• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI

KECAMATAN

BALIGE KABUPATEN

TOBA SAMOSIR

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

LASTIUR TANJUNG

NIM. 8126132015

Oleh:

LASTIUR TANJUNG NIM. 8126132015

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Lastiur Tanjung, Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Tesis: Program Pasca Sarjana Administrasi Pendidikan. UNIMED. 2015.

(5)

ABSTRACT

Lastiur Tanjung, Relation Organizational Climate and Work Motivation Work With Discipline Teachers in Secondary Schools Balige District of Toba Samosir. Thesis: Graduate Program in Education Administration. UNIMED. 2015.

The formulation of this study were (1) Is there a positive and significant relationship between organizational climate with work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir ?; (2) Is there a positive and significant relationship between work motivation and work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir ?; (3) Is there a positive and significant relationship between organizational climate and motivation to work together with labor discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir? The purpose of this study was to determine: (1) the relationship between organizational climate with work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir regency; (2) the relationship between work motivation and work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir regency; (3) the relationship between organizational climate and motivation to work together with labor discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir. This research was conducted in SMP Balige Toba Samosir, the population in this study is a teacher at Junior High School Balige Toba Samosir amounted to 179 people with a sample of 78 people by using proportional stratified random sampling technique. Descriptive research method that aims to obtain information about a phenomenon at the time of the study. The research instrument was a questionnaire / questionnaire with Likert scale model. Test requirements conducted to test for normality, linearity and independence of the independent variable. Data analysis technique used is multiple regression technique. The results showed: (1) There is a positive and significant relationship between organizational climate with work discipline teacher at Junior High School District of Toba Samosir Balige of R = 0.60 with a regression line equation Y = 37.967 + 0,658X1; (2) There is a positive and significant

relationship between work motivation and work discipline teacher at Junior High School District of Toba Samosir Balige of R = 0.71 with a regression line equation Y = 29.071 + 0,704X2; and (3) There is a positive and significant

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena masih memberikan kepada penulis kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat merampungkan tesis ini yang berjudul “Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”.

Tesis ini dilandasi dengan permasalahan yang ditemukan, yakni mengenai disiplin kerja guru yang dapat kita lihat sehari-hari di sekolah, mengenai iklim organisasi yang terjadi di sekolah dan mengenai motivasi yang dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya di sekolah. Sehubungan dengan itu dalam penelitian ini perumusan masalahnya adalah sebagai berikut “apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”.

Penulis menyadari bahwa dalam peyelesaian proposal ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang dimiliki, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas andil dan bantuan berbagai pihak, terutama:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana ini. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, mengarahkan, memotivasi, menasehati dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Muin Sibuea, M.Pd, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, serta Bapak/ Ibu Dosen dan para pegawai Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan yang baik kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

(7)

sekaligus sebagai Narasumber yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Kepada Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si dan Bapak Dr. Saut Purba, M.Pd sebagai Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini..

5. Bapak dan Ibu yang tidak tersebutkan namanya satu persatu, selaku Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

6. Mangara Tambunan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Balige, Koster Malau, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Balige, Firman Simanjuntak, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Balige, Haposan Simaremare, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Balige dan Hulman Sianipar, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Balige sebagai tempat penulis mengambil data untuk penelitian yang telah membantu pebulis dalam pelaksanaan uji coba instrument dan pengumpulan data instrumen.

7. Rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Angkatan XXI terkhusus untuk kelas B1 yang telah memberi dukungan bagi penulis.

8. Rekan guru-guru di SMP Negeri 3 Balige yang memberi dukungan serta dorongan bagi penulis.

9. Teristimewa kepada Ayahanda Nasir Tanjung dan Ibunda Sorta Silaban orang tua yang selalu memberi teladan dan dukungan yang besar serta kepada seluruh keluarga yang memberi motivasi dan doa dalam menyelesaikan penelitian dan studi ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penulisan tesis ini, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sehingga pemahaman penulis semakin meningkat di karya-karya tulis berikutnya.

Medan , Juni 2015 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi masalah... 11

C. Pembatasan masalah ... 11

E. Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian ... 57

F. Uji coba instrumen ... 60

G. Teknik analisis data ... 63

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Deskripsi Data Penelitian ... 72

B. Uji Persyaratan Analisis ... 76

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 79

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

E. Keterbatasan Penelitian ... 93

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Implikasi ... 97

C. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Daftar Jumlah Guru di SMP Negeri 3 Balige ………….……… 48

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian ……….……… 49

Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Disiplin Kerja Guru ……….……….. 51

Tabel 3.4. Kisi-kisi Variabel Iklim Organisasi ………... 51

Tabel 3.5. Kisi-kisi Variabel Motivasi Kerja Guru ………. 52 Tabel 3.6. Rangkuman Uji Coba Validitas Butir angket ……… 54

Tabel 3.7. Tabel Interprestasi besarnya Nilai R ……….. 55

Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Butir Instrumen ………... 55

Tabel 3.9. Tabel Tingket Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja Guru ……… 58

Tabel 3.10. Tabel Tingket Kecenderungan Variabel Iklim Organisasi ………. 58

Tabel 311. Tabel Tingket Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru …….. 59

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ……….………….. 64

Tabel 4.2. Distribusi Frekwensi Skor Data Iklim Organisasi ………. 65

Tabel 4..3. Distribusi Frekwensi Skor Data Motivasi Kerja Guru ……….. 66

Tabel 4..4. Distribusi Frekwensi Skor Data Disiplin Kerja Guru ………... 67

Tabel 4.8. Rangkuman Analisis Uji Normalitas Dan Uji Liliefors ……….. 69

Tabel 4.9. Rangkuman Uji Linearitas Regresi ………. 70

Tabel 4.10. Uji Independensi Antara Variabel Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Guru dengan Disiplin Kerja Guru …...………. 70

Tabel 4.11. Analisis Varians Untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi ………..……….. 71

(11)

Tabel 4.13. Analisis Varians Untuk Pengujian Signifikansi dan

Linieritas Regresi ……….………. 73

Tabel 4.14. Rangkuman Hubungan Motivasi Kerja Guru

dengan Disiplin Kerja Guru…...……… 73

Tabel 4.15. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi dan

Uji Keberartian Antara Variabel Iklim Organisasi

dan Motivasi Kerja Guru dengan Disiplin Kerja Guru ……….. 74

Tabel 4.16. Rangkuman Analisis Regresi Ganda ……….………75

Tabel 4.17. Rangkuman Sumbangan Relatif dan

Sumbangan Efektif Maing-masing Variabe ……….…… 76

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.Paradigma Penelitian ... ……. 52

Gambar.4.1. Histogram Distribusi Skor Variabel Ikllim ... 72

Gambar 4.2.Histogram Distribusi Skor Variabel Motivasi Kerja ... 73

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ……… 103

Lampiran 2. Perhitungan Validitas Angket ………. 111

Lampiran 3. Perhitungan Realibilitas Angket ………. 118

Lampiran 4. Data Penelitian ……….. 121

Lampiran 5. Perhitungan Distribusi Frekwensi Data Penelitian ………. 124

Lampiran 6. Perhitungan Statistika Dasar ……… 127

Lampiran7. Perhitungan Uji Kecenderungan ……… 133

Lampiran 8. Perhitungan Uji Normalitas dengan Metode Liliefors ………. 136

Lampiran 9. Perhitungan Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan ……… 147

Lampiran 10. Perhitungan Korelasi Parsial ……….. 165

Lampiran 11. Perhitungan Uji Hipotesis Penelitian ………. 167

Lampiran 12. Perhitungan Regresi Ganda ……… 169

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

dan memajukan manusia sehingga memperoleh nilai lebih untuk mampu mandiri

baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Tujuan pendidikan

nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani. Pendidikan mempunyai waktu yang

tak terbatas dan berlangsung seumur hidup (long life education).

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut pendidikan

harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan profesional. Dan dalam

mempersiapkan SDM yang berkualitas,langkah pertama yang akan dilakukan

adalah menata SDM yang baik dari aspek intelektual, emosional,spriritual,

kreativitas, moral maupun tanggung jawab. Penataan SDM perludiupayakan

secara berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas. Yang mana

pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang

berkaitan erat dengan pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan

penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan

prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif serta didukung oleh

kebijakan (political will) pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Menyadari

(15)

dengan system pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa

yang berkualitas, unggul dan kompetitif.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan tempat untuk

belajar mempunyai tugas pokok menciptakan iklim organisasi sekolah yang

kondusif. Untuk itu, penyelenggaraan pendidikan harus mampu menyediakan dan

melayani serta mewujudkan pembelajaran yang bermutu kepada peserta didik

sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kegiatan

pendidikan di sekolah menempatkan sekolah sebagai institusi sosial yang

keberadaannya melaksanakan kegiatan pembinaan potensi guru dan transformasi

nilai budaya bangsa yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan

kemampuan individualitas, moralitas dan sosialitas guru di sekolah.

Kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah tenaga

profesional yang diharapkan mampu bekerja dengan baik dalam mewujudkan

cita-cita pendidikan bangsa. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam

proses belajar mengajar di sekolah, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan

sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas di bidang pendidikan. Oleh

karena itu, mereka harus terdidik dan terlatih secara akademik dan profesional

serta mendapat pengakuan formal. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Hamzah (2008:15) bahwa guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu

jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan

oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.

Guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan yang berperan

(16)

untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia agar dapat keluar dari

berbagai masalah pendidikan. Karena pada kenyataanya pendidikan di Indonesia

masih terus mengalami permasalahan. Walaupun sesungguhnya pemerintah telah

berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian pelatihan kepada

guru-guru, peningkatan penghasilan guru, pengadaan sarana dan prasarana

bahkan juga telah diberikan bea siswa pendidikan untuk peningkatan jenjang

pendidikan, namun belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan mutu pendidikan.

Guru sebagai salah satu komponen pada organisasi pendidikan harus

mempunyai tanggung jawab dalam kemajuan peserta didik. Guru harus

mampu menciptakan proses belajar mengajar secara efektif. Nawawi

(2002:21) mengemukakan guru adalah figur yang memiliki karakteristik

tertentu yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran sehingga

memiliki tanggung jawab yang besar bagi pencapaian tingkat perkembangan

dan kedewasaan anak didik. Dengan demikian guru tidak hanya memiliki

tugas untuk mengajar peserta didik saja, melainkan juga dituntut sebagai

pendidik. Sebagai pengajar guru berperan dalam proses transfer ilmu

pengetahuan dan teknologi sedangkan sebagai pendidik guru harus mampu

mengarahkan peserta didik kepada perilsku yang baik, menumbuhkan

prakarsa yang brilian, memberi motivasi dan aktualisasi diri pada anak didik

kearah pencapaian pendidikan nasional.

Imron (1995:67) menjelaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan

(17)

Karena dengan demikianlah seorang guru dapat bekerja mengelola kelas dengan

baik sehingga KBM dapat berjalan dengan lancar dan terarah. Dengan

kemampuan yang dimiliki guru maka seharusnya setiap guru menunjukkan

disiplin yang optimal dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik di

sekolah. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru harus mampu menerapkan

kedisiplinannya kepada siswanya dan dapat menjadi contoh yang baik bagi rekan

sesama guru yang lain. Guru juga diharapkan dapat memberikan ilmu

pengetahuan yang baik serta dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang

berkenaan pada dunia pendidikan.

Disiplin kerja guru merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan

sebuah sekolah. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah kesadaran seorang

guru akan keharusannya melaksanakan segala peraturan yang sudah ditentukan

oleh sekolah atau lembaga. Jika disiplin merupakan unsur yang sangat penting

dalam proses pembelajaran di kelas, maka disiplin harus ditanamkan oleh setiap

guru dan seluruh siswa yang ada. Dengan adanya disiplin yang baik maka akan

memudahkan guru dalam melaksanakan rutinitas yang positif dalam mengajar

dan juga dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Dalam lingkungan sekolah, kedisiplinan sangat dibutuhkan baik disiplin

dari kepala sekolah maupun disiplin kerja seorang guru, karena mereka adalah

bagian penting dari organisasi sekolah, khususnya setiap guru harus berusaha

menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi dirinya. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Mariono (2002:92) yang menyatakan bahwa yang dimaksud

(18)

dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada dalam sebuah

organisasi, karena peraturan-peraturan yang berlaku harus dihormati dan diikuti.”

Disiplin erat kaitannya dengan adanya keadaan akan keharusan melaksanakan

aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses belajar mengajar di kelas tidak

mungkin mencapai target yang maksimal tanpa adanya disiplin yang baik. Jadi

disiplin merupakan sebuah unsur yang sangat penting dalam keberlangsungan

kegiatan belajar mengajar di kelas oleh karena itu disiplin harus ditanamkan oleh

setiap personel di kelas, yaitu guru dan siswa. Karena dengan adanya disiplin

guru yang baik akan memungkinkan siswa untuk belajar dengan kebiasaan yang

positif .

Guru yang baik adalah guru yang berhasil menegakkan disiplin bagi

dirinya dan dapat memberi contoh yang positif kepada siswa dan sesama

rekannya guru. Artinya guru harus menanamkan kesadaran dan nilai-nilai akan

arti pentingnya disiplin kepada siswa terlebih dahulu guru harus membiasakan

dirinya taat dan patuh pada ketentuan dan peraturan yang berlaku, sehingga guru

tersebut dapat menjadi contoh yang baik bagi siswanya dan bagi rekannya

sesame guru. Oleh sebab itu guru yang profesional adalah guru yang mampu

memberikan efek positif kepada siswanya. Jika disiplin ditegakkan maka akan

tercipta kerja sama dan interaksi yang baik antar guru dan siswa di kelas,

sehingga proses belajar mengajar di kelas akan berlangsung dengan baik serta

akan mencapi tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Siswanto

(2001:278) menyatakan disiplin kerja adalah sikap menghormati, menghargai,

(19)

maupun yang tidak tertulis serta mampu menjalankannya serta tidak mudah

mengelak dalam menerima sanksi-sanksi apabila melanggar peraturan dan

wewenang yang diberikan. Tindakan kedisiplinan merupakan suatu usaha untuk

menegakkan peraturan dan tata tertib, termasuk sejumlah langkah untuk

membina guru seperti pemberian sanksi kepada guru yang melanggar peraturan

sekolah, sehingga guru-guru dapat bersikap patuh terhadap peraturan dan

bersikap taat terhadap pekerjaan. Tujuan ideal penegakan disiplin dalam bekerja

adalah untuk memperbaiki mental dan moral para guru sehingga tercipta rasa

tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan disamping menumbuhkan

rasa saling menghormati, menghargai dan membangun rasa kepercayaan antara

atasan dan bawahan.

Permasalahan tentang kurangnya rasa disiplin kerja guru ditunjukkan

dengan masih terdapat guru yang tidak menjalankan kinerja yang baik dalam

pelaksanaan tugasnya dan masih selalu menganggap bahwa mengajar hanyalah

sekadar mentransfer berbagi ilmu kepada siswa saja di sekolah. Pemikiran yang

semacam ini akan menjadi ancaman yang serius bagi dunia pendidikan di

Indonesia. Banyak guru yang kita jumpai tidak sungguh-sungguh melaksanakan

kinerjanya, pembelajaran yang diterapkan kurang variatif, kurang terampil dalam

melaksanakan tugas, penilaian hasil belajar yang masih kurang baik, kehadiran

yang masih tergoloh rendah, serta tidak menunjukkan kemampuan sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru yang professional di sekolah.

Pada kenyataannya masalah disiplin kerja guru ini terlihat di berbagai

(20)

Kabupaten Toba Samosir pada bulan Juli 2014 yang lalu misalnya, melalui

observasi yang dilakukan dan melalui wawancara langsung oleh peneliti dengan

36 orang guru dari 120 orang guru atau setara dengan 20% guru di 5 sekolah,

diperoleh informasi bahwa terdapat 55% guru yang belum taat terhadap peraturan

sekolah yang berlaku sehingga proses belajar mengajar di kelas tidak berjalan

efisien dan efektif. Dari rekapitulasi kehadiran guru yang ditemukan dari data

absensi selama bulan Juli 2014 yang dirujuk dari salah satu SMP Negeri

Kecamatan Balige tepatnya SMP Negeri 3 Balige masih terdapat sekitar 11% guru

yang tidak hadir setiap harinya, dan sekitar 13% guru yang terlambat setiap

harinya sehingga guru cenderung kekurangan waktu dalam tatap muka di kelas

yang disebabkan oleh keterlambatan dan kurangnya perencanaan yang baik

sebelumnya. Selain itu dari keterangan Kepala Sekolah yang juga dijadikan

sebagai bahan kajian dalam penelitian ini adalah bahwa kepatuhan dan ketaatan

guru terhadap peraturan yang berlaku masih tergolong rendah karena jadwal

masuk dan keluar guru-guru ke sekolah dan ke kelas masih tidak sesuai dengan

jadwal yang telah diberlakukan, sama halnya dengan perangkat pembelajaran

guru, masih terdapat sekitar 25% guru yang belum memiliki perangkat

pembelajaran mulai dari Program Tahunan, Program Semester, Silabus sampai

RPP dan tidak membawa perangkat pembelajaran tersebut ke dalam kelas ketika

sedang mengajar.

Selain itu, masih terlihat kondisi yang kurang kondusif dalam proses

pembelajaran di kelas, hal ini terlihat saat para siswa bergantian keluar masuk

(21)

bersangkutan ternyata ada sebagian guru yang belum masuk ke ruangan kelas.

dan kenyataan lain yang juga ditemukan adalah selama proses pembelajaran

berlangsung tidak tampak adanya media yang digunakan guru dalam

pembelajaran yang notabene akan menarik perhatian siswa untuk belajar.

Masih ada saja siswa yang disuruh guru mencatat di bahan pelajaran di

papan tulis untuk kemudian dicatat siswa di dalam kelas sementara guru yang

bersangkutan mengerjakan hal lain, atau bahkan tidak tampak lagi di kelas. hal

ini menunjukkan bahwa kreatifitas guru belum tampak dalam proses

pembelajaran.

Berbagai faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja guru seperti pada

hasil penelitian Bambang Sugianto menyatakan bahwa faktor-faktor yang

berhubungan dengan disiplin kerja guru adalah motivasi kerja dan kepemimpinan

Kepala Sekolah. Demikian juga dengan hasil penelitian lain yang menyatakan

bahwa disiplin kerja guru berhubungan dengan etos kerja dan sikap professional

guru (I Made Sudana, 2012). Dari penelitian lain menyatakan bahwa faktor yang

yang berhubungan dengan disiplin kerja guru adalah kecerdasan emosional dan

iklim organisasi (Triyati, 2012). Hasil penenlitian lain juga mengungkapkan

bahwa disiplin kerja guru berhubungan dengan motivasi kepemimpinan dengan

kemampuan mengajar guru Teguh (Teguh, 2012). Dari berbagi faktor yang

memiliki hubungan dengan disiplin kerja seperti motivasi kerja, kepemimpinan

kepala sekolah, etos kerja, sikap keprofesionalan guru, kecerdasan emosional,

kemampuan kerja, dan iklim organisasi maka diprediksi ada dua faktor yang

(22)

Amriany (2004, 181) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang

berhubungan dengan disiplin kerja karyawan adalah gaya organisasi yaitu

bagaimana suatu organisasi melakukan pembagian tugas kepada karyawannya,

melaksanakan koordinasi, dan menciptakan iklim kerja organisasi. Iklim kerja

organisasi adalah kualitas relatif dari lingkungan internal organisasi yang dialami

oleh anggota organisasi, yang mempengaruhi tingkah laku anggotanya dan dapat

digambarkan dalam nilai-nilai dari suatu perangkat karakteristik. Karyawan akan

merasa bahwa iklim organisasi akan terasa menyenangkan apabila suatu

pekerjaan benar-benar dihargai, karyawan juga akan menginginkan pekerjaan

yang menantang, dan memuaskan secara intrinsik, bertanggung jawab, dan

berusaha untuk lebih maju. Dalam dunia pendidikan contohnya di sekolah, iklim

organisasi yang kondusif dan baik akan mendukung kinerja guru namun

sebaliknya jika iklim organisasi tidak kondusif maka akan mengganggu kinerja

guru, karena guru akan merasa bahwa sekolah bukan lagi tempat bersosialisasi

dan berinteraksi yang ideal. Hal inilah yang nantinya akan menyebabkan pola

komunikasi yang tertutup antar personel sekolah, tidak ada lagi rasa persaudaraan

dan akan menyebabkan semangat kerja menjadi berkurang yang ditunjukkan

dengan menurunnya disiplin kerja guru di sekolah. oleh sebab itu iklim

organisasi yang baik dapat mendorong guru untuk menunjukkan prestasi yang

tinggi sehingga kinerjanya juga akan menjadi baik.

Menurut Gibson (1994:45) iklim organisasi adalah seperangkat sifat-sifat

lingkungan kerja yang dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh karyawan,

(23)

pekerjaan. Iklim organisasi adalah suatu kualitas masukan yang relatif dari

lingkungan organisasi yang merupakan pengalaman yang dialami oleh anggota

organisasi dan mempengaruhi tingkah laku mereka. Iklim organisasi di Sekolah

meliputi hubungan antar personel sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Pegawai, Siswa

bahkan dengan Orang Tua siswa). Oleh karena itu iklim organisasi harus

dibangun sedemikian nyaman karena mempunyai akibat atau dampak bagi

organisasi tersebut termasuk pada perilaku guru.

Iklim organisasi di sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang

diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku. Pola pribadi tersebut

dapat meliputi hubungan antar guru dengan siswa, guru dengan guru, siswa

dengan siswa, dan antar guru dengan pimpinan sekolah. baik buruknya iklim

organisasi di sebuah sekolah dapat diketahui melalui ciri-ciri sebagai berikut: (1)

mempunyai sikap yang terbuka antara kepala sekolah dengan guru lain dalam

melaksanakan tugas, (2) mengikuti semua peraturan yang diambil secara bersama,

dan (3) sikap saling menghargai.

Iklim organisasi yang kurang mendukung dimana hubungan antar personal

di sekolah kurang baik, akan mempengaruhi kinerja seorang guru, baik dari segi

kedisiplinan maupun dari segi keprofesionalan guru. Namun jika kekondusifan

iklim organisasi dapat selalu dijaga dengan baik maka tidak menutup

kemungkinan akan mengembangkan potensi diri guru, yang akan mempengaruhi

kinerjanya di organisasinya. Jika guru merasa tenang, aman, puas, dan nyaman

maka guru akan senang bekerja sehingga dalam proses belajar mengajar

(24)

memperkuat pernyataan tersebut ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Likert

dalam Davis (1996:25) menyatakan bahwa “iklim yang lebih partisipatif dan

berorientasi manusia akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi dan

kepuasan kerja yang lebih besar”.

Faktor lain yang dianggap berhubungan dengan disiplin kerja guru adalah

motivasi kerja. Malayu S.P Hasibuan (1996:212) mengemukan bahwa, “Disiplin

yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap

tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Karena hal ini akan mendorong gairah kerja atau

motivasi kerja, dan mendorong terwujudnya tujuan organisasi”. Motivasi kerja

dipandang sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kerja secara langsung

dan dapat mengarahkan potensi yang telah ada pada diri seorang guru yang mana

target akhirnya untuk mencapai tujuan sekolah. dengan adanya motivasi kerja dari

seorang guru maka diharapkan akan mendorong disiplin kerja guru menjadi lebih

baik.

Menurut teori Hedonisme dalam Purwanto (2007:74) mengatakan bahwa

para pegawai atau guru harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas, dan

mau bekerja dengan baik, sehingga akan terpenuhi kesenangannya. Oleh karena

itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung

memilih alternatif yang dapat mendatangkan kesenangan daripada yang

mengakibatkan kesukaran, kesulitan dan penderitaan. Implikasi dari teori ini

adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan termotivasi meningkatkan

kinerjanya apabila mendatangkan hal-hal yang menyenangkan misalnya seorang

(25)

gaji, perlindungan serta jaminan dari pimpinannya. Guru akan menunjukkan

kualitas kerjanya, jumlah kerjanya, serta tanggung jawabnya dalam menuntaskan

atau dalam mecapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja seorang

guru, diprediksi faktor iklim organisasi dan motivasi kerjalah yang mempunyai

faktor yang lebih dominan. Untuk memahami prediksi ini maka perlu dikaji lebih

dalam dengan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Iklim Organisasi

dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan

Balige Kabupaten Toba Samosir”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat faktor-faktor dapat

mempengaruhi disiplin kerja guru, diantaranya yang teridentifikasi yaitu motivasi

kerja, kepemimpinan kepala sekolah, etos kerja, sikap keprofesionalan guru,

kecerdasan emosional, kemampuan kerja, motivasi dari kepemimpinan, dan iklim

organisasi.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja guru, namun

dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut hanya dibatasi pada faktor iklim

organisasi dan motivasi kerja, dan dalam penelitian ini dibatasi hanya kepada

guru-guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir karena

(26)

D. Rumusan Masalah

Berdasarka pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebag i berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim

organisasi dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Balige Kabupaten

Toba Samosir?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Balige Kabupaten

Toba Samosir?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim

organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin

kerja guru di SMP Negeri Balige Kabupaten Toba Samosir?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah:

1. Terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan disiplin kerja guru

di SMP Negeri Balige Kabupaten Toba Samosir.

2. Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan disiplin kerja guru

di SMP Negeri Balige Kabupaten Toba Samosir.

3. Terdapat hubungan antara iklim organisasi dan motivasi kerja secara

bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Balige

(27)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat

digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel iklim organisasi, motivasi

berprestasi dengan disiplin kerja guru, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

administrasi pendidikan, terutama mengenai efektivitas pelaksanaan iklim

organisasi sekolah, motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini yang dapat digali dari penelitian

ini adalah kemungkinan munculnya pengembangan konsep-konsep kontekstual

yang berkenaan dengan interdependensi antara iklim organsasi sekolah dan

motivasi kerja yang memberikan peningkatan kinerja mengajar guru, yang

akhirnya mengarah kepada tercapaiya kualitas pendidikan bangsa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat :

a. Sebagai bahan rujukan bagi guru dalam mengembangkan iklim

organisasi sekolah dan motivasi kerja untuk meningkatkan disiplin

kinerja guru.

b. Sebagai evaluasi bagi kepala sekolah untuk mengembangkan iklim

organisasi sekolah dan motivasi kerja dalam meningkatkan disiplin

(28)

tenaga kependidikan, siswa, peran komite sekolah pada lembaga yang

dikelolanya dalam peningkatan kualitas sekolah.

c. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam

mengembangkan iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja dalam

meningkatkan disiplin kerja seorang guru yang pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas sekolah.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian

(29)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulan hal-hal

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan

disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba

Samosir, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara

variabel tersebut adalah sebesar 0,60. Persamaan regresi yang diperoleh adalah

Ŷ=37,967 + 0,658x1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iklim

organisasi, maka disiplin kerja guru juga akan meningkat. Sebaliknya, makin

rendah iklim organisasi, maka disiplin kerja guru makin rendah. Hasil

koefisien determinasi (r2)=0,36dapat diartikan bahwa 36% varians disiplin

kerja guru ditentukan oleh iklim organisasi. Mengenai iklim organsiasi

diungkapkan oleh para ahli seperti Pidarta (2004:125) bahwa “iklim organisasi

merupakan karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan

organisasi lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya”.

b. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru

dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten

Toba Samosir, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara

variabel tersebut adalah sebesar 0,71. Persamaan regresi yang diperoleh adalah

Ŷ=29,071 + 0,704x2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi

(30)

rendah motivasi kerja guru, maka disiplin kerja guru makin rendah. Hasil

koefisien determinasi (r2)=0,52 dapat diartikan bahwa 52% varians disiplin

kerja guru ditentukan oleh motivasi kerja guru. Mengenai motivasi kerja guru

diungkapkan oleh para ahli seperti Purwanto (2006:71) menyatakan motivasi

adalah “suatu usaha yang disadari untuk untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu

sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu”.

c. Terdapat hubungan secara sendiri dan bersama-sama yang positif dan

signifikan antara iklim organisasi dan motivasi kerja dengan disiplin kerja

guru pada SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir, pada

taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara kedua variabel

tersebut adalah sebesar 0,74. Persamaan regresi yang diperoleh adalah

Ŷ=16,265 + 0,285x1 + 0,544x2.. Hal ini menunjukkan bahwa jika iklim

organisasi dan motivasi kerja guru meningkat secara bersama-sama, maka

disiplin kerja guru juga akan meningkat. Demikian sebaliknya, makin rendah

iklim organisasi dan motivasi kerja guru, maka disiplin kerja guru makin

rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,55 dapat diartikan bahwa 55%

varians disiplin kerja guru ditentukan oleh ikllim organisasi dan motivasi kerja

guru. Mengenai disiplin kerja guru diungkapkan oleh para ahli seperti

Sinnunga (2005:145) menyatakan disiplin merupakan suatu keadaan tertentu

dimana orang-orang yang bergabung dalam organisasi untuk tunduk pada

(31)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka implikasi

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan iklim organisasi dengan disiplin kerja guru memiliki hubungan yang

positif dalam upaya meningkatkan disiplin kerja guru perlu dilakukan

peningkatan iklim organisasi. Iklim organisasi perlu diperhatikan sehingga

guru -guru akan termotivasi dan mempunyai semangat kerja yang lebih baik

karena hal adalah sini akan berdampak tingkat disiplin kerja guru. Apabila

sekolah dengan iklim yang sangat kondusif maka akan menciptakan situasi

dan kondisi yang menyenangkan sehingga diharapkan disiplin kerja guru juga

akan meningkat dimana anak-anak didik juga akan tertangani dengan baik

dalam proses belajar mengajar. Beberapa usaha yang dapat dilakukan

menciptakan dan memelihara iklim organisasi di sekolah, antara lain 1)

memperjelas struktur organisasi yang ada di sekolah; 2) mengedepankan

tanggung jawab; 3) menciptakan suasana saling mendukung; 4) menjaga

komitmen untuk sekolah.

2. Hubungan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru memiliki hubungan yang

positif. Guru-guru juga perlu mempertahankan motivasi berprestasi karena

akan menciptakan kreatifitas guru dalam mengajar sehingga siswa tidak bosan

atau jenuh dalam belajar di sekolah selain itu dengan motivasi berprestasi yang

tinggi maka akan menciptakan rasa tanggung jawab yang besar dalam

menjalankan tugas, sehingga kinerjanya secara tidak langsung akan meningkat

(32)

motivasi berprestasi pada diri guru di sekolah, antara lain 1).semangat kerja;

2).member kesempatan bagi guru uintuk maju; 3).melibatkan guru dalam setiap

kegiatan dalam sekolah 4).pemahaman yang simpatik dari setiap personel atas

persoalan-persoalan pribadi guru.

3. Hubungan iklim organisasi dan motivasi kerja secara bersamasam dengan

disiplin kerja guru memiliki hubungan yang positif. Iklim organisasi yang

kondusif juga akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru-guru sehingga

diharapkan iklim organisasi juga harus dipertahankan.Sedangkan Motivasi

kerja merupakan prestasi yang juga berpengaruh terhadap displin kerja, tetapi

perlu adanya perbaikan, misalnya dengan melakukan pelatihan–pelatihan yang

materi berkaitan dengan proses belajar mengajar sehingga mereka memiliki

ketrampilan dan akan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan menciptakan dan memelihara iklim

organisasi sekaligus meningkatkan motivasi kerja guru di sekolah, antara lain

1). Member penghargaan bagi guru yang berprestasi; 2). Perlunya dukungan

dari Kepala Sekolah dalam eaksanakan tugas; 3).membangun interaksi yang

(33)

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, penelitiaan ini

mengemukakan beberapa saran untuk meningkatkan kinerja guru dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Bagi guru agar selalu meningkatkan disiplin kerja demi meningkatnya mutu

pendidikan di Indonesia sedangkan bagi guru yang belum disiplin supaya

berusaha mendisiplinkan diri

2. Bagi kepala sekolah agar membina serta memberi teladan tentang disiplin

dalam melaksanakan tugas sehingga dapat memotivasi kerja para guru,

sehingga kinerja guru dapat maksimal sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing, Kepala Sekolah juga perlu memperbaiki pemberian kompensasi yang

layak, iklim organisasi yang baik agar termotivasi dalam bekerja supaya

kinerja guru meningkat.

3. Kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir agar

mengintensifkan pembinaan kepada sekolah-sekolah khususnya tentang

kedisiplinan kerja, serta mau memberi penghargaan kepada guru atas prestasi

kerja yang diperoleh guru untuk meningkatkan motivasi kerja guru.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiar. 1999. Meningkatkan Disiplin Karyawan bawahan. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Arep, Ishak dan Tanjung Hendri. 2004. Manajemen Motivasi. Jakarrta : PT Grasindo

Arikunto, Suharsimi, 2004.Evaluasi Program Pendidikan. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Davis. 1996. Perilaku Dalam Organisasi : Terjemahan Tim Erlangga. Jakarta: Erlangga

Gibson, J.L, Ivan Cevich and Donelly. 1994. Organisasi dan Manajemen:

Perilaku, Struktur, dan Proses. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Gibson, James I, M. Ivancevich and James H Donnelly, Jr. 1997. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga

Hamzah, B, Uno. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara

_______________. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara

_____________. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan,M,S,P. 1996. Peningkatan Disiplin Kerja. Jakarta : Bumi Aksara

_____________. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

_____________.2005. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta: Bum Aksara

Imron,Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Malang: Pustaka

Kamars,D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek, Edisi Kedua. Padang: Univertitas

Putra Indonesia Press

Kartono, K. 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(35)

Litwin, GH & Stringer, RA, Jr. 1968. Motivation and organizational climate. Boston: Harvard University press.

Martono. 2002. Mutu Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta. Andi

Muhammad,A. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Nawawi, H., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang

Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

___________1998. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Pidarta,M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Poerwadarminta,WJS. 1976. Kamus Besar Bahsa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka

Prayudi,Atmosudirdjo. 1986. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pridjarminto,Sugeng. 1993. Kedisiplinan. Jakarta: Grafika

Purwanto,M,Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Bandung: Remaja Persada Karya

Rivai,V. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada

_______. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

________.. 2005. Performance Apprasial. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Robbins, Stephens P, 2001. Perilaku Organisasi, Edisi Indonesia. Jakarta: Indeks

Robbins.Stephen. P. Dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, edisi dua belas. Jakarta: Salemba Empat.

Sagala,S. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta

Siagian,S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Singgih, Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK gunung Mulia

(36)

Siswanto,Beijo. 2001. Strategi Penegakan Disiplin Kerja Guru. Yogyakarta: Andi

Soepono, B. 2002. Statistik terapan dalam ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sofyandi,H & Garniwa,I. 2007. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Taiguri, Renato, Litwin G. 1996. Organizational Climate, Explotation Of Concept. Boston : Harvard University

Usaman,Husni. 2008. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

___________. 2006. Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara

___________. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, H dan Akbar, PS. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wijawa,Cece & A.Tabrani. 2000. KemampuanDasar Guru Dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Winardi,J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wirawan. 2008. Budaya dan Ikllim Organisasi. Jakarta :Victor jaya Abadi Prenhalindo

Wursanto,I.G. 1983. Manajemen Personalia. Jakarta: Pustaka Dian

Gambar

Tabel 4.15. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi dan
Gambar 3.1.Paradigma Penelitian ..................................................... ……

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa perempuan menunjukkan respon pujian benda kepemilikan yang lebih terbuka dengan menerima pujian secara dominan pada seting percakapan sesama gender, tetapi

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis

Teks Risā latu `t-T auhīd yang berisi ajaran tauhid dianalisis menggunakan struktur sastra kitab yang terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Analisis isi

Kurang lebih sama dengan tahun 2012, APP tercepat dari seluruh sub- sektor di tahun 2013 yaitu selama 9 hari masih dari sub-sektor logam & mineral lain, yaitu PT SMR Utama

Berat dari TETRAMILK B ini adalah 1,5 kg (tanpa heat stored), sedangkan jika ditambah dengan susu pada kedua wadah dan kotak heat stored maka beratnya menjadi 2 kg. Berat

PENGEMBANGAN DESAIN TEMPAT SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Berdasarkan hasil analisis data latihan squat dengan metode piramid sistem dan burnout sistem memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Cor porate Social Responsibility (CSR) di Perusahaan Roti Ganep dan menjelaskan