HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI
KECAMATAN
BALIGE KABUPATEN
TOBA SAMOSIR
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
LASTIUR TANJUNG
NIM. 8126132015
Oleh:
LASTIUR TANJUNG NIM. 8126132015
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Lastiur Tanjung, Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Tesis: Program Pasca Sarjana Administrasi Pendidikan. UNIMED. 2015.
ABSTRACT
Lastiur Tanjung, Relation Organizational Climate and Work Motivation Work With Discipline Teachers in Secondary Schools Balige District of Toba Samosir. Thesis: Graduate Program in Education Administration. UNIMED. 2015.
The formulation of this study were (1) Is there a positive and significant relationship between organizational climate with work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir ?; (2) Is there a positive and significant relationship between work motivation and work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir ?; (3) Is there a positive and significant relationship between organizational climate and motivation to work together with labor discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir? The purpose of this study was to determine: (1) the relationship between organizational climate with work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir regency; (2) the relationship between work motivation and work discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir regency; (3) the relationship between organizational climate and motivation to work together with labor discipline teachers in SMP Balige Toba Samosir. This research was conducted in SMP Balige Toba Samosir, the population in this study is a teacher at Junior High School Balige Toba Samosir amounted to 179 people with a sample of 78 people by using proportional stratified random sampling technique. Descriptive research method that aims to obtain information about a phenomenon at the time of the study. The research instrument was a questionnaire / questionnaire with Likert scale model. Test requirements conducted to test for normality, linearity and independence of the independent variable. Data analysis technique used is multiple regression technique. The results showed: (1) There is a positive and significant relationship between organizational climate with work discipline teacher at Junior High School District of Toba Samosir Balige of R = 0.60 with a regression line equation Y = 37.967 + 0,658X1; (2) There is a positive and significant
relationship between work motivation and work discipline teacher at Junior High School District of Toba Samosir Balige of R = 0.71 with a regression line equation Y = 29.071 + 0,704X2; and (3) There is a positive and significant
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena masih memberikan kepada penulis kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat merampungkan tesis ini yang berjudul “Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”.
Tesis ini dilandasi dengan permasalahan yang ditemukan, yakni mengenai disiplin kerja guru yang dapat kita lihat sehari-hari di sekolah, mengenai iklim organisasi yang terjadi di sekolah dan mengenai motivasi yang dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya di sekolah. Sehubungan dengan itu dalam penelitian ini perumusan masalahnya adalah sebagai berikut “apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”.
Penulis menyadari bahwa dalam peyelesaian proposal ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang dimiliki, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas andil dan bantuan berbagai pihak, terutama:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana ini. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, mengarahkan, memotivasi, menasehati dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.
2. Bapak Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Muin Sibuea, M.Pd, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, serta Bapak/ Ibu Dosen dan para pegawai Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan yang baik kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.
sekaligus sebagai Narasumber yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Kepada Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si dan Bapak Dr. Saut Purba, M.Pd sebagai Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini..
5. Bapak dan Ibu yang tidak tersebutkan namanya satu persatu, selaku Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
6. Mangara Tambunan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Balige, Koster Malau, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Balige, Firman Simanjuntak, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Balige, Haposan Simaremare, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Balige dan Hulman Sianipar, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Balige sebagai tempat penulis mengambil data untuk penelitian yang telah membantu pebulis dalam pelaksanaan uji coba instrument dan pengumpulan data instrumen.
7. Rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Angkatan XXI terkhusus untuk kelas B1 yang telah memberi dukungan bagi penulis.
8. Rekan guru-guru di SMP Negeri 3 Balige yang memberi dukungan serta dorongan bagi penulis.
9. Teristimewa kepada Ayahanda Nasir Tanjung dan Ibunda Sorta Silaban orang tua yang selalu memberi teladan dan dukungan yang besar serta kepada seluruh keluarga yang memberi motivasi dan doa dalam menyelesaikan penelitian dan studi ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penulisan tesis ini, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sehingga pemahaman penulis semakin meningkat di karya-karya tulis berikutnya.
Medan , Juni 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
B. Identifikasi masalah... 11
C. Pembatasan masalah ... 11
E. Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian ... 57
F. Uji coba instrumen ... 60
G. Teknik analisis data ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
A. Deskripsi Data Penelitian ... 72
B. Uji Persyaratan Analisis ... 76
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 79
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86
E. Keterbatasan Penelitian ... 93
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Implikasi ... 97
C. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 100
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.Daftar Jumlah Guru di SMP Negeri 3 Balige ………….……… 48
Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian ……….……… 49
Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Disiplin Kerja Guru ……….……….. 51
Tabel 3.4. Kisi-kisi Variabel Iklim Organisasi ………... 51
Tabel 3.5. Kisi-kisi Variabel Motivasi Kerja Guru ………. 52 Tabel 3.6. Rangkuman Uji Coba Validitas Butir angket ……… 54
Tabel 3.7. Tabel Interprestasi besarnya Nilai R ……….. 55
Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Butir Instrumen ………... 55
Tabel 3.9. Tabel Tingket Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja Guru ……… 58
Tabel 3.10. Tabel Tingket Kecenderungan Variabel Iklim Organisasi ………. 58
Tabel 311. Tabel Tingket Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru …….. 59
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ……….………….. 64
Tabel 4.2. Distribusi Frekwensi Skor Data Iklim Organisasi ………. 65
Tabel 4..3. Distribusi Frekwensi Skor Data Motivasi Kerja Guru ……….. 66
Tabel 4..4. Distribusi Frekwensi Skor Data Disiplin Kerja Guru ………... 67
Tabel 4.8. Rangkuman Analisis Uji Normalitas Dan Uji Liliefors ……….. 69
Tabel 4.9. Rangkuman Uji Linearitas Regresi ………. 70
Tabel 4.10. Uji Independensi Antara Variabel Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Guru dengan Disiplin Kerja Guru …...………. 70
Tabel 4.11. Analisis Varians Untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi ………..……….. 71
Tabel 4.13. Analisis Varians Untuk Pengujian Signifikansi dan
Linieritas Regresi ……….………. 73
Tabel 4.14. Rangkuman Hubungan Motivasi Kerja Guru
dengan Disiplin Kerja Guru…...……… 73
Tabel 4.15. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi dan
Uji Keberartian Antara Variabel Iklim Organisasi
dan Motivasi Kerja Guru dengan Disiplin Kerja Guru ……….. 74
Tabel 4.16. Rangkuman Analisis Regresi Ganda ……….………75
Tabel 4.17. Rangkuman Sumbangan Relatif dan
Sumbangan Efektif Maing-masing Variabe ……….…… 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.Paradigma Penelitian ... ……. 52
Gambar.4.1. Histogram Distribusi Skor Variabel Ikllim ... 72
Gambar 4.2.Histogram Distribusi Skor Variabel Motivasi Kerja ... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ……… 103
Lampiran 2. Perhitungan Validitas Angket ………. 111
Lampiran 3. Perhitungan Realibilitas Angket ………. 118
Lampiran 4. Data Penelitian ……….. 121
Lampiran 5. Perhitungan Distribusi Frekwensi Data Penelitian ………. 124
Lampiran 6. Perhitungan Statistika Dasar ……… 127
Lampiran7. Perhitungan Uji Kecenderungan ……… 133
Lampiran 8. Perhitungan Uji Normalitas dengan Metode Liliefors ………. 136
Lampiran 9. Perhitungan Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan ……… 147
Lampiran 10. Perhitungan Korelasi Parsial ……….. 165
Lampiran 11. Perhitungan Uji Hipotesis Penelitian ………. 167
Lampiran 12. Perhitungan Regresi Ganda ……… 169
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
dan memajukan manusia sehingga memperoleh nilai lebih untuk mampu mandiri
baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Tujuan pendidikan
nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani. Pendidikan mempunyai waktu yang
tak terbatas dan berlangsung seumur hidup (long life education).
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut pendidikan
harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan profesional. Dan dalam
mempersiapkan SDM yang berkualitas,langkah pertama yang akan dilakukan
adalah menata SDM yang baik dari aspek intelektual, emosional,spriritual,
kreativitas, moral maupun tanggung jawab. Penataan SDM perludiupayakan
secara berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas. Yang mana
pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang
berkaitan erat dengan pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan
penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan
prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif serta didukung oleh
kebijakan (political will) pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Menyadari
dengan system pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa
yang berkualitas, unggul dan kompetitif.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan tempat untuk
belajar mempunyai tugas pokok menciptakan iklim organisasi sekolah yang
kondusif. Untuk itu, penyelenggaraan pendidikan harus mampu menyediakan dan
melayani serta mewujudkan pembelajaran yang bermutu kepada peserta didik
sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kegiatan
pendidikan di sekolah menempatkan sekolah sebagai institusi sosial yang
keberadaannya melaksanakan kegiatan pembinaan potensi guru dan transformasi
nilai budaya bangsa yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan
kemampuan individualitas, moralitas dan sosialitas guru di sekolah.
Kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah tenaga
profesional yang diharapkan mampu bekerja dengan baik dalam mewujudkan
cita-cita pendidikan bangsa. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar mengajar di sekolah, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas di bidang pendidikan. Oleh
karena itu, mereka harus terdidik dan terlatih secara akademik dan profesional
serta mendapat pengakuan formal. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
oleh Hamzah (2008:15) bahwa guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu
jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan
oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan yang berperan
untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia agar dapat keluar dari
berbagai masalah pendidikan. Karena pada kenyataanya pendidikan di Indonesia
masih terus mengalami permasalahan. Walaupun sesungguhnya pemerintah telah
berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian pelatihan kepada
guru-guru, peningkatan penghasilan guru, pengadaan sarana dan prasarana
bahkan juga telah diberikan bea siswa pendidikan untuk peningkatan jenjang
pendidikan, namun belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan mutu pendidikan.
Guru sebagai salah satu komponen pada organisasi pendidikan harus
mempunyai tanggung jawab dalam kemajuan peserta didik. Guru harus
mampu menciptakan proses belajar mengajar secara efektif. Nawawi
(2002:21) mengemukakan guru adalah figur yang memiliki karakteristik
tertentu yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran sehingga
memiliki tanggung jawab yang besar bagi pencapaian tingkat perkembangan
dan kedewasaan anak didik. Dengan demikian guru tidak hanya memiliki
tugas untuk mengajar peserta didik saja, melainkan juga dituntut sebagai
pendidik. Sebagai pengajar guru berperan dalam proses transfer ilmu
pengetahuan dan teknologi sedangkan sebagai pendidik guru harus mampu
mengarahkan peserta didik kepada perilsku yang baik, menumbuhkan
prakarsa yang brilian, memberi motivasi dan aktualisasi diri pada anak didik
kearah pencapaian pendidikan nasional.
Imron (1995:67) menjelaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan
Karena dengan demikianlah seorang guru dapat bekerja mengelola kelas dengan
baik sehingga KBM dapat berjalan dengan lancar dan terarah. Dengan
kemampuan yang dimiliki guru maka seharusnya setiap guru menunjukkan
disiplin yang optimal dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik di
sekolah. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru harus mampu menerapkan
kedisiplinannya kepada siswanya dan dapat menjadi contoh yang baik bagi rekan
sesama guru yang lain. Guru juga diharapkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan yang baik serta dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang
berkenaan pada dunia pendidikan.
Disiplin kerja guru merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan
sebuah sekolah. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah kesadaran seorang
guru akan keharusannya melaksanakan segala peraturan yang sudah ditentukan
oleh sekolah atau lembaga. Jika disiplin merupakan unsur yang sangat penting
dalam proses pembelajaran di kelas, maka disiplin harus ditanamkan oleh setiap
guru dan seluruh siswa yang ada. Dengan adanya disiplin yang baik maka akan
memudahkan guru dalam melaksanakan rutinitas yang positif dalam mengajar
dan juga dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Dalam lingkungan sekolah, kedisiplinan sangat dibutuhkan baik disiplin
dari kepala sekolah maupun disiplin kerja seorang guru, karena mereka adalah
bagian penting dari organisasi sekolah, khususnya setiap guru harus berusaha
menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi dirinya. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Mariono (2002:92) yang menyatakan bahwa yang dimaksud
dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada dalam sebuah
organisasi, karena peraturan-peraturan yang berlaku harus dihormati dan diikuti.”
Disiplin erat kaitannya dengan adanya keadaan akan keharusan melaksanakan
aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses belajar mengajar di kelas tidak
mungkin mencapai target yang maksimal tanpa adanya disiplin yang baik. Jadi
disiplin merupakan sebuah unsur yang sangat penting dalam keberlangsungan
kegiatan belajar mengajar di kelas oleh karena itu disiplin harus ditanamkan oleh
setiap personel di kelas, yaitu guru dan siswa. Karena dengan adanya disiplin
guru yang baik akan memungkinkan siswa untuk belajar dengan kebiasaan yang
positif .
Guru yang baik adalah guru yang berhasil menegakkan disiplin bagi
dirinya dan dapat memberi contoh yang positif kepada siswa dan sesama
rekannya guru. Artinya guru harus menanamkan kesadaran dan nilai-nilai akan
arti pentingnya disiplin kepada siswa terlebih dahulu guru harus membiasakan
dirinya taat dan patuh pada ketentuan dan peraturan yang berlaku, sehingga guru
tersebut dapat menjadi contoh yang baik bagi siswanya dan bagi rekannya
sesame guru. Oleh sebab itu guru yang profesional adalah guru yang mampu
memberikan efek positif kepada siswanya. Jika disiplin ditegakkan maka akan
tercipta kerja sama dan interaksi yang baik antar guru dan siswa di kelas,
sehingga proses belajar mengajar di kelas akan berlangsung dengan baik serta
akan mencapi tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Siswanto
(2001:278) menyatakan disiplin kerja adalah sikap menghormati, menghargai,
maupun yang tidak tertulis serta mampu menjalankannya serta tidak mudah
mengelak dalam menerima sanksi-sanksi apabila melanggar peraturan dan
wewenang yang diberikan. Tindakan kedisiplinan merupakan suatu usaha untuk
menegakkan peraturan dan tata tertib, termasuk sejumlah langkah untuk
membina guru seperti pemberian sanksi kepada guru yang melanggar peraturan
sekolah, sehingga guru-guru dapat bersikap patuh terhadap peraturan dan
bersikap taat terhadap pekerjaan. Tujuan ideal penegakan disiplin dalam bekerja
adalah untuk memperbaiki mental dan moral para guru sehingga tercipta rasa
tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan disamping menumbuhkan
rasa saling menghormati, menghargai dan membangun rasa kepercayaan antara
atasan dan bawahan.
Permasalahan tentang kurangnya rasa disiplin kerja guru ditunjukkan
dengan masih terdapat guru yang tidak menjalankan kinerja yang baik dalam
pelaksanaan tugasnya dan masih selalu menganggap bahwa mengajar hanyalah
sekadar mentransfer berbagi ilmu kepada siswa saja di sekolah. Pemikiran yang
semacam ini akan menjadi ancaman yang serius bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Banyak guru yang kita jumpai tidak sungguh-sungguh melaksanakan
kinerjanya, pembelajaran yang diterapkan kurang variatif, kurang terampil dalam
melaksanakan tugas, penilaian hasil belajar yang masih kurang baik, kehadiran
yang masih tergoloh rendah, serta tidak menunjukkan kemampuan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru yang professional di sekolah.
Pada kenyataannya masalah disiplin kerja guru ini terlihat di berbagai
Kabupaten Toba Samosir pada bulan Juli 2014 yang lalu misalnya, melalui
observasi yang dilakukan dan melalui wawancara langsung oleh peneliti dengan
36 orang guru dari 120 orang guru atau setara dengan 20% guru di 5 sekolah,
diperoleh informasi bahwa terdapat 55% guru yang belum taat terhadap peraturan
sekolah yang berlaku sehingga proses belajar mengajar di kelas tidak berjalan
efisien dan efektif. Dari rekapitulasi kehadiran guru yang ditemukan dari data
absensi selama bulan Juli 2014 yang dirujuk dari salah satu SMP Negeri
Kecamatan Balige tepatnya SMP Negeri 3 Balige masih terdapat sekitar 11% guru
yang tidak hadir setiap harinya, dan sekitar 13% guru yang terlambat setiap
harinya sehingga guru cenderung kekurangan waktu dalam tatap muka di kelas
yang disebabkan oleh keterlambatan dan kurangnya perencanaan yang baik
sebelumnya. Selain itu dari keterangan Kepala Sekolah yang juga dijadikan
sebagai bahan kajian dalam penelitian ini adalah bahwa kepatuhan dan ketaatan
guru terhadap peraturan yang berlaku masih tergolong rendah karena jadwal
masuk dan keluar guru-guru ke sekolah dan ke kelas masih tidak sesuai dengan
jadwal yang telah diberlakukan, sama halnya dengan perangkat pembelajaran
guru, masih terdapat sekitar 25% guru yang belum memiliki perangkat
pembelajaran mulai dari Program Tahunan, Program Semester, Silabus sampai
RPP dan tidak membawa perangkat pembelajaran tersebut ke dalam kelas ketika
sedang mengajar.
Selain itu, masih terlihat kondisi yang kurang kondusif dalam proses
pembelajaran di kelas, hal ini terlihat saat para siswa bergantian keluar masuk
bersangkutan ternyata ada sebagian guru yang belum masuk ke ruangan kelas.
dan kenyataan lain yang juga ditemukan adalah selama proses pembelajaran
berlangsung tidak tampak adanya media yang digunakan guru dalam
pembelajaran yang notabene akan menarik perhatian siswa untuk belajar.
Masih ada saja siswa yang disuruh guru mencatat di bahan pelajaran di
papan tulis untuk kemudian dicatat siswa di dalam kelas sementara guru yang
bersangkutan mengerjakan hal lain, atau bahkan tidak tampak lagi di kelas. hal
ini menunjukkan bahwa kreatifitas guru belum tampak dalam proses
pembelajaran.
Berbagai faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja guru seperti pada
hasil penelitian Bambang Sugianto menyatakan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan disiplin kerja guru adalah motivasi kerja dan kepemimpinan
Kepala Sekolah. Demikian juga dengan hasil penelitian lain yang menyatakan
bahwa disiplin kerja guru berhubungan dengan etos kerja dan sikap professional
guru (I Made Sudana, 2012). Dari penelitian lain menyatakan bahwa faktor yang
yang berhubungan dengan disiplin kerja guru adalah kecerdasan emosional dan
iklim organisasi (Triyati, 2012). Hasil penenlitian lain juga mengungkapkan
bahwa disiplin kerja guru berhubungan dengan motivasi kepemimpinan dengan
kemampuan mengajar guru Teguh (Teguh, 2012). Dari berbagi faktor yang
memiliki hubungan dengan disiplin kerja seperti motivasi kerja, kepemimpinan
kepala sekolah, etos kerja, sikap keprofesionalan guru, kecerdasan emosional,
kemampuan kerja, dan iklim organisasi maka diprediksi ada dua faktor yang
Amriany (2004, 181) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang
berhubungan dengan disiplin kerja karyawan adalah gaya organisasi yaitu
bagaimana suatu organisasi melakukan pembagian tugas kepada karyawannya,
melaksanakan koordinasi, dan menciptakan iklim kerja organisasi. Iklim kerja
organisasi adalah kualitas relatif dari lingkungan internal organisasi yang dialami
oleh anggota organisasi, yang mempengaruhi tingkah laku anggotanya dan dapat
digambarkan dalam nilai-nilai dari suatu perangkat karakteristik. Karyawan akan
merasa bahwa iklim organisasi akan terasa menyenangkan apabila suatu
pekerjaan benar-benar dihargai, karyawan juga akan menginginkan pekerjaan
yang menantang, dan memuaskan secara intrinsik, bertanggung jawab, dan
berusaha untuk lebih maju. Dalam dunia pendidikan contohnya di sekolah, iklim
organisasi yang kondusif dan baik akan mendukung kinerja guru namun
sebaliknya jika iklim organisasi tidak kondusif maka akan mengganggu kinerja
guru, karena guru akan merasa bahwa sekolah bukan lagi tempat bersosialisasi
dan berinteraksi yang ideal. Hal inilah yang nantinya akan menyebabkan pola
komunikasi yang tertutup antar personel sekolah, tidak ada lagi rasa persaudaraan
dan akan menyebabkan semangat kerja menjadi berkurang yang ditunjukkan
dengan menurunnya disiplin kerja guru di sekolah. oleh sebab itu iklim
organisasi yang baik dapat mendorong guru untuk menunjukkan prestasi yang
tinggi sehingga kinerjanya juga akan menjadi baik.
Menurut Gibson (1994:45) iklim organisasi adalah seperangkat sifat-sifat
lingkungan kerja yang dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh karyawan,
pekerjaan. Iklim organisasi adalah suatu kualitas masukan yang relatif dari
lingkungan organisasi yang merupakan pengalaman yang dialami oleh anggota
organisasi dan mempengaruhi tingkah laku mereka. Iklim organisasi di Sekolah
meliputi hubungan antar personel sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Pegawai, Siswa
bahkan dengan Orang Tua siswa). Oleh karena itu iklim organisasi harus
dibangun sedemikian nyaman karena mempunyai akibat atau dampak bagi
organisasi tersebut termasuk pada perilaku guru.
Iklim organisasi di sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang
diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku. Pola pribadi tersebut
dapat meliputi hubungan antar guru dengan siswa, guru dengan guru, siswa
dengan siswa, dan antar guru dengan pimpinan sekolah. baik buruknya iklim
organisasi di sebuah sekolah dapat diketahui melalui ciri-ciri sebagai berikut: (1)
mempunyai sikap yang terbuka antara kepala sekolah dengan guru lain dalam
melaksanakan tugas, (2) mengikuti semua peraturan yang diambil secara bersama,
dan (3) sikap saling menghargai.
Iklim organisasi yang kurang mendukung dimana hubungan antar personal
di sekolah kurang baik, akan mempengaruhi kinerja seorang guru, baik dari segi
kedisiplinan maupun dari segi keprofesionalan guru. Namun jika kekondusifan
iklim organisasi dapat selalu dijaga dengan baik maka tidak menutup
kemungkinan akan mengembangkan potensi diri guru, yang akan mempengaruhi
kinerjanya di organisasinya. Jika guru merasa tenang, aman, puas, dan nyaman
maka guru akan senang bekerja sehingga dalam proses belajar mengajar
memperkuat pernyataan tersebut ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Likert
dalam Davis (1996:25) menyatakan bahwa “iklim yang lebih partisipatif dan
berorientasi manusia akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi dan
kepuasan kerja yang lebih besar”.
Faktor lain yang dianggap berhubungan dengan disiplin kerja guru adalah
motivasi kerja. Malayu S.P Hasibuan (1996:212) mengemukan bahwa, “Disiplin
yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Karena hal ini akan mendorong gairah kerja atau
motivasi kerja, dan mendorong terwujudnya tujuan organisasi”. Motivasi kerja
dipandang sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kerja secara langsung
dan dapat mengarahkan potensi yang telah ada pada diri seorang guru yang mana
target akhirnya untuk mencapai tujuan sekolah. dengan adanya motivasi kerja dari
seorang guru maka diharapkan akan mendorong disiplin kerja guru menjadi lebih
baik.
Menurut teori Hedonisme dalam Purwanto (2007:74) mengatakan bahwa
para pegawai atau guru harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas, dan
mau bekerja dengan baik, sehingga akan terpenuhi kesenangannya. Oleh karena
itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung
memilih alternatif yang dapat mendatangkan kesenangan daripada yang
mengakibatkan kesukaran, kesulitan dan penderitaan. Implikasi dari teori ini
adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan termotivasi meningkatkan
kinerjanya apabila mendatangkan hal-hal yang menyenangkan misalnya seorang
gaji, perlindungan serta jaminan dari pimpinannya. Guru akan menunjukkan
kualitas kerjanya, jumlah kerjanya, serta tanggung jawabnya dalam menuntaskan
atau dalam mecapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja seorang
guru, diprediksi faktor iklim organisasi dan motivasi kerjalah yang mempunyai
faktor yang lebih dominan. Untuk memahami prediksi ini maka perlu dikaji lebih
dalam dengan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Iklim Organisasi
dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan
Balige Kabupaten Toba Samosir”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat faktor-faktor dapat
mempengaruhi disiplin kerja guru, diantaranya yang teridentifikasi yaitu motivasi
kerja, kepemimpinan kepala sekolah, etos kerja, sikap keprofesionalan guru,
kecerdasan emosional, kemampuan kerja, motivasi dari kepemimpinan, dan iklim
organisasi.
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja guru, namun
dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut hanya dibatasi pada faktor iklim
organisasi dan motivasi kerja, dan dalam penelitian ini dibatasi hanya kepada
guru-guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir karena
D. Rumusan Masalah
Berdasarka pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebag i berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim
organisasi dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Balige Kabupaten
Toba Samosir?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Balige Kabupaten
Toba Samosir?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim
organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin
kerja guru di SMP Negeri Balige Kabupaten Toba Samosir?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah:
1. Terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan disiplin kerja guru
di SMP Negeri Balige Kabupaten Toba Samosir.
2. Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan disiplin kerja guru
di SMP Negeri Balige Kabupaten Toba Samosir.
3. Terdapat hubungan antara iklim organisasi dan motivasi kerja secara
bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Balige
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat
digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel iklim organisasi, motivasi
berprestasi dengan disiplin kerja guru, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat :
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu
administrasi pendidikan, terutama mengenai efektivitas pelaksanaan iklim
organisasi sekolah, motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini yang dapat digali dari penelitian
ini adalah kemungkinan munculnya pengembangan konsep-konsep kontekstual
yang berkenaan dengan interdependensi antara iklim organsasi sekolah dan
motivasi kerja yang memberikan peningkatan kinerja mengajar guru, yang
akhirnya mengarah kepada tercapaiya kualitas pendidikan bangsa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat :
a. Sebagai bahan rujukan bagi guru dalam mengembangkan iklim
organisasi sekolah dan motivasi kerja untuk meningkatkan disiplin
kinerja guru.
b. Sebagai evaluasi bagi kepala sekolah untuk mengembangkan iklim
organisasi sekolah dan motivasi kerja dalam meningkatkan disiplin
tenaga kependidikan, siswa, peran komite sekolah pada lembaga yang
dikelolanya dalam peningkatan kualitas sekolah.
c. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam
mengembangkan iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja dalam
meningkatkan disiplin kerja seorang guru yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas sekolah.
d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulan hal-hal
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan
disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba
Samosir, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara
variabel tersebut adalah sebesar 0,60. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Ŷ=37,967 + 0,658x1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iklim
organisasi, maka disiplin kerja guru juga akan meningkat. Sebaliknya, makin
rendah iklim organisasi, maka disiplin kerja guru makin rendah. Hasil
koefisien determinasi (r2)=0,36dapat diartikan bahwa 36% varians disiplin
kerja guru ditentukan oleh iklim organisasi. Mengenai iklim organsiasi
diungkapkan oleh para ahli seperti Pidarta (2004:125) bahwa “iklim organisasi
merupakan karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan
organisasi lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya”.
b. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru
dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten
Toba Samosir, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara
variabel tersebut adalah sebesar 0,71. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Ŷ=29,071 + 0,704x2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi
rendah motivasi kerja guru, maka disiplin kerja guru makin rendah. Hasil
koefisien determinasi (r2)=0,52 dapat diartikan bahwa 52% varians disiplin
kerja guru ditentukan oleh motivasi kerja guru. Mengenai motivasi kerja guru
diungkapkan oleh para ahli seperti Purwanto (2006:71) menyatakan motivasi
adalah “suatu usaha yang disadari untuk untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu”.
c. Terdapat hubungan secara sendiri dan bersama-sama yang positif dan
signifikan antara iklim organisasi dan motivasi kerja dengan disiplin kerja
guru pada SMP Negeri Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir, pada
taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara kedua variabel
tersebut adalah sebesar 0,74. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Ŷ=16,265 + 0,285x1 + 0,544x2.. Hal ini menunjukkan bahwa jika iklim
organisasi dan motivasi kerja guru meningkat secara bersama-sama, maka
disiplin kerja guru juga akan meningkat. Demikian sebaliknya, makin rendah
iklim organisasi dan motivasi kerja guru, maka disiplin kerja guru makin
rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,55 dapat diartikan bahwa 55%
varians disiplin kerja guru ditentukan oleh ikllim organisasi dan motivasi kerja
guru. Mengenai disiplin kerja guru diungkapkan oleh para ahli seperti
Sinnunga (2005:145) menyatakan disiplin merupakan suatu keadaan tertentu
dimana orang-orang yang bergabung dalam organisasi untuk tunduk pada
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka implikasi
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan iklim organisasi dengan disiplin kerja guru memiliki hubungan yang
positif dalam upaya meningkatkan disiplin kerja guru perlu dilakukan
peningkatan iklim organisasi. Iklim organisasi perlu diperhatikan sehingga
guru -guru akan termotivasi dan mempunyai semangat kerja yang lebih baik
karena hal adalah sini akan berdampak tingkat disiplin kerja guru. Apabila
sekolah dengan iklim yang sangat kondusif maka akan menciptakan situasi
dan kondisi yang menyenangkan sehingga diharapkan disiplin kerja guru juga
akan meningkat dimana anak-anak didik juga akan tertangani dengan baik
dalam proses belajar mengajar. Beberapa usaha yang dapat dilakukan
menciptakan dan memelihara iklim organisasi di sekolah, antara lain 1)
memperjelas struktur organisasi yang ada di sekolah; 2) mengedepankan
tanggung jawab; 3) menciptakan suasana saling mendukung; 4) menjaga
komitmen untuk sekolah.
2. Hubungan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru memiliki hubungan yang
positif. Guru-guru juga perlu mempertahankan motivasi berprestasi karena
akan menciptakan kreatifitas guru dalam mengajar sehingga siswa tidak bosan
atau jenuh dalam belajar di sekolah selain itu dengan motivasi berprestasi yang
tinggi maka akan menciptakan rasa tanggung jawab yang besar dalam
menjalankan tugas, sehingga kinerjanya secara tidak langsung akan meningkat
motivasi berprestasi pada diri guru di sekolah, antara lain 1).semangat kerja;
2).member kesempatan bagi guru uintuk maju; 3).melibatkan guru dalam setiap
kegiatan dalam sekolah 4).pemahaman yang simpatik dari setiap personel atas
persoalan-persoalan pribadi guru.
3. Hubungan iklim organisasi dan motivasi kerja secara bersamasam dengan
disiplin kerja guru memiliki hubungan yang positif. Iklim organisasi yang
kondusif juga akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru-guru sehingga
diharapkan iklim organisasi juga harus dipertahankan.Sedangkan Motivasi
kerja merupakan prestasi yang juga berpengaruh terhadap displin kerja, tetapi
perlu adanya perbaikan, misalnya dengan melakukan pelatihan–pelatihan yang
materi berkaitan dengan proses belajar mengajar sehingga mereka memiliki
ketrampilan dan akan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan menciptakan dan memelihara iklim
organisasi sekaligus meningkatkan motivasi kerja guru di sekolah, antara lain
1). Member penghargaan bagi guru yang berprestasi; 2). Perlunya dukungan
dari Kepala Sekolah dalam eaksanakan tugas; 3).membangun interaksi yang
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, penelitiaan ini
mengemukakan beberapa saran untuk meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1. Bagi guru agar selalu meningkatkan disiplin kerja demi meningkatnya mutu
pendidikan di Indonesia sedangkan bagi guru yang belum disiplin supaya
berusaha mendisiplinkan diri
2. Bagi kepala sekolah agar membina serta memberi teladan tentang disiplin
dalam melaksanakan tugas sehingga dapat memotivasi kerja para guru,
sehingga kinerja guru dapat maksimal sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing, Kepala Sekolah juga perlu memperbaiki pemberian kompensasi yang
layak, iklim organisasi yang baik agar termotivasi dalam bekerja supaya
kinerja guru meningkat.
3. Kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir agar
mengintensifkan pembinaan kepada sekolah-sekolah khususnya tentang
kedisiplinan kerja, serta mau memberi penghargaan kepada guru atas prestasi
kerja yang diperoleh guru untuk meningkatkan motivasi kerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar. 1999. Meningkatkan Disiplin Karyawan bawahan. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
Arep, Ishak dan Tanjung Hendri. 2004. Manajemen Motivasi. Jakarrta : PT Grasindo
Arikunto, Suharsimi, 2004.Evaluasi Program Pendidikan. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Davis. 1996. Perilaku Dalam Organisasi : Terjemahan Tim Erlangga. Jakarta: Erlangga
Gibson, J.L, Ivan Cevich and Donelly. 1994. Organisasi dan Manajemen:
Perilaku, Struktur, dan Proses. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Gibson, James I, M. Ivancevich and James H Donnelly, Jr. 1997. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga
Hamzah, B, Uno. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara
_______________. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara
_____________. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan,M,S,P. 1996. Peningkatan Disiplin Kerja. Jakarta : Bumi Aksara
_____________. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
_____________.2005. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: Bum Aksara
Imron,Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Malang: Pustaka
Kamars,D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek, Edisi Kedua. Padang: Univertitas
Putra Indonesia Press
Kartono, K. 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Litwin, GH & Stringer, RA, Jr. 1968. Motivation and organizational climate. Boston: Harvard University press.
Martono. 2002. Mutu Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta. Andi
Muhammad,A. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Nawawi, H., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
___________1998. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Pidarta,M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Poerwadarminta,WJS. 1976. Kamus Besar Bahsa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka
Prayudi,Atmosudirdjo. 1986. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pridjarminto,Sugeng. 1993. Kedisiplinan. Jakarta: Grafika
Purwanto,M,Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Bandung: Remaja Persada Karya
Rivai,V. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada
_______. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
________.. 2005. Performance Apprasial. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephens P, 2001. Perilaku Organisasi, Edisi Indonesia. Jakarta: Indeks
Robbins.Stephen. P. Dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, edisi dua belas. Jakarta: Salemba Empat.
Sagala,S. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta
Siagian,S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Singgih, Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK gunung Mulia
Siswanto,Beijo. 2001. Strategi Penegakan Disiplin Kerja Guru. Yogyakarta: Andi
Soepono, B. 2002. Statistik terapan dalam ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sofyandi,H & Garniwa,I. 2007. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Taiguri, Renato, Litwin G. 1996. Organizational Climate, Explotation Of Concept. Boston : Harvard University
Usaman,Husni. 2008. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
___________. 2006. Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
___________. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, H dan Akbar, PS. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wijawa,Cece & A.Tabrani. 2000. KemampuanDasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Winardi,J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wirawan. 2008. Budaya dan Ikllim Organisasi. Jakarta :Victor jaya Abadi Prenhalindo
Wursanto,I.G. 1983. Manajemen Personalia. Jakarta: Pustaka Dian