• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH (Studi kasus pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya) RICKO YUDHI KRISNAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH (Studi kasus pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya) RICKO YUDHI KRISNAWAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH

(Studi kasus pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya)

RICKO YUDHI KRISNAWAN 123403072

Perum bumi asri dirgantara B.109 RT. 04 RW 01 Kel. Parakanyasag Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya

Email: rickoyudhi@yahoo.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Jalan Siliwangi No 24

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe (1) Operating budget and earning after tax at PD. Pasar Resik of Tasikmalaya City, (2) The influence operating budget to earning after tax at PD. Pasar Resik of Tasikmalaya City. The method used in this research is descriptive method by using a case study approach. The data analysis technique used regression linear analysis. The results of data processing indicates that: (1) At PD. Pasar Resik of Tasikmalaya City the operating budget is have rise and the earning after tax is have fluctuation, (2) Operating budget is significant to earning after tax.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Anggaran biaya operasional dan laba bersih pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya (2) Pengaruh anggaran biaya operasional terhadap laba bersih pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan studi kasus pada. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa: (1) Pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya anggaran biaya operasional mengalami peningkatan dan laba bersih mengalami fluktuasi. (2) Anggaran biaya operasional berpengaruh tidak signifikan terhadap laba bersih. Kata kunci: Anggaran biaya operasional dan laba bersih

PENDAHULUAN

Revitalisasi pasar rakyat yang dilakukan oleh pemerintah saat ini diharapkan dapat didukung dengan pemberdayaan aspek pengelolaan pasar. Perbaikan terhadap manajemen pasar menjadi bagian penting dalam mendukung profesionalisme pengelolaan pasar, meningkatkan pelayanan bagi pedagang, maupun pengunjung pasar. Dengan pengelolaan pasar yang baik dan profesional diharapkan dapat menjamin kelangsungan dari pasar rakyat itu sendiri.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Seiring dengan perkembangan jaman, pasar mengalami perkembangan baik secara fisik (bangunan) dan non fisik (pelayanan). Pasar berkembang menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi karena faktor modernisasi. Istilah pasar tradisional dan pasar modern pun muncul kepermukaan. Keberadaan pasar yang kumuh, becek dan sempit mulai terlupakan dengan kehadiran pasar modern di tengah-tengah masyarakat.

Namun di satu sisi besarnya anggaran biaya operasional untuk menjalankan roda organisasi BUMD khususnya PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya menyebabkan harus adanya pengelolaan yang baik, serta pengawasan yang teliti untuk mengetahui dengan pasti anggaran tersebut digunakan sesuai dengan yang telah di anggarkan. Menurut Rudianto (2009:116) mengemukakan bahwa anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi. Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan didalam mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha. Karena produk atau jasa yang telah dihasilkan perusahaan atau

(3)

organisasi melalui proses yang panjang dan harus disampaikan kepada konsumen melalui serangkaian kegiatan yang saling menunjang. Tanpa aktivitas operasional yang terarah, maka seluruh pruduk yang dihasilkan baik berupa barang maupun jasa yang dihasilkan tidak akan memiliki manfaat apapun bagi perusahaan.

Selain pengelolaan anggaran biaya operasional yang baik, pendapatan perusahaan juga bergantung pada besarnya anggaran biaya operasional perusahaan tersebut, artinya biaya operasional menentukan laba yang diperoleh perusahaan tersebut, baik yang bergerak dalam memproduksi barang, manufaktur, atau jasa. Menurut Suwardjono (2008:464) jenis-jenis laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, laba sebelum dikurangi pajak, dan laba bersih. Pengertian laba bersih menurut Abdullah (1993 : 289) dalam Manurung dan Siregar (2009:4) adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membanu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri dari hasil operasional, atau luar biasa dan hasil-hasil non operasional, atau keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laporan mengenai laba ini sangat diperlukan baik pihak intern maupun pihak ekstern. Laporan intern berguna bagi pimpinan untuk mengarahkan aktivitas perusahaan pada kegiatan yang menguntungkan. Informasi tentang laba dapat dipergunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan dalam periode yang lalu, melakukan analisa dan memperbaikinya untuk meningkatkan kemampuan unit usaha dalam menghasilkan laba. Sedangkan laporan ekstern ditujukan untuk memberikan pertanggung jawaban pada pemegang saham.

Artinya dengan adanya anggaran biaya operasional akan memberikan pengaruh dalam menentukan laba bersih yang diharapkan perusahaan. Hal ini terjadi karena aktivitas PD. Pasar Resik yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan publik, dan mengelola semua pasar yang ada di kota tasikmalaya memerlukan anggaran operasional yang sangat besar, sedangkan anggaran Pemerintah Kota Tasikmalaya sangat terbatas, diharapkan dengan dibentuknya perusahaan daerah maka pengelolaan pasar dapat lebih profesional dan mandiri.

Penelitian sejenis terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Nyayu Nanda Tiara Agustini, Siti Khairani dan Christina Yunita W (2014) telah meneliti tentang “Pengaruh Anggaran Biaya Operasional Terhadap Kinerja Keuangan” (studi kasus PT. Muara Dua Palembang), hasil penelitian menunjukan bahwa anggaran biaya operasional dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

(4)

Kiki Rizky Amanda (2015) telah meneliti tentang “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Biaya Tenaga Kerja Terhadap Laba Bersih Perusahaan” (studi kasus pada Perusahaan Galunggung Raya Blocks), hasil penelitian menunjukan bahwa perputaran modal dan biaya tenaga kerja berpengaruh terhadap laba bersih.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui anggaran biaya operasional di PD. Pasar Resik. 2. Untuk mengetahui laba bersih di PD. Pasar Resik.

3. Untuk mengetahui pengaruh anggaran biaya operasional terhadap laba bersih di PD. Pasar Resik.

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai objek yang diteliti.

Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode yang meneliti tentang suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.

Operasionalisasi Variabel

Untuk lebih jelasnya mengenai variabel penelitian dapat di lihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Variabel Konsep Indikator Skala

Anggaran Biaya Operasional (X) Semua rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi. Rudianto (2009:116)

1. Biaya gaji staf dan direksi

2. Biaya sewa kantor 3. Pajak-pajak

4. Biaya pemeliharaan dan perbaikan

5. biaya barang dan jasa 6. Biaya lain-lain 7. Biaya modal

Rasio

Laba Bersih (EAT) (Y) Kelebihan pendapatan atau penghasilan di atas biaya 1. Pendapatan Operasional 2. Beban Operasional 3. Pajak Rasio

(5)

selama satu periode akuntansi. Harahap (2008:241)

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini diperlukan data-data yang sesuai dengan topik penelitian. Data yang diteliti adalah anggaran biaya operasional dan laba bersih periode tahun 2011 sampai 2015 (5 tahun). Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Studi Lapangan dan Studi Kepustakaan. Teknik yang dilakukan untuk memperoleh data primer, yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung pada objek penelitian. Teknik yang dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder diperoleh dari buku-buku serta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.

Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Menggunakan analisis regresi linier sederhana karena data yang digunakan merupakan data absolut dan mengetahui hubungan fungsional dari perubahan parameter antara variable X (anggaran biaya operasional) pengaruhnya terhadap variable Y (laba bersih). 2. Analisis Koefisien Korelasi

3. Koefisien Determinasi 4. Uji Hipotesis

PEMBAHASAN

Anggaran Biaya Operasional

Anggaran atau budget merupakan rencana yang dituangkan dalam angka yang akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang. Anggaran di buat dan di susun secara berulang-ulang atau secara kontinyu oleh perusahaan.

Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2010:2) mengemukakan bahwa:

“Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.”

Berdasarkan kutipan di atas dapat di rumuskan bahwa anggaran adalah rencana kerja yang sistematis yang tertulis mengenai kegiatan perusahaan yang di susun melalui analisa yang

(6)

cermat berdasarkan periode sebelumnya yang dimiliki dalam satuan uang dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka yang merupakan perencanaan yang di susun dalam jangka waktu tertentu. Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya overhead dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk kelancaran penjualan atau pemasaran dan administrasi biaya operasional.

Menurut Rudianto (2009:116) mengemukakan:

”Anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi”.

Biaya dapat diartikan sebagai biaya perolehan, harga pokok atau juga dapat diartikan sebagai semua pengorbanan mulai dari bahan baku kemudian barang dalam proses sampai barang tersebut bisa dijual. Pengertian biaya ini akan kabur bila dibandingkan dengan ongkos (expense), dimana kedua pengertian ini sering digunakan secara rancu. Secara umum, biaya operasional diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan uang. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai operational cost atau biaya usaha.

Laba Bersih

Laba atau profit merupakan salah satu tujuan setiap operasional perusahaan, sehingga setiap aktivitasnya sebuah perusahaan selalu diarahkan untuk menciptakan laba sebesar-besarnya. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba sering sekali menjadi tolak ukur kinerja perusahaan tersebut. Laba merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya. Menurut Abdullah (1993 : 289) dalam Manurung dan Siregar (2009 : 4) :

“Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi”.

Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan

pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu. Komponen laporan laba rugi yaitu: 1. Penghasilan (income)

2. Beban (expense)

Didalam laporan laba/rugi terdapat jenis laba menurut Suwardjono (2008:464) adalah sebagai berikut :

1. Laba Kotor

(7)

2. Laba Operasi

Merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.

3. Laba Sebelum dikurangi Pajak

Merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-[ihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.

4. Laba Bersih

Laba setelah dikurangi pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham .

Dari data yang diperoleh mengenai Anggaran Biaya Operasional dan Laba Bersih di PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya tahun anggaran 2011-2015 dapat dihasilkan rekapitulasi pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Anggaran Biaya Operasional PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa selama 5 tahun tersebut anggaran biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan mengalami fluktuasi, dengan 2 tahun pertama mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 semester pertama yakni Rp. 1.229.159.000,- dan pada semester kedua yakni Rp. 1.286.258.000,-. Kemudian pada tahun 2012 semester Tahun Semester

Biaya Gaji Staf dan Direksi Biaya Sewa Kantor Pajak-Pajak Pemeliharaan dan Perbaikan Biaya Barang dan Jasa Biaya

Lain-Lain Biaya Modal jumlah

2011 I Rp 558.789.000 Rp 22.500.000 Rp 9.126.000 Rp 68.835.000 Rp 181.979.000 Rp 102.310.000 Rp218.120.000 Rp 1.161.659.000 II Rp 771.661.000 Rp 22.500.000 Rp 7.774.000 Rp 49.845.000 Rp 205.211.000 Rp 80.387.000 Rp171.380.000 Rp 1.308.758.000 2012 I Rp1.392.916.000 Rp 22.500.000 Rp 53.772.000 Rp112.478.000 Rp 309.950.000 Rp 265.273.000 Rp 71.717.000 Rp 2.228.606.000 II Rp1.094.434.000 Rp 22.500.000 Rp 47.685.000 Rp103.826.000 Rp 264.032.000 Rp 235.243.000 Rp 77.694.000 Rp 1.845.414.000 2013 I Rp1.341.919.000 Rp 22.500.000 Rp 28.100.000 Rp 50.000.000 Rp 130.572.000 Rp 172.320.000 Rp 20.000.000 Rp 1.765.411.000 II Rp1.054.366.000 Rp 22.500.000 Rp 22.000.000 Rp 40.000.000 Rp 120.528.000 Rp 186.680.000 Rp 25.635.000 Rp 1.471.709.000 2014 I Rp1.039.695.000 Rp 22.500.000 Rp 15.000.000 Rp 66.280.000 Rp 175.512.000 Rp 256.400.000 Rp 11.000.000 Rp 1.586.387.000 II Rp1.172.423.000 Rp 22.500.000 Rp 19.920.000 Rp 58.778.000 Rp 162.012.000 Rp 201.460.000 Rp 19.109.000 Rp 1.656.202.000 2015 I Rp1.184.220.000 Rp 45.000.000 Rp 18.570.000 Rp 78.565.000 Rp 259.781.000 Rp 271.528.000 Rp 21.770.000 Rp 1.879.434.000 II Rp1.453.710.000 Rp 45.000.000 Rp 16.030.000 Rp 56.980.000 Rp 191.825.000 Rp 357.820.000 Rp 28.150.000 Rp 2.149.515.000

(8)

pertama yakni sebesar Rp. 2.206.106.000,- dan pada semester kedua yakni sebesar Rp. 1.822.914.000,-.

Berdasarkan uraian diatas, maka anggaran biaya operasional dengan nilai terbesar yakni terjadi pada tahun 2012 semester pertama yaitu sebesar Rp. 2.206.106.000,-, sedangkan anggaran biaya operasional dengan nilai terendah yakni pada tahun 2011 semester pertama yaitu sebesar Rp. 1.229.159.000,-.

Tabel 4.2

Laba bersih PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya

Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang sangat besar yang diharapkan setiap tahunnya atau dari waktu ke waktu laba yang diperoleh semakin meningkat. Seiring dengan semakin bertambahnya aktivitas perusahaan, maka semakin banyak pula produk yang dihasilkan. Begitu pula yang dialami oleh perusahaan setiap tahunnya mengalami peningkatan setelah adanya pendapatan penjualan, walaupun peningkatan laba dari tahun ke tahun tidak terlalu besar. Muqodim, 2005:131 menyebutkan bahwa :

“Didalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba setelah pajak”.

Pengaruh Anggaran Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh anggaran biaya operasional terhadap laba bersih pada PD. Pasar Resik dapat diketahui dengan menggunakan analisis kuantitatif. Hasil pengolahan data diperoleh dari laporan keuangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang bersumber

Tahun Semester Pendapatan Beban Laba Bersih Pajak

2011 I 634.905.059,00 1.204.304.975,00 (569.399.916,00) II 775.995.072,00 707.290.223,00 68.704.849,00 2012 II I 1.245.292.113,00 1.513.437.478,00 939.430.892,00 1.289.224.519,00 (349.793.627,00) (268.145.365,00) 2013 I 1.480.185.166,00 1.257.875.065,00 222.310.101,00 II 1.312.617.034,00 1.161.115.445,00 151.501.589,00 2014 II I 1.157.172.889,00 1.280.733.540,00 1.533.926.853,00 1.630.024.606,00 (123.560.651,00) (96.097.753,00) 2015 I 2.325.989.283,00 1.714.260.882,00 586.651.899,00 25.076.502,74 II 2.147.067.030,00 1.933.102.696,00 194.261.368,00 19.702.966,00

(9)

dari PD.Pasar Resik Kota Tasikmalaya. Kemudian data-data tersebut dihitung menggunakan program SPSS versi 16.0, berikut analisis-analisisnya:

1. Analisis Regresi Sederhana

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS (lampiran 2), maka dapat diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y= -0,046 + 0,261 X

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai a atau konstanta sebesar -0,046 yang mempunyai arti, jika ada peningkatan anggaran biaya operasional maka laba bersih sebesar -0,046 dan nilai b sebesar 0,261. Karena nilai b bernilai positif, maka menunjukan bahwa hubungan yang searah artinya setiap terjadinya kenaikan anggaran biaya operasional maka laba bersih akan mengalami peningkatan sebesar 0,261 pada PD. Pasar Resik. Menurut Sugiyono (2011:208), persamaan regresi linear sederhana dapat digunakan untuk melakukan prediksi (ramalan) bagaimana individu dalam variabel dependen akan terjadi bila individu dalam variabel independen ditetapkan. Jadi persamaan Y= -0,046 + 0,261 X diatas hanya digunakan untuk memprediksi atau meramalkan bagaimana kondisi laba bersih yang didapat perusahaan pada saat anggaran biaya operasional ditentukan. Karena hanya ramalan, maka akan ada ketidaksesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan adanya faktor lain apabila akan menghitung laba bersih berdasarkan besarnya anggaran biaya operasional dengan menggunakan persamaan diatas.

2. Analisis Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS (lampiran11), dengan demikian korelasi yang didapat sebesar 0,258. Nilai korelasi tersebut bila mengacu pada interpretasi nilai korelasi menunjukan hubungan yang sangat kuat dan berarah positif karena nilai r adalah positif. Artinya, jika ada kenaikan variable independen “X” (Anggaran Biaya Operasional) akan menyebabkan variable dependen “Y” (Laba Bersih) meningkat.

3. Analisis Koefisien Determinasi

Berdasakan hasil perhitungan menggunakan SPSS (lampiran11), diperoleh nilai Kd sebesar 6,7%. Angka tersebut mempunyai arti bahwa sebesar 6,7% anggaran biaya operasional mempengaruhi laba bersih sedangkan 93,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang tidak diteliti, yaitu pendapatan operasional, beban operasional, tarif.

4. Pengujian Hipotesis

Setelah nilai koefisien korelasi diperoleh, untuk mengetahui apakah anggaran biaya operasional mempengaruhi laba bersih pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya, maka penulis

(10)

menggunakan statistik uji (uji t) dengan maksud untuk menguji signifikan koefisien korelasi menggunakan perhitungan dari program SPSS untuk uji hipotesis.

Berdasarkan perhitungan dari program SPSS (lampiran11) diperoleh nilai thitung sebesar

0,756 dan selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel, pada tingkat keyakinan 95%, dengan

tingkat kebebasan (degree of freedom) (n-2) = 10-2=8 yaitu sebesar = 2,306. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kaidah keputusan thitung (0,756) < ttabel (2,306) hal ini berarti

Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran biaya operasional berpengaruh tidak signifikan terhadap laba bersih perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Sehingga hipotesa yang bebunyi ‘Terdapat pengaruh yang tidak signifikan anggaran biaya operasional terhadap laba bersih perusahaan’, telah teruji (dapat diterima) kebenarannya.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jopie Jusuf (2008 : 35) yang menyatakan bahwa bila perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya (seperti pemakaian alat kantor yang berlebihan) akan mengakibatkan menurunnya laba.

Anggaran biaya operasional suatu perusahaan dapat diartikan sebagai taksiran atau ramalan yang akan terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan operasional perusahaan dan mempunyai manfaat yang lebih dari satu tahun.

Maka dapat dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam membuat anggaran biaya operasional perusahaan dapat diukur dengan keberhasilan kegiatan operasional selama satu periode tertentu, pengelolaan anggaran biaya operasional tersebut membuat perusahaan harus benar-benar mengetahui kegiatan dan biaya apa saja yang akan dilakukan atau dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga tidak terjadi kelebihan pengeluaran pada perusahaan tersebut, karena apabila hal ini terjadi maka akan mempengaruhi penurunan laba atau perusahaan tidak dapat menaikan laba secara maksimal.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Anggaran biaya operasional yang dikeluarkan PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya pada setiap semesternya berfluktuasi mengalami kenaikan dan penurunan. Artinya bahwa anggaran biaya operasional yang digunakan hanyalah sebagai ramalan semata, karena pada dasarnya semua biaya yang dihasilkan adalah akibat dari aktivitas perusahaan tersebut,

(11)

sehingga dalam pelaksanaannya anggaran biaya operasional tidak sepenuhnya bisa menggambarkan kondisi suatu perusahaan. Selain itu, Laba bersih yang diperoleh PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya pada setiap semesternya berfluktuasi cenderung mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena ada beberapa kejadian yang menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan dana lebih untuk menutupi kebutuhan tersebut. Kejadian-kejadian yang tidak diharapkan itu adalah adanya phk karyawan yang menyebabkan perusahaan harus memberikan pesangon, kemudian adanya kebakaran pasar di cikurubuk yang menyebabkan perusahaan harus memperbaiki fasilitas pasar tersebut, dan juga banyaknya aktivitas perbaikan yang sifatnya kecil namun menyeluruh, seperti perbaikan gorong-gorong, perlengkapan kios, renovasi kios, serta pembangunan lainnya. Selain itu, tidak adanya penyesuaian tarif sewa kios sesuai dengan tingkat inflasi selama 4 tahun terakhir yang menyebabkan pendapatan tidak sebanding dengan beban operasional.

2. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara anggaran biaya operasional terhadap laba bersih PD. Pasar Resik, yang artinya anggaran biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan hanyalah sebagai acuan atau ramalan untuk periode mendatang, karena yang paling mempengaruhi laba bersih perusahaan adalah pendapatan operasional,beban operasional, tarif kios, dan pajak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh anggaran biaya operasional terhadap laba bersih di PD. Pasar Resik, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan,

Dari penelitian yang telah dilakukan pada PD. Pasar Resik Kota Tasikmalaya, bahwa anggaran biaya operasional berpengaruh tidak signifikan terhadap laba bersih perusahaan sehingga penulis menyarankan untuk menekan biaya operasional perusahaan . Hal ini dilakukan guna meningkatkan laba bersih yang diterima oleh perusahaan, dan diharapkan selalu mengalami peningkatan dari periode ke periode. Selain itu, harus dilakukanya kenaikan tarif sewa kios yang disesuaikan dengan perwalkot yang sebelumnya telah direvisi atau diperbaharui sesuai dengan kondisi inflasi, pendapatan per kapita dan perekonomian di Kota Tasikmalaya.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian ini objek yang diteliti hanyalah anggaran biaya operasional dan laba bersih. Oleh karena itu masih terbuka peluang untuk mengembangkan penelitian ini, baik dengan

(12)

menggunakan variabel yang sama pada sector yang lainnya atau dengan mengubah salah satu variabel dengan variabel yang lain yang dapat digunakan antara lain : anggaran pendapatan, anggaran operasional, anggaran bahan baku, anggaran perlengkapan, dan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Panji. 2007. Akuntansi di Indonesia. Jakarta : Erlangga. _________________. 2006. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan.

Bandung : CV.Yrama Widya.

Darsono dan Ari Purwati. 2010. Penganggaran Perusahaan: Teknik mengetahui dan Memahami Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman pelaksana dan Pengendalian Aktivitas Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fandy, Tjiptono. 2004. Strategi Pemasaran. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Jopie, Jusuf. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kuswandi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Manurung, I. A. Dan H. S. Siregar. 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi 3.

Mohammad, Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Munandar. 2007. Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Muqodim. 2005. Teori Akuntansi. Edisi ke 1. Yogyakarta : Ekonisia. Nafarin. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.Sofyan, Syafri Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rudianto. 2009. Penganggaran. Penerbit: Erlangga.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. CV.Alfabeta:Bandung.

_______. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D): Alfabeta: Bandung.

_______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. _______. 2007. Metode Penelitian Adminitrasi. Edisi ke 15. Bandung: CV. Alfabeta.

(13)

________ 2004. Metode Penelitian Bisnis: Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE. Tendi, Haruman dan Sri Rahayu. 2007. Penyusunan Anggaran. Yogyakarta : Graha Ilmu. Wing, Wahyu Winarno. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke 2. Yogyakarta: UPP STIM

Referensi

Dokumen terkait

Output dari tahap ini adalah sebuah keputusan yang berhubungan dengan solusi apakah permasalahan di perusahaan tersebut dapat diselesaikan dengan pengembangan

Hasil penelitian empiris di atas menunjukkan bahwa meskipun dengan dana zakat yang terkumpul oleh lembaga amil zakat relatif terbatas, namun pemberdayaan mustahik melalui program

Apabila sebelum Tahun 2009 secara nasional tenaga honorer yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah telah selesai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengenai pendapat tentang pengertian jilbab tiap ormas, terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengatakan sebagai mantel

tugas tersebut, Taman Budaya Jawa Barat telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung berupa dua ge- dung pertunjukan indoor dan out- door.Pada gedung pertunjukan tea- ter

Tentu saja, untuk memudahkan dalam strukturisasi kemungkinan langkah yang begitu banyaknya, dibutuhkan sebuah representasi dimana pohon menjadi representasi dalam hal

rekan kerjanya yang juga tidak menikah. 4) Masalah yang Membuat Stress Serta Gejala atau Akibat. yang Dirasakan

Apabila diterapkan untuk menyelesaikan adanya ketidakharmonisan Undang-Undang yang terkait dengan petani pemulia tanaman maka ada dua asas yang dapat digunakan