• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komu (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komu (6)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Internasional

Riksa Bahasa X

Literasi dan Budaya Bangsa

Editor

Dr. Sumiyadi, M.Hum

Reka Yuda Mahardika, M.Pd.

Adrias, M.Pd.

Nurita Bayu Kusmayati, M.Pd.

(2)

Riksa Bahasa X

Literasi dan Budaya Bangsa

Editor

Dr. Sumiyadi, M.Hum Reka Yuda Mahardika, M.Pd.

Adrias, M.Pd.

Nurita Bayu Kusmayati, M.Pd.

Desain Sampul Reka Yuda Mahardika

ISBN 978-602-60080-0-8

Cetakan Pertama, September 2016 @2016 Hak cipta dilindungi undang-undang Keorisinalitasan isi menjadi tanggung jawab penulis

Penerbit:

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

(3)

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

Diena San Fauziya STKIP Siliwangi Bandung

Abstrak

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan kemudahan dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil-hasil penelitian tentang peranan dan manfaat TIK dalam pembelajaran. Berangkat dari asumsi itulah, TIK juga diyakini dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran literasi.Literasi dalam kajian ini merujuk pada konsep membaca dan menulis. Dengan mengaitkan dua komponen, yakni TIK dan literasi, kajian ini mencoba memaparkan beberapa peranti lunak dan situs web sebagai bagian dari TIK yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kegiatan membaca dan menulis. Hasil yang diperoleh dalam pembahasan adalah alternatif dalam meningkatkan minat membaca melalui hasil situs web powtoon; membaca melalui mobile-edukasi; membaca ilmiah melalui google scholar; memetakan ide dan gagasan dengan MindMaple; serta meningkatkan motivasi menulis dengan memanfaatkan jejaring sosial dan blog.

Kata kunci: TIK, literasi, membaca, menulis

Abstract

Information and Communication Technology (ICT) ease human life in many aspects including learning activities. It is proven by research results confirming the roles and benefits of ICT in learning process. In view of that, ICT is also believed can overcome literacy problems.

Literacy in this study refers to the concepts of reading and writing. Combining two components, ICT and literacy, this study elaborates some software and websites as parts of ICT that can be utilized to overcome problems in the process of reading and writing. Results obtained in the discussion is an alternative to increase interest in reading through a website powtoon; read through mobile-edukasi; scientific reading through google scholar; map out ideas and concepts with MindMaple; and increase the motivation to write by utilizing social networks and blogs.

Keyword: ICT, literacy, reading, writing

1. Pendahuluan

Kemajuan teknologi mendorong setiap insan turut serta ikut aktif dalam mengembangkan dan memanfaatkannya. Teknologi yang diyakini akan memudahkan setiap urusan manusia ini berkembang dengan pesat terutama dalam bidang informasi dan komunikasi. Hal ini dibuktikan dengan semakin mudahnya akses informasi oleh siapa saja dan di mana saja.

(4)

diberlakukan TIK secara terbuka dimanfaatkan untuk setiap aspek pembelajaran, tidak hanya sebatas mata pelajaran saja.

Pesatnya TIK ini tentu pada akhirnya menguntungkan kemajuan perkembangan pembelajaran. Berbagai aspek keterampilan dapat dimaksimalkan melalui penggunaan TIK, termasuk untuk pembelajaran membaca dan menulis.

Membaca dan menulis sebagai dua aspek keterampilan berbahasa merupakan persoalan penting yang harus dikuasai siswa. Hal ini didasari kenyataan bahwa dua kemampuan yang menjadi dwi-tunggal ini menjadi tonggak utama pembelajaran. Bagaimana tidak, seorang siswa dituntut menguasai berbagai kompetensi yang nyatanya akan dapat ia peroleh melalui kegiatan membaca dan menulis. Lebih jauh lagi, bekal kemampuan membaca-menulis akan berdampak besar terhadap kompetensi siswa tersebut dalam bersaing di masyarakat. Dengan demikian, budaya membaca-menulis perlu ditingkatkan.

Permasalahannya adalah bagaimana cara memanfaatkan TIK dalam pembelajaran membaca dan menulis? Teknologi apa saja yang dapat dimanfaatkan? Bagaimana caranya?

2. Tinjauan Teori

2.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana yang digunakan dalam menyimpan/mengirim dan atau menerima bahkan memproses berbagai informasi. Sarana yang dimaksud cenderung berbasis elektronik, khususnya komputer, sehingga di dalamnya menyangkut pemanfaatan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Hakikat TIK tersebut sesuai dengan apa yang uraikan Alter (Munir, 2009:31) bahwa teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam melaksanakan tugas pemrosesan data, seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Lebih lanjut, Martin (Munir, 2009:31) menambahan bahwa teknologi informasi dan komunikasi juga digunakan untuk mengikuti informasi. Lengkapnya, Hawkridge (Munir, 2009:31) mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penerapan elektronik baru dan teknologi lainnya seperti komputer, satelit komunikasi, dan sebagainya untuk penciptaan, penyimpanan, pemilihan, transformasi dan distribusi semua jenis informasi.

(5)

teknologi informasi dan komunikasi ini berhubungan erat dengan penggunaan komputer, jaringan dan penunjang lainnya.

Munir (2009:33) menjelaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi ini memiliki beberapa peranan, yakni (1) menggantikan manusia dalam melakukan kegiatan otomasi suatu tugas atau proses; (2) memperkuat peran manusia dengan menyajikan informasi, tugas, atau proses; serta (3) melakukan restrukturisasi atau melakukan perubahan-perubahan terhadap suatu tugas atau proses. Di samping itu, dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan terhadap peran siswa sebagai pembelajar. Seperti apa yang disampaikan Fitriyadi (2013) peran siswa dari yang mulanya sebagai penerima pasif bergeser menjadi partisipan aktif; siswa juga tidak lagi mereproduksi pengetahuan belajar sebagai kegiatan sendiri, tetapi akan memproduksi pengetahuan belajar bersama dengan siswa lainnya. Dengan demikian, melalui teknologi informasi dan komunikasi ini pembelajar betul-betul diarahkan untuk aktif belajar: mencari, menemukan, mengolah, dan mengomunikasikan informasi, tidak hanya sebatas menerima informasi.

2.2 Literasi

Istilah literasi bukan lagi sesuatu yang baru, utamanya dalam dunia pendidikan bahasa. Dalam konsep terdahulu, kemunculan istilah literasi identik dengan kegiatan membaca dan menulis, merujuk pada bahasa tulis, yakni angka dan huruf sebagai objeknya. Istilah literasi inilah yang menjadi antonim dari istilah orasi, yakni kegiatan mendengarkan dan berbicara yang merujuk pada bahasa lisan dengan bunyi bahasa sebagai objeknya.

Chape; Nickercon; Smith; Ellis (Resmini, Tt.) menguraikan perbandingan antara literasi dan orasi. Berdasarkan perbandingan tersebut, berikut ini disarikan karakteristik literasi.

1. Literasi jauh dari universal dan sering kurang dikembangkan dengan baik.

2. Literasi diperoleh melalui pembelajaran dan usaha keras dan diperoleh setelah penguasaan bahasa lisan.

3. Pengiriman pesan kepada penerima dilakukan melalui pemindahan yang leluasa dalam bentuk tertulis, tidak bersemuka.

4. Literasi menuntut ketaatan aturan kebahasaan. 5. Diproduksi dalam waktu yang relatif lambat

6. Bisa bertahan lebih lama (melalui penerbitan), dapat diubah sebelum disampaikan pada pembaca

7. Dipercaya untuk mencerminkan pengetahuan, ketepatan pribadi, kepercayaan, dan sikap

(6)

9. Menyiratkan kesanggupan untuk memproduksi kata-kata yang lebih banyak

10. Bertujuan untuk menghubungkan gagasan bersama dalam suatu struktur yang

kompleks

Karakteristik di atas jelas merujuk pada hakikat literasi sebagai bahasa tulis, sebagaimana yang dikemukakan Tompkins (Resmini, Tt.) bahwa literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang bertalian dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah. Dari pernyataan tersebut, tersirat bagaimana kemampuan membaca dan menulis memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Setidaknya, orang yang memiliki kemampuan ini (seseorang yang literat) tentu akan dengan mudah hidup bermasyarakat karena ia memiliki bekal wawasan yang luas.

Namun kemudian, di sisi lain istilah literasi memiliki hakikat yang lebih luas, sehingga tidak hanya terbatas pada aspek membaca dan menulis. UNESCO (Kemdikbud, 2016:7) menyebutkan berdasarkan Deklarasi Praha, literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat; literasi juga bermakna praktik, dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. Sejalan dengan hal itu, secara sederhana literasi juga disamakan dengan “melek” sehingga dikenallah istilah literasi informasi, literasi media, literasi televisi atau secara popular dinyatakan sebagai melek-informasi, melek-media, dan melek televisi.

Dalam pembelajaran literasi, terdapat beberapa hal yang harus dipehatikan, seperti apa yang dikemukakan Subandiyah (2013), yakni sumber belajar, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan penilaian. Sekaitan dengan aspek yang tengah dikaji, berhubungan dengan bahan ajar, literasi identik dengan buku. Padahal, bahan ajar literasi tidak serta merta harus berupa buku. Subandiyah (2013) mengemukakan bentuk bahan ajar literasi bisa berupa bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang-dengar, bahkan bahan ajar interaktif.

3. Pembahasan

Sekaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran literasi (merujuk pada membaca dan menulis). Berikut ini dibahas bagaimana pemanfaatan produk teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran membaca dan menulis.

3.1 Meningkatkan minat awal membaca melalui powtoon

Sudah menjadi rahasia umum bahwa minat membaca di Indonesia masih rendah. Sesungguhnya, berbicara mengenai minat adalah berbicara mengenai suka dan tidak.

(7)

Powtoon merupakan situs web yang didesain untuk membuat video penjelasan dengan menarik dan menyimpan animasi yang telah disediakan. Situs web ini dapat dijadikan salah satu media untuk mentransformasikan teks ke dalam bentuk yang lebih menarik. Hasilnya dapat dilihat dalam bentuk video. Beberapa contoh video powtoon untuk meningkatkan minat membaca dapat diunduh melalui situs youtube.com. Salah satunya video berisi teks anekdot yang dibuat oleh Eril dan Mirza, siswa kelas X-A SMA Bogor Raya dengan judul teks Hukuman Pencuri Sandal. Berdasarkan hasil observasi, membaca dengan memanfaatkan bentuk ini diakui lebih menarik dan membuat fokus.

Pemanfaatan powtoon ini merupakan salah satu alternatif saja dalam meningkatkan minat awal membaca. Tujuannya adalah mengenalkan bahwa membaca itu menyenangkan dan memberikan informasi yang juga menyenangkan dan bermanfaat sehingga pada akhirnya pembaca tersebut memiliki ketertarikan/minat yang lebih tinggi untuk membaca. Terlepas dari contoh video yang disebutkan di atas, pihak pengirim dapat merancang dan membuat video teks untuk dimanfaatkan pihak lain (pihak sasaran/pembaca) dengan memperhatikan tujuan kegiatan membaca.

a. Membaca melalui mobile-edukasi

Mobile-edukasi atau m-edukasi merupakan sarana yang dibuat oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan Kemdikbud dan dapat diakses bebas melalui m-edukasi.kemdikbud.go.id. Dalam situs web ini terdiri banyak informasi edukasi yang dapat menambah informasi dan wawasan.

Mobile-edukasi ini diyakini dapat meningkatkan minat dan kemampuan literasi (siswa/guru/umum) karena disajikan dengan sedemikian rupa, baik dari segi tampilan maupun isi. Terlebih lagi karena situs web ini dapat diakses melalui gawai sehingga sangat dapat membantu pembaca melakukan kegiatan membacanya dimanapun dan kapanpun. Selain itu, informasi yang disajikan di dalamnya diperbaharui secara berkala sehingga pembaca akan selalu mendapatkan materi bacaan yang mengikuti perkembangan dengan tetap terarah pada konsep edukasi.

b. Membaca ilmiah melalui google scholar

Google scholar atau google cendikia merupakan situs web yang dikembangkan google untuk memudahkan pencarian terkait artikel-artikel ilmiah. Dengan memanfaatkan mesin pencarian ini kegiatan membaca ilmiah lebih terarah dan pembaca dengan mudah dapat menemukan dan memilih teks bacaan sesaui dengan apa yang dicari.

(8)

mendapatkan informasi yang akurat. Selain itu, penulisnya jelas sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan artikel yang muncul dalam google umumnya.

c. Memetakan ide dan gagasan melalui MindMaple

MindMaple adalah salah satu perangkat lunak (software) yang dikembangkan untuk memetakan ide/gagasan. Konsep kerjanya sama dengan apa yang kita kenal dengan istilah mind mapping atau peta konsep. Secara manual, penulisan peta konsep dilakukan di atas kertas dengan pena. Namun, dengan teknoligi informasi dan komunikasi, penyusunan peta konsep dapat dilakukan secara otomatis melalui pemanfaatan MindMaple.

MindMaple ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan membaca dan menulis. Tujuannya adalah untuk mengorganisasikan ide agar lebih terstruktur. Selain itu, berdasarkan teori mind mapping sendiri, peta konsep dapat lebih mempertajam daya pikir dan memberikan ingatan serta pemahaman yang lebih mendalam.

Selain MindMaple, terdapat perangkat lunak lainnya yang sejenis yang juga berfungsi untuk memetakan ide dan gagasan secara tertulis, di antaranya adalah iMindMap. Konsep pemanfaatannya sama namun dalam bentuk tampilan yang berbeda.

d. Membangun motivasi menulis melalui jejaring sosial dan blog

Pada era teknologi modern ini, jejaring sosial menjadi sarana yang begitu populer. Semua orang bisa berkomunikasi tanpa terbatas ruang dan waktu. Sayangnya, terdapat citra negatif di dalamnya karena jejaring sosial seperti facebook, twitter dan semacamnya seringkali dijadikan media “curhat” yang kurang mendidik (bahasa vulgar dan tidak terkontrol) sehingga tidak jarang menimbulkan konflik.

Dalam pemanfaatan teknologi, terlepas dari apakah itu positif atau negatif, semua akan bergantung pada tujuan dan cara kerja si pengguna. Jejaring sosial seperti facebook dan twitter sebetulnya menjadi salah satu bukti kuat bahwa kebiasaan menulis masyarakat meningkat drastis. Dengan demikian, hal itu harus dipandang positif, tinggal kemudian bagaimana fasilitator berperan serta menjadi pembimbing dalam prosesnya. Inilah peluang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam membangun motivasi menulis.

Sebagai contoh yang dapat dinilai positif adalah adanya akun-akun yang dibuat sebagai media menulis cerita singkat, seperti fiksimini. Akun ini biasanya berupa grup yang di dalamnya anggota menuliskan cerita/kisah singkat yang umumnya sekali tamat dalam satu paragraf. Sarana ini bisa dijadikan media untuk kemudian dikembangkan apakah tetap dalam bentuk cerita singkat atau kemudian dilanjutkan menjadi media dalam menulis cerita pendek, bahkan menjadi ide dasar sebuah novel.

(9)

memanfaatkan blog. Hasil yang diperoleh adalah banyak mahasiswa yang menyatakan sangat berkesan dan senang dengan model pembelajaran one day menulis feature pada blog. Menurut Santosa (2012) menulis dengan memanfaatkan blog dipercaya dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan pengalaman bekerja dalam tim.

4. Penutup

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana yang memudahkan manusia memperoleh, memproses, dan mengomunikasikan informasi tanpa terbatas ruang dan waktu. Dengan konsep demikian, TIK akan sangat mendukung pembelajaran literasi.

Literasi dalam konsep sempit merujuk pada kegiatan membaca dan menulis. Namun, secara lebih luas literasi merupakan proses memperoleh, memproses, dan mengomunikasikan informasi sehingga pada akhirnya tidak selalu identik dengan teks hitam di atas putih.

Merujuk pada kegiatan membaca dan menulis, TIK dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca, contohnya dengan teks yang ditransformasikan ke dalam bentuk video penjelasan dengan menggunakan powtoon. Selain itu, mobile-edukasi yang dikembangkan kemdikbud dapat dijadikan sarana pembelajaran membaca yang edukatif. Produk lain yang dapat digunakan untuk membaca adalah Google scholar/google cendikia untuk kegiatan membaca ilmiah.

Untuk kegiatan menulis, produk TIK yang dapat dimanfaatkan adalah MindMaple sebagai perangkat lunak untuk membuat mind mapping/peta konsep dalam membuat outline tulisan. Selain itu, produk TIK yang dapat dimanfaatkan adalah jejraing sosial seperti facebook atau twitter dan blog yang dapat dijadikan media dalam membangun motivasi menulis.

Daftar Rujukan

Asmani, J. M. (2011). Tips efektif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.

Eril dan Mirza. (2015). Cerita anekdot: hukuman pencuri sandal. Tersedia di https://www.youtube.com/watch?v=ShrcnsAX3xA [Diakses tanggal 19 April 2016].

Fatimah, S. (2012). Pengembangan model pembelajaran karyawisata one day menulis

feature berbasis ict. Jurnal Seloka 1 (1) (2012). Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka [Diakses tanggal 16 Juli 2016]. Fitriyadi, H. (2013). Integrasi teknologi informasi komunikasi dalam pendidikan: potensi

(10)

implementasi dan pengembangan profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 21 (3) (2013). Tersedia di http://journal.uny.ac.id/index.php /jptk/article/viewFile/3255/2737 [Diakses tanggal 10 Mei 2016]

Iriantara, Y. (2009) Literasi media: apa, mengapa, bagaimana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Kemdikbud. (2016). Desain induk gerakan literasi sekolah. Tersedia di https://masmukriyadi.files.wordpress.com/2016/07/desain-induk-gerakan-literasi-sekolah.pdf [Diakses tanggal 16 Juli 2016].

Munir. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Resmini, N. (Tt.). Orasi dan literasi dalam pengajaran bahasa. Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONE

SIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/ORASI__ DAN__LITERASI__ DALAM_ PENGAJARAN_BAHASA.pdf [Diakses tanggal 5 Mei 2016].

Santosa, Made Hery. (2012). Pemanfaatan blog (jurnal online) dalam pembelajaran menulis. Tersedia di http://blog.umy.ac.id/topik/files/2012/01/contoh-jurnal-pendidikan-pemanfaatan-blog.pdf [Diakses tanggal 16 Juli 2016].

Subandiyah, H. (2013). Pembelajaran literasi dalam mata pelajaran bahasa indonesia. Tersedia di https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc= s&source= web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiSi8HFw8LMAhXNco4KHXUN AmcQFghYMAk&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F8199713%2FM EMBANGUN_BUDAYA_LITERASI_PADA_MATA_PELAJARAN_BAHASA _INDONESIA_MELALUI_KURIKULUM_2013_Oleh&usg=AFQjCNGWJjr94L OGoH2RZlyZ5YamjENCvA&sig2=SsX5oVMWPpzts057HIIAIw [Diakses tanggal 5 Mei 2016]

Biodata Penulis

Nama : Diena San Fauziya

Afiliasi : STKIP Siliwangi Bandung, Prodi PBS. Indonesia

Jalan Kebon Rumput, Cimahi Nomor Telepon : 085220373782

Referensi

Dokumen terkait

Sanksi pidana terhadap pemerintah yang tidak memperbaiki jalan rusak yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas adalah: (a) dalam hal korban luka ringan, pelaku dipidana dengan

berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang harus sudah tersedia sebelum sesuatu pelayanan publik harus

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Meteorologi dan Geofisika sebagaimana diatur

Hilir dari persoalan sosial-politik itu mengerucut pada peran dan keberadaan sekolah sebagai produk masa industri Eropa: apakah ia (masih) relevan bagi konteks manusia Indonesia

Beberapa parameter yang perlu mendapat perhatian pada analisis logam berat dalam sampel ikan dan kerang adalah linearitas kurva kalibrasi dan kelayakan alat uji

Dari sisi teori, bahasan dalam Mata Kuliah ini akan mencakup tema-tema exchange rates, kebijakan fiskal dan moneter pada sistem ekonomi terbuka, balance of payments

kebidanan berkelanjutan ( Continuity Of Care ) pada Ny.T di Puskesmas Boja 01 Kabupaten Kendal dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan. ( Continuity Of Care ) pada Ny.T

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengangkutan yang digunakan di Kota Pontianak saat ini menggunakan sistem HCS ( Hauled Container System ) dan manajemen pengangkutan