• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP IMPLIKASI PEMANFAATAN TIK PADA KUKM DI INDONESIA (STUDI EMPIRIS PADA KUKM PESERTA UG-ICTA 2008)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP IMPLIKASI PEMANFAATAN TIK PADA KUKM DI INDONESIA (STUDI EMPIRIS PADA KUKM PESERTA UG-ICTA 2008)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP

IMPLIKASI PEMANFAATAN TIK PADA KUKM DI INDONESIA (STUDI

EMPIRIS PADA KUKM PESERTA UG-ICTA 2008)

Yananto1

Dharma Tintri Ediraras2

1Mahasiswa

2 Dosen

Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gunadarma 2

dharmate@staff.gunadarma.ac.id ABSTRACT

This study aims at analyzing the implications of ICT application within Cooperatives, Small and Medium Enterprises (KUKM) who participated in the UG-ICTA 2008 using Technology Acceptance Model (TAM) approach. Primary data regarding study variables (i.e., perceived ease of ICT use—PEOU, perceived of ICT usefulness—PU, user attitude towards ICT—ATU, strategic value of ICT—SV, and user acceptance towards ICT—ACC) were collected from respondent using a valid and reliable questionnaire. Multiple linear regression analysis was performed to analyze the data. Results of the study indicated that PEOU significantly affect PU; ATU was not affected by PEOU; PU and ATU in the meantime significantly affect SV. In addition, it was also found that PEOU has no significant effect on ACC and PU, ATU, and SV significantly affect ACC.

Key words : perceived ease of ICT use (PEOU); perceived of ICT usefulness (PU);

user attitude towards ICT (ATU); strategic value of ICT (SV); user acceptance towards ICT (ACC); Cooperatives, Small and Medium Enterprises (KUKM); Technology Acceptance Model (TAM)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi pengunaan TIK pada Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) peserta UG-ICTA 2008 dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM).

Metode penelitian adalah survei terhadap Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) peserta UG-ICTA 2008. Data diolah dan dianalisis dengan model statistik regresi linear sederhana dan berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 13.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan TIK (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi pengguna terhadap kegunaan TIK (PU). Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan TIK (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap pengguna terhadap penggunaan TIK (ATU) sedangkan persepsi pengguna terhadap kegunaan TIK (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap sikap pengguna terhadap penggunaan TIK (ATU). Penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan TIK (PEOU) tidak berpengaruh terhadap nilai strategis TIK (SV) sedangkan persepsi pengguna terhadap kegunaan TIK (PU) dan sikap pengguna terhadap penggunaan TIK (ATU) berpengaruh terhadap nilai strategis TIK (SV). Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa persepsi pengguna terhadap

(2)

Yananto, Ediraras, Analisis Technology….. 129 kemudahan dalam menggunakan TIK (PEOU) tidak berpengaruh terhadap penerimaan pengguna terhadap TIK (ACC), sedangkan persepsi pengguna terhadap kegunaan TIK (PU), sikap pengguna terhadap penggunaan TIK (ATU), dan nilai strategis TIK (SV) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pengguna terhadap TIK (ACC) baik secara parsial maupun simultan.

Kata Kunci : TAM, PLA, PEOU, PU, SV, ATU, ACC, TIK, KUKM

PENDAHULUAN

Penerapan teknologi baru dalam suatu organisasi akan berpengaruh pada keseluruhan organisasi, terutama pada sumber daya manusia. Faktor pengguna sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan sistem baru, karena tingkat kesiapan pengguna untuk menerima sistem baru mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses tidaknya pengembangan atau penerapan sistem tersebut (Kustono, 2000 dalam Meiliana, 2007).

Kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar, sehingga diperlukan suatu strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas dengan cara pemanfaatan teknologi yang diterapkan di perusahaan tersebut. Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya pemanfaatan teknologi berbasis komputer yang dirancang dengan baik oleh manajemen perusahaan. Menurut Rockart (1988), TIK mempunyai peran penting, karena dapat menjadi senjata strategis bagi suatu perusahaan dalam memperoleh keunggulan bersaing.

Pemanfaatan TIK dalam organisasi telah meningkat secara signifikan seiring dengan pesatnya pekembangan TIK belakangan ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Westland dan Clark (2000) dan Venkatesh et al. (2003)

bahwa sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan SI (Westland dan Clark, 2000) dalam Venkatesh et al. (2003). Pemanfaatan TIK bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya, mengingat dengan penggunaan TIK informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat. Komunikasi juga dapat lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan TIK. Kemudahan mengakses informasi dan kemudahan dalam berkomunikasi memberikan peluang bagi UKM untuk mencari peluang ekspor maupun peluang bisnis lainnya. Tetapi penggunaan TIK oleh usaha kecil dan menengah (UKM) mengalami kendala, khususnya dalam hal biaya, peralatan untuk pemanfaatan ICT tergolong masih mahal, selain itu selama ini barang-barang untuk ICT berasal dari luar negeri (Balitbang Depkominfo, 2007).

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang sangat pesat datang dengan peluang-peluang baru yang dapat mengatasi sebagian masalah UKM tersebut. Meskipun peluang yang dibawa oleh TIK sangat besar, namun banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adopsi TIK oleh UKM masih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Menurut hasil studi lembaga riset AMI Partners, hanya 20% UKM di Indonesia yang memiliki komputer (Nurul Indarti, 2007).

(3)

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Menurut Edy Haryanto, ST (2007), istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi. Ukuran keberhasilan adopsi teknologi informasi dalam penelitian ini akan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM), yang meliputi konsep kemudahan penggunaan (easy of use), manfaat (usefulness) dan keinginan untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diukur berdasarkan persepsi pengguna akhir (Ashur Harmadi dan Budi Hermana, 2005).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak aktivitas yang berubah menjadi sangat cepat,

proses analisa perdagangan (trading analytics) misalnya, yang dahulu membutuhkan waktu 30 menit sekarang hanya membutuhkan 5 detik; operasional penerbangan (airline operation), yang dahulu 20 menit sekarang hanya 30 detik; pertanyaan-pertanyaan yang diterima oleh call center (call center inquiries), yang dahulu membutuhkan waktu 8 jam, dengan bantuan expert 2 information system sekarang hanya membutuhkan waktu 10 detik; penelusuran posisi keuangan (track financial position), yang dahulu membutuhkan waktu 1 hari penuh, sekarang hanya 5 menit; supply chain updates, yang dahulu 1 hari sekarang hanya 15 menit; transfer dokumen (document transfer) yang dahulu 3 hari, sekarang hanya 45 detik; aktifasi telepon (phone activation) yang dahulu 3 hari sekarang hanya 1 jam; pemulihan gudang data (refresh data warehouse) yang dahulu 1 bulan sekarang hanya 1 jam; penyelesaian dagang (trade settlement) yang dahulu 3 hari, sekarang hanya 1 hari; Pemesanan PC (build to order PC) yang dahulu 6 hari, sekarang hanya 24 jam (Cahyana Ahmadjayadi, 2007).

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada unit usaha koperasi dan usaha kecil menengah di Indonesia terhadap peningkatan daya saing KUKM. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa besarnya minat KUKM di Indonesia terhadap implikasi teknologi informasi komunikasi (TIK).

2. Menganalisa tingkat kesulitan implikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada KUKM.

3. Mengalisa hubungan yang berpengaruh antara pemanfaatan TIK terhadap peningkatan daya saing KUKM.

(4)

Yananto, Ediraras, Analisis Technology….. 131 4. Mengetahui besarnya pengaruh

pemanfaatan TIK terhadap peningkatan daya saing KUKM.

PENELITIAN TERDAHULU

Naruanard Sarapaivanich dan Dharma Tintri E.S. (2006) yang melakukan penelitian tentang “Dampak Difusi Teknologi Informasi terhadap Usaha Kecil (Studi Kasus pada Usaha Kecil di Australia) yang mengamati dampak adopsi EFTPOS pada aktifitas 300 usaha kecil”. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa penerapan EFTPOS pada usaha kecil menengah dapat meningkatkan pendapatan. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji reabilitas bahwa EFTPOS berpengaruh positif terhadap peningkatan transaksi dibandingkan jika dengan menggunakan sistem manual. Dari hasil pengujiannya, sebanyak 47,6% dari total data usaha kecil menengah yang diteliti menyatakan penjualan meningkat setelah menggunakan EFTPOS, bahkan 15,6% lainnya sangat signifikan memberikan kontribusi atas pendapatanusaha kecil menengah. Secara keceluruhan penerapan EFTPOS pada usaha kecil menengah akan meningkatkan efektifitas dan kompetensi persaingan dalam usaha.

Budi Hermana (2005) yang melakukan penelitian tentang “Model Penerimaan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Meta Analysis”. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa dua tipe sistem informasi yang paling banyak diteliti adalah sistem komunikasi dan internet sebanyak 58.33% dan general purpose system sebanyak 16.67% dari 58 publikasi penelitian. Subyek penelitian terdiri dari karyawan dan masyarakat umum (49,12%) dan mahasiswa (31.58%). Kerangka waktu penelitian yang paling banyak digunakan adalah cross-sectional sedangkan yang menggunakan longitudinal study hanya 15,69%. Lima

kelompok variable eksternal yang paling banyak diteliti adalah (1) pengaruh/faktor sosial, (2) faktor organisasi/kondisi yang mendukung, (3) ketrampilan/pengalaman, (4) self-efficacy, serta (5) kesesuaian teknologi. Cara pengukuran penggunaan sistem informasinya adalah self-reported sebanyak 47 publikasi dan actual usage sebanyak 4 publikasi. Teknik analisis yang digunakan terdiri dari analisis regresi (48.57%), LISREL sebanyak 10 (28.57%) dan Partial Least Square (22.86%).

Ashur Harmadi dan Budi Hermana (2005) yang melakukan penelitian tentang “Analisis Karakteristik Individu dan Prilaku Pengguna Internet Banking: Reliabilitas dan Validitas Instrumen Pengukuran”. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha untuk ketiga variabel utama penelitian adalah berturut-turut adalah 0.8190 untuk PEOU, 0.8381 untuk PU, dan 0.5038 untuk ITI. Berdasarkan hasil uji tersebut maka instrumen pengukuran untuk variabel PEOU dan PU adalah reliable, sedangkan untuk variabel ITI mempunyai reliabilitas yang rendah.

Hasil uji construct validity dengan menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa variabel PEOU dan PU mempunyai validitas konstruk yang tinggi karena hasil ekstraksinya menunjukkan kedua variabel tersebut mengelompok dalam satu faktor. Sedangkan berdasarkan uji ANOVA, lama waktu adopsi internet banking mempengaruhi persepsi manfaat, tetapi tidak mempengaruhi persepsi kemudahan penggunaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh pengaruh frekuensi penggunaan dan nilai rata-rata transaksi terhadap persepsi manfaat dan kemudahaan, yaitu hanya berpengaruh signifikan terhadap persepsi manfaat saja.

Uji korelasi menunjukkan bahwa ada korelasi kuat positif antara persepsi manfaat dengan persepsi kemudahan penggunaan internet banking. Selain itu,

(5)

persepsi manfaat berkorelasi kuat positif dengan kisaran nominal transaksi melalui internet banking. Sedangkan frekuensi penggunaan internet banking menunjukkan hubungan yang lemah dengan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan internet banking.

Dari hasil penelitian terdahulu, penulis meneliti variabel TAM dengan mengkombinasikan model dari Ashur Harmadi dan Budi Hermana ditambah dengan model dari Naruanard Srapaivanich dan Dharma Tintri E.S.. Adapun variable yang diteliti meliputi: perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), attitude toward using (ATU), acceptance of ICT (ACC) dan strategic value (SV).

Kerangka pemikiran yang digunakan sebagai landasan teoritis dalam penyusunan hipotesis secara umum terbagi dalam lima variabel di atas yang saling terkait satu sama lain. Serangkaian hipotesis yang akan diuji, yakni:

Hipotesis 1 :

Ho : Persepsi kemudahan (Perceived Easy of Use disingkat PEOU) berpengaruh terhadap IT Usage (Pemanfaatan TI).

Ha : Persepsi kemudahan (Perceived Easy of Use disingkat PEOU) tidak berpengaruh terhadap IT Usage (Pemanfaatan TI).

Hipotesis 2 :

Ho : Persepsi manfaat (Perceived

Usefullness disingkat PU)

berpengaruh terhadap IT Usage (Pemanfaatan TI).

Ha : Persepsi manfaat (Perceived Usefullness disingkat PU) tidak berpengaruh terhadap IT Usage (Pemanfaatan TI).

Hipotesis 3:

Ho : PEOU dan PU berpengaruh terhadap IT Usage (Pemanfaatan TI).

Ha : PEOU dan PU tidak berpengaruh terhadap IT Usage (Pemanfaatan TI).

Hipotesis 4:

Ho : IT Usage berkaitan terhadap Strategy Execution, Competitive Potential dan Service Level.

Ha : IT Usage tidak berkaitan terhadap Strategy Execution, Competitive Potential dan Service Level.

METODE PENELITIAN

Unit penelitian ini adalah badan usaha koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) di Indonesia, sedangkan sampel adalah KUKM yang menjadi peserta UG-ICTA 2008.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Yang termasuk kedalam variabel independen adalah persepsi kemudahan penggunaan, pesepsi manfaat, sikap terhadap minat dan nilai strategis TIK sedangkan variabel dependennya adalah penggunaan perangkat TIK, service level,

strategy execution dan competitive

potentional

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu dengan melakukan distribusi kuesioner yang mengadopsi model dari Grandon. E.. and Pearson. J (2003). Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

HASIL PENELITIAN

Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 47 unit dan jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah 43 unit.

Uji Validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk menanyakan skala perceived ease of use (PEOU), perceived

(6)

Yananto, Ediraras, Analisis Technology….. 133 usefulness (PU), attitude toward using

(ATU), strategic value (SV), dan

acceptance of PLA (ACC) sudah valid dan relibel.

Regresi PEOU terhadap PU

Nilai koefisien korelasi (R) antara variabel PEOU dengan variabel PU sebesar 0,769 berarti hubungan antara variabel PEOU dengan variabel PU adalah searah dan cukup kuat. Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,591 artinya 59,1% variabel PU dapat dijelaskan oleh variabel PEOU, sedangkan sisanya (100%-59,1% = 40,9%) dijelaskan oleh variabel lain. Dan kesalahan standar dari penaksiran (Std. Error of the Estimate) adalah 8,611 (satuan yang digunakan untuk variabel dependen, atau dalam hal ini adalah PU). Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 59,26 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi PU. Hasil perhitungan Coefficient PEOU terhadap PU menggambarkan persamaan regresi Y = -21,230 + 2,270PEOU. Konstanta sebesar -21,230 menyatakan bahwa jika tidak terdapat variabel PEOU, maka variabel PU sebesar –21,230. Koefisien regresi dari variabel PEOU sebesar 2,270 menyatakan bahwa setiap penambahan PEOU akan meningkatkan PU sebesar 2,270. Pada kolom Sig/significance, nilai untuk PEOU adalah 0,000. Karena probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi signifikan atau PEOU benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap PU.

Regresi PEOU dan PU terhadap ATU Nilai koefisien korelasi (R) antara variabel PEOU dan PU dengan ATU

sebesar 0,888 berarti hubungan antara variabel PEOU dan PU dengan ATU adalah searah dan sangat kuat. Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,789 artinya 78,9% variabel ATU dapat dijelaskan oleh variabel PEOU dan PU, sedangkan sisanya (100%-78,9% = 21,1%) dijelaskan oleh variabel lain. Dan kesalahan standar dari penaksiran (Std. Error of the Estimate) adalah 1,934 (satuan yang digunakan untuk variabel dependen, atau dalam hal ini adalah

ATU). Dari uji ANOVA atau F test,

didapat F hitung adalah 74,750 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi ATU. Hasil perhitungan Coefficient PEOU dan PU terhadap ATU menggambarkan persamaan regresi Y = 3,934 + 0,118PEOU + 0,243PU. Konstanta sebesar 3,934 menyatakan bahwa jika tidak terdapat variabel PEOU dan PU, maka variabel ATU sebesar 3,934. Koefisien regresi dari variabel PEOU sebesar 0,118 menyatakan bahwa setiap penambahan PEOU akan menurunkan ATU sebesar 0,118. Koefisien regresi dari variabel PU sebesar 0,243 menyatakan bahwa setiap penambahan PU akan meningkatkan ATU sebesar 0,243. Pada kolom Sig/significance untuk PEOU adalah 0,263. Karena probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi tidak signifikan atau PEOU tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ATU. Sedangkan pada kolom Sig/significance, nilai untuk PU adalah 0,000. Karena probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi signifikan atau PU benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap ATU.

Regresi PEOU, PU, dan ATU terhadap SV

(7)

Nilai koefisien korelasi (R) antara variabel PEOU, PU, dan ATU dengan SV sebesar 0,562 berarti hubungan antara variabel PEOU, PU, dan ATU dengan SV adalah searah dan cukup kuat. Perhatikan bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,263 artinya 26,3% variabel SV dapat dijelaskan oleh variabel PEOU, PU, dan ATU, sedangkan sisanya (100%-26,3% = 73,7%) dijelaskan oleh variabel lain. Dan kesalahan standar dari penaksiran (Std. Error of the Estimate) adalah 3,274 (satuan yang digunakan untuk variabel dependen, atau dalam hal ini adalah SV). Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 6,002 dengan tingkat signifikansi 0,002. Karena probabilitas (0,002) jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi SV. Hasil perhitungan

Coefficient PEOU, PU, dan ATU

terhadap SV menggambarkan persamaan regresi Y = 28,189 + 0,188PEOU - 0,196PU + 0,853ATU. Konstanta sebesar 28,189 menyatakan bahwa jika tidak terdapat variabel PEOU, PU, dan ATU maka variabel SV sebesar 28,189. Koefisien regresi dari variabel PEOU sebesar 0,188 menyatakan bahwa setiap penambahan PEOU akan meningkatkan SV sebesar 0,188. Koefisien regresi dari variabel PU sebesar -0,196 menyatakan bahwa setiap penambahan PU akan mengurangi SV sebesar 0,196. Koefisien regresi dari variabel ATU sebesar 0,853 menyatakan bahwa setiap penambahan ATU akan meningkatkan SV sebesar 0,853. Pada kolom Sig/significance, nilai untuk PEOU adalah 0,298. Karena probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi tidak signifikan atau PEOU tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SV. Sedangkan nilai pada kolom Sig/significance untuk PU

dan ATU masing-masing adalah 0,032 dan 0,003. Karena probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi signifikan atau PU dan ATU benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap SV.

Regresi PEOU, PU, ATU dan SV terhadap ACC

Nilai koefisien korelasi (R) antara variabel PEOU, PU, ATU dan SV dengan ACC sebesar 0,975 berarti hubungan antara variabel PEOU, PU, ATU dan SV dengan ACC adalah searah dan sangat kuat. Perhatikan bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,944 artinya 94,4% variabel ACC dapat dijelaskan oleh variabel PEOU, PU, ATU dan SV, sedangkan sisanya (100%-94,4% = 5,6%) dijelaskan oleh variabel lain. Dan kesalahan standar dari penaksiran (Std. Error of the Estimate) adalah 1,706 (satuan yang digunakan untuk variabel dependen, atau dalam hal ini adalah ACC). Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 179,198 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi ACC. Hasil perhitungan Coefficient PEOU, PU, dan ATU terhadap ACC menggambarkan persamaan regresi Y = 52,288 - 0,158PEOU + 0,231PU + 0,1,319ATU – 1,029SV. Konstanta sebesar 52,288 menyatakan bahwa jika tidak terdapat variabel PEOU, PU, ATU dan SV maka variabel ACC sebesar 52,288. Koefisien regresi dari variabel PEOU sebesar -0,158 menyatakan bahwa setiap penambahan PEOU akan mengurangi ACC sebesar 0,158. Koefisien regresi dari variabel PU sebesar 0,231 menyatakan bahwa setiap penambahan PU akan

(8)

Yananto, Ediraras, Analisis Technology….. 135 meningkatkan ACC sebesar 0,231.

Koefisien regresi dari variabel ATU sebesar 1,319 menyatakan bahwa setiap penambahan ATU akan meningkatkan

ACC sebesar 1,319.Koefisien regresi dari

variabel SV sebesar -1,029 menyatakan bahwa setiap penambahan ATU akan mengurangi ACC sebesar 1,029. Pada kolom Sig/significance, nilai untuk PEOU adalah 0,101. Karena probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi tidak signifikan atau PEOU tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ACC. Sedangkan nilai pada kolom Sig/significance untuk PU, ATU dan SV masing-masing adalah 0,000. Karena probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pengujian di atas hasilnya adalah koefisien regresi signifikan atau PU, ATU, dan SV benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap ACC.

KESIMPULAN DAN SARAN

KUKM memiliki minat yang cukup tinggi dalam hal pemanfaatan TIK untuk mendukung kegiatan usaha yang sedang dijalankan dan sudah diterapkan TIK untuk meningkatkan pelayanan usaha kepada konsumen. Implikasi pemanfaatan TIK pada sektur usaha KUKM tidak begitu sulit diterapkan, karena penggunaan TIK dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau skala usaha.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan perangkat TIK (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi pengguna terhadap tingkat kegunaan perangkat TIK (PU). Persepsi pengguna terhadap kegunaan TIK (PU) dan sikap pengguna terhadap penggunaan TIK (ATU) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai strategis kebijakan perusahaan (SV), sedangkan persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam

menggunakan TIK (PEOU) tidak. berpengaruh secara signifikan terhadap nilai strategis kebijakan perusahaan (SV). Besarnya pengaruh pemanfaatan TIK terhadap peningkatan daya saing KUKM dapat dilihat dari nilai strategis yang diperoleh perusahaan (SV. B

Saran untuk penelitian lanjut adalah untuk memuat variabel lain, jumlah responden diperbesar dan geografis unit penelitian juga perlu diperluas.

Pihak KUKM sebaiknya meningkatkan kerja sama yang lebih intensif dengan Instansi yang terkait, seperti Universitas Gunadarma yang relevan dalam hal pelatihan pemanfaatan TIK untuk meningkatkan pelayanan perusahaan yang sistematis.

DAFTAR PUSTAKA Ahmadjayadi, Cahyana. 2007.

“Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi di

Indonesia, Tantangan dan Peluang”. www.aptel.depkominfo.go.id. Depkominfo. Balitbang. 2007. “Strategi

Perusahaan Kecil dan Menengah (UKM) Menggunakan ICT.” http://balitbang.depkominfo.go.id Handayani, R. 2007. “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta).” Jurnal Akuntansi dan Keuangan,. Vol. 9, NO. 2, pp.76-87.

Harmadi, A dan Hermana., B. 2005. Analisis Karakteristik Individu dan Prilaku Pengguna Internet Banking: Reliabilitas dan Validitas Instrumen Pengukuran. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005). Universitas

Gunadarma: Jakarta.

Hermana, B. 2005. Model Penerimaan Teknologi Informasi dan

(9)

Komunikasi: Meta Analysis. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia, ITB. Kurniawati, M. 2007. Analisis

Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap Perangkat Lunak Akuntansi (Studi Empiris Terhadap Mahasiswa Akuntansi Di

Universitas X). Universitas Gunadarma. Jakarta. Indarti, N. 2007. Rendah, Adopsi

Teknologi Informasi oleh UKM di Indonesia.

www.nurulindarti.wordpress.com Rajgopal, S, et al. 2003. “The Value

Relevance of Network Advantages: The Case of E-commerce Firms.” Journal of Accounting Research, Vol. 41, No.1.

Srapaivanich , Naruanard. 2006. The Impact of Information Tecnology Diffusion Within Small Firm. Proceeding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2006) ISSN: 1411-. Universitas Gunadarma. Depok.

Venkatesh, V., and Davis, F.D. 2000. “A Theoritical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies”. Management Science, Vol. 46, No.2. pp.186-204.

---, Moris, M.G. 2000. “Why Don’t Men Ever Stop to Ask for Directions? Gender, Social Influence and Their Role in Technology Acceptance and Usage Behavior,” MIS Quarterly. Vol.24, No.1, pp. 115-139.

---, Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D. 2003, “User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View.” MIS Querterly, Vol. 27, No.3, pp.425-475.

Wahid, F. 2004. Teknologi dan Informasi di Perguruan Tinggi: Peluang dan Tantangan. Seminar Nasional “Aplikasi Teknologi Informasi dan Penyehatan Perguruan Tinggi” dalam rangka Milad Universitas Islam Indonesia ke-61. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 920 BW, dijelaskan bahwa legitieme portie harus dapat selalu dituntut, apabila tidak dapat dituntut maka akan menjadi bagian dari ahli waris yang tidak

Mona Fathia Pebriani, (2014): Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lesson dengan Pemberian Tugas Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Pokok

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Program Pengelolaan

Kemungkinan besar hal ini disebabkan karena sebagian pengotor telah tertangkap oleh resin trap yang ada dalam sistem purifikasi air pendingin primer, karena dari

Dalam sistem rujukan yang ideal, pasien mengunjungi layanan kesehatan tingkat pertama, yang dimulai dari puskesmas dan jaringannya atau layanan kesehatan tingkat pertama

126 259 620 0 100 200 300 400 500 600 700 Bali DKI Jakarta Sumatera Selatan DI Yogyakarta Jawa Barat Bengkulu Sulawesi Selatan Kepulauan Riau Jawa Tengah Kalimantan Timur

Begitupun sebaliknya menyadari bahwa lembaga pendidikan sangat membantu mereka untuk menyiapkan SDM yang berkualitas tentu sesuai dengan keinginan mereka sendiri dengan

Perencanaan, Pada tahap perencanaan ini, hal- hal yang dilakukan guru adalah : 1) Menyusun perbaikan rencana kegiatan belajar mengajar; 2) Menyusun perbaikan pedoman