• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAMPIRAN STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR S"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBUATAN DAN PENERBITAN PERIKATAN/PERJANJIAN

ATAS NAMA PTPN IX (PERSERO)

(FORMAT SURAT PERJANJIAN KERJASAMA BAGIAN-BAGIAN DI KANTOR

DIREKSI)

---- KOP PERUSAHAAN

---SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX DENGAN

……… (Nama Pihak kedua/ketiga dst) TENTANG

………. (sebutkan tentang apa perjanjian ini)

Nomor : PTPN IX.O/SPK/.../...

Pada hari ini ..., tanggal ... bulan ... tahun ... (....-...-....) bertempat di ..., yang bertandatangan di bawah ini:

1. ...(Nama Direksi) : Direktur ... (sebutkan jabatan Direksi) Perusahaan Perseroan (persero) PT. Perkebunan Nusantara IX atau disingkat PTPN IX (persero) berkedudukan di Jl. Mugas Dalam (Atas) Semarang dalam hal ini mewakili Direksi yang lain (jika yang bertandatangan adalah Direktur Bidang) bertindak untuk dan atas nama PTPN IX (Persero), yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

2. ...(Nama Pimpinan) : Direktur/Pimpinan ... (sebutkan nama Perusahaannya) yang berkedudukan di ...(sebutkan alamat lengkap Perusahaannya), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama (sebutkan nama Perusahaannya), yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak" , terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut :

1. Pihak Pertama adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bermaksud mengadakan ... (sebutkan jenis/nama pekerjaan yang akan dikerjasamakan).

2. Pihak Kedua adalah suatu Perusahaan (sebutkan perusahaan dalam bidang apa)

Selanjutnya atas dasar dan pertimbangan yang telah ditetapkan, PARA PIHAK telah sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian kerjasama dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1 Dasar Perjanjian

(1) Surat Direksi PTPN IX (Persero) Nomor .... tanggal ..../.../... perihal ...

(2) Surat dari ... (sebutkan Perusahaannya) Nomor .... tanggal ..../..../... perihal ... (3) Dst

(2)

Pasal 2

Nama dan Jenis Pekerjaan

Nama dan jenis pekerjaan dalam perjanjian ini adalah ...(sebutkan nama dan jenis pekerjaan)

Pasal 3 Lingkup Kerjasama

(1) Pihak Pertama bermaksud mengadakan/melakukan ...(sebutkan jenis/nama pekerjaan yang akan dikerjasamakan) dan memberikan pekerjaan dimaksud kepada Pihak Kedua.

(2) Pihak Kedua sesuai bidang keahliannya menyatakan sanggup untuk melakukan ... ... (sebutkan jenis/nama pekerjaan yang akan dikerjasamakan) yang diperlukan oleh Pihak Pertama.

(3) Dst

Pasal 4 Jangka Waktu

(1) Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu ...(sebutkan berapa lama jangka waktu perjanjian) terhitung sejak ditandatangani sampai dengan tanggal ... bulan ... tahun ...

(2) Mempertimbangkan prinsip saling menguntungkan, apabila jangka waktu perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut berakhir, atas kesepakatan Para Pihak dapat diperpanjang lagi.

Pasal 5 Biaya

(1) ………

(2) Dst (sebutkan biaya yang ada dalam kerjasama).

Pasal 6 Cara Pembayaran

(1) ………

(2). Dst (sebutkan bagaimana cara pembayarannya).

Pasal 7 Hak dan Kewajiban

(1) Hak Pihak Pertama a. ……… b. ………

c. Dst (sebutkan apa saja hak Pihak Pertama)

(2) Kewajiban Pihak Pertama a. ... b. ...

c. Dst (sebutkan apa saja kewajiban Pihak Pertama)

(3) Hak Pihak Kedua a. ... b. ...

d. Dst (sebutkan apa saja hak Pihak Kedua)

(4) Kewajiban Pihak Kedua a. ... b. ...

c. Dst (sebutkan apa saja kewajiban Pihak Kedua)

(3)

Pasal 8 Larangan (1) ………

(2) Dst (sebutkan hal-hal apa saja yang dilarang secara khusus jika ada).

Pasal 9 Denda dan Sanksi (1) ...

(2) ...

(3) Dst (sebutkan bagaimana pengaturan denda dan sanksi)

Pasal 10 Pengakhiran

(1) Perjanjian ini dinyatakan berakhir :

(a) Setelah jangka waktu perjanjian sebagaimana tersebut dalam Pasal ... perjanjian ini telah habis,

(b) Salah satu Pihak melakukan pelanggaran atas kesepakatan sebagaimana tertuang dalam perjanjian ini.

(c) Para Pihak sepakat untuk mengakhiri perjanjian kerjasama ini.

(2) Pihak Pertama berhak mengakhiri perjanjian ini secara sepihak apabila terbukti Pihak Kedua telah melakukan pelanggaran terhadap isi dalam perjanjian ini tanpa ada tuntutan dalam bentuk apapun dari Pihak Kedua dan Pihak Kedua wajib mengembalikan segala kerugian yang diderita oleh Pihak Pertama.

(3) Berakhirnya perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) perjanjian ini tidak akan menghapus kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi Pihak Kedua kepada Pihak Pertama yang timbul dalam masa perjanjian kerjasama.

(4) PIHAK PERTAMA berhak menunda pelaksanaan Perjanjian ini apabila terdapat indikasi penyimpangan atau kecurangan yang menyebabkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA berdasarkan temuan Direksi PIHAK PERTAMA, Dewan Komisaris PIHAK PERTAMA, Laporan dari auditor eksternal, auditor internal/Komite Audit PIHAK PERTAMA, atau atas permintaan Penyidik, Penuntut Umum/Majelis Hakim setelah dilakukan evaluasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau oleh pihak independen yang berkompeten atas permintaan dari PIHAK PERTAMA dengan hasil evaluasi yang menyatakan terdapat indikasi penyimpangan dan/atau kecurangan.

(5) Apabila PIHAK PERTAMA menyatakan pelaksanaan Perjanjian ditunda, maka selanjutnya PIHAK PERTAMA akan meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan pemeriksaan/ audit dengan tujuan tertentu terhadap indikasi penyimpangan dan/atau kecurangan serta kerugian yang ditimbulkan. Atas rekomendasi dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tersebut PIHAK PERTAMA dapat memutuskan untuk melanjutkan atau membatalkan Perjanjian ini.

Pasal 11 Keadaan Memaksa

(1) Apabila terjadi kelambatan atau kegagalan oleh salah satu pihak untuk memenuhi kewajiban sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan oleh karena keadaan memaksa yaitu tindakan atau kejadian yang dapat ditimbulkan atau diakibatkan suatu kejadian yang berada di luar kemampuan para pihak seperti (namun tidak terbatas) : banjir, badai, gempa bumi, kebakaran, pemogokon massal, huru-hara, peledakan, sabotase, pemberontakan, tindakan militer lainnya, perubahan peraturan perundang-undangan, maka kelambatan atau kegagalan tersebut, tidak boleh dianggap sebagai kesalahan pihak yang bersangkutan, melainkan dilindungi dan tidak akan mengajukan tuntutan atas kerugian yang diderita oleh pihak lainnya.

(2) Pihak yang berada dalam keadaan memaksa wajib segera memberitahukan kepada Pihak lain secara tertulis dalam waktu 2 x 24 jam dan menjelaskan sebab akibat serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasinya.

(3) Pemberitahuan tentang adanya keadaan memaksa tersebut pada ayat (2) Pasal ini harus dikuatkan dengan keterangan tertulis dari instansi yang berwenang.

(4) Tanpa adanya pemberitahuan keadaan memaksa maka dianggap tidak pernah terjadi keadaan memaksa.

(4)

Pasal 12

Penyelesaian Perselisihan

(1) Setiap perselisihan atau gugatan yang timbul sehubungan dengan perjanjian ini atau berkenaan dengan pelanggaran terhadapnya, PARA PIHAK akan menyelesaikan permasalahan secara damai/musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila tidak tercapai kesepakatan menyelesaikan pertentangan gugatan atau pelanggaran tersebut, maka perselisihan itu akan diserahkan penyelesaiannya melalui Kantor Panitera Pengadilan Negeri Semarang.

Pasal 13 Lain-Lain

(1) Segala sesuatu yang terjadi atas pelaksanaan pekerjaan ini yang belum diatur dalam pasal – pasal terdahulu akan diatur di kemudian hari secara musyawarah oleh Para Pihak.

(2) Perubahan dan penyempurnaan atas perjanjian ini, hanya dapat dilakukan apabila ada persetujuan Para Pihak yang dituangkan dalam suatu addendum.

(3) Apabila dikemudian hari terjadi perubahan susunan Direksi serta Dewan Komisaris dan/atau adanya pengalihan pemilik saham dalam Pihak Pertama dan/atau Pihak Kedua, maka Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat Para Pihak sebagaimana mestinya.

(4) Segala bentuk surat menyurat dan dokumen yang berhubungan dengan perjanjian ini merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dari Perjanjian ini.

Pasal 14 Penutup

Demikian perjanjian ini dibuat rangkap ...(sebutkan dibuat dalam rangkap berapa), ... (sebutkan berapa rangkap) diantaranya bermeterai cukup, masing - masing memiliki kekuatan hukum yang sama, mengikat dan dianggap sah setelah ditandatangani oleh para pihak dan dibubuhi cap/stempel Perusahaan masing-masing Pihak.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA ……….. ……….

……….……… ………. ……… ...

Keterangan :

1. Isi atau substansi dari perjanjian disesuaikan dengan kebutuhan

2. Format surat perjanjian kerjasama ini dapat dikembangkan sesuai dengan keperluan.

Referensi

Dokumen terkait

Arief Setiawan, Pengaruh Stable Shareholding, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Real

campurkan tepung terigu, ragi dan gula menjadi satu di baskom adonan, aduk hingga rata..

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek antifungi ekstrak etanol daun ungu (Graptophyllum pictum [L.] Griff.) terhadap pertumbuhan Candida

Oleh karena itu, adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang keberadaan kelompok minoritas Kristen Mormon di Surabaya dengan pemahaman

Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Menurut Sayyid Ahmad Khan umat Islam bangkit harus ada pembaharuan di bidang pendidikan dan berkerjasama dengan bangsa yang non IslamA. Untuk memajukan umat

Metodologi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: Ciputat Pers.. Menjadi Guru

Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisi ruang, maka susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan posisi atom dalam