• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Wanita Jepang Pada Zaman Meiji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Wanita Jepang Pada Zaman Meiji"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur

berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

Rusia dan di bagian barat dengan Semenanjung Korea. (Anonim, 1986: 5-7).

Dilihat dari letaknya sangat memungkinkan Jepang untuk mempunyai adat dan

budaya yang sangat berbeda dengan negara-negara Asia yang lain. Karena letak

geografisnya juga menyebabkan masyarakat Jepang kurang dapat berhubungan

dengan bangsa lain, memungkinkan kultur dan budaya Jepang menjadi sangat

kuat karena kurangnya pengaruh dari bangsa lain. (Anonim, 1985: 5-7).

Restorasi Meiji (1868) adalah sejarah agung manusia Jepang sesudah carut

marut politik tersebut. Terjadinya korupsi dan kemiskinan akibat kebijakan isolasi

membawa Jepang untuk membuka diri terhadap dunia luar. Dampak dari

peristiwa tersebut masih bisa dirasakan sampai sekarang. Ke arah modernisasi

atau westernisasi. Itulah tema yang paling esensial yang dihadapi Jepang sesudah

zaman Edo, Shogun Tokugawa. Satu sistem pemerintahan dan tata susunan

masyarakat feodal hendak ditinggalkan, hendak dirombak dan di atasnya itu

disusun satu sistem pemerintahan dan penataan masyarakat baru.

Sisa-sisa keadaan peninggalan Shogun Tokugawa masih tetap menjadi keadaan

yang amat berat dihadapi oleh pemerintahan baru. Tekanan-tekanan dari luar

(2)

2

kepada Shogun pada tahun-tahun terakhir kekuasaannya membawa masalah yang

amat meruncing dalam lapangan politik. Restorasi Meiji atau pemulihan

kekuasaan ke tangan Kaisar dijalankan pemerintahan oleh sekelompok orang yang

disebut “kaum loyalist” menuju satu sasaran yang paling didambakan bangsa

Jepang, yaitu mengangkat martabat bangsanya sejajar dengan bangsa-bangsa

Barat yang disadari mempunyai kelebihan-kelebihan dalam kemajuan kebudayaan

materi, peralatan teknologi dan keuletan menggumuli kehidupan. Jepang

membuka diri, melihat dunia yang lebih luas dan memberikan tanggapan terhadap

apa yang dihadapinya dan mengambil sikap terhadapnya sehingga dapat dikatakan

bahwa hakekat intisari zaman itu ialah perluasan wawasan dan pelebaran medan

perjuangan bangsa Jepang. Bangsa Jepang meninggalkan wawasan yang

berkenaan dengan kitaran sendiri, dan memperlebar medan perjuangan sebagai

satu bangsa yang utuh, di antara bangsa-bangsa lain di muka bumi. Dengan

demikian, Jepang memperkokoh diri sebagai satu bangsa, dan mempertajam

pandangan hidupnya sebagai satu cara hidup yang membedakannya dengan

bangsa-bangsa lain yang dihadapinya dalam pergaulan global. Pada tahun 1868

pemerintah Jepang menyatakan secara resmi zaman Meiji telah dimulai. Ibukota

yang semula bernama Edo berubah menjadi Tokyo. Perubahan ini terjadi setelah

selama 250 tahun Jepang menjalani kebijakan politik isolasi 4 negaranya. Jepang

mulai membuka dirinya sejak Jenderal Matthew Calbraith Perry berhasil

memaksa Jepang untuk menandatangani perjanjian pembukaan negara Jepang

pada tanggal 8 Juli 1853.

(3)

3

Pada zaman Meiji wanita merasa terkekang oleh kodratnya. Para pria

menganggap wanita lemah dan hanya membawa beban jika ikut berperang. Hal

itu juga yang mempengaruhi para wanita untuk memperoleh haknya, karena

selama ini mereka menganggap bahwa haknya telah dirampas oleh kaum pria.

Mereka ingin membuktikan bahwa sebenarnya para pria dan wanita mempunyai

hak dan kewajiban yang sama. Lalu bagaimana peranan wanita pada zaman

Meiji?

Hal inilah yang membuat penulis menjadi tertarik untuk membahas sekaligus

menjadikan Peranan Wanita Jepang Pada Zaman Meiji sebagai judul kertas karya

ini.

1.2. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui bagaimana peranan wanita dalam masyarakat Jepang pada

zaman Meiji serta mengetahui bahwa peranan wanita sangat penting dalam

kehidupan keluarga di Jepang dan mengetahui bagaimana kebangkitan wanita

Jepang.

(4)

4 1.3.Batasan Masalah

Dalam pembahasannya penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang

lingkup permasalahan agar masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas dan

berkembang jauh, sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah dalam

penulisan nantinya. Dalam penulisan kertas karya ini penulis memfokuskan pada

peranan wanita Jepang pada zaman Meiji. Untuk mendukung penulisan ini, maka

penulis akan mengemukakan Jepang secara Umum berdasarkan Sejarahnya, apa

itu wanita serta peranannya, peranan wanita pada zaman Meiji serta kebangkitan

wanita Jepang. .

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode studi

kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu metode untuk mengumpulkan data

atau informasi dengan cara membaca buku-buku atau refrensi yang berkaitan

dengan Peranan Wanita Jepang Pada Zaman Meiji. Selain dengan menggunakan

metode studi kepustakaan, penulis juga menggunakan media internet sebagai

refrensi tambahan data untuk membantu melengkapi kertas karya ini agar menjadi

lebih akurat dan lebih jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Mathematical models based on those factors were proposed in study of bird flu infection processes within a poultry farm.. The population of susceptible birds and the population

Ciri dan warna pada ornamen rumah Melayu lontiok menggambarkan kehidupan dan kepribadian sehari-hari masyarakat Melayu yang kental dengan adat istiadat yang harus

Kedua, hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi penjualan (X 2 ) dengan keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor matic (Y) terdapat hubungan yang signifikan, hal ini dapat

Selama hari kedua, Annemie Dillen dari Fakultas Teologi Leuven memulai pembicaraan berdasar pada struktur perayaan pembaptisan soal unsur-unsur spesifik dalam tradisi kristiani

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.. PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Pembagian tema pada umumnya ada dua jenis, yaitu tema mayor dan tema minor, namun penulis hanya fokus pada tema mayor karena tema mayor pada novel sangat terlihat dari awal,

Para aktor non negara melalui internet/ sosial media melakukan langkah-langkah edukatif dengan memberikan informasi yang bermanfaat dan menjelaskan berbagai fakta serta data

30 Saya bermusuhan dengan teman karena berebut pengaruh dari teman yang lain 31 Saya dan teman-teman saling percaya 32 Saya suka ikut tawuran warga antar desa 33