• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Struktur Molekul . docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH Struktur Molekul . docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Struktur Molekul

Dosen Pengampu : Nyenyep Sriwardani

Disusun Oleh :

Elvira Wahyu Arum Fanani (K2516021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016

(2)

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kimia Teknik”. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep didalamnya. Selain itu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nyenyep Sriwardani selaku dosen pengampu serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.

Saya selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.

Surakarta, 29 September 2016

(3)

Daftar Isi

Cover i

Kata Pengantar ii Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Struktur Molekul 3

2.2 Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia 4 2.3 Macam-macam Ikatan Kimia 8

2.4 Energi Ikatan 11 BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan 16

Daftar Pustaka 17

ii

(4)

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda.

Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsure membentuk molekul.

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Ikatan kimia itu sendiri bertujuan agar mencapai kestabilan dalam suatu unsur. Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian terluarnya saja yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya perlu membahas elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam ikatan kimia tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:

 Untuk mengetahui materi-materi tentang struktur molekul yang meliputi; peranan elektron dalam ikatan kimia, macam-macam ikatan kimia, dan energi ikatan.  Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen mata

kuliah Kimia Teknik

(5)

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu struktur molekul?

2. Bagaimana peranan electron dalam ikatan kimia? 3. Ada berapa ikatan kimia?

(6)

BAB II

Pembahasan

2.1 Struktur Molekul

Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda.

Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsure membentuk molekul.

Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.

Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas apapun tanpa

(7)

bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.

Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2), ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.

Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan paling sederhana unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Sebagai contohnya, air selalu memiliki nilai perbandingan atom hidrogen berbanding oksigen 2:1. Etanol pula selalu memiliki nilai perbandingan antara karbon, hidrogen, dan oksigen 2:6:1. Namun, rumus ini tidak menunjukkan bentuk ataupun susunan atom dalam molekul tersebut. Contohnya, dimetil eter juga memiliki nilai perbandingan yang sama dengan etanol. Molekul dengan jumlah atom penyusun yang sama namun berbeda susunannya disebut sebagai isomer.

Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai perbandingan atom-atom penyusun suatu molekul dan tidak memberikan nilai jumlah atom yang sebenarnya. Rumus molekul menggambarkan jumlah atom penyusun molekul secara tepat. Contohnya, asetilena memiliki rumus molekuler C2H2, namun rumus empirisnya

adalah CH.

2.2 Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia

Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer.

(8)

Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan kimia. Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia.

Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam golongan gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa di alam.

Kestabilan unsur gas mulia berkaitan dengan konfigurasi elektron yang menyusunnya seperti yang dikemukakan oleh Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel. Dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet yang berarti mempunyai delapan elektron pada kulit terluar kecuali untuk unsur helium yang mempunyai konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit terluarnya).

Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas mulia. Sedangkan unsur seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin merupakan unsur yang mempunyai sifat reaktif.

2.2.1 Aturan Oktet

G.N. Lewis dan W. Kossel mengaitkan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektronnya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet (mempunyai 8 elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit luar). Kecenderungan unsur-unsur menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia dikenal sebagai aturan oktet.

Aturan oktet merupakan kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektron-nya sama

(9)

seperti unsur gas mulia. Konfigurasi oktet dapat dicapai oleh unsur lain selain unsur golongan gas mulia dengan pembentukan ikatan.

Konfigurasi oktet dapat pula dicapai dengan serah-terima atau pemasangan elektron. Serah terima elektron menghasilkan ikatan ion sedangkan ikatan kovalen dihasilkan apabila terjadi pemasangan elektron untuk mencapai konfigurasi oktet.

Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida merupakan contoh pencapaian konfigurasi oktet dengan cara serah-terima elektron. 10Ne : 1s2 2s2 2p6 atau K=2, L=8

11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 atau K=2, L=8 M=1,

pelepasan 1 elektron akan menjadikan konfigurasi menyerupai unsur gas mulia neon.

17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7, penerimaan 1 elektron menjadikan konfigurasi menyerupai unsur gas mulia argon 18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 atau K=2, L=8,

M=8

2.2.2 Teori Lewis

Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel pada tahun 1916 mengemukakan teori tentang peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia.

Ø Elektron pada kulit terluar (elektron valensi) berperan penting dalam pembentukan ikatan kimia.

Ø Ion positif dan ion negatif membentuk ikatan kimia yang disebut ikatan ionik.

(10)

Ø Pembentukan ikatan kimia dapat juga terjadi dengan pemakaian elektron ikatan secara bersama yang dikenal dengan ikatan kovalen.

Ø Pembentukan ikatan ionik dan ikatan kovalen bertujuan untuk mencapai konfigurasi stabil golongan gas mulia.

2.2.3 Lambang Lewis

Lambang Lewis merupakan lambang atom yang dikelilingi oleh sejumlah titik yang menyatakan elektron. Lambang Lewis untuk unsur golongan utama dapat disusun dengan mengikuti tahapan berikut:  Banyaknya titik sesuai dengan golongan unsur  Satu titik ditempatkan untuk tiap atom dengan

jumlah maksimum empat titik. Titik kedua dan selanjutnya berpasangan hingga mencapai aturan oktet.

Penyusunan tabel periodik dan konsep konfigurasi elektron telah membantu para ahli kimia menjelaskan proses pembentukan molekul dan ikatan yang terdapat dalam suatu molekul.

Gilbert Lewis, seorang kimiawan berkebangsaan Amerika, mengajukan teori bahwa atom akan bergabung dengan sesama atom lainnya membentuk molekul dengan tujuan untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.

Kestabilan dicapai saat atom-atom memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia (semua kulit dan subkulit terisi penuh oleh elektron serta memiliki 8 elektron valensi).Saat atom-atom berinteraksi, hanya elektron valensi yang terlibat dalam proses pembentukan ikatan kimia.

(11)

Untuk menunjukkan elektron valensi yang contoh, unsur Mg terletak pada golongan IIA, sehingga memiliki 2 elektron valensi (2 dot). Sementara, unsur S yang terletak pada golongan VIA, akan memiliki 6 elektron valensi (6 dot). Unsur yang terletak pada golongan yang sama akan memiliki struktur Lewis dot yang serupa. Semua elektron valensi gas mulia telah berpasangan.

Teori ini mendapat beberapa kesulitan, yakni:

1. Pada senyawa BCl3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6

elektron, sedangkan atom fosfor dikelilingi 10 elektron.

2. Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur tergantug jumlah elektron tak berpasangan dalam unsur tersebut. Contoh : 8O : 1s2 2s2 2p2 2px2 2py1 2pz1

Ada 2 elektron tunggal. sehingga oksigen dapat membentuk 2 ikatan (H-O-H; O=O). akan tetapi: 5B : 1s2 2s2 2p

x1

Sebenarnya hal ini dapat diterangkan bila kita ingat pada prinsip Hund, dimana cara pengisian elektron dalam orbital suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron-elektron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.

(12)

Contoh : 5B : 1s2 2s2 2p

x1 (hibridisasi) 1s2 2s1 2px1

2py1

Tampak setelah terjadi hibridisasi untuk berikatan dengan atom B memerlukan tiga buah elektron, seperti BCl3.

2.3.1 Menurut teori di atas, unsur gas mulia tidak dapat membentuk ikatan karena di sekelilingnya telah terdapat 8 elektron. Tetapi saat ini sudah diketahui bahwa Xe dapat membentuk senyawa, misalnya XeF2 den XeO2.

2.3Macam-Macam Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :

Ø atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)

Ø penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan

Ø penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 8A (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas

(13)

mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium). Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.

2.3.1 Ikatan Ion

Ikatan ion sering disebut dengan ikatan elektrovalen atau heteropolar. Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dengan ion negatif. Ikatan ion dibentuk antara atom yang mudah melepaskan elektron dengan atom yang mudah menangkap elektron. Apabila atom netral melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif. Sebaliknya bila atom netral menerima atau menangkap elektron maka akan terbentuk ion negatif.

Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+),

sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling

tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.

Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl

Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan negatif

(14)

memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium klorida.

2.3.2 Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen sering disebut juga dengan ikatan homopolar. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan ini biasanya terjadi antara atom logam dan atom non logam. Penggunaan bersama pasangan elektron biasanya menggunakan notasi titik electron atau lebih dikenal dengan struktur Lewis. Contohnya: HF, CH4, NH3, H2, dan lain-lain. Ikatan kovalen dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan kovalen tunggal terjadipada senyawa seperti hidrogen (H2), asam klorida (HCl), metana (CH4), air

(H2O) dan sebagainya. Pembentukan ikatan kovalen

tunggal dapat dilihat dari pembentukan molekul-molekul berikut ini:

® Pembentukan molekul H2 1H = H *

1H = H ·

Tanda titik dan silang menunjukkan elektron berasal dari atom yang berbeda.

H *· H ditulis H ¾ H ® Pembentukan molekul HCl

1H : 1s1 atau K=1 digambarkan H*

17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7

Penggambaran elektron untuk molekul HCl berikut. ••H * Cl ditulis H ¾ Cl

® Pembentukan molekul H2O

(15)

8O : 1s2 2s2 2p4 atau K=2, L=6

b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang mempunyai ikatan tak jenuh karena ikatan antar atomnya lebih dari satu. Ikatan yang ada dalam molekul oksigen (O2) merupakan ikatan

kovalen rangkap dua. Oksigen memiliki 6 elektron valensi dan memerlukan 2 2 elektron lagi agar dalam keadaan stabil. Bentuk struktur Lewisnya sebagai berikut.

® Pembentukan molekul O2

8O : 1s2 2s2 2p4 atau K=2, L=6

digambarkan atau

Penulisan elektron untuk molekul O2, O = O

® Pembentukan molekul C2H4

6C : 1s2 2s2 2p2 atau K=2, L=4

digambarkan

1H : 1s1 atau K=1 c. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang ikatan antar atomnya ada tiga. Contoh dari ikatan rangkap tiga adalah molekul Nitrogen (N2).

Nitrogen mempunyai 5 elektron valensi, sehingga perlu 3 elektron lagi agar dalam keadaan stabil. d. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.

(16)

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Dalam ikatan kovalen koordinasi, pasangan elektron ikatan hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan. Dengan demikian, atom-atom yang berikatan secara kovalen koordinasi salah satunya harus mempunyai pasangan elektron bebas dan atom pasangannya harus mempunyai orbital kosong. Ikatan kovalen koordinasi sering disebut ikatan semipolar.

Contoh:

 Terbentuknya senyawa BF3-NH3

 Terbentuknya senyawa NH4+ meminjamkan elektron, namun proses ini tidak hanya terjadi antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom memberikan elektron valensinya untuk digunakan bersama, sehingga terjadi ikatan atau tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.

Jarak antar atom dalam ikatan logam tetap sama, jika ada atom yang bergerak menjauh maka

(17)

gaya tarik menarik akan “menariknya” kembali ke posisi semula. Demikian pula jika atom mendekat kesalah satu atom maka akan ada gaya tolak antar inti atom. Jarak yang sama disebabkan oleh muatan listrik yang sama dari atom logam tersebut.

Contoh: ikatan logam pada magnesium (Mg)

Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan beraturan sedangkan elektron yang saling dipinjamkan bergerak seperti mobil seolah-olah membentuk “kabut elektron” atau “lautan elektron”. Hal ini yang meyebabkan munculnya sifat daya hantar listrik pada logam.

Kenyataan ini dapat dipakai untuk menerangkan mengapa logam merupakan pengahantar panas dan listrik yang baik. Kekuatan ikatan logam bergantung pada banyaknya elektron valensi yang terdapat pada atom logam tersebut. 2.3.4 Ikatan Hidrogen

(18)

berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron dari gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air.

Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, Perbedaan berdasarkan komposisi larutan tersebut, untuk yang murni hanya terdapat molekul etanol, sedangkan untuk etanol 70% mengandung etanol 70 bagian dan 30 bagiannya adalah air. Untuk etanol murni terjadi ikatan hidrogen antar molekul etanol, sedangkan yang 70% terjadi ikatan antara molekul etanol dengan air.

(19)

2.4 Energi Ikatan

Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ/mol atau kJ mol-1 ) atau bisa juga dalam satuan kilokalori (kkal).

Energi ikatan adalah perubahan entalpi yang diperlukan untk memutuskan ikatan dalam satu mol molekul gas. Energi ikatan adalah bayaknya energi yang berkaitan dengan satu ikatan dalam senyawa kimia. Besarnya energi ikatan diperoleh dengan kalor

pengatoman. Misalnya, dalam metana energi ikatan C–H adalah seperempat dari entalpi pada proses:

CH4(g) C(g) + 4H(g)

Energi ikatan dapat dihitung dari entalpi

pembentukan standar untuk senyawa itu dan dari entalpi pengatoman unsur-unsurnya. Energi yang dihitung

dengan cara itu disebut energi ikatan rata-rata.

CH4(g) C(g) + 4H(g) DHo = 74,8 kJ

(20)

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit , sampai jumlah yang sangat banyak. Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut.

· Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul.

· Teori Domain Elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori Domain Elekton akan

menjelaskan susunan elektron dalam suatu atom yang berikatan.

· Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital-orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.

· Berdasarkan teori domain elektron, Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatan ( PEI ).

(21)

· Berdasarkan hibridisasi orbital– orbital hibrid memiliki orientasi ruang yang menentukan struktur molekul.

Daftar Pustaka

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Johari, JMC. 2009. Kimia 2. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama. Ningsih, S.R, dkk. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA KELAS XI. Bumi Aksara: Jakarta.

Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca.

http://safi-tri.blogspot.com/2011/09/ikatan-kimia-bentuk-molekul-berdasarkan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hibridisasi_orbital

16

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data yang dianalisis adalah data tentang dinamika sosial yang dialami oleh komunitas Lakkang Kelurahan Tallo Kota Makassar. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat

Mengumpulkan data primer (nilai tiap variabel penelitian) yang bersumber pada hasil kuesioner terhadap responden yang merupakan Mahasiswa S1 Matematika USU,

Untuk memberikan pedoman bagi pegawai di lingkungan Biro Umum apabila BMN yang digunakan hilang dan pedoman pegawai Subbagian Penatausahaan BMN dalam melakukan penatausahaan BMN

tugas akhir ini yang ” PENGOPTIMASIAN KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA GENETIKA ”.. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi

Senyawa kimia dari bagian tumbuhan Artocarpus communis yang telah. diteliti, aktivitas biologinya

Hasil analisa regresi yang terbaik untuk pola distribusi curah hujan adalah pola distribusi curah hujan dimana tinggi curah hujan setiap jamnya adalah yang dominan dengan durasi

Aku tahu kamu sering tidak sabar, tetapi aku percaya kamu akan bisa melakukannya dengan baik,” kata Depati Parbo kepada seorang pemuda bermata jenaka, berhidung pesek, dan