• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Gerd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Gerd"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

Gastroesophageal Refluks

Gastroesophageal Refluks

A. Definisi

A. Definisi

Refluks gastroesophageal atau biasa disebut GERD adalah kembalinya isi lambung Refluks gastroesophageal atau biasa disebut GERD adalah kembalinya isi lambung ke esophagus atau lebih proksimal. Isi lambung tersebut bisa berupa asam lambung, udara, ke esophagus atau lebih proksimal. Isi lambung tersebut bisa berupa asam lambung, udara, maupun makanan (Resto, 2002). Refluks gastroesophageal merupakan aliran balik isi maupun makanan (Resto, 2002). Refluks gastroesophageal merupakan aliran balik isi lambung atau duodenum ke dalam esophagus. Hal ini adalah normal, baik pada orang lambung atau duodenum ke dalam esophagus. Hal ini adalah normal, baik pada orang dewasa dan anak-anak, refluks berlebihan dapat terjadi karena stingfer esophagus tidak dewasa dan anak-anak, refluks berlebihan dapat terjadi karena stingfer esophagus tidak kompeten, pilorik, atau gangguan motilitas. Kekambuhan refluks tampak meningkat sesuai kompeten, pilorik, atau gangguan motilitas. Kekambuhan refluks tampak meningkat sesuai penambahan usia (Rayhorn, 2003).

penambahan usia (Rayhorn, 2003).

Pada orang normal, refluks ini terjadi pada posisi tegak sewaktu habis makan. Pada orang normal, refluks ini terjadi pada posisi tegak sewaktu habis makan. Karena sikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kontraksi peristaltik primer, isi lambung Karena sikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kontraksi peristaltik primer, isi lambung yang mengalir masuk ke esofagus segera dikembalikan ke lambung. Refluks sejenak ini yang mengalir masuk ke esofagus segera dikembalikan ke lambung. Refluks sejenak ini tidak merusak mukosa esofagus dan tidak menimbulkan keluhan atau gejala. Oleh karena tidak merusak mukosa esofagus dan tidak menimbulkan keluhan atau gejala. Oleh karena itu, dinamakan refluks fisiologis. Keadaan ini baru dikatakan patologis, bila refluks terjadi itu, dinamakan refluks fisiologis. Keadaan ini baru dikatakan patologis, bila refluks terjadi berulang-ulang yang menyebabkan esofagus distal terkena pengaruh isi lambung untuk berulang-ulang yang menyebabkan esofagus distal terkena pengaruh isi lambung untuk waktu yang lama. Istilah esofagitis refluks berarti kerusakan esofagus akibat refluks cairan waktu yang lama. Istilah esofagitis refluks berarti kerusakan esofagus akibat refluks cairan lambung, seperti erosi dan ulserasi

lambung, seperti erosi dan ulserasi epitel skuamosa esofagus (Susanto, 2002).epitel skuamosa esofagus (Susanto, 2002).

B. Etiologi GERD

B. Etiologi GERD

Beberapa penyebab terjadinya GERD : Beberapa penyebab terjadinya GERD :

a.

a. Menurunnya Menurunnya tonus tonus LES LES (Lower (Lower Esophageal Sphincter)Esophageal Sphincter) b.

b. Bersihan asam Bersihan asam dari dari lumen lumen esofagus esofagus menurunmenurun c.

c. Ketahanan Ketahanan epitel epitel esofagus esofagus menurunmenurun d.

d. Bahan Bahan refluksat mengenai refluksat mengenai dinding esofagus dinding esofagus yaitu yaitu Ph Ph <2, <2, adanya adanya pepsin, pepsin, garamgaram empedu, HCL.

empedu, HCL. e.

e. Kelainan Kelainan pada pada lambunglambung f.

f. Infeksi Infeksi H. PH. Pylori ylori dengan dengan corpus corpus predomipredominan nan gastritisgastritis g.

g. Non acid Non acid refluks (rerefluks (refluks gas) fluks gas) menyebabkan menyebabkan hipersensihipersensitivitastivitas h.

h. Alergi makanan Alergi makanan atau tidak atau tidak bisa bisa menerima makanan menerima makanan juga membuat juga membuat refluksrefluks i.

i. MengkonsumsMengkonsumsi i makanan makanan berasam, berasam, coklat, coklat, minuman minuman berkafein berkafein dan dan berkarbonatberkarbonat,, alkohol, merokok, dan obat-obatan yang bertentangan dengan fungsi alkohol, merokok, dan obat-obatan yang bertentangan dengan fungsi esophageal sphincter bagian bawah termasuk yang memiliki efek antikolinergik esophageal sphincter bagian bawah termasuk yang memiliki efek antikolinergik (seperti beberapa antihistamin), penghambat saluran kalsium, progesteron, dan (seperti beberapa antihistamin), penghambat saluran kalsium, progesteron, dan nitrat.

nitrat.  j.

(2)

C.

C. Patofisiologi

Patofisiologi dan

dan WOC

WOC

Secara fisiologis faktor anatomis mencegah terjadinya refluks asam lambung ke Secara fisiologis faktor anatomis mencegah terjadinya refluks asam lambung ke esophagus melalui beberapa mekanisme berikut ini:

esophagus melalui beberapa mekanisme berikut ini: a.

a. Sfingter esophageal Sfingter esophageal bawah bawah (LES/Lower Esophageal (LES/Lower Esophageal Sphincter) harus Sphincter) harus memilikimemiliki ukuran dan tekanan yang normal, serta mempunyai kemampuan pada relaksasi ukuran dan tekanan yang normal, serta mempunyai kemampuan pada relaksasi sementara pada episode mekanisme menelan

sementara pada episode mekanisme menelan b.

b. PersimpangPersimpangan an anatomis gastroesofageal harus anatomis gastroesofageal harus terletak di terletak di dalam abdomendalam abdomen sehingga otot difragma dapat membantu aktivitas LES

sehingga otot difragma dapat membantu aktivitas LES c.

c. Mekanisme pembersihan Mekanisme pembersihan esophageal harus esophageal harus dapat dapat menetralkamenetralkan n refluks asamrefluks asam yang melewati LES.

yang melewati LES. d.

d. Mekanisme Mekanisme pengosongan pengosongan lambung lambung harus harus optimal.optimal.

Kondisi abnormal pada feluks gastroesofageal disebabkan oleh tidak optimalnya satu Kondisi abnormal pada feluks gastroesofageal disebabkan oleh tidak optimalnya satu atau lebih dari

atau lebih dari mekanisme protektif sebagai berikut:mekanisme protektif sebagai berikut: a.

a. Gangguan fungsi (relaksasi sementara LES) Gangguan fungsi (relaksasi sementara LES) atau mekanikal atau mekanikal (penurunan(penurunan tekanan LES)

tekanan LES) menyebabkan peningkatan refluks gastroesofagealmenyebabkan peningkatan refluks gastroesofageal

b. Komponen makanan, obat-obatan, atau hormon-hormon yang dapat b. Komponen makanan, obat-obatan, atau hormon-hormon yang dapat

menurunkan tekanan LES menurunkan tekanan LES c.

c. Kegemukan merupakan faktor Kegemukan merupakan faktor penting yang penting yang berkontribusberkontribusi i dalam refluksdalam refluks gastroesofageal yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraabdomen gastroesofageal yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraabdomen d.

d. Walaupun refluks Walaupun refluks gastroesofgastroesofageal ageal dapat dapat terjadi pada terjadi pada semua usia, semua usia, tetapi padatetapi pada usia lanjut kondisi refluks gastroesofageal meningkat seiring dengan penurunan usia lanjut kondisi refluks gastroesofageal meningkat seiring dengan penurunan tekanan LES.

tekanan LES.

Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi, pada dasarnya terdapat empat faktor Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi, pada dasarnya terdapat empat faktor utama, meliputi: 1) asam lambung, 2) integritas structural, fungsi dan kompetensi dari LES utama, meliputi: 1) asam lambung, 2) integritas structural, fungsi dan kompetensi dari LES untuk mencegah aliran refluks, 3) mekanisme pertahanan mukosa esophageal yang untuk mencegah aliran refluks, 3) mekanisme pertahanan mukosa esophageal yang memerankan pertahanan penting dari asam lambung, dan 4) mekanisme sensori yang memerankan pertahanan penting dari asam lambung, dan 4) mekanisme sensori yang memberikan manifestasi gejala yang m

memberikan manifestasi gejala yang muncul (Rayhorn, 2003)uncul (Rayhorn, 2003)

Kondisi inkompetensi LES akan menyebabkan terjadinya aliran abnormal (refluks) Kondisi inkompetensi LES akan menyebabkan terjadinya aliran abnormal (refluks) yang berisikan asam lambung ke esophagus, dimana asam ini akan merusak mukosa yang berisikan asam lambung ke esophagus, dimana asam ini akan merusak mukosa esophagus dan memberikan gejala klinis. Ketika lebih banyak refluks asam dan penurunan esophagus dan memberikan gejala klinis. Ketika lebih banyak refluks asam dan penurunan pembersihan

pembersihan oleh esopoleh esophagus, mahagus, maka asam laka asam lambung mbung tersebut akan tersebut akan lebih lalebih lama kontakma kontak dengan mukosa esophageal.

dengan mukosa esophageal.

Kondisi dimana bertambahnya waktu frekuensi kontak dengan mukosa esophageal Kondisi dimana bertambahnya waktu frekuensi kontak dengan mukosa esophageal dan kerusakan dari mukosa esophagus, serta terjadi esofagitis akan menimbulkan berbagai dan kerusakan dari mukosa esophagus, serta terjadi esofagitis akan menimbulkan berbagai masalah yang muncul pada pasien.

masalah yang muncul pada pasien.

D. Manifestasi Klinis

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang tipikal (esofagus) dan gejala Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang tipikal (esofagus) dan gejala atipikal

atipikal (ekstraesofagu(ekstraesofagus).s).

Gejala GERD 70% merupakan tipikal, yaitu : Gejala GERD 70% merupakan tipikal, yaitu :

(3)

a.

a. Heart Burn, yHeart Burn, yaitu sensasi aitu sensasi terbakar di daeterbakar di daerah retrosternalrah retrosternal. Gejala h. Gejala heartburneartburn adalah gejala tersering.

adalah gejala tersering. b.

b. RegurgitasRegurgitasi, i, yaitu yaitu kondisi dimana kondisi dimana material lambung material lambung terasa di terasa di faring. Kemudianfaring. Kemudian mulut terasa asam dan pahit.

mulut terasa asam dan pahit. c.

c. Disfagia. Disfagia. Biasanya Biasanya terjadi terjadi oleh oleh karena karena komplikasi komplikasi berupa berupa striktur (Yustriktur (Yusuf, 20suf, 2009)09) Gejala Atipikal :

Gejala Atipikal : a.

a. Batuk Batuk kronik kronik dan dan kadang kadang wheezingwheezing b.

b. Suara Suara serakserak c. Pneumonia c. Pneumonia d.

d. Fibrosis Fibrosis paruparu e. Bronkiektasis e. Bronkiektasis f.

f. Nyeri Nyeri dada dada nonkardiak nonkardiak (Yusuf, (Yusuf, 2009)2009) Gejala lain :

Gejala lain : a.

a. Penurunan Penurunan berat berat badanbadan b. Anemia

b. Anemia c.

c. Hematemesis Hematemesis atau atau melenamelena d.

d. Odinofagia Odinofagia (Bestari, (Bestari, 2011).2011). E.

E. Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjangPenunjang a.

a. EndoskopiEndoskopi

Pemeriksaan endoskopi memungkinkan untuk melihat dan sekaligus Pemeriksaan endoskopi memungkinkan untuk melihat dan sekaligus melakukan biopsy epitel esophagus. Endoskopi dan biopsy dapat menetukan melakukan biopsy epitel esophagus. Endoskopi dan biopsy dapat menetukan ada dan beratnya esofagitis, striktura dan esofagitis Barret, serta dapat ada dan beratnya esofagitis, striktura dan esofagitis Barret, serta dapat menyingkirkan kelainan lain seperti penyakit Crohn. Akan tetapi, gambaran menyingkirkan kelainan lain seperti penyakit Crohn. Akan tetapi, gambaran normal esophagus selama endoskopi belum tentu tidak ada esofagitis secara normal esophagus selama endoskopi belum tentu tidak ada esofagitis secara histopatologi. Jika esofagitis tidak terlihat, maka perubahan mukosa menjadi histopatologi. Jika esofagitis tidak terlihat, maka perubahan mukosa menjadi hiperemis maupun pucat harus menjadi perhatian. Pemeriksaan endoskopi hiperemis maupun pucat harus menjadi perhatian. Pemeriksaan endoskopi biasanya dilanjutkan dengan pengambilan sampel mukosa untuk pemeriksaan biasanya dilanjutkan dengan pengambilan sampel mukosa untuk pemeriksaan biopsy (Sawyer, 2008)

biopsy (Sawyer, 2008) b. Radiologi

b. Radiologi

Pemeriksaan radiologi utama adalah radiologis dengan barium per oral. Pemeriksaan radiologi utama adalah radiologis dengan barium per oral. Prinsip pemeriksaan adalah melihat refluks bubur barium yang menunjukkan ada Prinsip pemeriksaan adalah melihat refluks bubur barium yang menunjukkan ada tidaknya kelainan structural dan anatomis dari esophagus, ada tidaknya inflamasi tidaknya kelainan structural dan anatomis dari esophagus, ada tidaknya inflamasi dan esofagitis dengan erosi yang berat. Ketika pemeriksaan ini dilakukan, pasien dan esofagitis dengan erosi yang berat. Ketika pemeriksaan ini dilakukan, pasien diberi minum bubur barium, lalu foto rontgen. Akan terlihat adanya suatu ulkus, diberi minum bubur barium, lalu foto rontgen. Akan terlihat adanya suatu ulkus, hiatal hernia, erosi, maupun kelainan lain (Buckles, 2004)

hiatal hernia, erosi, maupun kelainan lain (Buckles, 2004) c.

c. Pengukuran Pengukuran pH pH dan dan tekanan tekanan esophagusesophagus

Pemantauan pH esophagus dilakukan selama 24 jam. Uji ini merupakan Pemantauan pH esophagus dilakukan selama 24 jam. Uji ini merupakan cara yang paling akurat untuk menentukan waktu dan kejadian asidifikasi cara yang paling akurat untuk menentukan waktu dan kejadian asidifikasi esophagus, serta frekuensi dan lamanya refluks. Prinsip pemeriksaan adalah esophagus, serta frekuensi dan lamanya refluks. Prinsip pemeriksaan adalah untuk mendeteksi perubahan pH di bagian distal esophagus akibat refluks dari untuk mendeteksi perubahan pH di bagian distal esophagus akibat refluks dari lambung. pengujiannya dengan memakai suatu elektroda mikro melalui hidung lambung. pengujiannya dengan memakai suatu elektroda mikro melalui hidung dimasukkan ke bagian bawah esophagus. Elektroda tersebut dihubungkan dimasukkan ke bagian bawah esophagus. Elektroda tersebut dihubungkan dengan monitor komputer yang mampu mencatat segala perubahan pH dan dengan monitor komputer yang mampu mencatat segala perubahan pH dan kemudian secara otomatis tercatat. Biasanya yang

(4)

yang terjadi jika terdeteksi pH<4 di esophagus untuk jangka waktu 15-30 detik. yang terjadi jika terdeteksi pH<4 di esophagus untuk jangka waktu 15-30 detik. Kelemahan uji ini adalah membutuhkan waktu yang lama dan dipengaruhi Kelemahan uji ini adalah membutuhkan waktu yang lama dan dipengaruhi berbagai keadaan seperti: posisi pasien, f

berbagai keadaan seperti: posisi pasien, f rekuensi makanan, keasaman dan jenisrekuensi makanan, keasaman dan jenis makanan, keasaman lambung, pengobatan yang diberikan, serta tentunya posisi makanan, keasaman lambung, pengobatan yang diberikan, serta tentunya posisi elektroda di esophagus (Rilet, 2009).

elektroda di esophagus (Rilet, 2009). d.

d. Pemeriksaan Pemeriksaan ManometriManometri

Manometri merupakan suatu teknik untuk mengukur tekanan otot. Caranya Manometri merupakan suatu teknik untuk mengukur tekanan otot. Caranya adalah dengan memasukkan sejenis kateter yang berisi sejenis tranduser adalah dengan memasukkan sejenis kateter yang berisi sejenis tranduser tekanan untuk mengukur tekanan. Kateter ini dimasukkan melalui hidung setelah tekanan untuk mengukur tekanan. Kateter ini dimasukkan melalui hidung setelah pasien menelan air sebanyak 5 ml. Ukuran kateter ini kurang lebih sama dengan pasien menelan air sebanyak 5 ml. Ukuran kateter ini kurang lebih sama dengan ukuran pipa nasogastrik. Kateter ini dimasukkan sampai tranduser tekanan ukuran pipa nasogastrik. Kateter ini dimasukkan sampai tranduser tekanan berada di lambung. Pengukuran dilakukan pada saat pasien meneguk air berada di lambung. Pengukuran dilakukan pada saat pasien meneguk air sebanyak 10-15 kali. Tekanan otot stingfer pada waktu istirahat juga bisa diukur sebanyak 10-15 kali. Tekanan otot stingfer pada waktu istirahat juga bisa diukur dengan cara menarik kateter melalui stingfer sewaktu pasien disuruh melakukan dengan cara menarik kateter melalui stingfer sewaktu pasien disuruh melakukan gerakan menelan. Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui baik tidaknya fungsi gerakan menelan. Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui baik tidaknya fungsi esophagus ataupun LES dengan berbagai tingkat berat dan ringannya kelainan esophagus ataupun LES dengan berbagai tingkat berat dan ringannya kelainan (Rayhorn, 2003)

(Rayhorn, 2003)

F. Penatalaksanaan

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan atau terapi GERD ditujukan untuk mengurangi atau Penatalaksanaan atau terapi GERD ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala pasien, mengurangi frekuensi atau kekambuhan dan menghilangkan gejala-gejala pasien, mengurangi frekuensi atau kekambuhan dan durasi refluks esofageal, mempercepat penyembuhan mukosa yang terluka, dan durasi refluks esofageal, mempercepat penyembuhan mukosa yang terluka, dan mencegah berkembangnya komplikasi. Terapi diarahkan pada peningkatan mencegah berkembangnya komplikasi. Terapi diarahkan pada peningkatan mekanisme pertahanan yang mencegah refluks dan atau mengurangi faktor-faktor mekanisme pertahanan yang mencegah refluks dan atau mengurangi faktor-faktor yang memperburuk agresifitas refluks atau kerusakan mukosa.

yang memperburuk agresifitas refluks atau kerusakan mukosa. a.

a. Modifikasi Modifikasi Gaya Gaya HidupHidup 1.

1. Tidak Tidak merokokmerokok 2.

2. Tempat Tempat tidur tidur bagian bagian kepala kepala ditinggikanditinggikan 3.

3. Tidak Tidak minum minum alcoholalcohol 4.

4. Diet Diet rendah rendah lemaklemak 5.

5. Hindari Hindari mengangkat mengangkat barang barang beratberat 6.

6. Penurunan Penurunan berat berat badan badan pada pada pasien pasien gemukgemuk 7.

7. Jangan Jangan makan makan terlalu terlalu kenyangkenyang 8.

8. Hindari pakaian Hindari pakaian yang yang ketat, terutama ketat, terutama di di daerah daerah pinggangpinggang b.

b. Terapi Terapi EndoskopikEndoskopik

Terapi ini masih terus dikembangkan. Contohnya adalah radiofrekuensi, Terapi ini masih terus dikembangkan. Contohnya adalah radiofrekuensi, endoscopic suturing, dan endoscopic emplatation. Radiofrekuensi adalah endoscopic suturing, dan endoscopic emplatation. Radiofrekuensi adalah dengan memanaskan gastroesophageal junction. Tujuan dari jenis terapi ini dengan memanaskan gastroesophageal junction. Tujuan dari jenis terapi ini adalah untuk mengurangi penggunaan obat, meningkatkan kualitas hidup, dan adalah untuk mengurangi penggunaan obat, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi reflux.

mengurangi reflux. c.

c. Terapi Terapi Medika Medika Mentosa.Mentosa.

Sampai pada saat ini dasar yang digunakan untuk terapi ini adalah supresi Sampai pada saat ini dasar yang digunakan untuk terapi ini adalah supresi pengeluaran asam lambung. Ada dua pendekatan yang biasa dilakukan pada pengeluaran asam lambung. Ada dua pendekatan yang biasa dilakukan pada terapi medika mentosa:

terapi medika mentosa: 1.

1. Step Step upup  Awal

 Awal pengobatan pengobatan pasien pasien diberikan diberikan obat-obat obat-obat yang yang kurang kurang kuatkuat menekan sekresi asam seperti antacid, antagonis reseptor H2 ( simetidin, menekan sekresi asam seperti antacid, antagonis reseptor H2 ( simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin) atau golongan prokinetik ranitidine, famotidin, nizatidin) atau golongan prokinetik

(5)

(metoklorpamid,domperidon,cisaprid) bila gagal berikan obat-obat supresi (metoklorpamid,domperidon,cisaprid) bila gagal berikan obat-obat supresi asam yang lebih kuat dengan masa terapi lebih lama (PPI).

asam yang lebih kuat dengan masa terapi lebih lama (PPI). 2.

2. Step Step downdown

Pada terapi ini pasien langsung diberikan PPI (Proton pump inhibitor ) Pada terapi ini pasien langsung diberikan PPI (Proton pump inhibitor ) dan setelah berhasil lanjutkan dengan supresi asam yang lebih lemah untuk dan setelah berhasil lanjutkan dengan supresi asam yang lebih lemah untuk pemeliharaan.

pemeliharaan. d.

d. Terapi Terapi terhadap terhadap KomplikasiKomplikasi

Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan dan str

Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan dan str iktur. Bila terjadiiktur. Bila terjadi rangsangan asam lambung yang kronik dapat terjadi perubahan mukosa rangsangan asam lambung yang kronik dapat terjadi perubahan mukosa esophagus dari squamous menjadi kolumnar yang metaplastik sebagai esophagus dari squamous menjadi kolumnar yang metaplastik sebagai esophagus barret’s (premaligna) dan dapat menjadi karsinoma barret’s esophagus barret’s (premaligna) dan dapat menjadi karsinoma barret’s esophagus.

esophagus. 1.

1. Striktur Striktur esophaguesophaguss

Bila pasien mengeluh disfagia dan diameter strikturnya kurang dari 13 Bila pasien mengeluh disfagia dan diameter strikturnya kurang dari 13 mm maka dapat dilakukan dilatasi busi, bila gagal juga lakukanlah operasi. mm maka dapat dilakukan dilatasi busi, bila gagal juga lakukanlah operasi. 2.

2. Barret’s esophagusBarret’s esophagus

Bila pasien telah mengalami hal ini maka terapi yang dilakukan adalah Bila pasien telah mengalami hal ini maka terapi yang dilakukan adalah terapi bedah (fundoskopi). Selain terapi bedah dapat juga dilakukan terapi terapi bedah (fundoskopi). Selain terapi bedah dapat juga dilakukan terapi endoskopi (baik menggunakan energy radiofrekuensi, plikasi gastric luminal endoskopi (baik menggunakan energy radiofrekuensi, plikasi gastric luminal atau dengan implantasi endoskopi) walapun cara ini masih dalam penelitian atau dengan implantasi endoskopi) walapun cara ini masih dalam penelitian (Djajapranata, 2001)

(Djajapranata, 2001) ]]

G. Komplikasi

G. Komplikasi

Komplikasi GERD antara lain menurut Asroel, 2002 : Komplikasi GERD antara lain menurut Asroel, 2002 : a.

a. Esofagus barret, Esofagus barret, yaitu yaitu perubahan epitel perubahan epitel skuamosa skuamosa menjadi menjadi kolumner metaplastik.kolumner metaplastik.

b.

b.

Esofagitis ulseratif Esofagitis ulseratif 

c.

c.

PerdarahanPerdarahan

d.

d.

Striktur Striktur esophaguesophaguss

e.

e.

 Aspirasi Aspirasi

H.

H. Asuhan Kepe

Asuhan Keperawatan pada G

rawatan pada Gangguan Esofag

angguan Esofagus

us

a. Pengkajian

a. Pengkajian

Pengkajian fokus pada pasien refluks gastroesofagus, meliputi pengkajian Pengkajian fokus pada pasien refluks gastroesofagus, meliputi pengkajian anamnesa (keluhan utama, riwayat yang berhubungan dengan keluhan utama, dan anamnesa (keluhan utama, riwayat yang berhubungan dengan keluhan utama, dan pengkajian psikososiospiritual ), pemeriksaan fisik dan pengkajian diagnostik. Pada pengkajian psikososiospiritual ), pemeriksaan fisik dan pengkajian diagnostik. Pada keluhan utama sering didapatkan keluhan pirosis (nyeri dengan sensai terbakar pada keluhan utama sering didapatkan keluhan pirosis (nyeri dengan sensai terbakar pada esofagus ), dispepsia (indigesti), regurgitasi, disfagia/osinofagia (kesulitan esofagus ), dispepsia (indigesti), regurgitasi, disfagia/osinofagia (kesulitan menelan/nyeri saat menelan ). Keluhan ini penting untuk disedkrepsikan, apakah menelan/nyeri saat menelan ). Keluhan ini penting untuk disedkrepsikan, apakah keluhan ini merupakan keluhan gastrointestinal atau tidak karena keluhan ini dapat keluhan ini merupakan keluhan gastrointestinal atau tidak karena keluhan ini dapat menyerupai serangan jantung.

menyerupai serangan jantung.

Pengkajian riwayat dapat mendukung penggalian masalah pada pasien. Pengkajian riwayat dapat mendukung penggalian masalah pada pasien. Pengkajian nyeri yang khas pada refluks gastroesofagus dapat secara lengkap Pengkajian nyeri yang khas pada refluks gastroesofagus dapat secara lengkap dengan pendekatan PQRST. Keluhan regurgitasi adanya keluhan material esofagus dengan pendekatan PQRST. Keluhan regurgitasi adanya keluhan material esofagus masuk kedalam jalan napas. Pada pengkajian disfagia, tentukan berapa lama masuk kedalam jalan napas. Pada pengkajian disfagia, tentukan berapa lama keluhan muncul dan apakah disertai penurunan berat badan. Pengakajian psikologis keluhan muncul dan apakah disertai penurunan berat badan. Pengakajian psikologis sering didapatkan kecemasan akan kondisi yang dialami. Perawat juga mengkaji sering didapatkan kecemasan akan kondisi yang dialami. Perawat juga mengkaji

(6)

faktor yang dapat menurunkan / menambah keluhan. Kaji mengenai pengetahuan faktor yang dapat menurunkan / menambah keluhan. Kaji mengenai pengetahuan pasien bagaiamana cara pasien untuk menurunkan keluhan, apakah dengan pasien bagaiamana cara pasien untuk menurunkan keluhan, apakah dengan mengobati sendiri, atau meminta

mengobati sendiri, atau meminta pertolongan kesehatan.pertolongan kesehatan.

Pada pemeriksaan fisik walaupun tidak spesifik, bisa didapatkan adanya Pada pemeriksaan fisik walaupun tidak spesifik, bisa didapatkan adanya batuk dan bunyi napas tambahan wheezing akibat aspirasi ke jalan napas. Pada batuk dan bunyi napas tambahan wheezing akibat aspirasi ke jalan napas. Pada beberapa pasien didapatkan adanya perubahan suara bicara akibat iritasi pita suara beberapa pasien didapatkan adanya perubahan suara bicara akibat iritasi pita suara oleh cairan refluks terutama pada pagi hari.

oleh cairan refluks terutama pada pagi hari. b.

b. Diagnosa Diagnosa keperawatankeperawatan 1.

1. KetidakseKetidakseimbangan nutrisi imbangan nutrisi kurang dari kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan tubuh b.d kurang asupankurang asupan makan.

makan. 2.

2. Nyeri Nyeri akut akut b.d b.d cedera cedera biologis.biologis. 3.

3. Ansietas Ansietas b.d b.d Perubahan Perubahan status status KesehatanKesehatan c.

c. Rencana KeperawatanRencana Keperawatan : :

DX : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan DX : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makan

makan

Tujuan : Pada periode praoperasi dan pasca operasi intake nutrisi dapat optimal Tujuan : Pada periode praoperasi dan pasca operasi intake nutrisi dapat optimal dilaksanakan.

dilaksanakan. Kriteria evaluasi : Kriteria evaluasi : 1.

1. Pasien Pasien dapat dapat metode metode menelan menelan makanan makanan dengan dengan tepattepat 2.

2. Terjadi penurunan Terjadi penurunan gejala refluks gejala refluks esofagus, meliputi : esofagus, meliputi : odinofagia berkurang,odinofagia berkurang, pirosis berkurang, RR dalam keadaan normal, 12-20 x/menit.

pirosis berkurang, RR dalam keadaan normal, 12-20 x/menit. Intervensi :

Intervensi : 1.

1. Intervensi Intervensi prabedahprabedah 

 Anjurkan pasien Anjurkan pasien makan makan dengan dengan perlahan perlahan dan dan mengunyah mengunyah makananmakanan dengan seksama.

dengan seksama. 

 Evaluasi Evaluasi adanya adanya alergi alergi makanan makanan dan dan kontraindikontraindikasi kasi makanan.makanan. 

 Pantau Pantau intake intake dan dan output output anjurkan anjurkan untuk untuk timbang timbang berat berat badan badan secarasecara periodik (sekali seminggu).

periodik (sekali seminggu). 

 Kolaborasi pemberian Kolaborasi pemberian penyekat penyekat saluran saluran kalsium kalsium (kalsium (kalsium channelchannel blockers) dan nitrat.

blockers) dan nitrat. 

 Kolaborasi pemberian injeksi Kolaborasi pemberian injeksi agen penghambat agen penghambat neuromuskularneuromuskular (neuromuscula

(neuromuscular blocker agents) jenis r blocker agents) jenis Botullinum toxin A.Botullinum toxin A. 2.

2. Intervensi pasca Intervensi pasca bedah bedah dilatasi dilatasi pneumatik pneumatik :: 

 Batasi Batasi intake intake selama selama 24 24 jam jam setelah setelah intervensi.intervensi. 3.

3. Intervensi pasca bedah Heller’s dilatation :Intervensi pasca bedah Heller’s dilatation :

 Batasi intake Batasi intake oral oral selama selama 24-48 24-48 jam jam setelah pembedahan. setelah pembedahan. Bila Bila tidaktidak ada gejala kebocoran, diet

ada gejala kebocoran, diet diberikan sesuai tingkat toleransi.diberikan sesuai tingkat toleransi. 

 Kolaborasi dengan Kolaborasi dengan ahli ahli gizi gizi tentang tentang jenis jenis dan dan komposisi diet.komposisi diet. 4.

4. Intervensi Intervensi pascaoperasi pascaoperasi gastrotomi gastrotomi :: 

 Beri Beri cairan cairan via via selang, selang, segera segera setelah setelah pembedahan.pembedahan. 

 Lakukan Lakukan aspirasi aspirasi lambung.lambung. 

 Berikan makan Berikan makan halus/makanahalus/makanan n cair cair secara secara bertahap dan bertahap dan dicampurdicampur dengan air.

dengan air. 

 Atur posisi dudAtur posisi duduk dan lauk dan lakukan optimalikukan optimalisasi gravsasi gravitasi pada saatitasi pada saat memberikan makanan cair.

(7)

5.

5. Timbang beTimbang berat badan rat badan tiap hari tiap hari dan catat dan catat pertambahannypertambahannya.a.

DX : Nyeri akut b.d agens cidera biologis. DX : Nyeri akut b.d agens cidera biologis.

Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 pasca bedah, respon dan tingkat nyeri Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 pasca bedah, respon dan tingkat nyeri berkurang/teradapatsi.

berkurang/teradapatsi. Kriteria evaluasi :

Kriteria evaluasi : 1.

1. Secara Secara subyektif subyektif melaporkan melaporkan nyeri nyeri berkurang/teberkurang/teradaptasiradaptasi

2. Pasien mampu melakukan manajemen nyeri nonfarmakologik apabila 2. Pasien mampu melakukan manajemen nyeri nonfarmakologik apabila

sensasi nyeri muncul sensasi nyeri muncul 3.

3. TTV TTV dalam dalam batas batas normalnormal 4.

4. Skala Skala nyeri nyeri 0-1 0-1 (0-4)(0-4) 5.

5. Ekspresi pasien Ekspresi pasien rileks dan rileks dan mampu melakukan mampu melakukan mobilitas ringan dengan mobilitas ringan dengan nyerinyeri yang terkontrol.

yang terkontrol. Intervensi :

Intervensi : 1.

1. Jelaskan dan Jelaskan dan bantu pasien bantu pasien dengan tindakan pereda dengan tindakan pereda nyeri non nyeri non farmakolofarmakologikgik dan non invasif

dan non invasif 2.

2. Lakukan Lakukan manajemen manajemen nyeri nyeri keperawatan keperawatan :: 

 IstirIstirahatkan ahatkan pasien pasien pada pada saat saat nyeri nyeri muncul.muncul. 

 Ajarkan Ajarkan teknik teknik relaksasi relaksasi pernapasan pernapasan dalam dalam pada pada saat saat nyeri.nyeri. 

 Ajarkan Ajarkan teknik distraksi teknik distraksi pada pada saat saat nyeri nyeri .Bantu .Bantu menyangga sekitarmenyangga sekitar luka pasien pada saat latihan batuk efektif/ajarkan menggunakan luka pasien pada saat latihan batuk efektif/ajarkan menggunakan bantal apabila pasien akan batuk

bantal apabila pasien akan batuk 

 Manajemen lingkungan Manajemen lingkungan : : linkungan linkungan tenang, batasi tenang, batasi pengunjung, danpengunjung, dan istirahatkan pasien.

istirahatkan pasien. 

 Lakukan Lakukan manajemen manajemen sentuhan.sentuhan. 

 TingkatkTingkatkan an pengetahuan,: pengetahuan,: sebab-sebasebab-sebab b nyeri nyeri dan dan menghubungkanmenghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung.

berapa lama nyeri akan berlangsung. 3.

Referensi

Dokumen terkait

sebagai tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot penggerak lutut meningkatkan lingkup gerak sendi pada lutut

Selama proses persalinan kandung kemih merupakan sasaran untuk mengalami trauma yang dapat disebabkan karena tekanan dan edema. Perubahan ini dapat menimbulkan overdistensi

c. Resiko infeksi berhubungan dengan perdarahan, luka post operasi d. Cemas berhubungan dengan koping yang tidak efektif.. 2) Hilangkan factor-faktor yang menghasilkan ansietas

Pemahaman terhadap faktor penyebab ide bunuh diri ini penting untuk memprediksi risiko bunuh diri sebagai usaha pencegahan dan menurunkan angka kejadian bunuh diri pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat faktor utama Wolfe &amp; Hermanson’s Fraud Diamond Model, ternyata faktor pressure (tekanan) yang ditinjau

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peranan cukup penting dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. UMKM berkontribusi dalam penyerapan tenaga

Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan