1
1.
Pengantar
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di daerah tropis yang memiliki sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat dari total 40.000 jenis tumbuhan obat yang ada di dunia (Zuhud, 1994). Jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sangat beragam, di antaranya liana, terna, perdu dan berbagai
jenis pohon. Bagian tumbuhan yang sering
dimanfaatkan adalah akar, kulit batang, kayu, daun, bunga, dan biji (Yusro, 2010). Tumbuhan obat tersebut akan memberikan manfaat bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan, apabila potensinya dapat dimanfaatkan dan sekaligus dilestarikan.
2
modern/sintesis (Dalimartha, 2000). Selain minim efek samping, tumbuhan obat banyak digunakan karena relatif lebih murah. Penggunaan sebagai obat dapat dilakukan dengan cara diminum, ditempel, untuk
mencuci/mandi atau dihirup, sehingga dapat
memenuhi konsep kerja reseptor sel tubuh dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan (Pratiwi, 2010).
Pengobatan dengan tumbuhan saat ini
merupakan pengobatan alternatif karena di banyak tempat di Papua yang pelayanan kesehatan modernnya masih terbatas dan belum sepenuhnya dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Belakangan ini, tumbuhan obat sebagai pengobatan alternatif tidak hanya menjadi alternatif bagi masyarakat ekonomi lemah dan terpencil, tetapi telah menjadi alternatif pengobatan bagi kalangan ekonomi menengah ke atas
karena konsep “back to nature” yang telah menjadi
kesadaran bagi kalangan masyarakat (Achmad, 2004). Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah
kepulauan yang terdiri atas 610 pulau, yang
3
mendiami Waigeo Selatan, Misool dan sebagian Salawati; dan Suku Amer terdiri dari Suku Amer, Fiawat, Kipil, Petrip, Mayo, Kawe, dan Kaldarum yang mendiami Salawati, Misool, Waigeo Selatan dan Waigeo Utara (Danny, 2011). Terdapat pula etnik pendatang seperti Sulawesi, Maluku, dan Jawa.
Salah satu kelompok etnis lokal yang mendiami daerah kepulauan Raja Ampat adalah Suku Biak yang tinggal di beberapa kampung di sepanjang pesisir pantai dan salah satu kampung yang dihuni adalah Yenbekwan. Masyarakat di kampung ini umumnya mengunakan jenis-jenis tumbuhan hutan sebagai obat.
Pada umumnya mereka melakukannya sebagai
tindakan pengobatan awal bagi penderita sakit sebelum mendapat pelayanan kesehatan dari pemerintah,
meskipun demikian masih ada juga kelompok
masyarakat lokal yang secara ekonomi tidak mampu dan terpencil yang sangat tergantung pada pengobatan tradisional.
4
penting untuk mengungkap pengetahuan lokal secara ilmiah.
B.
Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara pemanfaatan tumbuhan hutan sebagai obat tradisional yang sudah teruji secara tutun-temurun karena sampai sekarang belum ada pengetahuan secara tertulis oleh masyarakat Suku Beteo, Desa Yenbekwan.
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengenal jenis-jenis tumbuhan obat yang
digunakan sehari-hari oleh masyarakat Suku Beteo di Desa Yenbekwan
2. Cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh
masyarakat Suku Beteo di Desa Yenbekwan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak pengelola,
yaitu Balai Konservasi Sumber Daya Alam Raja Ampat untuk lebih meningkatkan efektivitas
5
pemberdayaan jenis-jenis tumbuhan hutan
sebagai obat tradisional.
2. Sebagai bahan informasi tumbuhan herbal yang
unik dari Raja Ampat yang dapat digunakan sebagi obat tradisional.
3. Sebagai informasi bagi masyarakat Suku Beteo di
Desa Yenbekwan dan masyarakat Raja Ampat tentang tingginya keanekaragaman jenis-jenis tumbuhan hutan sebagai obat yang harus dijaga dan dilestarikan keberadannya.
4. Sebagai bahan awal bagi penelitian lanjutan di