• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 1

BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari Lima belas kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2012 (Lembaran Negara Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364) tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung tertanggal 16 November 2012 dan diundangkan pada tanggal 17 November 2012, dengan batas :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas, Desa Sukabanjar Kecamatan Lumbok Seminung, Desa Kubu Prahu Kecamatan BalikBukit, Desa Kutabesi, Desa Sukabumi Kecamatan Batu Brak, Desa Sukamarga, Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung, Desa Tuguratu, Desa Banding Agung Kecamatan Suoh, Desa Hantatai, Desa Tembelang, Desa Gunung Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, Desa Gunung Doh Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Desa Ngarit, Desa Rejosari, Desa Petekayu, Desa Sirnagalih Kecamatan Ulu Belu, Desa Datar Lebuay Kecamatan Naningan Kabupaten Pesisir Barat, Desa Way Beluah, dan Desa Melaya Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan;

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Pesisir Barat;

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Wilayah Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani dan nelayan.

Secara geografis letak Kabupaten Pesisir Barat pada koordinat : 4º, 40', 0" - 6º, 0', 0" Lintang Selatan dan 103º, 30', 0" - 104º , 50', 0" Bujur Timur.

Secara Topografi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 3 (tiga) unit topografi yakni: a. Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut) b. Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut)

c. Daerah pegunungan (Daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari permukaan laut)

Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut Kabupaten Pesisir Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Pugung (1.964 m), Gunung Sebayan (1.744 m), Gunung Telalawan (1.753 m) dan Gunung Tampak Tunggak (1.744 m).

Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang mengalir pendek dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang bersamaan air tidak terkonsentrasi dan timing lagnya menjadi lambat. Delta marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, hal ini menyebabkan bila air besar muara sungai sering berpindah (meander). Sungai - sungai yang berukuran pendek dan

(2)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 2 mengalir di lereng terjal seperti ini sukar dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta pantai, umumnya mudah dikembangkan walaupun masih terkena pengaruh pasang surut laut. Pada bagian timur wilayah Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan air (catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur antara lain : Way Biha, Way Belambang dan sebagainya.

Untuk mengetahui Daerah Aliran Sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada table 2.1 dan peta 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 : Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Pesisir Barat

No Nama DAS Panjang

1 W. Bambang 26.56 2 W. Ngamburpangkalan 15.59 3 W. Tembutih 21.74 4 W. Tenumbang 27.39 5 W. Belambang 19.51 6 W. Biha 19.46 7 W. Menangakiri 25.93 8 W. Pemerihan 22.84 9 W. Pintau 17.90

Sumber : Dinas PU Pengairan Prop. Lampung Tahun 2014

Menurut Oldeman, Irsal L Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai pegunungan Bukit Barisan, maka Pesisir Barat memiliki 2 (dua) zone iklim yaitu:

1. Zone A (Jumlah bulan basah > 9 Bulan) terdapat di bagian barat Taman Bukit Barisan Selatan Termasuk Krui dan Bintuhan.

2. Zone BL (Jumlah bulan basah 7 - 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Berdasarkan curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Pesisir Barat berkisar antara 2.500 - 3.000 milimeter setahun.

(3)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 3 Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Pesisir Barat (ukuran A3)

Pesisir Barat merupakan hasil pemekaran Kabupaten Lampung Barat, yang disahkan pada tanggal 25 Okober 2012. Wilayah Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 desa (di Pesisir Barat disebut Pekon) dan 2 Kelurahan, dengan jumlah penduduk sebesar ± 136.370 jiwa. Dilihat dari luas wilayah kecamatan Bengkunat Belimbing merupakan kecamatan terluas di kabupaten Pesisir Barat dengan luas wilayah 97.122 ha atau 32,69 %dari luas total Kabupaten Pesisir Barat. Sedangkan untuk luas wilayah kecamatan terkecil adalah kecamatan Krui Selatan dengan luas wilayah 3.625 Ha atau 1,26% dari luas total wilayah Kabupaten Pesisir Barat.

Untuk mengetahui kecamatan‐kecamatan dan jumlah kelurahan/pekon yang ada di Kabupaten Pesisir Barat dapat di lihat pada tabel 2.2 berikut ini:

(4)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 4 Tabel 2.2 : Nama, luas wilayah dan jumlah pekon per-Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat

No Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan/desa Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

Kelurahan Desa/Pekon (Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total

1 Bengkunat Belimbing - 14 97.122 32,69 - - 2 Bengkunat - 9 21,503 7,45 - - 3 Ngambur - 9 24,056 11,33 - - 4 Pesisir Selatan - 15 40.917 14,17 - - 5 Krui Selatan - 10 3.625 1,26 - - 6 Pesisir Tengah 2 6 120.580 4,18 - - 7 Way Krui - 10 4.283 1,42 - - 8 Karya Penggawa - 12 9.566 7,31 - - 9 Pesisir Utara - 12 11.212 2,92 - - 10 Lemong - 13 39.435 15,76 - - 11 Pulau Pisang - 6 252.00 1,51 - -

(5)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 5 Peta 2.2 : Peta Administrasi Kabupaten/Kota (cantumkan orientasi terhadap Provinsi – ukuran A3)

(6)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 6 2.2. Demografi

Tabel 2.3 : Jumlah dan kepadatan penduduk 3-5 tahun terakhir

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Pddk

Tahun Tahun Tahun Tahun

2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 Bengkunat Belimbing 23,783 24,009 5,946 6,002 - 1.0 25.2 25.4 Bengkunat 7,524 7,620 1,881 1,905 - 1.3 35.0 35.4 Ngambur 17,770 17,953 4,443 4,488 - 1.03 54.3 54.9 Pesisir Selatan 21,578 21,762 5,395 5,441 - 0.9 52.7 53.2 Krui Selatan 8,417 8,531 2,104 2,133 - 1.4 232.2 235.3 Pesisir Tengah 18,171 18,358 4,543 4,590 - 1.03 150.6 152.2 Way Krui 8,222 8,328 2,056 2,082 - 1.3 200.9 203.5 Karya Penggawa 14,138 14,292 3,535 3,573 - 1.1 67.0 67.7 Pesisir Utara 9,434 8,202 2,359 2,051 - -13.1 112.0 97.3 Lemong 14,242 14,365 3,561 3,591 - 0.9 31.3 31.6 Pulau Pisang 1,343 - 336 - - 30.8

Tabel 2.4 : Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun Jumlah KK Tahun Tingkat Pertumbuhan Tahun Kepadatan Pddk Tahun 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 Bengkunat Belimbing 24.089 6.022 5,256 Bengkunat 9.730 2.433 4.60 Ngambur 22.589 5.647 13.20 Pesisir Selatan 24.958 6.240 15.00 Krui Selatan 10.639 2.660 34.35 Pesisir Tengah 18.120 4.530 1,309 Way Krui 9.470 2.368 31.69 Karya Penggawa 15.909 3.977 38.59 Pesisir Utara 9.727 2.432 55.05 Lemong 16.395 4.099 37.36 Pulau Pisang 1.858 465 45.33

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010 – 2014

No Realisasi Anggaran Tahun pertumb. Rata2

2010* 2011* 2012* 2013* 2014

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a.1.1 Pajak daerah 3.285.832.687,00 1.672.842.332,00 4.545.683.444,00 a.1.2 Retribusi daerah 3.283.713.332,00 3.219.839.392,00 9.129.023.254,00 a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 1.091.608.569,52 1.887.192.478,00 2.226.495.348,00 a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah 9.588.286.210,32 7.798.152.672,00 9.350.221.999,12

(7)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 7

yang sah

a.2 Dana Perimbangan (Transfer)

a.2.1 Dana bagi hasil 32.670.395.933,00 49.902.455.580,00 51.830.799.936,00 a.2.2 Dana alokasi umum 347.589.688.000,00 405.399.190.000,00 486.998.706.000,00 a.2.3 Dana alokasi khusus 42.369.700.000,00 59.207.000.000,00 64.868.770.000,00

a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah

a.3.1 Hibah 57.725.959.131,00 50.278.634.000,00 23.235.746.000,00

a.3.2 Dana darurat - - -

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 19.799.605.080,00 - 32.024.005.143,49 a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 28.455.148.800,00 - 55.548.201.000,00 a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah

lainnya

30.000.000.000,00 - 16.981.000.000,00

B Belanja (b1 + b.2) b.1 Belanja Tidak Langsung b.1.1 Belanja pegawai b.1.2 Bunga b.1.3 Subsidi b.1.4 Hibah b.1.5 Bantuan sosial b.1.6 Belanja bagi hasil b.1.7 Bantuan keuangan b.1.8 Belanja tidak terduga

b.2 Belanja Langsung b.2.1 Belanja pegawai b.2.2 Belanja barang dan jasa b.2.3 Belanja modal

C Pembiayaan c.1 Pembiayaan Daerah c.1.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah c.1.2 Pinjaman Daerah

c.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah c.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) PEMDA c.2.2 Pembayaran Pokok Utang c.2.3 Pemberian Pinjaman Daerah

Surplus/Defisit Anggaran

(8)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 8 Tabel 2.6 : Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010 - 2014

No SKPD Tahun pertumb. Rata2

2010 2011 2012 2013 2014 1 PU-CK 1.a Investasi 1.b operasional/pemeliharaan (OM) 2 KLH 2.a Investasi 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 3 Bappeda 3.a Investasi 3.b operasional/pemeliharaan (OM) 4 Dinkes 4.a Investasi 4.b operasional/pemeliharaan (OM) 5 SKPD lainnya 5.a Investasi 5.b operasional/pemeliharaan (OM) 8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)

9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)

11 Belanja Langsung

12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)

Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 – 2014, diolah

Keterangan: Investasi termasuk didalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Tabel 2.7 : Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014

No U r a i a n Belanja Sanitasi (Rp.) pertumb. Rata2

2010 2011 2012 2013 2014 1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 1.1 Investasi 1.2 operasional/pemeliharaan (OM) 1.3 KLH 1.4 Investasi

2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3)

2.1 DAK Sanitasi

2.2 DAK Lingkungan Hidup

(9)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 9

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

4 Bantuan Keuangan Propinsi untuk Sanitasi

Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-3)

Total Belanja Langsung

% APBD murni terhadap Belanja Langsung

Sumber : APBD tahun 2010-2014, diolah

Tabel 2.8 : Belanja APBD Perkapita Kabupaten Pesisir Barat tahun 2010-2014

No D e s k r i p s i Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata

2010 2011 2012 2013 2014

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten

2 Investasi

Sumber : ...

Tabel 2.9 : Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita

No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp.) Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Retribusi Air Limbah

1.a Realisasi retribusi

1.b Potensi retribusi

2 Retribusi Sampah

2.a Realisasi retribusi

2.a Potensi retribusi

3 Retribusi Drainase

3.a Realisasi retribusi

3.b Potensi retribusi

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)

5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)

6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber : ...

Tabel 2.10 : Tabel Peta Perekonomin Kabupaten Pesisir Barat tahun 2010-2014

No D e s k r i p s i Retribusi Sanitasi Tahun (Rp.) Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013 2014

1 PDRB harga Konstan (struktur perekonomian) (Rp.)

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp.)

3 Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber : ...

(10)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 10 Peta 2.3 : Rencana struktur ruang Kabupaten (Ukuran A3)

(11)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 11 Peta 2.4 : Rencana pola ruang Kabupaten (Ukuran A3)

(12)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 12 2.5. Sosial dan Budaya

Untuk kondisi pendidikan di kabupaten Pesisir Barat berdasarkan data dari Pesisir Barat Dalam Angka tahun 2014 jumlah Sekolah Dasar (SD) terdapat 109 buah yang tersebar di seluruh kecamatan. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) berjumlah 31 buah, Sekolah Manengah Atas (SMA) berjumlah 13 buah. Sedangkan untuk sekolah keagamaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berjumlah 26 buah dan Madrasah Aliyah (MA) berjumlah 8 buah.

Kondisi Pendidikan dikabupaten tanggamus dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut ini : Tabel 2.11 : Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Pesisir Barat

Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Bengkunat Belimbing 12 5 1 * 6 * 1 Bengkunat 5 2 1 * 2 * - Ngambur 10 4 2 * 8 * 1 Pesisir Selatan 17 5 1 * 6 * 1 Krui Selatan 8 1 - * - * 1 Pesisir Tengah 11 3 5 * 2 * 2 Way Krui 5 1 - * - * - Karya Penggawa 11 1 1 * - * 1 Pesisir Utara 14 3 1 * - * 1 Lemong 16 6 1 * 2 * - Pulau Pisang * * * * * * *

*) Data masih bergabung dengan Kabupaten Induk Sumber : Kab. Pesisir Barat Dalam Angka tahun 2014

Kondisi penduduk miskin dilihat dari Jumlah Kepala Keluarga (KK) di kabupaten Pesisir Barat berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2014 yang terbesar adalah kecamatan Bengkunat Blimbing dengan jumlah penduduk miskin 1.571 kk, sedangkan yang penduduk miskin yang terkecil adalah kecamatan Pulau Pisang dengan jumlah penduduk miskin 120 kk.

Untuk lebih jelasnya tentang kondisi penduduk miskin per kecamatan dilihat dari jumlah kepala keluarga yang terdapat di kabupaten Pesisir Baat dapat dilihat pada tabel 2.12 berikut ini :

(13)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 13 Tabel 2.12 : Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin

Bengkunat Belimbing 1.571 Bengkunat 374 Ngambur 1.260 Pesisir Selatan 1.000 Krui Selatan 581 Pesisir Tengah 887 Way Krui 686 Karya Penggawa 468 Pesisir Utara 633 Lemong 1.432 Pulau Pisang 120 Sumber : ... tahun ...

Untuk sebaran bangunan rumah di kabupaten Pesisir Barat berdasarkan data yang diambil dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014 kecamatan yang memiliki jumlah rumah paling banyak adalah kecamatan Pesisir Selatan sebanyak 5.563 rumah dan paling sedikit adalah kecamatan Pulau Pisang sebanyak 429 buah rumah.

Kondisi jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel 2.13 berikut ini :

Tabel 2.13 : Jumlah rumah per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Bengkunat Belimbing 5.338 Bengkunat 2.466 Ngambur 4.344 Pesisir Selatan 5.563 Krui Selatan 483 Pesisir Tengah 804 Way Krui 322 Karya Penggawa 1.445 Pesisir Utara 2556 Lemong 3.229 Pulau Pisang 429

(14)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 14 2.6. Kelembagan Pemerintahan Daerah

Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat

PLT BUPATI DPRD SEKRETARIAT DPRD SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI - Pemerintahan - Pembangunan - Ekonomi & Keuangan Asisten Bidang Pemerintahan & Kesejahteraan Rakyat - Bagian Tata Pemerintahan

- Bagian Hukum dan Organisasi

- Bagian Kesejahteraan Rakyat

Asisten Bidang Administrasi Umum - Bagian Umum

- Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol

KELURAHAN KECAMATAN

Dinas Daerah - Dinas Pendidikan

- Dinas Kesehatan

- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Dinas PU

- Dinas Perhubungan dan Kominfo - Dinas Pertambangan dan Energi - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan

Pasar - Dinas Pertanian

Lembaga Teknis Daerah

- Inspektorat Kabupaten

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintah

Pekon

- Badan Kepegawaian Daerah

- Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

- Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan

- Badan Penanggulangan Bencana Daerah - Badan Penyuluh Pertanian, Perkebunan,

Peternakan dan Kehutanan

- Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

- Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah

- Kantor Rumah Sakit Umum Daerah - Kantor Ketahanan Pangan Asisten Bidang Ekonomi , Keuangan &Pembangunan -Bagian Perekonomian -Bagian Pembangunan SAT POL PP

(15)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 15 Bagan Struktur Organisasi SKPD Yang Mempunyai Tupoksi Pembangunan

Sanitasi Di Kabupaten Pesisir Barat

Pada awalnya Penataan perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat menggunakan pola minimal yang pada prinsipnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741). Organisasi perangkat daerah Kabupaten dibentuk berdasarkan pertimbangan antara lain; kewenangan pemerintah yang dimiliki oleh daerah Kabupaten, kemampuan keuangan daerah, ketersediaan sumberdaya aparatur, serta pengembangan pola kerjasama antar daerah dan atau dengan pihak ketiga.

Berdasarkan hal tersebut, sesuai dengan tugas dan kewenangan Penjabat Bupati Pesisir Barat yang salah satu tugas pokoknya adalah mempersiapkan struktur dan mekanisme pemerintahan daerah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138/2051/SJ/ tanggal 31 Agustus 2007, tentang Pedoman Pelaksanaan Undang-undang tentang Pembentukan Kabupaten/kota, maka pembentukan struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat menggunakan pola minimal dan bersifat ramping, yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan Penjabat Bupati Pesisir Barat Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Pembentukan, Organisasi dan tata kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat.

Mandat Tupoksi Langsung

(Stakeholder Utama) Langsung (Stakeholder Mitra) Mandat Tupoksi Tidak

Plt BUPATI DINAS PU Bidang Cipta Karya DINAS KESEHATAN Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup, kebersihan dan Pertamanan Bidang Pengendalia n Pencemaran Lingkungan DINAS PENDIDIKAN Bidang Sarana dan Prasarana BAPPEDA - Bidang Fisik dan Prasarana - Bidang Sosial Budaya Badan Lingkungan Hidup, kebersihan dan Pertamanan Bidang Kebersihan BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH Sub Bagian Humas Badan PEMBERDA YAAN MASYA RAKAT DAN PEMERINTAH AN PEKON Bidang Pengemban gan desa dan Teknologi Tepat Guna

(16)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 16 Saat ini penyusunan Organisasi Tata Kerja terbaru di lingkungan Kabupaten Pesisir Barat telah berdasarkan kepada Peraturan Penjabat Bupati Pesisir Barat Nomor 06 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat.

A. SEKRETARIAT DAERAH

Berdasarkan Peraturan Penjabat Bupati Pesisir Barat Nomor Nomor 06 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat,

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati. Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas dan kewajiban, Sekretariat Daerah mempunyai fungsi : a. Penyusunan kebijakan pemerintah daerah;

b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah; c. Pemantuan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten terdiri dari:

a. Sekretaris Daerah Kabupaten.

b. Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari: 1. Bagian Tata Pemerintahan, membawahi:

i. Sub Bagian pemerintahan umum; ii. Sub Bagian Pertanahan; dan

iii. Sub Bagian Otonomi dan Pengembangan Daerah. 2. Bagian Hukum dan Organisasi, membawahi:

i. Sub Bagian Perundang-undangan;

ii. Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Azasi Manusia; dan iii. Sub Bagian Organisasi.

3. Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahi:

i. Sub Bagian Sosial dan Partisipasi Masyarakat; ii. Sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan; dan iii. Sub Bagian Pemuda dan Olahraga.

c. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari: 1. Bagian Perekonomian, membawahi:

i. Sub Bagian Administrasi Perekonomian;

ii. Sub Bagian Perekonomian dan Produk Daerah; dan iii. Sub Bagian Data dan Pelaporan Perekonomian. 2. Bagian Pembangunan, membawahi:

i. Sub Bagian Penyusunan Program; ii. Sub Bagian Sumber Daya Alam; dan

iii. Sub Bagian Data dan Pelaporan Pembangunan. d. Asisten Bidang Administrasi Umum, terdiri dari:

1. Bagian Umum, membawahi:

(17)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 17 ii. Sub Bagian Kepegawaian Sekretariat; dan

iii. Sub Bagian Tata Usaha Keuangan Sekretariat. 2. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol, membawahi:

i. Sub Bagian Tamu Pemda dan Upacara; ii. Sub Bagian Perjalanan Pimpinan; dan iii. Sub Bagian Hubungan Masyarakat.

e. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

B. ORGANISASI DINAS-DINAS DAERAH

Dinas Daerah adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (1) Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan unsur pemerintahan daerah berdasarkan

asas otonomi dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Daerah mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

e. Pengelolaan administratif.

1. DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan,

kebudayaan, pemuda dan olahraga;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. pelaksanaan pelayanan administratif.

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga terdiri dari: a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi:

i. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; ii. Sub Bagian Keuangan; dan

(18)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 18 iii. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, membawahi: i. Seksi TK/SD/MI ;

ii. Seksi Pendidikan menengah dan kejuruan; dan iii. Seksi Pendidikan luar Sekolah.

d. Bidang Pendidikan Khusus, Non Formal dan Informal, membawahi: i. Seksi Kurikulum;

ii. Seksi ketenagaan ; dan iii. Seksi Sarana dan Prasarana. e. Bidang Kebudayaan, membawahi:

i. Seksi Kebudayaan dan Tradisi;

ii. Seksi Sejarah, Kepurbakalaan dan Permusiuman; dan iii. Seksi Kesenian dan Perfilman.

f. Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahi:

i. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda;

ii. Seksi Peningkatan dan Pembinaan Prestasi Pemuda dan Olahraga; dan iii. Seksi Pembudayaan Olahraga.

g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD).

h. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

2. DINAS KESEHATAN

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pelayanan kesehatan berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Bupati serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan bidang kesehatan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

kesehatan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya; dan

e. Pelayanan administratif.

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi:

i. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; ii. Sub Bagian Keuangan; dan

iii. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi:

i. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan; dan ii. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat.

(19)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 19 d. Bidang Penangulangan Masalah Kesehatan, membawahi:

i. Seksi Pengendalian Penyakit; dan

ii. Seksi penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra. e. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Sehat, membawahi:

i. Seksi Promosi Kesehatan dan Kemitraan; dan ii. Seksi Jaminan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat. f. Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan, membawahi:

i. Seksi Pengembangan SDM Kesehatan;

ii. Seksi Pengendalian Makanan, Minuman dan Matra; dan iii. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD).

3. DINAS PEKERJAAN UMUM, PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum, pertambangan dan energi berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Bupati serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan bidang pekerjaan umum, pertambangan dan energi;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, pertambangan dan energi;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, pertambangan dan energi;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. Pelayanan administratif.

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi, terdiri dari: a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi:

i. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; ii. Sub Bagian Keuangan; dan

iii. Sub Bagian Perencanaan. c. Bidang Bina Marga, membawahi:

i. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; dan ii. Seksi Pengaturan dan Pemberdayaan Jasa Kontruksi.

d. Bidang Pengairan, Cipta Karya dan Tata Ruang, membawahi: i. Seksi Pengairan; dan

ii. Seksi Cipta Karya dan Penataan Ruang. e. Bidang Pertambangan dan Energi, membawahi:

i. Seksi Geologi;

ii. Seksi Pertambangan dan Migas; dan iii. Seksi Ketenagalistrikan.

(20)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 20 f. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD).

g. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

C. LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lembaga Teknis Daerah adalah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Lembaga Teknis Daerah berbentuk Inspektorat dipimpin oleh Inspektur, berbentuk Badan dipimpin oleh Kepala Badan, berbentuk Kantor dipimpin oleh Kepala Kantor dan berbentuk Satuan dipimpin oleh Kepala Satuan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan.

Untuk menyelenggarakan tugas Lembaga Teknis Daerah Kabupaten mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. Pengelolaan administratif

1. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan;

b. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya; dan

e. Pelayanan administratif.

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahi:

i. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; ii. Sub Bagian Keuangan;

iii. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Perekonomian dan Pembangunan, membawahi: i. Sub Bidang Perekonomian; dan

(21)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 21 d. Bidang Pemerintahan, membawahi:

i. Sub Bidang Pemerintahan dan Hukum; dan ii. Sub Bidang Sosial Budaya.

e. Bidang Prasarana Wilayah, membawahi:

i. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah; dan ii. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. f. Bidang Penelitian dan Pengembangan, membawahi:

i. Sub Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan; ii. Sub Bidang Pengembangan Ekonomi dan Dunia Usaha. g. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT).

h. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

2. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN PEKON

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Pekon.

Untuk menyelenggarakan tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon, mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Pekon ;

b. Pengoordinasian penyusunan bidang pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Pekon;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Pekon;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. Pelayanan administratif.

Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon, terdiri dari:

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahi:

i. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; ii. Sub Bagian Keuangan;

iii. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Pemerintahan Pekon, membawahi:

i. Sub Bidang Kelembagaan pekon dan kelurahan; dan ii. Sub Bidang pemberdayaan pemerintah pekon.

d. Bidang Usaha Ekonomi Keluarga dan Masyarakat, membawahi: i. Sub Bidang ekonomi Masyarakat pekon; dan

ii. Sub Bidang bantuan pembangunan dan program khusus.

e. Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat, membawahi: i. Sub Bidang kawasan potensial dan terisolir; dan

(22)

P O K J A S A N I T A S I K A B U P A T E N P E S I S I R B A R A T P R O V I N S I L A M P U N G 22 ii. Sub Bidang teknologi tepat guna.

f. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

3. KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor Lingkungan Hidup, mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup b. Pengoordinasian penyusunan lingkungan hidup;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. Pelayanan administratif.

Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup, terdiri dari : a. Kepala;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan; d. Seksi Pengelolaan Kualitas Lingkungan;

e. Seksi Pengawasan dan Penanggulangan Pencemaran;

f. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan.

2.7. Komunikasi dan Media

Tabel 2.14 : Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi*

No Kegiatan Tahun Pelaksana Dinas Kegiatan Tujuan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran

*Data masih bergabung dengan Kabupaten Lampung Barat

Tabel 2.15 : Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi*

No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektifitas

1 Poster, leaflet Masyarakat APBD I Sarana Kesehatan

Lingkungan Penyuluhan Efektif

2 Poster, leaflet Masyarakat APBD I PHBS Perubahan

perilaku Efektif

3 Poster, leaflet Masyarakat APBD II

Lambar STBM Bebas BABS Efektif

Gambar

Tabel 2.1 : Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 2.4 : Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tabel 2.7 : Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014
Tabel 2.9 : Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
+3

Referensi

Dokumen terkait

Five types of land uses were chosen as follows : (a) co # ee garden in multistrata system followed by rain-fed agriculture and grass filter, (b) mixed-co#ee garden followed by

terdapat 13 respon teknis yang diberikan untuk menjawab atribut, berdasarkan kontribusinya respon teknis yang harus segera direalisasikan adalah Pelatihan dan pengembangan SDM

Stres oksidatif pada diabetes melitus hasil dari oksigen dan nitrogen spesies reaktif berlebih (ROS / RNS) yang berasal dari jalur poliol, oksidasi glukosa, AGEs, dan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya saya bersedia mengundurkan diri dari anggota / kepengurusan dalam organisasi Partai Politik, apabila saya telah

Dari teori-teori yang telah dijelaskan di atas tentang sistem dan juga pemasaran, maka dapat dikatakan bahwa sistem pemasaran adalah sekelompok elemen atau objek yang

Dari hasil analisa yang dilakukan pada sampel CPO, PFAD dan campuran PFAD dengan CPO (1:4) diperoleh kadar asam lemak bebas yang berasal dari daerah berbeda yaitu CPO Dumai

Kondisi lingkungan bisnis dengan struktur kepemilikan yang beragam seperti kepemilikan saham yang terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan

Dari pemaparan di atas, dapat disarikan kemudian bahwa Total Quality Management merupakan upaya memadukan segenap fungsi dan proses dalam suatu organisasi untuk