• Tidak ada hasil yang ditemukan

kesehatan ibu bayi dan anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kesehatan ibu bayi dan anak"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TENTANG KESEHATAN IBU , BAYI

DAN ANAK

DISUSUN OLEH :

1. BAYU DWI PUTRA

2. SULASTRI

3. TRI UTAMI PRADITA

4. ZAHRINA HIDAYATI

UNIVERSITAS MH. THAMRIN

JL.RAYA PONDOK GEDE NO.23-25,KRAMAT

JATI,JAKARTA TIMUR 13550

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak”.

Makalah ini berisikan mengenai berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil dan juga kesehatan anak . Kami berharap makalah ini bisa menjadi prasana dalam mempermudah mata kuliah ilmu kesehatan masyarakat(IKM).

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

JAKARTA,28 OKTOBER 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………....………….…...1

DAFTAR ISI………...……….…...2

BAB 1 PENDAHULUAN……….…...………….…….…...3

BAB 2 ISI………..………...4

A.Pengertian program kesehatan ibu dan anak...4

B.Tujuan program kesehatan ibu dan anak ...4

C.Pemeliharaan kesehatan pada ibu ...5

D.Masalah kesehatan wanita...8

E.Pelayanan kesehatan pada bayi...9

F.Pelayanan kesehatan pada anak...23

BAB 3 PENUTUP….………....28

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

(5)

BAB 2

ISI

A. Pengertian program kesehatan ibu dan anak

Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat di bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.

Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

B. Tujuan program kesehatan ibu dan anak 1. Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

2. Tujuan Khusus

(6)

b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, Dasa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di sekolah TK.

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.

d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.

e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.

C.PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA IBU 1. Kehamilan

Pengetahuan tenatang kehamilan sangat penting bagi semua wanita karena wanita akan mengalami dan menjalani kehamilan itu sendiri.Perlunya pendidikan tentang pengetahuan ini memberikan sebuah arti yang begitu besar untuk para wanita di pedesaan terutama.Dalam hal ini kader kesehatan masyarakat dilatih untuk memberikan perawatan bagi wanita hamil atau membantu kelahiran dan berapa diantaranya yang tidak.Tawarkan diri anda untuk memberikan informasi dan pengetahuan anda kepada mereka sehingga dengan bekerja sama dengan mereka anda dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan higiene dan kesehatan masyarakat,terutama sekali adalah kesehatan ibu dan anak.

Yang perlu disampaikan ialah :

a) Menjelaskan kepada seorang wanita bagaimana ia menjadi hamil dan bagaimana bayi berkembang dalam tubuhnya.

b) Menjelaskan kepada ibu-ibu faktor-faktor resiko yang dapat membuat kehamilan berbahaya bagi ibu dan bayi.

c) Memeriksa jika seorang wanita hamil atau tidak.Mengidentifikasi wanita hamil yang perlu melakukannya.

(7)

rumah sakit untuk perawatan dan membantu keluarga tersebut untuk melakukan persiapan kepergiannya.

e) Membahas dengan keluarganya apa yang dapat dilakukan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan wanita tadi dan bayinya yang belum lahir.

f) Membahas dengan para pengurus masyarakat dan kelompok lain serta para tokoh lainnya tentang kebutuhan-kebutuhan dan problem-problem wanita hamil dan membantu mereka dalam memutuskan tindakan masyarakat untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan wanita hamil. g) Menghimpun informasi tentang wanita hamil dalam masyarakat tersebut,dan menggunakan informasi ini dalam pekerjaan anda.

2. Faktor Resiko Dalam Kehamilan

Yaitu sesuatu yang meningkatkan bahaya terhadap kesehatan.Ada faktor-faktor resiko tertentu dalam kehamilan.Beberapa diantaranya dapat membuat kehamilan lebih berbahaya dibandingkan biasanya terhadap ibu dan bayi.Berilah saran-saran kepada para wanita tentang bahaya-bahaya sebelum mereka hamil.

1) Usia ibu kurang dari 17 tahun

2) Ibu sudah mempunyai anak lebih dari 5

3) Anak yang terakhir lahir dalam waktu kurang dari 2 tahun yang lalu 4) Ibu mengalami perdarahan berat saat melahirkan anak yang terakhir 5) Anak terakhir lahir mati atau mati segera setelah lahir

6) Anak terakhir lahir amat kecil atau kurang dari 2,5 kg 7) Ibu pada kelahiran sebelumnya melahirkan anak kembar 8) Kelahiran anak terakhir prosesnya amat sulit

9) Tinggi ibu kurang dari 145cm

10) Bila berat badan ibu kurang dari 45kg atau lebih besar dari 80kg 11) Bila badan ibu nampak pucat dan lemah

12) Ibu menderita penyakit tuberkulosis (TBC),malaria,kencing manis,penyakit jantung,penyakit ginjal,atau pernah mengalami operasi perut.

(8)

-Wanita dalam kehamilan awal

-Cara memastikan seorang wanita hamil

-Bila haid terakhir kurang dari 3 bulan yang lalu -Bagaimana mengatakan bila bayi akan lahir -Periksalah faktor-faktor yang ada

-Imunisasi terhadap tetanus

-Muntah-muntah diawal kehamilan -Kaki bengkak

-Sakit kepala -Demam

-Kepucatan dan kecapean

4. Mengenali Problem-Problem serius dan memulai pengobatan -Keadaan umum

-Perdarahan dari kelamin selama kehamilan

-Perdarahan sebelum bayi mulai bergerak dalam kandungan

-Perdarahan dari alat kelamin setelah bayi mulai bergerak dalam kandungan -Wanita hamil dengan perut terasa sakit

-Bila kehamilan melebihi 8 bulan -Bila kehamilan kurang dari 8 bulan -Bila rasa sakit dialami sepanjang waktu

-Wanita hamil dengan kaki,tangan,dan wajah bengkak -Wanita hamil yang mengalami gangguan kesadaran

5. Apa yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan kesehatan wanita hamil dan mencegah dari sakit

(9)

6. Tindakan Masyarakat untuk menjaga Kesehatan wanita hamil -Memberikan pelayanan klinik kesehatan ibu dan anak

-Imunisasi

D. MASALAH KESEHATAN WANITA a) Gumpalan-gumpalan dalam payudara

Wanita yang baru melahirkan dan menyusukan anaknya,tentu akan meraba adanya gumpalan dalam payudara,dan salah satu atau kedua payudara itu mungkin terasa sakit.Jika wanita merasakan adanya gumpalan-gumpalan dalam payudaranya pada saat yang lain,maka ia harus pergi kepusat bkesehatan masyarakat atau rumah sakit secepat mungkin untuk mengunjungi dokter.

b) Nyeri dan tidak nyaman selama haid

Wanita sehat umur 13-45 tahun mengeluarkan darah selama 4-7 hari setiap bulan.Pola haid wanita sedikit berbeda,beberapa wanita mengeluh rasa sakit,tak menyenangkan,dan rasa “berat” pada waktu haid.Untuk mengurangi rasa sakit:

-isilah sebuah botol dengan air hangat dan tutup rapat,letakkan botol diatas bagian yang sakit. -Jika wanita tersebut tidak melakukan pekerjaan jasmani yang berat,mintalah ia untuk melakukan olahraga lebih banyak.

-Minumlah 2 aspirin untuk meringankan rasa sakit -Kurangilah makanan dalam garam

c) Jika haid tidak datang -sebelum umur 16 tahun

Sarankan agar wanita muda tadi untuk makan lebih banyak termasuk sayur-sayuran hijau.Dan berilah ia tablet besi sulfat

-setelah umur 16 tahun

(10)

d) Periode bulanan berhenti

Wanita itu mungkin hamil.Kehamilan merupakan alasan paling lazim untuk haid yang berhenti pada wanita anatara umur 15 dan 40tahun.Wanita lebih dari umur 45tahun akan berangsur-angsur berhenti memproduksi sel telur dan kemudian ibu itu tidak dapat melahirkan bayi lagi.Ini adalah hal yang normal.

e) Haid yang tidak teratur

-Pada wanita antara umur 40 dan 45tahun haidnya terkadang tidak datang atau malahan lebih dari satu kali dalam sebulan.Wanita tersebut juga merasa sangat panas terlebih pada wajahnya,sampaikan hal ini adalah hal yang normal(masa menopos) dan akan terus berlangsung selama 2-3tahun,namun akan berhenti secara berangsur-angsur.

E. PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Pada Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan 2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan 3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan 4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

(11)

kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :

a. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun

b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK) c. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)

d. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA

e. Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir

Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).

Asuhan bayi baru lahir meliputi: 1) Pencegahan infeksi (PI)

2) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi 3) Pemotongan dan perawatan tali pusat

4) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

5) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.

6) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri 7) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan

8) Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal 9) Pemeriksaan bayi baru lahir

(12)

Pelayanan kesehatan pada bayi adalah:

a. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi diantara kedua payudara ibunya segera setelah lahir.

Memberikan kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di dada atau perut dan kulit bayi melekat pada kulit ibu (skin to skin contact) setidaknyaselama 1-2 jam sampai bayi menyusui sendiri. (mitaya, 2010 : 23)

Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan penyakit yang menyerang bayi, karena kandungan antibodi yang ada pada colostrom dan ASI.

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD.

Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):

1) Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin

2) Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.

3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi.

4) Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu.

5) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. 6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam, bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam

7) Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 menit.

(13)

a) Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B (HB 0).

b) Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.

c) Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.

d) Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%).

e) Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.

3.Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.

4.Pencegahan infeksi

Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi baru lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu

Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.

5. Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi

(14)

6. Kunjungan Neonatal

Adalah : pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:

1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir 2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari

3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari

Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).

Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat.

(15)

mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria, kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Sabagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departeman Kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang mulai dikembangkan di indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :

1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.

2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.

3.Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun. 4. Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita

5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

7. Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Balita Pelayanan kesehatan pada balita yang lain adalah: a. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS

(16)

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada anak.

KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).

Manfaat KMS adalah :

1) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

2) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

3) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

b. Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.

(17)

dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

1) Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun

2) Kapsul vitamin A merah (200.000 IU) diberikan kepada balita. Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ).

Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ). Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.

c. Pelayanan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup : 1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.

(18)

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.

Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:

1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).

2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).

Dalam pelaksanaannya, MTBS ini dibedakan dalam 2 kategori, yaitu : 1) Manajemen Terpadu Bayi Muda ( Usia 1 hari sampai 2 bulan )

Pengelolaan bayi sakit pada usia 1 hari sampai 2 bulan ini, meliputi penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut.

(19)

kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare serta kemungkinan berat badan rendah dan masalah pemberian ASI.

2) Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan sampai 5 Tahun

Tahapan pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada usia 2 bulan sampai 5 tahun ini sama seperti manajemen terpadu bayi muda, yaitu penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam MTBS usia 2 bulan sampai 5 tahun ini, dilaksanakan pengelolaan terhadap beberapa penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun. Beberapa penyakit yang lazim terjadi pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, aantara lain adanya tanda bahaya umum ( tidak bias minum atau menetek, muntah, kejang, letargis, atau tidak sadar ), batuk dan sukar bernafas, diare, demam, masalah telinga, status gizi buruk ( malnutrisi dan anemia ).

Sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departemen kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) yang mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai tahun 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.

3) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).

e. Pelayanan Immunisasi

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan Hepatitis B.

Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari kematian.

(20)

tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio, campak dan hepatitis. Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktek dokter atau bidan, dan di Rumah sakit.

Vaksin yang di gunakan adalah :

1) BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis 2) Polio oral vaksin : Untuk mencegah penyakit polio

3) DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertuis, dan Tetanus 4) Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B

5) Campak : Untuk mencegah penyakit Campak

Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada anak.

KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).

(21)

meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

• Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

• Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.

Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun

• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita

Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ). Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh

(22)

f. Pelayanan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup : 1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.

g. manajemen terpadu balita sakit

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan

merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).

(23)

Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:

1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).

2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).

3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).

h. Konseling pada keluarga balita

Konseling yang dapat diberikan adalah :

• Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita • Pemberian makanan bayi

• Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.

• Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita

• peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan).

i. Konseling pada keluarga balita Konseling yang dapat diberikan adalah :

1) Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita 2) Pemberian makanan bayi

3) Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.

4) Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita

(24)

F.PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK A.PENGERTIAN

Pembangunan, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan tidak hanya bertujuan untuk memajukan kehidupan lahiriah saja, atau untuk mengisi kepuasan batiniah, melainkan juga untuk menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya. Dalam rangka pembangunan jangka panjang IT, 25 tahun (1993–2018), Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia ( PPAI ) perlu diberikan perhatian khusus, karena sasaran utama Pembangunan Jangka panjang Kedua mengandung araban dan kebijaksanaan untuk memulai melaksanakan upaya pembangunan manusia Indonesia, ialah suatu usaha yang perlu dimulai sedini mungkin, yaitu dari masa anak-anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004)

Anak BALITA ( bawah lima tahun ), merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila perkembangan dan

pertumbuhan pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi haknya [hak anak]. Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004)

Bayi baru lahir normal ( BBLN ) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan ( aterm ) yaitu 36-40 minggu. (Mitayani, 2010)

Menurut Saifuddin, (2002) dalam ( Rahma blog : 2009 ) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

(25)

B.PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR 1.Ciri-ciri BBL Normal

•Berat badan 2500-4000 gram •Panjang badan 48-52 cm •Lingkar lengan 11-12 •Tubuh bayi sintal •Bunyi jantung 120-140 •Lingkar dada 30-38 •Lingkar kepala 33-35

•Reflek menghisap dan menelan sudah ada. •Genitalia

Bayi perempuan : Labiya mayora telah menutupi labiya minora.

Bayi laki-laki : Testis turun ke skrotum dan terdapat lobang pada puerpetium.

2.Bentuk palayanan kesehatan pada bayi. a.Inisiasi menyusui dini ( IMD )

IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi diantara kedua payudara ibunya segera setelah lahir.

Memberikan kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakan bayi di dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit ibu ( skin to skin contact ) setidaknya selama 1-2 jam sampai bayi menyusu sendiri. ( Mitayani, 2010 : 23 )

Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan penyakit yang menyerang bayi, karena kandungan antibodi yang ada pada colostrum dan ASI.

b.Melakukan pemeriksaan fisik pada BBL •Pemeriksaan umum

(26)

•Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Meliputi pemeriksaan suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah. •Pemeriksaan head to too

Meliputi pemeriksaan kepala, telinga, mata, hidung atau mulut, leher, dada, bahu, lengan dan tangan, perut, genetalia, ekstremitas bawah dan atas, punggung, kulit, dan refleks.

c.Pencegahan infeksi

Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu.

Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.

d.Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi

Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan suhu lingkungan.

2.Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak

Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase

pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.

3.Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan Imunisasi.

(27)

Vaksin yang digunakan adalah :

a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis. b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio.

c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus. d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak.

Sistem Departemen Kesehatan NSW dan petugas kesehatan memainkan peranan yang utama dalam membantu anak-anak dan keluarga untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.

Departemen Kesehatan NSW menyediakan berbagai pelayanan bagi anak-anak dan keluarganya. Pelayanan kesehatan yang spesifik disediakan bagi anak-anak dan keluarganya termasuk:

•Pelayanan kesehatan anak kecil •Pusat perawatan keluarga

•Pusat perawatan keluarga di rumah •Telepon bantuan orang tua

•Tim anak dan keluarga dalam pelayanan kesehatan masyarakat •Pelayanan perlindungan anak

•Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja •Instalasi anak-anak di rumah sakit umum •Rumah sakit spesialis anak-anak.

Dokter umum merupakan pemberi perawatan yang utama dalam sistem perawatan kesehatan dasar. Mereka merupakan mitra utama dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi anak-anak dan keluarganya. Sistem kesehatan harus memelihara hubungan kukuh dengan departemen pemerintah lain yang relevan, pemerintah setempat, ahli kesehatan dan keluarga bagi mengadakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak-anak.

Pusat Kesehatan Anak mempunyai staf ahli kesehatan (termasuk perawat terdaftar) yang mempunyai spesialisasi dalam kesehatan anak dan keluarga. Perawat kesehatan anak dan keluarga dapat memberikan bantuan untuk merawat bayi dan anak kecil, termasuk informasi tentang :

•Menyusui

(28)

•Pertumbuhan dan perkembangan bayi •Imunisasi

•Keselamatan bermain dengan bayi atau anak 4.Pemberian vitamin A

Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian vitamin A dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun.

Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita . 5.Manajemen Terpadu Balita Sakit.

(29)

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Dimana dalam peningkatan usaha kesehatan sangat diperlukan dalam program kesehatan yang terkait dalam meningkatkan status kesehatan yang mencangkup:

1. PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA IBU 2. PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI 3. PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Heru S, Adi, dr. 1995.Kader Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia1983. PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD) BUKU BACAAN BAGI PROMOTOR KESEHATAN DESA (PROKESA), Jakarta.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1990. Buku PEGANGAN KADER DALAM PEMBERANTASAN PENYAKIT KUSTA, Derokterat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lindungan Pemukiman, Jakarta.

4. Kerjasama Departemen Kesehatan RI-UNICEF-Bina Swadaya 1988.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PKMD PERKOTAAN : PEDOMAN KADER PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN, Jilid 2,PT.Penebar Swadaya : Jakarta.

5.Manuaba,ida bagus gde.2007.ilmu kebidanan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan.jakarta:sunter agung podomoro

6.Notoatmodjo, Soekidjo.2007.Promosi kesehatan.jakarta : penerbit Rineka Cipta. Diakses dari Eni Retna Ambarwati.blog.com.selasa.pukul 20.00 wib.padang.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kadar Bahan Pengikat Gelatin Terhadap Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus

• Dinding sel ini dapat mengalami pertumbuhan menebal yang diselingi atau kadang-kadang bersamaan dengan pertumbuhan permukaan dari dinding tersebut, sehingga setelah dinding

Metode komponen simetris digunakan dalam perhitungan yang berhubungan dengan keadaan yang tak seimbang pada perangkat listrik tiga fasa, dan secara khusus untuk perhitungan

Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun rujukan literasi dalam fokus aksesibilitas ibu menyusui pada ruang publik, sebab aksesbilitas ibu

Perseroan meraih laba bersih tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp50.19 miliar hingga periode 30 Juni 2017 naik

Fasilitas advanced training di manfaatkan untuk proses pembelajaran dengan tahapan adanya:.. Sertifikasi dengan pengakuan

[r]

Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari dari beban maka defleksi yang