• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pertumbuhan PDBPeningkatan National IncomePeningkatan Kesejahteraan rakyat

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Dalam GBHN, pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada umumnya, indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat adalah Pendapatan Nasional/National Income.

Namun dalam faktanya, indikator tersebut tidak dapat menunjukkan kondisi kesejahteraan yang sebenarnya. Bisa saja tingkat pendapatan di suatu negara tinggi, namun sebagian besar (misalnya lebih dari 50%) dari PN Negara tersebut hanya dinikmati oleh sebagian kecil (kurang dari 50%) dari penduduknya. Maka dari itu, selain indikator harus juga dilihat bagaimana distribusi pendapatan di negara tersebut. Semakin pincang distribusinya, semakin tidak berarti tingkat pendapatan rata-rata perkapita yang tinggi bagi peningkatan kesejahteraan (Tambunan,2006b).

Jadi, prioritas awal pembangunan ekonomi suatu Negara adalah : - Pertumbuhan ekonomi

- Distribusi pendapatan

Selain pertumbuhan, proses pembangunan ekonomi juga akan membawa perubahan struktur ekonomi secara mendasar:

a) Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan pendapatan yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya.

b) Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahan/kemajuan teknologi, peningkatan kualitas SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.

1. Pertumbuhan Ekonomi.

1. Konsep dan Cara Perhitungan

(2)

Peningkatan Jumlah PendudukPeningkatan Kebutuhan KonsumsiPeningkatan Pendapatan

Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan PDB, sehingga terjadi peningkatan national income.

Dari sisi penawaran, peningkatan jumlah penduduk juga membutuhkan peningkatan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan peningkatan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut, yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB, yang berarti peningkatan PN.

Pendapatan nasional dapat merujuk pada PDB, PNB atau PNN.

PNB = PDB + F, dimana F = pendapatan netto atas faktor luar negeri PNN = PNB – D, dimana D = depresiasi

PN = PNN – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.

PDB = PN + Ttl + D – F PN = PDB + F - D - Ttl

Pendekatan dalam pengukuran PDB : 1) Pendekatan Sisi Penawaran Agregat

(1) Pendekatan Produksi

Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai output (NO) dari semua sektor ekonomi atau lapangan usaha.

Biro Pusat Statistik (BPS) membagi ekonomi nasional dalam 9 sektor, yaitu:  Pertanian

(3)

 Listrik, gas, dan air bersih  Bangunan

 Perdagangan, hotel dan restoran  Pengangkutan dan komunikasi  Keuangan, sewa dan jasa perusahaan  Jasa-jasa

PDB =

NOi

i = 1, 2 ... 9

i=1,2,…9

¿ ¿NOi

(2) Pendekatan Pendapatan

Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi untuk proses produksi disetiap sektor yg mencakup gaji untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemilik tanah, dan profit untuk pengusaha. Semua pendapatan ini dihitung sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan.

PDB = NTB

1

+ NTB

2

+ … + NTB

9

NTB= nilai tambah bruto 9 sektor

2) Pendekatan Sisi Permintaan Agregat Pendekatan Pengeluaran

Menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah semua komponen dari permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak berorientasi pada profit atau laba (C), pembentukan modal tetap domestik bruto, termasuk perubahan stok (I), pengeluaran konsumsi pemerintah (G), ekspor (X), dan impor (M).

PDB=C + I + G + X – M

2. Sumber Pertumbuhan

(4)

Dari sisi permintaan agregat, peningkatannya di dalam ekonomi bisa terjadi karena PN, yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah meningkat. Sisi permintaan agregat (penggunaan PDB) terdiri dari 4 komponen, yaitu :

- konsumsi rumah tangga - investasi

- konsumsi/pengeluaran pemerintah

- ekspor netto (ekspor b/j dikurangi impor b/j)

Y =C + I + G + X - M

C = cY + Ca I = -ir + Ia

G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak ditentukan oleh faktor dalam model, tapi oleh factor lain spt politik.

X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh faktor eksternal M = mY +Ma

2) Penawaran agregat

Dari sisi penawaran agregat, pertumbuhan output bisa disebabkan oleh peningkatan volume dari faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti tenaga kerja, modal,tanah dan energi. Pertumbuhan output juga bisa didorong oleh peningkatan produktivitas dari faktor-faktor tersebut.

Q = f (X1, X2, .. Xn)

, dimana X = FP

3. Teori dan Model Pertumbuhan

1) Teori Klasik

(5)

Menurut pemikiran klasik,pada kondisi seperti ini perekonomian mengalami tingkat kejenuhan atau keadaan stasioner. Beberapa teori klasik tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Teori Pertumbuhan Adam Smith

Di dalam teori ini,ada tiga faktor penentu proses produksi /pertumbuhan yaitu SDA,SDM,dan barang modal.

b) Teori Pertumbuhan David Ricardo

Menurut teori ini,pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah,di atas atau di bawah tingkat upah alamiah (atau minimal).

Adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi,yang membuat meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses dimishing return kemerosotan tingkat upah dan keuntungan kearah tingkat minimumnya. Dan juga melihat pertanian sebagai sektor utama sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

c) Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus

Menurut teori ini ,ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara,yaitu jika PNB potensialnya meningkat. Memiliki sektor yang dominan adalah pertanian dan industri dan juga memiiki dua kelompok faktor sangat menentukan pertumbuhan,yaitu faktor-faktor ekonomi seperti tanah,tenaga kerja,modal,dan organisasi;dan faktor-faktor non ekonomi seperti keamanan atas kekayaan,konstitusi dan hokum yang pasti,etos kerja dan disiplin pekerja yang tinggi.

d) Teori Marx

Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian yaitu;  Perekonomian komunal primitive

(6)

Jika dirangkum teori-teori klasik ini,maka ada dua hal penting yang membedakannya dengan teori-teori lainnya yang muncul setelah itu,yaitu:

a. Faktor-faktor produksi utama adalah tenaga kerja,tanah,dan modal.

b. Peran teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas dari tenga kerja dan dari input-input produksi lainnya terhadap pertumbuhan output tidak mendapat perhatian secara ekplisit,atau dianggap kontan.

2) Teori neo – Keynesian

Model pertumbuhan yang masuk di dalam kelompok teori neo-Keynesian adalah model dari Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes,mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi, baik pada permintaan agregat maupun pada perluasan kapasitas produksi atau penawaran agregat ,yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Model dari Domar ebih memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi (∆I/I).

Sedangkan penekanan dari model Harrod lebih pada pertumbuhan Y jangka panjang. Di dalam modelnya,laju pertumbuhan keseimbangan (disebut:warranted growth) yang membuat besarnya S yang direncanakan ditetapkan selalu sama dengan besarnya I yang direncanakan.

·

3) Teori Neo-Klasik

Pemikiran dari teori neo–kasik didasarkan pada kritik atas kelemahan – kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan /asumsi dari teori klasik. Beberapa model neo-klasik antara lain sebagai berikut:

a) Model Pertumbuhan A. Lewis

(7)

kerja di sektor tersebut, sehingga perpindahan tenaga kerja dari pertanian ke industri tidak sampai mangakibatkan turunnya produksi di pertanian.

b) Model Pertumbuhan Paul A. Baran

Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikirannya sering disebut sebagai tesis neo-Marxis, karena ia menolak pemikiran Marxis yang menyatakan bahwa NB akan maju seperti di Eropa karena sentuhannya dengan negara-negar maju (NM) atau negara-negara kapitas. Sedangkan Baran berpendapat bahwa akibat pengaruh dari NM,ekonomi NB akan menjadi buruk. Menurut Baran, proses kapitaisme di NB berbeda dengan yang terjadi di NM.

c) Model Ketergantungan Neo-Kolonial

Dasar dari pemikiran model ini adalah pembangunan ekonomi di NB sangat tergantung pada NM,terutama dalam investasi langsung (PMA) dan impor barang-barang industri . Pekerja-pekerja di negara berkembang dipekerjakan sebagai buruh di perusahaan-perusahaan asing yang berlokasi di negara berkembang disektor pertanian dan pertambangan ,sementara semua kebutuhan produk-produk manufaktur ,mulai dari barang-barang konsumsi hingga peralatan dan mesin industri diimpor di negara maju. Ini membuat negara berkembang hanya bisa berspesialisasi di produk-produk primer yang nilai tambahnya rendah, sedangkan negara maju berspesialisasi dalam produksi industri yang menghasilkan nilai tambah besar.

d) Model Pertumbuhan W.W Rostow

Menurut Rostow,pembangunan ekonomi dimanapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus,yaitu dari masyarakat terbelaka ke masyarakat maju.

e) Model Pertumbuhan Solow

(8)

4) Teori Modern

Dalam teori modern ini, faktor-faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi (yang terkandung di dalam barang modal atau mesin), energi, kewirausahaan, bahan baku, dan material. Bahkan,dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini, kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama keberhasilan suatu bangsa dan negara. Selain itu, faktor-faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersedian dan kondisi infrastruktur, hukum, serta peraturan, stabilias politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.

Salah satu asumsi penting dari teori modern ini adalah sifat keberadaan teknologi yang tidak lagi eksogen, tetapi merupakan salah satu faktor produksi yang dinamis. Demikian juga faktor manusia tenaga kerja di dalam fungsi faktor produksi tidak lagi merupakan suatu faktor yang eksogen, tetapi bisa ‘berkembang’mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan . Kemajuan iptek serta SDM menjadi sumber-sumber penting pertumbuhan, yang efeknya lewat peningkatan produktivitas dari input-input yang digunakan dalam proses produksi.

4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak Orde Baru hingga Pasca Krisis

Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis ekonomi 1997/98) dapat dikatakan bahwa indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat). Keberhasilan ini dianggap banyak kalangan sebagai prestasi paling besar dari pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Bahkan, pencapaian yang cemerlang ini membuat Bank Dunia menobatkan Indonesia sebagai “Macan Asia” baru.

(9)

1980-Saldo BOP (negative)

Kapasitas Produksi DN (Turun)

Resesi Ekonomi Dunia Permintaan Ekspor Dunia dari Indonesia (Turun)

an telah mendekati US $500 dan mendekati US $800 pada tahun 1993. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan PDB rata-rata per tahun juga tinggi sekitar 7%-8% selama 1970-an dan turun ke 3%-4% pertahun selama 1980-an.

Resesi ekonomi dunia (penurunan aktivitas ekonomi dunia/penurunan PDB) yang terutama disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan PDB atau PN di NM, yang secara bersamaan mendominasi perdagangan dunia, mengakibatkan lemahnya permintaan dunia terhadap barang-barang ekspor dari Indonesia, yang selanjutnya dapat menyebabkan defisit saldo neraca perdagangan. Dampak negatif dari resesi ekonomi dunia tahun 1982 terhadap perekonomian indonesia terutama terasa dalam laju pertumbuhan ekonomi yang selama 1982-1988 jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya

Selama pertengahan pertama 1990-an, rata-rata pertumbuhan pertahun antara 7,3% hingga 8,2% membuat Indonesia termasuk negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, rata-rata pendapatan (diukur dengan PNB) per kapita di indonesia naik pesat setiap tahun, yang pada tahun 1993 dalam dollar AS sudah melewati angka 800. Namun akibat krisis, pendapatan perkapital indonesia menurun drastis. Antara tahun 1990 hingga setahun menjelang kerisis ekonomi, ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata pertahun di atas 8%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setelah 1998 juga tercermin pada peningkatan PDB per kapita. Pada saat krisis ekonomi mencapai klimaksnya, PDB perkapita atas dasar harga berlaku tercatat sekitar 4,8 juta rupiah. Tahun 1999 PDB perkapita naik menjadi 5,4 juta dan terus berlangsung hingga mencapai sekitar 10,6 juta rupiah tahun 2004.

(10)

Dari uraian diatas, dapat disipulkan bahwa faktor penentu pertumbuhan ekonomi yaitu:

(1) Faktor internal terdiri dari faktor ekonomi (pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio utang LN terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha) dan non ekonomi (politik, social dan keamanan).

(2) Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia.

B. Perubahan Struktur Ekonomi

Pembangunan ekonomi jangka panjang (PDB/PN) akan merubah struktur ekonomi dari ekonomi tradisional (pertanian) menuju ekonomi modern (non-primer/industri) terutama industri manufaktur dengan increasing return to scale, yaitu relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas.

Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi/transformasi struktural merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam permintaan, penawaran dan perdagangan LN untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

1. Teori Perubahan Struktur Ekonomi

a. Teori Arthur Lewis (Teori migrasi)

Teori ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama) dan perkotaan (perekonomian modern dengan industri sebagai sektor utama).

Di pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, sehingga kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang subsisten, sehingga produk marjinalnya yang bernilai nol dengan upah yang rendah. Produk marjinal = 0 berarti fungsi produksi sektor pertanian telah optimal. Dan jika jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun. Dalam kondisi seperti ini, mengurangi jumlah TK yang terlalu banyak dibandingkan tanah dan kapital tidak merubah jumlah

(11)

Diperkotaan, sektor industri kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan nilai produk marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik optimal, sehingga upahnya juga tinggi.

Perbedaan upah ini menyebabkan migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK meningkat dan akhirnya pendapatan Negara meningkat. Pendapatan yang meningkat akan meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang perekonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk industri dan jasa meningkat yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk non pertanian.

b. Teori Hollis Chenery (Teori Pola Pembangunan)

Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di Negara Berkembang yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

Penelitian Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah:  pola konsumsi makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa,  akumulasi modal secara fisik dan SDM,

 perkembangan kota dan industri

 penurunan laju pertumbuhan penduduk  ukuran keluarga yang kecil

 sektor ekonomi didominasi oleh sektor non primer terutama industri.

Chenery menyatakan bahwa proses transformasi struktural dapat dipercepat jika pergeseran pola permintaan domestic kearah produk manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.

Y

i

= Di + (X

i

-M

i

) +

Y ij

Dimana Yi= output bruto industri manufaktur Di= permintaan domestik untuk konsumsi X-M = perdagangan netto (ekspor-impor)

(12)

Kenaikan produksi sektor manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor:  Kenaikan permintaan domestik

 Peningkatan ekspor  Substitusi impor  Perubahan teknologi

Kelompok Negara Berkembang mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara:

(1) Kondisi dan struktur awal ekonomi DN (memiliki industri dasar atau tidak) (2) Besar pasar DN (tergantung pada pertumbuhan penduduk)

(3) Pola distribusi pendapatan (merata atau tidak)

(4) Karakteristik industrialisasi (strategi pembangunan industri apakah ada industri yang diunggulkan)

(5) Keberadaan SDA (keberadaan kualitas dan kuantitas SDA)

(6) Kebijakan perdagangan LN (kebijakan tertutup/protektif indystri DN atau terbuka/promosi ekspor).

2. Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia

(13)

Distribusi PDB atas Harga Berlaku menurut Sektor, 2003-2010 (%) produksi di sektor pertanian berkurang setiap tahun. Penurunan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan output di sektor pertanian relatif lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan output di sektor industri. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik Laju Pertumbuhan Output Pertanian dan Industri, 2003 - 2006 berikut.

2003 2004 2005 2006

(14)

rumah atau barang-barang elektronik dari pada menambah pembelian beras, daging, atau sayuran.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain :

(1) Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan

(2) Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi

(3) Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya

(4) Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan

(5) Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi

(6) Semangat masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus

(7) Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah (8) Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor

Sumber :

Gambar

grafik Laju Pertumbuhan Output Pertanian dan Industri, 2003 - 2006 berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan tentang prediksi atau peramalan curah hujan Kabupaten Gunung Kidul

processor pada i7 proses yang lebih cepat waktu kinerjanya adalah yang menggunakan single processor [13] ... Maka dari itu tujuan percobaan real-time rendering and compression

Dan juga berdasarkan dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin kecil nilai derajat kemiringan yang ada pada sensor maka semakin jauh jarak

Kelaianan kelainan bawaan pada uterus dan kedua tuba adalah kelainan yang timbul pada pertumbuhan duktus muller berupa tidak terbentuknya satu atau kedua

Dan untuk melihat pengaruh dari relaksasi otot progresif terhadap stres akademik siswa dilihat dari nilai rata-rata ( mean ) pada kelompok eksperimen dan

Combobox kode barang berfungsi untuk menginputkan kode barang, textbox nama barang berfungsi untuk menginputkan nama barang, combobox tahun berfungsi untuk menginputkan

Masalah tersebut berpengaruh terhadap penentuan beberapa kuantitas yang akan dibeli dalam periode akuntansi tertentu, beberapa jumlah atau kuantitas yang akan

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDON DAEREAH NUSA TENGGARA BARAT. RESORT LOMBOK BARAT