• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Typhoid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Typhoid"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN A.

A. PengertianPengertian

Febris typhoid adalah merupakan salah satu penyakit infeksi akut usus halus yang menyerang Febris typhoid adalah merupakan salah satu penyakit infeksi akut usus halus yang menyerang saluran pencernaan disebabkan oleh kuman salmonella typhi dari terkontaminasinya air / makanan yang saluran pencernaan disebabkan oleh kuman salmonella typhi dari terkontaminasinya air / makanan yang biasa menyebabkan enteritis akut disertai gangguan kesadaran (Suriadi dan Yuliani, R., 2001). biasa menyebabkan enteritis akut disertai gangguan kesadaran (Suriadi dan Yuliani, R., 2001). Demam typhoid

Demam typhoid adalah adalah penyakit sistemik akut penyakit sistemik akut akibat infeksi akibat infeksi salmonella typhi salmonella typhi yang ditandai yang ditandai dengandengan malaise (Corwin, 2000). malaise (Corwin, 2000). B. B. EtiologiEtiologi

Menurut Ngastiyah (2005)

Menurut Ngastiyah (2005)

Penyebab utama dari penyakit ini adalah kumanSalmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan Penyebab utama dari penyakit ini adalah kumanSalmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan C. Kuman ini banyak terdapat di

C. Kuman ini banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang terkena kumankotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang terkena kuman yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk  tidak sehat. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk  seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. Salmonella

Salmonella typosa merupakan basil typosa merupakan basil gram negatif gram negatif yang bergerak dengan yang bergerak dengan bulu getar, bulu getar, tidak berspora,tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangny

mempunyai sekurang-kurangnya 3 a 3 macam antigen, yaitu antigen O,antigen somatik yang macam antigen, yaitu antigen O,antigen somatik yang tidak menyebar,tidak menyebar, terdiri dari zat komplek lipopolisakarida,antigen Vi (kapsul) yang meliputi tubuh kuman dan melindungi terdiri dari zat komplek lipopolisakarida,antigen Vi (kapsul) yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O

O antigen antigen terhadap terhadap fagositosis fagositosis dan dan antigen antigen H H (flagella). (flagella). Ketiga Ketiga jenis jenis antigen antigen tersebut tersebut dalam dalam tubuhtubuh manusia akan menimbulkan pembentukkan tiga macam antibody yang biasa disebut agglutinin. manusia akan menimbulkan pembentukkan tiga macam antibody yang biasa disebut agglutinin.

C.

C. PatofisiologiPatofisiologi Corwin (2000) Corwin (2000)

Mengemukakan bahwa kuman salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut Mengemukakan bahwa kuman salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian dengan makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque pleyeri di liteum terminalis yang lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque pleyeri di liteum terminalis yang mengalami

mengalami hipertropi. hipertropi. Ditempat Ditempat ini ini komplikasi komplikasi perdarahan perdarahan dan dan perforasi perforasi intestinal intestinal dapat dapat terjadi.terjadi. Kuman salmonella typhi kemudian menembus ke dalam lamina profia, masuk aliran limfe dan mencapai Kuman salmonella typhi kemudian menembus ke dalam lamina profia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentrial yang juga

kelenjar limfe mesentrial yang juga mengalami hipertropi.mengalami hipertropi.

Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini, salmonella typhi masuk aliran darah melalui duktus Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini, salmonella typhi masuk aliran darah melalui duktus toracicus. Kuman-kuman salmonella typhi mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella toracicus. Kuman-kuman salmonella typhi mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi

typhi bersarang di bersarang di plaque pleyeri, limfe, plaque pleyeri, limfe, hati dan hati dan bagian-bagian lain dari bagian-bagian lain dari sistem retikulo endotelial.sistem retikulo endotelial. Semula disangka demam dan gejala-gejala syoksemia pada demam typhoid disebabkan oleh Semula disangka demam dan gejala-gejala syoksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksemia, tetapi kemudian berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia endotoksemia, tetapi kemudian berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan penyebab utama demam dan gejala-gejala toksemia pada demam typhoid. Endotoksin salmonella bukan penyebab utama demam dan gejala-gejala toksemia pada demam typhoid. Endotoksin salmonella typhi salmonella typhi berperan dalam patogenesis demam typhoid, karena membantu proses terjadinya typhi salmonella typhi berperan dalam patogenesis demam typhoid, karena membantu proses terjadinya inflamasi lokal pada jaringan tempat

inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typhi berkembang biak. Demam pada salmonella typhi berkembang biak. Demam pada typhoid disebabkantyphoid disebabkan karena salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan septi pirogen oleh leukosit karena salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan septi pirogen oleh leukosit pada jaringan yang

(2)

F. MANESFESTASI KLINIK F. MANESFESTASI KLINIK

Menurut Corwin (2000), Menurut Corwin (2000),

Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia cukup cepat, yaitu 24-72 jam setelah masuk, Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia cukup cepat, yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, meski belum menimbulkan gejala, tetapi bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan timbulnya limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari. Gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa gejala penyakit, sekitar 7 hari. Gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan

itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak.berkembang biak.

Soedarto (2007) mengemukakan bahwa manifestasi klinis klasik yang umum ditemui pada penderita Soedarto (2007) mengemukakan bahwa manifestasi klinis klasik yang umum ditemui pada penderita demam typhoid biasanya disebut febris remitter atau demam yang bertahap naiknya dan berubah-ubah demam typhoid biasanya disebut febris remitter atau demam yang bertahap naiknya dan berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan dengan perincian :

sesuai dengan keadaan lingkungan dengan perincian : 1.

1. Minggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat dikrotik, dengan denyut nadiMinggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat dikrotik, dengan denyut nadi 80-100 per menit.

80-100 per menit. 2.

2. Minggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering mengkilat,Minggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat diraba.

denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat diraba. 3.

3. Minggu ketiga,Minggu ketiga, a.

a. Jika keadaan membaik : suhu tubuh turun, gejala dan keluhan Jika keadaan membaik : suhu tubuh turun, gejala dan keluhan berkurang.berkurang.  b.

 b. Bika keadaan memburuk : penderita mengalami delirium, stupor, otot-otot bergerak terus,Bika keadaan memburuk : penderita mengalami delirium, stupor, otot-otot bergerak terus, terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu terjadi meteorisme dan timpani, dan tekanan terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu terjadi meteorisme dan timpani, dan tekanan perut meningkat, disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal perut meningkat, disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya degenerasi mikardial toksik.

dunia akibat terjadinya degenerasi mikardial toksik. 4.

4. Minggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami penyembuhan meskipunMinggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami penyembuhan meskipun pada awal minggu ini

pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.tromboflebitis vena femoralis. G

G

..

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

Menurut Corwin (2000)

Menurut Corwin (2000)

Pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan kasus febris typhoid antara lain :

Pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan kasus febris typhoid antara lain :

1.

1.

Pemeriksaan Leukosit

Pemeriksaan Leukosit

Pada febris typhoid terhadap ileumopenia dan

Pada febris typhoid terhadap ileumopenia dan limfobrastis relatif tetap kenyataan

limfobrastis relatif tetap kenyataan

leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kasus febris typhoid jumlah

leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kasus febris typhoid jumlah leukosit pada sediaan

leukosit pada sediaan

darah tepi pada berada dalam batas normal, walaupun kadang-kadang terikat leukositanis

darah tepi pada berada dalam batas normal, walaupun kadang-kadang terikat leukositanis

tidak ada komplikasi berguna untuk

tidak ada komplikasi berguna untuk febris typhoid.

febris typhoid.

2.

2.

Pemeriksaan SGOT dan SGPT

Pemeriksaan SGOT dan SGPT

Sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya febris

Sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya febris typhoid, kenaikan SGOTtyphoid, kenaikan SGOT dan SGPT tidak memerlukan pembatasan pengobatan.

dan SGPT tidak memerlukan pembatasan pengobatan. 3.

3.

Kenaikan Darah

Kenaikan Darah

Gerakan darah (+) memastikan febris typhoid tetapi biakan

Gerakan darah (+) memastikan febris typhoid tetapi biakan (-) tidak menyingkirkan febris

(-) tidak menyingkirkan febris

typhoid. Hal ini karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, yaitu :

typhoid. Hal ini karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a.

a.

Tekhnik pemeriksaan laboratorium.

Tekhnik pemeriksaan laboratorium.

b.

b.

Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit.

Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit.

c.

c.

Laksinasi di masa lampau.

Laksinasi di masa lampau.

d.

d.

Pengobatan dengan obat anti mikroba.

Pengobatan dengan obat anti mikroba.

4.

4.

Uji Widal

Uji Widal

Suatu uji

Suatu uji dimana antara

dimana antara antigen

antigen dan

dan antibodi

antibodi yang spesifik

yang spesifik terhadap

terhadap saluran monolle

saluran monolle

typhi dalam serum pasien dengan febris typhoid juga pada orang yang pernah

typhi dalam serum pasien dengan febris typhoid juga pada orang yang pernah

terkena salmonella typhi dan pada orang yang pernah divaksinasi terhadap febris typhoid

terkena salmonella typhi dan pada orang yang pernah divaksinasi terhadap febris typhoid

dengan tujuan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang disangka

dengan tujuan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang disangka

menderita febris typhoid. Hasil pemeriksaan widal, titer antibodi terhadap antigen O yang

menderita febris typhoid. Hasil pemeriksaan widal, titer antibodi terhadap antigen O yang

(3)

 bernilai ≥

 bernilai ≥ 1/200 atau

1/200 atau peningkatan ≥

peningkatan ≥ 4 kali

4 kali antara masa

antara masa akut dan

akut dan konvalesens mengarah

konvalesens mengarah pada

pada

demam typhoid, meskipun dapat terjadi positif ataupun negatif palsu akibat adanya reaksi

demam typhoid, meskipun dapat terjadi positif ataupun negatif palsu akibat adanya reaksi

silang

silang

antara

antara

spesies

spesies salmonella.

salmonella.

Diagnosis mikrobiologis merupakan metode diagnosis yang paling spesifik.Kultur darah dan

Diagnosis mikrobiologis merupakan metode diagnosis yang paling spesifik.Kultur darah dan

sum-sum tulang positif pada minggu pertama dan kedua, sedang minggu ketiga dan

sum-sum tulang positif pada minggu pertama dan kedua, sedang minggu ketiga dan

keempat kultur tinja dan kultur urin po

keempat kultur tinja dan kultur urin positif (Wong, 2003).

sitif (Wong, 2003).

H. Penatalaksanaan H. Penatalaksanaan (Soedarto, 2007) (Soedarto, 2007) Secara Fisik Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. a.

a. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mataPerhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung

anak cenderung melirik kmelirik ke atas e atas atau apakah atau apakah anak menganak mengalami kejang-kejang. alami kejang-kejang. Demam yDemam yang disertaiang disertai kejang yang

kejang yang terlalu lama terlalu lama akan berbahayakan berbahaya bagi a bagi perkembangan perkembangan otak, otak, karena okkarena oksigen tidak sigen tidak mampumampu mencapai o

mencapai otak. Terputustak. Terputusnya suplanya suplai oksigen i oksigen ke otak ke otak akan akan berakibat ruberakibat rusaknya sel-saknya sel-sel otak. sel otak. DalamDalam keadaan dem

keadaan demikian, cacat ikian, cacat seumur seumur hidup dapat hidup dapat terjadi terjadi berupa rusakberupa rusaknya fungsnya fungsi intelektui intelektual tertentual tertentu.. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan b.

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruanganMemperhatikan aliran udara di dalam ruangan c.

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibatJalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel

rusaknya sel

 – 

 – 

sel otak.sel otak. d.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak 

 – 

 – 

banyaknya banyaknya Minuman Minuman yang yang diberikan diberikan dapat dapat berupaberupa air putih, susu (anak diare m

air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah enyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalatau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuhah agar cairan tubuh yang menguap akibat na

yang menguap akibat naiknya suhu tubuh iknya suhu tubuh memperoleh gmemperoleh gantinya.antinya. e.

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurangTidur yang cukup agar metabolisme berkurang f.

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuhKompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain

tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justrukompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.

akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapatMenggunakan alkohol dapat menyebabkan

menyebabkan iritasi dan iritasi dan intoksikasi intoksikasi (keracunan).(keracunan). g.

g. Saat ini yang Saat ini yang lazim digunaklazim digunakan adalah dengan koman adalah dengan kompres hangat suam-pres hangat suam-suam kuku. suam kuku. Kompres air hangKompres air hangatat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akanmenginterpretasikan bahwa atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akanmenginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akanmenurunkan kontrol pengatur suhu di otak  suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akanmenurunkan kontrol pengatur suhu di otak  supaya tidak m

supaya tidak meningkatkan pengeningkatkan pengatur suhu tubuh atur suhu tubuh lagi. Di samlagi. Di samping itu lingkping itu lingkungan luar yang ungan luar yang hangathangat akan membuat pembu

akan membuat pembuluh darah tepi di luh darah tepi di kulit melebar atau mkulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akanengalami vasodilatasi, juga akan membuat

pori-membuat pori-pori kulit terbupori kulit terbuka ka sehingga aksehingga akan mempermudah pengan mempermudah pengeluaran panas dari tubeluaran panas dari tubuhuh.. Obat-obatan Antipiretik

Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total

orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegahini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan. dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.

Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid

(4)

adalah antibiotika golonganChloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; pada anak dosisnya adalah adalah antibiotika golonganChloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; pada anak dosisnya adalah 50-100 mg/kg berat

50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang memuaskan dapat memberikan obat seperti :badan/hari. Jika hasilnya kurang memuaskan dapat memberikan obat seperti :

a.

a. Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 mg/kg berat badan/hari.mg/kg berat badan/hari.

b.

b. Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500-100 mg/kg dosis anak 4 x 500-100 mg/kg berat badan/hari.berat badan/hari.

c.

c. Kotrimoksasol ( sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg ) diberikan dengan dosis 2 x 2Kotrimoksasol ( sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg ) diberikan dengan dosis 2 x 2 tablet/hari.

tablet/hari.

Dan untuk pencegahan agar tidak terjangkit penyakit febris t

Dan untuk pencegahan agar tidak terjangkit penyakit febris t ypoid perlu memperhatikan beberpaypoid perlu memperhatikan beberpa hal sebagai berikut :

hal sebagai berikut :

§

§ Harus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, sepertiHarus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Apabila

sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang harus dimasak terlebih dahulu maka dimasaknya harus 1000C.

menggunakan air yang harus dimasak terlebih dahulu maka dimasaknya harus 1000C.

§

§ Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah.Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah.

§

§ Upayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara sembaranganUpayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi.

sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi.

§

§ Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas.Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas.

§

§ Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cDaya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur c ukup dan teratur, olah raga secaraukup dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah.

sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah. I. Komplikasi

I. Komplikasi

Menurut Corwin (2000)

Menurut Corwin (2000)

··

Takikardi

Takikardi

··

Insufisiensi jantung

Insufisiensi jantung

··

Insufisiensi pulmonal

Insufisiensi pulmonal

··

Kejang demam

Kejang demam

J. Konsep Asuhan Keperawatan J. Konsep Asuhan Keperawatan

Menurut Doenges (2002)

Menurut Doenges (2002)

a. Pengkajian

a. Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien dengan febris typhoid adalah :

Data dasar pengkajian pasien dengan febris typhoid adalah :

1) Aktivitas atau istirahat

1) Aktivitas atau istirahat

Gejala yang ditemukan pada kasus febris typhoid antara lain kelemahan, malaise,

Gejala yang ditemukan pada kasus febris typhoid antara lain kelemahan, malaise,

kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.

kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.

2) Sirkulasi

2) Sirkulasi

Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa kotor,

-Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa kotor, - – 

 – 

turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien febris typhoid.

turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien febris typhoid.

3) Integritas ego

3) Integritas ego

Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti menolak

Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti menolak dan

dan

depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego pasien.

depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego pasien.

4) Eliminasi

4) Eliminasi

Pengkajian eiminasi akan menemukan

Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang bervariasi dari lunak 

gejala tekstur feses yang bervariasi dari lunak 

sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya

sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya

 bising usus, tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.

 bising usus, tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.

5) Makanan dan cairan

(5)

Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan dan tidak toleran

Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan dan tidak toleran

terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga

terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga

inflamasi rongga mulut.

inflamasi rongga mulut.

6) Hygiene

6) Hygiene

Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri dan bau badan.

Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri dan bau badan.

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

 Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri yang dapat

 Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri yang dapat

 berpindah.

 berpindah.

8) Keamanan

8) Keamanan

Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan suh

Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan suh u tubuh

u tubuh

dengan kemungkinan muncul lesi kulit.

dengan kemungkinan muncul lesi kulit.

K. Diagnosa Keperawatan

K. Diagnosa Keperawatan

Doenges (2002)

Doenges (2002)

1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

2. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang.

2. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh berhubungan dengan

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh berhubungan dengan

nafsu makan yang menurun.

nafsu makan yang menurun.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan prognosis

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan prognosis

 berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.

 berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.

L. Intervensi Keperawatan L. Intervensi Keperawatan

Doenges (2002)

Doenges (2002)

Diagnosa Keperawatan 1 : Hypertermi berhubungan dengan proses

Diagnosa Keperawatan 1 : Hypertermi berhubungan dengan proses

infeksi

infeksi

Tujuan : Setelah

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

dilakukan tindakan keperawatan menujukan temperatur dalan bat

menujukan temperatur dalan batas

as

normal

normal

Kriteria hasil :

Kriteria hasil :

1. Bebas dari kedinginan

1. Bebas dari kedinginan

2. Suhu tubuh stabil 36-37 C

2. Suhu tubuh stabil 36-37 C

Intervensi :

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.

1) Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.

Rasional: Mengetahui perubahan suhu, suhu 38,9-41,1C menunjukkan proses inflamasi.

Rasional: Mengetahui perubahan suhu, suhu 38,9-41,1C menunjukkan proses inflamasi.

2) Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi dan bantu klien/ keluarga dalam

2) Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi dan bantu klien/ keluarga dalam

melaksanakan

melaksanakan

upaya tersebut, seperti: dengan memberikan kompres dingin p

upaya tersebut, seperti: dengan memberikan kompres dingin p ada daerah frontal, lipat

ada daerah frontal, lipat

 paha

 paha

dan aksila, selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh, tingkatkan intake

dan aksila, selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh, tingkatkan intake

cairan dengan perbanyak minum.

cairan dengan perbanyak minum.

Rasional: Membantu mengurangi demam.

Rasional: Membantu mengurangi demam.

(6)

3) Observasi tanda-tanda vital (Tekanan darah, Su

3) Observasi tanda-tanda vital (Tekanan darah, Su hu, Nadi dan Respirasi) setiap 2-3 jam.

hu, Nadi dan Respirasi) setiap 2-3 jam.

Rasional: Tanda-tanda vital dapat memberikan gambaran keadaan umum klien.

Rasional: Tanda-tanda vital dapat memberikan gambaran keadaan umum klien.

4) Monitor penurunan tingkat kesadaran.

4) Monitor penurunan tingkat kesadaran.

Rasional: Menentukan intervensi selanjutnya untuk mencegah k

Rasional: Menentukan intervensi selanjutnya untuk mencegah k omplikasi lebih lanjut.

omplikasi lebih lanjut.

5) Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien.

5) Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien.

Rasional: Untuk mempercepat proses penyembuhan.

Rasional: Untuk mempercepat proses penyembuhan.

6) Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat antipiretik dan antibiotik.

6) Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat antipiretik dan antibiotik.

Rasional: Obat antiperitik untuk menurunkan panas dan antibiotik mengobati infeksi basil

Rasional: Obat antiperitik untuk menurunkan panas dan antibiotik mengobati infeksi basil

salmonella typhi.

salmonella typhi.

Diagnosa keperawatan 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan

Diagnosa keperawatan 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan intake yang kurang dan deperosis

dengan intake yang kurang dan deperosis

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan volume

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan volume

cairan adekuat

cairan adekuat

Kriteria hasil :

Kriteria hasil :

1. tanda vital dalam batas normal

1. tanda vital dalam batas normal

2. nadi perifer teraba kuat

2. nadi perifer teraba kuat

3. haluran urine adekuat

3. haluran urine adekuat

4. tidak ada tanda-tanda dehidrasi

4. tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi :

Intervensi :

1) Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, turgor kulit, nadi adekuat, tekanan

1) Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, turgor kulit, nadi adekuat, tekanan

darah ortostatik) jika diperlukan.

darah ortostatik) jika diperlukan.

Rasional: Perubahan status hidrasi, membran mukosa, turgor kulit menggambarkan

Rasional: Perubahan status hidrasi, membran mukosa, turgor kulit menggambarkan

 berat ringannya kekurangan cairan.

 berat ringannya kekurangan cairan.

2) Monitor tanda-tanda vital

2) Monitor tanda-tanda vital

Rasional: Perubahan tanda vital dapat menggambarkan keadaan umum klien.

Rasional: Perubahan tanda vital dapat menggambarkan keadaan umum klien.

3) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian.

3) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian.

Rasional: Memberikan pedoman untuk menggantikan cairan.

Rasional: Memberikan pedoman untuk menggantikan cairan.

4) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.

4) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.

Rasional: Keluarga sebagai pendorong pemenuhan kebutuhan cairan klien.

Rasional: Keluarga sebagai pendorong pemenuhan kebutuhan cairan klien.

5) Kolaborasi dengan tim medis lain untuk

5) Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian cairan IV.

pemberian cairan IV.

Rasional: Pemberian cairan IV untuk memenuhi kebutuhan cairan.

Rasional: Pemberian cairan IV untuk memenuhi kebutuhan cairan.

Diagnosa Keperawatan 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

Diagnosa Keperawatan 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan akibat diare.

dengan intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan akibat diare.

Intervensi:

Intervensi:

1) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

1) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

(7)

Rasional: Mengetahui penyebab pemasukan yang kurang sehingga dapat menentukan

Rasional: Mengetahui penyebab pemasukan yang kurang sehingga dapat menentukan

intervensi yang sesuai dan efektif.

intervensi yang sesuai dan efektif.

2) Monitor adanya penurunan berat badan.

2) Monitor adanya penurunan berat badan.

Rasional: Kebersihan nutrisi dapat diketahui melalui peningkatan be

Rasional: Kebersihan nutrisi dapat diketahui melalui peningkatan be rat badan 500

rat badan 500

gr/minggu.

gr/minggu.

3) Monitor lingkungan selama makan.

3) Monitor lingkungan selama makan.

Rasional: Lingkungan yang nyaman dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk 

Rasional: Lingkungan yang nyaman dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk 

makan.

makan.

4) Monitor mual dan muntah.

4) Monitor mual dan muntah.

Rasional: Mual dan muntah mempengaruhi pemenuhan nutrisi.

Rasional: Mual dan muntah mempengaruhi pemenuhan nutrisi.

5) Libatkan keluarga dalam kebutuhan nutrisi klien.

5) Libatkan keluarga dalam kebutuhan nutrisi klien.

Rasional: Meningkatkan peran serta keluarga dalam pemenuhan nutrisi untuk mempercepat

Rasional: Meningkatkan peran serta keluarga dalam pemenuhan nutrisi untuk mempercepat

 proses penyembuhan.

 proses penyembuhan.

6) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.

6) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.

Rasional: Protein dan vitamin C dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.

Rasional: Protein dan vitamin C dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.

7) Berikan makanan yang terpilih.

7) Berikan makanan yang terpilih.

Rasional: Untuk membantu proses dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Rasional: Untuk membantu proses dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan

8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan

 pasien.

 pasien.

Rasional: Membantu dalam proses penyembuhan.

Rasional: Membantu dalam proses penyembuhan.

Diagnosa Keperawatan 4: Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan

Diagnosa Keperawatan 4: Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan

dan prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.

dan prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.

Intervensi:

Intervensi:

1) Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan keluarga klien tentang penyakit anaknya.

1) Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan keluarga klien tentang penyakit anaknya.

Rasional: Mengetahui pengetahuan ibu tentang penyakit demam typoid.

Rasional: Mengetahui pengetahuan ibu tentang penyakit demam typoid.

2) Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan klien.

2) Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan klien.

Rasional: Agar ibu klien mengetahui tentang penyakit demam typoid, penyebab, tanda dan

Rasional: Agar ibu klien mengetahui tentang penyakit demam typoid, penyebab, tanda dan

gejala, serta perawatan dan pengobatan penyakit demam typoid.

gejala, serta perawatan dan pengobatan penyakit demam typoid.

3) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti.

3) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Rasional: Supaya keluarga lebih memahami tentang penyakit tersebut.

(8)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Corwin, 2000, Hand Book Of Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

Corwin, 2000, Hand Book Of Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

Doenges, M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F., 2000, Rencana Keperawatan Pedoman untuk 

Doenges, M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F., 2000, Rencana Keperawatan Pedoman untuk 

Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan, (terjemahan), Edisi VIII, EGC,

Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan, (terjemahan), Edisi VIII, EGC,

Jakarta.Hidayat, A. A., 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika, Jakarta.

Jakarta.Hidayat, A. A., 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika, Jakarta.

 Nanda,

 Nanda, 2005,

2005, Panduan

Panduan Diagnosa

Diagnosa Keperawatan

Keperawatan NANDA

NANDA :

: Definisi

Definisi dan

dan Klasifikasi,

Klasifikasi, Prima

Prima Medika,

Medika,

Jakarta.

Jakarta.

 Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.

 Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.

Robert, 2007, Penyakit

Robert, 2007, Penyakit – 

 – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari www.who_peditric.com

Penyakit Tropis, Artikel diakses dari www.who_peditric.com

Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga

Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press, Surabaya.

Universitas Press, Surabaya.

Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto, Jakarta.

Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

( personal hygiene ) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis..

1) Untuk membentuk daun agar mengelinting/menggulung. 2) Untuk memecahkan dinding sel pucuk daun teh sehingga cairan keluar di permukaan daun dengan merata. 3) Memperoleh bubuk

dalam SSA untuk meramalkan produksi bawang merah, kemudian hasil ketiga metode tersebut akan dibandingkan dengan mengukur ketepatan peramalannya dengan menggunakan MAPE..

Wiki juga ialah alat komunikasi dan kerjasama dalam laman web yang boleh digunakan bagi menggalakkan pelajar untuk belajar dengan orang lain dalam satu

Adiponektin berperan dalam sensitasi insulin melalui berbagai mekanisme, diantaranya merangsang fosforilasi dan aktivasi 5′-adenosin monofosfat, suatu protein kinase

%ada stadium hipermatur ter"adi proses degenerasi lan"ut yang dapat men"adi keras atau lembek dan men-air. assa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul

Jika ada lipstick merek lain yang harganya lebih murah dari Wardah kosmetik, ada kemungkinan untuk mencoba beralih, namun dilihat dulu apakah. warnanya sesuai

Data subyektif pasien mengatakan nyeri pada daerah cedera.Dari sejumlah pengkajian perawat menemukan beberapa data obyektif yaitu : ansietas,gangguan pola tidur,penurunan