ABSTRAK
SintaUli*
Puspa Melati Hasibuan** Yorri Sumako Wahongan***
Kata Kunci : Kredit, Bank, Jaminan
Bank memainkan peranan yang sangat penting dalam melayani masyarakat. Bank menyediakan berbagai jasa diantaranya pemberian kredit bagi pengusaha yang membutuhkan bantuan dana bagi kegiatan perdagangannya. Dalam pemberian kredit pihak perbankan akan terlebih dahulu melakukan penelitian dan memperhatikan unsur-unsur dalam proses pemberiankredit. Apabila si debitur telah memenuhi unsur dari pada perjanjian kredit maka perjanjian tersebut dapat dilaksanakan. Pada penulisan skripsi ini akan lebih ditekankan pada Personal guarantee,borgtocht (Pasal 1820-1850 KUH Perdata). Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat judul skripsi: Tinjauan Yuridis terhadap pemberian kredit Bank dengan Jaminan Personal Guarantee. Permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan skripsi adalah Bagaimana Prosedur pemberian kredit kepada debitur dengan jaminan personal guarantee pada PT.Bank BRI(Persero)Tbk Wilayah Medan? Bagaimana hak dan kewajiban penjamin pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk Wilayah Medan? Bagaimana Pelaksanaan dan Upaya Penyelesaian yang dilakukan oleh PT.Bank BRI(Persero)Tbk Wilayah Medan dalam memberikan kredit dengan jaminan personal guarantee?.
Metode yang digunakan dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah dengan metode yuridis-empiris guna menjawab permasalahan yang diajukan. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini merupakan data yang diperoleh dari penelitian di perpustakaan (library research) yang berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, pendapat sarjana, bahan kuliah lainnya dan internet yang bersangkutan, selain itu juga melakukan penelitian di lapangan (field research) untuk penelitian data primer dan mewawancarai langsung kepada Bapak Satrio selaku Analisis Divisi Kredit BRI Wilayah Medan.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Bank BRI Wilayah Medan. Proses pemberian kredit pada Bank BRI Wilayah Medan antara lain:Seluruh permohonan harus diajukan secara tertulis oleh nasabah/calon debitur yang berkasnya ditandatangani oleh pejabat yang berwewenang. Surat permohonan melalui”Sumber daya manusia” disampaikan kepada“Bussines Unit” sesuai kelompok nasabahnya. “Bussines Unit“ meneliti surat permohonan nasabah apakah layak untuk disetujui atau tidak. “Bussines Unit” menilai pemohon mempunyai reputasi dan prospek bisnis yang baik, maka “Bussines Unit” menyampaikan rekomendasi kepada “Credit Risk” Management Area dalam bentuk Nota. Dan melakukan evaluasi atas fasilitas kredit yang diajukan dan menyajikannya dalam bentuk “Credit Report”. Apabila permohonan kredit tersebut dapat disetujui maka selanjutnya“Credit Risk” Management Area menandatangi “Credit Approval” bersama-sama dengan “Bussines Unit”pada “level authority” yang sama. “Bussines Unit” membuat dan menyampaikan surat pemberitahuan atas persetujuan yang diberikan kepada nasabah dengan tembusan disampaikan kepadaCredit Risk Management untuk dipersiapkan perjanjian kreditnya. Dengan adanya penjamin maka tidak terdapat hambatan sebagaimana hambatan pada umumnya. Penjamin adalah pihak ketiga yang bukan merupakan debitur, bisa saja orang perorangan atau korporasi yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum dengan mengadakan perjanjian dengan pihak kreditur. Hak dari seorang penjamin untuk tidak mengikatkan diri bersama-sama dengan debitur secara tanggung menanggung. Hak sipenjamin untuk mengajukan tangkisan.
*
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **
Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ***
Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara