• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen

yang dikaitkan dengan pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Akuntansi

pertanggungjawaban ini menelusuri biaya, pendapatan, laba dan investasi untuk setiap unit

organisasi dimana unit organisasi merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang dipimpin

oleh seorang manajemen yang bertanggungjawab atas unitnya. Defenisi tentang akuntansi

pertanggungjawaban ini banyak diberikan oleh para ahli tetapi pada dasarnya mempunyai

pengertian dan pemikiran yang sama. Defenisi yang dikemukakan para ahli dapat dilihat

sebagai berikut:

Menurut Charles T. Horgren (2004:307) menyatakan bahwa “ Suatu system akuntansi

yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi itu dan

mencerminkan rencana dan tindakan disetiap pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan

penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggungjawab bersangkutan.”

Munawir (2001:18) “ Akuntansi pertanggungjawaban (responbility accounting) adalah

system akuntansi yang mengukur hasil masing-masing pusat pertanggungjawaban sesuai

dengan pertanggungjawaban tersebut”.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan

suatu sistem di dalam akuntansi yang mengakui pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana

kegiatan yang memiliki tanggungjawab atas biaya dan pendapatan tertentu sehingga

pengawasan dapat diarahkan pada pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan untuk menilai

(2)

2.2Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban

Konsep dasar akuntansi pertanggungjawaban adalah akuntansi pertanggungjawaban yang

didasarkan atas penggolongan tanggungjawab manajemen (departemen-departemen) pada setiap

tingkatan dalam suatu organisasi dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing-masing

departemen, individu yang mengepalai klasifikasi pertanggungjawaban, harus

bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan biaya-biaya dari kegiatan. Konsep ini

menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya yang dapat atau tidak dapat

dikendalikan oleh kepala deaprtemen. Umumnya biaya-biaya yang secara langsung dapat

dibebankan pada departemen kecuali biaya tetap merupakan biaya yang dapat dikendalikan

menejer departemen tersebut.

Titik awal dari system informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak pada bagan

organisasi dimana ruang lingkup wewenang, mendasari pertanggungjawaban biaya-biaya

tertentu dengan pertimbangan dan kerjasama antara penyelia kepala departemen atau menejer,

biaya tersebut diajukan dalam anggaran perusahaan. Setiap anggaran harus secara jelas

menunjukkan biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh orang yang bersangkutan. Bagian

perkiraan harus disesuaikan supaya dapat pencatatan atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan

atau dipertanggungjawaban dalam kerangka kerja yang tercakup dalam wewenang. Sesuai

dengan konsep dasar pertama dikemukakan, akuntansi pertanggungjawaban yang didasarkan

atas penggolongan manajemen (departemen-departemen) maka struktur organisasi yang

mencerminkan pembagian dan hirarki wewenang untuk pelaksanaan kegiatan sangatlah penting.

2.3Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Seorang pemimpin pada perusahaan besar tidaklah mampu mengatasi semua hal yang

(3)

keuangan, hokum, wewenang pengembalian keputusan atau kegiatan-kegiatan tersebut sebagian

maupun seluruhnya dan mendelegasikan kepada tingkat manajemen dibawahnya. Dalam hal ini

akuntansi pertanggungjawaban berperan penting dalam pendelegasian wewenang tersebut dan

memberi manfaat sebagai berikut :

1. Dalam penyusunan anggaran

Anggaran berisi informasi tentang sumber daya ekonomi yang disediakan dan siapa yang

bertanggungjawab terhadap pengguna sumber daya ekonomi tersebut. Proses penyusunan

anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran dalam pencapaian tujuan

peruasahaan yang dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan untuk melakasanakan

tanggungjawab disini adalah menejer pusat pertanggungjawaban. Peran dari menejer dapat

dinilai dari anggaran yang baik akan mengakibatkan peran menejer menyadari perannya dalam

mencapai tujuan perusahaan dan berusaha untuk berprestasi sesuai dengan anggaran yang

ditetapkan.

2. Menilai kinerja menejer pusat pertanggungjawaban

Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban penting dalam proses perencanaan dan

pengendalian kegiatan organisasi. Pengendalian dilakukan dengan cara member peran bagi

setiap manajer untuk merencenakan pendapatan dan biaya yang gmenjadi tanggungjawabnya

dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer

yang bertanggungjawab. Dengan informasi realisasi tersebut dapat dinilai kinerja setiap

manajer dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang dihubungkan dengan menejer yang memiliki

peran kinerja setiap menejer.

3. Memotivasi menejer

Motivasi adalah proses prakarya dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan.

(4)

berkeyakinan bahwa kinerjanya akan diberi penghargaan yang pantas. Maka dalam menilai

kinerja ini digunakan informasi akuntansi berupa informasi masa lalu. Jika sistem penghargaan

yang dilakukan dengan penilaian melalui informasi akuntansi, kemungkinan inilah yang

memotivasi manajer untuk meningkatkan nilai penghargaan.

Pengaruh tidak langsung, dimana berdampak terhadap nilai penghargaan, keputusan manajer

atas penghargaan diterimnya dipengaruhi oleh penilaian kinerja manajer atas kepantasan

penghargaan tersebut. Tinggi rendahnya kepuasan manajer atas penghargaan yang diterimanya

berdampak atas tinggi rendahnya nilai penghargaan.

2.4Hubungan Fungsi Struktur Organisasi dengan Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban berhubungan erat dengan struktur organisasi. Sebagaimana

telah diuraikan sebelumnya bahwa titik awal dari sistem informasi akuntansi

pertanggungjawaban terletak pada bagan organisasi, dimana ruang lingkup wewenang telah

ditentukan. Jadi sebelum akuntansi pertanggungjawaban di desain, perlulah dipelajari struktur

organisasinya. Karena penyusunan sistem akuntansi pertanggungjawaban dan penyusunan

struktur organisasi merupakan pekerjaan yang tidak dapat di pisahkan dan saling

mempengaruhi.

Adanya sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik dalam perusahaan akan didukung

oleh struktur organisasi yang baik pula. Struktur organisasi mencerminkan pembagian tugas

dan wewenang manajemen atas kepada manajen bawah agar dapat di capai pembagian tugas

yang efektif dan efesien. Dengan jelasnya struktur organisasi, maka manajer puncak akan

diakui manajer bawahannya dan demikian pula sebaliknya.

Struktur organisasi adalah susunan sistem hubungan antara posisi kepemimpinan yang ada

dalam suatu organisasi. Struktur tersebut adalah hasil dari pertimbangan dan kesadaran tentang

pentingnya perencanaan atas penentuan kekuasaan, tanggungjawab dan spesialis setiap

(5)

2.5Pusat Pertanggungjawaban

2.5.1 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban

Menurut Mowen (2005:818) menyatakan bahwa “pusat pertanggungjawaban merupakan

segmen bisnis manejernya bertanggungjawab atas hasil kegiatan unit bisnisnya.” Adapun

menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2002 : 111) bahwa “pusat

pertanggungjawaban (responsibility center) adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh

seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”. Suatu pusat

pertanggungjawaban dibentuk pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat

membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai satu keseluruhan. Esensi pusat

pertanggungjawaban dapat digambarkan sebagai berikut :

Masukan Keluaran

Sumber yang dipakai Modal Barang dan Jasa

Diukur dengan biaya (Aktiva/Investasi)

Gambar : Pusat pertanggungjawaban Sumber: Supriyono (2001:22)

Suatu pusat pertanggungjawaban menggunakan masukan (input), misalnya bahan, jasa

tenaga kerja lainnya yang dikonsumsi sebagai pemasukan. Proses, atau pengolahan atau

pengerjaan masukan memerlukan modal atau investasi yang ditanam di dalam aktiva lancar dan

aktiva tetap. Dari pengolahan tersebut, pusat pertanggungjawaban menghasilkan keluaran

(output) yang digolongkan kedalam barang dan jasa. Keluaran suatu pusat

pertanggungjawaban mungkin dijual kepada pihak lain atau mungkin dikonsumsi oleh pusat

pertanggungjawaban lainnya. Penentuan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban biasanya

digunakan dua criteria yaitu efesiensi dan efektivitas. Suatu pusat pertanggungjawaban

dinamakan efesiensi jika pusat pertanggungjawaban tersebut:

(6)

a. Menggunakan sumber, atau biaya, atau masukan lebi kecil untuk menghasilkan keluaran

dalam jumlah yang sama.

b. Menggunakan sumber atau biaya, atau masukkan yang sama untuk menghasilkan keluaran

dalam jumlah yang lebih besar.

Adapun efektivitas adalah hubungan antara keluaran pusat pertanggungjawaban terhadap

pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut.

Penilaian setiap unit pusat pertanggunjawaban dapat dilihat dari data informasi masa depan.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban masa depan digunakan dalam proses perencanaan,

khususnya proses perencanaan tahunan yang dinamakan penyusuna anggaran. Informasi

akuntansi pertanggungjawaban historis suatu pusat pertanggungjawaban digunakan untuk

menganalisa prestasi manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan dan sekaligus

memotivasi manajer untuk melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan atau prestasi yang

tidak memuasakan.

2.5.2 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran, pusat pertanggungjawaban yang ada

pada suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok dengan penjelasan

sebagai berikut ini :

a. Pusat Biaya (Cost Center)

Pusat biaya adalah suatu bagian dari organisasi yang disentralisasikan dan di berikan

wewenang untuk mengeluarkan biaya dalam pusat biaya, keluarnnya tdak dapat atau tidak

dapat diukur dalam wujud pendapatan.

Manajer pusat biaya dapat mengetahui biaya yang terjadi sehingga biaya tersebut dapat

dinilai secara moneter. Biaya yang terjadi dalam suatu pusat biaya tidak selamanya

merupakan keputusan yang diambil oleh manajer yang bersangkutan karena tidak semua

(7)

dalam pengumpulan dan pelaporan biaya tiap bidang pertanggungjawaban harus dipisahkan

antara biaya terkendali (controlabel cost) dengan biaya tidak terkandali yang sesungguhnya

dengan biaya terkendali menurut anggaran.

b. Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi

manajernya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya.

c. Pusat Laba

Pusat Laba adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi

manajernya dinilai atas dasar selisih pendapatan biaya pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya.

d. Pusat Investasi

Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi

manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus aktiva atau modal atau

investasi pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya jadi nilai atas dasar laba dan

investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.

2.6Pusat Pendapatan sebagai Pusat Pertanggungjawaban

Defenisi mengenai pusat pertanggungjawaban banyak diberikan oleh para ahli namun pada

umumnya pendapat mereka tidak jauh berbeda pengertiannya satu sama lain. Adapun

pengertian dari pusat pertanggungjawaban menurut Anthony dan Govidarajan (2005:171) :

mengatakan bahwa organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab

terhadap aktivitas yang dilakukan.

Di dalam prakteknya pusat pertanggungjawaban sebagai unit organisasi sering ditetapkan

(8)

suatu sistem yang mengolah masukkan menjadi keluaran. Masukkan suatu pusat

pertanggungjawaban yang diukur dalam satuan uang disebut dengan biaya, sedangkan keluaran

suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang disebut denga pendapatan.

2.7Pusat Pendapatan Bank

Kegiatan usaha utama dan pusat pendapatan bank terbesar adalah penyaluran dana.

Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila

dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara

tertentu sehingga efesien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.

Keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal

seperti adanya:

1. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan.

2. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh oleh penyimpan dana relatif terhadap

pendapatan dari alternatif investasi lain dengan tingkat resiko yang seimbang seperti:

giro, tabungan dan deposito berjangka.

3. Resiko penyimpangan dana apabila sebuah bank dapat memberikan tingkat kepastian

yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat ditarik lagi sesuai waktu yang telah

dijanjikan, maka masyarakat semakin bersedia untuk menempatkan dananya di bank

tersebut.

4. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana selalu dihormati dan

dihargai.

Berdasarkan keadaan ini dana yang berhasil dihimpun bank justru akan menjadi beban apabila

akan dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha lokasi untuk tujuan-tujuan produktif. Dana yang

telah dihimpun bukanlah dana yang semuanya murah tapi sebagian besar adalah dana dari

(9)

Untuk itu pihak perbankan memusatkan dana yang telah diperoleh dengan cara menyalurkan

dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

Menurut Y. Sri Susilo, Sigit Triandam, dan A. Totok Budi Santoso (2006:61) kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

kewajibannya setelah jangka waktu tertentu. Kewajiban tersebut dapat berupa pokok pinjaman,

bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Menurut asal mulanya kata kredit menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun

1998 adalah “ penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa dalam perusahaan perbankan pusat perbankan

tebesar adalah melalui pemberian kredit kepada calon nasabah dengan ketentuan sebagai

berikut:

2.7.1 Unsur-unsur Kredit

Adapun unsure-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah

sebagai berikut :

 Kepercayaan

 Kesepakatan

 Jangka waktu

 Resiko

 Balas jasa (bunga)

(10)

Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula jenis kebutuhan jenis

kreditnya. Secara umum jenis kredit yang disalurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi

adalah :

1. Dilihat dari segi kegunaan

Maksud jenis kredit dilihat dari kegunannya adalah untuk melihat penggunaan uang

tersebut, apakah digunakan untuk kegiatan utama atau hanya untuk kegiatan tambahan. Jika

ditinjau dari segi kegunaannya terdapat dua jenis kredit adalah :

 Kredit Investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan pelunasan usaha atau membangun

proyek/pabrik batu dimana dimasa pemakaiannya untuk satu periode yang relatife lebih

lama dan biasanya untuk kegiatan utama.

 Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasional. Kredit modal kerja merupakan kredit yang diacairkan untuk mendukung kredit

invesatasi yang sudah ada.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk

disusahakan sehingga menghasilkan sesuatu barang atau jasa.

 Kredit Produktif

 Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi, kredit ini

digunakan untuk diusahakan menghasilkan sesuatu barang atau jasa.

 Kredit Konsumtif

 Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi.

(11)

 Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan

biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembiayayaannya diharapkan dari hasil

penjualnnya barang dagangannya tersebut.

3. Dilihat dari segi Jangka Waktu

Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama

sekali diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini adalah :

 Kredit Jangka Pendek

 Kredit ini merupkan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya

digunakan untuk modal keperluan kerja.

 Kredit Jangka Menengah

 Jangka waktu kreditnya bekisar antara satu tahun sampai tiga tahun, kredit jenis ini dapat

diberikan untuk modal kerja.

 Kredit Jangka Panjang

 Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun, kredit

ini digunakan untuk investasi jangka panjang.

4. Dilihat dari segi jaminan

Dilihat dari segi jaminan, maksudnya setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus didukung

dengan suatu barang atau surat-surat berharga nominalnya senilai dengan kredit yang diberikan.

Jenis kredit dilihat dari segi jaminan dapat dibagi atas :

 Kredit dengan jaminan

 Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud, artinya setiap kriet yang dikeluarkan akan

dilindungi jaminan diberikan si calon debitur.

(12)

 Yaitu kredit yang diberikan tanpa suatu jaminan atau orang tertentu. Kredit ini diberikan

dengan melihat jenis prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama

berhubungan dengan bank bersangkutan.

5. Dilihat dari sector usaha

Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha seperti :

 Kredit pertanian

 Kredit perternakan

 Kredit industri

 Kredit pertambangan

 Kredit pendidikan

 Kredit profesi

 Kredit perumahan

 Dan sektor usaha lainnya

2.7.3 Jaminan Kredit

Ketidak mampuan nasabah dalam melunasi kreditnya, dapat ditutupi dengan suatu jaminan

kredit. Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank dari kerugian. Dengan adanya

jaminan kredit dimana nilai jaminan biasanya melebihi nilai kredit, maka bank akan aman.

Bank dapat mempergunakan atau menjual jaminan kredit untuk menutupi kredit apabila kredit

yang diberikan macet. Jaminan kredit juga akan melindungi bank dari nasabah yang nakal. Hal

ini disebabkan tidak sedikitnya nasabah yang mampu tetapi tidak mau membayar kreditnya,

yang paling penting dalam jaminan kredit adalah mengikat nasabah untuk segera melunasi

utang-utangnya. Nasabah akan terikat dengan bank mengingat jaminan kredit akan disita oleh

bank apabila nasabah tidak mampu membayar. Untuk masalah-masalah khusus kredit dapat

(13)

misalnya untuk jumlah yang kecil atau sosial. Dalam prakteknya yang dapat dijadikan jaminan

oleh calon debitur adalah sebagai berikut :

Jaminan barang-barang, seperti; tanah, bangunan, kenderaan bermotor, mesin, peralatan,

dan persediaan barang dagangan.

Jaminan surat berharga seperti; sertifikat saham, obligasi, sertifikat hak milik (SHM),

deposito, promes, wesel.

Jaminan orang atau perusahaan

Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada bank terhadap fasilitas

kredit yang diberikan, apabila kredit itu macet, maka orang atau perusahaan yang memberikan

kredit, jaminan itulah yang diminta pertanggungjawaban atau menanggung resiko apabila

kredit yang diberikan calon debitur bermasalah.

Jaminan asuransi

Yaitu bank memberikan kredit kepada nasabah dengan menggunakan pihak asuransi sebagai

penjamin kredit bermasalah.

2.7.4 Pemeberian Suku Bunga Kredit

Setiap nasabah yang menjadi penerima fasilitas kredit dari bank akan dikenakan kewajiban

membayar kembali. Pembayaran ini lebih dikenal dengan nama angsuran atau cicilan.

Dalam setiap angsuran yang dibayar oleh nasabah sudah termasuk pokok pinjaman

ditambah bunga yang harus dibayar. Jumlah angsuran yang dibayar disetipa periode tetap.

Pembebanan jenis suku bunga oleh bank adalah dengan memperhatikan kredit yang

dibiayainny, kemudian juga yang menjadi pertimbangan bank adalah menentukan pembebanan

(14)

2.7.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas diberikan bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit

yang diberikan benar-benar kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit

sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai

prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.

Ada beberapa prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan dan prinsip ini umum

digunakan pihak perbankan khususnya dalam proses pemberian kredit yaitu dengan analisi 5C,

analisis 7P dan studi kelayakan. Adapun prinsip penilaian kredit dengan analisa 5C yaitu :

a. Character, yaitu analisa pemberian kredit dengan cara melihat sifat dan watak calon debitur untuk diberikan kredit.

b. Capacity, yaitu menilai kemampuan calon debitur mengelola usahanya setiap hari dan menghasilkan laba.

c. Capital, yaitu melihat usaha calon debitur dengan mempertimbangkan berasal dari mana modal dan sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki oleh calon debiturterhadap usaha yang

dibiyaiin..

d. Collateral, yaitu menilai kewajaran jaminan yang diberikan calon debitur terhadap kredit yang dimohon.

e. Condition, yaitu melihat kondisi ekonomi calon debitur pada masa sekarang dan masa akan dating setelah diberikan kredit.

Sedangkan penilaian dengan 7P adalah :

a. Personality, yaitu penilaian calon debitur dengan membandingkan kepribadian nasabah terhadap characternya.

b. Party, yaitu penggolongan calon debitur untuk diberikan kredit.

(15)

d. Prospect, yaitu usaha calon debitur diberikan kredit dimasa akan datang terhadap kemampuan menghasilkan laba.

e. Payment, yaitu cara memperoleh dana untuk mengembalikan kredit bagi calon debitur. f. Profability, yaitu menilai calon debitur dalam kemampuannya mencari laba.

g. Protection, yaitu menilai calon debitur terhadap bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang

atau orang, dan jaminan berupa asuransi.

Disamping 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan studi kelayaan,

terutama untuk kredit dalam jumlah yang relative besar. Adapun penilaian kredit dengan Studi Kelayakan meliputi penilaian terhadap:

a. Aspek Hukum

b. Aspek pasar dan pemasaran

c. Aspek keuangan

d. Aspek manajemen

e. Aspek ekonomi dan sosial

f. Aspek amdal

g. Aspek-aspek penilaian bank

2.7.6 Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur penilaian kredit dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antara

bank yang satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin

hanya terletak dari persyaratan dan ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan

pertimbangan masing-masing dalam prakteknya. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat

dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman satu badan hukum. kemudian dapat

pula ditinjau dari segi tujuan apakah konsumtif dan produktif.

(16)

1. Kelengkapan berkas permohonan kredit

Surat atau berkas permohonan kredit adalah permohonan untuk memperoleh kredit yang

dianjurkan untuk oleh debitur dan atau calon debitur kepada sebuah bank. Fungsi dari pada

permohonan kredit adalah sebagai bukti permohonan kredit dari perusahaan perorangan maupun

perseroan kepada bank, sebagai sumber informasi dalam mengevaluasi kredit. Surat

permohonan kredit dicatat kedalam register pemasaran kredit da di teruskan ke penyelia

(pimpinan unit) yang selanjutnya pemasaran akan memperoses permohonan kredit.

Langakah pertama yang dilakukan oleh para analisis setelah menerima berkas permohonan

kredit calon debitur, adalah memeriksa kelengkapan surat permohonan kredit sesuai kenutuhan

analisis yang diperlukan. Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka dalam setiap

pengajuan proposal suatu kredit hendaknya berisi tentang :

 Pinjaman perseorangan atau perseroan

 Tujuan permohonan kredit

 Besarnya kredit yang dimohon

 Cara pemohon mengembalikan kredit

 Jaminan kredit

 Selanjutnya proposal permohonan kredit ini dilampirkan dengan berkas yang telah

dipersyaratkan seperti :

 KTP

 Kartu Keluarga (KK)

 NPWP

 Laporan Keuangan seperti Neraca, Laba Rugi 2 bulan terakhir

 Fotocopy sertifikat hak milik, atau surat keterangan pemilikan tanah

 Daftar penghasilan lainnya

(17)

 Fotocopy buku nikah

 Pasphoto suami dan istr

Dalam pemeriksaan berkas kelengkapan permohonan kredit hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah meneliti keabsahan surat permohonan kredit apakah telah ditanda tangani oleh pengurus

atau yang berwenang sesuai akte pendirian perusahaan, tentunya pengurus yang berwenang,

dengan mencocokkan tanda tangan dengan foto copy yang bersangkutan atau dengan speciemen

tanda tangan yang ada di bank. Bagi perusahaan perseroan biasanya surat pemberian kredit

biasanya juga ditanda tangani oleh komisaris utamanya sebagai tanda tangan persetujuan

ataupun dalam persetujuan tertulis lainnya. Selanjutnya diteliti fotocopy surat izin yang

dimiliki, daftar isian yang dilaksanakan oleh bank, surat-surat jaminan kredit, surat kontrak

kerja ataupun order dari pemberi kerja. Diteliti juga kelengkapan kredit dan manajer

perusahaan yang meliputi daftar riwayat hidup dari top manajer perusahaan dan pemegang

posisi kunci perusahaan. Bagi perusahaan dagang kelengkapan penting lainnya yang perlu

diteliti adalah data laporan keuangan. Bagi perusahaan menengah keatas disyaratkan laporan

keuangan yang telah diaudit oleh akuntan public yang terdaftar. Data studi kelayakan yang

dibuat oleh konsultan terdaftar. Data realisasi usaha, data persediaan barang selama jangka

waktu enam bulan paling tidak data lainnya yang mendukung permohonan kredit. Sedangkan

khusus untuk permohonan kredit konsumsi pembelian kenderaan, berkas permohonan kredit

yaitu, meliputii daftar isian yang dipersyaratkan oleh bank riwayat hidup, pendapatan setiap

bulan, surat keteranagn gaji dari tempat bekerja dan penawaran harga barang yang akan dibeli.

2. Wanwancara (interview)

Interview wawancara dengan pemohon kredit atau calon debitur sebaiknya dilakukan oleh

pejabat bank (analisis kredit, kepala cabang). Sebelum permohonan kredit diajukan, interview

pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan agar melalui interview pendahuluan itu pejabat bank

(18)

yang akan diajukan itu layak atau tidak layak. Untuk selanjutnya kesimpulan pendahuluan itu

akan dibuktikan dari hasil penelitian dan analisis lengkap yang akan dipertimbangkan oleh

komite kredit. Interview dilakukan oleh analisis, dan pejabat-pejabat yang terkait sampai

kepada pejabat berwenang untuk memutus persetujuan pemberian kredit. Yang terpenting

dalam interview adalah bahwa informasi yang disampaikan oleh debitur dites ulang

dengankenyataan yang ada dilapangan. Apabila terjadi perbedaan tentang hal ini menyangkut

hal kejujuran dan kepercayaan yang kuat itu sendiri adalah kepercayaan. Kalau belum

terpenuhi oleh calon debitur tentu akan sangat berhati-hati dalam pengambilan keputusan

selanjutnya. Data-data yang disampaikan akan diteliti kebenarannya sehingga dengan demikian

data-data yang dianalisis telah benar-benar terjamin akurasinya, sehingga dalam pengambilan

keputusan benar-benar akan dipertanggungjawaban.

3. Investigasi Kredit

Pengertian investigasi kredit adalah semua kegiatan yang meliputi langkah-langkah

sebagai berikut :

 Mengumpulkan data-data yang update, atau data-data yang relevan untuk bahan analisis

permohonan kredit. Data data yang dimaksud berkaitan dengan kondisi ekstern yang

mempengaruhi usaha debitur.

 Meneliti kebenaran dan akurasi data calon debitur

 Pembuatan laporan investigasi yang digunakan sebagai alat rekomendasi

 untuk melanjutkan kegiatan kepada proses analisis kredit. Jenis-jenis investiagsi kredit,

meliputi informasi intern, adalah usaha pengumpulan dan penelitian data mengenai nasabah

dan usahanya yang bersumber dari administrasi bank sendiri seperti pemeriksaan daftar

hitam dan daftar kredit macet serta daftar perusahaan pailit. Informasi ekstern, adalah usaha

pengumpulan dan penelitian informasi nasabah dari pihak ketiga di luar bank perusahaan

(19)

bahwa analisi kredit baru dapat dilakukan setelah hasil investigasi kredit diterima atau

sesudah kegiatan investigasi kredit dilaksanakan. Untuk menyiapkan informasi yang akurat

atas investigasi yang dilakukan guna membantu pejabat bank pemutus kredit untuk

mengambil keputusan.

2.7.7 On The Spoot (OTS)

Dari data-data permohonan kredit yang diajukan, akan dicek kebenarannya melalui

peninjauan lapangan (on the spoot), pada saat OTS dilakukan pengecekkan terhadap data lokasi

usaha, daerah pemasaran usaha, data keuangan (aktiva lancer atau aktiva tetap, buku kas, buku

persidiaan, buku piutang agar diteliti dan dicocokkan dengan data yang ada, demikian juga

persediaan barang secara fisik agar diteliti kebenarannya.

2.7.8 Wawancara Kedua

Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara

kedua disatukan. Wawancara kedua ini merupakan kegiatan pernaikan berkas, jika mungkin

ada kekurangan setelah dilakukan OTS dilapangan. Catatan yang benar ada pada permohonan

kredit dan pada saat wawancara pertama dicocokin dengan pada saat OTS apakah ada

kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

2.7.9 Analisis Kredit Bank

Dalam pelaksanaan pemberian kredit pada calon debitur, bank dihadapkan dengan berbagai

permasalahan yang kompleks. Disamping itu permasalahan umum yang harus dipecahkan

dalam pemberian kredit para pengelola kredit juga dihadapkan permasalahan yang sifatnya

khusus yang menyangkut kegiatan usaha calon debitur secara specifik. Pemberian kredit

kepada calon debitur mempunyai permasalahan yang spesifik yang berbeda secara material

dengan calon nasabah lain. Oleh karena itu antara satu calon nasabah dengan calon nasabah

lain diperlukan adanya pendekatan dan penanganan secara berbeda dan sangat memperhatikan

(20)

masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit maka dibutuhkan suatu bentuk dari pola

analisis. Analisis ini perlu dilakukan secara kritis baik melalui pendekatan kualitatif dan

kuantitatif terhadap semua aspek, baik aspek mikro ekonomi maupun aspek makro ekonomi

yang berpangaruh langsung terhadap sektor usaha yang dimaksud. Oleh sebab itu dalam

menilai keputusan pemberian kredit, perusahaan (bank) telah memberikan aturan-aturan yang

tidak lepas dari akuntansi pertanggungjawaban perusahaan tersebut. Dalam pemberian kredit

yang dilakukan oleh bank melalui pejabat yang telah diberikan hak atau wewenang untuk

memutus kredit tidak akan pernah lepas dari anggaran ekspansi kredit yang telah ditentukan

sebagai laporan pertanggungjawaban. Jika anggaran ekspansi kredit telah ditentukan dan

prosedur keputusan kredit telah dijalankan dengan benar maka kredit yang telah diberikan

kepada debitur, resiko kemacetan pengembalian kredit bermasalah akan minimal dan secara

jelas akan berdampak terhadap pusat pendapatan bank yaitu bunga atas jasa kredit yang

dipinjamkan kepada debitur.

2.7.10 Keputusan Kredit

Setelah prosedur pemberian kredit berakhir dan permohonan kredit yang dimohon calon

debitur diterima atau ditolak pejabat bank membuat suatu keputusan yang ditujukan kepada

pemohon, biasanya keputusan kredit yang diterima akan mencakup :

• Akad kredit yang akan ditanda tangani

• Jumlah kredit (nominal kredit) yang diterima

• Jangka waktu kredit

• Bunga perbulan yang dibebankan dan biaya-biaya yang harus dibayar pada saat perjanjian

(21)

2.7.11 Administrasi Kredit

Adalah peningkatan perjanjian kredit yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu bank dan

calon debitur, seperti : surat perjanjian kredit, surat pengikatan jaminan, surat sanggup

(promes), skedul kredit dan pengikatan lainnya.

2.8 Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan

Akuntansi pertanggungjawaban sebagaimana yang telah diartikan menurut Mulyadi

(2001:217) “merupakan aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer

yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu,” informasi akuntansi

pertanggungjawaban merupakan keluaran dari akuntansi pertanggungjawaban.

Rudianto (2006:293) mendefenisikan akuntansi pertanggungjawaban (responsibility

accounting) adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab pada

keseluruhan organisasi itu dan mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat

tanggungjawab itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki

tanggungjawab yang bersangkutan.” Selain itu konsep dari akuntansi pertanggungjawaban

adalah informasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang

bertanggungjawab atas pertanggungjawaban tertentu. Sedangkan pusat pendapatan adalah suatu

pusat pertanggungjawaban diamana seorang manajer hanya bertanggungjawab untuk penjualan

atau perolehan pendapatan pada unit yang dipimpinnya.

Menurut Sugiri dan Sulistianingsih (2004:135) “Pusat Pendapatan bertanggungjawaban

atas timbulnya pendapatan, baik dari penjualan dagangan, dari barang jadi, maupun dari jasa.”

Jadi dua pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Pusat Pendapatan adalah suatu sistem pelaporan atas proses pelaksanaan rencana (anggaran

(22)

produk untuk memperoleh pendapatan yang besar pada unit yang berada dalam

tanggungjawabnya.

2.8 Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit

Perusahaan memiliki banyak pusat pertanggungjawaban biasanya memiliki salah satu dari

dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatannya mereka yang kompleks

dan beragam : sentralisasi dan desentralisasi.

Pada pengambilan keputusan (centralized desicon making), berbagai puncak, dan manajer

pada jenjang manajemen puncak, dan manajer pada jenjang yang lebih rendah

bertanggungjawab terhadap pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Dilain pihak

pengambilan keputusan desentralisasi (descentralized desicon making) memperkenankan

manajer pada jenjang yang membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang

berkaitan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi

adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih

rendah. Semua organisasi berada dalam rentang yang sangat tersentralisasi hingga ke yang

sangat terdesentralisasi. Kebanyakan perusahaan berada diantara kedua ujung rentang tersebut,

yang mayoritas cenderung ke arah desentralisasi. Alasan-alasan dibalik popularitas

desentralisasi dan cara-cara yang mungkin dipilih perusahaan untuk melaksanakan proses

desentralisasi.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa dalam perjanjian kredit tercakup hak dan

kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bias

dikembalikan calon debitur dengan tepat waktu, sehingga pendapatan bunga setiap bulannya

tidak macet. Oleh sebab itu peranan akuntansi pertanggungjawaban pusat pendapatan

(23)

anggaran expansi kredit yang telah ditetapkan. Bagi kreditur (bank), memilih seorang calon

debitur tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, ada persyaratan tertentu untuk menyaring

apakah calon debitur itu memang bias dipercaya atau tidak diberikan kredit. Karena bisnis

kreditur adalah menjual kepercayaan, maka didalammemberikan kompensasi kepada

masyarakat juaga harus dilakukan tepat waktu, dan jumlah harus kompetitif. Maka, biala

sampai kredit diberikan kepada debitur sampai macet (tidak menghasilkan bunga) betapa

ruginya pihak debitur. Dilain pihak, pembayaran bunganya kepada masyarakat tidak boleh

terlambat, tetapi penghasilan bunga dari debitur terhenti. Belum lagi ada sebagian uang dari

masyarakat yang otoritas moneter diperintahkan disimpan sebagai cadangan di bank sentral,

sehingga tidak semua uang masyarakat dapat menghasilkan bunga. Jadi, pihak kreditur harus

berhati-hati supaya aliran kas keluarnya dapat diimbangi oleh aliran kas masukannya atau tidak

terjadi mismatched paradigm investasi.

Secara financial, dari sisi kreditur, sebenarnya pemberian kredit dapat dipandang sebagai

suatu investasi; entah oleh debitur kredit ini akan dipergunakan untuk apa. Akan tetapi,

investasi disini bukan pengadaan barang modal atau surat-surat berharga, tapi uang yang

dipinjamkan kepada debitur itu. Uang ini dapat dipararelkan sebagai barang modal atau

surat-surat berharga, dimasa yang akan datang menghasilkan pendapatan (pembayaran bunga dari

debitur) yang sifatnya kontinyu. Hal ini akan pararel dengan membeli barang satu modal

(outlays) berupa mesin, yang diharapkan dengan mesin ini perusahaan akan menghasilkan

sejumlah uang (proceed) secara kontinyu dimasa akan datang.

Menurut H. Moh. Tjoekam (1992:2) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

(24)

Pemberian kredit adalah keputusan yang sangat berorientasi kemasa depan. Keputusan

kredit yang dilakukan pada hari ini, baru akan diketahui akibatnya di masa mendatang. Namun

demikian, meskipun secara empiris masa depan itu sulit untuk diketahui pada saat ini, tetapi

tidak berarti suatu kredit tidak dapat diputuskan. Karena masa yang akan datang belum tentu

buruk. Ada fenomena, kecendrungan (trend), variable dengan cirri khusus dan unik, variable

dengan pola tetap dan mudah diprediksi, yang dapat digunakan sebagai pisau analisa.

Semuanya ini, merupakan celah atau sarana untuk menyikapi buruknya masa yang akan

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan t erkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOM PREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Realisasi indikator kinerja pada tahun 2016 telah sesuai dengan target. jangka menengah yang ditetapkan dalam Rencana Strategis

Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru |alur selelsi Mandiri (SM). Program D3 Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan

Novel De Winst karya Afifah Afra, yang notabene adalah pengarang perempuan, sebagai sebuah karya fiksi yang berlatar belakang sejarah kolonialisme Belanda di Jawa,

Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari. ketiga perubahan

Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi mandiri yang dibertuk

bagian konduktif eksternal pengikat harus diberlakukan sesuai tabel-16 atau dapat dihitung sesuai rumus di butir 9.2.8 diatas, atau lihat Standar ini yang dapat membawa sebagian

Dari pemaparan latar belakang tersebut dapat diambil sebuah masalah dengan mulainya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan sudah adanya produk/ jasa di suatu