• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - 11.11.0064 Anggyasti Rizki Nugraha BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - 11.11.0064 Anggyasti Rizki Nugraha BAB III"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1 ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR 3.1.1 Studi Aktivitas

3.1.1.1 Pengelompokan aktivitas

3.1.1.1.1 Kelompok Aktivitas Utama

- Kegiatan keseharian pondok pesantren, meliputi:

kegiatan belajar mengajar, Ibadah, kegiatan

ekstrakurikuler.

- Kegiatan diasrama, meliputi kegiatan keseharian

didalam kamar/asrama seperti: istirahat,

bersih-bersih, mandi, belajar, bercengkrama dengan

teman.

3.1.1.1.2 Kelompok Aktivitas Penunjang

Kegiatan pendukung fasilitas

pondok sebagai sarana pendidikan agar kegiatan

belajar berjalan efektif.

- Kantor pengelola, meliputi: pelayanan

pengunjung pendaftaran atau tamu,

kepengurusan administrasi, perijinan, rapat.

(2)

- Kegiatan olahraga maupun ekstrakurikuler,

sepak bola, basket, bulu tangkis, dan lain-lain.

3.1.1.1.3 Kelompok Aktivitas Pelengkap

Kegiatan yang menunjang kegiatan

pondok, seperti aktivitas istirahat kelas.

- Kegiatan memanfaatkan fasilitas koperasi,

kantin, fotocopy.

- Kegiatan poliklinik, aktivitas pengobatan yang

dilakukan terhadap seluruh penghuni pondok

yang sedang sakit.

- Kegiatan memasak di dapur pondok

3.1.1.1.4 Kelompok Aktivitas Service

- Kegiatan perawatan bangunan

- Kebersihan bangunan dan lingkungan

- Keamanan bangunan selama 24 jam

3.1.1.1.5 Kategorisasi Pelaku

Analisa pelaku dari tinjauan projek

sejenis,

- Pengelola adalah orang-orang yang mengurusi

semua kegiatan yang berkaitan dengan pondok

pesantren, dari beberapa bidang kepengurusan

dan bagian servis yang mempunyai tugas

(3)

- Santri adalah orang yang mengikuti kegiatan

belajar baik putri maupun putra dan tinggal

didalam pondok pesantren modern.

- Pengunjung/tamu adalah orang yang

mengunjungi pondok, bukan termasuk penghuni

ataupun pengelola. Biasanya seperti orangtua

santri, pendaftar baru, tamu pengelola.

3.1.1.1.6 Analisa Pendekatan Jumlah Pelaku

 Santri

Melihat dari banyaknya pondok

pesantren yang ada di Semarang dari Badan

Pusat Statistik Jawa Tengah Tahun 2015,

menurut Kota Semarang berjumlah 185 Pondok

Pesantren. Maka diperkirakan bahwa minat

pelajar menimba ilmu di pondok pesantren

sangat tinggi. "Jumlah peserta didik dalam setiap

rombongan belajar SMP/MTs tidak melebihi 36

orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia

1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan

(4)

"Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran

Jumlah maksimal peserta didik SMA/MA setiap

rombongan belajar adalah 32 peserta didik".

(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah )

 Pengajar(guru/ustadz)

Jumlah guru disesuaikan dengan jumlah mata

pelajaran yang ada di pondok pesantren.

 Pengelola

Pengelola kantor diasumsikan pengurus harian 7

orang, Staff harian yang menunjang kegiatan 12

orang, Bagian servis bagian kebersihan 20

orang, petugas keamanan 6 orang, Pekerja

dapur 15 orang.

3.1.2 Studi Perhitungan Jumlah Pelaku

Berdasar studi kegiatan diatas makan ruang-ruang

dikelompokkan menjadi : utama, penunjang, pendukung, dan

servis. Perhitungan penentuan jumlah ruang kelas

(5)

Tabel 3.1 Tabel Penerimaan Santri Assalaam Sumber : Data Survey Pribadi

Diagram 3.1 Penerimaan Santri Assalaam 2015/2016 Sumber : Data Survey Pribadi

Diagram 3.2 Penerimaan Santri Assalaam 2014/2015

MTs

SANTRI BARU 2015/2016

MTs

SANTRI BARU 2014/2015

No Tahun Ajaran Penerimaan Santri

Jumlah

1 2015/2016 MTs, SMA, SMK 509

(6)

- Rata-rata jumlah santri 2 tahun terakhir :

509+500=1009 : 2 = 504,5 / tahun, dibulatkan 505

Persentase kenaikan 505 x 100%= 5,05% / tahun

- Prediksi santri baru tahun ajaran 2016/2017 :

5,05% x 1009 = 50,95 atau 60 santri baru

Jadi 509 + 60 = 569 santri

Diasumsikan pada 10 tahun kedepan, jumlah kenaikan

santri baru pada ponpes mengalami kenaikan hingga 10%

pertahun.

- Jumlah santri baru pada tahun 2026 :

(569+10%dari 569)+(629+10%dari629)sampai tahun ke 10

= 1169, dibulatkan menjadi 1200 santri baru

Tabel 3.2 Tabel Pendekatan Jumlah Pengelola Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

No Pengelola Jumlah Pelaku

1 Ketua 1

2 Wakil Ketua 2

3 Sekretaris 1

4 Wakil Sekretaris 1

5 Bendahara 1

6 Wakil Bendahara 1

(7)

Tabel 3.3 Tabel Pendekatan Jumlah Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Jumlah guru diasumsikan sesuai dengan jumlah mata

pelajaran yang ada di pondok pesantren. Jumlah ustadz pada

8 Bidang Pendidikan dan

kesantrian 2

9 Staff Perpustakaan 4

10 Staff koperasi 2

11 Staff Poliklinik 2

12 Pembantu dapur 15

13 Petugas kebersihan 20

14 Petugas keamanan 6

15 Bagian Teknisi 2

16 Karyawan Loundry 5

No Tenaga Pengajar Jumlah Pelaku

1 MTs 18 ustadz/ustadzah dan 15 guru

2 MA 18 ustadz/ustadzah dan 15 guru

3 SMK

(TKJ)

8 ustadz/ustadzah dan 12 guru

(Tata Busana)

8 ustadz/ustadzah dan 14 guru

(8)

terdapat 153,276 ustadz, sehingga dapat disimpulkan pada

setiap pondok pesantren di Indonesia terdapat 1 orang ustadz

membina 25 orang santri.

Jika perbandingan 1:25, diasumsikan jumlah peserta

didik dalam setiap rombongan belajar MTs, MA tidak melebihi

36 orang(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007).

Maka diasumsikan jika 1 ustadz untuk 30 santri,

sehingga dibutuhkan 18 ustadz untuk 18 kelas.

Tabel 3.4 Tabel Pendekatan Jumlah Pengunjung Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Untuk pengunjung/kunjungan umum keperluan survey

atau studi banding pada waktu tertentu disesuaikan dengan

kapasitas ruang serbaguna yang ada.

No Pengunjung/tamu Jumlah Pelaku

1 Pengunjung umum <100 orang

2 Tamu pengelola ± 6 orang

3 Tamu Orangtua santri ± 4 orang

4 Instansi <5 orang

(9)

3.1.2.1 Pola Aktivitas-Pelaku a. Aktivitas Pelaku

Tabel 3.5 Tabel Aktivitas Santri Pondok Pesantren Modern Sumber : Analisa Pribadi

No Aktivitas Santri Kebutuhan ruang

1 Tidur, Istirahat, Duduk Kamar asrama

2

3 Ibadah sholat dan

hafalan juz al-quran Masjid

4 Makan dan minum Ruang makan

bersama

5 Makan dan minum Kantin

6 Membaca buku referensi

dan belajar Perpustakaan

7 Olahraga dan bermain Lapangan olahraga,

aula

8 Mandi, wudhu, buang air Kamar mandi/toilet

9 Praktikum dan karya

ilmiah

Laboratorium

komputer

,laboratorium kimia,

laboratorium bahasa

10 Mencuci pakaian Kamar mandi,

Tempat laundry

11 Transaksi keuangan ATM

(10)

Tabel 3.6 Tabel Aktivitas Pengelola Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

b. K

No Aktivitas Pengelola Kebutuhan ruang

1 Transaksi keuangan ATM

2 Mengajar pelajaran dan

ekstrakurikuler

Ruang kelas dan

aula, laboratorium,

lapangan olahraga

3 Makan dan minum Ruang makan

bersama

4 Makan dan minum Kantin, ruang rapat,

kantor

5

Ibadah sholat ,tadarus

dan membimbing

hafalan juz al-quran

Masjid

6 Mandi, wudhu, buang

air Kamar mandi/toilet

7 Acara rapat atau

pertemuan Aula

8 Olahraga dan

membimbing

Lapangan olahraga,

aula

9 Penerimaan tamu,

konseling

Kantor humas, Ruang

staff

(11)

b. Aktivitas

- Aktivitas Utama

Tabel 3.7 Tabel Kelompok Aktivitas Utama Sumber : Analisa Pribadi

SEKOLAH ASRAMA

Ruang Kelas

Masjid

Ruang Tidur Santri

Ruang Tidur Pengelola

- Aktivitas Penunjang KBM

Tabel 3.8 Tabel Kelompok Aktivitas Penunjang Belajar Mengajar

Sumber : Analisa Pribadi

SEKOLAH ASRAMA

Perpustakaan

Aula

Laboratorium(Bahasa,

IPA)

Ruang Komputer

Ruang Hafidz Qur’an

Taman Baca

Gazebo

Lapangan Olahraga

- Aktivitas Penunjang Kantor Pengelola

Tabel 3.9 Tabel Kelompok Aktivitas Penunjang Kantor Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi

(12)

Ruang Pimpinan

Ruang Administrasi

Ruang Sekertaris

Ruang Bendahara

Ruang Humas

Ruang Kepala Sekolah

Ruang Wakasek

Ruang Ustadz/Guru

Ruang Rapat

Kantor Wali Asrama

- Aktivitas Pendukung

Tabel 3.10 Tabel Kelompok Aktivitas Pendukung Sumber : Analisa Pribadi

SEKOLAH ASRAMA

Ruang Makan Bersama

Taman dan Lapangan

- Aktivitas Servis

Tabel 3.11 Tabel Kelompok Aktivitas Servis Sumber : Analisa Pribadi

SEKOLAH ASRAMA

Pos Keamanan

Ruang MEE,

Genset,Gudang

(13)

c. Pola Kegiatan

Bagan 3.1 Pola Kegiatan Dan Sifat Kegiatan Pengelola Yang Menetap Di Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Bagan 3.2 Pola Kegiatan Dan Sifat Kegiatan Pengelola Yang Tidak Menetap Di Pondok Pesantren Modern Asrama

Istirahat Toilet

Pulang Aktivitas keseharian

kantor/bekerja

Makan,minum

Sholat di Masjid

Parkir

Istirahat Pulang

Aktivitas keseharian kantor/bekerja

Makan,minum

Sholat di Masjid Toilet Datang

(14)

Bagan 3.3 Pola Kegiatan Dan Sifat Kegiatan Santri Di Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi Aktivitas asrama,

sholat ashar dimasjid Sholat dhuhur

di Masjid

Sholat Magrib di Masjid

Kegiatan agama

malam dikelas Pulang ke asrama

(15)

Bagan 3.4 Pola Kegiatan Dan Sifat Kegiatan Servis Di Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi Parkir

Istirahat Pulang

Aktivitas sesuai bidang pekerjaan (pelayanan dapur, pelayanan

kesehatan, keamanan, kebersihan, tenaga teknisi)

Makan,minum

Sholat di Masjid Toilet Datang

Tempat Parkir

Parkir

Pulang Aktivitas keperluan kunjungan

Makan,minum

Sholat di Masjid Toilet Datang

Tempat Parkir Menanyakan

(16)

Keterangan :

3.1.3 Studi Fasilitas

3.1.3.1 Kebutuhan Ruang

Tabel 3.12 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Pengelola Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Tinggal diPondok

Istirahat tidur Asrama PRIVAT

Mandi, buang air KM Asrama PRIVAT

Makan,minum Asrama SEMI

PRIVAT

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

Pengelola Persiapan kerja Ruang pengelola PRIVAT

(17)

jalanan KBM pondok

Acara rapat R.rapat PRIVAT

Menemui tamu R.humas dan

informasi,

asrama

SEMI

PRIVAT

Istirahat ,makan Kantin SEMI

PRIVAT

Buang air Toilet/WC SERVIS

Tidak Menetap Di Pondok

Datang,pulang Gerbang, pintu

masuk dan pintu

keluar

PUBLIK

Parkir Tempat parkir PUBLIK

Istirahat Kantin SEMI

PRIVAT

Buang air Toilet/WC SERVIS

(18)

Kantor PRIVAT

Acara rapat R.rapat PRIVAT

Menemui tamu R.humas dan

informasi,

asrama

SEMI

PRIVAT

Istirahat ,makan Ruang makan

bersama

Tabel 3.13 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Pengajar Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Tinggal diPondok

(19)

Makan,minum Asrama SEMI

PRIVAT

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

Persiapan kerja Ruang

Guru/Ustadz

dan ilmu agama

Masjid

Acara rapat R.rapat PRIVAT

Menemui tamu R.humas dan

informasi,

asrama

SEMI

PRIVAT

(20)

Ruang makan

Buang air Toilet/WC SERVIS

Tabel 3.14 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Santri Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Tinggal diPondok

Istirahat tidur Asrama PRIVAT

Mandi Asrama PRIVAT

Makan

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

Mencuci pakaian Jasa loundry SEMI

(21)

Santri Kegiatan Pelajaran

dan ilmu agama

Masjid

Menemui tamu R.humas dan

informasi

(22)

Tabel 3.15 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Petugas Keamanan Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Dateng, parkir Main entrance,

Tempat parkir

PUBLIK

Persiapan kerja Pos jaga

keamanan

Kantin,pos jaga SEMI

PRIVAT

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

(23)

Tabel 3.16 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Petugas Kebersihan Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Datang,parkir Main entrance,

Tempat parkir

PUBLIK

Petugas Kebersihan

Persiapan kerja R.petugas

kebersihan

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

(24)

Tabel 3.17 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Pekerja Dapur Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Datang,parkir Main entrance,

Tempat parkir

PUBLIK

Persiapan kerja R.petugas

kebersihan

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

(25)

Tabel 3.18 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Bidang Kesehatan Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Datang,parkir Main entrance,

Tempat parkir

PUBLIK

Persiapan kerja Ruang klinik SEMI

PRIVAT

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

(26)

Tabel 3.19 Tabel Studi Kebutuhan Ruang Tenaga Teknisi Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Sifat

Dateng, parkir Main entrance,

Tempat parkir

PUBLIK

Persiapan kerja Tempat parkir

ruang peralatan

PUBLIK

semua di pondok

Ruang MEE

Ibadah Masjid SEMI

PUBLIK

(27)

3.1.3.2 Pola Aktivitas dan Sirkulasi

- Pola Hubungan Ruang Makro Komplek Pondok

Pesantren Modern

Bagan 3.6 Pola Hubungan Ruang Makro Sumber : Analisa Pribadi

SERVIS

ENTRANCE

AREA PARKIR (MOBIL DAN MOTOR)

PENGELOLA DAN PENGUNJUNG

GEDUNG SEKOLAH FASILITAS INDOOR

MASJID

KANTOR

PENGELOLA PLAZA

TAMAN

LABORATORIUM FASILITAS

PENUNJANG

ASRAMA

(28)

- Pola Hubungan Ruang Mikro Komplek Pondok

Pesantren Modern

Bagan 3.7 Pola Hubungan Ruang Mikro Sumber : Analisa Pribadi

- Pola Sirkulasi

Sebagai bangunan dengan fungsi pendidikan

harus memiliki kejelasan akses agar tidak

membingungkan baik user maupun pengunjung.

Walaupun pencapaian dari satu bangunan ke

AULA

RUANG KEPALA SEKOLAH KANTOR HUMAS RUANG KEPALA YAYASAN

(29)

bangunan lain membutuhkan suatu proses atau

urutan. (Ching, Franchis D.K. 2000. Hal 249)

Organisasi ruang ditentukan oleh program

ruang, meliputi :

- Pengelompokan fungsi

- Hirarki ruang

- Kebutuhan pencapaian

- Pencahayaan

- Arah pandangan

(Sumber : Pengantar Merencana Interior Untuk

Mahasiswa Disain dan Arsitektur, oleh J.Pamudji

Suptandar)

1. Terpusat

- Pusat ruang dominan

- Ruang sekitar sama/berbeda

2. Linier

- Deret ruang dihubungkan oleh ruang lain yang

(30)

3. Grid

- Grid teratur

- Dapat berbeda bentuk dan ukuran

- Dapat mengalami perubahan

4. Radial

- Kombinasi terpusat dan linier

- Orientasi keluar dari pusat

5. Cluster

- Dihubungkan oleh sel-sel ruang yang memiliki

fungsi dan sifat visual serupa

- Dapat berupa ruang-ruang yang berbeda

- Simetris/Aksial menunjukkan keutamaan suatu

(31)

3.1.3.3 Studi Ruang Khusus

Pondok Pesantren Modern memiliki beberapa ruang khusus,

antara lain :

 Masjid

Yang merupakan pusat semua aktivitas sehari-hari

pada Pondok pesantren karena merupakan salah satu

pendidikan agama yang diajarkan. Masjid sebagai

tempat ibadah umat muslim juga tempat kegiatan

seperti mengaji, ceramah agama dan belajar membaca

Al-Qur’an. Masjid tempat dilaksanakannya ibadah

sholat berjamaah bagi semua santri maka di butuhkan

masjid dengan kapasitas yang besar dan menjadi icon

khusus penanda bangunan berarsitektur islam didalam

Pondok Pesantren Modern.

- Standar ukuran orang sholat

(32)

Gambar 3.2 Arah Kiblat Sholat Sumber : Data Pribadi

- Tempat Wudhu

Gambar 3.3 Standar Ukuran Orang Berwudhu Sumber : researchgate.net/rancangan tempat wudhu

Gambar 3.4 Tempat Wudhu Sumber : Data Pribadi

(33)

- Hal yang penting adalah tempat wudhu dibuat

terpisah perletakannya, dimana untuk wanita

berada disebelah kiri dan pria disebelah kanan

bangunan masjid.

 Asrama

Tempat tinggal para santri dalam menempuh

pendidikan selama masa belajar. Dimaksudkan agar

santri fokus terhadap ajaran-ajaran yang sudah

diajarkan dan dapat dengan mudah menerapkan dalam

kehidupan. Didalam Pondok Pesantren Modern

terdapat pemisahan asrama yang harus dilakukan

antara kaum wanita dan kaum pria dimaksudkan untuk

menjaga hal yang tidak diinginkan juga mengamalkan

ajaran islam tentang pria dan wanita yang bukan

(34)

Gambar 3.6 Gambar Ruang Tidur Santri Perkamar Sumber : Data Pribadi

Pada kamar mandi sebagai alternatif ventilasi

digunakan exhaust fan yang terpasang pada dinding

berfungsi untuk pergantian sirkulasi udara kotor dalam

kamar mandi yang ditarik keluar oleh exhaust fan.

 Perpustakaan

Berdasarkan Standar Tenaga Perpustakaan

Sekolah(Permendiknas No.25 Tahun 2008), Setiap

sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang

mempunyai jumlah tenaga perpustakaan

sekolah/madrasah lebih dari satu orang, mempunyai

lebih dari enam rombongan belajar (rombel), serta

memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi

perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan

(35)

Gambar 3.7 Ruang Perpustakaan Lesehan Sumber : Data Pribadi

 Laboratorium

Pada Pondok Pesantren Modern fasilitas

pendukung seperti laboratorium sangat diperlukan

untuk mendukung kegiatan pendidikan formal selain

pendidikan keagamaan pondok. Laboratorium bahasa

arab dan bahasa inggris dengan fasilitas komputer dan

perangkat audio visual pelengkapnya dan laboratorium

IPA untuk keperluan praktek santri.

- Laboratorium IPA

(36)

- Peralatan sederhana yang terdapat pada

laboratorium sekolah antara lain:

1. Rak penyimpanan barang atau peralatan

praktek

2. Dengan model meja permanen dan warna lantai

putih

3. Terdapat dapur kecil untuk tempat mencuci

alat(seperti wastafel)

4. Dengan ventilasi udara yang cukup/dengan

bantuan kipas pergantian udara(exhaust fan)

5. Penerangan yang cukup

Gambar 3.9 Ruang Laboratorium IPA Sumber : Data Pribadi

- Laboratorium Komputer

Digunakan untuk praktek komputer dan pelajaran

(37)

berhadap-hadapan dengan fokus ke papan tulis dengan

penjelasan dari guru melalui proyektor.

Gambar 3.10 Ruang Laboratorium Komputer Sumber : Data Pribadi

- Laboratorium Bahasa

Digunakan untuk pelajaran bahasa arab, dengan

penataan bangku dan meja komputer menghadap guru

agar guru dapat mengawasi jalannya KBM.

(38)

 Ruang KTQ

Kulliyatu Tahfidz Qur’an adalah kegiatan menghafal

Qur’an dan terjemahannya bagi santri yang ingin

mendalami inti dari ayat-ayat AlQur’an sebagai

pedoman hidup. Direncanakan suatu ruang khusus

untuk memfasilitasi bagi santri yang ingin belajar

dengan pendampingan ustadz ustadzah. Bersifat bersih

karena akan membaca AlQuran, maka disediakan

tempat penyimpanan alas kaki diluar ruangan dan

penataan ruang dengan model lesehan serta terdapat

meja buku.

3.1.3.4 Studi Besaran Ruang

- Sekolah

Rencana Sekolah dari jenjang MTs, MA, dan SMK

• MTs (kelas 1,2,3)

Dengan asumsi sebagai berikut :

- Perangkatan terdapat 6 kelas, santri putra terdapat 3

kelas dan 3 kelas untuk santri putri

Kelas santri putra =

1 kelas = 30 orang x 3 kelas = 90 orang

Jadi jumlah santri putra kelas 1,2,3 total ada 9 kelas

(39)

Dan Kelas santri putri =

kelas 1,2,3 total 9 kelas =270 santriwati MTs

• MA (kelas 1,2,3)

Dengan asumsi sebagai berikut :

- Perangkatan terdapat 6 kelas, santri putra terdapat 3

kelas dan 3 kelas untuk santri putri

Kelas santri putra =

1 kelas = 30 santri x 3 kelas = 90 santri

Jadi jumlah santri putra kelas 1,2,3 total 9 kelas

= 3 angkatan x 90 santri=270 santriawan MA

Dan Kelas santri putri =

kelas 1,2,3 total 9 kelas =270 santriwati MA

• SMK (kelas 1,2,3)jurusan TKJ dan Tata Busana

Dengan asumsi sebagai berikut :

- Jurusan TKJ perangkatan terdapat 3 kelas, 2 kelas

untuk putra dan 1 kelas untuk putri

1 kelas=30 santri x 2 kelas = 60 santri

Jadi jumlah santri putra kelas 1,2,3 total 6 kelas

= 3 angkatan x 60 santri=180 santriawan

(40)

1 kelas=30 santri x 2 kelas = 60 santri

Jadi jumlah santri putri kelas 1,2,3 total 6 kelas

= 3 angkatan x 60 santri=180 santriawati

Dan Santri putra kelas 1,2,3 total 3 kelas = 90

santriawan

Tabel 3.20 Tabel Studi Besaran Ruang Ponpes Modern Sumber : Analisa Pribadi

Nama Ruang Kebutuhan Ruang

Besaran Ruang dan Sirkulasi

Ruang Kelas Meja Kursi

Siswa (30) Sirkulasi 70% = 15.12= 36.72 m²

Jumlah Total 36.72 m² + 1.56 m² + 0.78 m² = 39.06 m²

Sirkulasi 50% = 19.53 m² = 59 m²(60 m²)

=60 m²x6 kelas=360 m² (3 lantai perlantai 6 kelas perangkatan)

=360x3(MTs,MA,SMK) =

1080 m²

(41)

Jumlah Lab keseluruhan

Jumlah Lab keseluruhan 92 m² X 3 lab =276 m²

Jumlah Lab keseluruhan 92 m² X 3 lab =276 m²

Ruang Praktek Menjahit

Meja dan alat jahit(30)

Meja Guru (1)

1.2X0.5=0.6 m² 0.6X30=18 m²

Sirkulasi 70% = 12.6= 30.6 m²

1.2 X 1 = 1.2 m²

Sirkulasi 30% = 0.36 = 1.56 m²

Total = 30.6+1.56 =32m²

Perpustakaan Almari (15)

Meja (20) Sirkulasi 70% = 42.98= 104,38=100 m²

Ruang Guru Meja Kursi

(150)

1.2 X 1 = 1.2 m²

1.2 X 150 buah = 180 m² Sirkulasi 50% = 90 =270 m²

Ruang Rapat Meja Kursi 6.5 X 1.2 = 8.6 m² Sirkulasi 70% = 6.02=14.62=15 m²

(42)

Almari (2) 0.6 X 1 = 0.6 m²

0.6 X 2 almari = 1.2 m² Total = 4 + 1.2 = 5.2 m² 5.2 X 3 Kepsek = 15.6 m2 Sirkulasi 100% = 15.6 = 31.2=31 m²

Ruang Admin Meja (10)

Almari (10)

Koperasi Lemari (12)

Meja (1)

2.5 X 0.7 = 1.75 m² 1.75 X 12 lemari = 21 m² Total = 21 + 1.2 = 22.2 m² Sirkulasi100% = 22.2 = 44.4 =44 m²

Kantin Lemari Es (2)

Meja Kursi (4)

0.6 X 0.6 = 0.36 m²

0.36 X 2 lemari es = 0.72 m² 1.6 X 1.4 = 2.24

2.24 X 4 buah = 8.96 m² Total 0.72 + 8.96 = 9.68 m² Sirkulasi 70% = 6.76 = 16.45 =16 m²

Poliklinik Meja Kursi (2)

Tempat Tidur

(43)

Sirkulasi 100% = 8.8 = 17.6

Toilet Umum Kamar Mandi

(54)

Total 8+2+6=16 m²

Sirkulasi 50% = 8 = 24 m²

Asumsi perkamar diisi 4 orang santri, perlantai sesuai tingkatan kelas

(44)

90:4=23kamarx3lantai=69 kamar

MA putri =69 kamar SMK putri =69 kamar

Total =207 kamar santri putri Pa+Pi=414 kamar yang dibutuhkan

Jadi 24 m²x414=9936 m² (3 lantai perlantai 23 kamar perangkatan)

=23x24 m² = 552

m²x3(MTs,MA,SMK)=1656

K Tidur Ustad Tempat Tidur (42) Total 84+42=126 m² Sirkulasi 70% = 88.2 = 214.2=210 m²

2 X 1.5 = 3 m²

3 X 24 buah =72 m²

Ruang Tamu Meja Kursi (1) 1.5 X 2.7 = 4.05

Sirkulasi 100% = 4.05 = 4.12 =4 m² Sirkulasi 50% = 540m =1620 Sirkulasi 30% = 388.8 =

(45)

Total 13.797 m²

Analisa perhitungan luas lahan parkir dilakukan dengan

cara perbandingan jumlah pelaku pada pondok pesantren

modern dengan kendaraan sehari-hari yang digunakan aktivitas

kerja.

Pengelola Pondok pesantren modern antara jumlah

pelaku dengan penggunaan mobil adalah sekitar 30% dari

100% pengelola yang menggunakan. Lebih banyak

menggunakan sepeda motor. Maka diasumsikan mobil dengan

sepeda motor perbandingannya 30%-70%.

Sedang untuk penghuni asrama seperti santri tidak

membutuhkan karena tidak diperbolehkan membawa

kendaraan. Untuk pengunjung menurut analisa jumlah pelaku

diasumsikan terdapat lebih dari 500 orang pengunjung umum.

Terdiri dari tamu, kunjungan, maupun orangtua pendaftar santri

baru. Dengan perbandingan jumlah pengguna mobil dan motor

(46)

- Parkir Pengelola

 Area Parkir Mobil

Luas Area 1 Mobil = 2.5 m x 5 m = 12.5 m² / mobil

Luas Total = 12.5 m² / mobil x 25 mobil = 312.5 m²

 Area Parkir Motor

Luas Area 1 Motor = 1 m x 2 m = 2 m² / motor

Luas Total = 2 m² / motor x 55 motor = 110 m²

Luas Parkir Pengelola = 422.5m² + 422.5m² (sirkulasi 100%)

= 845m²

- Parkir Umum / Pengunjung Pondok Pesantren Modern

 Area Parkir Mobil

Luas Area 1 Mobil = 2.5 m x 5 m = 12.5 m² / mobil

Luas Total = 12.5 m² / mobil x 300 mobil = 3750 m²

 Area Parkir Motor

Luas Area 1 Motor = 1 m x 2 m = 2 m² / motor

Luas Total = 2 m² / motor x 700 motor = 1400 m²

 Area Parkir Bus

Luas Area 1 Bus = 11.92 m x 2.5 m = 29.8 m² / bus

Luas Total = 29.8 m² / bus x 5 bus = 149 m²

Luas Parkir Umum 5299 m² + 5299 m² (sirkulasi 100%) = 10598

(47)

Analisa penggunaan lahan :

- Luas Total Kebutuhan Tapak :

Luas Lantai Dasar + Luas Ruang Luar

= 13797 m² + 10598 m²

= 24.395 m²

KDB = 40% ,KLB = 1.6

Luas Bangunan = 24.395 m²

Luas lahan = Luas Bangunan

KLB

Luas lahan= 24.395

1.6

Luas Lahan= 15.246,87

Luas Lantai Dasar = Luas Lahan x KDB

Luas Lantai Dasar= 15.246,87x 0.4

= 6.098,75

Luas Ruang Terbuka = luas lahan - luas lantai dasar

=15.246,87– 6.098,75

= 9.148,12

Jumlah Lantai Bangunan = Luas Bangunan

Luas Lantai Dasar

(48)

(mengikuti KLB maka ketinggian banguna 2-3 lantai)

Peraturan Ketinggian Bangunan dan KLB Kategori Jalan Arteri

Sekunder fasilitas pendidikan adalah maksimal 4 lantai

Total luas lahan terbangun yang dibutuhkan adalah

6.098,75+ 9.148,12= 15.246,87 m²

Berdasar analisa melihat pertumbuhan penduduk dan

perkembangan wilayah Kecamatan Mijen 10 Tahun kedepan,

maka tinggi bangunan direncanakan 3 lantai.

3.1.3.5 Studi Citra Arsitektural

Citra Arsitektural yang ingin ditampilkan pada

bangunan Pondok Pesantren Modern ini adalah kesan visual

dari ciri bangunan arsitektur Islam yang modern.

Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu

dipertimbangkan beberapa hal antara lain :

1. Menampilkan ornamen-ornamen dan gaya lengkung

pada fasad bangunan.

2. Desain ruang luar seperti taman, lapangan di tengah

lingkungan Pondok Pesantren dan kolam bersifat

terbuka dan ketenangan yang merupakan ciri arsitektur

Islam

3. Menggunakan bahan bangunan yang menampilkan

(49)

3.2 ANALISA PENDEKATAN SISTEM BANGUNAN

Studi sistem struktur bangunan Pondok Pesantren Modern

dan utilitas serta teknologi yang digunakan.

3.2.1 Studi Sistem Struktur

Struktur bangunan harus dapat memikul beban

bangunan itu sendiri, beban penghuni, dan beban perabotan

dalam bangunan tersebut. Kestabilan struktur dan daya

dukung tanah juga harus memadahi untuk menopang

bangunan agar tidak menjadikan kerusakan sistem struktur.

Dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu struktur bawah,

tengah, dan struktur atas.

3.2.1.1 Struktur Bawah Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari

konstruksi bangunan yang berfungsi untuk

menempatkan bangunan dan meneruskan beban

yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar

pondasi yang cukup kuat.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan

mekanis masing-masing memberikan nilai kuat

(50)

aspek dari tanah di lokasi tempat akan

dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi

harus direncanakan dengan baik, karena jika

pondasi tidak direncanakan dengan benar akan

ada bagian yang mengalami penurunan yang

lebih besar dari bagian sekitarnya.

Alternatif pondasi yang digunakan pada

Pondok Pesantren Modern, antara lain :

- Pondasi Batu Kali

Gambar 3.12 Gambar Pondasi Batu Kali Sumber : website www.belajarsipil.com

Pada umumnya dapat dipakai pada tanah

yang baik, bentuk pondasi batu kali dibuat

trapesium dengan lebar bagian atas paling

sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila

disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan

(51)

kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat

dikatakan pondasi tidak sesuai lagi dengan

fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah

trapezium tergantung perhitungan dari beban di

atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat

sekitar ±70- 80cm.

Kelebihannya mudah dan cepat pengerjaan

oleh tukang, bahan mudah seperti batu kali,

pasir, dan semen.

Kekurangannya untuk bangunan bertingkat

membutuhkan bahan batu kali yang cukup

banyak sehingga biaya bahan lebih mahal.

- Pondasi Footplat

Gambar 3.13 Gambar Pondasi Footplat Sumber : website www.nawarsyarif.blogspot.com

(52)

dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi

dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi

beton bertulang. Beton adalah campuran antara

bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan

bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari

pasir dan kerikil dengan perbandingan

tertentu ditambah air secukupnya.

Kelebihan pondasi lebih murah dari segi

biaya, lebih kuat daripada batu kali, dapat

digunakan untuk bangunan bertingkat.

Kekurangannya untuk pembuatan bekisting

pondasi membutuhkan waktu yang relatif lama.

- Pondasi Tiang Pancang

Gambar 3.14 Gambar Pondasi Tiang Pancang Sumber: http://id.scribd.com/doc/50629817/

PONDASI oleh aswaruddin

dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi

dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi

beton bertulang. Beton adalah campuran antara

bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan

bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari

pasir dan kerikil dengan perbandingan

tertentu ditambah air secukupnya.

Kelebihan pondasi lebih murah dari segi

biaya, lebih kuat daripada batu kali, dapat

digunakan untuk bangunan bertingkat.

Kekurangannya untuk pembuatan bekisting

pondasi membutuhkan waktu yang relatif lama.

- Pondasi Tiang Pancang

Gambar 3.14 Gambar Pondasi Tiang Pancang Sumber: http://id.scribd.com/doc/50629817/

PONDASI oleh aswaruddin

dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi

dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi

beton bertulang. Beton adalah campuran antara

bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan

bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari

pasir dan kerikil dengan perbandingan

tertentu ditambah air secukupnya.

Kelebihan pondasi lebih murah dari segi

biaya, lebih kuat daripada batu kali, dapat

digunakan untuk bangunan bertingkat.

Kekurangannya untuk pembuatan bekisting

pondasi membutuhkan waktu yang relatif lama.

- Pondasi Tiang Pancang

Gambar 3.14 Gambar Pondasi Tiang Pancang Sumber: http://id.scribd.com/doc/50629817/

(53)

Pondasi tiang pancang dipergunakan

pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan

kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil,

kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada

posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang

pancang adalah : bambu, kayu besi/kayu ulin,

baja, dan beton bertulang. Proses pemancangan

dihentikan jika sampai mencapai tanah keras.

Kelebihan Pondasi ini mempunyai tegangan

tekan yang cukup besar namun juga tergantung

dari mutu beton yang digunakan. Kelemahan dari

segi pengerjaannya harus menyediakan alat

pemancang, pengerjaannya menimbulkan

kebisingan yang cukup tinggi.

Plat lantai

Alternatif yang akan digunakan antara lain :

- Sistem Plat dan balok

Terdiri dari lantai(slab) menerus yang

ditumpu oleh balok-balok monolit, yang

umumnya ditempatkan pada jarak 3-6 meter.

(54)

Gambar 3.15 Gambar Plat lantai dan balok Sumber : slideshare.net/struktur plat dua arah

oleh munsy afandi

- Plat Lantai Waffle Slab

Mempunyai kekakuan geser karena adanya

drop panel dan kepala kolom, dengan

balok-balok yang saling bersilangan dengan jarak

yang relatif rapat, dengan plat atas yang

tipis.

Gambar 3.16 Gambar Waffleslab Sumber : slideshare.net/struktur plat dua arah

(55)

- Plat Lantai Datar

Plat lantai datar merupakan plat dua arah

yang menstransfer beban secara langsung

ke kolom pendukung tanpa bantuan balok

dimana terdapat kapital atau drop panel

ataupun keduanya.

Kelebihan memerlukan beton dan tulangan

yang sedikit dibanding dengan flat plat untuk

beban dan bentang yang sama,

Mempermudah pemasangan instalasi listrik,

menghemat ketinggian bangunan.

Kekurangan hanya dapat diaplikasikan pada

wilayah gempa rendah, bekisting yang

digunakan lebih

Gambar 3.17 Gambar Flatslab

(56)

Penutup lantai

Alternatif penutup lantai yang akan digunakan,

antara lain :

- Penutup lantai batu alam(marmer)

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang

berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer

yang murni berwarna putih dan terutama

disusun oleh mineral marmer kalsit. Marmer

atau batu pualam merupakan batuan hasil

proses metamorfosa atau malihan dari batu

gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang

dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan

terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut

membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi struktur asal batuan

membentuk tekstur baru dan keteraturan butir.

Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar

30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga

Tersier. Campuran warna yang berbeda dapat

mempunyai pita-pita warna. Kristal-kristalnya

sedang sampai kasar, jika ditetesi asam akan

(57)

Marmer Lampung, Tulungagung, Bandung,

Padalarang, Citatah dll.

Gambar 3.18 Lantai Marmer Sumber : architecchi.com/jenis-penutup-lantai

- Penutup Lantai Keramik

Keramik merupakan bahan yang banyak

digunakan karena sifatnya yang cocok dengan

iklim di Indonesia. Perawatannya pun mudah.

Kita hanya perlu menyapu dan mengepelnya

secara teratur. Sikat nilon dapat digunakan untuk

membersihkan lantai keramik. Sebaiknya jangan

menggunakan sikat yang terlalu kasar karena

bisa menggores lantai. Untuk ruang yang terkena

air secara langsung, sebaiknya menggunakan

keramik yang bertekstur kasar agar tidak licin.

Sedangkan untuk ruangan yang lain seperti

(58)

dipijak dan cenderung menciptakan kesan dingin

pada ruang.

Gambar 3.19 Lantai Keramik

Sumber : googlepictures.com/daftar harga lantai keramik

- Penutup Lantai Keramik mozaik

Keramik mosaic adalah jenis keramik tile yang

dibentuk dari potongan keramik-mozaik

potongan keramik berukuran kecil (mosaic), yang

selanjutnya akan dirangkai membentuk pola

tertentu sesuai dengan desain yang diinginkan.

Mosaic sangat fleksibel untuk diolah menjadi

aneka desain, sesuai dengan berbagai gaya

(59)

Gambar 3.20 Lantai Mozaik Sumber : architectaria.com/ubin mozaik

3.2.1.2 Struktur Tengah

- Dinding sejajar merupakan konsep ruang

dengan beberapa pelat dinding yang

sejajar(atau memusat), yang menerima beban.

Struktur bangunan plat dinding sejajar biasanya

dibuat dari batu bata, batako, atau conblock.

Struktur plat dinding sejajar merupakan sistem

yang sangat efisien, akan tetapi mengandung

kelemahan terhadap gaya horizontal yang

melawan arah plat dinding.

Gambar 3.21 Gambar Dinding Sejajar Konstruksi Portal

Sumber : Frick,2003

Gambar 3.20 Lantai Mozaik Sumber : architectaria.com/ubin mozaik

3.2.1.2 Struktur Tengah

- Dinding sejajar merupakan konsep ruang

dengan beberapa pelat dinding yang

sejajar(atau memusat), yang menerima beban.

Struktur bangunan plat dinding sejajar biasanya

dibuat dari batu bata, batako, atau conblock.

Struktur plat dinding sejajar merupakan sistem

yang sangat efisien, akan tetapi mengandung

kelemahan terhadap gaya horizontal yang

melawan arah plat dinding.

Gambar 3.21 Gambar Dinding Sejajar Konstruksi Portal

Sumber : Frick,2003

Gambar 3.20 Lantai Mozaik Sumber : architectaria.com/ubin mozaik

3.2.1.2 Struktur Tengah

- Dinding sejajar merupakan konsep ruang

dengan beberapa pelat dinding yang

sejajar(atau memusat), yang menerima beban.

Struktur bangunan plat dinding sejajar biasanya

dibuat dari batu bata, batako, atau conblock.

Struktur plat dinding sejajar merupakan sistem

yang sangat efisien, akan tetapi mengandung

kelemahan terhadap gaya horizontal yang

melawan arah plat dinding.

Gambar 3.21 Gambar Dinding Sejajar Konstruksi Portal

(60)

- Sistem rangka merupakan konsep ruang

terbuka dimana hanya kolom dalam aturan

tertentu (grid) yang menerima beban. Struktur

bangunan rangka biasanya dibuat dari beton

bertulang, kayu, atau baja. Kestabilan vertikal

dapat dicapai dengan menggunakan pelat

dinding yang menerima beban horisontal dan

menyalurkannya ke bagian pondasi.

Plat dinding tersebut harus diatur pada

setiap sumbu struktural (modul) di kedua arah

denah dengan menggunakan:

- Batang tarik bersilangan pada konstruksi

kayu, beton, atau baja

- Papan multipleks, lapisan papan diagonal,

atau kuda penopang pada konstruksi kayu

- Rangka portal beton bertulang dengan titik

simpul yang terjepit pada konstruksi beton

bertulang.

Gambar 3.22 Gambar Sistem Rangka Sumber : Frick,2003

- Sistem rangka merupakan konsep ruang

terbuka dimana hanya kolom dalam aturan

tertentu (grid) yang menerima beban. Struktur

bangunan rangka biasanya dibuat dari beton

bertulang, kayu, atau baja. Kestabilan vertikal

dapat dicapai dengan menggunakan pelat

dinding yang menerima beban horisontal dan

menyalurkannya ke bagian pondasi.

Plat dinding tersebut harus diatur pada

setiap sumbu struktural (modul) di kedua arah

denah dengan menggunakan:

- Batang tarik bersilangan pada konstruksi

kayu, beton, atau baja

- Papan multipleks, lapisan papan diagonal,

atau kuda penopang pada konstruksi kayu

- Rangka portal beton bertulang dengan titik

simpul yang terjepit pada konstruksi beton

bertulang.

Gambar 3.22 Gambar Sistem Rangka Sumber : Frick,2003

- Sistem rangka merupakan konsep ruang

terbuka dimana hanya kolom dalam aturan

tertentu (grid) yang menerima beban. Struktur

bangunan rangka biasanya dibuat dari beton

bertulang, kayu, atau baja. Kestabilan vertikal

dapat dicapai dengan menggunakan pelat

dinding yang menerima beban horisontal dan

menyalurkannya ke bagian pondasi.

Plat dinding tersebut harus diatur pada

setiap sumbu struktural (modul) di kedua arah

denah dengan menggunakan:

- Batang tarik bersilangan pada konstruksi

kayu, beton, atau baja

- Papan multipleks, lapisan papan diagonal,

atau kuda penopang pada konstruksi kayu

- Rangka portal beton bertulang dengan titik

simpul yang terjepit pada konstruksi beton

bertulang.

(61)

Gambar 3.23 Gambar Struktur Rangka Sumber : Ishar,HK,1992:45

Struktur berbentuk garis, atau berbentuk

tiang dan balok. Struktur ini disusun sehingga

menentukan kekokohan bangunan. Diantara

tiang/kolom dan balok tersebut terdapat

elemen pengisi, yang berfungsi sebagai

penutup.

Penutup Dinding

- Batu Bata Merah

Gambar 3.24 Gambar Material Batu Bata Sumber : rumahidolaku.com/Bahan dinding

Bahan dasar untuk membuat batu bata

Gambar 3.23 Gambar Struktur Rangka Sumber : Ishar,HK,1992:45

Struktur berbentuk garis, atau berbentuk

tiang dan balok. Struktur ini disusun sehingga

menentukan kekokohan bangunan. Diantara

tiang/kolom dan balok tersebut terdapat

elemen pengisi, yang berfungsi sebagai

penutup.

Penutup Dinding

- Batu Bata Merah

Gambar 3.24 Gambar Material Batu Bata Sumber : rumahidolaku.com/Bahan dinding

Bahan dasar untuk membuat batu bata

Gambar 3.23 Gambar Struktur Rangka Sumber : Ishar,HK,1992:45

Struktur berbentuk garis, atau berbentuk

tiang dan balok. Struktur ini disusun sehingga

menentukan kekokohan bangunan. Diantara

tiang/kolom dan balok tersebut terdapat

elemen pengisi, yang berfungsi sebagai

penutup.

Penutup Dinding

- Batu Bata Merah

Gambar 3.24 Gambar Material Batu Bata Sumber : rumahidolaku.com/Bahan dinding

(62)

yang terlebih dulu sudah dipilih, kemudian

dijemur sampai kering dan pada tahap akhir

dibakar dengan suhu tertentu.

Kelebihannya tergolong material dinding

yang awet dan tahan lama,cocok uintuk

dinding permanen, mampu menjaga suhu

udara dalam ruang.

Kekurangannya Memerlukan waktu lama

dalam pemasangan, tidak cocok untuk

dinding temporer.

- GRC

Gambar 3.25 Gambar Material Dinding GRC Sumber : rumahidolaku.com/Bahan dinding

Material dinding untuk partisi terbuat dari

serat fiberglass yang dicampur dengan

semen dan pasir

Kelebihan:

-Ringan dan praktis dalam pemasangannya

-Permukaan halus proses finishing mudah

(63)

-tahan cuaca lembab dan jamur

Kekurangan GRC :

-Tidak dapat menerima beban, tidak tahan

benturan

- Kaca

Gambar 3.26 Gambar Material Dinding Kaca Sumber : rumahidolaku.com/Bahan dinding

Jenis kaca material dinding antara lain:

Kaca bening, kaca berwarna, glass block,

tempered dan laminasi.

Kelebihan :

-Memberi kesan modern pada bangunan

-Kesan tidak ada sekat antar ruang

-Karakteristik yang transparan

memungkinkan untuk menyalurkan cahaya

Kekurangan :

-Harga mahal

-Rawan pecah

(64)

3.2.1.3 Struktur Atas

Struktur atap yang mungkin diterapkan

pada Pondok Pesantren anatara lain:

- Atap Dak Beton

Atap datar dengan konstruksi besi beton

bertulang. Struktur ini memiliki kelebihan praktis

karena bentuknya datar sehingga dapat

dimanfaatkan ruang diatasnya. Kekurangannya

atap kurang menyerap panas sehingga ruang

dibawah menjadi panas.

- Rangka Atap Baja Ringan

Rangka atap yang biasa digunakan untuk

bangunan yang membutuhkan bentang lebar.

Bahan baja yang lebih ringan dengan teknik

pemasangan dengan baut dan skrup. Lebih

praktis memudahkan dalam membuat

kuda-kuda. Kekurangannya tidak tahan terhadap

korosi.

- Rangka Atap Baja Konvensional

Dapat digunakan untuk bangunan

bentang lebar. Memiliki kelenturan lebih baik

daripada beton.

(65)

Kelemahannya mudah berkarat dan tidak tahan

api.

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

Jaringan Elektrikal

Penting dalam suatu perencanaaan bangunan fasilitas

pendidikan, memerlukan utilitas yang baik dari sistem

penyaluran energi listrik dari PLN. Karena membutuhkan

daya besar. Sistemnya dari jaringan PLN lalu menuju ruang

panel kontrol yang kemudian didistribusikan ke setiap

lantai.

Dan penggunaan genset sebagai energi tambahan

jika terjadi pemadaman listrik sehingga tidak mengganggu

jalannya aktivitas kegiatan belajar mengajar.

Pencahayaan

- Alami

(66)

Pencahayaan alami dengan memanfaatkan lubang

jendela dan penerangan pemantulan cahaya oleh bidang

tritisan jendela. Dapat digunakan saat pagi menjelang sore

hari tergantung keadaan cuaca. Pemanfaataan cahaya

alami tergantung perencanaan besarnya lubang cahaya,

arah cahaya, dan jumlah lubang cahaya.

- Buatan

Pencahayaan buatan penting dibutuhkan sebagai

pencahayaan pada saat malam hari atau untuk ruang yang

membutuhkan penerangan lebih. Dengan bantuan lampu

yang dipilih sesuai kebutuhan.

Gambar 3.28 Jenis Lampu

Sumber : .googlepictures.com/Jenis Lampu Led

(67)

Penghawaan Buatan

Pengahawaan buatan digunakan untuk

mencapai kenyamanan penghuni bangunan disaat

udara panas.

- AC Central

Penggunaan AC central biasanya untuk

bangunan bentang lebar dan mempunyai plafon yang

lega untuk penempatan saluran ducting ac dan

membutuhkan chiller serta ruang AHU.

(68)

- AC Split

Terdiri dari unit Indoor berupa unit AC biasanya

berkapasitas 0,5 pk-3 pk. Dan unit outdoor terdiri dari

kompresor yang berada di dinding sisi luar bangunan.

Gambar 3.31 Sistem AC Split Sumber :google.com/AC Split

Penghawaan Alami

Dengan menciptakan sistem ventilasi silang yang

baik, pengaturan sirkulasi udara panas didalam

bangunan dapat keluar secara efektif dengan prinsip

pergerakan udara bertekanan panas tinggi mengalir

keatas . Bukaan jendela untuk mengantikan udara

(69)

Air Bersih

- Sistem Penyaluran Downfeed

Sistem penyaliran dengan cara memompa air dari

ground tank reservoir menuju tangki, lalu disalurkan

ke unit-unit dengan sistem gravitasi.

Bagan 3.8 Sistem Downfeed Sumber : Analisa Pribadi

- Sistem Penyaluran Upfeed

Sistem memompa air secara langsung dengan

bantuan waterpump dari groundtank menuju ke unit

yang akan dialiri sumber air bersih.

Bagan 3.9 Sistem Upfeed Sumber : Analisa Pribadi

Air Kotor

Sumber air PAM

Ground Reservoir

Water

pump

Tangki

Sumber air PAM

Ground Reservoir

Water

(70)

- Limbah cair dari kamar mandi dan dapur yang

mengandung sabun, lemak dialirkan menuju

saluran air terbuka didalam site, lalu di teruskan

menuju saluran kota terbuka.

Bagan 3.10 Pembuangan Limbah Cair Sumber : Analisa Pribadi

- Limbah wc dibuang melalui pipa menuju

saptictank

Bagan 3.11 Pembuangan Limbah Padat Sumber : Analisa Pribadi

Jaringan Sampah

Tempat sampah berada di lokasi-lokasi yang

ditentukan pada lingkungan Ponpes Modern, setiap

tempat sampah terdapat 2 tempat yaitu sampah

organik dan anorganik dengan warna yang berbeda.

Bagan 3.12 Jaringan Pembuangan Sampah Sumber : Analisa Pribadi

LIMBAH

Di olah menjadi kompos untuk

sampah dedaunan,organik

(71)

Sistem Keamanan Lingkungan

Dengan penjagaan oleh satpam dan keamanan

lainnya selama 24 jam dengan sistem paruh waktu

per satpam, kemudian dibantu dengan pengawasan

secara modern dengan alat CCTV melalui ruang

kontrol. CCTV adalah perangkat kamera video yang

merekam situasi ruang atau tempat tertentu dengan

sistem kerja mengirimkan sinyal ke monitor pantau

CCTV. Macam CCTV diantaranya :

1. Dome Camera

Gambar 3.33 CCTV dome

Sumber : www.googlepictures/dome camera

Tujuannya agar arah dari kamera cctv tidak

terlihat atau tersembunyi tapi terlihat oleh kasat

mata. Dome Kamera yang biasa dijual adalah tipe

fix camera yaitu kamera yang hanya mengarah ke

1 arah, namun jenis dome kamera juga ada yang

(72)

2. Bullet Camera

Gambar 3.34 CCTV Tipe Bullet Sumber : www.googlepictures/Bullet camera

Digunakan pada ruangan (indoor cam) dan

diluar ruangan (outdoor cam) tentunya salah satu

standard yang harus dipenuhi adalah tahan air.

Bullet kamera dipasang pada dinding ataupun

langit. Kamera jenis ini tidak dirancang untuk

memiliki pan / tilt / zoom control merupakan

kamera tipe fix dengan tujuan menangkap gambar

dari area yang tetap.

Sistem Pemadam Kebakaran

Syarat bangunan fasilitas umum meliputi alarm

kebakaran, sprinkle, dan hydrant. Perlindungan dalam

kebakaran bangunan ini mempunyai 2 sistem, yaitu

proteksi aktif dan proteksi pasif.

 Sistem proteksi aktif berupa peralatan yang bekerja

secara otomatis maupun manual, terdiri dari :

(73)

- Sprinkle merupakan alat untuk menyemprotkan

air yang letaknya berada di langit-langit ruang.

- Sprinkle dilengkapi dengan smoke detector.

Jarak untuk smoke detector maksimal 12 meter

untuk ruang aktif dan 18 meter untuk ruang

sirkulasi.

- APAR(Alat Pemadam Api Ringan) serta

hydrant.

 Sistem proteksi pasif adalah perlindungan dengan

cara perencanaan komponen bangunan, dari struktur

dan dapat melindungi penghuni dan kerusakan fisik

saat terjadi kebakaran. Berupa ketersediaan tangga

darurat untuk bangunan bertingkat serta

tersediannya jalur penyelamat menuju zona aman

atau zona berkumpul saat terjadi kebakaran.

Sistem Penangkal Petir

1. Sistem Penangkal Petir Konvensional Faraday

adalah rangkaian jalur elektris dari bagian atas

bangunan menuju sisi bawah/ grounding dengan

banyak jalur penurunan kabel. Sehingga

(74)

Kelebihan :

- Dengan adanya sangkar faraday, maka

kemungkinan daerah tersambar dapat

diminimalisir.

- Cocok untuk bangunan yang luas

Kekurangan :

- Kabel penghantar menuju tanah yang banyak

- Mengurangi estetika karena banyak kawat kabel

2. Sistem Penangkal Petir Konvensional Frankelin

adalah rangkaian jalue elektris dari atas bangunan

kesisi bawah dengan kabel tunggal. Sistem

perlindungan sudut±45°.

Kelebihan :

- Penangkal petir konvensional lebih cocok

diterapkan pada daerah yang bangunannya padat

dan tidak dari bahan logam semua. Misal untuk

daerah pemukiman penduduk yang padat dan

jarak antar bangunan rapat.

- Cocok untuk bangunan beratap kerucut/kubah

atau selisih tinggi bumbungsn dan lisplang lebih

dari meter.

- Biaya murah

(75)

- Untuk gedung yang dipenuhi peralatan elektronik

sistem frankelin tidak dianjurkan karena medan

yang ditimbulkan ketika terjadi sambaran dapat

memperpendek waktu kerja perangkat elektronik

terutama yang memakai sinyal.

3. Sistem Penangkal Petir Radioaktif

Penggunan unsur radioaktif dalam sistem penangkal

petir baru dikenal orang pada tahun 1914, pertama

dikemukakan oleh seseorang dari Hungaria Szillard

J.B. pada academy of science diParis 9 Maret 1914

dalam papernya berjudul Sur un paratonnerre au

Radium. Tahun 1972 Baatz mengembangkan.

- Komponen :

Elektrode = udara disekeliling elektrode akan

diionisasi akibat pancaran partikel alpa dari

isotop.Elektode akan terus menerus menciptakan

arus ion.(min 10,8 ion/dtk)

Coaxial Cable = Untuk menghindari kerusakan

benda-benda akibat muatan listrik yang menuju

tanah maka coaxial cable dibungkus pipa isolasi.

Sehingga benda-benda yang berada disekitar

(76)

- Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi, jarang

ada permukiman penduduk dan jarak antar

bangunan cukup jauh

- Satu bangunan cukup menggunakan sebuah

penangkal petir

Kekurangan :

- Alat proteksi disebut preventor, yang bekerja

berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan

menggunakan bahan radio aktif. Kebocoran

mengakibatkan radiasi maka alat ini dilarang.

3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi

• Pengolahan Air

Gambar 3.35 Sistem RainHarvesting Sumber : www.googlepictures/rain harvesting

Karena kebutuhan akan air bersih pada pondok

pesantren modern membutuhkan banyak air bersih untuk

(77)

mencapai ±1620 santri. Maka dimanfaatkan air bekas air

hujan yang diolah didalam bak penampungan yang

ditampung melalui talang air hujan maupun tetesan dari

genteng atau atap dak di bangunan saat terjadinya hujan.

Menurut buku Rainwater harvesting for Domestic

Use(2006 :13), setiap sistem rainwater harvesting

mencangkup 3 komponen dasar, antara lain :

- Penangkap atau permukaan atap yang berfungsi sebagai

pengangkap air hujan

- Sistem pengiriman untuk memindahkan air hujan yang

sudah ditangkap dari penangkap atau permukaan atap

menuju tandon penyimpanan

- Tandon air penyimpanan untuk menyimpan air hingga air

(78)

• Vertikal Garden

Gambar 3.37 Vertikal Garden

Sumber : www.googlepictures.com/geotextile vertikal garden

Pemanfaatan dinding sebagai lahan tanam secara

vertikal di aplikasikan pada sisi bangunan Ponpes yang

terlalu banyak terpapar matahari secara langsung untuk

mereduksi panas matahari terhadap dinding bangunan.

Selain untuk mereduksi panas susunan dari tatanan

tumbuhan atau pot yang disusun di dinding luar tembok

bangunan juga berfungsi sebagai estetika yang

menampilkan unsur bangunan yang ramah lingkungan.

Penerapan sistem vertikal garden biasanya dengan media

alas dan sebelumnya diberikan lapisan anti air agar dinding

dalam tidak lembab.

Vertikal garden yang terbuat dari material Geotextile

Non Woven sebagai bahan material utama karena

sifat geotextile yang menyerap air dan menahan tanah dan

(79)

pot tanaman konvensional. Oleh karena itu digunakanlah

geotextile non woven sebagai bahan material untuk

membuat kantung vertical garden. Sistem ini paling mudah di

aplikasikan dan efisien, tidak memakan ruang horizontal.

Dengan rata-rata gramasi 150-200gram yang di jahit seperti

kantung dan di dalam kantung tersebut di letakan media

tanam, seperti :Tanah, Sekam, Arang dan lainnya.

Gambar 3.38 Media Tanam Vertikal Garden

Sumber : www.tabloidnova.com/Mudahnya Membuat Taman Vertikal

3.2.4 Studi Pemanfaatan Vegetasi

Untuk penghijauan lingkungan pondok agar tercipta

suasana yang asri, akan direncanakan penanaman

beberapa vegetasi yang akan ditempatkan dihalaman dan

disisi jalan lingkungan sekolah maupun asrama sebagai

peneduh. Beberapa contoh vegetasi yang akan digunakan

(80)

1. Pohon Glodokan Tiang(Olyalthea Longifolia Pendula)

Pohon Glodokan Tiang untuk penghijauan berfungsi

untuk peredam suara dan penyerap polusi udara, dapat

tumbuh dengan baik meski terpapar matahari sepanjang

hari. Tumbuh tinggi dan lurus keatas mencapai 5-8 meter,

seperti pertumbuhan pohon cemara.

Gambar 3.39 Pohon Glodokan Tiang Sumber : googlepictures.com/glodokan tiang

2. Pohon Palem Ekor Tupai(Wodyetia bifurcate)

Pohon palem jenis ini sering digunakan untuk tanaman

hias taman, panjang tangkai daunnya seperti ekor tupai

dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 meter. Dapat

(81)

Gambar 3.40 Pohon Palem Ekor Tupai Sumber : googlepictures.com/Palem Ekor Tupai

3. Pohon Kiara Payung(Filicium Decipiens)

Berfungsi sebagai pohon peneduh dengan tajuk yang

lebat, tinggi mencapai 7-10 meter. Daun mirip sisir dan

beruas banyak. Pada saat musim kemarau daun akan

rontok dan saat musim penghujan daun akan tumbuh

lebat.

Gambar 3.41 Pohon Kiara Payung

Sumber : pohonpengetahuan.com/Pohon Kiara Payung

(82)

memotong. Dapat tumbuh dengan mudah berwarna hijau

sedikit kekuningan.

(83)

3.3 ANALISA PENDEKATAN KONTEKS LINGKUNGAN a. Analisa Pemilihan Lokasi

 Alternatif tapak 1

Gambar 3.43 Lokasi Site Alternatif 1 Sumber : Data Pribadi

Kondisi Tapak :

Potensi :

- Tapak berada di jalan Pesantren Raya, Kelurahan Pesantren,

Kecamatan Mijen

- Tapak Relatif datar, dengan kemiringan jalan sedang 3-5%

SMK Bagimu Negeriku Sumber : Data pribadi

Jalan Sisi Utara Site Sumber : Data pribadi

Jalan Sisi Barat Site Sumber : Data pribadi

Lahan Kosong Timur Site Sumber : Data pribadi

. SD Pesantren di Selatan Site Sumber : Data pribadi Lahan Kosong Barat Site

Sumber : Data pribadi

3.3 ANALISA PENDEKATAN KONTEKS LINGKUNGAN a. Analisa Pemilihan Lokasi

 Alternatif tapak 1

Gambar 3.43 Lokasi Site Alternatif 1 Sumber : Data Pribadi

Kondisi Tapak :

Potensi :

- Tapak berada di jalan Pesantren Raya, Kelurahan Pesantren,

Kecamatan Mijen

- Tapak Relatif datar, dengan kemiringan jalan sedang 3-5%

SMK Bagimu Negeriku Sumber : Data pribadi

Jalan Sisi Utara Site Sumber : Data pribadi

Jalan Sisi Barat Site Sumber : Data pribadi

Lahan Kosong Timur Site Sumber : Data pribadi

. SD Pesantren di Selatan Site Sumber : Data pribadi Lahan Kosong Barat Site

Sumber : Data pribadi

3.3 ANALISA PENDEKATAN KONTEKS LINGKUNGAN a. Analisa Pemilihan Lokasi

 Alternatif tapak 1

Gambar 3.43 Lokasi Site Alternatif 1 Sumber : Data Pribadi

Kondisi Tapak :

Potensi :

- Tapak berada di jalan Pesantren Raya, Kelurahan Pesantren,

Kecamatan Mijen

- Tapak Relatif datar, dengan kemiringan jalan sedang 3-5%

SMK Bagimu Negeriku Sumber : Data pribadi

Jalan Sisi Utara Site Sumber : Data pribadi

Jalan Sisi Barat Site Sumber : Data pribadi

Lahan Kosong Timur Site Sumber : Data pribadi

. SD Pesantren di Selatan Site Sumber : Data pribadi Lahan Kosong Barat Site

(84)

- Keadaan lingkungan masih suasana pedesaan yang sejuk, jauh

dari kebisingan yang tinggi yang meupakan bagian dari persyaratan

pondok pesantren modern ini.

- Dekat dengan permukiman penduduk kampung dan

sekolah-sekolah disekitarnya seperti SD, SMA, SMK, dan beberapa ponpes.

Kendala :

- Lokasi sedikit jauh dari jalan utama Mijen-Boja sekitar 2Km

(85)

 Alternatif tapak 2

Gambar 3.44 Lokasi Site Alternatif 2 Sumber : Data Pribadi

Kondisi Tapak :

Potensi :

- Tapak berada di jalan Raya Mijen-Semarang, Kelurahan Jatisari,

Kecamatan Mijen

Masjid diTimur Site Sumber : Data pribadi

Site lahan kosong kebun Sumber : Data pribadi

Jalan Raya di Timur Site Sumber : Data pribadi Lahan Kosong Site

Sumber : Data pribadi

Permukiman di Selatan Site Sumber : Data pribadi

(86)

- Jalan dengan lebar 8 m. Dilalui moda transportasi bus BRT, taksi.

- Keadaan lingkungan sejuk, karena di Semarang atas jauh dari

kebisingan yang tinggi yang merupakan bagian dari persyaratan

pondok pesantren modern ini.

- Dekat dengan permukiman penduduk kampung dan

sekolah-sekolah disekitarnya seperti TK, SD, SMP, SMA.

- Berada dipinggir jalan raya yang besar.

Kendala :

- Lokasi berada di pinggir jalan utama Mijen-Semarang

menyebabkan sedikit kebisingan dari aktivitas lalulintas jalan.

- Saluran utilitas selokan di site belum terdapat adanya selokan

karena merupakan lahan kosong.

b. Kriteria Tapak Pondok Pesantren Modern adalah :

- Lokasi, memiliki ketenangan tidak terlalu bising

- Jauh dari kemacetan dan keramaian tempat hiburan

- Pencapaian, dapat dicapai dengan transportasi umum, jalan baik

- Lingkungan, dekat permukiman warga untuk mencapai keadaan

sosial bermasyarakat yang baik sesuai adanya pondok

pesantren

- Tidak berdekatan dengan proyek/bangunan yang sama

(87)

c. Analisa Penilaian Kriteria Tapak

Tabel 3.21 Tabel Penilaian Lokasi Tapak Pondok Pesantren Modern

Sumber : Analisa Pribadi

Kriteria Alternatif tapak 1 Alternatif tapak 2

Aksesbilitas Lokasi Kebisingan Lingkungan Infrastruktur

2 2 3 2 2

3 3 2 2 3

Total 11 13

Keterangan:

3 = Sangat Memenuhi, 2 = Memenuhi, 1 = Kurang Memenuhi

Dari penilaian kriteria lokasi tapak menurut tabel diatas maka

disimpulkan tapak 2 lebih memenuhi persyaratan daripada tapak 1

karena dari sisi lokasi dan infrastruktur yang baik.

(88)

d. Analisa Kondisi Sarana Prasarana

- Lokasi berada di pinggir jalan raya Semarang-Boja, berada

Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

- Aksesbilitas dapat dicapai dengan sarana transportasi umum

bus BRT, taksi, dan lain-lain karena mudah dijangkau

dengan keadaan jalan yang sudah lebar dan baik.

- Topografi didalam site relatif datar dan ada kemiringan

tanah, tidak menjadi masalah karena dapat dimaksimalkan

dengan pengolahan lahan.

- Utilitas di lingkungan cukup baik, perlu adanya pengolahan

sistem drainase.

- Kebisingan tidak terlalu tinggi oleh keramaian sekitar, hanya

oleh aktivitas lalulintas yang juga tidak terlalu padat. Dapat di

antisipasi dengan perencanaan tapak.

- Potensi alam, keadaan tapak yang masih lahan kosong dan

terdapat vegetasi bisa dimanfaatkan untuk penghijauan

Pondok Pesantren dan tanah yang subur sehingga nanti

(89)

e. Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threatess

S = -Potensi wilayah desa, jauh dari keramaian sehingga tenang

dan lokasi sejuk di Semarang atas

- Belum ada proyek sejenis

- Pencapaian mudah dijangkau baik kendaraan pribadi

maupun umum

- Jaringan utilitas kota dengan kondisi baik mendukung

W = - Saluran utilitas selokan di site dan batas site belum terdapat

adanya selokan karena merupakan lahan kosong

- Jarak tempuh dari pusat Kota Semarang ke lokasi cukup

jauh sekitar 30-45 menit untuk sampai

O = - Lokasi tapak sesuai dengan kriteria dari bangunan Ponpes

Modern

- Lahan yang subur dengan vegetasi bermanfaat untuk

direncanakan lahan hijau, taman.

T = - Lahan berada dipinggir jalan raya, sehingga ancamannya

akan menimbulkan kemacetan diluar Pondok Pesantren

Referensi

Dokumen terkait

STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SUHU TRANSISI, STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT KEKERASAN PADA LOGAM INDUK, LOGAM LAS DAN DAERAH PENGARUH PANAS {HAZ) BAJA TAHAN KARAT

Tingkat keberhasilan aklimatisasi selama 6 minggu dalam kotak aklimatisasi pada tunas yang ditanam dengan penambahan IBA ke dalam medium tanam mencapai 97 %

Penggunaan single coating FeCrBMnSi tidak disarankan untuk aplikasi di temperature tinggi tanpa bonding coat ataupun mixing coat dengan NiAl dikarenakan fracture toughness

Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan penambahan variasi jenis garam dengan temperatur beku yang lebih bawah, volume yang lebih besar, variasi pada laju

Dari hasil pengolahan data, diperoleh ragam konsep diri. Ragam konsep diri yang muncul seperti, diri yang besar dan kuat, sehat atau sakit, rapi dan tampan terkait dalam aspek

Adapun keuntungan yang akan Anda dapatkan dengan adanya kerjasama di bidang servis AC ini yaitu gedung kantor Anda akan terasa jauh lebih nyaman ketika digunakan untuk bekerja

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

meningkatkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada mata pelajaran. Matematika materi bangun ruang di kelas IV SD Negeri