• Tidak ada hasil yang ditemukan

artikelE43071515F93A9AC37E1DEEDB096D065

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "artikelE43071515F93A9AC37E1DEEDB096D065"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

1

DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PURI

SKRIPSI

OLEH

OLYNDA ADE ARISMA NIM 208211416552

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

(2)

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA

MELALUI PENERAPAN PROGRAM JAM BACA SEKOLAH

DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PURI

SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana

Oleh

Olynda Ade Arisma NIM 208211416552

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Arisma, Olynda Ade. 2012. Peningkatan Minat dan Kemampuan Memba ca mela lui Penerapan Program Jam Baca Sekolah di Kela s VII SMP Negeri 01 Puri. Skripsi, Jurusan Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Nurchasanah, M. Pd, (II) Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd.

Kata Kunci : minat membaca, kemampuan membaca, program jam baca sekolah. Kemampuan membaca berhubungan dengan minat dan kebiasaaan

membaca. Setiap siswa dituntut untuk memiliki minat dan kemampuan membaca yang baik karena besarnya manfaat membaca bagi seseorang. Namun, hal itu tidak sesuai dengan fenomena yang terjadi saat ini. Rendahnya minat membaca siswa berdampak pula pada kemampuan membacanya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian di SMP Negeri 01 Puri yang membuktikan bahwa siswa memiliki minat dan kemampuan membaca yang rendah. Oleh karena itu, peneliti melakukan tindak lanjut dengan menerapkan program jam baca untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri dengan menerapkan program jam baca. Penelitian ini berfokus pada: (1) proses penerapan program jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca, (2) hasil program jam baca dalam

meningkatkan kemampuan membaca siswa, dan (3) hasil program jam baca dalam meningkatkan minat membaca siswa. Masalah kemampuan membaca siswa yang akan dikaji oleh peneliti yaitu terkait membaca pemahaman siswa, sehingga KD yang akan dicapai oleh siswa adalah KD 7.2 mengomentari buku cerita yang dibaca.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan instrumen pengumpul data yaitu peneliti sebagai instrumen utama. Peneliti bertindak sebagai pengumpul data melalui teknik observasi, teknik wawancara, teknik kuesioner, dan jurnal membaca.

Proses penerapan program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi: (1) tahap praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program. Pada siklus 1, tahap praprogram adalah tahap pengumpulan siswa di perpustakaan. Namun, pada siklus 2, jadwal mengalami perubahan yaitu program dimulai 15 menit setelah jam pelajaran sekolah berakhir.

Tahap awal program adalah pemberian apersepsi terkait minat membaca siswa di perpustakaan dan pengalaman menulis jurnal membaca dan pengarahan tentang langkah-langkah pelaksanaan program. Selain itu, apersepsi yang

diberikan juga terkait perubahan minat membaca siswa dan kesulitan yang dialami siswa dari pelaksanaan program pada petemuan sebelumnya dan pengarahan diberikan terkait adanya perubahan metode.

(7)

pemilihan bahan bacaan berdasarkan deret bangku. Tahap selanjutnya adalah tahap membaca buku masing-masing oleh siswa. Pada tahap pembacaan hasil komentar dan tanggapan siswa, pemilihan siswa dilakukan secara dengan menggunakan metode talking stik.

Pada penutup program adalah pengungkapan kesan dan kesulitan yang dialami siswa. Pada tahap terakhir yaitu pemberian motivasi oleh guru untuk meningkatkan minat dengan menambah frekuensi membaca dan menambah variasi bahan bacaan. Selain itu, motivasi juga diberikan melalui contoh tokoh sukses Soekarno dan R. A. Kartini yang memiliki hobi membaca.

Peningkatan hasil kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca dapat dilihat dari nilai hasil jurnal membaca 25 siswa sesuai kualifikasi. Siswa yang berkualifikasi sangat baik meningkat dari 12% (siklus 1) menjadi 36% (siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 20% (siklus 1) menjadi 40% (siklus 2). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca.

Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapan program jam baca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan. Ditinjau dari frekuensi membacanya, siswa yang berkualifikasi sedang meningkat dari 12% (siklus 1) menjadi 56% (siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi tinggi meningkat dari 0% (siklus 1) menjadi 16% (siklus 2). Jika ditinjau dari variasi bahan bacaan, siswa yang memiliki 2 variasi bacaan meningkat dari 1 siswa (siklus 1) menjadi 21 siswa (siklus 2) dan siswa yang memiliki 3 variasi bacaan dari tidak ada siswa (siklus 1) menjadi 1 siswa (siklus 2).

Berdasarkan temuan-temuan penelitian disarankan kepada Kepala Sekolah agar meningkatkan fasilitas perpustakaan agar siswa merasa nyaman saat

(8)

ABSTRACT

Arisma, Olynda Ade. 2012. The Improvement of Interest and Skill in Reading Ability Through the Application of Reading Hours School Progra m in Grade VII Students on SMP Negeri 01 Puri. Thesis, Department of Language Education, Indonesian and Region Literature, Faculty of Literature, Universitas Negeri Malang. Supervisor: (I) Dr. Nurchasanah, M.Pd, Co-Supervisor (II) Dr. Mukibatul Hasanah, M.Pd.

Key words : reading interest, reading ability, reading hours school program. Reading ability closely related with interest and habit in reading. Each student must have a good reading interest and ability because of the huge

advantages of reading itself. Nevertheless, those criteria are not sufficient with the reality. The low Reading interest can impact the reading ability. The previous statement is in line with the research result in SMP Negeri 01 Puri reveals that the reading interest and the reading ability are very low. Consequently, the researcher takes an action as the follow up by applying reading hour program for improving the students’ interest and skill in reading.

This research is aimed to raise the interest and skill in reading for VIIE students of SMP Negeri I Puri by applying reading hour program. This research focuses on: (1) The process of reading hours application in the improvement of reading ability, (2). The result of reading hour program in the improvement of students’ reading ability, and (3). The result of reading hour program in the improvement of students’ reading interest. The problems that will be discovered by the researcher that is, related to identifying students’ understanding. With the result, the KD that will be reached is KD 7.2 about giving comments toward the books which is read.

This research uses qualitative approach by using research action design. The data of this research is collected by using research instrument with the researcher as the main instrument. The researcher acts as data collector through observation technique, interview technique, questionnaire technique, and experiment test in reading skill. The research instruments are used to answer research problems are observation guide, interview guide, questionnaire, and test in reading skill.

There are four steps in the application of reading hour program. Those four steps are: (1) pre-program, (2) beginning program, (3) core program, and (4) closing program. At cycle 1, the stage is the stage praprogram students in the library collection. However, in cycle 2, the schedule changes that the program started 15 minutes after school hours ended.

The early stages of the program is the provision of related apperception reading interests of students in the library and read journal writing experience and guidance on program implementation steps. In addition, given apperception is also related changes in reading interests of students and the difficulties experienced by students from the implementation of the program and guidance given earlier petemuan related changes in the method.

(9)

selection of reading materials based on the rows of benches. The next stage is the stage reading their books by the students. At this stage of reading the comments and responses of students, student selection is done using the talking stick.

On the program cover impression is disclosure and the difficulties experienced by students. In the last stage of the motivation by the teachers to increase interest by increasing the frequency of reading and reading materials add variety. In addition, motivation is also provided through the example of successful leaders Soekarno and R. A. Kartini who has a hobby of reading.

Improved literacy outcomes through the implementation of program hours reading the results can be seen from reading the journals of 25 students according to qualifications. Very well qualified students increased from 12% (cycle 1) to 36% (cycle 2) and well-qualified students increased from 20% (cycle 1) to 40% (cycle 2). Based on these data concluded that an increased ability to read through the application of program hours to read.

Improving the quality of the results of interest to read through the application program can be seen from the read clock frequency increase reading and variety of reading materials. Judging from the frequency of reading, students who qualified are being increased from 12% (cycle 1) to 56% (cycle 2) and highly qualified students increased from 0% (cycle 1) to 16% (cycle 2). If viewed from the variation of reading material, students who have two variations of reading students increased from 1 (cycle 1) to 21 students (cycle 2) and students who have 3 variations of no student reading (cycle 1) to be a student (cycle 2) .

Based on research findings suggested to the principal to improve library facilities so that students feel comfortable while reading in the library.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Peningkatan Minat dan Kema mpuan Memba ca melalui Penerapan Progra m Jam Baca Sekolah di Kela s VII SMP Negeri 1 Puri.

Sehubungan dengan itu, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dr. Nurchasanah, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu dengan sabar memberikan dorongan, motivasi serta saran-saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. H. Suparno, selaku rektor Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku dekan Sastra Indonesia yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Prof. Dr. Suyono, M.Pd, selaku ketua jurusan Sastra Indonesia yang telah

memberikan dorongan serta berbagai fasilitas untuk menyelesaikan studi. 6. Kedua orang tuaku, Bapak Bambang Muharto dan Ibu Misini serta adik

tercinta Angelina Putri Wirandani dan kakak tersayang Rhendra Adie

Fandanata yang telah memberikan dorongan, semangat, serta doanya yang tak pernah henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi ini. 7. Mahar Luhur Pambudi, A. Md dan keluarga besar Drs. Slamet Basuki yang

telah memberikan semangat, doa, dan dukungan penuh dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(11)

9. Pihak-pihak yang belum dapat disebutkan satu per satu karena keterbatasan penulisan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan

mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan. Amin.

Malang, 04 Juli 2012

(12)

DAFTAR ISI

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 8

1.6 Definisi Operasional ... 9

BAB I I KAJI AN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Membaca ... 11

2.1.1 Tujuan Membaca ... 12

2.1.2 Faktor-faktor dalam Membaca ... 13

2.1.3 Kemampuan Membaca ... 13

2.1.4 Hakikat Membaca Pemahaman ... 14

2.1.5 Pembelajaran Membaca ... 16

2.2 Minat Membaca ... 17

2.2.1 Faktor-faktor yang Menentukan Minat Baca Anak ... 19

2.3 Tinjauan Program Jam Baca ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 22

3.2 Peranan Peneliti ... 23

3.3 Kancah Penelitian ... 24

3.4 Subjek Penelitian ... 26

3.5 Data dan Sumber Data ... 26

3.6 Rancangan Tindakan ... 27

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.7.1 Observasi ... 29

3.7.2 Wawancara ... 30

3.7.3 Angket ... 31

3.7.4 Jurnal Membaca ... 32

3.8 Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi ... 32

(13)

3.8.2 Evaluasi ... 33

3.8.3 Refleksi ... 34

3.9 Prosedur Penelitian ... 34

BAB IV PAPARAN DAN TEMUAN DATA 4.1 Studi Pendahuluan ... 38

4.2 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 1 ... 41

4.2.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Peningkatan Kemampuan Membaca ... 41

4.2.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca ... 47

4.2.2.1 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca ... 47

4.2.2.2 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca ... 54

4.2.3 Temuan Penelitian ... 57

4.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut ... 61

4.3 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 2 ... 63

4.3.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Peningkatan Kemampuan Membaca ... 63

4.3.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca ... 69

4.3.2.1 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca ... 69

4.3.2.2 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca ... 75

4.3.3 Temuan Penelitian ... 80

4.3.4 Refleksi dan Tindak Lanjut ... 83

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Proses Penerapan Program Jam Baca pada Siswa SMP Negeri 01 Puri ... 84

5.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca pada Siswa SMP Negeri 01 Puri ... 89

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 97

6.2 Saran ... 99

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kualifikasi Minat Baca pada Program Jam Baca ... 33

4.1 Hasil Kemampuan Membaca tiap Indikator Studi Pendahuluan ... 137

4.2 Hasil Observasi Penerapan Program Jam Baca Siklus 1 ... 46

4.3 Hasil Kemampuan Membaca tiap Indikator Siklus 1 ... 138

4.4 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 1 ... 49

4.5 Minat Baca Siklus 1 ... 56

4.6 Hasil Observasi Penerapan Program Jam Baca Siklus 2 ... 68

4.7 Hasil Kemampuan Membaca tiap Indikator Siklus 2 ... 139

4.8 Hasil Kemapuanl Membaca Siklus 2 ... 70

4.9 Hasil Kemampuan Membaca Studi Pendahuluan, Siklus 1, dan Siklus 2 .... 75

4.11 Minat Baca Siklus 2 ... 79

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Sangat Baik (SB)... 50

4.2 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Baik (B) ... 51

4.3 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Cukup (C) ... 52

4.4 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Kurang (K)... 53

4.5 Diagram Frekuensi Membaca Siklus 1 ... 56

4.6 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Sangat Baik (SB)... 71

4.7 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Baik (B) ... 72

4.8 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Cukup (C) ... 74

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Ijin Penelitian ... 102

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 103

3. Data Mentah ... 114

4. Data Tersaji ... 138

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini disajikan latar belakang, rumusan masalan, manfaat penelitian, asumsi penelitian, ruang lingkup penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Kurikulum memberikan amanat penting agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh kemampuan untuk

berkomunikasi dengan baik, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai aspek berbahasa. Untuk itu, pengajar dan siswa harus memiliki kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran bahasa.

Setiap proses pembelajaran berbahasa hendaknya lebih diperhatikan agar tepat sasaran dan mampu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Termasuk di dalamnya adalah keterampilan membaca yang memiliki banyak manfaat dalam perkembangan berbahasa siswa. Melalui kegiatan membaca siswa mampu

(18)

dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam membentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.

Selain kompleksitas membaca, guru juga perlu memperhatikan rendahnya minat baca siswa yang kini menjadi masalah besar di Indonesia. Sesuai

pernyataan Kusmana (2009), berdasarkan hasil penelitian Programme for Interna tiona l Student Assessment, diketahui minat baca siswa kita rendah. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Timur, siswa Indonesia termasuk paling rendah. Dari 42 negara yang disurvey, siswa Indonesia menduduki peringkat ke-39, sedikit di atas Albania dan Peru. Kemampuan siswa kita itu masih di bawah siswa Thailand yang menduduki peringkat ke-32. Demikian pula dengan penguasaan materi dari bacaan, siswa kita hanya mampu menyerap 30% dari materi bacaan yang tersaji dalam bahan bacaan.

Fenomena tersebut merupakan masalah besar bagi para guru, khususnya guru Bahasa Indonesia. Sebagai tenaga pendidik profesional, masalah ini harus menjadi tantangan utama yang harus segera dicari jalan keluarnya karena

(19)

Menurut Siauseni (2010), hal-hal yang menjadi kendala dalam meningkatkan kegemaran membaca anak adalah derasnya arus hiburan serta permainan dari media elektronik.

Dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca, siswa dapat dibiasakan sejak dini untuk mengunjungi perpustakaan. Selain memiliki dampak besar dalam perkembangan minat dan kemampuan membaca siswa, perpustakaan juga merupakan alternatif yang efektif dan efisien. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Munaf (2002:247) yang menyatakan bahwa dalam menumbuhkan minat baca erat sekali hubungan dengan perpustakaan. Boediono (2004) juga

menyatakan bahwa untuk membiasakan anak untuk membaca, sebenarnya adalah alternatif yang lebih murah dari membeli buku, yaitu anak bisa meminjam ataupun menumpang baca buku di perpustakaan. Perpustakaan sebagai rumah kedua di mana kita bisa asyik membaca tanpa mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika perpustakaan dianggap sebagai salah satu wahana pendidikan masyarakat umum.

Di sekolah, guru dan komite sekolah dapat bekerja sama memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai fasilitas dalam upaya peningkatan hasil

pembelajaran. Sesuai dengan pengertiannya perpustakaan sekolah merupakan semua perpustakaan umum yang diselenggarakan di sekolah baik tingkat Sekolah Dasar maupun Sekolah Lanjutan guna menunjang proses belajar mengajar di sekolah, maka perpustakaan dapat digunakan sesuai fungsinya (Nurhadi, 1983:9).

(20)

siswa yaitu penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca, penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas, rak buku yang dipajang rapi dan menarik untuk dieksplorasi isinya dengan ditampilkan laksana “gedung bioskop” atau “gedung teater”, dan ada

display/pajangan atau informasi buku-buku baru dan bestseller dengan gaya yang atraktif di perpustakaan.

Besarnya kendala dalam memerangi rendahnya minat baca siswa

menghendaki kesadaran dan kerja keras dari para guru. Guru hendaknya memiliki kebijakan khusus, seperti yang telah diterapkan oleh SMAN 1 Wonosari yaitu jam wajib baca. Program tersebut mulai diterapkan pada tahun ajaran 2010/2011. Pelaksanaan jam wajib baca ini belum dilaksananakan setiap hari, tetapi dimulai sekali dalam seminggu dahulu. Dalam penerapannya pun belum dapat murni dilaksanakan selama 1 jam pelajaran (45 menit), tetapi baru 25 menit dahulu pada hari Jumat.

Penerapan jam baca yang rutin dilaksanakan di sekolah-sekolah akan memberikan dampak positif bagi peningkatan perilaku membaca anak bangsa di masa yang akan datang. Namun, dalam penerapannya tidak hanya membutuhkan partisipasi dari para siswa, tetapi juga membutuhkan kerja sama dari kepala sekolah, guru, dan petugas perpustakaan.

(21)

siswa kelas IV MI Muawanah Banjaranyar Paciran, Lamongan melalui penerapan program jam baca pada tahun 2008. Pada penelitian ini hanya mengangkat masalah rendahnya minat baca siswa kelas IV SD sedangkan, penelitian yang diangkat oleh peneliti kali ini tidak hanya meningkatkan rendahnya minat baca tapi juga kemampuan membaca siswa melalui program jam baca. Tindakan ini juga dilakukan pada siswa kelas VII SMP yang lebih tinggi jenjangnya.

Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 September 2011, minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri tergolong rendah. Rendahnya minat membaca siswa terbukti dari hasil jawaban angket siswa yang diperoleh yaitu 100% siswa menjawab menyukai kegiatan membaca namun, frekuensi membaca mereka masih rendah. Hal tersebut terbukti dari kunjungannya ke perpustakaan hanya 52% siswa yang ke

perpustakaan hanya sekali dalam seminggu, sedangkan 48% siswa lain mengaku tidak pernah mengunjungi perpustakaan. Indikator lain untuk mengetahui minat membaca siswa yaitu kesediaan dalam memperoleh bahan bacaan. Melalui hasil angket diperoleh hasil kesediaan siswa untuk mendapatkan bahan bacaan dengan meminjam buku di perpustakaan hanya 48 % siswa yang menjawab jarang meminjam buku, sedangkan 41% siswa tidak pernah meminjam buku di perpustakaan.

(22)

kritis dalam memahami suatu teks sastra agar mampu mengomentari buku cerita tersebut, baik dari segi isi maupun bahasa. Berdasarkan hasil uji kompetensi pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 September 2011, diperoleh hasil hanya terdapat 24% siswa memperoleh skor lebih dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), sedangkan 76% siswa memperoleh hasil di bawah KKM.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti akan mengadakan penelitian pada siswa SMP Negeri 1 Puri untuk meningkatkan perilaku membaca meliputi minat dan kemampuan membacanya melalui program jam baca sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut.

(1) Bagaimanakah proses penerapan program jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 01 Puri?

(2) Bagaimanakah hasil program jam baca pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 01 Puri:

(a) dalam meningkatkan kemampuan membaca dan (b) dalam meningkatkan minat membaca?

1.3 Manfaat Penelitian

(23)

(1) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu siswa mengatasi masalah minat dan kemampuan membaca yang rendah.

(2) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru yang bisa dimanfaatkan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca dengan menerapkan program jam baca.

(3) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai acuan untuk menerapkan program jam baca di sekolah dan memaksimalkan fungsi perpustakaan sekolah.

(4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

(5) Bagi pengembangan teori, hasil penelitian ini bermanfaat dalam

pengembangan ilmu tentang metode peningkatan minat dan kemampuan membaca.

1.4 Asumsi Penelitian

Penelitian peningkatan minat dan kemampuan memba ca melalui

penerapan progra m jam ba ca sekolah di kelas VII SMP Negeri 01 Puri memiliki asumsi sebagai berikut.

1) Program jam baca digunakan sebagai sarana untuk membiasakan siswa untuk membaca.

(24)

3) Pemberian motivasi dalam program jam baca secara langsung akan

merangsang berkembangnya pola pikir peserta didik sehingga peserta didik menyukai kegiatan membaca.

4) Kegiatan mengisi jurnal membaca dan membacakan komentar terhadap buku cerita yang dibaca dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar membaca pemahaman yang benar dan diperlukan oleh peserta didik untuk mengembangkan kemampuan membaca selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri dengan menerapkan program jam baca. Penelitian ini berfokus pada: (1) proses penerapan program jam baca dalam peningkatan kemampuan membaca, (2) hasil program jam baca dalam

peningkatan kemampuan membaca siswa, dan (3) hasil program jam baca dalam peningkatan minat membaca siswa.

Pada penelitian proses program jam baca dalam peningkatan kemampuan membaca, kegiatan difokuskan pada saat proses penerapan program jam baca yang meliputi: (1) proses saat praprogram jam baca, (2) proses saat kegiatan awal program jam baca, (3) proses saat kegiatan inti program jam baca, dan (4) proses saat kegiatan penutup program jam baca.

(25)

menuliskan ringkasan bacaan, (3) kemampuan memberikan komentar terhadap bacaan dengan disertai alasan, dan (4) kemampuan menuliskan kutipan dari bagian bacaan yang dikomentari.

Pada penelitian hasil program jam baca dalam peningkatan minat

membaca siswa, kegiatan difokuskan pada: (1) frekuensi membaca siswa dan (2) variasi bahan bacaan.

1.6 Definisi Operasional

Adapun definisi yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Program jam baca adalah program jam wajib baca bagi siswa untuk

meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa yang dilaksanakan di luar jam sekolah satu kali dalam seminggu selama 60 menit dengan indikator kegiatan meliputi: persiapan selama 10 menit, proses membaca secara individual selama 25 menit, pengisian jurnal membaca secara individual selama 15 menit, dan proses mengemukakan komentar tentang hasil bacaan selama 10 menit.

(2) Membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mengkritisi suatu bahan bacaan dengan waktu 25 menit yang dilaksanakan dengan cara membandingkan gagasan dalam bacaan dengan pengetahuan yang dimiliki, menganalisis keakuratan dan kesesuaian, serta menarik kesimpulan atas kelebihan atau kekurangan dalam unsur bahan bacaan.

(26)
(27)

27

Pada bagian ini akan disajikan tinjauan membaca, tinjauan minat membaca,

dan tinjauan program jam baca. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

2.1 Tinjauan Membaca

Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan

satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987:5),

sedangkan menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks

dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang

harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.

Membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, membaca

merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Melalui membaca,

seseorang diharapkan antara lain sebagai berikut, (1) memperoleh informasi dan

tanggapan yang tepat, (2) mencari sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menyerpa

informasi dari bacaan, dan (3) mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan

mengambil manfaat dari bacaan (Syafi’ie, 1993:2). Pendapat lain dikemukakan oleh

Rahim (2001:163) yang menyatakan bahwa membaca meliputi informasi tekstual

(28)

tersusun dalam otak seseorang yang berhubungan dengan objek-objek,

tempat-tempat, tindakan-tindakn atau peristiwa-peristiwa.

Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan

manusia sepanjang masa karena

perta ma ,

membaca itu merupakan satu alat

komunikasi yang amat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya,

kedua

bahwa

bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun waktu zaman dalam sejarah

sebahagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang, dan

ketiga

bahwa sepanjang masa sejarah terekam. Oleh karena itu, dengan membaca

dapat diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa

waktu lampau, maupun waktu sekarang di tempat lain, atau berbagai cerita yang

menarik tentang masalah kehidupan di dunia ini (Munaf, 2002:241).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah salah satu dari kemampuan berbahasa yang memiliki banyak

manfaat yang bersifat kompleks dan rumit dengan tujuan memperoleh pemahaman

yang bersifat menyeluruh.

2.1.1 Tujuan Membaca

Suatu kegiatan yang akan dilakukan hendaknya disertai dengan adanya tujuan.

Begitu pula dengan kegiatan membaca, hendaknya pembaca memiliki tujuan sebelum

melakukannya. Tujuan dalam membaca akan menentukan arah dan hasil yang akan

diperoleh oleh pembaca.

Setiap pembaca memiliki tujuan yang berbeda-beda. Penentuan tujuan

(29)

Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: (1) kesenangan; (2)

menyempurnakan membaca nyaring; (3) menggunakan strategi tertentu; (4)

memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; (5) mengaitkan informasi yang

baru dengan informasi yang telah diketahuinya; (6) memperoleh informasi untuk

laporan lisan atau tertulis; (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; (8)

menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari

suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; (9) menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

2.1.2 Faktor-Faktor dalam Membaca

Menurut Pandawa, dkk (2009) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

proses pemahaman. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktor kognitif, 2) faktor afektif,

3) faktor teks bacaan,dan 4) faktor penguasaan bahasa. Faktor yang pertama berkaitan

dengan pengetahuan, pengalaman, dan tingkat kecerdasan (kemampuan berpikir)

seseorang. Faktor kedua berkaitan dengan kondisi emosional, sikap, dan situasi.

Faktor ketiga berkaitan dengan tingkat kesukaran dan keterbacaan suatu bacaan yang

dipengaruhi oleh pilihan kata, struktur, isi bacaan, dan penggunaan bahasanya.

Selanjutnya faktor terakhir berkaitan dengan tingkat kemampuan berbahasa yang

berkaitan dengan penguasaan perbendaharaan kata, struktur, dan unsur-unsur

kewacanaan.

2.1.3 Kemampuan Membaca

Menurut Tampubolon (1987:7), kemampun membaca ialah kecepatan

(30)

membaca yang memadai akan mampu menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan

(Syamsi dan Kusmiyatun, 2006:219-220). Ia juga menyimpulkan bahwa berdasarkan

temuan lapangan, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya

kemampuan membaca pemahaman siswa. faktor penyebab tersebut dapat

digolongkan dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

ada dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah dari luar diri siswa.

faktor internal dapat berupa motivasi, semangat, kemampuan dan lainnya, sedangkan

faktor eksternal dapat berupa guru, model belajar, pendekatan dan teknik belajar,

media, sarana, dan sebagainya.

2.1.4 Hakikat Membaca Pemahaman

Menurut Syamsi dan Kusmiyatun (2006:219-220), membaca komprehensif

atau membaca pemahaman adalah membaca yang ditujukan untuk memahami bacaan

sesuai kebutuhan dan harapan penulisnya. Selain itu, Faris menyatakan bahwa

membaca pemahaman terdiri atas tiga bagian, yakni (1) suatu proses konstruktif dan

aktif; (2) suatu proses berpikir sebelum, selama, dan sesudah membaca; dan (3) suatu

interaksi antara pembaca, teks, dan konteks (Runtu:2004).

Menurut Burns yang dikemukakan oleh Runtu (2004) membaca pemahaman

ada beberapa jenis pemahaman yang dapat diperoleh pembaca, yaitu meliputi (1)

pemahaman literal, yakni jenis pemahaman yang paling dasar, dan (2) pemahaman

tingkat tinggi, yang mencakup (a) pemahaman interpretatif, (b) pemahaman kritis,

dan (3) pemahaman kreatif.

(31)

Pemahaman literal adalah pemahaman yang diperoleh dengan membaca apa yang

dinyatakan secara langsung dalam teks bacaan. Khususnya, bagian dari paragraf

atau bab yang dinyatakan secara eksplisit yang memuat informasi dasar, seperti

rincian yang mendukung gagasan utama hubungan sebab akibat, inferensi, dan

sebagainya. Untuk menemukan rincian-rincian tersebut secara efektif, dapat

digunakan pertanyaan dengan kata tanya: apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana,

dan mengapa.

(b) Pemahaman tingkat tinggi

Pemahaman tingkat tinggi adalah pemahaman yang melebihi pemahaman

literal-teks. Pemahaman literal-teks didasarkan pada proses berpikir tingkat tinggi,

seperti menginterpretasi, menganalisis, dan mensintesis informasi.

Membaca interpretatif adalah membaca antarbaris untuk memperoleh inferensi.

Membaca interpretatif meliputi pembuatan simpulan, misalnya tentang gagasan

utama, hubungan sebab akibat, serta analisis bacaan seperti menemukan tujuan

pengarang menulis bacaan.

Membaca kritis adalah membaca mengevaluasi materi tertulis, yakni

membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang

diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, kesesuaian, dan urutan

waktu, pembaca kritis harus menjadi pembaca aktif bertanya, meneliti

fakta-fakta, dan menggantungkan penilaian sampai ia mempertimbangkan semua

materi.

(c) Membaca kreatif adalah membaca yang berusaha mencari makna di balik materi

(32)

menuntut pembaca untuk berpikir ketika mereka membaca dan menuntut mereka

menggunakan imajinasi mereka. Dengan membaca seperti itu, pembaca akan

menghasilkan gagasan-gagasan baru.

2.1.5 Pembelajaran Membaca

Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang sangat kompleks karena adanya

interaksi pada semua komponen pembelajaran yaitu interaksi antara siswa dengan

guru, interaksi siswa dengan media, interaksi siswa dengan siswa lainnya. Dalam

proses pembelajaran semua unsur penunjang perlu diperhatikan, yaitu materi, metode

pembelajaran, sumber, media, alat penilaian, dan instrumen penilaian.

Kompleksitas dalam kegiatan pembelajaran juga terdapat pada pembelajaran

membaca. Pembelajaran membaca harus memperhatikan kebiasaan cara berfikir

teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai proses yang sangat kompleks

dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pemikiran,

daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah (Iskandarwassid,

2009:264).

Pembelajaran membaca tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata pelajaran.

Pembelajaran membaca merupakan salah satu aspek pembelajaran bahasa Indonesia

yang diarahkan untuk mengembangkan kompetensi membaca. Dengan demikian,

pembelajaran membaca dapat dilakukan terpadu dengan pembelajaran keterampilan

berbahasa lainnya. Kemampuan yang disampaikan dalam pembelajaran membaca

(33)

pembelajaran membaca bisa berupa wacana sastra maupun nonsastra (Depdiknas,

2009).

2.2 Minat Membaca

Secara operasional, Hasanah, dkk (2011:34) menyatakan bahwa minat baca

merupakan hasrat yang kuat seseorang baik disadari ataupun tidak yang terpuaskan

lewat perilaku membacanya. Minat menentukan kegiatan dan frekuensi membaca,

mendorong pembaca untuk memilih jenis bacaan yang dibaca, menentukan tingkat

partisipasi di kelas dalam mengerjakan tugas, bertanya-jawab, dan kesanggupan

membaca di luar kelas. Selain itu, Lilawati juga mengartikan minat membaca adalah

suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap

kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya

sendiri (Sandjaya, 2005).

Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan

manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku yang dibaca anak.

Sedangkan menurut Sinambela yang dikutip oleh Sandjaya (2005) bahwa minat

membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap

aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca

meeliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan kesadaran akan menfaat

membaca.

Menurut Hernowo (2002:68), kebiasaan membaca bersifat individual, tidak

(34)

atau terencana. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah kebiasaan membaca adalah

sebagai berikut.

Waktu membaca

Membaca kapan saja dan di mana saja belum menjadi budaya masyarakat

Indonesia. Masyarakat indonesia lebih suka berbicara dan menyimak dibanding

membaca dan menulis sehingga menganggap tidak terlalu penting untuk

mengalokasikan waktu untuk membaca.

Sebenarnya alokasi jam baca tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Cukup

45 menit dalam seminggu untuk membaca apa saja yang menarik minatnya untuk

membaca.

Frekuensi membaca

Frekunsi membaca tiap orang berbeda. Hal tersebut tergantung pada minat

seseorang dalam membaca dan kepentingan tertentu yang mendasari orang

membaca. Seseorang bisa saja membaca tiga kali sehari rutin dalam seminggu,

bisa juga seseorang membaca hanya sekali setahun ketika ia berada dalam keadaan

yang mengharuskan ia harus membaca.

Sikap membaca

Adapun sikap-sikap dalam membaca adalah sebagai berikut.

1)

Sabar

Kesabaran diperlukan saat membaca karena bila tergesa-gesa dalam memaknai

suatu gagasan, bisa jadi kesimpulan yang didapt akan salah.

(35)

Ketelatenan mengambil makna-makna yang tersebar di sepanjang halaman buku

kemudian mengumpulkan dan menghimpunnya kembali amat diperlukan karena

kalau tidak, akan banyak gagasan hilang.

3)

Tekun

Ketekunan diperlukan untuk membantu kita menyisir himpunan kata, kalimat,

alinea, bab, dan bagian demi bagian yang menyimpan gagasan pokok dan hal-hal

penting yang perli diperhatikan.

4)

Gigih

Kegigihan akan mendorong seseorang untuk mengulang lebih dari sekali bahan

bacaan yang belum dipahaminya.

5)

Sungguh-sungguh

Kesungguhan dalam menemukan makna dan memahami maksud penulis sangat

penting dalam proses membaca.

2.2.1 Faktor-faktor yang Menentukan Minat Baca Anak

Minat membaca seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut

Hasanah, dkk (2011:54), minat baca dipengaruhi oleh aspek-aspek internal yang

menyebabkan tumbuhnya motivasi intrinsik dan aspek-aspek eksternal yang berkaitan

dengan motivasi ekstrinsik. Unsur eksternal berkaitan dengan: tingkat sosial

pembaca, karakteristik bacaan itu sendiri, asal-usul tempat tinggal pembaca.

Pendapatt tersebut serupa dengan pendapat Purves dan Beach yang dikutip oleh

(36)

mempengaruhi minat membaca anak, yaitu faktor personal dan faktor institusional

yang dijabarkan sebagai berikut.

Faktor Personal

Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi

usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan

psikologis.

Faktor institusional

Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi

ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi

orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru, dan teman

sebaya.

2.3 Tinjauan Program Jam Baca

Membaca merupakan kegiatan yang memberikan banyak manfaat bagi

pembacanya. Namun, tidak semua orang memiliki kesadaran akan manfaat membaca.

Bagi orang-orang yang memiliki kesadaran tersebut pada umumnya memiliki jam

baca. Jam baca merupakan waktu yang secara khusus digunakan oleh seorang

pembaca untuk membaca dengan tujuan tertentu. Setiap pembaca memiliki alokasi

dan frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

Program jam baca adalah suatu program khusus yang sengaja diselenggarakan

untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa dengan memanfaatkan

perpustakaan sekolah di luar jam pelajaran. Program ini bertujuan meningkatkan

(37)

secara rutin di perpustakaan. Dengan begitu siswa akan dilatih untuk gemar membaca

dengan adanya motivasi-motivasi akan pentingnya kegiatan membaca pada saat

program jam baca.

Program jam baca memberikan banyak keuntungan, terutama pada siswa.

Adapun kelebihan dari penerapan program jam baca ini adalah mampu fasilitas

sekolah yaitu perpustakaan sesuai dengan tujuannya, biaya yang diperlukan tidak

terlalu besar karena dalam penerapannya buku-buku di perpustakaan sebagai alatnya,

siswa dapat menjalani program dengan santai karena tidak termasuk dalam kurikulum

yang menuntut nilai, dan tidak mengganggu jam pelajaran karena dilakukan seusai

jam pelajaran. Namun, dalam penerapan program ini juga memiliki kelemahan yaitu

untuk keberhasilan program ini juga menuntut ditingkatkannya fasilitas perpustakaan

sekolah dan koleksi bukunya agar siswa lebih tertarik untuk membaca di

(38)

38 3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bersifat kualitatif karena perolehannya yang berupa data verbal secara potensial dapat memberikan makna dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti sesuai dengan model Kemmis dan McTaggart, secara garis besar, siklus alur penelitian PTK adalah sebagai berikut (Sukarnyana, 2002:31—32).

(1) Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dalam PTK disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Secara operasional dapat dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara empirik

ketetapan hipotesis tindakan yang diajukan. (2) Pelaksanaan tindakan

Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan atas pertimbangan teoretis dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa

(39)

(3) Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam PTK dapat disejajarkan

kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan.

(4) Refleksi

Pada dasarnya, refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan

tindakan. Setiap informasi yang didapat hendaknya dikaji dan dipahami bersama (peneliti dan pihak lain). Informasi yang terkumpul perlu diurai dan dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP negeri 1 Puri Mojokerto. Diharapkan setelah diterapkannya program jam baca, minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri akan meningkat. Selain itu, diharapkan perpustakaan sekolah dapat berfungsi lebih maksimal.

3.2 Peranan Peneliti

(40)

berkaitan dengan proses program jam baca dalam peningkatan minat baca siswa dan hasil program jam baca dalam peningkatan minat dan kemampuan baca siswa, (3) penganalisis data hasil yang didapat dari penerapan program jam baca, angket, wawancara, dan jurnal baca. dan (4) pelapor hasil penelitian berkaitan dengan proses dan hasil pelaksanaan program jam baca.

Sebagai pemberi tindakan peneliti berperan: (1) penentu sumber bahan bacaan dalam pelaksanaan program jam baca bagi siswa, (2) pemberi tindakan dalam memberi pengarahan, perintah, dan bimbingan terhadap siswa dalam pelaksanaan program jam baca, dan (3) pengamat situasi dan sikap siswa pada saat pelaksanaan program jam baca.

3.3 Kancah Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Puri di Jalan Raya Tangunan nomor 02 Puri, Mojokerto. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, didapatkan informasi bahwa sekolah ini memiliki jumlah siswa sebanyak 697 orang, yang terdiri atas 254 orang siswa kelas VII, 226 orang siswa kelas VIII, dan 217 orang siswa kelas IX yang sedangkan jumlah guru sebanyak 44 orang.

(41)

Perpustakaan yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Puri merupakan fasilitas sekolah yang dilengkapi oleh berbagai fasilitas yang menunjang kebutuhan siswa agar merasa nyama berada di perpustakaan. Adapun fasilitas tersebut antara lain, 8 kursi panjang, 4 meja panjang, kipas angin, televisi, peta, globe, majalah, koran, dan jam dinding.

Begitu pula dengan koleksi buku yang terdapat di perpustakaan, ada berbagai macam jenis buku dengan jumlah yang cukup banyak. Adapun jenis dan jumlah buku yang dimiliki yaitu: 68 judul buku karya umum dengan jumlah sebanyak 234, 12 judul buku filsafat dengan jumlah sebanyak 26, 130 judul buku agama dengan jumlah sebanyak 681, 216 judul buku ilmu pengetahuan sosial dengan jumlah sebanyak 456, 84 judul buku bahasa dengan jumlah sebanyak 179, 167 judul buku ilmu penegetahuan murni dengan jumlah sebanyak 277, 257 judul buku teknologi dengan jumlah sebanyak 463, 61 judul buku seni, olahraga dan hiburan dengan jumlah sebanyak 152, 457 judul buku kesusastraan dengan jumlah sebanyak 791, 111 judul buku ilmu bumi dan sejarah dengan jumlah sebanyak 314, 780 judul buku fiksi dengan jumlah sebanyak 1565, dan 130 judul buku referensi dengan jumlah sebanyak 285.

Pemilihan SMP Negeri 1 Puri sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini dianggap memenuhi sebagian besar persyaratan sebagai lokasi penelitian. Adapun alasannya adalah sebagai berikut.

(1) SMP Negeri 1 Puri memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup banyak dan terdapat penambahan jumlah buku. Namun, minat dan

(42)

(2) SMP Negeri 1 Puri terletak di daerah pedesaan yang masih berkembang. Dengan membaca, siswa dapat memperoleh informasi tentang ilmu

pengetahuan dan teknologi sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan baik.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Puri, Mojokerto. Subjek penelitian ini adalah 25 siswa dengan rincian 10 orang siswa berjenis kelamin laki-laki dan 15 orang siswa berjenis kelamin perempuan tahun pelajaran 2011/2012.

3.5 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data verbal. Adapun data tersebut yaitu data proses penerapan jam baca yang bersumber dari kegiatan jam baca. Data tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 1. Data verbal lain berupa data hasil program jam baca dalam meningkatankan kemampuan membaca yang bersumber dari hasil kajian jurnal baca yang dikerjakan oleh siswa. Data tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 2. Sedangkan, data untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 berupa data hasil program jam baca dalam

meningkatkan minat membaca yang bersumber dari kajian hasil angket siswa dan wawancara terhadap pengelola perpustakaan.

(43)

perpustakaan karena siswa dan guru merespon pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dalam bentuk kuesioner dan wawancara untuk mengetahui minat dan kegemaran membaca siswa serta pendapat tentang penerapan program jam baca tersebut, sedangkan informan dalam penelitian ini adalah guru dan petugas perpustakaan. Guru dan petugas perpustakaan sebagai pemberi informasi awal yang dibutuhkan peneliti sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, yaitu tentang kondisi sekolah (jumlah siswa dan fasilitas sekolah) dan kondisi perpustakaan sekolah.

3.6 Rancangan Tindakan

Sebelum pelaksanaan tindakan Program jam baca, peneliti dan guru menyusun rencana kegiatan jam baca. Adapun perencanaan kegiatan jam baca meliputi (1) tujuan kegiatan, (2) menentukan materi, (3) menentukan langkah-langkah, dan (4) menentukan dan menyusun alat tes hasil.

Adapun tujuan kegiatan program jam baca pada siklus pertama meliputi: (1) meningkatkan minat membaca siswa dengan indikator peningkatan frekuensi membaca siswa dan variasi bahan bacaan siswa dan (2) meningkatkan

kemampuan membaca siswa dengan indikator meliputi: (a) siswa mampu memilih buku cerita, (b) siswa mampu memahami isi buku cerita, (c) siswa mampu

menuliskan identitas buku cerita, (d) siswa mampu menuliskan ringkasan cerita yang dibaca, (e) siswa mampu memberikan komentar dengan kalimat yang tepat, (f) siswa mampu memberikan alasan dari komentar yang diberikan, dan (g) siswa mampu menuliskan kutipan dari bagian cerita yang dikomentari.

(44)

langkah-langkah menulis identitas buku cerita, (3) langkah-langkah menulis ringkasan cerita, (4) langkah-langkah dan contoh menuliskan komentar terhadap cerita yang dibaca, dan (5) cara menuliskan kutipan dari bagian yang dikomentari.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dan guru diperoleh hasil penentuan langkah dalam pelaksanaan program jam baca siklus 1. Adapun langkah-langkah tersebut meliputi 4 tahapan yaitu (1) tahap praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program. Dalam tahapan-tahapan tersebut terdapat beberapa kegiatan dalam pelaksanaannya.

Kegiatan pada praprogram yaitu (1) pengarahan siswa untuk menempati tempat duduk masing-masing, dan (2) pengarahan siswa untuk persiapan mengikuti pelaksanaan program ja m ba ca. Pada tahap kegiatan awal program terdapat beberapa kegiatan meliputi (1) apersepsi dan (2) pengarahan pelaksanaan program, sedangkan pada kegiatan inti program diisi oleh beberapa kegiatan antara lain (1) penjelasan materi, (2) pemilihan bahan bacaan, (3) membaca buku cerita, (4) mengisi jurnal membaca, (5) membacakan komentar di depan kelas, dan (6) siswa lain menanggapi komentar milik teman. Pada tahapan terakhir, penutup program, diisi oleh kegiatan pengungkapan kesan oleh siswa dan pemberian motivasi oleh guru kepada siswa.

(45)

siswa, sedangkan hasil kemampuan membaca siswa akan diukur menggunakan jurnal membaca.

Program jam baca siklus 1 ini diadakan pada hari Sabtu, 26 Nopember 2011 dengan alokasi waktu 60 menit. Kegiatan program ini akan dilaksanakan di perpustakaan SMP Negeri 01 Puri. Peneliti akan berperan sebagai pelaksana dan pemberi tindakan dalam program ini.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan instrumen pengumpul data yaitu peneliti sebagai instrumen utama. Peneliti bertindak sebagai pengumpul data melalui teknik observasi, teknik wawancara, teknik kuesioner, dan jurnal membaca. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, dan jurnal membaca.

3.7.1 Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan sekaligus

berpartisipasi dalam suasana dan latar perpustakaan ketika kegiatan program jam baca berlangsung. Dengan berpedoman pada lembar pedoman observasi, peneliti mengamati apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan program jam baca. Instrumen pedoman observasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1, dengan hasil data berupa proses penerapan program jam baca dalam peningkatan kemampuan membaca siswa di SMP Negeri 1 Puri.

(46)

(3) kegiatan inti program , dan (4) kegiatan penutup program. Dalam empat tahapan tersebut memiliki indikator yang berbeda.

Pada tahapan praprogram peneliti mengamati aspek kesiapan siswa sebelum dimulainya program. Pada tahapan awal program indikator yang diamati adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan apersepsi dan sikap siswa saat dijelaskan pengarahan. Sedangkan, pada tahapan inti program indikator yang diamati meliputi: (1) perhatian siswa ketika materi dijelaskan, (2) sikap tertib siswa dalam memilih bahan bacaan, (3) sikap membaca siswa dengan seksama, (4) kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan saat kesulitan, (5) sikap siswa ketika mengisi jurnal, (6) kemampuan siswa mengemukakan komentar dan alasan, dan (7) keaktifan siswa mengemukakan tanggapan terhadap komentar teman. Selain itu, pada tahapan ini juga terdapat dua aspek lagi yang diamati yaitu penilaian proses dan hasil belajar serta penggunaan bahasa siswa.

Pada tahapan penutup program, indikator yang diamati oleh peneliti yaitu keaktifan siswa mengungkapkan kesan dan kesulitan yang dialami serta antusias siswa dalam memperhatikan motivasi membaca yang diberikan.

3.7.2 Wawancara

(47)

mengetahui hasil penerapan program jam baca dalam peningkatan minat membaca siswa kelas VII SMP Negeri 1 Puri.

Adapun indikator yang diamati melalui wawancara terhadap pengelola perpustakaan untuk mengetahui minat membaca siswa meliputi: (1) kondisi minat baca siswa di perpustakaan sekolah, (2) frekuensi kedatangan siswa ke

perpustakaan sekolah, (3) jenis buku yang sering dibaca oleh siswa, (4) siswa lebih memilih membaca di perpustakaan atau dipinjam untuk dibawa pulang, (5) adakah kebijakan lain sebelum program jam baca untuk meningkatkan minat baca, (6) kebijakan apa yang telah dilakukan, dan (7) hasil perkembangan minat membaca siswa dari kebijakan yang telah dilakukan.

3.7.3 Angket

Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial yang paling popular digunakan adalah angket.

Angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya (Arikunto, 2009:151). Dengan demikian, angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang untuk kepentingan penelitian.

Angket digunakan oleh peneliti untuk mengetahui peningkatan minat baca siswa sebelum dan sesudah penerapan program jam baca sekolah. Instrumen tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 3.

(48)

perpustakaan, (7) alasan siswa tidak suka berkunjung ke perpustakaan, (8)

frekuensi siswa berkunjung ke perpustakaan dalam seminggu, (9) jenis buku yang sering dibaca siswa, (10) frekuensi peminjaman buku di perpustakaan, (11) jenis buku yang terakhir dibaca siswa, (12) jenis buku yang terakhir dipinjam siswa, (13) kebiasaan membaca siswa, (14) tempat yang digunakan untuk melakukan kebiasaan membaca, dan (15) alasan siswa tidak mempunyai kebiasaan membaca.

3.7.4 Jurnal Membaca

Jurnal membaca digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan

kompetensi membaca kritis siswa sebelum dan sesudah penerapan program jam baca, sehingga dapat diketahui adanya peningkatan yang terjadi atau tidak. Teknik tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 2. Teknik ini berpedoman pada pedoman jurnal membaca.

Adapun kemampuan membaca siswa yang diteliti adalah kemampuan membaca pemahaman yang berfokus pada kemampuan membaca kritis. Indikator-indikator yang dinilai meliputi: (1) kemampuan menulis identitas buku, (2)

kemampuan siswa menulis ringkasan bahan bacaan, (3) kemampuan siswa memilih aspek dari bahan bacaan yang akan dikomentari, (4) kemampuan siswa menuliskan komentar serta alasan, dan (5) kemampuan siswa menuliskan kutipan pendukung dalam bahan bacaan sesuai yang dikomentari.

3.8 Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi

(49)

3.8.1 Analisis Data

Analisis data sangat berguna untuk mendukung pemecahan masalah yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan program jam baca. Untuk pelaksanaan analisis data secara lebih konkrit, peneliti menganalisa data didapat dari teknik pengumpulan data.

Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah memeriksa ulang apakah seluruh informasi yang diperlukan dalam wawancara, angket, observasi, dan jurnal membaca sebelum pelaksanaan program jam baca. Analisis hasil jurnal membaca yang diisi siswa menggunakan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. kualifikasi tersebut yang merujuk pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.1 Kualifikasi Minat Baca pada Program Jam Baca Frekuensi Membaca Kualifikasi Membaca

1-2 kali/minggu Rendah

3-4 kali/minggu Sedang

5-6 kali/minggu Tinggi

Data yang telah didapat tersebut akan disesuaikan hasilnya satu sama lain. Apabila data tersebut tidak sesuai, peneliti harus merefleksi dimana sumber kesalahan itu.

3.8.2 Evaluasi

Dalam pelaksanaan program jam baca, yang perlu dievaluasi peneliti adalah sebagai berikut.

(1) Kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program jam baca (2) Kelemahan program jam baca

(50)

3.8.3 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari pelaksanaan program jam baca yang dilakukan. Tahap refleksi yaitu menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan, dan

menyimpulkan hasil dari pelaksanaan. Refleksi selalu diadakan setiap akhir kegiatan program jam baca di setiap siklus. Hasil refleksi dapat digunakan sebagai pedoman untuk perbaikan dalam pelaksanaan program jam baca siklus

selanjutnya.

3.9 Prosedur Penelitian

Secara rinci tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut. (1) Perencanaan dan persiapan

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan, yaitu: (a) mengidentifikasi masalah minat dan kemampuan membaca siswa.

(b) merumuskan masalah peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa melalui penerapan program jam baca.

(c) menyusun rencana pelaksanaan program jam baca.

Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah kemudian peneliti merumuskannya menjadi rumusan masalah. Masalah tersebut akan ditindaklanjuti dengan diawali penyusunan rencana tindakan yang

diwujudkan dalam bentuk RPP.

(51)

penyebaran kuesioner, dan uji kompetensi awal (pretest) untuk mengetahui minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE di SMP Negeri 1 Puri. Pihak yang diwawancara yaitu pengelola perpustakaan SMP Negeri 1 Puri, sedangkan penyebaran kuesioner dan uji kompetensi awal diberikan kepada siswa.

Kuesioner yang diberikan kepada siswa berisi tentang pertanyaan untuk mengetahui minat membaca siswa. Rincian panduan pertanyaan pada kuesioner terdapat 15 soal. Untuk mengetahui kemampuan membaca siswa sebelum pelaksanaan program jam baca, peneliti melakukan pretest dengan memberikan soal sesuai KD 7.1 yaitu mengomentari buku cerita yang dibaca. Dalam uji kompetensi tersebut akan diketahui kemampuan membaca kritis siswa dengan indikator meliputi kemampuan meringkas bahan bacaan, kemampuan memberikan komentar dan alasan, serta menuliskan kutipan dari bagian yang dikomentari tersebut. Pada tahapan pertest ini, peneliti memberikan bahan bacaan yang berjudul “Si Tanduk Panjang” yang berasal dari buku “Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara”.

Dengan melaksanakan studi pendahuluan ini, peneliti mengetahui bahwa terdapat permasalahan pada minat dan kemampuan membaca siswa yang rendah. Maka, dari permasalahan tersebut peneliti merumuskan masalah yang dihadapi untuk diteliti.

(2) Pelaksanaan

(52)

Pada tahap ini, praktisi melaksanakan program jam baca sesuai

perencanaan yang telah disusun. Kegiatan berlangsung 60 menit diadakan setelah jam pelajaran sekolah usai. Langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan meliputi hal-hal sebagai berikut.

(a) Praktisi melaksanakan program jam baca sesuai perencanaan yang telah disiapkan sebelumnya.

(b) Selama kegiatan program jam baca berlangsung dilakukan pengamatan secara sistematis, cermat, dan objektif.

(c) Melaksanakan penilaian terhadap minat dan kemampuan membaca siswa sebagai hasil dari program jam baca. Kemudian dilakukan refleksi untuk dijadikan sebagai tindak lanjut perbaikan dan penyempurnaan pada pelaksanaan selanjutnya.

(3) Observasi atau pengamatan

Pada waktu kegiatan program jam baca berlangsung, peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format observasi atau pengamatan yang telah disusun, termasuk pelaksanaan skenario tindakan serta dampak terhadap proses dan hasil kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi atau pengamatan.

Hasil dari pengamatan ini dapat bermanfaat untuk pengambil keputusan apakah tindakan yang dilakukan sudah tepat atau perlu diadakan perbaikan. (4) Refleksi

(53)

rencana selajutnya. Dalam merefleksi tindakan dibahas mengenai kekurangan yang terjadi pada saat tindakan dan dilakukan revisi rencana. Temuan-temuan tersebut akan dibawa dan diperbaiki pada siklus berikutnya hingga hasil persiapan sampai refleksi tidak menampakkan adanya kelemahan-kelemahan atau

(54)

BAB IV

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

Pada bab ini diuraikan tentang paparan data dan temuan penelitian proses penerapan program jam baca untuk meningkatkan minat dan kemampuan

membaca yang meliputi (1) studi pendahuluan, (2) paparan data dan temuan siklus 1, dan (3) paparan data dan temun siklus 2. Uraian tersebut adalah sebagai berikut.

4.1 Studi Pendahuluan

Sebelum tindakan program jam baca, kegiatan studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui minat dan kemampuan membaca siswa. Hasil observasi tersebut akan dibandingkan dengan hasil minat dan kemampuan membaca siswa setelah dilakukan tindakan program jam baca untuk mengetahui perkembangan dan peningkatannya.

(55)

jumlah pengunjung perpustakaan hanya 50 orang/hari, sedangkan jumlah keseluruhan siswa 697 orang.

Sebelumnya, pihak sekolah dan guru mata pelajaran telah melakukan kebijakan untuk meningkatkan minat baca siswa. Kebijakan tersebut dilakukan dengan menambah koleksi buku dan memberi tugas pada siswa dengan

memanfaatkan buku-buku di perpustakaan. Namun, hasil dari kebijakan tersebut belum mencapai hasil maksimal. Peningkatan minat baca siswa masih rendah karena jumlah siswa yang membaca di perpustakaan setiap harinya belum mencapai setengah dari jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 01 Puri.

Selain wawancara, pada tahap studi pendahuluan juga dilakukan

penyebaran angket. Angket tersebut diberikan pada siswa untuk mengetahui minat membaca. Berdasarkankan hasil penyebaran angket dapat diketahui bahwa minat baca siswa masih rendah jika dilihat dari frekuensi membacanya dengan

kualifikasi yang telah ditentukan.

(56)

Selain minat membaca, kegiatan studi pendahuluan juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa. Untuk mengetahui kemampuan membaca, peneliti memberikan bahan bacaan berupa cerita rakyat yang berjudul “Si Tanduk Panjang”. Cerita ini diambil dari buku cerita yang berjudul “Cerita Rakyat Nusantara”.

Pada tahap awal, siswa diminta untuk membaca dengan waktu 25 menit. Setelah membaca cerita yang diberikan, siswa diminta mengisi jurnal membaca secara individu. Berdasarkan hasil kerja jurnal membaca pada kegiatan studi pendahuluan dapat diketahui kemampuan membaca siswa. Dari hasil kerja siswa dapat diketahui bahwa kemampuan minat baca siswa rendah. Hal tersebut terbukti dari jumlah siswa yang memperoleh kualifikasi sangat baik hanya 3 siswa (12%), siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 5 siswa (20%), siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 10 siswa (40%). siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 2 siswa (8%), dan siswa yang memperoleh kualifikasi gagal sebanyak 5 siswa (20%). Selain itu,berdasarkan Tabel 4.1 (terlampir) dapat disimpulkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 24 %, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 76%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca siswa perlu dilakukan perbaikan.

(57)

selam 60 menit. Pada pelaksanaannya, siswa akan dibimbing oleh guru. Selain itu, program ini tidak terikat pada nilai sehingga siswa tidak merasa terbebani.

Dengan begitu, secara tidak langsung program ini dapat berdampak positif dalam peningkatan hasil minat dan kemampuan membaca.

4.2 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 1

Pada bagian ini dipaparkan tentang (a) proses penerapan program jam baca siklus 1 dalam peningkatan kemampuan membaca, (b) hasil program jam baca siklus 1 dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca, (c) temuan penelitian, dan (d) refleksi dan tindak lanjut.

4.2.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

Tahap praprogram diawali dengan mempersiapkan siswa untuk memulai program. Pada siklus 1 ini program masih belum dapat berjalan lancar sesuai rencana karena guru harus mengarahkan siswa untuk berkumpul di perpustakaan. Siswa belum dapat dikondisikan dengan baik karena masih ada beberapa siswa yang ke toilet, kantin, atau musala. Keadaan ini mengakibatkan program jam baca tidak dimulai sesuai jadwal. Di perpustakaan, siswa juga belum siap menerima pengarahan dan materi dengan baik. Beberapa siswa masih asyik bermain dengan temannya dan sibuk sendiri. Ada pula siswa yang sibuk berebut tempat duduk dengan temannya. Oleh karena itu, kondisi tersebut menghambat jalannya program jam baca.

(58)

pengalaman siswa dalam menulis jurnal membaca, Pada tahap ini siswa sudah cukup aktif menjawab pertanyaan awal dari guru. Selain itu, guru juga memberi pengarahan tentang langkah-langkah dalam penerapan program jam baca. Hal tersebut diberikan agar siswa dapat melaksanakan program sesuai rencana. Pada tahap ini siswa sudah dapat dikendalikan. Beberapa siswa juga tampak serius memperhatikan penjelasan dari guru. Namun, siswa lain kurang serius dan tampak kurang antusias pada materi yang diberikan.

Pada kegiatan inti program, guru memberikan materi kepada siswa tentang kompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca”. Materi tersebut terkait tentang konsep dan langkah-langkah dalam menulis identitas buku, ringkasan cerita, komentar serta alasan, dan kutipan bagian yang dikomentari. Pada tahap ini tidak semua siswa tampak serius memperhatikan. Terdapat beberapa siswa yang asyik mengobrol dan bermain sendiri.

(59)

bukunya dan ingin bertukar buku dengan temannya. Hal tersebut diduga karena siswa memperoleh buku yang tidak sesuai dengan minatnya.Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, beberapa siswa merasa tidak nyaman membaca dengan duduk di bangku. Hal tersebut disebabkan mereka saling berdesakan karena ukuran meja yang dikelilingi kecil, sehingga beberapa siswa meminta untuk membaca sambil duduk di lantai karena mereka merasa lebih leluasa.

Saat kegiatan membaca, guru mengelilingi ruang perpustakaan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah dalam memahami bahan bacaan. Pada proses ini terdapat siswa (x) yang aktif mengajukan pertanyaan saat mengalami kesulitan. Dialog antara siswa dan guru terlihat pada Dialog 4.1 berikut.

S: “Bu, saya mau tanya ini Bu?” G: “Iya, tanya apa?”

S: “Ibu tahu nggak karang pantai seperti apa?”

G: “Oh, karang pantai itu batu kapur yang mengeras yang ada di pantai, biasanya ukurannya besar.”

S: “Hem, iya saya tahu, Bu. Kalau ini artinya apa, Bu?” G: “Scuba ya? Scuba itu alat untuk bernapas di bawah air yang

digunakan oleh penyelam.”

Dialog 4.1

Selain siswa (x) pada Dialog 4.1, terdapat juga siswa (y) yang mengajukan pertanyaan lain saat menemui kesulitan saat membaca. Dialog tersebut

sebagaimana terlihat pada Dialog 4.2 berikut.

S : “Bu, ini saya ada yang tidak paham.” G: “Mana yang tidak mengerti?”

S : “Ini lho Bu, ada kata-kata saling sir. Apa artinya, Bu?” G: “Nah, kalau ada kata-kata yang kurang bisa dipahami, lihat

konteks ceritanya dulu. Ini bercerita tentang apa?”

S : “Ceritanya tentang Putu Sasih yang menolong Ngurah yang terjatuh, Bu. Kemudian mereka saling memandang.”

G: “Nah, berarti bercerita tentang seorang lelaki dan perempuan, kemudian mereka saling memandang. Berarti mereka di situ terlibat “saling sir”, yang artinya?”

S : “Saling jatuh cinta, Bu?”

G: “Iya bagus, tapi lebih tepatnya saling menyukai, atau biasa disebut naksir.”

(60)

Dari kedua dialog tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya antusiasme siswa dalam program ini. Siswa berani mengajukan pertanyaaan saat mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa tidak malu bertanya tentang arti kata-kata atau istilah sulit yang ditemui dam bahan bacaan. Siswa juga merespon dengan baik pertanyaan balikan yang diberikan untuk mempermudah memahami arti kata tersebut. Hal tersebut membuktikan adanya interaksi positif yang terjadi ketika program jam baca ini berlangsung.

Setelah 25 menit waktu yang diberikan untuk membaca habis, siswa diminta untuk mengisi jurnal membaca yang telah diberikan secara individu. Pada kegiatan ini, tidak semua siswa mampu mengerjakan jurnal dengan lancar.

Beberapa siswa masih bingung dalam mengerjakannya. Siswa mengalami kesulitan, sehingga mengajukan beberapa pertanyaan. Dialog saat mengisi jurnal membaca merujuk pada Dialog 4.3 berikut.

S : “Bu, ini yang ditulis judul bukunya atau judul ceritanya?” G: “Untuk identitas buku, ya yang ditulis judul bukunya.”

S : “Terus kalau bagian yang dikomentari ini pilih segi isi sama segi bahasa atau salah satu saja, Bu?”

G: “Pilih salah satu saja.”

Dialog 4.3

Gambar

Tabel 3.1 Kualifikasi Minat Baca pada Program Jam Baca
Tabel 4.2 Hasil Observasi  Penerapan Program Jam Baca Siklus 1
Tabel 4.4 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 1
Tabel 4.5 Minat Baca Siswa pada Siklus 1VariasiJumlah Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan).. Melakukan pengukuran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Sistem informasi manajemen merupakan serangkaian sub bab informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

sering g adala# tulang&t adala# tulang&tulang pan!ang. Pada ulang pan!ang. Pada anak&a anak&anak" nak" sarkom sarkoma a e$ing merupakan tumor