• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Konsumen Menggunakan Jasa Transportasi Bus Po. Dairi Transport

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Konsumen Menggunakan Jasa Transportasi Bus Po. Dairi Transport"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1 Pengertian Jasa

Menurut Kotleret al (Herdiana,2015:103), jasa adalah setiap tindakan atau

kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara positif tidak

berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat

terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik. Sedangkan menurut Zeithaml

dan Bitner (Yazid 2005:2) mendefinisikan jasa itu sebagai deeds (tindakan,

prosedur, aktivitas);proses-proses, dan unjukkerja yang intangibel.

Pada prinsipnya semua wujud jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sama.

Walaupun demikian, wujud jasa bisa juga mencakup laporan akhir yang tangibel,

berupa materi-materi instruksional yang tangibel seperti pelaksanaan jasa

pelatihaan (training) karyawan. Namun setiap jasa yang ditawarkan oleh

organisasi-organisasi bertujuan untuk memuaskan konsumennya masing-masing.

Menurut R.G. Mudricket al (Yazid,2005:3 ), jasa adalah intangibel (seperti

kenyamanan, hiburan, kecepatan, kesenangan, dan kesehatan) dan perishable (jasa

tidak mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau dikonsumsi pada

saat diperlukan). Jasa diciptakan dan dikonsumsi secara simultan. Sedangkan

menurut menurut Zeithaml dan Bitner (Yazid, 2005:3), jasa itu mencakup semua

aktivitas ekonomi yang keluarannya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang

(2)

nilai tambah yang diberikan dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan

kesehatan) yang secara prinsip intangibel bagi pembeli pertamanya.

Menurut Adrian Payne (Yazid 2005:3) jasa merupakan aktivitas ekonomi

yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan

dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan

barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.

Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa

memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa memerlukan produk

fisik atau yang berwujud sebagai perantara jasa kepada konsumen.Seperti dalam

perusahaan transportasi yang menawarkan jasa transportasi kepada konsumen,

maka untuk dapat melakukan kegiatan usahanya perusahaan memerlukan alat

transportasi dan alat transportasi tersebut merupakan produk yang berwujud.Dari

pengertian para ahli di atas dapat dikatakan jasa adalah setiap kegiatan atau

manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain dan pada dasarnya tidak

berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

2.1.2 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler dan Amstrong (Adam 2015:10), ada empat karakteristik

(3)

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa memiliki sifat tidak berwujud karena tidak dapat dilihat, dirasa,

didengar, diraba, atau dicium sebelum ada transaksi pembelian.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Jasa-jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu

yang bersamaan.

3. Variability (beraneka ragam)

Jasa itu sangat beraneka ragam, karena tergantung kepada yang

menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak dapat disimpan. Keadaan tidak tahan dari jasa-jasa bukanlah

masalah jika permintaannya stabil,karena mudah untuk melakukan persiapan

pelayanan sebelumnya.

Gambar 2.1

Empat Karakteristik Jasa

Sumber:Manajemen Strategi Pemasaran (Abdurrahman:2015) Tidak Berwujud

Jasa tidak dapat dilihat,dirasakan,diraba,

didengar, atau dicium sebelum membeli

Variabilitas

Kualitas jasa bergantung pada siapa yang menyediakannya,kapan,

dimana dan bagaimana

Tidak Terpisahkan

Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya

Dapat Musnah

(4)

2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa

Kegiatan pemasaran di zaman modern ini telah berkembang secara pesat

sehingga para perusahaan sudah lebih berorientasi pada pelanggan, pada kepuasan

pelanggan dan kesetiaan pelanggan terhadap produk dan merek.Menurut Kotler

dan Amstrong (Herdiana 2015:1), mengatakan pemasaran merupakan suatu

fungsi organisasi dan seperangkat proses yang menciptakan, menyampaikan pada

pelanggan dan untuk mengelola kerelasian pelanggan untuk mencapai benefit bagi

perusahaan (stakeholder).

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan zaman modern

dan global saat ini harus mampu menciptakan nilai dan hubungan yang

berkesinambungan dengan konsumen. Dengan demikian perusahaan mendapat

keuntungan berupa kesetiaan konsumen.

Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang

disebut bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix is the set of marketing

tools that the firm uses to pursue its marketing objective in the target market

menurut Kotler (Adam, 2015:26). Menurut pendapat tersebut, bahwa bauran

pemasaran merupakan variabel-variabel yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir

dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat mencapai target pasar

dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Untuk dapat mencapai target pasar yang efektif, pemasaran jasa

menekankan pada service delivery system yaitu bagaimana suatu perusahaan

menyampaikan jasa kepada konsumen. Berikut adalah karakteristik-karakteristik

(5)

1. Produk (product)

Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli

manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. Artinya produk jasa

merupakan sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk

ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang mereka terima dari produk

tersebut.

2. Harga (pricing)

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena

harga menentukan pendapatan suatu usaha/bisnis. Keputusan penentuan tarif

dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang

paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus konsisten dengan

strategi pemasaran secara keseluruhan.

3. Tempat/ lokasi (place)

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan

mengenai dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Yang paling penting

dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat.

4. Promosi (promotion)

Promosi dapat diartikan bagaimana suatu perusahaan jasa berkomunikasi

dengan pasar sasaran. Untuk itu melalui bauran komunikasi didapatkan

beberapa alternatif dari komunikasi dan promosi yang dapat digunakan dalam

membuat suatu program komunikasi, yaitu identifikasi target, menentukan

pesan, mengembangkan pesan, memilih bauran komunikasi dan penentuan

(6)

5. Orang (people)

People dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam

menjalankan segala aktifitas perusahaan dan merupakan faktor pemegang

peranan penting bagi semua organisasi.

6. Proses (process)

Proses merupakan semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas

dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi

jasa.

7. Lingkungan Fisik (physical evidence)

Merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan

konsumen, untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan.

Unsur-unsur yang terdapat didalamnya adalah lingkungan fisik, service dan

atmosfir perusahaan yang menunjang.

Sedangkan bauran pemasaran jasa menurut Zeithaml dan Bitner (Yazid,

(7)

Tabel 2.1

Bauran Pemasaran Jasa

Produk Distribusi Promosi Harga Partisipan Bukti Fisik Proses

Feature

Karyawan Desain

fasilitas

Aliran aktivitas

Tingkat kualitas

Perantara Eksposure Tingkat harga

Penarikan Keindahan Standardi sir

Aksesoris Lokasi

outlet

Tenaga penjualan

Istilah-istilah:

Training Fungsi Customiz ed

Motivasi Kondisi

yang tak

Training Diskon Pengharga an

Peralatan Sedikit

Lini

Periklanan Konsumen Pakaian

karyawan

Target Pendidikan Tangibel

lainnya

Jenis media

Training Laporan

Jenis

(8)

2.1.4 Kepercayaan

2.1.4.1 Pengertian Kepercayaan

Menurut Lau dan Lee (Tjiptono, 2014:398), berargumen bahwa faktor

trust terhadap sebuah merek merupakan aspek krusial dalam pembentukan

loyalitas, karena sebagai kesediaan konsumen untuk mempercayai atau

mengandalkan produk/jasa dalam situasi resiko dikarenakan adanya ekspetasi

bahwa produk/jasa yang bersangkutan dan akan memberikan hasil yang positif.

Sedangkan menurut Robbins (2011:59), kepercayaan sebagai ekspetasi

atau pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan bertindak secara

opotunistik, baik secara kata-kata, tindakan, kebijakan.

Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

kepercayaan adalah kesediaan konsumen untuk menggunakan jasa perusahaan.

Hal ini timbul akibat keyakinan bahwa perusahaan mempunyai kehandalan untuk

mampu menepati janji yang diberikan kepada konsumen sehingga nantinya akan

membentuk loyalitas konsumen.

2.4.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan

Menurut Farida (2009:164), terdapat tiga faktor yang membentuk

kepercayaan seseorang terhadap yang lain yaitu kemampuan (ability), kebaikan

hati (benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat

(9)

1. Kemampuan (ability)

Kemampuan adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki

penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan

yang dibutuhkan konsumen tersebut. Esensi dari kemampuan adalah seberapa

besar keberhasilan penjual untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh

konsumen. Pada intinya, kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan.

2. Kebaikan hati (benevolence)

Benevolence adalah seberapa besar seseorang percaya kepada penjual untuk

berperilaku baik kepada konsumen.Benevolence merupakan kesediaan

penjual untuk melayani kepentingan konsumen.

3. Integritas (integrity)

Integritas adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran

penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada

konsumen.

2.1.4.3 Indikator Kepercayaan

Menurut Bowo (2003 :89), terdapat tiga indikator kepercayaan,yaitu:

1. Kredibilitas, yaitu terkait dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

semua kewajibannya, perusahaan yang berhasil memenuhi semua

kewajibannya seharusnya akan menimbulkan kemauan membeli untuk

melanjutkan hubungan.

2. Kepedulian, terkait dengan kemauan perusahaan untuk memperdulikan nasib

(10)

3. Dapat diandalkan, yaitu menimbulkan kemauan pelanggan untuk

mengandalkan.

2.1.5 Loyalitas Konsumen

2.1.5.1 Pengertian Loyalitas Konsumen

Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, tetapi

melaui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman konsumen dari

pembelian konsisten sepanjang waktu. Apabila sesuai harapan, proses pembelian

ini terus berulang. Hal ini dapat dikatakan bentuk loyalitas konsumen.

Loyalitas Konsumen dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu loyalitas

pada merek (brand loyality) dan loyalitas pada toko (store loyality).Menurut

Oliver (Yuniarti, 2015:241), mendefinisikan loyalitas konsumen dengan suatu

keadaan yang menunjukkan adanya komitmen yang kuat dalam pembelian ulang

dan penggunaan kembali barang dan jasa perusahaan.

Sedangkan menurut Yuniarti (2015 :241), loyalitas adalah persentase dari

orang yang pernah membeli dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan

pembelian ulang sejak pembelian yang pertama.

Loyalitas konsumen sangat penting bagi perusahaan dalam

mempertahankan usahanya.Dalam upaya mempertahankan pelanggan, perusahaan

harus memberikan prioritas lebih besar kepada pelanggan yang loyal dibanding

dengan pelanggan baru.

Mowen Dan Minor 2002 (Yuniarti, 2015:244), menyatakan bahwa

(11)

Ukutan ini mampu memberikan gambaran tentang seorang konsumen beralih pada

merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut ditemukan perubahan, baik

menyangkut harga maupun atribut lain.

Pada era persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini, pelaku bisnis harus

mencari cara baru untuk mempertahankan pelanggan. Pelaku bisnis harus

memiliki suatu strategi yang mampu menciptakan hubungan yang

berkesinambungan dengan pelanggan. Salah satu strategi yang harus dimiliki

perusahaan adalah membangun hubungan dan menjalin ikatan dengan pelanggan.

Dengan adanya ikatan kepada pelanggan, kemungkinan besar pelanggan akan

loyal terhadap perusahaan.

Menurut Boone dan Kurtz (Herdiana:2015), menyatakan bahwa inti

hubungan antara pembeli dan penjualan mencakup tiga janji:

1. Membuat janji

Janji yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti janji harga lebih

rendah, kualitas produk lebih baik, dan pelayanan lebih baik dibandingkan

dengan pesaing. Janji tersebut harus realistis dan konsisten antara satu dan

yang lain.

2. Menjaga janji

Janji perusahaan harus dilaksanakan secara realistis dan konsisten, diperlukan

(12)

3. Memenuhi janji

Setiap janji yang dibuat perusahaan kepada pelanggan harus dilaksanakan

sesuai dengan harapan pelanggan

Untuk itu penting bagi perusahaan untuk menjaga loyalitas konsumen dengan cara

memenuhi janjinya kepada konsumen agar konsumen tidak kecewa dan pada

akhirnya beralih ke perusahaan lain.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan loyalitas konsumen

merupakan sikap dan komitmen konsumen untuk terus menerus membeli barang

maupun jasa dari perusahaan yang sebelumnya telah memberikan nilai kepuasan

kepada konsumen tanpa adanya paksaan melainkan kesadaran diri.

2.1.5.2 Tingkatan Loyalitas

Aaker 1997 (Yuniarti, 2015:246), membagi tingkatan loyalitas merek dalam lima tingkatan berikut:

1. Swicher, yaitu tingkatan loyalitas paling dasar, yaitu pembeli tidak peduli

pada merek apa pun dianggap memadai dan suka berpindah merek. Dengan

demikian merek memainkan peran kecil terhadap keputusan pembelian.

2. Habitual buyer, yaitu pembeli setia terhadap suatu merek, tetapi dasar

kesetiaannya bukan kepuasan atau keakraban dan kebanggaan. Pembeli

merasa puas terhadap suatu produk karena tidak merasa dikecewakan oleh

merek tersebut. Para pembeli dengan tingkatan seperti ini sulit dirangkul

karena tidak ada alasan bagi mereka untuk memperhitungkan berbagai

(13)

3. Satisfed buyer, yaitu pembeli puas dengan suatu merek. Mereka setia, tetapi

dasar kesetiannya bukan pada kebanggan atau ke-akraban pada suatu merek,

melainkan lebih didasarkan perhitungan untung rugi atau biaya peralihan,

baik biaya waktu, uang, maupun risiko kinerja, apabila melakukan pergantian

ke merek lain.

4. Liking the brand, yaitu pembeli sungguh-sungguh menyukai suatu merek.

Preferensi mereka dilandaskan pada suatu asosiasi, seperti sautu simbol,

rangkaian pengalaman dalam menggunakan atau kesan kualitas yang tinggi.

Berbagai segmen. Pada tingkatan ini, kecintaan pada produk baru terbatas

pada komitmen terhadap diri sendiri, dan mereka merasa akrab dengan

merek.

5. Comitter buyer, yaitu para pembeli setia dan merasa bangga terhadap suatu

produk. Mereka mempunyai kebanggaan dalam menemukan atau menjadi

pengguna dari suatu merek. Rasa percaya diri mereka termanifestasi pada

tindakan semacam merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.

2.1.5.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen

Menurut Marconi 1993 (Yuniarti, 2015:248), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas terhadap merek adalah sebagai berikut:

1. Nilai (harga dan kualitas) : nilai dan penggunaan suatu merek dalam waktu

yang lama akan mengarah pada loyalitas. Oleh karena itu, pihak perusahaan

harus bertanggung jawab untuk menjada merek tersebut dengan cara

(14)

2. Citra : citra dari perusahaan diawali oleh kesadaran. Produk yang memiliki

citra yang baik dapat menimbulkan loyalitas konsumen pada merek.

3. Kenyamanan : dalam situasi yang penuh tekanan dan permintaan pasar yang

menuntut kemudahan, pihak perusahaan dituntut untuk menyediakan produk

yang nyaman dan mudah diperoleh.

4. Kepuasan : konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk atau merek

yang dikonsumsi akan memiliki keinginan untuk membeli ulang produk atau

merek tersebut. Keinginan yang kuat tersebut dibuktikan dengan selalu

membeli produk atau merek yang sama, yang akan menunjukkan loyalitas

konsumen terhadap suatu merek.

5. Pelayanan : Pelayanan dengan kualitas baik yang ditawarkan oleh sautu

merek dapat mempengaruhi loyalitas konsumen pada merek.

6. Garansi : dalam hal ini Schiffman dan Kanuk (2004) juga menambahkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek adalah kepuasan

yang diperoleh konsumen, penerimaan keunggulan produk, keyakinan yang

dimiliki seseorang terhadap merek tersebut, serta keterkaitan dengan produk

atau perusahaan.

2.1.5.4 Indikator Loyalitas Konsumen

Tjiptono 2002 (Yuniarti 2015 : 242), mengemukakan enam indikator yang

dapat digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu sebagai berikut:

1. Pembelian ulang;

2. Kebiasaan menggunakan merek tersebut;

3. Selalu menyukai merek tersebut;

(15)

5. Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik;

6. Merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.

2.2 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang disajikan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mujadid pada tahun 2015 dengan judul

penelitian “Pengaruh Kepercayaan Pelanggan, Komitmen Pelanggan dan

Komunikasi World of Mouh Terhadap Loyalitas Pelanggan Minimarket”

didapatkan hasil bahwa kepercayaan pelanggan, komitmen pelanggan dan

komunikasi world of mouth baik secara parsial maupan simultan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni pada tahun 2013 dengan judul

penelitian “Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas

Nasabah Perbankan Syariah” didapatkan hasil bahwa variabel kepercayaan

dan kepuasan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas nasabah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Khotimah pada tahun 2013 dengan judul

penelitian “Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Nasabah Menabung

Pada Kantor Cabang Utama PT. Bank Pembangunan Daerah Papua di

Jayapura” menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang dimiliki

nasabah maka akan semakin tinggi pula loyalitas nasabah menabung pada

(16)

4. Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan pada tahun 2013 dengan judul

penelitian “Pengaruh Kualitas Produk Dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas

Konsumen Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada

PDAM Tirta Moedal Semarang)” menunjukkan bahwa ada pengaruh secara

positif dan signifikan kualitas produk dan kepercayaan terhadap loyalitas

konsumen dengan kepuasan konsumen sebagai variabel intervening.

Kepuasan konsumen memediasi pengaruh kualitas produk dan kepercayaan

terhadap loyalitas konsumen karena total effect > indirect effect

5. Penelitian yang dilakukan oleh Hariany pada tahun 2016 dengan judul

penelitian “ Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas

Pelanggan Lembaga Pengembangan dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB) di

Martapura Kabupaten Banjar” didapatkan hasil penelitian bahwa secara

simultan kepuasan dan kepercayaan berpengaruh secara signifikan positif

terhadap loyalitas pelanggan. Variabel kepuasan merupakan variabel yang

dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan LPSB Martapura

kabupaten Banjar

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan saat ini, maka

loyalitas konsumen menjadi prioritas utama dimana tingkat kinerja perusahaan

haruslah sesuai dengan harapan konsumen. Dengan begitu akan timbul niat

konsumen untuk melakukan pembelian terus menerus tanpa ada paksaan

melainkan karena adanya kesadaran. Perusahaan harus dapat memperhatikan sisi

emosional konsumen dan peka terhadap kebutuhan konsumen agar mereka merasa

(17)

perusahaan untuk dapat menunjukkan kredibilitas, kepedulian dan dapat

diandalkan kepada konsumen. Sehingga dapat membentuk kepercayaan

konsumen terhadap perusahaan. Kepercayaan konsumen akan timbul jika

perusahaan dapat membuat konsumen yakin bahwa perusahaan akan menepati

janji yang diberikan kepada konsumen. Berdasarkan uraian variabel-variabel

diatas, kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep

Sumber: Penulis (2016)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok penelitian dan tujuan yang ingin dicapai, maka sebagai hipotesis adalah:

Ha = Diduga bahwa kepercayaan yang terdiri dari kredibilitas, kepedulian

dan dapat diandalkan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen untuk

menggunakan jasa transportasi bus PO. Dairi Transport.

Ho = Diduga bahwa kepercayaan yang terdiri dari kredibilitas, kepedulian

dan dapat diandalkan tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

untuk menggunakan jasa transportasi bus PO. Dairi Transport.

Loyalitas Konsumen Untuk Menggunakan Jasa Transportasi Bus

Gambar

Gambar 2.1 Empat Karakteristik Jasa
Tabel 2.1 Bauran Pemasaran Jasa
Gambar 2.2  Bagan Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Keempat ustadz muda tersebut memutuskan untuk berdakwah melalui media sosial dengan tujuan menarik perhatian anak muda yang mayoritas pengguna aktif LINE dengan mengemas

Salah satu alat penangkapan ikan yang di gunakan masyarakat nelayan untuk bekerja yaitu jaring..

Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara kadar kalsium, fosfor dan produk kalsium fosfor serum dengan skor pruritus pada 90 pasien yang menjalani hemodialisis

Berdasarkan pembahasan hasil analisis kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Islam Sunan Gunung Jati yang telah menempuh materi fluida statis, peneliti

Sehingga dapat dirumuskan dari pernyataan di atas bahwa layanan konseling kelompok berhubungan dengan kedisiplinan.Berdasarkan uraian tersebut, layanan konseling kelompok

sistim Pengaturan/pengendalian lalu lintas pada persimpangan mempunyai cakupan luas antara lain masalah perhitungan besarnya kapasitas persimpangan yang ada, volume lalu lintas,

Unsharp masking adalah sebuah metode yang meningkatkan kualitas ketajaman garis (edge) dan elemen gambar dengan frekuensi tinggi lainnya melalui suatu prosedur yang

Pendidikan cer das dan pendidikan antr i, diper kir akan menjadi piliha bar u, kar ena mater i pendidikan di Sekolah hanya mer upaan bagian kecil dar i mater i