• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMU"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PELATIHAN

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN

KONTEN JARDIKNAS

PEMANFAATAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI (TIK)

DALAM PEMBELAJARAN

Penulis:

(2)

2009

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ……….. 3

Kegiatan Belajar 1 : PEMAHAMAN TENTANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) …...…. 5

1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) …… 5

2. Jenis-jenis Perangkat TIK ... 10

3. Potensi TIK ... 13

4. Fungsi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran ... 18

5. Dampak dari Kemajuan TIK daalm Pendidikan/ Pembelajaran ... 21

RANGKUMAN ... 27

TUGAS ... 27

Kegiatan Belajar 2: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN ... 28

1. Pengantar ... 28

2. Pertimbangan dlm Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran ... 29

3. Faktor Penyebab Belum Memanfaatkan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran ...…. 30

4. Langkah-langkah/Prosedur Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran …... 37

a. Umum ... 37

b. Khusus ... 38

5. Model-model Pemanfaatan TIK untuk Kegiatan Pembelajaran ... 41

RANGKUMAN ... 43

TUGAS ... 43

PENUTUP ... 44

KEPUSTAKAAN ... 46

TES AKHIR MODUL ... 48

(3)
(4)

PENDAHULUAN

Modul pelatihan ini berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran”. Yang menjadi fokus pembahasan adalah mengenai pemanfaatan potensi TIK untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran. Materi pokok yang disajikan di dalam modul ini adalah (1) pemahaman tentang TIK, (2) komponen TIK, (3) potensi TIK dalam pendidikan/pembelajaran, (4) fungsi TIK dalam pendidikan/pembelajaran, (5) dampak kemajuan TIK terhadap pendidikan/pembelajaran, dan (6) prinsip-prinsip pemanfaatan TIK. Dengan mempelajari modul ini diharapkan para peserta pelatihan memiliki pemahaman yang sama mengenai TIK dan termotivasi untuk memanfaatkan TIK secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah selesai mempelajari materi yang disajikan di dalam modul ini diharapkan peserta pelatihan dapat: (1) menjelaskan pengertian TIK, (2) menyebutkan komponen-komponen TIK, (3) menjelaskan potensi TIK, (4) fungsi TIK dalam pendidikan/pembelajaran, (5) dampak kemajuan TIK terhadap pendidikan/ pembelajaran dan (6) menjelaskan prinsip-prinsip pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Manfaat yang diiperoleh peserta pelatihan setelah selesai mempelajari modul ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah pengetahuan dan kemampuan untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, pokok-pokok materi yang akan dibahas di dalam modul ini dibagi ke dalam 2 Kegiatan Belajar, yaitu (1) Pemahaman tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan (2) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Kegiatan Pembelajaran. Modul ini direncanakan dapat dipelajari peserta pelatihan sebelum dimulai kegiatan pembelajaran tatap muka sehingga waktu yang tersedia untuk tatap muka dapat dioptimalkan pemanfaatannya mendiskusikan materi pelajaran yang belum dipahami atau untuk mendapatkan penjelasan tambahan. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 2 x 45 menit. Oleh karena itu, peserta pelatihan diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan belajar tatap muka.

(5)

pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2. Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini dikerjakan oleh peserta. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan peserta akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah mengetahui bagian-bagian materi tertentu yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami.

Peserta pelatihan akan mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan belajar tatap muka. Selama kegiatan belajar tatap muka, nara sumber pelatihan akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok. Terbuka kemungkinan bagi peserta pelatihan untuk membentuk kelompok dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.

Apabila dibentuk kelompok, hendaknya ada arahan yang jelas dari nara sumber untuk digunakan peserta pelatihan sebagai pedoman dalam melakukan diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, nara sumber memfasilitasi peserta agar dapat dirumuskan kesimpulan secara bersama-sama.

Untuk menunjang pelaksanaan kelancaran kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang dibutuhkan adalah LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulisnya.

(6)

KEGIATAN BELAJAR 1

PEMAHAMAN TENTANG

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

URAIAN MATERI

1.

Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.

Di lingkungan pendidikan atau pembelajaran, apabila ada topik pembicaraan mengenai TIK, ternyata masih ada sebagian guru yang pemahamannya langsung mengarah atau terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian ini mengakibatkan bervariasinya sikap para guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Ada sebagian guru yang secara spontan mengemukakan bahwa belum saatnya dilakukan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian pendapat ini disertai dengan sejumlah argumentasi pembenaran terhadap pendapat atau sikap mereka. Tetapi ada juga sebagian guru yang mengatakan bahwa pada dasarnya sebagian guru sudah mulai memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan pendapat atau sikap guru ini dapat saja diakibatkan oleh berbedanya pemahaman mereka mengenai TIK itu sendiri.

(7)

Pengertian saya mengenai TIK adalah sebagai berikut:

... ... ... ... ... ...

Kalau sudah selesai merumuskan pendapat ANDA mengenai TIK pada kolom tersebut di atas, berarti setidak-tidaknya ANDA telah mengerti apa yang dimaksudkan dengan TIK, terlepas dari rumusan ANDA tersebut apakah sudah lengkap/sempurna atau belum. Nah, sekarang cobalah bandingkan pendapat yang telah ANDA rumuskan sendiri dengan mempelajari uraian berikut ini.

Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat. Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik (http://www.bergen.org/technology/defin.html).

Yang menjadi esensi dari rumusan di atas adalah bahwa teknologi itu pada dasarnya

merupakan pengetahuan yang menjawab pertanyaan tentang bagaimana (“know how”).

Dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan atau tugas dapat dilaksanakan secara efisien.Salah satu contoh aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah seorang guru yang telah melaksanakan pembaharuan terhadap “know how” dalam membelajarkan para siswanya sehingga terjadi efisiensi. Berikut ini disajikan contoh tentang penerapan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.

(8)

telah tumbuh dan berkembang di kalangan para siswanya, berarti sang guru telah berhasil menerapkan teknologi dalam kegiatan pembelajarannya. Atau, sang guru telah melakukan suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran.

Seorang guru berinisiatif melakukan pembaharuan di bidang metode pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar para siswanya. Dalam kaitan ini, guru dapat saja mempersiapkan beberapa kasus misalnya untuk didiskusikan para siswa secara berkelompok. Para siswa digugah untuk mencari berbagai sumber atau referensi yang akan dijadikan sebagai acuan proposisi yang akan dikemukakan dalam diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok berakhir, maka kepada setiap kelompok diberikan waktu untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya di depan semua siswa untuk mendapatkan tanggapan, pendapat, atau sanggahan. Pada akhirnya, guru menyampaikan hal-hal penting sebagai inti dari kegiatan pembelajaran.

Dalam konteks tersebut di atas, guru tidak lagi harus sepenuhnya berceramah selama jam pelajaran yang berlangsung. Tetapi guru lebih cenderung berfungsi sebagai fasilitator yang memfasilitasi terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Para siswa juga dikondisikan untuk berlatih mencari/menggali sendiri berbagai informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dibahas atau didiskusikan. Di samping itu, para siswa juga dikondisikan untuk berlatih mengemukakan pendapatnya terhadap suatu kasus atau pemikiran yang disampaikan guru. Dalam kegiatan pembelajaran yang demikian ini, sang guru telah berinisiatif untuk melakukan pembaharuan khususnya di bidang metode pembelajaran.

Pemahaman lain mengenai teknologi dalam konteks pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa (Karsenti, 2005). Teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005).

(9)

teknologi (dalam hal ini adalah media kaset audio interaktif), terjadilah efisiensi dalam arti guru masih mempunyai waktu yang tersisa dari yang disediakan. Waktu yang tersisa ini merupakan nilai tambah yang dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi. Dalam kaitan ini, guru dapat menggunakan waktu yang tersisa untuk membimbing para siswanya mengerjakan soal-soal latihan atau untuk berdiskusi sehingga pada akhirnya akan memberikan implikasi pada peningkatan hasil prestasi belajar para siswa.

Contoh berikutnya adalah mengenai pengelola lembaga pendidikan sekolah yang dengan antusiasnya ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa sekolah yang dikelolanya telah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan pengadaan perangkat komputer. Pada masa penerimaan siswa baru, dipromosikanlah bahwa sekolahnya telah memanfaatkan TIK. Keadaan yang demikian tentu menimbulkan konsekuensi, yaitu meningkatnya biaya pembangunan dan uang sekolah bagi para siswa baru.

Apabila dilihat dari upaya yang telah dilakukan oleh pengelola sekolah tersebut di atas, maka seolah-olah TIK itu hanyalah yang berupa komputer. Kalau sekolah sudah melakukan pengadaan fasilitas komputer dan disediakan untuk dimanfaatkan oleh para siswa berarti dalam pemahaman mereka, sekolah telah memanfaatkan TIK. Lebih-lebih lagi apabila sekolah telah memanfaatkan internet. Dalam kaitan ini, dapatkah disimpulkan bahwa sekolah telah memanfaatkan TIK yang sekalipun dalam hal ini hanya berupa komputer dan internet? Cobalah kemukakan pendapat dan alasan ANDA pada kolom di bawah ini!

Jawaban saya adalah bahwa sekolah sudah dapat dikatakan telah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Alasan saya adalah sebagai berikut:

(10)

atau

Jawaban saya adalah bahwa sekolah belum dapat dikatakan telah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Alasan saya adalah sebagai berikut:

... ... ... ...

Tampaknya pemikiran pengelola pendidikan sekolah seperti tersebut di atas yang cenderung banyak dianut oleh masyarakat kebanyakan. Pemikiran pengelola pendidikan sekolah yang demikian ini memang tidaklah sepenuhnya salah dan juga belum sepenuhnya benar. Mengapa? Tidak sepenuhnya salah karena sebagian para ahli berpendapat bahwa TIK merupakan teknologi yang dibutuhkan untuk memproses informasi; terutama penggunaan komputer elektronik dan piranti lunak komputer yang ditujukan untuk mengolah, menyimpan, melindungi, mentransmisikan, dan mencari informasi dari mana saja dan kapan saja. Tetapi, belum sepenuhnya juga dikatakan benar karena teknologi informasi dan komunikasi itu tidaklah terbatas hanya sekedar perangkat komputer, tetapi juga mencakup rentangan dari yang paling sederhana (misalnya: telepon, radio, kaset audio/video, OHP sampai dengan yang paling mutakhir (http://www.answers.com/topic/information-technology).

Berbicara pemahaman mengenai istilah apapun termasuk mengenai TIK, seseorang dan mungkin juga ANDA akan spontan terusik untuk bertanya. Pertanyaannya kemungkinan saja adalah ”Apa sih yang dimaksudkan dengan TIK itu?”. Nah, dalam kaitan ini (pemahaman yang bersifat teoritis), Kementerian Negara Riset dan Teknologi memberikan rumusan pengertian mengenai TIK sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lebih jauh dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.

(11)

yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). Apabila dihadapkan dengan beberapa contoh yang telah dikemukakan, maka pemahaman mengenai TIK tidak lagi hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV.

Sampai sejauh ini diharapkan sudah semakin jelas pemahaman ANDA mengenai TIK. Oleh karena itu, seandainya ANDA mendengarkan istilah TIK, maka diharapkan bahwa pemahaman ANDA tidak lagi langsung hanya terbatas atau fokus pada perkembangan yang terkini yaitu komputer dan internet. Artinya, apabila ANDA sebagai guru atau instruktur telah menerapkan pemanfaatan OHT (jenis TIK yang sudah mulai ditinggalkan) dalam kegiatan pembelajaran sehingga lebih efektif atau efisien, maka ANDA dapatlah dikatakan telah ber-TIK ria. Namun pembahasan mengenai TIK di dalam modul ini hanya akan difokuskan pada komputer dan internet.

2. Jenis-jenis Perangkat TIK

Setelah membicarakan perubahan paradigma di bidang pendidikan/pembelajaran, maka pembahasan berikutnya adalah mengenai jenis-jenis perangkat TIK. Dalam kaitan ini, cobalah ANDA tuliskan pada kolom berikut ini jenis-jenis TIK menurut pendapat ANDA. Tentunya ANDA masih ingat bukan mengenai jenis-jenis perangkat TIK sewaktu mempelajari materi pelajaran yang telah dibahas pada bagian sebelumnya? Oleh karena itu, cobalah ingat kembali dan tuliskan! Tidak perlu merasa ragu dalam memberikan jawaban. Seandainya ada jawaban yang belum benar, berarti ANDA telah belajar mengenai jawaban yang benar.

Menurut saya, jenis-jenis perangkat TIK adalah:

... ...

... ...

(12)

Bagaimana? Tidak terlalu sulit bukan? Mungkin saja beberapa di antara jawaban ANDA adalah komputer (PC), laptop, printer, LCD projector, internet, intranet, dan lain-lain. Baguslah. Jawaban ANDA masih dapat dilengkapi dengan jenis perangkat TIK lainnya, yaitu televisi, radio, dan handphone seperti yang disajikan berikut ini. Untuk lebih memantapkan pemahaman ANDA mengenai jenis-jenis perangkat TIK ini, cobalah jelaskan fungsi masing-masing perangkat TIK yang disajikan di bawah ini.

Jenis-jenis Perangkat TIK

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa TIK selalu terdiri dari hardware

dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah adalah terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system

(OS), aplikasi, ataupun konten. Nah sekarang, cobalah sebutkan contoh-contoh

software OS, aplikasi, dan konten dengan cara melengkapi soal latihan berikut ini.

Contoh OS antara lain adalah ... ... Contoh software aplikasi antara lain adalah ... ... Contoh konten, antara lain adalah ... ...

Internet

Radio

Telepon

Televisi

Printer

LCD

projector

Intranet

PC

(13)

Satu hal yang tampaknya sering terjadi sewaktu membeli satu unit komputer (PC) atau laptop adalah kesalahan persepsi, yaitu anggapan bahwa PC atau laptop tersebut telah lengkap dan siap digunakan. Padahal kenyataannya, PC atau laptop tidak dapat digunakan tanpa adanya OS dan aplikasi di dalamnya. Sedangkan OS dan aplikasi adalah software yang harus dibayar lagi. Dalam kaitan ini, sebagai warga negara yang baik yang menghargai hak cipta (intellectual property rights), maka ANDA sebaiknya menggunakan OS dan aplikasi yang orisinal. Beberapa provider menyediakan software

yang dapat diakses/diperoleh secara gratis (cuma-cuma) melalui internet (open source).

Selanjutnya, pada bagian berikut ini, cobalah kemukakan pendapat ANDA mengapa kita harus menghargai hak cipta dengan cara menggunakan OS dan aplikasi yang orisinal. Masing-masing kita didorong agar menghindarkan diri untuk menggunakan software OS dan berbagai aplikasi lainnya hasil bajakan.

Kita harus menghargai hak cipta karena:

... ... ... ... ... ...

Sebutkan pula pengertian software open source dan software propriety

(14)

3. Potensi TIK

TIK dikatakan dapat memberikan suatu solusi praktis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan (http://www.unicttaskforce.org/). Dalam kaitan ini, keberhasilan untuk memecahkan masalah pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh guru yang melaksanakan pemanfaatan TIK itu sendiri. Para peneliti telah menyadari bahwa TIK tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas tunggal, dan prestasi belajar siswa tidak semata-mata hanya ditentukan oleh sebaik apapun para siswa mencapai hasil tes standar tetapi ditentukan juga oleh kemampuan siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis, berpikir analitis, membuat inferensi, dan pemecahan masalah).

Mempertimbangkan dampak dari TIK jenis apapun menuntut suatu pemahaman tentang bagaimana TIK itu dimanfaatkan di dalam kelas dan untuk mencapai tujuan pembelajaran apa (perlu ditetapkan oleh para guru yang memanfaatkannya) di samping pengetahuan tentang jenis penilaian yang akan digunakan untuk menilai peningkatan prestasi belajar siswa, dan kesadaran tentang hakekat perubahan yang kompleks di lingkungan sekolah. (http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/methods/ technlgy/ te800.htm). Namun demikian, ada permasalahan atau pertanyaan yang sangat mendasar yang perlu mendapat pengkajian yaitu “Apakah peralatan komputer dan fasilitas internet (bagian dari fasilitas TIK) yang diadakan sekolah atau yang diterima sekolah telah dirancang sedemikian rupa sehingga potensinya menunjang kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa?”.

Pada umumnya, pengalaman menunjukkan bahwa semangat untuk melakukan pembangunan termasuk pengadaan peralatan selalu menggebu-gebu. Tetapi, setelah pembangunan selesai atau perangkat fasilitas/peralatan telah tersedia, masalah yang cenderung terjadi adalah bahwa bangunan yang telah jadi atau peralatan yang telah tersedia lebih banyak menganggurnya (idle). Keadaan yang demikian ini dapat juga terjadi di lingkungan sekolah. Sebagai contoh adalah pengadaan perangkat fasilitas/peralatan TIK, baik yang diadakan sendiri oleh sekolah maupun yang diterima sekolah sebagai hasil pengadaan pihak lain. Di beberapa sekolah, perangkat fasilitas/peralatan yang ada belum atau tidak pernah digunakan sekolah atau baru dipakai sudah rusak.Mengapa?

(15)

optimal bagi kepentingan kegiatan pembelajaran, (b) para guru juga tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang pengembangan bahan-bahan belajar yang dapat disajikan melalui fasilitas/ peralatan TIK yang telah diadakan sekolah, (c) para guru tidak mendapatkan appresiasi atas usaha atau kerja ekstra yang telah mereka lakukan dalam mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas/ peralatan TIK yang tersedia di sekolah, dan (d) kurangnya perhatian untuk melakukan perawatan atau pemeliharaan fasilitas/peralatan TIK yang telah dimiliki sekolah (enerjik dalam membangun/ mengadakan tetapi lemah dalam melakukan perawatan/pemeliharaan).

Tidaklah mengherankan apabila di beberapa sekolah ditemukan adanya perangkat fasilitas/peralatan yang sudah menjadi “besi tua”. Atau, ada juga sekolah yang tidak tahu harus berbuat apa terhadap seperangkat fasilitas/peralatan TIK yang telah mereka terima. Alhasil, pimpinan sekolah tidak berani memanfaatkannya. Mengapa? Karena unsur ketidaktahuan pimpinan sekolah (tidak ada pelatihan bagi mereka tentang cara-cara pemanfaatan dan pemeliharaan peralatan), di samping adanya kekhawatiran akan terjadinya kerusakan apabila dicoba-coba untuk memanfaatkannya. Kalau terjadi kerusakan akan fasilitas/peralatan TIK yang diterima, rasa takut membayang-bayangi mereka. Mereka belum atau tidak tahu harus membawa kemana untuk memperbaiki fasilitas/peralatan TIK tersebut dan dari mana biaya untuk memperbaikinya. Akhirnya, yang terjadi adalah bahwa perangkat fasilitas/ peralatan TIK itu tetap tersimpan dengan baik.

(16)

Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain yang dapat: a. membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem

peredaran darah;

b. membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub selatan;

c. menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur;

d. menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme;

e. mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau time-lapse photograhy;

f. memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya;

g. memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa;

h. membangkitkan motivasi belajar siswa;

i. menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau

j. menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja).

TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran berdasarkan referensi penelitian yang dirujuk Ade Kusnandar. Potensi TIK yang dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut:

a. 10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks). b. 20% informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara). c. 30% informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto).

d. 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi). e. 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara.

f. 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif).

(17)

Potensi TIK dalam kegiatan pembelajaran menurut saya adalah:

………....……….. ………

………....……….. ………

………....……….. ………

………....……….. ………

dst.

Bagaimana jawaban ANDA? Tidak perlu berkecil hati apabila ANDA hanya mampu merumuskan beberapa saja di antaranya. Apabila sudah selesai ANDA kerjakan, cobalah bandingkan jawaban ANDA dengan jawaban yang disediakan di bawah ini. Melalui kegiatan membandingkan ini diharapkan pemahaman dan wawasan ANDA mengenai potensi TIK akan semakin luas dan mantap.

(18)

Daftar Potensi TIK untuk Pendidikan/Pembelajaran

Memperluas kesempatan belajar Meningkatkan efisiensi Meningkatkan kualitas belajar Memfasilitasi pembentukan keterampilan Mendorong belajar sepanjang hayat/berkelanjutan Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen

Mengurangi kesenjangan digital

Multi-sensory delivery visual, audio, kinestetik Belajar secara aktif: interaktif, menarik minat (stimulating)

Eksplorasi aktif

Belajar kooperatif (cooperative learning) Individualisasi

Belajar mandiri (independent learning)

(19)

4. Fungsi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran

Dalam blue print TIK untuk pendidikan, fungsi-fungsi TIK digambar sebagai sebuah bangunan gedung. Terdiri dari pondasi, tiang, dan atap, sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan gambar tersebut di atas, cobalah tuliskan fungsi-fungsi apa sajakah dari TIK yang sudah berjalan atau diterapkan di sekolah ANDA. Selain itu, tuliskan juga fungsi-fungsi TIK yang belum berjalan di sekolah ANDA dan faktor-faktor penyebabnya.

Fungsi-fungsi TIK yang TELAH berjalan di sekolah saya:

... ... ... ... ... ... KONTEN DAN KURIKULUM PROSES BELAJAR MENGAJAR FASILITAS DAN SARANA PRASARANA SUMBER DAYA MANUSIA

INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR PENDIDIKAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN

ADMINISTRASI LEMBAGA PENDIDIKAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN FILOSOFI PENDIDIKAN IDEOLOGI

POLITIK

EKONOMI SOSIAL

BUDAYA

HANKAM

PERANAN TIK DI SEKOLAH MODEREN

PERANAN TIK DI SEKOLAH MODEREN

INDONESIA

INDONESIA

VISI – MISI – TUJUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

ICT SEBAGAI ICT SEBAGAI FASILITAS FASILITAS PENDIDIKAN PENDIDIKAN ICT SEBAGAI ICT SEBAGAI STANDAR STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI ICT SEBAGAI ICT SEBAGAI ALAT BANTU ALAT BANTU PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN ICT SEBAGAI ICT SEBAGAI GUDANG ILMU GUDANG ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN

ICT SEBAGAI PENUNJANG ADMINISTRASI ICT SEBAGAI PENUNJANG ADMINISTRASI

PENDIDIKAN PENDIDIKAN

ICT SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN ICT SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN

SEKOLAH SEKOLAH

ICT SEBAGAI INFRASTRUKTUR ICT SEBAGAI INFRASTRUKTUR

PENDIDIKAN PENDIDIKAN

1 2 3 4

5 6 7 WAHAN A TRANSF ORMASI PENDIDI KAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

(20)

Fungsi-fungsi TIK yang BELUM berjalan di sekolah saya:

... ...

... ...

... ...

... ...

... ...

Alasan sebagian fungsi TIK belum berjalan di sekolah saya:

... ...

... ...

... ...

... ...

... ...

Selanjutnya, cobalah bandingkan apa yang telah ANDA tuliskan dengan berbagai informasi yang tampak pada Blue Print TIK berikut ini.

(21)

Kedua, fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa. Referensi Ilmu Pengetahu-an Terkini INTERNET BASED CONTENT Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE MANAGEMEN T Jaringan Pakar Beragam Bidang Ilmu COMMUNITY OF INTEREST NETWORK Jaringan antar Institusi Pendidikan EDUCATION INSTITUTION NETWORK Wahana Pengembangan Kurikulum CURRICULUM DEVELOPMENT INFORMATION SYSTEM Komunitas Perbandingan Standar Kompetensi INTERNATIONAL BENCHMARKIN G AND STANDARD

A B C D

F G Pusat Pengembangan Materi Ajar COURSE AND CONTENT RESOURCE DEVELOPMENT E Belajar Mandiri SELF LEARNING Latihan Soal COURSE Media Illustrasi MULTIMEDIA LEARNING Buku Interaktif INTERACTIVE STORY BOOK Alat Bantu Guru

Alat Bantu Siswa

Alat Uji Siswa

STUDENT EVALUATION SYSTEM Sumber Referensi Ajar KNOWLEDGE SOURCE Simulasi Kasus CASE SIMULATION SYSTEM Evaluasi Kinerja Siswa STUDENT EVALUATION PERFORMANC E Alat Peraga Visual MULTIMEDIA VISUAL SYSTEM Animasi Peristiwa EVENT ANIMATION Komunikasi Antar Guru INTER TEACHER COMMUNICATION Alat Bantu Interaksi Guru-Siswa Kolaborasi Kelompok Studi WORKGROUP SYSTEM Manajemen Kelas Terpadu INTEGRATED COURSE MNGT. SYSTEM Komunikasi Guru-Siswa TEACHER-STUDENT COMMUNICATI ON SYSTEM

A B C

D

E

F G H

I J

K L

(22)

Ketiga, fungsi TIK sebagai fasilitas pendidikan di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik, dll.

5. Dampak dari Kemajuan TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran

Sebagai contoh misalnya tentang potret sebuah sekolah yang telah dilengkapi dengan peralatan/ fasilitas penyajian media. Para gurunya juga telah dilatih tentang cara-cara merancang dan mengembangkan materi pelajaran ke dalam media tertentu, seperti media overhead transparancy (OHT) serta cara-cara menyajikannya di kelas. Selanjutnya, sang guru melakukan pemanfaatan media pembelajaran OHT dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Dalam konteks kegiatan pembelajaran yang demikian ini, seorang guru dapat menghemat sebagian dari waktu (lebih efisien) yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran di samping menghemat energi dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswanya.

Waktu yang dihemat ini dapat digunakan guru untuk memberikan bimbingan kepada para siswa, misalnya dalam mengerjakan soal-soal latihan dan diskusi. Namun sebagai konsekuensinya, para guru dituntut kesediaannya menggunakan sebagian waktu tidak mengajarnya untuk merancang dan mengembangkan materi pelajaran ke dalam media OHT. Manakala guru telah mengelola kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan jenis TIK tertentu, seperti media OHT, maka setidak-tidaknya guru telah memperlihatkan bahwa dirinya sudah mulai memahami makna dan pentingnya pemanfaatan TIK dalam

Alat Ajar Multi-Intelijensia MULTIPLE INTELLIGEN T LEARNING DEVICES Pojok Internet INTERNET CORNER Perpustakaan Elektronik ONLINE LIBRARY Kelas Virtual VIRTUAL CLASS Aplikasi Multimedia MULTIMEDIA APPLICATIO N Papan Elektronik Sekolah SCHOOL BULLETIIN BOARD Kelas Jarak Jauh VIDEO CONFERENCIN G Kelas Teater Multimedia MULTIMEDIA THEATRE Komunikasi Kolaborasi Kooperasi SCHOOL INTRANET

G

H

A

B

C

D

E

F

(23)

kegiatan pembelajaran. Tidak hanya sekedar memahami tetapi guru juga telah mulai menerapkan pemanfaatan TIK dalam membelajarkan para siswanya.

Dari beberapa sampel potret kegiatan pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, ada makna penting yang dapat ditarik, yaitu: (1) guru lebih efisien dalam mengelola kegiatan pembelajaran, (2) siswa lebih aktif belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian/ceramah dan mencatat catatan dari guru saja tetapi para siswa juga memanfaatkan sumber belajar lain, mengerjakan soal-soal latihan, berdiskusi dengan guru sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, dan (3) prestasi belajar siswa memperlihatkan kecenderungan meningkat.

Selanjutnya, TIK telah menjadi simbol gelombang perubahan. Bagaimana kita menghadapi perubahan ini? Kalau TIK itu diibaratkan sebagai arus badai, maka sekurang-kurangnya ada tiga sikap dalam menghadapinya. Pilihan pertama, membangun dinding yang kokoh agar tidak terkena badai tersebut. Pilihan kedua, berdiam diri dan membiarkan diri kita terbawa arus. Pilihan ketiga, memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi. Pilihan manakah yang akan kita ambil? Sekalipun jawaban terhadap pertanyaan ini tergantung kepada diri kita masing-masing, tentunya kita sepakat bahwa pilhan terbaik adalah memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi.

Perubahan (kemajuan TIK) ini melanda semua aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan/ pembelajaran. Pendapat Rosenberg (2001) sebagaimana dikutip oleh M. Surya mengemukakan bahwa pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran adalah: (a) dari pelatihan ke penampilan, (b) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (c) dari kertas ke “online” atau saluran, (d) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (e) dari waktu siklus ke waktu nyata. Ruang belajar atau ruang kelas, misalnya, mempunyai pengertian yang sangat berbeda dewasa ini.

(24)

tahu bahwa guru itu dahulu merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Bagaimana perkembangan paradigma mengenai guru akhir-akhir ini? Guru bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya tetapi telah bergeser menjadi salah satu sumber belajar karena masih banyak lagi sumber belajar lain.

a. Perubahan Paradigma pada Guru

Tampaklah telah terjadi pergeseran paradigma mengenai guru, yaitu yang semula merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswanya, menjadi salah satu sumber belajar bagi para siswanya. Nah sekarang, cobalah lengkapi pernyataan yang belum lengkap berikut ini. Sebagai guru atau instruktur, tentunya ANDA dapat dengan mudah melengkapi beberapa pernyataan berikut ini karena kegiatan pembelajaran merupakan lingkungan yang sehari-harinya ANDA terlibat di dalamnya.

Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar,

sekarang ……… Dahulu guru dianggap paling dan serba tahu,

sekarang ……… Dahulu guru dianggap sebagai yang harus digugu dan ditiru,

sekarang ……… Dahulu kegiatan belajar mengajar berpusat kepada guru,

Sekarang ……… Dahulu metode mengajar guru cendrung monoton,

Sekarang ……… Dahulu guru cenderung tidak mengembangkan materi ajar,

Sekarang ………

(25)

b. Perubahan Paradigma pada Kurikulum

Sekarang, mari kita lihat perubahan paradigma tentang kurikulum. Kurikulum pada masa lalu sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah dan guru hanya tinggal mengimplementasikannya. Perubahan yang terjadi dewasa ini adalah bahwa penentuan kurikulum telah bergeser, tidak lagi sepenuhnya di tangan pemerintah. Justru, masing-masing satuan pendidikan diberi otonomi untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Sedangkan peran pemerintah telah berkurang yaitu hanya menetapkan standar kompetensi. Perubahan ini akan terus berlanjut. Sekolah masa depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing. Orang tua murid akan memilih sekolah yang cocok untuk tempat pendidikan anaknya sesuai dengan minat dan harapan mereka.

c. Perubahan Paradigma pada Proses Pembelajaran

Proes pembelajaran turut mengalami perubahan. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa “proses pembelajaran yang sebelumnya adalah didominasi oleh aktivitas guru dan siswa cenderung pasif” telah bergeser menjadi “proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif belajar”. Kemudian, apabila sebelumnya, proses pembelajaran adalah berbasis sumber belajar tunggal (single-based learning resources), maka telah berubah menjadi proses pembelajaran yang bebasis aneka sumber belajar (varied-based learning resources). Nah sekarang, cobalah diskusikan dengan sesama teman pelatihan mengenai perubahan paradigma pada komponen lainnya dari proses pembelajaran.

Usahakanlah agar diskusi tersebut di atas dilaksanakan di bawah bimbingan fasilitator. Sebagai peserta pelatihan, hendaknya ANDA dapat seoptimal mungkin memanfaatkan kegiatan diskusi dengan cara memberikan kontribusi pemikiran terhadap masing-masing butir yang ada pada Tabel 1 di bawah ini. Berusahalah untuk dapat mendiskusikan sebanyak mungkin butir-butir yang tercantum pada Tabel 1.

(26)

Tabel 1

Perubahan paradigma pada proses pembelajaran

DARI KE

teacher-centered instruction student-centered instruction

single sense multisensory stimulation

singlepath progression multipath progression

single media Multimedia

isolated work collaborative work

information delivery information exchange

passive learning active/inquiry-based learning

factual thinking critical thinking

knowledge-based decision making informed decision making

reactive response proactive and planned action

isolated authentic

artificial context real-world context

DARI KE

teacher-centered instruction

(Pembelajaran berpusat pada guru)

student-centered instruction (Pembelajaran berpusat pada siswa)

d. Perubahan Paradigma pada Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan tidak terkecuali mengalami perubahan paradigma pada berbagai komponennya. Seiring dengan perkembangan atau kemajuan TIK, maka lembaga pendidikan yang sebelumnya hanya menerapkan moda tunggal (single

mode) dalam menyelenggarakan pendidikan telah mengalami perubahan menjadi

(27)

yang aktif dan berinisiatif, apa yang kemungkinan akan ANDA lakukan mengenai daftar di bawah ini? Tentunya ada beberapa aktivitas yang dapat ANDA lakukan dan salah satu di antaranya adalah mendiskusikan masing-masing butir yang terdapat di dalam daftar dengan teman ANDA sesama peserta pelatihan.

Yakinkan diri ANDA bahwa dengan banyak berdiskusi berarti ANDA semakin terlatih dalam melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang ada. Di sisi lain, ANDA juga akan semakin termotivasi untuk menggali berbagai referensi yang dibutuhkan. ANDA akan terus tertantang untuk meningkatkan akumulasi pengetahuan dan rasa percaya diri akan kemampuan diri sendiri.

DARI KE

studying once a life life-long learning

ivory towers competitive markets

single mode multiple-mode

broad scope institutions

broad scope institutions profiled mode institutionsprofiled mode institutions isolated institutions

isolated institutions cooperating institutionscooperating institutions single-unit curricula

single-unit curricula inter-unit curriculainter-unit curricula

broad basic studies

broad basic studies just-in-time basic studiesjust-in-time basic studies curricula-oriented degrees

curricula-oriented degrees knowledge certificatesknowledge certificates term-oriented learning

term-oriented learning learning on demandlearning on demand linear curricula

linear curricula learning spaceslearning spaces

RANGKUMAN

(28)

pemanfaatan TIK dapat dilakukan secara terintegrasi dan optimal dalam kegiatan pembelajaran, maka dituntut adanya sikap terbuka terhadap gagasan pembaharuan khususnya pemanfaatan TIK dari semua aparat kependidikan terutama Kepala Sekolah, guru, dan tenaga pendukung di semua satuan pendidikan.

TUGAS

Tugas yang perlu ANDA lakukan adalah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hanya mencakup satu topik materi pelajaran yang dapat disajikan selama 2 jam pelajaran. Di dalam RPP yang ANDA susun tersebut haruslah mencerminkan pemanfaatan TIK secara terintegrasi. RPP yang ANDA mulai susun ini akan terus ANDA kembangkan sesuai dengan sajian materi pelatihan yang akan di bahas dengan para nara sumber lainnya. Usahakan agar ANDA benar-benar siap, tidak menyia-nyiakan waktu karena RPP yang ANDA susun tersebut akan final pada saat seluruh materi pelatihan telah selesai disajikan. Selamat bekerja dan berpeganglah pada prinsip bahwa tiada tugas yang tidak selesai.

KEGIATAN BELAJAR 2

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

URAIAN MATERI 1. Pengantar

(29)

pelajaran yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar-2 mencakup (a) pertimbangan dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, (b) langkah/prosedur pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, (c) model-model pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.

Strategi mempelajari materi pelajaran yang terdapat pada Kegiatan Belajar-1 tidak berbeda halnya dengan mempelajari materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2, yaitu dimulai dengan mempelajari materi pelajaran yang dibahas pada bagian pertama, “pertimbangan dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran”. Manakala telah memahami atau menguasai materi pelajaran bagian pertama ini, barulah ANDA disarankan untuk mempelajari materi pelajaran yang diuraikan pada bagian kedua

“langkah/ prosedur pemanfaatan TIK untuk pembelajaran”. Setelah ANDA berhasil memahami materi pelajaran yang disajikan pada bagian kedua, barulah ANDA diperkenankan untuk mempelajari bagian ketiga, yaitu tentang “model-model pemanfaatan TIK untuk pembelajaran”.

Dengan selesainya ANDA mempelajari keseluruhan materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 dan Kegiatan Belajar-2, maka itu berarti bahwa ANDA telah

menyelesaikan materi pelajaran pada Modul Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran. Nah, untuk lebih meyakinkan diri ANDA telah memahami atau menguasai keseluruhan materi pelajaran yang diuraikan di dalam Modul ini, maka kerjakanlah soal-soal yang disajikan pada bagian akhir dari modul ini. Manakala seandainya masih menjumpai soal-soal yang belum dapat dipahami, maka ANDA disarankan untuk mencatat dan kemudian membawanya untuk didiskusikan pada kegiatan belajar tatap muka dengan nara sumber.

Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

2.

Pertimbangan dalam Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran
(30)

memberikan solusi terhadap masalah atau keterbatasan yang ada. Upaya ini tentunya di samping menyita tenaga, tentunya juga membutuhkan waktu. Apakah ANDA juga terusik untuk mengkaji peluang memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu alternatif solusinya? Jika YA, tentunya ANDA berupaya untuk mendapatkan informasi mengenai potensi atau kontribusi TIK dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, ANDA juga akan tergugah untuk mempelajari cara-cara mengoperasikan, mengembangkan bahan-bahan belajarnya, dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah cara-cara merawat/memeliharanya.

Pertimbangan lain adalah adanya informasi tentang keberhasilan berbagai lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas belajar hasil lulusannya melalui pemanfaatan TIK. Bukti keberhasilan ini dapat menjadi salah satu pertimbangan yang menggerakkan atau memotivasi Kepala Sekolah dan guru untuk mencoba menerapkan pemanfaatan TIK bagi kepentingan pembelajaran yang dikelolanya. Artinya ada dulu bukti nyata tentang keberhasilan pemanfaatan TIK atau nilai tambah terhadap hasil belajar siswa/peserta pelatihan (seeing), barulah timbul kepercayaan yang menggerakkan (tumbuh atau berkembang) sikap Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan untuk melakukan penerapan pemanfaatan TIK. Inilah yang disebut pameo atau ungkapan yang mengatakan bahwa “seeing is believing” (melihat dulu, baru percaya dan kemudian termotivasi untuk melakukan).

Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan yang bersikap melihat bukti terlebih dahulu ini masih relatif lebih mudah dimotivasi untuk berperanserta dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Atau bahkan ada kemungkinan juga bahwa di antara Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan yang bersikap demikian ini, telah mempunyai inisiatif sendiri untuk merencanakan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran/pelatihan.

(31)

Tingkat pemahaman mengenai potensi TIK dapat pula menjadi salah satu pertimbangan yang medorong atau memotivasi Kepala Sekolah dan guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Kepala Sekolah dan guru yang telah mempunyai pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan di bidang TIK tentunya akan lebih termotivasi dan lebih siap untuk melakukan penerapan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan Kepala Sekolah dan guru yang tingkat pemahaman yang sangat minim mengenai TIK. Setelah memiliki pemahaman yang baik mengenai potensi TIK, maka pertimbangan lainnya adalah ketersediaan fasilitas dan infrastruktur TIK serta dana operasional yang akan mendukung penerapan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran.

Pada kenyataannya, masih ada sebagian Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan yang masih belum termotivasi untuk menerapkan pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran. Dalam kaitan ini, cobalah ANDA identifikasi apa yang menjadi pertimbangan mengapa sebagian Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan belum termotivasi untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran mereka? Apakah dikarenakan belum adanya: (a) pengetahuan dan keterampilan Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan mengenai TIK, (b) fasilitas dan infrastruktur di bidang TIK di sekolah atau lembaga pelatihan, dan (c) dana operasional untuk memanfaatkan TIK?

3. Faktor Penyebab Belum Memanfaatkan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran

Memang bukan rahasia umum lagi bahwa belum semua Kepala Sekolah dan guru menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tentu banyak faktor penyebabnya. Apakah Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan memang tidak atau belum mengetahui manfaat atau potensi TIK dalam kegiatan pembelajaran? Apakah mereka memang tidak mempunyai kepedulian akan kontribusi potensi TIK terhadap kegiatan pembelajaran? Atau, apakah mereka belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran karena belum ada kesempatan mempelajarinya namun mempunyai motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mempelajari dan memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran?

(32)

instruktur pelatihan dapat belajar dari berbagai kelemahan atau keberhasilan yang dicapai selama masa perintisan/percontohan dan sekaligus juga menumbuhkan rasa percaya diri atau keyakinan untuk menerapkan pemanfaatan TIK.

Keberhasilan penerapan suatu pembaharuan di bidang pendidikan khususnya di tingkat satuan pendidikan atau pelatihan sangatlah ditentukan oleh tingkat pemahaman dan sikap para guru serta dukungan Kepala Sekolah mengenai TIK. Keterbukaan pemikiran di kalangan para guru dan Kepala Sekolah terhadap gagasan pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran merupakan “pintu gerbang” untuk mempercepat kemajuan di bidang pendidikan/pembelajaran. Pembaharuan, apapun jenis dan sekecil apapun kadarnya, jika diperkenalkan kepada para Kepala Sekolah dan guru yang memiliki keterbukaaan pemikiran dan sikap, maka dapatlah dikatakan bahwa pembaharuan akan dilaksanakan dengan penuh komitmen.

Nah sekarang, cobalah identifikasi dan tuliskan pada kolom di bawah ini (pada butir b dan seterusnya) apa saja yang menjadi faktor penyebab sebagian para Kepala Sekolah dan guru belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran! Pengalaman ANDA mengelola kegiatan pembelajaran selama ini akan sangat membantu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab sebagian Kepala Sekolah dan guru belum memanfaatkan TIK. Di samping itu, upayakanlah agar ANDA tidak menilai apakah jawaban yang telah ANDA tuliskan itu benar atau salah. Karena dengan cara yang demikian maka akan terbuka peluang yang lebih besar untuk menggali lebih banyak jawaban. Kemudian, diskusikanlah jawaban yang telah ANDA tuliskan, baik dengan sesama teman maupun dengan nara sumber sewaktu kegiatan belajar tatap muka diselenggarakan.

Menurut pemahaman saya, faktor-faktor penyebab sebagian Kepala Sekolah dan guru masih belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran adalah:

a.

Tingkat keterbukaan pemikiran dan sikap di kalangan para guru dan Kepala Sekolah terhadap gagasan pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran.

b.

………

……….

c.

………
(33)

d.

……… ……….

e.

………

……….

Bagaimana? Apakah ANDA sudah selesai menuliskan faktor-faktor penyebab mengapa sebagian Kepala Sekolah dan guru masih belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran? BAGUSLAH kalau sudah selesai. Setidak-tidaknya ANDA telah berhasil menuliskan 4 (empat) faktor penyebabnya.

Nah, satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa sekalipun para guru yang baru menyelesaikan pendidikannya di lembaga pendidikan guru telah memiliki tingkat pengetahuan/pemahaman tertentu tentang TIK, tetapi berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan mereka tentang “know how” atau kemampuan tekno-pedagogis yang berkaitan dengan cara mengintegrasikan TIK ke dalam kegiatan pembelajaran yang mereka kelola sehari-hari masih relatif rendah (Karsenti, 2005).

Sebagai tambahan wawasan, berikut ini diuraikan beberapa kecenderungan sikap guru dalam pemanfaatan TIK untuk kepentingan pembelajaran (Siahaan, 2005).

a. Tidak mau repot atau merasa puas dengan hasil pekerjaan yang telah dicapai

Guru biasanya cenderung merasa puas dengan hasil pekerjaan yang telah dicapainya melalui cara kerja yang telah diterapkan. Tipe guru yang demikian ini “cenderung tidak mau repot-repot dengan hal-hal yang baru (termasuk pemanfaatan TIK dalam pembelajaran)”. Mengapa? Karena mereka berpikir bahwa dengan cara mengajar yang lama saja, telah memberikan hasil prestasi belajar siswa yang menggembirakan atau bernilai baik. Mengandalkan pengalamannya yang telah berhasil membawa para siswanya mencapai prestasi belajar yang menggembirakan, maka tipe guru yang demikian ini akan cenderung memperlihatkan “sikap yang resistan terhadap setiap gagasan pembaharuan”.

(34)

lama mengajar cenderung berpegang pada prinsip “pengalaman telah membuktikan” sehingga sikapnya reisistan terhadap gagasan baru. Kalaupun sangat terpaksa, guru yang bertipe demikian ini akan melaksanakan pembaharuan sekedarnya saja atau sesuka hatinya.

Sekalipun seandainya, sekolah tetangganya telah membuktikan adanya peningkatan efisiensi dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dan peningkatan hasil prestasi belajar siswa, maka guru bertipe “tidak mau repot-repot dengan sesuatu yang baru” atau “merasa puas dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa” cenderung akan berpegang pada pengalamannya. Atau, sulit untuk dapat menerima atau menelaah manfaat yang dapat dihasilkan melalui penerapan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Sikap yang menghendaki bukti konkrit terlebih dahulu

Sikap guru yang “menghendaki bukti konkrit terlebih dahulu” masih dinilai lebih moderat dalam menyikapi gagasan pembaharuan dibandingkan dengan sikap guru yang “tidak mau repot-repot dengan sesuatu yang baru” atau “merasa puas dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa”. Dalam kaitan ini, perlu dilakukan terlebih dahulu suatu model perintisan pemanfaatan TIK di beberapa sekolah yang guru-gurunya mempunyai keterbukaan terhadap gagasan pembaharuan. Keberhasilan penerapan pemanfaatan TIK di sekolah-sekolah perintisan akan menjadi acuan bagi beberapa sekolah yang ada di sekitarnya.

Guru-guru yang berada di beberapa sekolah di sekitar sekolah perintisan akan tergugah dengan melihat langsung dampak positif dari hasil pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Guru-guru di sekitar sekolah perintisan yang sudah tergugah ini akan lebih mudah diajak untuk turut melaksanakan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

c. Sikap yang sekedar melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan sekolah

(35)

mengetahui bahwa sang guru tidak melaksanakan pemanfaatan TIK secara berkelanjutan dalam kegiatan pembelajarannya.

Pemanfaatan TIK yang diterapkan oleh guru yang bersikap “sekedar melaksanakan tugas dari pimpinan” ini tidak akan membuahkan hasil sekalipun dipahami bersama bahwa TIK dapat memberikan nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh apabila memang TIK itu dimanfaatkan secara tepat (appropriate) dan dengan sungguh-sungguh. Tetapi justru sebaliknya, bukan nilai tambah yang diperoleh apabila sang guru hanya sekedar melaksanakan tugas pimpinan.

d. Sikap yang suka mencoba hal-hal yang baru (responsif)

Seorang guru yang “suka mencoba hal-hal yang baru (responsif)” biasanya akan sangat berterima kasih apabila pimpinannya memintanya untuk melaksanakan suatu gagasan yang baru, misalnya saja pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun tanpa adanya permintaan dari pimpinan, biasanya sang guru yang “suka mencoba hal-hal yang baru (responsif)” akan membawa gagasan baru yang diperolehnya di luar ke dalam sekolah. Bisa saja terjadi bahwa sang guru tidak menginformasikan penerapan gagasan pembaharuan yang telah dilaksanakannya di kelas kepada pimpinan sekolah. Justru pimpinan sekolah yang justru kemungkinan terkejut sewaktu ada pihak luar atau siswa yang bercerita bahwa sang guru telah memperkenalkan gagasan baru kepada para siswa.

Memang ada hambatan apabila penerapan gagasan pembaharuan itu harus menggunakan fasilitas/peralatan tertentu yang tidak memungkinkan untuk dibiayai oleh sang guru sendiri. Dalam hal ini, sang guru memang terpaksa mendiskusikan gagasan pembaharuan yang akan dicoba diterapkannya di sekolah dengan Kepala Sekolah. Harapannya adalah bahwa Kepala Sekolah dapat mendukung gagasan pembaharuan yang akan diterapkan termasuk dukungan terhadap pengadaan fasilitas/peralatan yang dibutuhkan. Seandainya Kepala Sekolah belum mendukung, maka ada kemungkinan sang guru akan berusaha untuk mendapatkan fasilitas/peralatan yang dibutuhkan.

(36)

e. Sikap pamrih dalam melaksanakan hal-hal yang baru

Pengenalan suatu gagasan pembaharuan, misalnya saja pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran akan disambut positif oleh para guru. Mengapa? Karena mereka berpendapat bahwa kegiatan pengenalan ini akan diikuti dengan langkah berikutnya yaitu penerapannya apabila para guru memang memberikan respons yang positif. Pada umumnya, para guru yang merespons positif dan ditugaskan sekolah untuk berperanserta dalam penerapan pemanfaatan TIK akan dibekali dengan berbagai persiapan termasuk pelatihan untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Selain bekal yang bersifat substansi, para guru juga dibekali dengan insentif atau biaya partisipasi. Kedua jenis bekal yang dalam hal ini disebut sebagai “pamrih”.

Selama dukungan yang bersifat substansi maupun yang bersifat finansial masih berjalan, maka sang guru yang bersikap “melaksanakan hal-hal yang baru berdasarkan pamrih” akan melaksanakan pemanfaatan TIK sebagaimana yang telah didiskusikan. Namun, apabila dukungan substansi dan finansial telah berhenti dan tindak lanjut kegiatan pemanfaatan TIK diserahkan kepada sekolah, maka kecenderungan yang terjadi adalah bahwa sang guru juga berhenti memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajarannya. Pengelola sekolah juga kemungkinan akan mengatakan bahwa tidak ada dana khusus untuk melanjutkan pelaksanaan pemanfaan TIK dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatannya juga turut segera berhenti. Sebaliknya dapat terjadi manakala pimpinan sekolah memang orang yang bersikap positif dan terbuka terhadap pembaharuan.

f. Sikap ikut-ikutan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman

Seorang guru cenderung tidak akan menolak apabila ditugaskan untuk turut serta melaksanakan sesuatu gagasan pembaharuan misalnya pemanfaatan TIK sekalipun mungkin dirinya tidak begitu yakin akan komitmen untuk penerapannya secara berkelanjutan. Setidak-tidaknya, sang guru akan dilihat oleh para koleganya sebagai orang yang tidak ketinggalan. Yang penting di dalam pemikiran sang guru adalah bahwa dirinya sudah mengikuti perkembangan atau kemajuan yang ada, terlepas bagaimana porsi atau kadar keikut-sertaannya.

(37)

guru berkata, “saya ini kan hanya sekedar melaksanakan apa adanya saja; yang tahu sepenuhnya tentang pemanfaatan TIK ini adalah Kepala Sekolah.

g. Sikap innovatif atau kreatif dalam melaksanakan tugas

Guru yang memang memiliki keterbukaan, baik dalam hal pemikiran maupun sikapnya terhadap setiap gagasan pembaharuan (misalnya pemanfaatan TIK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran siswa), akan lebih mudah tergugah untuk mempelajari dan memahami suatu gagasan pembaharuan. Dengan kesediaan mempelajari suatu gagasan pembaharuan, maka guru akan memiliki pemahaman yang jelas di bidang pemanfaatan TIK sebelum menerima dan menerapkan gagasan.

Melalui pemahaman yang jelas, maka seorang guru tentunya akan lebih mudah menerapkan gagasan pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Seandainya juga mengalami hambatan/kesulitan pada tahap penerapannya di dalam kelas, ia tentunya tidak mudah menyerah; melainkan akan berupaya untuk mencari solusinya, tidak hanya dengan sesama guru yang ada di sekolahnya tetapi juga dengan pihak-pihak lain yang mempunyai kompetensi di bidang yang relevan. Selain responsif terhadap gagasan pembaharuan yang dalam hal ini berupa pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran, maka sang guru akan selalu mengupayakan adanya kreativitas dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.

4.

Langkah-langkah/Prosedur Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran a. Umum
(38)

menggunakan powerpoint untuk mempersiapkan semua presentasi saya di dalam kelas” (US Department of Education, 1999).

Pertama-tama, tentukan dulu tujuan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yang tentunya haruslah mengacu pada tujuan pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus! Apakah TIK dimanfaatkan untuk mendukung inkuiri, meningkatkan komunikasi, memperluas akses ke berbagai sumber, membimbing siswa untuk menganalisis dan memvisualisasikan data, memungkinkan dilakukannya pengembangan produk, atau mendorong pengungkapan gagasan? Kedua, pilihlah jenis TIK yang sesuai dengan kebutuhan dan dilanjutkan dengan pengembangan kurikulum. Kembangkanlah suatu rencana untuk mengevaluasi pekerjaan siswa dan juga penilaian dampak dari pemanfaatan teknologi.

Di samping dukungan yang bersifat pedagogis membantu para siswa memanfaatkan TIK untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, para guru juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan produk, piranti lunak, dan sumber-sumber elektronik yang tersedia. Para guru juga membutuhkan waktu untuk berdiskusi mengenai TIK dengan guru-guru lainnya, baik yang digunakan maupun yang akan digunakan. Kolaborasi profesional mencakup komunikasi dengan para pendidik dalam berbagai situasi dan juga dengan yang lain yang mempunyai pengalaman dalam pemanfaatan teknologi (Panel on Educational Technology, 1997).

Pengembangan kemampuan profesional guru yang sesuai dengan perkembangan tuntutan/ kebutuhan adalah penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan demikian, ada kesempatan bagi guru untuk belajar, tidak hanya yang terkait dengan cara-cara pemanfaatan TIK baru tetapi juga tentang cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang bermakna, dan berbagai kegiatan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi pelatihan guru haruslah lebih dari sekedar cara memanfaatkan TIK (termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse) keterampilan teknologis ke dalam proses belajar” (Sulla, 1999).

b. Khusus

1) Perencanaan

(39)

pembelajaran, (c) mempersiapkan lembar kerja siswa, dan (d) mempersiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa.

Berbicara mengenai kegiatan merancang/mengemas materi pelajaran berbasis TIK pada hakekatnya mencakup keempat kegiatan tersebut di atas. Oleh karena itu, pembahasan tentang merancang/mengemas materi pelajaran berbasis TIK hendaknya dimaknai sebagai pembahasan keempat kegiatan tahap perencanaan. Kegiatan merancang/ mengemas materi pelajaran berbasis TIK tidaklah seluruhnya harus dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran. Dapat saja seorang guru mencari sebagian materi pelajaran berbasis TIK yang sudah dikemas oleh pihak lain (baik guru maupun institusi) melalui berbagai sumber dan kemudian menyajikannya kepada siswa.

Tentunya sangat diharapkan apabila seorang guru berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya sehingga memiliki kemampuan untuk merancang/mengemas sendiri seluruh materi pelajaran yang diampunya berbasis TIK. Memang kegiatan yang demikian ini akan sangat menyita banyak waktu, tetapi penerapannya dalam kegiatan pembelajaran akan sangat menghemat banyak waktu. Oleh karena itu, para guru mata pelajaran sejenis yang berada di suatu wilayah dapat saja secara bersama-sama merancang/ mengembangkan materi pelajaran berbasis TIK (team work). Materi pelajaran yang dirancang/dikemas guru didasarkan atas hasil analisis terhadap kurikulum yang digunakan.

Hasil kerja suatu tim akan lebih baik lagi apabila membuka diri untuk mendapatkan masukan dari kelompok guru mata pelajaran sejenis dari wilayah lainnya. Atau, asosiasi guru mata pelajaran sejenis (jika telah ada) berdasarkan wilayah misalnya dapat berbagi tugas untuk merancang dan mengembangkan topik-topik tertentu yang telah diinventarisasi secara asosiasi. Selanjutnya, hasil finalisasi dan kompilasi keseluruhan topik pelajaran dapat dimanfaatkan oleh semua anggota asosiasi.

2) Pelaksanaan Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran

(40)

Hanya dengan cara yang demikian ini diharapkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat berjalan lancar.

Kemudian, para siswa juga perlu disiapkan agar masing-masing mereka fokus terhadap materi pelajaran yang akan dibahas. Penyiapan siswa dapat dilakukan dengan mengarahkan perhatian mereka terhadap kompetensi yang perlu mereka kuasai pada akhir kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan selama kegiatan pembelajaran juga perlu dikomunikasikan kepada para siswa agar mereka memiliki kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang dituntut untuk mereka lakukan.

Manakala para siswa dan fasilitas/peralatan TIK telah sepenuhnya dalam siap, barulah guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan dilanjutkan dengan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Selama berlangsung kegiatan pembelajaran, guru haruslah memantau keadaan penerimaan siswa terhadap materi pelajaran. Siswa yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari materi pelajaran, hendaknya menjadi perhatian guru dan diberi bimbingan. Sedangkan siswa yang memperlihatkan tingkat penguasaan yang lebih cepat terhadap materi pelajaran dapat diberi tugas-tugas tertentu sehingga tidak mengganggu siswa lainnya.

Pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajarantidak selamanya berjalan lancar. Adakalanya terjadi hambatan/kendala, baik yang diakibatkan oleh fasilitas TIK itu sendiri maupun oleh guru dalam mengoperasikannya atau dapat juga disebabkan oleh faktor lainnya seperti listrik yang tiba-tiba padam. Dalam kaitan ini, seorang guru hendaknya mengantisipasi kemungkinan terjadinya kendala/hambatan ini agar tidak mengganggu perhatian siswa. Tentunya masih ada beberapa hambatan lainnya.

(41)

1. Bagaimanakah ketersediaan peralatan TIK di sekolah ANDA?

2. Apakah akses internet yang adadi sekolah ANDA memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran?

3. Bagaimanakah kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK di sekolah ANDA?

4. Bagaimana upaya sekolah ANDA dalam penyediaan biaya pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran?

5. Jelaskanlah solusi apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi hambatan pendayagunaan TIK di sekolah:

3) Penilaian Kegiatan Pembelajaran yang Memanfaatkan TIK

(42)

Guru mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di sekolah (apakah lengkap untuk setiap siswa atau siswa harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan guru mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas TIK yang dimiliki siswa, tingkat kemampuan atau keterampilan siswa mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, atau tingkat aksesibilitas siswa terhadap materi pelajaran di luar sekolah.

Apabila kondisi obyektif yang ada memang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar berbasis TIK, maka model pemanfaatan TIK yang mendukung adalah model yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sekalipun mungkin tidak sepenuhnya. Masih terbuka peluang sekalipun dalam persentase yang kecil bagi siswa untuk dapat berinteraksi secara tatap muka dengan guru. Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa hampir keseluruhan kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan TIK. Model terintegrasi ini hanya dapat diterapkan apabila setiap siswa telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mengoperasikan fasilitas TIK di samping tidak memiliki kendala/hambatan untuk memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat.

Model pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran yang kedua yang dapat diterapkan adalah model campuran (mixed model) dengan porsi yang lebih besar pada pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Model campuran ini dapat dibedakan menjadi:

a. model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan TIK; hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru secara tatap muka. Artinya, guru memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan secara tatap muka dan ada pula yang diselenggarakan melalui pemanfaatan TIK.

(43)

Penerapan model campuran ini didasarkan atas pertimbangan mengenai ketersediaan fasilitas TIK di sekolah. Manakala fasilitas TIK yang tersedia di sekolah dapat dimanfaatkan siswa secara individual atau setidak-tidaknya secara berpasangan, dan fasilitas TIK yang sama juga dapat dimanfaatkan siswa di luar jam pelajaran sekolah, serta fasilitas TIK juga tersedia di lingkungan sekitar siswa (siswa tidak akan mengalami kesulitan atau hambatan dalam memanfaatkan fasilitas TIK), maka model campuran yang pertama dapat diterapkan guru.

Sebaliknya, manakala fasilitas TIK yang tersedia di sekolah terbatas jumlahnya sehingga hanya dapat dimanfaatkan siswa secara berpasangan, trio atau bahkan kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak mungkin dimanfaatkan siswa di luar jam pelajaran sekolah, serta fasilitas TIK yang tersedia di lingkungan sekitar siswa juga sangat terbatas, maka model campuran yang kedua yang lebih memungkinkan untuk diterapkan guru. Artinya, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan para siswa.

RANGKUMAN

(44)

informasi tentang topik tertentu dari internet, memanfaatkan media kaset audio dalam kegiatan pembelajaran, guru mengembangkan komunikasi dengan para siswa melalui email atau short message services (SMS). Manakala kondisi yang kecil ini terus ditingkatkan, tentu pada akhirnya akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap hasil belajar siswa dan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran. Dalam kaitan ini, perlu dilakukan perencanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemanfaatan TIK tidak hanya bersifat “tempelan” atau kalau guru berhalangan hadir di dalam kelas karena berbagai alasan

Gambar

gambar di bawah ini.
Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang harus sudah tersedia sebelum sesuatu pelayanan publik harus

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Meteorologi dan Geofisika sebagaimana diatur

Jika kita melihat lebih dalam pada model pertama, yang mengukur hubungan antara harga pangan dengan tingkat konsumsi, studi ini melihat bahwa kenaikan harga pangan untuk semua

Beberapa keuntungan BULOG dengan perubahan departemen menjadi Perum adalah: (i) BULOG dapat menjalankan tugas-tugas tertentu yang diberikan pemerintah seperti pengamanan

Hilir dari persoalan sosial-politik itu mengerucut pada peran dan keberadaan sekolah sebagai produk masa industri Eropa: apakah ia (masih) relevan bagi konteks manusia Indonesia

Dari sisi teori, bahasan dalam Mata Kuliah ini akan mencakup tema-tema exchange rates, kebijakan fiskal dan moneter pada sistem ekonomi terbuka, balance of payments

Misalnya kita memiliki sebuah data yang akan kita berikan kepada orang lain melalui internet, agar orang lain dapat mengerti dengan jelas maksud dari data kita,

Beragam metode telah banyak dikembangkan untuk mendeteksi penyakit ini, sebagai contoh ada yang melakuan peningkatan kontras [3], menghilangkan pencahayaan yang