• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinergi Antar Komunitas Dalam Melestarikan Sungai Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sinergi Antar Komunitas Dalam Melestarikan Sungai Deli"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di

dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Penduduk yang banyak dan sangat

mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan lingkungan di Indonesia. Data

dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka rata-rata peningkatan pertumbuhan

penduduk sepuluh tahun terakhir 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya.1 Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan berdampak luas,

termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat

menggangu keseimbangan bahkan ekosistem yang ada.

Gambar Diagram Jumlah Penduduk Indonesia

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya,

(2)

yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup menyediakan

kebutuhan-kebutuhan hidup manusia begitu sebaliknya, kehidupan manusia sangat

tergantung terhadap sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan

hidupnya. Lingkungan hidup memegang peranan penting dalam kebudayaan

manusia primitif sampai pada yang modern. Hubungan antara manusia dengan

alam dan lingkungannya bersifat mengikat dan religius. Hal ini berarti antara

manusia dan alam serta lingkungan terdapat hubungan yang tak terpisahkan satu

sama lain.

Manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa dilepaskan dengan alam

dan lingkungannya. Kedua variabel ini saling terkait satu sama lainnya. manusia

tidak bisa hidup tanpa alam di sekelilingnya. Lingkungan alam fisik salah satu

faktor utama bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya. Manusia

adalah makhluk yang memiliki akal, dengan akal yang dimilikinya inilah manusia

mampu mengolah alam di sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.2

Persoalan lingkungan hidup menjadi persoalan dunia ketika manusia mulai

merasakan dampak yang semakin meluas yang bisa kita lihat dari banyaknya

bencana yang terjadi di muka bumi ini akibat dari aktivitas manusia maupun ulah

manusia sendiri seperti banjir, tanah longsor, pencemaran air akibat limbah

industri, polusi udara dan lainnya. Manusia dengan sikap yang berlebihan

terhadap pemanfaatan alam akan mengakibatkan terjadinya kerusakan di alam.

Kebutuhan manusia untuk tetap melanjutkan kehidupan menuntut manusia untuk

2

(3)

selalu memanfaatkan nilai produktivitas atau nilai guna yang dimiliki alam hingga

akhirnya alam sendiri tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kondisi seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan permasalahan serius

terhadap kondisi alam.

Salah satu isu global yang sangat penting dan mendapat perhatian serius

saat ini adalah masalah lingkungan. Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (

LSM ) dan pemerintah baik negara maju maupun negara berkembang telah dan

terus memberikan perhatian terhadap masalah lingkungan. Dalam hal ini misalnya

saja di Indonesia pada tanggal 24 Februari 2010 telah diadakan Konferensi

Lingkungan Hidup di Nusa Dua Bali dimana dalam hal ini presiden mengajak

masyarakat dunia menyelamatkan bumi dari ancaman kerusakan lingkungan

kemudian pada tanggal 25 Februari 2011 telah dilaksanakan Konferensi

Internasional Pemuda di Yogyakarta yang dihadiri 144 pemuda dari 37 negara

menghasilkan 32 rekomendasi penanganan perubahan iklim dan lingkungan untuk

setiap negara di dunia, yang dituangkan dalam "Yogyakarta youth Declaration".3 Untuk melestarikan lingkungan hidup maka harus ada pengelolaan

lingkungan hidup supaya lingkungan hidup tetap terawat. Pengelolaan lingkungan

hidup dalam UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 2 pengelolaah lingkungan hidup

adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,

pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup.4

3

(4)

Salah satu persoalan lingkungan saat ini yaitu masalah sungai yang

tercemar. Pada penelitian ini peneliti mengkaji mengenai Sungai deli yang saat ini

airnya sudah tercemar oleh limbah dan tidak dapat lagi digunakan oleh

masyarakat di sekitar sungai. Sungai merupakan sumber kehidupan dan

penghidupan. Sungai merupakan sumber air bagi banyak makhluk hidup. Sungai

pada umumnya merupakan sarana penting bagi masyarakat Indonesia, karena

sungai memiliki fungsi ganda, misalnya untuk bahan baku, air minum, jalur

transportasi, pertanian, industri, perikanan, pengadaan tenaga listrik, rekreasi,

mck (mandi, mencuci, kakus), sehingga DAS berfungsi serbaguna dan

merupakan urat nadi perekonomian sepanjang wilayah yang dialirinya baik itu

kota maupun desa. Sungai juga dapat menjadi sumber bencana bagi makhluk

hidup jika manusia tidak bisa menjaga sungai dengan baik.

Sungai Deli merupakan salah satu, dari delapan sungai yang ada di Kota

Medan. Sungai Deli merupakan ikon kota Medan yang hampir terlupakan. Sungai

yang memiliki luas areal Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 48.162 ha

merupakan penyumbang sumber air terbesar bagi penduduk kota medan. Hulu

sungai deli terletak di dataran tinggi yang berada di antara Kabupaten Deli

Serdang dan Kabupaten Karo. Luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655

hektar atau tinggal 7.59 % dari 48.162 hektar areal DAS deli.5

Pada masa kerajaan Deli, sungai ini menjadi urat nadi perdagangan ke

daerah lain sebab sungai deli dijadikan jalur transportasi dalam aktivitas

perdagangan pada masa itu. Sungai ini yang menghubungkan tiga Kabupaten,

5

(5)

yakni Karo, Medan dan Deli Sedang. Kualitas air dari sungai deli saat itu sangat

segar dan dilintasi oleh kapal-kapal layar yang berukuran sedang. Tetapi saat ini

sungai deli tercemar oleh limbah. Pencemaran Sungai Deli, 70 % diantaranya

diakibatkan karena limbah rumah tangga (domestik) dan 30 % dikarenakan

limbah industri. Hal ini lah yang membuat air sungai deli tidak bisa dimanfaatkan

oleh masyarakat yang berada di pinggiran sungai dan kapal tidak bisa berayal

dikarenakan pendangkalan dan banyaknya sampah. Airnya pun sudah tercemar

dari hulu hingga hilir.

Penelitian dilakukan oleh Setiaty Pandia (Kepala Puslitdal, USU) tentang

DAS di Sungai Deli. Dari hasil analisis bahwa sungai tersebut tidak lagi sesuai

digolongkan pada air golongan B (masih dapat digunakan sebagai air minum dan

keperluan rumah tangga tanpa melalui tahap pengelolaan). Rendahnya

kandungan oksigen yang terlarut dalam air Sungai Deli, jumlahnya kurang dari 3

mg/liter, sempat mengakibatkan terganggunya banyak penduduk yang tinggal di

DAS yang menggunakan air untuk mandi, mencuci, minum dan kakus. (Mimbar

Umum, 2 November 1996)

Tercemarnya air Sungai Deli dan menumpuknya limbah-limbah

masyarakat berdampak buruk bagi kehidupan manusia sendiri. Akibat dari ulah

manusia itu sendiri, sungai menjadi meluap dan terjadi banjir yang melanda

sebagian kota medan. Kawasan yang terkena banjir antara lain, Kelurahan Suka

Maju, Medan johor, sehingga sedikitnya 300 rumah penduduk tergenang air,

(6)

Banjir juga terjadi di kawasan Kelurahan Aur dan Hamdan, Medan Maimun,

kawasan Jalan Dr.Mansyur Komplek USU, Medan Baru.

Kawasan yang juga kebanjiran akibat luapan Sungai Batuan dan Sungai

Deli serta drainase yang tidak mampu menampung curah hujan cukup lebat dan

dalam waktu lama, adalah Jalan STM, Jalan Alfalah dan Jalan Suka Tani di

Kampung Baru. Di tempat ini sedikitnya 181 rumah penduduk dimasuki air.

Jalan Abdul Haris Nasution sekitar Asrama Haji Medan, kedalaman air hingga

selutut, dan di kawasan Jalan Letjen Djamin Ginting tepatnya di Simpang

Selayang, Padang Bulan, juga genanagan air mencapai lutut orang dewasa.

Kawasan kecamatan Medan Tembung, terutama Jalan Kapten M.Jamil Lubis,

persis depan Kantor Camat setempat, juga dilanda banjir maupun genangan air.

Di lokasi ini, 2 sekolah yakni SMP Negri 17 dan SD Negri terpaksa diliburkan

karena ruang belajarnya digenangi air.

Pada saat ini air dan DAS menjadi masalah yang besar dan memerlukan

perhatian yang lebih dan cermat. Saat ini untuk mendapatkan air yang baik dan

bersih sesuai dengan standar tertentu menjadi sesuatu yang mahal karena air saat

ini sudah lebih banyak tercemar oleh limbah dari perbuatan manusia sendiri, baik

limbah rumah tangga, limbah industri dan lainnya. Air sendiri memiliki peran

positif bagi kegiatan kehidupan manusia. Adapun peran positif dari air bagi

kehidupan manusia seperti, untuk minum, kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Kepentingan psikologi seperti wisata, olahraga dan spritual. Kepentingan produksi

(7)

Adapun dampak negatif dari seperti banjir, kekurangan air, tranmisi penyakit,

drainase alami yang tidak memadai, kualitas air memburuk dan lain-lain.

Permasalahan lingkungan hidup bukan hanya urusan masyarakat ataupun

urusan elemen tertentu tetapi permasalahan lingkungan hidup merupakan urusan

kolektif yang membutuhkan partisipasi bersama dari seluruh komponen bangsa,

dan harus ada cara untuk mengatasinya. Keseluruhan dari seluruh mahluk hidup,

manusialah yang paling mampu beradaptasi dengan lingkungannya, baik itu

lingkungan fisik maupun biotik. Manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan sebagai

penghuni bumi ini selalu mengusahakan adanya keseimbangan ekologi untuk

kelestarian masing-masing. Manusia terancam oleh merosotnya kualitas

lingkungan (misal oleh adanya eksploitasi penduduk dan eksploitasi teknologi)

semakin giat ia berusaha untuk memulihkan keseimbangan lingkungan.

Saat ini setiap orang diharapkan untuk peduli dengan lingkungan hidup,

kenyataan masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya melestarikan

lingkungan hidup. Saat ini jika manusia ingin jauh dari masalah bencana maka

manusia sebagai maklhuk hidup yang hidup di alam harus bisa selaras dengan

alam dan lingkungannya. Pada era ini dibutuhkan orang-orang yang memiliki

pemikiran tentang pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan

berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak merusak lingkungan

hidup. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan

terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam

proses pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa

(8)

berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat memiliki kewajiban

untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan

menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Pada saat ini, kecintaan dan kepedulian akan lingkungan hidup perlu untuk

ditingkatkan, dengan adanya partisipasi dari kelompok-kelompok masyarakat

sangatlah penting misalnya tokoh agama, wanita, organisasi, perkumpulan,

komunitas, ataupun kelompok sosial, dan peranan para pemuda. Pada saat ini

banyak organisasi maupun komunitas yang terbentuk untuk melestarikan

lingkungan hidup. Saat ini untuk menyelamatkan lingkungan banyak anggota

masyarakat membentuk komunitas-komunitas yang tujuannya untuk

mengembalikan lingkungan lebih baik. Komunitas adalah kumpulan

individu-indivu yang mempunyai kesukaan, hobi, atau kecintaan terhadap hal yang sama

tanpa adanya pembagian tugas terhadap individu-indiviu tersebut. Pertumbuhan

komunitas di Indonesia sendiri mengalami ledakan di tahun 2009 hingga 2010,

seiring dengan kemunculan media sosial.

Komunitas peduli lingkungan merupakan salah satu cara yang tepat untuk

membangkitkan kesadaran dan kecintaan generasi muda terhadap lingkungan

hidup, dengan adanya pendidikan, pengetahuan yang berbasis lingkungan hidup

dalam komunitas peduli lingkungan berperan untuk memastikan keadaan

lingkungan hidup dapat dijaga dan tidak mengalami kerusakan.

Komunitas-komunitas yang peduli terhadap kerusakan Sungai Deli saat ini sangat banyak

yang tujuan dari mereka untuk membentuk komunitas itu sendiri untuk

(9)

Komunitas-komunitas yang menyelematkan Sungai Deli yaitu Komunitas Peduli

Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE) dan Komunitas Go River.

Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE) merupakan salah

satu komunitas yang melestarikan Sungai Deli. Kopasude didirikan pada tanggal

22 Maret 2015 yang diketuai oleh Adryan Dwi Pradipta. Kopasude terdiri dari

Mahasiswa dari berbagai kampus di Medan yang memiliki perhatian kepada

anak-anak di pinggiran sungai dan sadar akan keberadaan dari Sungai Deli. Kopasude

berdiri dengan tujuan mewujudkan cita-cita dan membangun pola pikir anak-anak

bantaran sungai dan mengembalikan Sungai Deli. Kopasude terletak di Kampung

Badur, Kelurahan Hamdan. Komunitas ini memiliiki program yaitu mengajar

anak-anak di pinggiran Sungai Deli setiap harinya. Kopasude dengan beberapa

relawan lainnya membangun sebuah perpustakaan mini dan pendopo belajar

dengan tujuan agar anak-anak memiliki ruang untuk belajar dan bermain agar

terhindar dari pergaulan yang tidak baik.

Komunitas lain yang bergerak melestarikan Sungai Deli yaitu Komunitas

Go River. Komunitas Go River merupakan komunitas sosial yang bergerak di

bidang lingkungan hidup dimana komunitas ini berkomitmen untuk Sungai Deli

yang lebih baik. Komunitas Go River dibentuk pada 25 Oktober 2014 yang

diketua oleh Muh. Ahadi, S.Pd.I. Komunitas ini sangat antusias untuk

menyelamatkan sungai deli. Komunitas Go River memiliki 2 program yang

Pertama Program Sekolah Sungai mengajak masyarakat khususnya para siswa di

kota Medan dan sekitarnya untuk belajar bersama khususnya seputar lingkungan.

(10)

Deli untuk membaca beragam buku dan mengajak para anak membaca di

Kampung Aur. Agenda rutin dari komunitas Go River seminggu sekali memotong

bambu dan membersihkan aliran Sungai Deli.

Komunitas-komunitas yang peduli akan keberadaan lingkungan

merupakan salah satu yang tepat untuk membangkitkan kesadaran dan kecintaan

akan lingkungan hidup. Adanya komunitas-komunitas Kopasude dan Go River

salah satu komunitas yang peduli akan keberadaan lingkungan yaitu keberadaan

Sungai Deli. Komunitas-komunitas ini memiliki keunggulan tersendiri,

berlomba-lomba untuk dapat menyelamatkan masyarakat pinggiran sungai dan

mengembalikan kelstarian Sungai Deli. Komunitas yang bergerak dalam

melestarikan Sungai Deli sangat kompak dan memiliki hubungan yang baik

karena mereka memiliki tujuan yaitu menyelamatkan masyarakat sekitar dan

menyelamatkan kelstarian Sungai Deli.

1.2. Tinjauan Pustaka

Kajian mengenai Sinergi antar komunitas dalam melestarikan Sungai Deli

sudah banyak dilakukan seperti halnya kajian Ayu Wulandari (2011) tentang

Peran Organisasi Kompas USU Dalam Meningkatkan Partisipasi Anggota Untuk

Menjaga Lingkungan Hidup. Dalam penelitiannya ini, Ayu melihat bahwa

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun

tidak langsung dan lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia. Salah satu

(11)

masalah lingkungan. Masalah lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif

yang membutuhkan partisipasi bersama dari semua komponen bangsa, dan harus

ada upaya serius untuk mengatasinya. Pada saat ini, kecintaan dan kepedulian

akan lingkungan hidup perlu untuk ditingkatkan, dengan adanya partisipasi dari

kelompok-kelompok masyarakat sangat penting misalnya tokoh agama,

organisasi, komunitas, ataupun kelompok sosial, dan peranan para pemuda.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu bahwa organisasi Kompas

USU berperan dalam membentuk tindakan sosial anggota sehingga dapat

meningkatkan partisipasi anggota dalam menjaga lingkungan hidup.

Kajian lain tentang Sinergi anatar komunitas dalam melestarikan Sungai

Deli juga dibahas oleh Nurin Hanifati Amalia (2015) tentang Upaya Pelestarian

Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi

Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok). Dalam penelitiannya ini Nurin

melihat bahwa program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok

memberikan dampak positif kepada siswa. Siswa menjadi lebih memperhatikan

kebersihan dan lebih mencintai lingkungan. Kegiatan pelestarian lingkungan

melalui program Adiwiyata dimanfaatakan oleh guru-guru di SMP Negeri 2

Depok sebagai sumber belajar yang bersifat berwawasan lingkungan dengan

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat praktikum alam. Program

Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup

dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah

(12)

Berbeda halnya dengan hasil kajian tersebut, peneliti ingin lebih mencari

sinergi yang dilakukan oleh antar komunitas dan pihak luar. Peneliti ingin melihat

sejauh mana peran komunitas-komunitas yang ingin mengembalikan Sungai Deli

dan kegiatan yang mereka lakukan untuk mengembalikan fungsi Sungai Deli.

Hasil yang diperoleh peneliti dalam kajian ini bahwa 2 komunitas yang diteliti

oleh penulis yaitu Komunitas Go River dan Kopasude sangat berperan dalam

melestarikan Sungai Deli. Kedua komunitas ini bekerja keras dengan usaha

mereka ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli dan ingin menjadikan Sungai

Deli sebagai ekowisata air bukan tempat pembuangan sampah. Kedua komunitas

ini juga tidak hanya memperhatikan kondisi dari Sungai Deli saja tetapi

memikirkan masyarakat yang berada di pinggiran Sungai Deli juga. Kedua

komunitas ini juga pernah melakukan sinergi seperti sama-sama melakukan

penanam pohon dan membersihkan Sungai Deli yang kegiatannya tidak dilakukan

secara terus menerus dan kedua komunitas ini juga melakukan sinergi dengan

pihak luar untuk membantu mereka dalam melestarikan Sungai Deli.

Berbicara mengenai Sinergi antar Komunitas dalam melestarikan Sungai

Deli, akan dibahas terlebih dahulu tentang :

1. Konsep Lembaga dan Kapasitas Lembaga

Lembaga adalah seperangkat hubungan norma-norma,

keyakinan-keyakinan, dan nilai-nilai yang nyata, yang terpusat pada kebutuhan-kebutuhan

sosial dan serangkaian tindakan yang penting dan berulang. Menurut Selo

Soemardjan dan Soelaiman Soemardi lembaga itu mempunyai tujuan untuk

(13)

yang paling penting. Schmidt mendefenisikan lembaga sebagai sekumpulan

orang yang memiliki hubungan yang teratur dengan memebrikan defenisi pada

hak, kewajiban, kepentingan, dan tanggungjawab bersama.

Terjadinya lembaga sosial bermula dari tumbuhnya suatu kekuatan ikatan

hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat. Ikatan hubungan antar manusia

tersebut sangat erat kaitannya dengan keberlakuan suatu norma sebagai patokan

dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan rasa keindahan,

keadilan, pendidikan, ketentraman keluarga, dan sebagainya.

Sebelum kita berbicara mengenai kapasitas lembaga kita terlebih dahulu

kita mengetahui pengertian kapasitas. Kapasitas dapat dimaknai sebagai

kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan.

Kapasitas merupakan suatu kemampuan untuk melakukan identifikasi kebutuhan,

sumber daya yang dimiliki dan ppeluang yang diperoleh, serta bagaimana

memanfaatkannya untuk suatu tujuan (Soetomo, 2006). Kapasitas (capacity)

terdiri atas dua faktor yaitu containing dan ability yaitu kemampuan dalam hal

pemikiran dan tindakan. Sehingga secara umum, kapsasitas suatu komunitas

merupakan seseuatu yang dapat membuat suatu jaringan “bekerja” dan dapat

membuat suatu komunitas berfungsi dengan baik atau bekerja sesuai dengan

fungsinya (Pamungkas,2013).

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengukur kapsitas

suatu organisasi. The University of Queensland mengembangkan suatu metode

yang mengedepankan penjelasan hubungan antara kelompok atau organisasi

(14)

a. Kapasitas tingkat satu yaitu kapasitas identifikasi terhadap

kelompok/organisasi serta sumber daya untuk menjalankan dan

keberlanjutan program.

b. Kapasitas tingkat dua yaitu kapasitas menjalankan suatu tujuan/program.

c. Kapsitas tingkat tiga yaitu terdapat jejaring yang berkelanjutan.

Brown (Rainer Rohdewohld, 2005:11) mendefenisikan Kapasitas Lembaga

adalah

“Capacity building is a process that increases the ability of persons,

organisations or systems to mee its stated purpose and objectives”

Dari penjelasan diatas dapat dimaknai bahwa kapasitas lembaga adalah

suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang organisasi atau

sistem untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Yap bahwa

Kapasitas Lembaga adalah sebuah proses untuk meningkatkan individu, group,

organisasi, komunitas dan masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Morisson (2001: 4) mengartikan Kapasitas lembaga dapat dilihat

sebagai sebuah proses untuk mempengaruhi, atau menggerakkan perubahan di

berbagai tingkatan pada individu, kelompok, organisasi dan sistem yang berusaha

memperkuat kemampuan adaptasi diri dan organisasi sehingga mereka dapat

merespon perubahan lingkungan yang terjadi secara terus-menerus. Kapasitas

(15)

lembaga adalah suatu proses belajar multi level yang erat kaitannya dengan ide

terhadap tindakan.

Dalam Buku The Capacity Building For Local Government Toward Good

Governance yang ditulis oleh Prof. Dr. H.R. Riyadi Soeprapto, MS, juga

menyampaikan bahwa World Bank menekankan perhatian Kapasitas Lembaga

pada :

1. Pengembangan sumber daya manusia; training, rekruitmen dan pemutusan

pegawai profesional, manajerial dan teknis.

2. Keorganisasian, yaitu pengaturan struktur, proses, sumber daya dan gaya

manajemen.

3. Jaringan kerja (network), berupa koordinasi, aktifitas organisasi, fungsi

network, serta interaksi formal dan informal.

4. Lingkungan organisasi, yaitu aturan (rule) dan

undang-undang (legislation) yang mengatur pelayanan publik, tanggung jawab

dan kekuasaan antara lembaga, kebijakan yang menjadi hambatan

bagi development tasks, serta dukungan keuangan dan anggaran.

5. Lingkungan kegiatan lebih luas lainnya, meliputi faktor-faktor politik,

ekonomi dan situasi-kondisi yang mempengaruhi kinerja.

UNDP memfokuskan Kapasitas Lembaga pada tiga dimensi, yaitu;

1. Tenaga kerja (dimensi human resources), yaitu kualitas SDM dan cara

(16)

2. Modal (dimensi fisik), menyangkut sarana material, peralatan,

bahan-bahan yang diperlukan dan ruang/gedung.

3. Teknologi, yaitu organisasi dan gaya manajemen, fungsi perencanaan,

penentuan kebijakan, pengendalian dan evaluasi, komunikasi, serta sistem

informasi manajemen.

Berdasarkan pemaparan mengenai defenisi Kapasitas Lembaga menurut

para ahli-ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Kapasitas Lembaga

merupakan suatu proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan,

keterampilan, dan keahlihan yang dimiliki oleh individu, kelompok, atau

organisasi serta sistem untuk memperkuat kemampuan diri, kelompok dan

organisasi sehingga mampu mempertahankan diri/profesinya ditengah perubahan

yang terjadi secara terus menerus.

2. Konsep Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti

“kesamaan”, kemudian communitas dapat diturunkan dari communis yang berarti

“sama”. Komunitas merupakan kumpulan individu-individu yang mempunyai

kesukaan, hobi atau suatu kencintaan terhadap hal yang sama tanpa adanya

pembagian tugas terhadap individu-individu tersebut. Dalam komunitas manusia,

individu-individu di dalamya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,

preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.6 Komunitas dapat dieksplorasikan dalam tiga cara berbeda, seperti :

6

(17)

1) Tempat : komunitas yang berbeda pada teritorial atau tempat yang

dipahami dalam unsur geografis yang sama. Cara lain untuk

penanaman ini adalah “wilayah”. Pendekatan kepada masyarakat

telah melahirkan banyak istilah studi masyarakat maupun

geografis.

2) Ketertarikan : karateristik lain yakni komunitas oleh faktor-faktor

atau keterkaitan yang sama. Seperti keyakinan agama, orientasi

seksual, pekerjaan, etnis dan hobi.

3) Keterikatan : komunitas memiliki rasa keterikatan pada suatu

kelompok, tempat, atau ide. Karena memiliki keterikatan maka

mereka memerlukan sebuah pertemuan tatap muka.

Dalam bidang antropologi komunitas sering disebut sebagai organisasi

sosial . Organisasi sebagai pola dari cara-cara dalam mana jumlah orang saling

bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks,

berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara sitematis. Bekke (dalam deddy Mulyana :

2006:76) bahwa organisasi merupakan sebuah sistem yang continue dari

penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan

dikoordinasi, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari

manusia, materil, capital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu

keseluruhan pemecah persoalan.

(18)

Koenjaraningrat melihat organisasi sosial sebagai unsur universal, karena

dimana ada masyarakat manusia, berarti disitulah unsur yang mendorong manusia

berada dalam satu pengaturan, pengorganisasian atau pengelompokan yang

berfungsi menunjang kebutuhan yang berkaitan langsung dengan kehidupan dan

pada akhirnya melestarikan nilai yang disepakati oleh semua anggota. Dengan

kata lain, komunitas dapat difenisikan sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang

menempati suatu sistem adat-istiadat serta terikat oleh suatu identitas komunitas

(Koentjaraningrat, 1990 : 148).

Aspek kebudayaan yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan

organisasi terhadap lingkungan adalah aspek-aspek kebudayaan, dimana

mencakup dalam wujud kebudayaan. Sejalan dengan hal ini J.J Hoenigman

mengungkapkan bahwa :

“Aktivitas adalah wujud kebudayan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengandakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata elakukan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati

dan didokumentasi.”

Dalam kepustakaan antropologi ada beberapa istilah yang digunakan untuk

menyebut satu aspek dari kebudayaan yang mengatur penyusunan manusia dalam

kelompok-kelompok yang tercakup di dalam masyarakat. Istilah yang

dipergunakan oleh banyak ahli antropologi untuk membatasi pengertian tersebut

adalah organisasi sosial. Herskovits mengatakan bahwa organisasi sosial itu

meliputi lembaga-lembaga yang menetapkan posisi dari laki-laki dan perempuan

(19)

Kategori ini terbagi dalam dua kelas lembaga, yaitu

lembaga-lembaga yang timbul dari kekerabatan, lembaga-lembaga-lembaga-lembaga yang berkembang dari

asosiasi bebas di antara individu-individu. Struktur kekerabatan meliputi keluarga

dan pengembangannya sampai kelompok-kelompok seperti clan. Asosiasi bebas

yang tidak dibangun atas dasar kekerabatan meliputi berbagai bentuk dari

pengelompokan berdasarkan sex, umur dan dalam arti yang lebih luas, struktur

sosial itu juga meliputi relasi sosial yang mempunyai karakter politik atau dengan

kata singkat, studi mengenai organisasi sosial menurut Herskovits meliputi studi

tentang prinsip-prinsip berkelompok berdasarkan kekerabatan dan organisasi

politik.

Melihat organisasi sosial sebagai proses yang menyebabkan individu

disosialisasikan dalam kelompok. Ia berpendapat, bahwa dia dapat juga

mengganti studi mengenai organisasi sosial menjadi studi tentang social grouping,

dan bagian-bagian dari fungsi sosial yang mengiringi pengelompokan itu. Ia

mengatakan bahwa ruang lingkup penyelidikan mengenai organisasi sosial

meliputi struktur dan fungsi dari pada kelompok. Adapun fungsi tersebut dapat

dibagi dalam dua bagian yaitu :

1) Fungsi yang berhubungan antara kelompok denga kelompok

2) Fungsi yang bermacam-macam dari pada kelompok sosial itu

adalah pranata-pranata sosial.

Pengertian khusus bagi konsep organisasi sosial dalam bukunya “elements

(20)

“human social process comparatively”. Proses sosial yang dimaksud disini

operasi dari kehidupan sosial, cara bagaimana aksi dan existensi dari pada

manusia hidup itu mempengaruhi manusia lain yang hidup dalam suatu relasi

tertentu. Dalam penyelidikan mengenai relasi sosial apakah istilah ini digunakan

dalam rangka pengertian tentang masyarakat, kebudayaan atau community,

dapatlah dibedakan antara struktur, fungsi dan organisasinya.

Dalam hal ini Firth melihat pergertian mengenai struktur sosial itu sebagai

pola-pola ideal, sedangakan organisasi sosial dilihatnya sebagai aktivitas konkrit.

Ide tentang organisasi bahwa ada sejumlah orang yang menjalankan suatu

pekerjaan dengan aksi yang direncanakan bersama. Organisasi adalah suatu

proses sosial dan pengaturan aksi berturut-turut konform dengan tujuan yang

dipilih. Organisasi sosial adalah penyusunan dari relasi sosial yang dilakukan

dengan jalan pemilihan dan penetapan.

Menurut pandangan Soerjono Soekanto (2007:134), dalam kehidupan

masyarakat dalam pengertian komunitas terdapat ikatan-ikatan solidaritas antar

individu, yang biasanya ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang mencakup

kesamaan dalam hal perasaan, adat istiadat, bahasa, norma-norma sosial, dan

cara-cara hidup bersama yang umumnya dinamakan community sentiment (perasaan

komunitas). Adapun unsur-unsur perasaan komunitas antara lain :

a. Seperasaan, unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk

(21)

kelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya

sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami” dan sebagainya.

b. Sepenanggungan, setiap individu sadar akan perannya dalam kelompok

dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan perannya dalam

kelompok dijalankannya sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti

dalam darah dagingnya sendiri.

c. Saling memerlukan, individu yang tergabung dalam masyarakat setempat,

merasa dirinya tergantung pada “komunitinya” yang meliputi kebutuhan

fisik maupun kebutuhan-kebutuhan psikologis.

Komunitas itu mempunyai kriteria yang relatif sama, yaitu mempunyai ciri

kehidupan bersama yang relatif bersama berstandar pada peran atau derajat

hubungan sosial yang sentimental. Komunitas dapat dilihat dari dua sudut

pandang, yaitu :

a. Comunity sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu

wadah/tempat dengan batas-batas tertentu, maka menunjukan dari

kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga dapat disebut sebagai suatu

kelompok masyarakat setempat.

b. Comunity dipandang sebagai unsur dinamis, artinya menyangkut suatu

proses yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan anatara

manusia. Jika dipandang dari proses hubungan antar manusianya, maka

didalamnya terkandung unsur-unsur kepentingan, keinginan atau

(22)

Suatu komunitas mengandung tiga kateristik yang pertama, para anggota

suatu komunitas berbagai identitas, nilai-nilai, dan pengertian. Kedua, mereka

yang di dalam komunitas memiliki berbagai sisi dan hubungan langsung, interaksi

terjadi bukan secara terisolasi melainkan melalui hubungan-hubungan tatap muka

dan dalam berbagai keadaan atau tata cara. Ketiga, komunitas menunjukan suatu

resiprositas yang mengeskpresikan derajat tertentu kepentingan jangka panjang

dan mungkin bahkan altruisme (mementingkan orang lain), kepentingan jangka

panjang didorong oleh pengetahuan dengan siapa seseorang berinteraksi, dan

altuarisme dapat dipahami sebagai suatu rasa kewajiban dan tanggung jawab.

3. Konsep Sinergi

Sinergi adalah membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang

produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan,

untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas. Tujuan dari adanya

sinergi adalah mempengaruhi perilaku secara individu maupun kelom[ok untuk

saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi,

sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan suatu organisasi atau

komunitas. Sinergi saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai

hasil lebih besar daripada jumlah per bagian. Konsep bersinergi diantaranya

sebagai berikut :

 Berorientasi pada hasil dan positif.

 Perspektif beragam mengganti atau melengkapi paradigma.

(23)

 Sangat efektif diusahakan dan merupakan suatu proses.

Melalui sinergi, kerjasama dari paradigma (pola pikir) yang berbeda akan

mewujudkan hasil lebih besar dan efektif sehubungan proses yang dijalani

menunjukkan tujuan yang sama dan kesepakatan demi hasil positif. Bersinergi

berarti saling menghargai perbedaan ide, pendapat dan bersedia saling berbagi.

Bersinergi tidak mementingkan diri sendiri, namun berpikir menang dan tidak ada

pihak yang dirugikan atau merasa dirugikan. Syarat utama penciptaan sinergi

yakni kepercayaa, komunikasi yang efektif, feedback yang cepat dan kreativitas

Dalam melakukan sinergi dengan berbagai kelompok maka akan terjadi

suatu interaksi sosial. Arnold W.Green menjelaskan interaksi sosial sebagai

aktivitas yang saling mempengaruhi antar individu/kelompok dalam uapanya

untuk memecahkan permasalahan dan merangkainya yntuk mewujudkan

tujuan-tujuan. Proses interaksi sosial ini terjadi didasari oleh berbagai faktor, diataranya :

- Mendorong seseorang untuk memenuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai

yang berlaku.

- Mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai

yang berlaku yang berasal dari dirinya yang kenudia diterima pihak

lain.

- Memungkinkan terbentuknya kerjasama dengan pihak lain.

- Memeungkinkan terbentuknya kerjasama dengan pihak lain, didasari

(24)

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama. Kerjasama

merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok dan merupakan proses yang

utama. Secara sederhana kerja sama diartikan ketika sekelompok orang

bergabung/ bekerja bersama-sama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Dalam

sebuah kerjasama terdapat 5 bentuk kerjasama yaitu :

1) Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.

2) Bargaining yang berarti pelaksanaan perjanjian pertukaran

barang-barabg dan jasa-jasa anatara dua organisasi atau lebih,

3) Koopatasi yang berarti proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi

sebagai slah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan

dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

4) Koalisi yang berarti kombinasi antara dua organisasi atau lebih

yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat

mengahsilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu

karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai

struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. akan tetapi,

karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.

5) Joint venture yang berarti kerjasama dalam pengusahaan

proyek-proyek tertentu. Misalnya pengeboran minyak, pertambangan batu

(25)

Interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas sosial karena

menyangjut hubungan antara orang perorang dengan kelompok. Dalam interaksi

sosial tersebut erdapat berbagai tantangan dimana orang-orang dapat menguji

kemampuan dalam memenuhi berbagi kepentingan, baik kepentingan kelompok

maupun kepentingan perorangan. Manusia sebagai makhluk sosial dlam

kehidupan sehari-hari terlibat langsung dengan berbagai kegiatan interaksi.

Mereka melakukan interaksi sosial antara individu dengan individu lain, maupun

antar individu dengan kelompok dalam uapaya menciptakan hubungan yang baik

diantara mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa komunitas yaitu orang-orang yang

memiliki kepentingan yang sama, ide yang sama dalam melakuakan suatu

kepentingan dan memiliki aturan-aturan yang mengikatnya. Suatu komunitas

harus mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan pada komunitas tersebut.

Suatu komunitas untuk dapat lebih berjalan baik maka suatu komunitas harus

memiliki yang namanya suatu kapasitas lembaga dimana kapasitas lembaga suatu

proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan

keahlihan yang dimiliki oleh individu, kelompok, atau organisasi serta sistem

untuk memperkuat kemampuan diri, kelompok dan organisasi sehingga mampu

mempertahankan diri/profesinya ditengah perubahan yang terjadi secara terus

menerus.

Suatu komunitas sering melakukan suatu interaksi sosial ataupun bersinergi

dengan kelompok sesamanya atau diluar kelompoknya. Dalam melakukan suatu

(26)

untuk mencapai hasil yang memuaskan seperti ibaratnya organ tubuh yang

masing-masing organnya memiliki fungsinya masing-masing jika salah satu dari

organ tersebut bermasalah maka semuanya akan ikut bermasalah. Hal ini sama

halnya dengan suatu komunitas atau organisasi sosial jika satu sistem ada yang

tidak sejalan maka tidak akan terjadi hasil yang baik.

4. Konsep Pelestarian

Pelestarian adalah proses atau cara perbuatan melestarikan, perlindungan

dari kemusnahan atau kerusakan. Pelestarian mencakup hal-hal sebagai berikut :

- Pengamanan, yaitu upaya mengamankan dan menyelamatkan warisan

budaya yang terancam hilang atau rusak akibat kegiatan alam atau

manusia. Dapat dilakukan dengan melakukan perlindungan fisik,

pemindahan, ekskavasi penyelamatan.

- Pemeliharaan, yaitu upaya melindungi dan merawat warisan budaya

secara terus menerus agar unsur bahan, isi dan latar lingkungan

(setting) tidak mengalami kerusakan atau hancur.

- Perlindungan, yaitu melakukan uapaya-upaya pencegahan agar dapat

mempertahankan kondisi bahan warisan budaya.

- Perbaikan, yaitu upaya mengembalikan keadaan agar mendekati

bentuk semula. Perbaikan dapat dilakukan dengan pemugaran

(restorasi) atau bina ulang (rekonstruksi).

- Pemugaran (Resortasi), yaitu uapaya mengembalikan warisan budaya

(27)

baru yang pernah ditambahkan dan menyusun kembali berdasarkan

bahan-bahan asli tanpa penambahan baru.

- Bina ulang (Rekonstruksi), yaitu upaya mengembalikan keadaan

warisan budaya agar dapat mendekati bentuk semula, dengam

menambahkan bahan-bahan baru.

- Penggunaan kembali yang sesuai (Adaptive re-use), yaitu melestarikan

dengan memanfaatkan warisan budaya untuk kegiatan yang sesuai.

Untuk itu dapat dilakukan perubahan-perubahan dengan syarat antara

lain tidak mengakibatkan merosotnya nilai atau kerusakan pada

bagian-bagian yang mempunyai nilai penting, perubahan harus

memungkinkan pengembalian ke keadaan semula tanpa menimbulkan

kerusakan (reversible), dan oerubahan hanya berdampak sangat kecil.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Komunitas apa saja yang aktif melestarikan Sungai Deli ?

2. Komunitas apa saja yang paling berperan dalam melestarikan Sungai Deli?

3. Bagaimana sinergi antar komunitas dalam melestarikan Sungai Deli ?

(28)

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana sinergi antar komunitas dalam upaya melestarikan Sungai

Deli.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

yang jelas dan nyata tentang cara atau peran, sinergi dari Komunitas-komunitas

dalam upaya melestarikan Sungai Deli yang dikaji secara antropologis serta dapat

menjadi masukan bagi pihak-pihak yang terkait.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur

kajian terhadap perkembangan ilmu antropologi sekaligus menjadi acuan bagi

penelitian berikutnya, khusunya kajian yang berhubungan dengan peran

komunitas-komunitas dalam upaya melestarikan Sungai Deli yang dikaji secara

antropologis.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di sepanjang Sungai Deli tepatnya di

(29)

Kelurahan Kampung Baru. Lokasi ini dipilih dikarenakan keberadaan atau home

stay dari komunitas ini berada di daerah tersebut.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan

dilaksanakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

merupakan pendekatan yang bertujuan untuk menghasilkan data yang deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamatinya.

Studi deskriptif dalam hal ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi

secara aktual dan rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindentifikasi

masalah, melukiskan secara sistematis, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai

situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat ke permukaan

karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut (Bungin

2009 : 36).

Untuk memperoleh data yang akurat dan rinci maka peneliti akan

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki. Peneliti menggunakan teknik observasi

(30)

laku dan semua hal yang akan ditangkap oleh panca indera terhadap apa yang

dilakukan masyarakat yang diteliti di lapangan. Observasi dapat dilakukan sesaat

ataupun dapat diulang. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku

observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek yang diobservasi yang

dikenal sebagai observee (Sukandarrumidi 2002 : 69).

Melalui teknik observasi peneliti mampu memahami permasalahan yang

diteliti secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan

teknik observasi partisipan. Teknik observasi pertisipan, dimana peneliti terlibat

langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang

diamati. Pelaku peneliti seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

Dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan observasi terhadap

kedua komunitas ini yaitu Komunitas Go River dan KOPASUDE. Peneliti

melakukan observasi kurang lebih selama satu bulan. Hasil yang diperoleh oleh

peneliti selama di lapangan bahwa kedua komunitas ini yaitu KOPASUDE dan

Go River merupakan komunitas yang berperan aktif dalam melestarikan Sungai

Deli. Peneliti dapat menyimpulkan hal seperti itu dikarenakan aktivitas yang

mereka lakukan dalam mengembalikan keberadaan Sungai Deli dan ingin

menjadikan Sungai Deli sebagai tempat wisata bukan sebagai tempat pembuangan

masyarakat sekitar.

Hasil observasi yang peneliti dapatkan dari Komunitas Go River yaitu

setiap sekali seminggu mereka membersihkan kawasan pinggiran Sungai Deli

(31)

sampah-sampah yang ada disekitaran sungai. Komunitas ini membersihkan daerah aliran

Sungai Deli dengan menggunakan perahu LSR yang dimiliki sendiri oleh

komunitas ini. Komunitas ini juga bersama berbagai lembaga ikut menanam

pohon yang bertema “Menanam untuk kotaku” yang dilaksanakan dari Avros

sampe Sukaraja. Penanaman pohon ini tepatnya dilakukan di bawah jembatan

Delta, Juanda Kelurahan Sukaraja yang dilaksanakan pada 21 Mei 2017 yang

dihadiri oleh Ketua Go River, Biopalas USU, Yayasan Budaya Hijau Indonesia

dan masyarakat sekitar. Dalam kegiatan ini peneliti ikut berpartisipasi dengan ikut

menanam pohon. Sebelum bibit pohon di tanam di sekitar lahan kosong yang ada

di pinggiran sungai, relawan-relawan komunitas Go River membersihkan dahulu

lalang-lalang yang sudah merajalela dan kemudia menanam bibit pohon tersebut.

Kegiatan ini diharapkan untuk memperindah kawasan Sungai Deli agar lebih

indah dengan menanam bibit-bibit tanaman pohon.

Hasil observasi yang didapat peneliti selama di lapangan terhadap

Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli yaitu peneliti melakukan observasi

terhadap kegiatan yang mereka lakukan untuk keberadaan Sungai Deli dan

mereka juga besinergi dengan berbagai lembaga untuk mengembalikan fungsi

Sungai Deli. Observasi yang pertama peneliti dapatkan dilapangan bahwa

komunitas ini setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu jam 20.00 malam

melakukan pengajaran kepada anak-anak yang ada di Kampung Badur

Lingkungan X, Kelurahan Hamdan dan saat bulan puasa dilakukan setiap hari

kamis jam 16.00 sore. Proses belajar mengajar ini mereka lakukan di Sanggar

(32)

terbuat dari kayu. Proses belajar mengajar ini dilakukan selama 2 jam dengan para

relawan-relawan KOPASUDE. Relawan Kopasude terdiri dari berbagai

mahasiswa yang ada di Kota Medan. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar ini

untuk mengisi waktu luang anak-anak yang berada di Kampung Badur dan

memotivasi anak-anak yang ada di Kampung Badur untuk menjaga lingkungan

dan tidak mengikuti hal-hal yang negatif. Kegiatan lain yang mereka lakukan

yaitu Gerakan Sibuk Baca kota Medan yang mereka lakukan di taman-taman kota

Medan. Tujuan ini mereka lakukan untuk meningkatkan budaya baca bagi

anak-anak dan mengembalikan fungsi taman di Kota Medan.

Observasi lain yang peneliti dapatkan di lapangan bahwa Komunitas ini

melakukan sinergi dengan berbagai lembaga seperti yang dilakukan komunitas ini

dengan Mahasiswa STIPAP-LPP Medan dengan tema “Langkah Hijau

kembalikan nafas kota”. Kegiatan ini dilakukan dengan menanam pohon

disekitaran sungai dan membersihkan sungai dari sampah-sampah.

Hasil observasi yang peneliti dapatkan dari kedua Komunitas ini bahwa

komunitas ini berperan aktif dan berusaha melestarikan Sungai Deli dan berusaha

mengembalikan fungsi Sungai Deli dan menjadikan Sungai Deli sebagai tempat

wisata. Kedua komunitas ini memeiliki kegiatan atau program tersendiri untuk

keberadaan Sungai Deli. Komunitas Go River lebih terfokus terhadap lingkungan

dari Sungai Deli tersebut sedangkan Kopasude lebih memfokuskan

mensejahterahkan masyarakat terutama anak-anak yang berada di Sungai Deli dan

lingkungan Sungai Deli. Komunitas ini mempunyai prinsip yang utama kita

(33)

lingkungannya. Kedua komunitas ini juga melakukan berbagai sinergi dengan

berbagai lembaga yang membantu komunitas ini dalam mensukseskan program

mereka untuk melstarikan Sungai Deli. Respon terhadap komunitas ini sangat

baik dan berharap komunitas ini dapat berjalan lama dan mampu mengembalikan

dan melestarikan Sungai Deli.

2. Teknik Wawancara

Teknik lain yang digunakan peneliti selain teknik observasi adalah teknik

wawancara. Wawancara adalah proses tanya jawan lisan, dimana 2 orang atau

lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan

mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya (Sukandarrumidi 2002 : 88).

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam dari para

informan. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara

mendalam (indepth interview), dimana peneliti akan melakukan tanya jawab dan

menggali informasi lebih mendalam, terbuka, tegas, dan terbuka yang

menyangkut fokus penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti mengali

informasi mengenai kegiatan atau tindakan yang dilakukan komunitas dalam

melestarikan Sungai Deli dan tanggapan masyarakat terhadap keberadaan dari

komunitas tersebut.

Informan adalah orang yang akan memberikan informasi mengenai

informasi yang akan ditanyakan. Pemilihan dan penetapan informan sangatlah

penting dalam melakukan penelitian. Semua orang bisa dijadikan sebagai

(34)

adalah informan yang mengetahui informasi atau jawaban atas pertanyaan yang

diutarakan oleh peneliti.

Saat peneliti melakukan peneliti di Komunitas Go River pertama sekali

peneliti menjumpai Kepala Lingkungan XIV yaitu Pak Sofian yang sering

dipanggil Pak Ian. Sebelumnya peneliti sudah mengenal Pak Ian saat peneliti

melakukan PKL –TBM. Peneliti bisa mengenal orang-orang yang ada di

komunitas ini dari Pak Ian yang kebetulan beliau sangat mengenal dan akrab

dengan orang-orang dari Komunitas ini dan kemudia peneliti diantarkan dan

berkenalan dengan orang-orang di komunitas tersebut. Pak Ian merupakan

informan peneliti, peneliti kurang lebihnya menanyakan keberadaan lokasi dan

data-data kependudukan dari Pak Ian. Di komunitas Go River peneliti pertama

sekali berjumpa dengan Pak Azmi yaitu salah satu pembina yang ada di

Komunitas Go River dan peneliti menjadikan Pak Azmi sebagai informan kunci.

Kemudian peneliti berkenalan dengan relawan Go River yang hampir setiap

harinya berada di dermaga, dermaga merupakan Basecamp dari Go River.

Relawan yang sering peneliti jumpai yaitu Bang Wiwin, Bang Ivan dan Pak De.

Bang wiwin merupakan relawan dari Go River dan bang wiwin yang sering

membagusi perahu LSR Go River jika rusak, Bang Ivan merupakan relawan dari

Go River juga yang sering mengatur-mengatur soal administrasi di Go River dan

Pak De relawan Go River yang sering-sering masak. Dari keempat informan ini

yaitu Pak Azmi, Bang wiwin, Bang Ivan dan Pak De saya mendapatkan informasi

(35)

Saat peneliti melakukan penelitian di Kampung Badur, peneliti pertama

sekali berjumpa dengan Bang Hendra yaitu pengurus dari Sanggar Silaturahmi

yang ada di Kampung Badur. Saya mengenal bang Hendra dari temannya ayah

saya yang kebetulan rumahnya di Kampung Badur. Setelah saya berkenalan

dengan Bang hendra saya dijumpakan dengan ibu kepling lingkungan X Kampung

Badur yaitu Ibu Emil. Saya dijumpakan sama ibu ini untuk meminta izin

penelitian di lingkungannya yaitu lingkungan X Kampung Badur. Setelah saya

menjelaskan maksud dan tujuan saya akhirnya ibu tersebut mengizinkan saya.

Saya pun menjadikan ibu emil dan bang hendra sebagai informan saya. Informasi

yang saya dapatkan dari bang hendra mengenai sanggar tempat anak-anak

kampung badur belajar dan tentang kampung badur tersebut. Informasi yang saya

dapatkan dari ibu emil mengenai keadaan lingkungannya dan data-data mengenai

kependudukan dari lingkungan tersebut.

Setelah saya meminta izin dengan kepling lingkungan X Kampung Badur

keesokan harinya saya dikenalkan oleh relawan-relawan Kopasude saat itu saya

dijumpakan oleh sekretaris Kopasude yaitu Bang Fati dan kemudian saya

menjelaskan maksud dan tujuan saya dan sambil memeberikan surat izin

penelitian saya. Saya juga sempat berbincang-bincang dengan relawan yang pada

saat itu sedang mengajar anak-anak di Sanggar. Saat itu saya berjumpa dengan

Bang Agung, Bang Iqbal, Kak widya dan Kak Adel. Setelah saya mendapatkan

izin untuk melakukan penelitian keesokan harinya saya memulai penelitian setiap

malam dan pada saat saya melakukan pebelitian saat itu bulan puasa dan jadwal

(36)

Saat saya melakukan penelitian saya lebih sering berjumpa dan

menanyakan informasi dengan Bang Agung dan kemudian saya menjadikan Bang

Agung sebagai informan kunci saya untuk menjawab lebih dalam penelitian saya

ini. Tetapi dengan relawan Kopasude yang lainnya saya tetap bertanya untuk

mendapatkan data yang lebih akurat. Peneliti juga mencari informan anak-anak

yang ada di Kampung Badur dan masyarakat sekitar untuk mengetahui respon

mereka dengan keberadaan dari Kopasude di tempat mereka. Peneliti

mewawancarai 5 anak secara mendalam mengenai respon mereka terhadap

Kopasude yaitu rara, tiara, selva, bayu dan fikri. Peneliti juga mewawancarai 5

masyarakat Kampung Badur mengenai respon mereka terhadap Kopasude dan

menanyakan tentang kehidupan mereka selama berada di Kampung Badur yaitu

nenek rahmi, ibu saida, kak risma, bang zul, pak husni.

3. Pengembangan Rapport

Dalam melakukan observasi dan wawancara peneliti harus bisa

membangun rapport dengan informan yang akan ditelitinya. Membangun Rapport

adalah menjalin hubungan baik antara peneliti dengan informan agar terbangun

rasa saling percaya antara informan dan peneliti. Dalam membangun rapport

peneliti harus bisa menanamkan rasa percaya dan memberikan rasa aman kepada

informan yang akan diteliti. Peneliti juga harus bisa bersikap sopan, ramah

terhadap informan dengan hal tersebut maka informan memberikan informasi

yang akurat.

Saat peneliti melakukan penelitian, peneliti menjalin hubungan baik

(37)

Hal yang dilakukan peneliti yaitu dengan mendekati informan-informan peneliti

dengan bahasa yang sopan dan ramah dengan semua informan peneliti. Hal ini

dilakukan peneliti agar informan mau memberikan semua informasi yang

dibutuhkan. Peneliti juga mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh

komunitas ini seperti yang dilakukan oleh komunitas Go River saat melakukan

penanaman bibit pohon di Sukaraja dan membersihkan aliran sungai peneliti ikut

serta dalam kegiatan tersebut agar lebih akrab dengan relawan-relawan yang ada

di Go River. Hal serupa juga dilakukan oleh peneliti di Kopasude, peneliti

melakukan pendekatan, menjalin hubungan baik terhadap relawan, anak-anak dan

warga sekitar. Hal yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengikuti kegiatan

belajar-mengajar yang mereka lakukan dengan hal ini bisa lebih dekat dengan

anak-anak di Kampung Badur dan lebih mudah untuk menanyakan informasi dari

mereka begitu juga dengan masyarakat sekitar, peneliti ramah dan sopan saat

melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar.

4. Studi Dokumentasi

Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, peneliti

menggunakan teknik dokumentasi. Melalui teknik dokumentasi, peneliti

mengumpulkan data berupa foto, rekaman video melalui kamere handphone. Data

yang lain berupa catatan lapangan, catatan pribadi.

5. Studi Kepustakaan

Pada tahap ini peneliti menggunakan data sekunder yang dipakai sebagai

bahan perbandingan. Data sekunder merupakan data yang berhubungan dengan

(38)

maupun elektronik yang dianggap sinkron dan relevan yang menyangkut dalam

pembahasan penelitian tersebut.

1.8 Analisis Data

Analisis data merupakan proses untuk mengatur dan mengakategorikan

data-data yang didapat di lapangan (field note). Proses analisis data dimulai

dengan menelaah data yang berisi hasil wawancara dan observasi secara

mendalam. Setelah proses tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat catatan

lapangan yang berisikan inti atau rangkuman dari hasil penelitian. Data yang telah

dirangkum kemudian dibuat suatu pengkategorian berdasrakan tema. Penelitian

ini juga menggunakan data kepustakaan guna melengkapi informasi yang

berkaitan dengan penelitian. Data-data kepustakaan berupa sumber-sumber

Gambar

Gambar Diagram

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang dilakukan, evaluasi meliputi pengukuran dari kualitas VOIP yaitu penggunaan bandwidth , Jitter dan MOS ( Mean Opinion Score ).. Tujuannya adalah

Perhatian (emphaty) yang diberikan dan memiliki hubungan komunikasi yang baik serta memahami kebutuhan para pelanggan dengan mengoperasikan Bus Damri sesuai dengan

menghitung nilai prediksi semua rating item yang di miliki oleh user yang berada di dalam. neighborhood akan tetapi yang tidak di miliki oleh member aktif,

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = s}allalla>hu alaihi wa sallam Q.S.. Permasalahan pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

Miles and Huberman ,1984, Analisa Data Kualitatif .Buku Sumber Tantang Metode- Metode Baru , Jakarta: UI Press.. Pratama ,2011,Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus: Outlet

“Perilaku Penghuni Rumah Dome di Prambanan, Sleman: Adaptasi dan Adjustment di Seting Baru”.. Sarwono, Sarlito

yang telah dimiliki dalam menghadapi ancaman dari luar agar tetap mampu. bersaing dengan

[r]