BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja, dan teknis
operasional. Secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan, keadaan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih
baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang akan mendorong
manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus mengembangkan diri
dan meningkatkan kemampuan kerja.
Produktivitas pada dasarnya merupakan efektivitas faktor input dalam
menghasilkan output. Banyak pengukuran produktivitas yang diketahui,
produktivitas lahan, tenaga kerja, modal, dan lain-lain produktivitas faktor
produksi yang selalu dipakai dalam proses produksi. Namun demikian ada satu
pengukuran produktivitas yang sangat menarik untuk diperhatikan yaitu
output/labour yang disebabkan dalam pengertian ini telah terkandung kombinasi
dari kualitas tenaga kerja, misalnya: pendidikan, keahlian, teknis, motivasi,
kapital, dan teknologi.
Menurut Nawawi (2001:20), produktivitas sebagai kekuatan atau
menghasilkan sesuatu. Pengertian produktivitas dapat dibedakan atas 2 hal, yaitu:
pertama, produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh
(output) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan (input). Kedua, produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi) penggunaan personel sebagai
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan
kuaitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan
upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2002: 9).
Produktivitas tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, karena pendapatan nasional maupun
pendapatan daerah banyak diperoleh dengan cara meningkatkan keefektifan dan
mutu tenaga kerja dibandingkan dengan melalui formasi modal dan pertambahan
angkatan kerja. Pembinaan yang baik terhadap penduduk maupun angkatan kerja
akan menghasilkan mutu angkatan kerja yang baik pula. Mutu angkatan kerja
antara lain tercermin dalam tingkat pendidikan dan pelatihan yang mereka ikuti.
2.2 Penanaman Modal Asing
Secara umum penanaman modal asing merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara
dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi atau
jasa.
Undang – undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing
menyebutkan bahwa : “Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.”.
Sedangkan pengertian modal asing dalam undang – undang tersebut
adalah: “Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan
hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki”
Aliran modal dari suatu negara ke negara lainnya bertujuan untuk
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, yang lebih produktif dan juga sebagai
diversifikasi usaha. Hasil yang diharapkan dari aliran modalinternasional adalah
meningkatnya output dan kesejahteraan dunia. Disamping peningkatan income dan output, keuntungan bagi negara tujuan dari aliran modal asing menurut World Development Report, 2005:
1. Untuk meningkatkan pemasukan negara penerima investasi, mempercepat
pembangunan nasional serta memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat,
manfaat lain yang akan dirasaan bagi suatu negara penerima investasi yang
dimaksudkan ialah dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal
2. Dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku; menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor; dapat
menambah penghasilan negara dari sektor pajak; adanya alih teknologi
(transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know how). Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup
berperan dalam pembangunan ekonomi di daerah di mana investasi langsung
Penanaman modal asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu (Rahmawati, 2004: 7) :
1. Penanaman modal secara langsung (Direct Invesment) merupakan suatu bentuk penanaman modal secara langsung. Dalam hal ini pihak investor
langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelaolaan usaha dan
bertanggungjawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian.
2. Penanaman modal tidak langsung (Portfolio Invesment) merupakan suatu bentuk penanaman modal secara tidak langsung terlibat aktif dalam kegiatan
pengelaolaan usaha. Investasi terjadi melalui pemilikan surat-surat pinjaman
jangka panjang (obligasi) dan saham-saham perusahaan dimana modal
tersebut ditanamakan hanya memasukkan modal dalam bentuk uang atau
valuta semata.
Dikalangan masyarakat, kata investasi memiliki pengertian yang lebih luas
karena dapat mencakup baik investasi langsung (direct investment) maupun investasi tidak langsung (portfolio investment), sedangkan kata penanaman modal lebih mempunyai konotasi kepada investasi langsung. Penanaman modal baik
langsung atau tidak langsung memiliki unsur-unsur, adanya motif untuk
meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya.
Bagi negara penerima modal (host country) keberadaaan investasi yang ditanamkan oleh investor, khususnya penanaman modal asing secara langsung
(foreign direct investment), ternyata telah memberikan dampak positif atau manfaat di dalam pembangunan.
Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing,
namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing
di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Manfaat yang dimaksud, yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di
negara penerima modal, dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri
sebagai bahan baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi
ekspor, dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih
teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know how). Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya pembangunan
ekonomi di daerah dimana FDI menjalankan aktivitasnya.
Kegiatan penanaman modal maupun kehadiran investor memiliki arti
penting bagi suatu daerah yakni “Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan
dengan investasi portofolio, karena investasi langsung lebih permanen”. Selain itu
investasi langsung (Suhardi, 2004: 45):
1. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk;
2. Mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;
4. Apabila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat
dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika memberikan tambahan
devisa dan pajak bagi negara;
5. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing;
6. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila
investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan
diberikan.
2.3 Perdagangan Internasional
2.3.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang
dilakukan oleh suatu negara dengan negara-negara lain, yang ada kaitannya
dengan jual beli barang atau jasa sehingga bisa membawa kemakmuran bagi suatu
negara.Atau definisi perdagangan internasional yang lainnya adalah kerjasama
ekonomi dalam bentuk perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain. Yang dimaksud dengan penduduk dapat berupa
antara pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain, individu dengan
pemerintah suatu negara atau individu dengan individu.
Saat ini perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting
dan tidak ada negara di dunia ini yang tidak terlibat dalam perdagangan, baik itu
perdagangan antar regional, antar kawasan maupun antar negara.Perdagangan
internasional melakukan kegiatan transaksi jual beli ke luar negeri, jika membeli
2.3.2 Manfaat perdagangan internasional
Perdagangan internasional memang bukanlah hal yang baru karena sejak
lama sudah ada yang namanya perdagangan antar negara atau internasional.
Perdagangan internasional biasanya membawa hasil bumi ke negara lain yang
berupa rempah-rempah, sutra, teh dan lain-lain. Meskipun usia perdagangan
internasional sudah berusia ratusan tahun tapi manfaat dalam bidang ekonomi,
sosial dan politik masih bisa dirasakan sampai saat ini. Sekarang ini perdagangan
internasional antar negara telah berkembang pesat diiringi dengan perkembangan
teknologi yang ada sekarang.
Dulu manusia menggunakan kapal laut untuk mengantarkan hasil
dagangan bumi ke negara lain. Lalu sekarang tidak hanya kapal laut yang
digunakan sebagai alat transportasi pengantar dagangan tapi juga menggunakan
kapal terbang yang manfaatnya lebih cepat dibandingkan kapal laut. Sistem
produksi sekarang pun juga telah berkembang dan bisa menghasilkan produksi
secara cepat dan berkualitas. Namun, terlepas dari itu semuanya sebenarnya apa
arti dari perdagangan internasional.
Umumnya perdagangan internasional diartikan sebagai pertukaran jasa
atau barang yang dilakukan kedua negara berbeda atau lebih atas kesepakatan
bersama. Bagi negara berkembang, perdagangan internasional bisa menjadi
sumber pemasukan yang sangat penting. Manfaat perdagangan internasional
rasanya sudah kita rasakan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Selain itu manfaat
perdagangan internasional yang lainnya adalah mendukung kemajuan dalam
itu juga membatasi penjualan barang dan jasa yang diproduksi negara sehingga
menurunkan pendapatan semua negara. Berikut ini adalah manfaat perdagangan
internasional dari berbagai aspek kehidupan. Menurut Sukirno (Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas, 2006), manfaat umum perdagangan internasional
sebagai berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan
Dapat memenuhi kebutuhan barang yang tidak diproduksi dalam negeri.
Setiap negara pasti membutuhkan barang dari negara lain karena tidak
bisa memproduksi sendiri karena berbagai macam faktor seperti iklin,
kondisi geografis, penguasaan teknologi dan lain-lain.
2. Memperoleh keuntungan
Meskipun suatu negara menghasilkan barang yang sama tapi ada
kalanya negara tersebut lebih baik mengimpor dari luar negeri.
Alasannya karena untuk menjalin hubungan baik antar negara dan
menjalin kerja sama dalam berbagai bidang industri.
3. Memperluas pasar perdagangan
Para pengusaha besar biasanya khawatir kalau mereka memproduksi
barang dalam jumlah besar tapi pasar tidak memadai maka dampaknya
bisa mengakibatkan penurunan harga dan menimbulkan kerugian.
Dengan manfaat perdangangan internasional maka pengusaha tidak
perlu khawatir lagi dalam memproduksi barang dalam jumlah besar
karena hasil produk mereka bisa dijual di luar negeri yang memiliki
4. Transfer teknologi modern
Manfaat perdagangan internasional lainnya adalah saling belajar tentang
teknologi yang masing-masing dimiliki oleh antar negara tersebut.
Semua bisa belajar tentang manajemen produksi yang lebih efisien dan
lebih modern tentunya.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterbukaan Perdagangan
Manfaat yang diperoleh dari sistem perekonomian terbuka yang dianut oleh
sebagian besar negara-negara di dunia tidak terlepas dari tingkat kesiapan dan
kekuatan masing-masing negara tersebut dalam menghadapi persaingan di tingkat
global. Berdasarkan penelitian Keong, Yusop dan Sen (2005) ada beberapa faktor
keterbukaan perdagangan yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya
adalah ekspor riil dan impor riil.
2.3.3.1 Ekspor
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada
umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam
negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya
membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.
Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011).
Ekspor merupakan faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara,
meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang
produk langka tersebut dan mampu mengembangkan kegiatan perekonomian
nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil
keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki (Todaro, 2006).
Fungsi ekspor dalam perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh
keuntungan sehingga pendapatan nasional akan meningkat. Peningkatan pendapatan
nasional ini akan menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi (Jhingan,
2010).
Ekspor dapat berperan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi
(Export Led Growth). Alasan yang mendukung hal ini adalah, pertama, pertumbuhan
ekspor dapat mewakili kenaikkan dalam permintaan output negara yang kemudian
menyebabkan kenaikan dalam output riil. Kedua, ekspansi dalam ekspor dapat
mempromosikan spesialisasi dalam produksi komoditi ekspor, yang kemudian akan
meningkatkan tingkat produktivitas, dan dapat meningkatkan skill secara umum
disektor tersebut. Selanjutnya hal ini akan menyebabkan realokasi sumber daya dari
sektor diluar komoditi ekspor yang relatif kurang efisien ke sektor komoditi ekspor
yang lebih produktif. Perubahan produktivitas tersebut dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Ketiga, peningkatan dalam ekspor dapat meregangkan kendali
nilai tukar sehingga menyebabkan kemudahan dalam mengimpor bahan baku
komoditas ekspor sehingga memungkinkan terjadinya ekpansi ekpor yang lebih besar
lagi (Sitorus, 2008).
Dalam suatu model persamaan dimana pertumbuhan ekonomi sebagai
variabel dependen dan ekspor sebagai variabel independen, apabila hubungannya
bernilai positif dan signifikan maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
hubungannya bernilai negatif dan signifikan maka karakteristik perekonomian
wilayah yang diteliti adalah export reducing growth (Salomo, 2007).
2.3.3.2 Impor
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari
bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari
perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor (Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas, 2011).
Apabila dilihat dari pendapatan nasional, impor memang akan mengurangi
pendapatan nasional. Akan tetapi impor memegang peran penting dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi suatu negara. Dengan impor, bahan baku industri yang lebih
murah akan diperoleh, sehingga proses produksi dapat berjalan lebih efisien. Maka
secara tidak langsung impor ini dapat meningkatkan keuntungan produksi, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan jumlah output dan pertumbuhan ekonomi.
2.4 Produktivitas Tenaga Kerja dan Investasi: Teori Solow
Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo-Klasik.
Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi modal,
Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan
model model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih “luwes” karena :
a. Menghindari masalah “ketidakstabilan” yang merupakan ciri warranted rate of growth dalam model Harrod-Domar
b. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi
pendapatan.
Keluesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan swan menggunakan
bentuk fungsi produksi yang lebih mudah dimanipulasikan secara aljabar. Dalam
model Harrod-Domar, output dan capital dan output dan tenaga kerja
masing-masing dihubungkan oleh satu “fungsi produksi” dengan koefisien yang tidak bisa
berubah, yaitu Qp = hK dan Qn, = nN. Dalam model Neo-Klasik dari Solow dan
Swan dipergunakan suatu fungsi produksi yang lebih umum, yang bisa
menampung berbagai kemungkinan substitusi antara capital (K) dan tenaga kerja
(L). Bentuk fungsi produksi adalah:
Q = F ( K, L )
Yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk
mendapatkan suatu tingkat output. Fungsi produksi semacam ini (yang sering
dijumpai dalam teori ekonomi mikro) disebut fungsi produksi Neo-Klasik. Dalam
menggunakan fungsi semacam inilah Solow dan Swan bisa menghindari masalah
“ketidakstabilan” dan mengambil kesimpulan-kesimpulan baru mengenai
Dengan digunakannya fungsi produksi Neo-klasik tersebut, ada satu
konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh faktor yang
tersedia, baik berupa K maupun berupa L akan selalu terpakai atau tergunakan
secara penuh dalam proses produksi. Ini disebabkan karena dengan fungsi
produksi Neo-Klasik tersebut, berapapun K dan L yang tersedia akan bisa
dikombinasikan untuk proses produksi, sehingga tidak ada lagi kemungkinan
“kelebihan” dan “kekurangan” factor produksi seperti dalam model misalnya,
Harrod-Domar atau Lewis. Posisi “full employment” ini membedakan model Neo-Klasik. Dengan adanya model Keynesian (Harrod-Domar) maupun model
Klasik. Jadi jelas bahwa penggunaan fungsi produksi Neo-Kalsik sehingga selalu
jelas terdapat ‘full employment’ merupakan ciri utama yang membedakan model ini dengan model-model pertumbuhan lain.
2.5 Produktivitas Tenaga Kerja dan Keterbukaan Perdagangan: Teori Perdagangan Internasional David Ricardo
Negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan
utama; masing-masing alasan menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi
mereka. Pertama, negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain.
Kedua, bertujuan untuk mencapai skala ekonomis (economies of scale).
Penjelasan mengenai hukum keunggulan komparatif dikemukakan oleh
David Ricardo dalam bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang
memproduksi kedua jenis komoditi yang dihasilkan, namun masih tetap terdapat
dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Negara A misalnya harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan
mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (yang
merupakan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif) dan mengimpor
komoditi yang memiliki kerugian absolut cukup besar (komoditi yang memiliki
kerugian komparatif). Jadi harga sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Teori keunggulan absolut tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam
perdagangan internasional apabila salah satu negara memiliki keunggulan absolut
atas kedua jenis komoditi. Atau dengan kata lain bahwa bila salah satu negara
memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi, maka perdagangan tidak
akan terjadi. Namun dengan teori keunggulan komparatif, perdagangan
internasional antara dua negara masih dapat berlangsung walaupun salah satu
negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi.
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti lain baik dalam bentuk penelitian biasa, skripsi, tesis dan jurnal.
Penelitian tersebut telah menjadi dasar pemikiran penulis dalam penyusunan
skripsi, adapun penelitiannya adalah sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan metode FD 2SLS (Two stage Least Squares) dan GMM (Generalized Method of Moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan daerah memiliki efek signifikan positif terhadap pertumbuhan
regional dalam produktivitas tenaga kerja di provinsi Cina. Ketika
heterogenitas regional dan keterbukaan daerah dicatat, studi ini menemukan
konvergensi kondisional cepat dalam produktivitas tenaga kerja di seluruh
provinsi di China. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti kembali
pengaruh investasi asing, ekspor dan impor terhadap produktivitas tenaga
kerja yang ada di Sumatera Utara.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fujiathy (2013) yang berjudul “Analisis
Produktivitas Tenaga Kerja dan Spillover Foreign Direct Investment (FDI) pada Perusahaan Swasta Lokal di Industri Manufaktur Indonesia”. Penelitian
ini menggunakan data panel Statistik Industri Besar dan Sedang tahun
2003-2009, regresi random effect terhadap variabel produktivitas tenaga kerja dengan variabel intensitas modal, kualitas tenaga kerja, efek dari skala
ekonomi, ukuran tingkat persaingan industri, ukuran perusahaan, umur, dan
lokasi perusahaan menunjukan hasil bahwa perusahaan dengan kepemilikan
asing memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari perusahaan swasta
lokal dan perusahaan pemerintah pada Industri Manufaktur di Indonesia;
produktivitas tenaga kerja perusahaan swasta lokal tidak dipengaruhi oleh
kehadiran perusahaan dengan kepemilikan asing baik dari sisi tenaga kerja
maupun dari sisi aset tetap masing-masing sektor dengan perusahaan dengan
swasta lokal tidak terjadi efek spillovers dari kehadiran perusahaan asing di
Industri Manufaktur Indonesia.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suparyati (1999) dengan judul “Analisis
dampak keterbukaan ekonomi dan stabilitas makroekonomi terhadap
pertumbuhan total faktor productivity Indonesia”. Pertumbuhan total factor productivity merupakan variabel terikatnya yang besarnya dipengaruhi oleh tingkat keterbukaan ekonomi, stabilitas makroekonomi dan tingkat pendidikan
sebagai ukuran dari investasi sumber daya manusia. Indikator keterbukaan
ekonomi terdiri dari kebijakan orientasi ekspor dan kebijakan subtitusi impor
yang dihitung menggunakan indeks Learner seta kebijakan liberalisasi modal.
indikator stabilitas makroekonomi meliputi tingkat inflasi, rasio neraca
transaksi berjalan terhadap PDB dan perubahan nilai tukar efektif riil
sedangkan tingkat pendidikan diukur dengan tingkat scholl enrollment ratio (SER) untuk SD, SLTP, SMU dan perguruan tinggi. Penelitian ini
menggunakan menggunakan teknik dan model analisis ordinary least square (OLS) dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas yang signifikan
mempengaruhi pertumbuhan TFP adalah kebijakan orientasi ekspor, rasio
neraca transaksi berjalan terhadap PDB, Nilai tukar efektif riil, SER SLTP dan
SER SMU. Kebijakan subtitusi impor dan kebijakan liberalisasi modal
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan TFP dengan tingkat kesalahan
of = 15 %. Sedangkan variabel bebas yang tidak unemiliki signifikansi
terhadap pertumbuhan TFP adalah tingkat inflasi, SER SD dan SER PT.
adalah kebijakan orientasi ekspor. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti
kembali pengaruh variabel ekspor dan liberalisasi modal dalam bentuk
penanaman modal asing yang akan diteliti pengaruhnya terhadap produktivitas
tenaga kerja dengan mengambil studi kasus di Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No.
Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian
Judul Variabel Hasil
1. Yanqing Jiang (2012)
An empirical study of openness and
convergence in labor productivity
in the Chinese provinces
Studi ini menemukan bahwa keterbukaan daerah memiliki efek
signifikan positif terhadap pertumbuhan
regional dalam produktivitas tenaga kerja di provinsi Cina.
Ketika heterogenitas regional dan keterbukaan daerah
dicatat, studi ini menemukan konvergensi kondisional cepat dalam produktivitas tenaga kerja di seluruh
provinsi di China.
2. Arny Fujiathy (2013)
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Spillover Foreign
lebih tinggi dari perusahaan swasta lokal dan perusahaan
pemerintah pada Industri Manufaktur di
No.
Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian
Judul Variabel Hasil
pada Perusahaan Swasta Lokal di
Industri swasta lokal tidak
dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan
dengan kepemilikan asing baik dari sisi tenaga kerja maupun
dari sisi aset tetap masing-masing sektor
dengan perusahaan dengan kepemilikan asing. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada perusahaan swasta lokal tidak terjadi efek spillovers
dari kehadiran perusahaan asing di Industri Manufaktur
Variabel bebas yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan TFP
adalah kebijakan orientasi ekspor, rasio
neraca transaksi berjalan terhadap PDB, Nilai tukar efektif riil, SER SLTP
No. Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian
Judul Variabel Hasil
kebijakan bebas yang tidak unemiliki signifikansi terhadap pertumbuhan TFP adalah tingkat inflasi, SER SD dan SER PT. Faktor yang
paling dominan
2.7Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menggambarkan pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat yaitu keterbukaan ekonomi yang terdiri dari dua indikator
yakni pengaruh penanaman modal asing dan keterbukaan perdagangan terhadap
dalam teknologi, pengetahuan teknologi baru dapat digunakan di negara manapun
untuk memproduksi dengan lebih efisien atau barang dengan kualitas tinggi.
Spillovers tersebut meningkatkan produktivitas tenaga kerja dari negara yang
mengadopsinya .
Selain investasi asing, keterbukaan perdagangan juga merupakan faktor
penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dengan adanya
ekspor maka akan memungkinkan suatu daerah meningkatkan output totalnya. Yang
artinya tenaga kerja memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan output.
Dengan demikian tingkat penanaman modal asing dan keterbukaan perdagangan
diharapkan menjadi pendorong dalam peningkatan produktivitas Sumatera Utara.
Berdasarkan pernyataan tersebut secara garis besar kita dapat menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di Sumatera Utara.
Dalam Penelitian ini hubungan antara produktivitas tenaga kerja dengan
variabel-variabel yang mempengaruhinya dapat dibuat bagan kerangka konseptual sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penanaman
Modal Asing
Produktivitas Tenaga Kerja Keterbukaan
Ekonomi
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka dapat dibangun hipotesis
kerangka konseptual sebagai berikut:
1. Penanaman Modal Asing berpengaruh positif terhadap Produktivitas Tenaga Kerja.