kapitalis lainnya. Dalam persaingan ini banyak kapitalis-kapitalis kecil jatuh bangkrut. Dengan menghisap kerja kaum buruh, dan dengan bersaing, di dalam kelasnya sendiri, itulah yang merupakan syarat-syarat pokok bagi perkembangan kapitalisme. Oleh karena itu kebahagiaan kapitalis didasarkan atas penderitaan dari berjuta-juta massa rakyat pekerja. Jadi kepentingan kapitalis ialah menghisap kelas buruh, dan membangkrutkan kapitalis-kapitalis lainnya. Semuanya ini ditujukan untuk mempertahankan sistem penghisapan. Oleh karena itu, semua cita-cita dan pandangan-pandangan yang ditujukan untuk mewujudkan kepentingan mengeduk laba sebanyak-banyaknya, kepentingan untuk mempertahankan sistem penghisapan, adalah merupakan ideologi daripada kelas kapitalis.

Budiardjo (2008) menerangkan bahwa ideologi komunis tidak hanya merupakan sistem yang bisa diterapkan dalam sektor perpolitikan, namun juga dapat mencerminkan gaya hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu, yakni:

1. Gagasan monoisme (sebagai lawan dari pluralisme). Gagasan ini menolak adanya golongan-golongan di dalam lapisan masyarakat sebab dianggap bahwa setiap golongan yang memiliki aliran pemikiran yang berbeda dapat menimbulkan perpecahan. Akibat yang dimunculkan oleh gagasan ini ialah adanya persatuan yang dipaksakan dan oposisi yang ditindas.

(7)

3. Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme. Hal ini dikarenakan semua alat-alat kenegaraan seperti kepolisian, tentara, kejaksaan, dan sebagainya, telah dipakai untuk diabdikan pada tercapainya komunisme. Sebagai akibatnya, negara memiliki pengaruh dan campur tangan yang begitu luas di berbagai bidang, baik dari sektor politik, hukum, budaya dan sosial.

2.2.1. Perkembangan Paham Komunisme di Dunia

2.2.2. Rusia (Uni Soviet) Sebagai Negara Tempat Berkembangnya Paham Komunisme Dukungan terbesar kepada ajaran Marx justru dialami di suatu negara yang industrinya baru setengah berkembang, yaitu di Rusia. Berkat kegiatan Lenin serta dibantu oleh adanya kekecewaan serta kekacauan akibat kekalahan tentara Czar dalam perang dunia 1, gagasan-gagasan Marx dijadikan pola untuk membentuk masyarakat baru atas runtuhnya masyarakat lama melalui suatu revolusi. Lenin berhasil mendirikan suatu negara yang menerapkan dan meneruskan ajaran Marx akan tetapi untuk keperluan itu ajaran Marx yang tadinya ditunjukan khususnya kepada masyarakat Eropa Barat abad ke-19 yang sudah maju industrialisasinya, perlu ditambah, diubah, dan dilengkapi. Untuk dapat diselenggarakan dalam masyarakat yang tingkat industrialisasinya masih belum terlalu tinggi dan untuk kemudian disesuaikan dengan perubahan-perubahan politik dan sosial abad ke-20, gagasan Marx telah diberi tafsiran yang khusus yang dinamakan Marxisme atau Komunisme oleh pemimpin-pemimpin Rusia seperti Lenin, Stalin, Khruschchev, dan kawan-kawan.

2.2.3. China Sebagai Negara Asia Pertama Penganut Paham Komunisme

(8)

Rezim PRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya sebagai negara kapitalis. Memang, negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya tidak seperti itu. Pemerintah RRC dikawal oleh Partai Komunis Cina (CCP). Walaupun terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemilu yang sekarang diadakan di peringkat kampung dan sebagian badan perwakilan menampakkan sikap tegas mereka dari masa ke masa, partai ini terus memiliki kawalan terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya. Namun pada masa yang sama, negara juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi dan melayani para penentang yang dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah.

Pembatasan terhadap pandangan-pandangan politik juga rutin diadakandan RRC secara berkala menghapuskanorganisasi-organisasi yang dianggap berbahaya terhadap pemerintahan, seperti yang terjadi di Tiananmen pada tahun 1989. Selain itu, RRC juga berhasil menghalangi gerakan massa yang dianggap berbahaya. Walaupun penentangan berstruktur terhadap CCP tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin lama semakin kerap terjadi. Popularitas PKC di kalangan rakyat sangat sulit diukur, karena tidak ada pemilu di tingkat nasional. Pada dasarnya Negara Cina adalah Negara komunis yang dalam system pemerintahan dan perekonomiannya menggunakan komunisme. Namun pada prakteknya, seiring berjalannya waktu dan pergantian kepala pemerintahannya Kebijakan yang diambil oleh Cina lebih banyak didasarkan pada kepentingan apa yang diperlukan pada saat itu. Cina di masa Mao merupakan negara komunis yang agresif dengan sistem politik yang sangat otoriter. Artinya, kebijakan-kebijakan Cina banyak lahir dengan Mao sebagai faktor penentunya. Keagresivan Cina terlihat ketika Cina selalu berusaha mengintervensi kehidupan negara lain di sekitarnya. Deng dalam memimpin Cina banyak menggunakan aspek-aspek realis-pragmatis, artinya keputusan banyak disandarkan pada situasi apa yang tengah berlangsung ketika keputusan tersebut dibuat.

(9)

secara fleksibel. Variabel utama yang dijadikan pertimbangan oleh deng dalam menafsirkan ajaran komunis tersebut adalah kepentingan ekonomi. Cina di era Mao cenderung mengedepankan unsur-unsur revolusioner berupa sikap agresif dan cenderung anti barat. Sedangkan di masa Deng, Cina cenderung akomodatif dan berkooperatif dengan negara sekitarnya. Hal ini banyak ditentukan oleh persepsi (pemikiran politik) Deng tentang kepentingan nasional Cina itu sendiri.

2.3. Perkembangan Paham Komunisme di Indonesia

Penanaman kapital di Indonesia pada sejak akhir abad ke-19 meningkat dengan cepat, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia. Untuk mengerjakan bahan-bahan mentah, imperialisme Belanda mendirikan pabrik-pabrik, membikin pelabuhan-pelabuhan dan jalan-jalan kereta-api. Tetapi, semuanya itu sekali-kali bukanlah untuk memajukan Indonesia, melainkan untuk mengintensifkan penghisapan kolonial terhadap Rakyat Indonesia. Dengan demikian pengaruh kapitalisme menjadi merasuk ke dalam masyarakat Indonesia, yang mendorong lahirnya kelas-kelas baru dalam masyarakat Indonesia, yaitu: kelas proletar, intelektual dan borjuasi Indonesia.

(10)

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan gerakan buruh, kesadaran politik dan orgarisasi kelas buruh pun meningkat pula. Kelas buruh menghendaki suatu organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada perjuangan serikat buruh, sebab hanya dengan organisasi serikat buruh, sistem kapitalisme, yang merupakan sumber kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh massa pekerja, tidaklah dapat ditumbangkan. Untuk menumbangkan sistem kapitalisme, kelas buruh harus menjalankan perjuangan politik yang revolusioner. Muncullah ide bahwa kelas buruh harus mempunyai partai sebagai wadah aspirasi mereka. Tingkat kesadaran kelas buruh ini yang mendorong berdirinya suatu partai politik, yang merupakan alat untuk memperjuangkan cita-cita dan politik daripada kelas buruh. Partai politik kelas buruh ini tidak hanya didirikan hanya untuk memimpin perjuangan kelas buruh dalam rangka memperjuangkan perbaikan upah dan syarat-syarat kerja kaum buruh saja, akan tetapi sampai dengan untuk merombak susunan masyarakat yang memaksa seseorang yang tidak bermilik harus menjual tenaganya kepada kaum kapitalis.

2.3.1. Partai Komunis Indonesia

Pada bulan Mei tahun 1914 di Semarang telah berdiri Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia (Indiskhe Sociaal Democratiskhe Vereniging — ISDV), suatu organisasi politik yang menghimpun intelektual-intelektual revolusioner bangsa Indonesia dan Belanda. Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23 Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lahirnya PKI merupakan peristiwa yang sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Pemberontakan kaum tani yang tidak teratur dan bersifat perjuangan sedaerah atau sesuku dalam melawan imperialisme Belanda, yang terus menerus mengalami kegagalan, sejak PKI berdiri, menjadi diganti dengan perjuangan proletariat yang terorganisasi dan yang memimpin perjuangan kaum tani dan gerakan revolusioner lainnya.

(11)

Indonesia yang bebas dan merdeka. Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada kelas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikat-serikat buruh dan Perkumpulan Sosial Demokratis Indonesia, yaitu organisasi politik yang pertama daripada kaum Marxis Indonesia, sesudah Revolusi Oktober tahun 1917.

Dari penjabaran yang telah dikemukakan, dapat terlihat bahwa lahirnya PKI bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah, suatu hal yang wajar. Namun di masa sekarang ini, polemik pro-kontra tentang komunisme tetap menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji di era pasca Perang Dingin. Pro-kontra tersebut diperkuat setelah di lima tempat yang berbeda Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan permohonan maaf pada awal 2000 terhadap orang-orang yang menjadi korban penumpasan peristiwa G30S/PKI, serta usulan agar larangan terhadap ajaran Komunisme yang tercantum di dalam Ketetapan MPRS No. XXV Tahun 1966 dicabut. Ketetapan (Tap) MPRS No. XXV/MPRS 1966 memuat pernyataan sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia, dan larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme (.

(12)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan (Bang Yogi: tolong disimpulkan yaa bang, dan juga jangan lupa power pointnya, thankyou :p)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Ritzer, George & Goodman, Douglas J. 2008. Teori Sosiologi. Bantul: KREASI WACANA Suroso, S. 2001. Asal-Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris. Jakarta: Pustaka Pena

Jurnal dan Karya Tulis Ilmiah:

Jurnal Buana, Edisi XVII. 2000. Demokrasi dan Komunisme.

- http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/DIDI_TARMIDI/

Jurnal_(_DEMOKRASI_DAN_KOMUNISME_).pdf diakses pada 14 Oktober 2014, pukul 13.03 WIB

Jurnal Studi Agama ‘Millah’, Vol. I. 2001. Komunisme Dalam Pergumulan Wacana Ideologi Masyumi

- http://staff.uny.ac.id/ diakses pada 15 Oktober 2014, pukul 13.25 WIB

Lewi, Seny. 2009. Teori “Tiga Perwakilan” Jiang Zemin dalam Sosialisme Berkarakteristik China. Depok: Universitas Indonesia

(13)

- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28277/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 15 Oktober 2014, pukul 15.00 WIB

Wirawan, Wahyu. Aksi Partai Komunis Indonesia 1926-1965

- https://www.usd.ac.id diakses pada 15 Oktober 2014, pukul 14.15 WIB

Situs Online / Website:

http://www.marxists.org/indonesia diakses pada 14 Oktober 2014, pukul 13.13 WIB

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (humas) meliputi kegiatan pemberdayaan komite sekolah, mewajibkan orang tua mengambil rapor anak sendiri,

a) RTRWP yang sudah diusulkan Pemprov belum disetujui Pemerintah Pusat karena tidak sesuai dengan Sk Menhut tentang Penunjukan Kawasan Hutan, padahal kawasan hutan adalah

Hasil analisis terhadap data penilaian media pembelajaran oleh ahli materi dan ahli media, pendidik, dan teman sejawat serta respon peserta didik menunjukkan bahwa

Penggunaan zeolit dalam ransum ternak babi sudah banyak diteliti diantaranya penelitian Mumpton dan Fishman (1977) menyatakan penggunaan zeolit dalam ransum babi dengan

Perangkat lunak ini digunakan untuk mengidentifikasi response time dan perilaku server dalam merespon setiap request yang diberikan secara simultan, dengan memvariasikan

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan besar pada berbagai segmen kehidupan masyarakat, tidak terkecuali pada bidang pendidikan yakni dengan adanya

Pengumuman peserta yang lolos didanai dalam Program Bantuan Rektor untuk Kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa Tahun 2020 akan dipublikasi melalui laman unud.ac.ac.id tanggal 2

Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan yaitu hanya profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP