• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hpk 1.6 Panduan Kerahasian Informasi, Rsg10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hpk 1.6 Panduan Kerahasian Informasi, Rsg10"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PANDUAN

PERLINDUNGAN KERAHASIAAN

PERLINDUNGAN KERAHASIAAN

INFORMASI PASIEN

INFORMASI PASIEN

RUMAH SAKIT GRAMEDIKA 10

RUMAH SAKIT GRAMEDIKA 10

Jalan Raya Besi-Jangkang Nomor 20,

(2)

RS GRAMEDIKA 10

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAMEDIKA 10

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PERLINDUNGAN KERAHASIAAN INFORMASI PASEIN

DI RUMAH SAKIT GRAMEDIKA 10 NOMOR :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAMEDIKA 10

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya melindungi kerahasiaan dan privasi informasi pasien, maka diperlukan adanya Panduan Perlindungan Privasi Pasien di Rumah Sakit Gramedika 10.

 b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Panduan Perlindungan Privasi Pasien dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Gramedika 10.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia  Nomor 69 Tahun 2014 Tentang Kewajiban Rumah Sakit

(3)

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAMEDIKA 10 TENTANG PANDUAN PERLINDUNGAN KERAHASIAAN INFORMASI PASEIN.

KEDUA : Panduan Perlindungan Kerahasiaan Informasi Pasien sebagaimana dimaksud diktum pertama dipergunakan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan perlindungan kerahasiaan informasi pasien.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Sleman

Pada Tanggal : 20 November 2016

DIREKTUR RS GRAMEDIKA

dr. Anggia Fitria Agustin  NIP : 20157010

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam yang telah memberikan Ridlo dan Petunjuk –   Nya, sehingga Panduan Perlindungan Kerahasiaan Informasi Pasien ini dapat diselesaikan dan dapat diterbitkan.

Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf dalam memberikan pelayanan yang terkait dengan kerahasiaan informasi kesehatan pasien di Rumah Sakit Gramedika 10. Dalam panduan ini antara lain berisi tentang tatalaksana yang harus pahami dan dilaksanakan oleh staf terkait dalam menjaga rahasia informasi pasien

Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan,  pedoman, panduan dan prosedur. Untuk tujuan tersebut panduan ini akan kami evaluasi setidaknya setiap 2 tahun sekali. Masukan, kritik dan saran yang konstruktif untuk pengembangan panduan ini sangat kami harapkan dari para pembaca.

Sleman, 20 November 2016 Direktur

dr. Anggia Fitria Agustin  NIP : 20157010

(5)

iv

DAFTAR ISI

Hal: SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI

BAB II RUANG LINGKUP BAB III TATALAKSANA

1. Tanggung Jawab.

2. Kewajiban menjaga rahasia.

3. Syarat rahasia yang wajib dilindugi. 4. Pembukaan kerahasiaan atas pasien. 5. Pengecualiaan membuka rahasia pasien. 6. Hak akses pasien terhadap rahasia kedokteran BAB IV DOKUMENTASI. i ii 1 2 3 3 4 4 5 5 6 7 i

(6)

BAB I PENGERTIAN

Perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi. Rahasia informasi pasien adalah data-data kesehatan milik pasien yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh tenaga medis maupun non medis di Rumah Sakit.

Hakikat rahasia adalah :“Suatu hal yang tidak boleh atau tidak dikehendaki untuk diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan atau tidak  berhak mengetahui hal itu”. Dalam bidang medis/kedokteran, segala temuan  pada diri pasien dapat dikatakan sebagai rahasia medik atau rahasia kedokteran dan rahasia ini sepenuhnya milik si pasien. Merupakan prinsip hukum dan etika bahwa ada informasi tertentu yang tidak boleh dibuka sembarangan, informasi mana yang terbit dari hubungan antara para  profesional bahkan hubungan bisnis, termasuk didalamnya hubungan antara

dokter dengan pasien.

TUJUAN

1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadi adanya kebocoran informasi kesehatan milik pasien selama berada di rumah sakit.

2. Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya resiko kebocoran data dari pihak dalam atau luar.

(7)

BAB II

RUANG LINGKUP

1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan selama berada dalam rumah sakit.

2. Pelaksanaan panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah sakit (medis ataupun non medis).

PRINSIP

1. Semua pasien yang berada dalam rumah sakit harus mendapatkan  perlindungan kerahasiaan informasi pasien dengan baik saat masuk rumah sakit, selama berada di rumah sakit ataupun setelah keluar rumah sakit.

2. Setiap pasien dan karyawan yang berada dalam rumah sakit harus  berusaha menjaga kerahasiaan informasi pasien.

3. Tujuan utama perlindungan kerahasiaan informasi pasien adalah untuk menjaga keamanan data-data kesehatan yang dimiliki pasie n tersebut. 4. Perlindungan kerahasiaan informasi tentang pasien digunakan pada

 proses pasien/pengunjung/karyawan dalam rumah sakit, selama di rumah sakit dan setelah keluar rumah sakit.

(8)

BAB III TATALAKSANA

1. Tanggung Jawab.

a. Tanggung jawab Seluruh Staf Rumah Sakit

1) Memahami dan menerapkan prosedur perlindungan kerahasiaan informasi tentang pasien.

2) Memastikan prosedur perlindungan kerahasiaan informasi  pasien yang benar selama masuk, berada di dalam rumah sakit

maupun setelah pulang dari rumah sakit.

3) Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan kerahasiaan informasi tentang pasien.

 b. Tanggung jawab Perawat

1) Bertanggung jawab memberikan perlindungan kerahasiaan informasi tentang pasien.

2) Melaporkan pada atasan dan mencatat pada laporan rawat inap  jika ada kejadian yang berpotensi mengganggu kerahasiaan data  pasien.

3) Memastikan kerahasiaan informasi/rekam medis tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan maka  penyimpanan harus dipindah tempatnya.

c. Tanggung jawab Petugas rekam medis

1) Bertanggung jawab memberikan pengamanan kerahasiaan informasi tentang pasien.

2) Memastikan kerahasiaan informasi tentang pasien disimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan maka  penyimpanan harus dipindah tempatnya.

d. Tanggung jawab Kepala Instalasi/Kepala Ruang

(9)

2) Menyelidiki semua insiden kebocoran kerahasiaan informasi tentang pasien dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terjadinya kebocoran informasi.

e. Tanggung jawab Direktur

1) Memantau dan memastikan panduan perlindungan kerahasiaan informasi tentang pasien dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi.

2) Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan perlindungan kerahasiaan informasi tentang pasien/karyawan.

2. Kewajiban menjaga rahasia.

Kewajiban menjaga rahasia tersebut berlaku pada waktu-waktu sebagai  berikut :

a. Sebelum berlangsungnya perjanjian terapeutik antara dokter dengan  pasien, dalam arti bahwa segala sesuatu yang terlanjur telah diinformasikan oleh pasien tetap dijaga kerahasiaannya meskipun  pasien tersebut kemungkinan tidak jadi menggunakan jasa

dokter tersebut.

 b. Pada saat berlangsungnya perjanjian terapeutik. c. Setelah berakhirnya perjanjian terapeutik.

d. Setelah pasien meninggal dunia. 3. Syarat rahasia yang wajib dilindugi.

Hanya kerahasiaan tertentu saja yang merupakan rahasia yang dilindungi yakni rahasia-rahasia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Rahasia tersebut merupakan informasi yang substansial dan penting

 bagi pasien atau bagi pengobatannya.

 b. Rahasia tersebut sebelumnya belum pernah terbuka untuk umum secara meluas. Apabila rahasia tersebut telah terbuka untuk umum, tetapi belum meluas atau jika rahasia tersebut sudah dibuka sebagai alat bukti, rahasia tersebut tetap tidak boleh dibuka oleh dokter kepada orang lain.

(10)

c. Rahasia tersebut bukanlah informasi yang memang tersedia untuk  publik ( public information).

d. Rahasia yang jika dibuka akan menimbulkan rasa malu bagi pasien, dokter, atau pihak-pihak lainnya.

e. Rahasia yang jika dibuka akan merugikan kepentingan pasiennya. f. Rahasia yang jika dibuka akan mempersulit pengobatan oleh dokter

terhadap pasiennya.

g. Rahasia yang jika dibuka akan menimbulkan kemungkinan pasien tidak lagi memberikan informasi selanjutnya kepada dokter. Hal tersebut akan mempersulit dokter dalam melakukan pengobatannya. h. Bagi pasien, informasi tersebut sangat penting dan sensitif.

i. Jika dibuka rahasia tersebut, akan menimbulkan kemarahan/gejolak atau sikap masyarakat yang merugikan kepentingan pasien dan atau merugikan kepentingan pengobatan.

 j. Pasien tidak pernah mengizinkan (no waiver ) secara tegas atau secara tersirat untuk dibuka rahasia tersebut.

4. Pembukaan kerahasiaan atas pasien.

Kerahasiaan kedokteran atas pasien dapat dibuka :

a. Jika dilakukan untuk kepentingan kesehatan pasien.

 b. Jika dilakukan untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum.

c. Jika dilakukan atas permintaan pasien sendiri.

d. Jika dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan lainnya.

5. Pengecualiaan membuka rahasia pasien.

Pengecualian membuka rahasia pasien juga dapat diberlakukan terhadap: a. Hal-hal yang mendesak/membahayakan kepentingan umum atau

(11)

secara etika dan hukum wajib memberi tahu bahwa penyumbang darah tersebut adalah penderita AIDS. Contoh lainnya adalah seorang sopir bus yang mengidap penyakit ayan (epilepsi) yang dapat membahayakan keselamatan penumpangnya.

 b. Hal-hal yang termasuk untuk kepentingan umum atau kepentingan yang lebih tinggi, misalnya untuk kepentingan pendidikan kedokteran atau untuk penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran itu sendiri dimana informasi tentang penyakit pasien yang seharusnya dirahasiakan tetapi dibutuhkan untuk kepentingan  pendidikan dan penelitian tersebut.

6. Hak akses pasien terhadap rahasia kedokteran

Hak akses pasien terhadap rahasia kedokteran didasarkan pada: a. Data-data medik yang tercantum dalam berkas rekam medis.

Rekam medis adalah data-data pribadi pasien yang merupakan tindak lanjut dari pengungkapan penyakit yang di derita oleh pasien kepada dokternya. Maka iapun berhak untuk memperoleh informasi untuk mengetahui apa saja yang dilakukan terhadap dirinya dalam rangka penyembuhannya.

 b. Hubungan hukum antara dokter- pasien untuk berdaya upaya menyembuhkan pasien ( inspanning verbintenis ).

Hak akses terhadap rahasia kedokteran bisa disimpulkan sebagai kelanjutan dari hak atas informasi. Atau berdasarkan itikad baik dari  pihak dokternya untuk memberikan akses terhadap rekam mediknya yang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III /2008 diberikan dalam bentuk ringkasan rekam medis.

c. Hak akses terhadap rekam medis adalah sebagai kelanjutan dari kewajiban dokter untuk memberikan informasi kepada pasien.

(12)

BAB III DOKUMENTASI

Pencatatan terhadap persetujuan pelepasan informasi tercatat dalam  persetujuan umum yang dimintakan pada awal pasien berkunjung ke rumah

Referensi

Dokumen terkait

Kata Kunci : Pelayanan Rumah Sakit, Pencarian Informasi Pasien, Aplikasi Informasi Kamar Pasien, Rumah Sakit Petrokimia

Matriks 2 Pernyataan Informan (Pasien ) tentang Kebijakan yang Dimiliki Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras terkait Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS.. Informan

 Rumah sakit menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk mengurangi risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan tenaga pelayanan kesehatan.

Tujuan rancang modelsistem informasi registrasi pasien rumah sakit rumah sakit umum adalah untuk membantu staf rumah sakit dalam proses pengembangan sistem informasi rumah sakit

Bahwa sesuai butir a diatas perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II tentang Panduan Pelayanan Pasien Gawat Darurat.. Mengingat

Pelayanan pasien di Rumah Sakit adalah pelayanan kesehatan yang memerlukan perencanaan dari petugas kesehatan yang berkesinambungan sesuai kebutuhan asuhan

RS Permata Cirebon Cirebon mempersilahkan pasien untuk mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik apabila

Buku panduan ini harus dipandang sebagai panduan untuk memudahkan bagi Rumah Sakit serta pemberi pelayanan kesehatan dalam melaksanakan program- program keselamatan