• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makanan dan Minuman Halal Sesuai Syariat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makanan dan Minuman Halal Sesuai Syariat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Makanan dan Minuman Halal Sesuai Syariat Islam dan

Higienis dalam Aspek Kesehatan

Putri Rafa Salihah

IAIN Palangka Raya

Putri_rafasalihah@yahoo.com

Abstract

Muslims are commanded to consume halal healthy food and drink agree with Islamic syariat, which appropriate to al-Qur’an and al-Hadits. On the other hand, most of muslims ignored a halal food and drink and health aspect which appear to human health. As we know, that Almighty Allah has said” O ye people! Eat of what is on earth, lawful and good and do not follow the footsteps of Satan, for he is to you an avowed enemy.” This verse has explained that Islam far previously has been ordered to consume halal food and drink. Everything will facilitate lawful in activities and in worship to Almighty Allah.

Keywords: Food, drink, halal, Islam, and healthy. Abstrak

Umat Islam diperintahkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman halal dan sehat sesuai dengan syariat Islam, yang berpegang teguh pada al-Qur’an dan al- Hadis. Namun, disisi lain umat Islam kebanyakan mengabaikan kehalalan suatu makanan dan minuman serta aspek kesehatannya yang ditimbulkannya bagi kesehatan tubuh manusia. Seperti yang kita ketahui, bahwa Allah SWT telah berfirman “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Ayat ini menjelaskan bahwa Islam jauh-jauh sebelumnya telah memerintahkan untuk untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. Segala yang halal akan memudahkan dalam beribadah dan aktifitas pada Allah SWT.

(2)

PENDAHULUAN

Asia merupakan benua dengan penduduk muslim terbanyak dibandingkan benua lainnya. Produk-produk halal, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, serta kosmetik tentunya sudah sangat biasa digunakan dan diproduksi di negara-negara di Asia. Selain memang diwajibkan bagi para muslimin, produk- halal juga baik digunakan dari segi kesehatan karena kandungannya yang aman dari zat-zat yang merugikan tubuh, bersih dan berkualitas bagus (Pen, Ekspor, and Juli 2015). Meruahnya makanan dan minuman yang kita temukan ditempat-tempat umum, dengan berbagai jenis macam rasa, kekhasan dan kenikmatan tersendiri, mulai dari rasa pedas manis, asam manis dan asin pun kita dapat temukan. Semuanya itu ada yang telah dikemas rapi dan adapula tanpa kemasan, baik siap santap ataupun instan atau siap saji. Kemasan rapi higienis, isi halal nan menarik merupakan salah satu nilai jual yang menarik perhatian bagi para konsumen yang membelinya, dan makanan serta minuman jajanan yang tidak terkemas dengan rapi yang meninggalkan keghienisan dalam aspek kesehatan, barang tentu berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia itu sendiri, meski halal aspek kesehatan juga perlu diperhatikan. Terutama bagi umat Islam, kehalalan suatu makanan serta kehigienisan dalam aspek kesehatan adalah hal yang dinomor satukan, dan keharaman adalah mutlak dilarang dalam Islam yang tidak mengandung kebermanfaatan dalam aspek kesehatan. Padahal apa yang masuk dalam darah daging seorang muslim akan berpengaruh pada perilaku mereka dalam keseharian. Sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jikalau ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya, tidak lain dan tidak bukan itulah yang dikatakan hati. Segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya berarti halal, dengan demikian semua makanan dan minuman diluar yang diharamkan adalah halal (Zulaekah et al. n.d.).

Menurut ulama fikih, yang dimaksud dengan halal adalah sesuatu yang menunjukkan adanya kebolehan dan tidak menunjukkan adanya larangan, sehingga sesuatu yang halal ini boleh dilakukan. Sedang yang dimaksud dengan haram adalah sesuatu yang dilarang oleh pembuat hukum (Allah dan Rasulullah) untuk dilakukan dengan larangan yang pasti, karena jika hal ini tidak diikuti akan mendapatkan hukuman dari Allah tidak hanya di akhirat kelak, tetapi juga di dunia sekarang ini. Di antara kedua hukum ini ada hukum yang berada di tengah-tengah, yaitu makruh, yakni suatu larangan dari pembuat hukum yang tidak terlalu kuat yang tidak sampai disiksa jika melakukannya. Derajatnya berada setingkat di bawah hukum haram (Iv n.d.). Halal-haram menurut ulama’ fikih adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Allah dan rasul-Nya. Dalam pengertian ini ada pemahaman bahwa yang berhak menentukan halal-haramnya sesuatu hanyalah Allah SWT melalui Rasulnya (Ii and Halal-haram n.d.).

(3)

dari binatang yang bagi orang Islam dilarang menurut hukum syarak untuk memakannya atau tidak disembelih menurut hukum syariah. b. Tidak mengandung bahan-bahan yang hukumnya najis menurut hukum syariah. c. Tidak disiapkan atau diproses menggunakan bahan-bahan atau peralatan yang tidak terbebas dari najis menurut hukum syariah. d. Dalam proses pengadaan, pengolahan dan penyimpanannya tidak bersentuhan atau berdekatan dengan bahan-bahan yang tidak memenuhi point a,b dan c atau bahan–bahan yang hukumnya najis sesuai hukum syarak. (Zulaekah et al. n.d.)

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;

Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al

Baqarah : 168). Ayat ini merupakan seruan kepada manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halalan toyyiban. Halal dalam pandangan agama sebagaimana dinaskan dalam Al Qur’an, sedangkan makanan yang toyyiban atau yang baik adalah makanan yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan gizi seseorang tentunya tidak bisa disama ratakan. seperti halnya kebutuhan gizi atau makanan bagi mereka yang menderita sakit akan berbeda kebutuhan gizinya dengan orang yang sehat. Sebagai contoh, daging yang mengandung banyak vitamin dan lemak akan menjadi berbahaya jika dikonsumsi oleh orang yang menderita darah tinggi, ataupun bahayanya gula jika dikonsumsi mereka yang diabet. Makanan yang baik atau dalam istilah agama toyyiban selain baik dari sudut pemenuhan kebutuhan gizi sesuai dengan kecukupan kebutuhan gizi juga mengandung arti makanan yang diolah secara baik dengan media baik serta dengan bahan campuran yang baik serta menggunakan bahan penolong yang baik juga. Banyak diantara kita semua yang ketika membeli sebuah produk hanya melihat masa kedalaursanya saja dan hanya sebagain kecil yang memperhatikan labelisasi halal yang menjamin bahwa produk makanan atau minuman yang kita beli halal untuk dikonsumsi, Padahal seperti juga batas kedaluarsa, kehalalan makanan menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi umat Islam. Labelisasi halal dalam makanan dan minuman adalah hasil produk hukum yang dikeluarkan oleh Majlis Ulama Indonesia atau MUI sebagai upaya perlindungan konsumen terhadap makanan minuman yang dikonsumsi agar terhindar dari bahan atau zat yang mengandung unsur keharaman, yang hal tersebut menjadi ranahnya LP POM MUI dan BP POM Dinas Kesehatan. Regulasi tentang jaminan produk halal menjadi sangat penting sebagai jaminan ketentraman umat Islam di Indonesia. Dan apabila terjadi pelanggaran atas hukum positif pemerintah tentang pangan halal, maka hal tersebut akan menjadi ranah hukum sebagaimana pelanggaran atas Undang-undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (No Title n.d.).

PENGERTIAN MAKANAN MINUMAN HALAL

Secara etimologi makanan adalah memasukkan sesuatu melalui mulut.

Dalam bahasa arab makanan berasal dari kata at-ta’am (مﺎﻌﻄﻟا) dan jamaknya

al-atimah ( ﺔﻤطﻷا) yang artinya makan-makanan. Sedangkan dalam ensiklopedi

(4)

menghilangkan lapar. Halal berasal dari bahasa arab ( لﻼﺤﻟا) yang artinya membebaskan, memecahkan, membubarkan dan membolehkan. Sedangkan dalam ensiklopedi hukum Islam yaitu:segala sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika menggunakannya, atau sesuatu yang boleh dikerjakan menurut syara’. Sedangkan menurut buku petunjuk teknis sistem produksi halal yang diterbitkan oleh DEPAG menyebutkan bahwa; makanan adalah: barang yang dimaksudkan untuk dimakan atau diminum oleh manusia, serta bahan yang digunakan dalam produksi makanan dan minuman. Sedangkan halal adalah: sesuatu yang boleh menurut ajaran Islam (Ii 2003). Yusuf Qardhawi (2000) mendefinisikan istilah halal “sebagai segala sesuatu yang boleh dikerjakan, syariat membenarkan dan orang yang melakukannya tidak dikenai sanksi dari Allah SWT” . (News 2007)

Jadi dapat dipahami bahwa makanan halal adalah: makanan Minuman yang baik, baik menurut Islam dan dalam aspek kesehatan, tanpa adanya batasan yang membatasinya, dan hukumnya mubah atau boleh, tanpa adanya unsur syubhad atau keragu-raguan didalamnya. Makanan minuman halal menurut Islam sudah barang tentu pasti terjamin dalam spek kesehatannya yang tidak diragukan lagi. Makanan minuman halal dan bergizi merupakan anjuran dalam Islam baik menunjang untuk kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani dalam fungsi pangan. Fungsi pangan yaitu menjaga keberlangsungan hidup dan menjaga agar makhluk hidup sehat lahir dan bathin. Kualitas makanan yang dikonsumsi dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup dan perilaku makhluk hidup itu sendiri. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup harus berusaha untuk mendapatkan makanan yang baik seperti dinyatakan dalam FirmanNya: “wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya” (QS Al-Baqarah: 172). “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS Al- Maidah: 88). Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya” (QS al-Nahl: 114).Dari ayatayat tersebut dapat disimpulkan bahwa makanan yang dikonsumsi harus halal dan baik ditinjau dari berbagai aspek (No Title 2006).

DASAR HUKUM PERINTAH MAKANAN MINUMAN HALAL DALAM ISLAM

(5)

diikuti dengan rasa nikmat dan puas, sehingga manusia sering lupa bahwa makan itu bertujuan untuk kelangsungan hidup dan bukan sebaliknya hidup untuk makan. Pada dasarnya semua makanan dan minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sayur-sayuran, buah-buahan dan hewan adalah halal kecuali yang beracun dan membahayakan nyawa manusia (Ii 2003).

Sebagaimana dasar hukum al-Qur’ an akan makanan halal, firman Allah SWT yang terkandung didalam beberapa ayat-ayat berikut ini:

QS. Al-Maidah : 03

3. diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[394] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.

[395] Maksudnya Ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.

(6)

tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

[397] Yang dimaksud dengan hari Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.

[398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa. rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

QS. Al-Anfal : 69 Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(7)

114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

Setidaknya ada bebera unsur yang harus diperhatikan dalam kita memilih atau meneliti kehalalan toyyiban sebuah produk yang akan kita konsumsi. PERTAMA adalah kelalalan sutu makanan yang telah dinaskan dalam Al Qur’an. Surat Al Maidaah Ayat 3 yang artinya Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,

darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,

yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam

binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,

sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada

hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan

kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka

barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam kata lan, makanan yang diharamkan secara syariat adalah :

Pertama, Bangkai yaitu hewan yang mati bukan karena disembelih atau diburu. Hukumnya jelas haram dan bahaya yang ditimbulkannya bagi agama dan badan manusia sangat nyata, sebab pada bangkai terdapat darah yang mengendap sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Sekalipun bangkai haram hukumnya tetapi ada yang dikecualikan yaitu bangkai ikan dan belalang berdasarkan hadits.

Dr. As Sayyid Al-Jamili dalam bukunya al-Ijaz ath Thibbi fi al-Qur’an

mengungkapkan bahwa keharaman bangkai secara ilmiah dikarenakan membahayakan kesehatan yang diakibatkan oleh tertahannya darah di dalam tubuh hewan tersebut. Darah yang membeku dalam tubuh bangkai tersebut kemudian menjadi sarang tempat berkumpulnya mikroba yang berbahaya bagi tubuh manusia. Lebih jauh Dr. Adil Abdil Khair dalam bukunya al ijtihadat fi at

Tafsir al ‘Ilmi menyebutkan beberapa penyakit berikut yang diakibatkan karena

memakan bangkai, yaitu radang dan pembusukan usus dan penyakit-penyakit pencernaan seperti thypus, tetanus, keracunan darah dan sebagainya (Pendahuluan et al. n.d.).

(8)

Ketiga, Daging Babi, Babi, baik peliharaan maupun liar, jantan maupun betina. Dan mencakup seluruh anggota tubuh babi sekalipun minyaknya. Tentang keharamannya, telah ditandaskan dalam al-Qur'an, hadits dan ijma' ulama.

Keempat, Sembelihan untuk selain Allah, Setiap hewan yg disembelih dgn selain nama Allah hukumnya haram. Oleh karenanya, apabila seorang tidak mengindahkan hal itu bahkan menyebut nama selain Allah baik patung, taghut, berhala dan lain sebagainya , maka hukum sembelihan tersebut adalah haram dengan kesepakatan ulama.

Kelima, Hewan yang diterkam binatang buas, Yakni hewan yang diterkam oleh harimau, serigala atau anjing lalu dimakan sebagiannya kemudia mati karenanya, maka hukumnya adalah haram sekalipun darahnya mengalir dan bagian lehernya yang kena. Semua itu hukumnya haram dengan kesepakatan ulama.

Binatang Buas Bertaring, seperti harimau, singa, anjing, serigala dan binatag buas sejenisnya.

Burung Yang Berkuku Tajam, Binatang yang berkuku tajam seperti burung elang dan sejenisnya.

Khimar Ahliyyah yaitu sebangsa keledai Jinak. Serta binatang yang menjijikan lainnya.

Al-Jallalah Maksud Al-Jalalah yaitu setiap hewan baik hewan berkaki empat maupun berkaki dua yang makanan pokoknya adalah kotoran-kotoran seperti kotoran manusia/hewan dan sejenisnya. (Fahul Bari 9/648). Ibnu Abi Syaiban dalam Al-Mushannaf (5/147/24598) meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau mengurung ayam yang makan kotoran selama tiga hari. [Sanadnya shahih sebagaimana dikatakan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648].

KEDUA Proses pengolahan atau pembuatan (penyembelihan, cara mengolah, media yang digunakan, cara pembuatan) Selain binatang yang dinaskan diatas, kita juga patut mengetahui unsur-unsur lain dalam makanan yang hendak dikonsumsi apakah tercampur dengan unsur yang diharamkan, Tapi apakah kita sudah tau unsur-unsur yang terkandung dalam makanan tersebut? Apakah makanan yang dikonsumsi benar-benar makana yang tidak tercampur dengan barang yang bernajis atau diharamkan, dan apakan kita sudah yakin kalau daging atau makanan yang kita konsumsi telah disembelih sesuai dengan yang disyariatkan oleh agama Islam? Kehalalan makanan modern saat ini sebenarnya memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi oleh karena diproduksi secara masal.

Karena dalam penyembelihan hewan pun Allah SWT telah mensyariatka

dalam Al Qur’an Surat Al Hajj ayat 34. Yang artinya: Dan bagi tiap-tiap umat

telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama

(9)

maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).

Selain dalam hal penyembelihan binatang perlu juga diperhatikan apakah bakan makanan yang akan diolah itu masih layak dikonsumsi atau masih layak menjadi bahan pembuatan makanan, jangan sampai bahan dasar yang hendak dijadikan bahan makanan adalah bahan yang sudah rusak, busuk ataupun sudah kedaluarsa.

Dan yang KETIGA adalah bersih dan bebasnya suatu produk makanan

dan minuman dari bahan yang mengandung zat yang membahayakan tubuh, karena Makanan toyyib dapat diartikan sebagai makanan yang mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak mengandung zat yang membahayakan tubuh dan pikiran. Dalam bahasa sederhana adalah makanan yang bergizi, higienis, dan tidak beracun. Karena definisi ini isederhanakan, boleh jadi artinya masih terlalu dangkal, tidak mencakup semua aspek seperti yang dimaksud oleh Al Qur’an.

Dalam proses pembuatan makanan setidaknya ada istilah-istilah yang bisa digunakan dalam produksi, antara lain Bahan Inti (bahan dasar) sebagai bahan utama pembuatan makanan seperti contohnya tepung, gula, telur dalam pembuatan roti. Selanjutnya Bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan untuk menjadikan hasil produksi lebih banyak atau lebih tahan lama, jika bahan ini diambil dari bahan yang berbahaya tentunya akan menjadi berbahaya juga bagi yang mengkonsumsi, seperti pengawet makanan menggunakan formalin dan sejenisnya. Bahan penolong ( bahan yang dugunakan untuk membantu proses pembuatan produk) contoh pewarna, pengembang, aroma dll.

Bila diteliti, antara makanan haram dan halal sebenarnya banyaklah makanan yang halal, oleh karenanya tidak ada alasan untuk kita mengkonsumsi makanan yang diharamkan oleh Islam karena didalam larangan itu pastilah ada rahasia Allah yang sudah barang tentu akan memberikan kebaikan kepada umat manusia seluruh alam (No Title n.d.).

Jadi dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat produk pangan halal menurut syariat Islam adalah :

a. Halal dzatnya;

b. Halal cara memperolehnya;

c. Halal dalam memprosesnya;

d. Halal dalam penyimpanannya;

e. Halal dalam pengangkutannya;

(10)

HIKMAH HARAMNYA MACAM-MACAM BINATANG DIATAS

Hikmah diharamkannya macam-macam bangkai binatang seperti tertera di atas agak kurang begitu tampak di sini. Tetapi hikmah yang lebih kuat, ialah: bahwa Allah s.w.t. mengetahui akan perlunya manusia kepada binatang, kasihsayangnya dan pemeliharaannya. Oleh karena itu tidak pantas kalau manusia dibiarkan begitu saja dengan sesukanya untuk mencekik dan menyiksa binatang dengan memukul hingga mati seperti yang biasa dilakukan oleh penggembala-penggembala yang keras hati, khususnya bagi mereka yang diupah, dan mereka yang suka mengadu binatang, misalnya mengadu antara dua kerbau, dua kambing sehingga matilah binatang-binatang tersebut atau hampir-hampir mati. Dari ini, maka para ulama ahli fiqih menetapkan haramnya binatang yang mati karena beradu, sekalipun terluka karena tanduk dan darahnya mengalir dari tempat penyembelihannya. Sebab maksud diharamkannya di sini, menurut apa yang saya ketahui, yaitu sebagai hukuman bagi orang yang membiarkan binatang-binatang tersebut beradu sehingga satu sama lain bunuh-membunuh. Maka diharamkannya binatang tersebut adalah merupakan suatu hukuman ya ng paling tepat. Adapun binatang yang disergap (dimakan) oleh binatang buas, didalamnya --dan yang terpokok-- terdapat unsur penghargaan bagi manusia dan kebersihan dari sisa makanan binatang buas. Dimana hal ini biasa dilakukan orang-orang jahiliah, ya itu mereka makan sisa-sisa daging yang dimakan binatang buas, seperti kambing, unta, sapi dan sebagainya, kemudian hal tersebut diharamkan Allah buat orang-orang mu'min (Pandangan et al. n.d.).

MAKANAN HIGIENIS DALAM ASPEK KESEHATAN

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya di lihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi harus di lihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit” atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah hygiene dan sanitasi makanan (Menurut Depkes dalam “No Title,” 2004).

(11)

dengan ketentuan. Makanan sehat selain ditentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh macam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral (Menurut Mukono dalam Makanan, 2009).

Sedangkan Higiene sanitasi makanan merupakan bagian yang penting dalam proses pengolahan makanan yang harus dilaksanakan dengan baik (Menurut Fathonah dalam Makanan, 2009). Menurut Permenkes No. 942 Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Makanan 2009).

Dari masing-masing pengertian diatas, sangatlah penting makanan sebagai asupan tubuh untuk keberlangsungan hidup dalam proses tumbuh kembang setiap manusia. Dan tidak kalah penting menjaga kehigienisan sebagai aspek kesehatan, dengan menjaga kebersihan pangan yang dimakan, agar setiap aktifitas manusia dapat berjalan sebagaimana mestinya dalam mengemban amanah masing-masing individu.

KESIMPULAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ii, B A B. 2003. “Proyek Perguruan Tinggi Agama /IAIN Di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam,.” : 16–30.

Ii, B A B, and A Pengertian Batasan Halal-haram. “Bagi Menusia. 1 Sesuatu Menjadi Haram, Ketika Sudah Turun.” : 23–55.

Iv, B A B. “Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn Dan Hukum FIS UNY.” : 74–90. Makanan, Pengertian. 2009. “BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

Makanan.” (942): 8–33.

News, Antara. 2007. “Perilaku Konsumsi Muslim Dalam Mengkonsumsi Makanan Halal Kasus: Muslim Banten ∗.” 2006: 1–15.

“No Title.” 2004. ———. 2006. (2005). ———.

Pandangan, Menurut et al. “No Title.”

Pen, Ditjen, Warta Ekspor, and Edisi Juli. 2015. “Hidup Sehat Dengan Produk Halal.”

Pendahuluan, A, Saepul Anwar, S I Pd, and M Ag. “Saepul Anwar, S.Pd.I, M.Ag. 1.” : 1–14.

Referensi

Dokumen terkait

The National Team has a duty to establish the principles, guidelines and procedures for the standardization of topographical names, nationally standardized names,

sementara wyckof (dalam tjiptono 1996:59) mengartikan kualitas jasa atau layanan, yaitu : tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan

Kemahiran berfikir aras tinggi perlu menjadi satu budaya dalam kalangan guru dan murid semasa proses pengajaran dan pembelajaran?. Penggunaan instrumen berfikir

Target luaran yang diharapkan dari usaha ini, yaitu dapat menghasilkan inovasi kedelai menjadi sosis yang disukai dan bermanfaat bagi kesehatan. Memanfaatkan kedelai agar

Sebagai contoh, epinephrine dan norepinephrine meningkatkan masukan kalsium ke dalam sel oleh mekanisme fosforilasi pada kanal kalsium melalui cyclic AMP (cAMP)-

Tabel 3.5 Tabel Aktivitas Santri Pondok Pesantren Modern Sumber : Analisa Pribadi.. No Aktivitas Santri

Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama di Bidang Penanaman Modal dengan Instansi Pemerintah dan Dunia