Anatomi Ductus Arteriosus Anatomi Ductus Arteriosus Duktus arteriosus adalah p
Duktus arteriosus adalah pembuembuluh darah luh darah yang menghubungyang menghubungkan aliran kan aliran darah pulmonal (arteridarah pulmonal (arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (( shunt shunt ) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus, dan hanya dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang diteruskan ke paru.
sebagian yang diteruskan ke paru.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 ± 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi menutup secara fungsional 10 ± 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 ± 3
ligamentum arteriosum pada usia 2 ± 3 mingguminggu. (Buku ajar . (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)kardiologi FKUI, 2001 ; 227) Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat (
tersusun rapat (unfragmented unfragmented ). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu
penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.2 minggu. B.
B. Definisi Patent Ductus ArteriosusDefinisi Patent Ductus Arteriosus
Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. ( Suriadi, R
bertekanan rendah. ( Suriadi, Rita Yuliani, 2001 : 235)ita Yuliani, 2001 : 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih r
arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sendah). (Betz & S owden, 2002 ; 375)owden, 2002 ; 375) P
P atent Ductus Arteriosus ( atent Ductus Arteriosus ( P P DA) DA)atauatau Duktus Arteriosus Duktus Arteriosus P P aten (DAaten (DA P P ) )adalah kelainan jantungadalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (
merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated isolated ), atau ), atau disertai kelainan jantung lain.disertai kelainan jantung lain. C.
C. EEtiologitiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
beberapa faktor yang diduga mempunymempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejaai pengaruh pada peningkatan angka keja dian penyakitdian penyakit jantung bawaan :
jantung bawaan : v
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. 2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin. 5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
6. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu) v Faktor Genetik :
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. 2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
D. Patofisiologi
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta ( tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmonal (tekanan lebih rendah). Aliran kiri ke kanan ini meneyebabkan resirkulasi darah beroksigen tinggi yang jumlahnya semakin banyak dan mengalir ke dalam paru, serta menambah beban jantung sebelah kiri.Usaha tambahan dari ventrikel kiri untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini menyebabkan pelebaran dan hipertensi atrium kiri yang progresif.
Dampak semuanya ini adalah meningkatnya tekanan vena dan kapiler pulmoner, menyebabkan terjadinya edema paru. Edema paru ini menimbulkan penurunan difusi oksigen dan hipoksia, dan terjadi kontriksi arteriol paru yang progresif. Akan terjadi hipertensi pulmoner dan gagal jantung kanan jika keadaan ini tidak dikoreksi melalui terapi medis atau bedah. Penutupan PDA terutama tergantung pada respon konstriktor dari duktus terhadap
tekanan oksigen dalam darah. Faktor lain yang mempengaruhi penutupan duktus adalah pengaruh kerja prostalglandin, tahanan pulmoner dan sistemik, besarnya duktus, dan keadaan si bayi (prematur atau cukup bulan). PDA lebih sering terdapat pada bayi prematur dan kurang dapat ditoleransi karena mekanisme kompensasi jantungnya tidak berkembang baik dan pirai kiri ke kanan itu cenderung lebih besar.
Pada bayi prematur (kurang dari 37 minggu) duktus dipertahankan tetap terbuka oleh prostaglandin yang kadarnya masih tinggi, karena memang belum waktunya bayi lahir.
Karena itu duktus arteriosus persisten pada bayi prematur dianggap sebagai developmental patent ductus arteriosus, bukan struktural patent ductus arteriosus seperti yang terjadi pada bayi cukup bulan. Pada bayi prematur dengan penyakit membran hialin (sindrom gawat nafas akibat kekurangan surfaktan), ductus arteriosus persisten sering bermanifestasi setelah sindrom gawat nafasnya membaik.
Pada ibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-ketoprostaglandin F1) akan meningkat yang disertai dengan faktor nekrosis tumor yang dapat meningkatkan resiko pembukaan duktus arteriosus.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 ± 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil
mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF), diantaranya : y Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
y Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
y Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg)
y Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik y Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. y Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
y Apnea y Tachypnea y Nasal flaring y Retraksi dada y Hipoksemia
y Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru) (Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
1. tidak mau menyusu
2. berat badannya tidak bertambah 3. berkeringat
4. kesulitan dalam bernafas 5. denyut jantung yang cepat.
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif , yang seringkali terjadi pada bayi prematur.
F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Analisis gas darah arteri
y Biasanya menunjukkan kejenuhan yang normal karena paru overcirculation
y Ductus arteriosus besar dapat menyebabkan hypercarbia dan hypoxemia dari CHF dan ruang udara penyakit (atelektasis atau intra-alveolar cairan / pulmonary edema).
y Dalam kejadian hipertensi arteri pulmonal persisten (terus-menerus sirkulasi janin); kanan-ke-kiri intracardiac shunting darah, aliran darah paru berkurang dengan dihasilkannya hypoxemia, sianosis, dan mungkin acidemia hadir.
2. Foto thorak. Atrium dan ventrikael kiri membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat
3. Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi lebih dari 1,0 pada bayi patern(disebabkan oleh peningkatan volume atriu kiri sebagai akibat dari paru kiri ke kanan)
1. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.
2. EKG. sesuai yingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
3. Kateterisasi jantung. Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan bila ada defek tambahan lain.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
5. Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan hubungan.
y Volume = tekanan / perlawanan
y Volume suara tinggi menghasilkan peningkatan tekanan arteri paru-paru pada akhirnya menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh darah. y Perubahan ini mungkin akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif vaskular
(PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin tidak dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif.
G. Penatalaksanaan 1. Medikamentosa
y Tidak diperlukan pembatasan aktivitas tanpa a danya hipertensi pulmonal.
y pada bayi prematur diberikan anti-prostaglandin misalnya indometasin selama 5 hari. y Indometasin tidak efektif untuk menutup PDA pada bayi cukup bulan karena
terbukanya duktus bukan disebabkan oleh prostaglandin. y Dipertimbangkan pemberian profilaksis SBE pada PDA besar. 2. Invasif
Penutupan PDA melalui kateterisasi dapat dipertimbangkan. Penggunaan stainless coil untuk menutup PDA diindikasikan untuk diameter < 2,5 mm dengan residual shunt rate 5 ± 10%. Komplikasi tindakan ini adalah leakage, emboli coil ke perifer, hemolisis, stenosis LPA, oklusi femoralis
y Tindakan bedah adalah ligasi atau divisi PDA melalui torakotomi kiri. y Angka mortalitas < 1 %
Jika pada saat bayi berusia beberapa minggu terjadi gagal jantung, maka segera dilakukan pembedahan. Jika gejalanya hanya berupa murmur, maka pembedahan biasanya dilakukan pada saat anak berusia 1 tahun. Jika tidak ada gejala, pembedahan ditunda sampai anak berumur 6 bulan ± 3 tahun.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi PDA, yang pemilihannya tergantung kepada berbagai faktor :
a. PDA kecil dalam jangka penuh bayi mungkin secara spontan menutup tanpa intervensi. PDA besar tidak mungkin untuk menutup.
b. Pasien dengan CHF membutuhkan terapi medis untuk CHF diikuti dengan prosedur definitif untuk menutup PDA baik oleh pembedahan atau kateterisasi.
c. Bedah perbaikan direkomendasikan untuk pasien dengan PDA kecil sampai besar karena risiko endokarditis. Komplikasi ligasi bedah sebagian besar terkait dengan torakotomi lateral kiri. Bedah angka kesakitan dan kematian dapat diabaikan, dan awal komplikasi pascabedah yang berhubungan dengan komplikasi lain lahir prematur.
d. Profilaksis untuk infeksi endokarditis (subakut bakteri endokarditis [SbE]) harus diikuti pada saat-saat diperkirakan risiko (bakteremia) sampai pasien dapat mengalami perbaikan.
(Khusus rekomendasi untuk antibiotik profilaksis dapat ditemukan di setiap arus penyakit infeksi atau antibiotik referensi.)
e. Transfer ke pusat perawatan tersier adalah wajib bagi pasien dalam presentasi di jerau extremis CHF sekali stabil dengan diuretik dan ventilasi tekanan positif, seperti yang ditunjukkan.
H. Komplikasi
Sebuah ductus arteriosus paten kecil mungkin tidak menimbulkan komplikasi. Namun cacat yang lebih besar yang tidak diobati dapat berakibat buruk, antara lain :
1. Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Bila terlalu banyak darah terus beredar melalui jantung arteri utama melalui patent ductus arteriosus, dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Pulmonary hypertension can cause permanent lung damage. Hipertensi paru dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Sebuah ductus arteriosus paten yang besar dapat menyebabkan Eisenmenger¶s syndrome, suatu jenis ireversibel hipertensi paru.
2. Gagal jantung. Sebuah paten ductus arteriosus pada akhirnya dapat menyebabkan otot jantung melemah, menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu kondisi kronis di
mana jantung tidak dapat memompa secara efektif.
3. Infeksi jantung (endokarditis). Orang-orang dengan masalah jantung struktural, seperti patent ductus arteriosus, berada pada risiko tinggi infeksi endokarditis daripada
populasi umum. Endokarditis infeksi adalah suatu peradangan pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
4. Detak jantung tidak teratur (aritmia). Pembesaran hati karena ductus arteriosus paten meningkatkan resiko aritmia. Ini biasanya terjadi peningkatan risiko hanya dengan
ductus arteriosus paten yang besar. 5. Gagal ginjal
6. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
7. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur) 8. Enterokolitis nekrosis
9. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner
10. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit 11. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin)
12. CHF
13. Gagal tumbuh
(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236) PGE1 harus digunakan untuk mempertahankan patency dari ductus arteriosus setelah ditetapkan bahwa lesi tergantung duktus ada.. Namun, PGE adalah vasodilator paru-paru dan dapat menyebabkan eksaserbasi CHF dengan cara meningkatkan aliran darah paru.
I. Prognosis
Jika PDA relatif kecil, gejala yang ditimbulkan pada jantung kemungkinan dapat berkembang. Pasien dengan PDA yang cukup besar, masalah yang ditimbulkan pada jantung
dapat diminimalisir dengan tindakan bedah.
Tindakan dengan mengunakan pengobatan dapat diandalkan dalam beberapa situasi, dengan sedikit efek samping. Pengobatan yang dilakukan sesegera mungkin, akan menunjukkan hasil yang lebih baik.
Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan.
ASUHAN K EPERAWATAN A. Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
v Anamnesa
1. Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa
diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
2. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas 3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia
4. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella. 5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan
atau juga bisa karena kelainan kromosom 6. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
v Pengkajian fisik (ROS : Review of System) 1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
3. Persyarafan B3( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran. 4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria). 5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak ha bis. 6.Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan. Analisa data
Data Etilologi Masalah
Data Subjektif :
Pasien gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi naik (> 170 x/menit) - Tachyepne - ± Suara jantung tambahan (Machinery mur-mur persisten)
Terbukanya ductus arteriosus Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta
descenden) ke tekanan yang lebih kecil (arteri pulmonalis) Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis Beban ventrikel kiri
Curah jantung turun
Penurunan curah jantung
Data Subjektif:
Pasien kesulitan bernafas, sesak nafas
Data Objektif :
- RR ( > 30 ± 40x/menit) - BGA tidak normal
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta
descenden) ke tekanan yang lebih rendah (arteri
pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis Beban ventrikel kiri
Gangguan pertukaran gas Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
- Adanya napas cuping hidung
Data Subjektif:
Pasien rewel tidak mau makan dan minum
Data Objektif:
- Berat badan turun - Status gizi buruk
-Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik
Edema paru
Penurunan difusi oksigen Gangguan pertukaran gas Curah jantung turun
Suplai oksigen ke jaringan berkurang
Pemecahan glukosa oleh O2 menjadi terganggu
Pembentukan energi berkurang
Lemah, lesu Anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Data Subjektif:
Pasien gelisah dan menangis Data Objektif :
- Antropometri: penurunan berat badan
- Biokimia : Hb dan albumin menurun
- Klinik : perubahan kulit mukosa oral (bengkak dan kemerahan).
- Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun
Edema paru
Penurunan difusi oksigen Hipoksia
pemecahan glukosa oleh O2 untuk pembuatan energi lemah, gelisah
anoreksia
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
v Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplay oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
5. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.
v Intervensi
a. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung. Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat
Data Subjektif: Demam, rewel Data Objektif: - Jumlah limfosit meningkat - hipertermi (> 36-370C), kulit memerah, frekwensi nafas meningkat, kulit hangat bila disentuh, takikardi
Gagal jantung kongestif Pasien gelisah, stress Respon imun menurun Resiko infeksi
Resiko infeksi
Data Subjektif :
Orang tua cemas, tidak tenang, dan emosinya labil
Data Objektif:
- Menarik diri
- Tidak ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan
PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Dampak hospitalisasi pada anak
Anak menangis dan ketakutan Kecemasan pada orang tua
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantun Intervensi Rasional
Mandiri
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing) 1. Monitor tanda-tanda
CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan
hepatomegali) Kolaborasi
1. Pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas. 2. Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload
3. Berikan diuretik sesuai indikasi.
Mandiri
1. Permulaan gangguan pada jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya harus cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut. 2. Pucat menunjukkan
adanya penurunan perfusi sekunder terhadap
ketidak adekuatan curah jantung, vasokonstriksi
dan anemia.
3. Deteksi dini untuk mengetahui
adanya gagal jantung kongestif Kolaborasi
1. Obat ini dapat mencegah semakin memburuknya keadaan klien.
2. 2.Obat anti afterload mencegah terjadinya vasokonstriksi
3. Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan
retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.
b. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru: Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
Intervensi Rasional 1. Observasi kualitas dan
kekuatan
1. Untuk memudahkan pasien dalam bernapas 2. Agar anak tidak tertular
denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
2. Atur posisi anak dengan posisi fowler
1. Hindari anak dari orang yang terinfeksi
1. Berikan istirahat yang cukup kolaborasi
1. Berikan oksigen jika ada indikasi
1. Untuk deteksi dini terjadinya gangguan pernapasan
infeksi yang akan memperburuk keadaan 3. Menurunkan kebutuhan
oksigen dalam tubuh 4. Membantu klien untuk
memenuhi oksigenasinya.
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
Tujuan : Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat : Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
Intervensi Rasional
1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
menggunakan parameter berikut : Nadi 20 per menit
diatas frekuensi istirahat, catat peningkatan TD, Nyeri dada, kelelahan berat, berkeringat, pusing
dan pingsan
2. Kaji kesiapan pasien untuk meningkatkan aktivitas 3. Dorong memajukan
aktivitas
4. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi
5. Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih periode
1. Jika tidak sesuai parameter, klien dikaji ulang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
1. Persiapkan dan dukung klien untuk melakukan aktivitas jika sudah mampu.
2. Agar klien termotivasi untuk melakukan aktivitas sehingga terpacu untuk sembuh.
3. Memudahkan klien ntuk beraktivitas tapi tidak
memanjakan.
4. Klien termotivasi untuk sembuh.
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang
Kriteria hasil: Anak a kan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak 2. Berikan stimulasi tumbuh kembang,
kativitas bermain, ga me, nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain
sesuai kondisi dan usia anak. 3. Libatkan keluarga agar tetap
memberikan stimulasi selama dirawat 4. Memantau masa tumbuh kebang anak 5. Agar anak bisa tumbuh dan
berkembang sebagaimana mestinya 6. Anggota keluarga sangat besar
pengaruhnya terhadap proses
pertumbuhan dan juga perkembangan anak-anak
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Status nutrisi terpenuhi
- nafsu makan klien timbul kembali - berat badan normal
- jumlah Hb dan albumin normal
f. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan. Tujuan : Mencegah resiko infeksi
Kriteria hasil : Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi
g. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi. Tujuan: kecemasan menurun
Kriteria hasil: Orang tua ta mpak tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua 1. Beri penjelasan tentang keadaan
bayinya.
2. Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya. 3. Berikan support dan
reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.
4. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang
1. Pengetahuan orang tua akan mempengaruhi persepsi dan tingkah lakunya pada anak
2. Dengan mengetahui kondisi anaknya, akan mengurangi kecemasan orang tua.
3. Akan membuat orang tua nyaman dan lebih tenang jika senantiasa dekat dengan anaknya.
4. Dukungan dan kasih sayang orang tua akan mempercepat kesembuhan anak
5. Dengan menambah pengetahuan orang tua dalam perawatan anaknya akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan anak. Daftar Pustaka
http://putrisayangbunda.blog.com/2010/08/29/askep-patent-ductus-arterious-pda/ http://www.scribd.com/doc/33642073/askep-pda-ibu