• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - KEANEKARAGAMAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG AEK ...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAP.COM - KEANEKARAGAMAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG AEK ..."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

 

DAFTAR PUSTAKA

Amalia. 2004. Macroepiphyte diversity and distribution based on surface type of

Phorophyte (host) on Mount Tangkubanperahu. (19 Maret 2010)

Bill. dan Malcom, N. 2000. Mosses and Other Bryophytes An Illustrated Glossary. Micro Optics Press. New Zealand.

Balai Konservasi sumber Daya Alam 1 SUMUT. 2003. Informasi Kawasan

Konservasi di SUMUT. Medan: BKSDA1. SUMUT.

Bartram, E.B. Mosses of The Philippines. The Philippine Journal of Science.68 (1-4)

: 1-437.

Damayanti, L. 2006. Koleksi Bryophyta Taman Lumut Kebun Raya Cibodas. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Sindanglaya, Cianjur. Hlm. 81

De Luna, Efrain, Angela. E, Newton, dan Brent D. M. 2003. Bryophyta. Mosses. Versi 25 Maret 2003. The Tree of Life Web Project. Diakses Tanggal 2 Maret, 2010.

Dixon, H.N. 1961. On a Colletion of Bornean Mosses Made by The Rev. C.H. Binstead.j.Linn.Soc.Bot.

Eddy, A. 1988. A Handbook of Malesian Mosses Volume 1. Natural History Museum Publications, London.

.1990. A Handbook of Malesiana Mosses Volume 2. Natural History Museum Publications, London.

.1996. AHandbook of Malesiana Mosses Volume 3. Natural History Museum. Publucations, London.

Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan Usman Tanuwidjaja. Bandung: ITB. Hlm.298

Gradstein, S.R. 2003. Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional Training

Course On Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens. Bogor.

Indonesia.

(2)

 

. 2003. Morphology of Bryophyta. Guide to Bryophytes of Tropical America. A Handout Lecture of Regional Training Course On Biodeversity

and Conservation of Bryophytes and Lichens. Bogor. Indonesia.

Hartati, S. Aththorick, A. dan Sartina, E. 2007. Kekayaan Jenis Makroepifit di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Desa Telagah Kabupaten

Langkat. Jurnal Biologi Sumatera. 2 (1) :.12-16.

Holttum, R. E. 1968. A Rivised Flora of Malaya. Vol II. Fem of Malaya. Singapura: Government Printing Office.

Hasan, M. dan Ariyanti, N. S. 2004. Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango Volume 1. Balai Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango, Cibodas.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Krebs, C. J. 1985. Experimental Analysis ofDistribution and Abudance. Harper and Row Publisher, Philadelphia. Hlm.23

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. PT Penerbit Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Loveless, A. R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. Penerjemah: Kuswata KartaWinata. Sarkat Danimiharja dan Usep Soeyisna. PT. Gramedia, Jakarta. Hlm.79-86.

Odum, E. P. 1996. Fundamental of Ecology. W. B. Saunder Company. London

Polunin, N.1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Terjemahan Gembong Tjitrosoepomo, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.

Richards, P. W. 1981. The Tropical Rain Forest. 7 Edition. New York: Cambridge University Press London.

Richards, P. W. 1984. The Ecology of Tropical Forest Bryophyte. Di dalam: Schuster R.M. (e.d). Manual of Bryology. 2 : University Press London.

Resosoedarmo, S. K. Kartawinata, J. dan Soegiarto, A. 1989. Pengantar Ekologi. Penerbit Remadja Karya. Bandung. Hlm. 79-80.

(3)

 

Rugayah, A. Retnowati. Windadri, F.I. dan Hidayat, A. 2004. Pengumpulan Data

Taksonomi. Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. Pusat

Penelitian Biologi, Bogor-Indonesia

Touw, A. 1978. The Mosses reported from Borneo. Journal Hattori Botanical Laboratory. 44 : 147-176.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tan, B.C. 2003. Bryophytes (Mosses). A Handout Lecture of Regional Training

Course On Biodeversity And Conversation of Bryophytes And Lichen. Bogor.

Indonesia.

Van Steenis, C. G. G. J. 1950. Flora Malesiana 1. Noordhoff-KolfN. V. Jakarta.

Windadri, F. I. 2007. Lumut (Musci) di Kawasan Cagar Alam Kakenauwe dan Suaka

Margasatwa Lambusango, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Jurnal

Biodiversitas. 8 (3) : 197-203.

. 2008. Keanekaragaman Jenis Lumut (Musci) di Lereng Gunung Wani,

Suaka Margasatwa Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Jurnal Biota. 13(2) :

106-120.

. 2009. Keragaman Lumut di Resort Karang Ranjang, Taman Nasional

Ujung Kulon, Banten. Jurnal Teknologi Lingkungan. 10 (1) : 19-25.

. 2009. Keragaman Lumut pada Marga Pandanus di Taman Nasional

Ujung Kulon, Banten. Jurnal Natur Indonesia. 11 (2) : 89-93.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret s/d Mei 2010 di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah VI Besitang dan di desa-desa yang

alam.Kawasan Ekowisata Tangkahan adalah sebuah kawasan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.Kawasan Ekowisata Tangkahan menawarkan

Tingginya kekayaan jenis herba di hutan sekunder kawasan Ekosistem Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara diduga disebabkan berbagai faktor lingkungan yang cukup

enam bulan, di kawasan hutan Cagar Alarn Serbajadi dan sekitarnya (Kabupaten Aceh Timur) dan kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser wilayah Sikundur- Besitang

Penelitian tentang Keanekaragaman Burung di Desa Telagah Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat Sumatera Utara telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai

Inventarisasi Jamur Makroskopis di Ekowisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat Sumatera Utara.. Tesis Program Studi Magister Biologi

Judul Penelitian : Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Studi Kasus: Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi

Tabel Pengamatan Vegetasi Pohon di Kawasan Hutan Sekunder 30 Tahun Desa Telagah Kabupaten Langkat.. No No Koleksi Famili Spesies