Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kav. H 1 - 2 Jl. Raya Syekh Nawawi Al Bantani, Telp/Fax (0254) 267027 / 267026
E-mail : [email protected]
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Wilayah Badan Pusat Statistik Provinsi Banten
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna, khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Serang, 25 Januari 2017 Kepala,
Agoes Soebeno NIP 19590101 198302 1 001
ii Hal Kata Pengantar Daftar Isi Indeks CaLK Daftar Tabel Daftar Singkatan Daftar Lampiran
Pernyataan Tanggung Jawab
i ii iii v vi vii 1
Ringkasan Laporan Keuangan 2
I. Laporan Realisasi Anggaran 4 3
II. Neraca 5 4
III. Laporan Operasional 6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7
V. Catatan atas Laporan Keuangan 8 5
A. Penjelasan Umum 8
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 26
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 34
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 59
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 67
F. Pengungkapan Penting Lainnya 72
VI. Lampiran dan Daftar 83
iii
LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman
Catatan B.1 Pendapatan 26
Catatan B.2 Belanja 27
Catatan B.3 Belanja Pegawai 30
Catatan B.4 Belanja Barang 31
Catatan B.5 Belanja Modal 32
NERACA
Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 34
Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 35
Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 35
Catatan C.4 Piutang PNBP 36
Catatan C.5 Bagian Lancar TP/TGR 36
Catatan C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 36
Catatan C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek 37
Catatan C.8 Beban Dibayar di Muka 37
Catatan C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima 39
Catatan C.10 Persediaan 39
Catatan C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 41
Catatan C.12 Tagihan Penjualan Angsuran 42
Catatan C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 42
Catatan C.14 Tanah 43
Catatan C.15 Peralatan dan Mesin 44
Catatan C.16 Gedung dan Bangunan 48
Catatan C.17 Jalan, Irigasi dan Jaringan 51
Catatan C.18 Aset Tetap Lainnya 51
Catatan C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 52
Catatan C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 53
Catatan C.21 Aset Tak Terwujud 53
Catatan C.22 Aset lain-Lain 54
Catatan C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 55
Catatan C.24 Uang Muka dari KPPN 56
Catatan C.25 Utang kepada Pihak Ketiga 56
Catatan C.26 Pendapatan Diterima di Muka 57
Catatan C.27 Beban yang Masih Harus Dibayar 57
iv LAPORAN OPERASIONAL
Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 59
Catatan D.2 Beban Pegawai 59
Catatan D.3 Beban Persediaan 60
Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 60
Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 61
Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 62
Catatan D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 62
Catatan D.8 Beban Bantuan Sosial 63
Catatan D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi 63
Catatan D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 64
Catatan D.12 Kegiatan Non Operasional 65
Catatan D.13 Pos Luar Biasa 66
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Catatan E.1 Ekuitas Awal 67
Catatan E.2 Surplus (Defisit) LO 67
Catatan E.3 Penyesuian Nilai Aset 67
Catatan E.4 Transaksi Antar Entitas 69
Catatan E.5 Ekuitas Akhir 71
PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 72
Catatan F.2 Pengungkapan Lain-Lain 72
v
Halaman
Tabel 1 : Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016 26
Tabel 2 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 26
Tabel 3 : Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 27
Tabel 4 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 28
Tabel 5 : Rincian Realisasi Belanja Menurut Satuan Kerja TA 2016 28
Tabel 5 : Rincian Realisasi Belanja Menurut Satuan Kerja TA 2016 29
Tabel 6 : Rincian Belanja Berdasarkan Sub Kelompok Belanja TA 2016 29
Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 2015 30
Tabel 8 : Perbandingan Belanja Pegawai TA 2016 dan TA 2015 31
Tabel 9 : Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan TA 2015 32
Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan TA 2015 33
Tabel 11 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 34
Tabel 12 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan 35
Tabel 13 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 35
Tabel 14 : Rincian Piutang PNBP 36
Tabel 15 : Rincian Bagian Lancar TP/TGR 36
Tabel 16 : Rincian Bagian Lancar TPA 37
Tabel 17 : Rincian Penyisihan Hutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek 37
Tabel 18 : Rincian Belanja di Bayar di Muka 38
Tabel 19 : Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima TA 2016 dan 2015 39
Tabel 20 : Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 40
Tabel 21 : Rincian Tagihan TP/TGR TA 2016 dan 2015 42
Tabel 22 : Rincian Tagihan TPA TA 2016 dan 2015 42
Tabel 23 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 43
Tabel 24 : Rincian Tanah 44
Tabel 25 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 53
Tabel 26 : Rincian Aset Tak Terwujud 54
Tabel 27 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 56
Tabel 28 : Rincian Saldo Uang Muka dari KPPN 56
Tabel 29 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 57
Tabel 30 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 57
Tabel 31 : Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar TA 2016 dan 2015 58
Tabel 32 : Pendapatan Negara Bukan Pajak Tahun 2016 dan 2015 59
Tabel 33 : Rincian Beban Pegawai Tahun 2016 dan 2015 60
vi
Tabel 35 : Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2016 dan 2015 61
Tabel 36 : Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2016 dan 2015 61
Tabel 37 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 dan 2015 62
Tabel 38 : Rincian Beban Barang Diserahkan ke Masyarakat, 2016 dan 2015 63
Tabel 39 : Rincian Beban Bantuan Sosial Tahun 2016 dan 2015 63
Tabel 40 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2016 dan 2015 64
Tabel 41 : Rincian Beban Penyisihan Utang Tak Tertagih, 2016 dan 2015 64
Tabel 42 : Rincian Kegiatan Non Operasional Tahun 2016 dan 2015 65
Tabel 43 : Rincian Pos Luar Biasa Tahun 2016 dan 2015 66
Tabel 44 : Rincian Koreksi Nilai Persediaan 68
Tabel 45 : Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap 68
Tabel 46 : Rincian Koreksi Lain-Lain 69
Tabel 47 : Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas 70
vii
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BPS BPK
: :
Badan Pusat Statistik Badan Pemeriksa Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran
CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan
SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAK : Sistem Akuntansi Keuangan
SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
TP : Tuntutan Perbendaharaan
TGR : Tuntutan Ganti Rugi
KDP : Konstruksi Dalam Pengerjaan
UP : Uang Persediaan
SSBP : Surat Setoran Bukan Pajak
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara
https://banten.bps.go.id/
Catatan atas Laporan Keuangan - 1
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI BANTEN
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KEPALA BPS PROVINSI BANTEN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Serang, 25 Januari 2017 Kepala,
Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP 19590101 198302 1 001
Catatan atas Laporan Keuangan - 2
-RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp95.765.460 dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0. Realisasi Belanja Negara pada TA 2016 adalah sebesar Rp135.949.739.649 atau mencapai 95,94 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp141.742.537.000.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2016 dan TA 2015 sebagai berikut :
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 (dalam Rupiah)
Uraian
31 Desember 2016 31 Desember 2015
Anggaran Realisasi % Real. thd
Anggaran Realisasi
Pendapatan Negara 0 95.765.460 - 252.478.790
Belanja Negara 141.742.537.000 135.949.739.649 95,94 19.125.496.381
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
31 Desember 2016.
Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp33.397.935.514 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp444.628.760; Aset Tetap (netto) sebesar Rp32.235.653.933; Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp(0); dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp717.652.821. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp1.124.007.800 dan Rp32.273.927.714.
Catatan atas Laporan Keuangan - 3 -3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp12.453.090, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp141.790.630.998 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(141.778.177.908). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp76.013.400 dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(141.702.164.508).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar Rp39.055.393.417 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(141.702.164.508) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan sebesar Rp0 dan koreksi-koreksi senilai Rp(1.908.297.050) dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp136.828.995.855 sehingga
Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp32.273.927.714.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Catatan atas Laporan Keuangan - 4
-I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
TA 2015
ANGGARAN
REALISASI
REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
-
95.765.460
-
318.044.236
JUMLAH PENDAPATAN
-
95.765.460
-
318.044.236
BELANJA
Belanja Operasi
B.2
Belanja Pegawai
B.3
33.702.504.000
33.030.339.137
98,01
30.737.760.466
Belanja Barang
B.4
105.264.256.000
100.149.411.612
95,14
45.458.434.194
Belanja Bantuan Sosial
B.5
-
-
-
Jumlah Belanja Operasi
138.966.760.000
133.179.750.749
95,84
76.196.194.660
Belanja Modal
Belanja Tanah
B.6
-
-
-
2.546.000.000
Belanja Peralatan dan Mesin
B.7
1.374.710.000
1.369.758.200
99,64
747.127.200
Belanja Gedung dan Bangunan
B.8
1.401.067.000
1.400.230.700
99,94
2.306.299.549
Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan
B.9
-
-
-
Belanja Modal lainnya
B.10
-
-
-
Jumlah Belanja Modal
2.775.777.000
2.769.988.900
99,79
5.599.426.749
JUMLAH BELANJA
141.742.537.000
135.949.739.649
95,91
81.795.621.409
% thd Angg
CATATAN
URAIAN
TA 2016
Catatan atas Laporan Keuangan - 5
-II. NERACA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH NERACA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2016 2015
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - -Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -Kas Lainnya dan Setara -Kas C.3 - -Piutang PNBP C.4 - -Bagian Lancar TP/TGR C.5 - -Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - -Belanja Dibayar di Muka C.8 9.198.452 85.888.214
Persediaan C.9 435.430.308 4.600.097.771
Jumlah Aset Lancar 444.628.760 4.685.985.985
Tagihan TP/TGR C.10 - -Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - -Jumlah Piutang Jangka Panjang -
-Tanah C.13 11.019.390.000 11.019.390.000
Peralatan dan Mesin C.14 25.554.452.168 24.663.873.474
Gedung dan Bangunan C.15 16.409.832.409 14.924.849.709
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 - 84.752.000
Aset Tetap Lainnya C.17 845.869.903 691.353.606
Konstruksi dalam pengerjaan C.18 49.700.000 49.700.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (21.643.590.547) (18.133.267.574)
Jumlah Aset Tetap 32.235.653.933 33.300.651.215
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.20 2.945.244.859 2.116.191.359
Aset Lain-Lain C.21 1.801.701.196 1.526.443.417
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (4.029.293.234) (1.439.088.589)
Jumlah Aset Lainnya 717.652.821 2.203.546.187
JUMLAH ASET 33.397.935.514 40.190.183.387
Uang Muka dari KPPN C.23 - -Utang kepada Pihak Ketiga C.24 1.124.007.800 1.134.789.970 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.124.007.800 1.134.789.970
1.124.007.800 1.134.789.970 Ekuitas C.26 32.273.927.714 39.055.393.417 JUMLAH EKUITAS 32.273.927.714 39.055.393.417 33.397.935.514 40.190.183.387 URAIAN KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
PIUTANG JANGKA PANJANG
Catatan atas Laporan Keuangan - 6
-III. LAPORAN OPERASIONAL
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2016 2015
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 12.453.090 245.793.262
12.453.090
245.793.262
Beban Pegawai D.2 33.013.453.521 30.984.151.628
Beban Persediaan D.3 4.871.828.146 2.089.960.378
Beban Barang dan Jasa D.4 57.040.133.283 23.971.301.467 Beban Pemeliharaan D.5 1.704.761.256 1.889.213.500 Beban Perjalanan Dinas D.6 40.887.382.403 16.104.863.840 Beban Barang Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - 979.402.377 Beban Bantuan Sosial D.8 - -Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 4.273.072.389 3.152.888.727 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - -Beban Lain-lain D.11 -
-141.790.630.998
79.171.781.917
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
OPERASIONAL (141.778.177.908) (78.925.988.655)
D.12
Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar 55.796.426 (424.680.401) Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka panjang - -Surplus (Defisit) Kegiatan Non
Operasional Lainnya 20.216.974 24.650.974 SURPLUS DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 76.013.400 (400.029.427)
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (141.702.164.508) (79.326.018.082)
D.13
Pendapatan PNBP - -Beban Perjalanan Dinas - -Beban Persediaan -
-SURPLUS/DEFISIT LO (141.702.164.508) (79.326.018.082)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 7
-IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN TINGKAT WILAYAH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2016
2015
EKUITAS AWAL
E.1
39.055.393.417
28.704.064.184
SURPLUS/DEFISIT - LO
E.2
(141.702.164.508)
(79.326.018.082)
DAMPAK KOMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
E.3
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
(1.908.297.050)
157.810.119
PENYESUAIAN NILAI ASET
E.4
-
34.838.258
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.5
-
SELISIH REVALUASI ASET TETAP
E.6
-
KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI
E.7
(1.908.297.050)
122.971.861
KOREKSI LAIN-LAIN
E,8
-
-TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
136.828.995.855
89.519.537.196
PENGESAHAN PENGEMBALIAN HIBAH LANGSUNG
E.9
-
SETORAN SURPLUS BLU
E.10
-
-KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
E.11
(6.781.465.703)
10.351.329.233
EKUITAS AKHIR
32.273.927.714
39.055.393.417
Catatan atas Laporan Keuangan - 8
-V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007
tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan - 9 -Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang
Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga.
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat.
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga
24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel
Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul
Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
28. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementeriaan Keuangan
Nomor PER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Catatan atas Laporan Keuangan - 10
-Entitas dan Rencana
jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009
tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan.
30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011
tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan
Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga.
31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011
tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011
tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.
33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Strategis A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK
Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.
Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti:
1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang
mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil;
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengarah
kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan
Catatan atas Laporan Keuangan - 11
-3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang
berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS menetapkan visi tahun 2015-2019:
“Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua” (“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)
Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional / internasional.
Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.
Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 12 -Pernyataan misi yang dikaitkan dengan Visi BPS dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang
terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui
pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah
untuk kemajuan perstatistikan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.
Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini.
VISI BPS 2015-2019 Pelopor data statistik terpercaya untuk semua MISI BPS 2015 - 2019
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang Berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
TUJUAN 2019
1. Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas
2. Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik
3. Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik
4. Peningkatan birokrasi yang akuntabel
Adapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015 - 2019 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan
kualitas, terkait dengan:
Catatan atas Laporan Keuangan - 13
- Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan
statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional / internasional,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
2. Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait
dengan:
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan
melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
4. Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan
pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan:
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan
melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
5. Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan
menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building Change and
Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas. Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.
Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam
Catatan atas Laporan Keuangan - 14 -terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan.
Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.
BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS. Nilai-nilai inti BPS tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah:
Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik),
Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten, Terbuka dan Akuntabel),
Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil).
Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Kompeten : mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban,
o Efektif : memberikan hasil maksimal,
o Efisien : mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya
minimal,
o Inovatif : selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan melalui
proses pembelajaran diri secara terus-menerus,
Catatan atas Laporan Keuangan - 15
-o Sistemik : meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses
sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.
2. Integritas
Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut :
o Dedikasi : memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban
dan institusi,
o Disiplin : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan,
o Konsisten : selarasnya kata dengan perbuatan,
o Terbuka : menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari
berbagai pihak,
o Akuntabel : bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.
3. Amanah
Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Terpercaya : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak
hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual,
o Jujur : melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari
prinsip moralitas,
o Tulus : melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik
kepentingan (pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa,
o Adil : menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.
Catatan atas Laporan Keuangan - 16 -STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah.
Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala BPS Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi BPS Provinsi
Gambar 2. Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota
Catatan atas Laporan Keuangan - 17
-Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BPS Provinsi Banten. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi
A.4. BASIS AKUNTANSI
BPS Provinsi Banten menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar Pengukuran
A.5. DASAR PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan BPS Provinsi Banten dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Catatan atas Laporan Keuangan - 18 -Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh BPS RI yang merupakan entitas pelaporan dari BPS Provinsi Banten. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
Pendapatan LRA
1)Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara
(KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan LO
2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Catatan atas Laporan Keuangan - 19
- Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan
/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai
dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan
periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan
denda atau dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja 3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban 4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
Catatan atas Laporan Keuangan - 20 -selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset 5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan
sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi
apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa
yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
c) Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan
(net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 21
-Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d.
tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti
Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal
neraca dikalikan dengan:
o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah
raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
Catatan atas Laporan Keuangan - 22
-Penyusutan Aset Tetap
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah
yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap
akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah
Catatan atas Laporan Keuangan - 23 -sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan
akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan
piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode
garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak
Catatan atas Laporan Keuangan - 24 -Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut :
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan 25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban 6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di
Catatan atas Laporan Keuangan - 25 -Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas 7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan - 26 -B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Rp95.765.460
Selama periode berjalan, BPS se-Provinsi Provinsi Banten telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain :
Tabel 1.
Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016
Angggaran Awal Anggaran Revisi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN - -Pendapatan Lain-lain - -Jumlah Pendapatan - -Belanja
Belanja Pegawai 31.137.051.000 33.702.504.000
Belanja Barang 114.566.432.000 105.264.256.000
Belanja Bantuan Sosial -
-Belanja Modal 3.046.683.000 2.775.777.000
Jumlah Belanja 148.750.166.000 141.742.537.000
2016 Uraian
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp95.765.460 dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0. Pendapatan BPS se-Provinsi Banten terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
No Uraian Anggaran Realisasi % Real
Angg. 1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 79.383.090 - 2 Pendapatan Jasa - 0 - 3 Pendapatan Iuran dan Denda - 0 - 4 Pendapatan Lain-Lain - 16.382.370 -
Jumlah - 95.765.460 -
Catatan atas Laporan Keuangan - 27 -Realisasi Pendapatan 31 Desember TA 2016 mengalami penurunan sebesar 69,89 persen dibandingkan 31 Desember 2015. Hal ini disebabkan :
1. Menurunnya Pendapatan dan Pengelolaan BMN yang hanya bersumber dari pendapatan sewa rumah dinas, sedangkan tahun 2015 ada perolehan pendapatan dari pelelangan dokumen kegiatan Sensus Pertanian Tahun 2013 (ST2013) yang telah diolah.
2. Tahun 2016 tidak dilanjutkan kembali kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dengan BPS Provinsi Banten untuk kegiatan Survei Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulanan seperti tahun 2015.
3. Selain itu, Pendapatan Lain-Lain mengalami penurunan dari pendapatan pengembalian belanja pegawai serta pengembalian belanja lainnya tahun anggaran yang lalu.
Tabel 3
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015
Uraian Realisasi 31 Desember TA 2016 Realisasi 31 Desember TA 2015 Naik/Turun (%)
1. Pendapatan dari pengelolaan BMN 79.383.090 64.578.542 22,92 2. Pendapatan Jasa - 219.652.220 - 3. Pendapatan Iuran dan Denda - 9.162.500 -
4. Pendapatan Lain-Lain 16.382.370 24.650.974 (33,54) Jumlah 95.765.460 318.044.236 (69,89) Realisasi Belanja Negara Rp 135.949.739.649 B.2. Belanja
Realisasi Belanja wilayah pada 31 Desember TA 2016 adalah sebesar Rp135.949.739.649 atau 95,91 persen dari anggaran belanja sebesar Rp141.742.537.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 3 1 D e s e m b e r T A 2 0 1 6 adalah sebagai berikut :
Catatan atas Laporan Keuangan - 28 -Tabel 4.
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016
Uraian Anggaran Realisasi Belanja Penyerapan (%) Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 33.702.504.000 105.264.256.000 2.775.777.000 33.053.513.976 100.160.342.084 2.769.988.900 98,07 95,15 99,79 Total Belanja Kotor 141.742.537.000 135.983.845.680 95,94 Pengembalian Belanja - (34.106.031)
-Belanja Bersih 141.742.537.000 135.949.739.649 95,91
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
30.000.000.000 60.000.000.000 90.000.000.000 120.000.000.000 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2016
Anggaran Realisasi
Catatan atas Laporan Keuangan - 29 -Anggaran dan realisasi belanja 31 Desember TA 2016 berdasarkan satuan kerja dan sub kelompok belanja dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5.
Rincian Realisasi Belanja Menurut Satuan Kerja TA 2016
Satuan Kerja Anggaran Realisasi Persen
(%) BPS Provinsi Banten 53.072.957.000 50.901.890.172 95,91 BPS Kabupaten Pandeglang 10.012.995.000 9.583.485.088 95,71 BPS Kabupaten Lebak 8.163.277.000 7.874.556.158 96,46 BPS Kabupaten Tangerang 22.853.881.000 22.107.116.419 96,73 BPS Kabupaten Serang 9.782.431.000 9.212.461.439 94,17 BPS Kota Tangerang 15.228.457.000 14.553.097.258 95,57 BPS Kota Cilegon 5.436.949.000 5.185.958.084 95,38 BPS Kota Serang 6.285.180.000 6.033.415.838 95,99 BPS Tangerang Selatan 10.906.410.000 10.531.865.224 96,57 Jumlah Bruto 141.742.537.000 135.983.845.680 95,94 Pengembalian Belanja - 34.106.031 - Jumlah Netto 141.742.537.000 135.949.739.649 95,91 Tabel 6.
Rincian Belanja Berdasarkan Sub Kelompok Belanja TA 2016
Sub Kelompok Belanja Anggaran Realisasi Persen
1. Belanja Gaji dan Tunjangan 19.374.891.000 19.185.483.483 99,02
2. Belanja Lembur 251.362.000 23.094.000 9,19
3. Belanja Tunj. Khusus 14.076.251.000 13.844.936.493 98,36
4. Belanja Barang Operasional 2.253.548.000 2.184.143.746 96,92
5. Belanja Barang Non Operasional 56.027.005.000 52.623.939.787 93,93
6. Belanja Barang Persediaan 940.868.000 607.817.678 64,60
7. Belanja Jasa 3.223.661.000 2.155.431.734 66,86
8. Belanja Pemeliharaan 1.802.816.000 1.697.912.456 94,18
9. Belanja Perjalanan Dalam Negeri 41.016.358.000 40.891.097.403 99,69
10. Belanja Modal Peralatan Mesin 1.374.710.000 1.369.758.200 99,64
11. Belanja Modal Gedung Bangunan 1.401.067.000 1.400.230.700 99,94
Jumlah Bruto 141.742.537.000 135.983.845.680 95,94
Pengembalian Belanja - 34.106.031 -
Jumlah Netto 141.742.537.000 135.949.739.649 95,91
Catatan atas Laporan Keuangan - 30 -Berdasarkan Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 menunjukkan bahwa realisasi belanja pada TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 66,25 persen dibandingkan realisasi belanja pada TA 2015. Kenaikan realisasi belanja ini dipengaruhi oleh kenaikan belanja barang pada TA 2016 yang mengalami kenaikan 120,31 persen dibandingkan belanja barang pada TA 2015.
Tabel 7.
Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 2015 Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 Naik/ (Turun) Persen (%) Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 33.030.339.137 100.149.411.612 2.769.988.900 30.737.760.466 45.458.434.194 5.599.426.749 2.292.578.671 54.690.977.418 (2.829.437.849) 7,46 120,31 (50,53) Jumlah 135.983.845.680 81.795.621.409 54.188.224.271 66,25 Belanja Pegawai Rp 33.030.339.137 B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai pada TA 2016 meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS; Belanja Honorarium; Belanja Lembur; dan Belanja Vakasi. Realisasi belanja pegawai 31 Desember TA 2016 dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar Rp33.030.339.137 dan Rp30.737.760.466. Berdasarkan Tabel 8 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015, realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 7,46 persen. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah terkait Tunjangan Hari Raya (THR) pada pertengahan tahun 2016 serta adanya kenaikan pangkat/golongan beberapa pegawai. Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut :
Catatan atas Laporan Keuangan - 31 -Tabel 8.
Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2016 dan 2015
Uraian Jenis Belanja Realisasi TA. 2016
Realisasi TA.
2015 Naik/ (Turun)
Persen (%)
Belanja Gaji dan
Tunjangan PNS 33.030.419.976 31.019.679.028 2.010.740.948 6,48
Belanja Gaji dan
Tunjangan Non PNS - - - -
Belanja Honorarium - - - -
Belanja Lembur 23.094.000 14.966.000 8.128.000 54,31
Belanja Vakasi - - - -
Real. Belanja Kotor 33.053.513.976 31.034.645.028 2.018.868.948 6,51
Pengembalian
Belanja (23.174.839) (296.884.562) 273.709.723 (92,19)
Real. Belanja Bersih 33.030.339.137 30.737.760.466 2.292.578.671 7,46
Belanja Barang Rp 100.149.411.612
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp100.149.411.612 dan Rp45.458.434.194. Realisasi Belanja Barang 31 Desember TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 120,31 persen dibandingkan realisasi belanja barang TA 2015.
Hal ini disebabkan :
1. Pada Belanja Barang Non Operasional terjadi kenaikan pada Belanja Bahan
dan Belanja Honor Output Kegiatan, terutama pada pembayaran honor instruktur daerah (Inda) pelatihan petugas listing Sensus Ekonomi Tahun 2016 (SE2016) dan honor petugas listing SE2016 di Kabupaten/Kota.
2. Belanja Jasa mengalami kenaikan sangat signifikan terutama terkait dengan
kegiatan publisitas SE2016 yang mencakup pembuatan media dan video publisitas serta diselenggarakannya Apel Siaga SE2016 se- Provinsi Banten.
3. Peningkatan belanja barang terbesar adalah pada Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Negeri yang juga terkait pelaksanaan SE2016. Belanja perjalanan ini mencakup sosialisasi, pelatihan petugas listing, pelatihan instruktur daerah (Inda), pelatihan petugas pengolahan, pengawasan lapangan dan task force SE2016. Kegiatan yang paling banyak menyerap anggaran SE2016 adalah dari