• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORETIS. 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam. memutuskan, dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam tersebut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORETIS. 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam. memutuskan, dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam tersebut."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORETIS A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Zuhairini ddk. adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan pribadi sesuai dengan ajaran agama islam, memikirkan, memutuskan, dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam tersebut.1 Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing), dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).2. Menurut Sahertian dalam Zuhairini pendidikan adalah "usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan."

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana daalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal dan menghayati serta mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya yaitu al-quran dan hadis melalui bimbingan dan penggunaan pengalaman.3

Syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus di didik melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita

1

Zuhairini, ddk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,1992)h. 152

3

Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA dan MA, (Jakarta: Depdiknas 2003). h.4

(2)

lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan Islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis.

Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.

Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah. Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya).

Para ahli pendidikan islam telah mencoba menformutasi pengertian pendidikan Islam, di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah :

(3)

a. Al-Syaibany mengemukakan dalam Tafsir Ahmad bahwa pendidikan agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

b. Muhammad Fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.

c. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil)4

d. Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Dari batasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan

4

Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 45

(4)

kehidupannya sesuai dengan ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup di dunia.5

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peseta didik dan bisa menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan agama Islam yaitu : bimbingan yang dilakukan dalam upaya menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam kepada manusia, sehingga cara berfikir, bersikap dan bertindak, selalu dijiwai oleh nilai-nilai Islam yang pada akhirnya akan terbentuk manusia paripurna yaitu insan yang bertaqwa dan berkepribadian luhur. Secara subtansial tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan dan menumbuhkembangkan manusia.6

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.7

5

Ibid, h. 45

6

Nusa Putra, Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 ), h. 1

7

(5)

Menurut Al-Syaibani mengatakan bahwa tujuan tertinggi dari Pendidikan Agama Islam adalah mempersiapakan kehidupan dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan akhir adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik dan akal secara dinamis dan akan membentuk pribadi yang utuh sebagai khalifah fi al-ardh. Secara umum, ujuan pendidikan islam adalah menjadikan manusia sebagai insan pengabdi kepada khaliqnya dan mengelola alam semesta sesuai yang telah ditetapkan oleh Allah8

Jadi tujuan pembelajaran agama Islam adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah swt. dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam keserasian, kelarasan dan keseimbangan antara lingkungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri serta hubungan manusia dengan lingkungan dan makhluk lainnya.9 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi hubungan manusia dengan

8

Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Padang : IAIN IB Press, 2000), h. 92-93

9

(6)

Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya dan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.10 B. Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan khusus dari pendidikan.11 Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Sobri Sutikno adalah kegiatan guru secara instruksional, untuk membuat peserta didik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.12

Sebagai mana yang dikutip oleh Sobri pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung dalam diri peserta didik. Pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik.

UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dengan pendidik dan sumber

10

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama Dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2005), h. 93

11

Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 61

12

(7)

belajar pada suatu lingkungan belajar. 13 Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didik (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. “Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang bersangkutan.14

Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran itu adalah suatu proses intruksional yang didalamnya terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan sesama peserta didik dan peserta didik dengan sumber belajar.

Dalam proses pembelajaran , kedudukan guru sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh menyeluruh.

Dalam mengelola pembelajaran, pendidik lebih dituntut untuk berfungsi dalam melaksanakan empat macam tugas berikut ini:

a. Merencanakan, baik untuk jangka panjang (satu semester) maupun jangka pendek (satu session atau pertemuan). Perencanaan memerlukan suatu pemikiran yang matang. Keberhasilan memerlukan suatu

13

Ibid, h. 31

14

(8)

pemikiran yang matang. Keberhasilan membelajarkan sangat tergantung pada kemampuan pendidik dalam merencanakan yang mencakup antara lain: menentukan belajar siswa, cara siswa mencapai tujuan tersebut dan sasaran apa yang diperlukan untuk itu.

b. Mengatur, yang dilakukan pada waktu implementasi, tugas ini adalah apa yang mencakup rencana dan pengetahuan tentang bentuk dan macam kegiatan yang harus dilaksanakan dan bagaimana semua komponen dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

c. Mengarahkan, karena salah satu tugas pendidik adalah memberikan motivasi, mengarahkan, dan memberikan inspirasi peserta didik untuk belajar. Pengarahan dapat juga terjadi proses belajar, tetapi dengan adanya pengarahan yang baik dari pihak pendidik maka proses belajar diharapkan akan dapat berjalan lebih lancar.

d. Mengevaluasi, untuk mengetahui apakah perencanaan, pengaturan, dan pengarahan dapat berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki.15 2. Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Peserta didik dengan ini secara aktif menggunakan otak, memecahkan masalah

15

(9)

serta mampu mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajarike dalam suatu persoalan dalam kehidupan nyata.

Dengan belajar aktif, peserta didik diajarkan untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini, maka akan dapat menghasilkan pembelalajaran yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga pada akhirnya tujuan dari pembelajaran yang di rancang akan tercapai.

Untuk menciptakan pembelajaran aktif, beberapa penelitian menemukan salah satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain itu anak harus belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Anak-anak dapat belajar dengan baik melalui pengalamannya. Mereka belajar dengan melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan. Mereka belajar secara langsung dan mempunyai pengalaman yang nyata.

Pembelajaran aktif dalam proses belajar adalah peserta didik diharapkan terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru. Secara pedagogis pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan pada proses mencatat dan mendengarkan. Menurut Bonwell dan Eison, pembelajaran aktif adalah melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpi.kir tentang apa yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.16

16

Istarani, Muhammad Ridwan, 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif, (Medan: Media Persada, 2014), h.234

(10)

Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebgai faislitator yang bertugas membrikan kemudahan belajar kepada peserta didik. Peserta didik terlibat secara akif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan pengarahan dan bimbingan serta mengatur jalannya proses pembelajaran.17

Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa, pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang menyenagkan bagi peserta didik, membuat peserta didik aktif dalam prose belajar.

3. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif

Dalam panduan pembelajaran model Active Learning In School, ada beberapa cirri-ciri dari pembelajaran aktif, yaitu :

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. b. Pembelajaran berkaitan dengan kehidupan nyata.

c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.

d. Pembelajaran melayani anak yang memilliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.

e. Pembelajaran mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan peserta didik dan guru.

f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar.

g. Pembelajaran berpusat pada anak.

17

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014 ), h. 324

(11)

h. Penataan lingkungan belajar memudahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.

i. Guru memantau proses belajar peserta didik.

j. Guru memberikan umpan balik kerja peserta didik.18

Dari paparan diatas dapat penulis tekankan bahwa dalam pembelajaran tidak terlepas dari tujuan, perencanaan, implementasi dan evaluasi pembelajaran.

4. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Menurut Bonwell, pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik, yaitu:

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan kepada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik yang dibahas. Peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi.

b. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap yang berkenaan dengan materi.

c. Peserta didik lebih dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.

d. Umpan balik akan cepat terjadi dalam proses pembelajaran.

Suatu studi yang dilakukan oleh Thomas menunjukkan bahwa setelah 10 menit pembelajaran, peserta didik cenderung kehilangan

18

Hamzah, B. Uno, Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011 ), h. 75-76

(12)

konsentrasi untuk mendengarkan penjelasan pembelajaran. Hal ini tentu saja tidak akan efektif. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal ini dapat dihindari, belajar dapat mengurangi kebosanan, bahkan akan menimbulkan minat belajar pada peserta didik dan akhirnya tujuan pembelajaran akan tercapai.19

5. Prinsip Pembelajaran Aktif

Hamdani mengatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran aktif adalah:

a. Prinsip motivasi. b. Prinsip latar konteks c. Prinsip terarah.

d. Prinsip hubungan sosial. e. Prinsip belajar sambil bekerja. f. Prinsip menemukan.

g. Prinsip pemecahan masalah.

Pada hakikatnya, peserta idik telah memiliki potensi dalam dirinya. Guru harus memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari dan menemukan informasi sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya diperhatika prinsip-prinsip pembelajaran aktif, prinsip ini dapat dilaksanakan dan mendorong peserta didik dalam belajar.20

19

Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 52-53

20

(13)

6. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembelajaran Aktif

Dalam menerapkan pembelajaran aktif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran tercapai sebagaimana mestinya, diantaranya :

a. Tujuan pembelajaran aktif harus ditegaskan dengan jelas.

Tujuan pembelajaran aktif adalah untuk mengembangkan kemampuan analitis dan kapasistas peserta didik untuk menggunakan kemampuan pada materi-materi pembelajaran yang diberikan. Pembelajaran aktif memiliki konsekuensi pada peserta didik agar mempunyai persiapan saat berada diluar jam pembelajaran.

b. Peserta didik harus diberitahu tentang apa yang akan dilakukan.

Pada awal pembelajaran, guru harus memberitahu apa yang harus dilakukan sehingga peserta didik mengerti apa yang diharapkan dari proses pembelajaran.

c. Memberikan pengarahan yang jelas pada siswa.

Setiap cara atau teknik dalam pembelajaran aktif memerlukan persiapan yang berbeda tingkatan kemudahannya begitu juga dalam pelaksanaannya, jadi perlu dipertimbangkan cara yang akan digunakan.21

7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Aktif Kelebihan dari pembelajaran aktif adalah :

21

(14)

a. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi.

b. Melibatkan mental, intelektual dan emosional peserta didik.

c. Adanya partisipasi peserta didik sehingga mampu mengubah tingkah lakunya.

d. Dapat memperbanyak aktivitas peserta didik dalam mengakses informasi.

e. Dapat mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar peserta didik.

f. Melibatkan peserta didik dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka kerjakan.

Sedangkan kekurangan dar pembelajaran akif adalah :

a. Inovasi guru sangat dibutuhkan dalam pembelajaran aktif, apabila tidak maka pembelajaran aktif tidak dapat berjalan dengan baik.

b. Kreasi ataupun kreatifitas harus dilakukan, karena pembelajaran aktif senantiasa maju dan berkesinambungan.22

C. Metode Index Card Match 1. Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa Latin meta yang berarti “melalui”, dan

hodos yang berarti “jalan ke” atau “cara ke”. Dalam bahasa Arab, metode

disebut tariqoh artinya “jalan”, ”cara”, ”sistem” atau “ketertiban” dalam

22

(15)

mengerjakan sesuatu. Sebagai suatu istilah, metode berarti suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita.23

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ada atau yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadinya suatu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Secara umum, metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.24

Salah satu usaha yang tidak pernah tinggal oleh seorang guru adalah bagaimana memahami metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil dalam bagian bagia keberhasilan pembelajaran. Dari analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode, yaitu :

a. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya. Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode. Menurut Sardiman motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya jika ada rangsangan dari luar. oleh karena itu metode berfungsi sebgai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar peserta didik.

b. Metode Sebagai Strategi Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran anak tidak bisa semuanya mampu untuk berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Daya serap

23

Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam jilid 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h.180

24

(16)

terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang d ada yang lambat. Terhadap perbedaan daya serap anak didik, memerlukan strategi yang tepat. metode adalah salah satunya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar dengan efktif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

c. Metode Sabagai Alat Bantu Dalam Mencapai Tujuan

Tujuan adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan adalah pedoman yang member arah kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa. Proses pembelajaran yang tidak mempunyai tujuan sama halnya dengan perbuatan yang sia-sia, sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode, guru akan mencapai tujuan dari pembelajaran. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.25

Dalam penentuan metode dalam proses pembelajaran, diantaranya :

25

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 ), h. 72-75

(17)

a. Nilai Strategi Metode

Kegiatan pembelajaran adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan peserta didik, ketika guru menyampaikan materi. Materi pembelajaran yang guru berikan akan kurang tepat apabila penyampaian strategi kurang tepat. disinilah kehadiran dari metode menempati posisi yang penting dalam penyampaian materi.

Materi yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersuli guru dalam mencapai tujuan. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi peserta didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang tepat dengan materi dan tidak sesuai dengan tujuan.

b. Efektivitas Penggunaan Metode

Ketika peserta didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika itulah guru mempertanyakan factor penyebab dan berusaha mencari jawabannya. Dari tersebut, bisa jadi penyebabnya adalah faktor metode karena efektivitas penggunaan metode patut dipertanyakan. Penggunaan metod yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen-komponen pembelajaran. c. Pentingnya Pemilihan Metode dan Penentuan Metode

(18)

Titik yang harus dicapai dala proses pembelajaran adalah tujuan. Apapun yang termasuk perangkat pembelajaran dituntut secara mutlak untuk dapat menunjang tercapainya tujuan. Pemilihan dan penentuan metode didasari adanya metode yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan. Misalnya, tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat menuliskan ayat, maka guru tidak bisa menggunakan metode ceramah tetapi metode latihan.

Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pentuan metode, adalah :

a. Peserta didik

Peserta didik adalah manusia yang dalam pendidikan. Disekolah guru berkewajiban untuk mendidiknya. Diruang kelas guru akan berhadapan dengan peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda dan status social yang berbeda. Semua perilaku peserta didik akan mewarnai suasana kelas. Perbedaan individual peserta didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis, akan mempengaruhi pemilihan dan penetuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap proses pembelajaran. Metode yang dipilih oleh guru harus sejalan dengan kemampuan peserta didik.

(19)

c. Situasi

Situasi yang guru ciptakan tidaklah sama setiap harinya. Pada suatu waktu, guru ingin menciptakan situasi belajar di alam terbuka. di lain waktu, sesuai dengan materi dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru memciptakan lingkungan belajar anak dengan berkelompok, bisa guru menggunakan metode problem solving.

d. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penetuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar peserta didik disekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran.

e. Guru

Latar belakang pendidikan guru akan mempengaruhi kompetensi, kurangnya penguasaan metode akan menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan. Kepribadian, latar belakang dan pengalaman belajar guru dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode dalam pembelajaran.26

2. Index Card Match

a. Pengertian index card match

Index card match adalah metode yang dikembangkan untuk

menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri

26

(20)

sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun menguasai keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.27

b. Tujuan index card match

Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Metode harus mendukung ke mana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bias menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.

Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode dapat merupakan data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.

Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa pada intinya metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, mengembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima sehingga

27

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h. 81.

(21)

materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik. Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana dijumpai dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.

Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotor, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda.

c. Manfaat index card match

Manfaat yang bisa didapat ketika menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan metode index card match adalah guru dapat menciptakan suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling membutuhkan, inilah yang dimaksud positive interdepence atau saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif ini dapat dicapai melalui ketergantungan tujuan, ketergantungan tugas, ketergantungan sumber belajar, ketergantungan peranan dan ketergantungan hadiah.

d. Prinsip-prinsip metode index card match

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru menerapkan index card match adala sebagai berikut:

(22)

a) Memahami sifat peserta didik Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir krisis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangan kedua sifat tersebut.

b) Mengenal peserta didik secara perorangan Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan garis tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda dengan kecepatan belajrnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).

c) Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar. Peserta didik selaim alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran. d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu

memecahkan masalah Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisi masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah, dan kreatif untuk

(23)

melahirkan alternatif pemecahan masalah. Jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya. e) Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang

menarik. Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam index card match. Hasil pekerjaan peserta didik sebiknya dipajang di dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja labih baik dan menimbulkn inspirasi bagai peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi pelajaran yang lain.

f) Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain.

g) Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik.

h) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan

Kegiatan Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antar guru dengan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus

(24)

dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan motivasi.

Dari uraian tentang indikasi dan prinsip-prinsip penerapan index card match(pembelajaran aktif, inovatif , kreatif dan menyenangkan) tersebut dapat digarisbawahi bahwa secara praktis tingkat keberhasilan pembelajaran dapat diketahui melalui uji coaba yang berulang-ulang dari seorang pendidik, sekaligus perlu terus dilakukan evaluasi proses dari tahap ketahap.28

e. Ciri-ciri index card match

Index card match merupakan model yang digunakan pembelajaran

aktif dengan jalan meninjau ulang materi dengan ciri-ciri: a) Metode ini menggunakan kartu

b) Kartu dibagi menjadi dua yang berisi satu pertanyaan dan satu untuk jawaban

c) Metode ini dilakukan secara berpasangan

d) Setiap pasanagan membacakan pertanyaan dan jawaban

Metode mencari pasangan kartu ini sangat menyenangkan, bisa digunakan untuk mengulang pelajaran sebelumnya dan juga bisa pada materi baru. Dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah punya bekal pengetahuan.

28

(25)

Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi atau pun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa.29

Pembelajaran Index Card Match adalah merupakan jenis pembelajaran aktif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Index Card Match dalam proses belajar mengajar melibatkan lebih banyak

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut dimana siswa yang lebih aktif dari pada gurunya.

Dengan digunakannya model pembelajaran dalam mengajar, maka guru akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.

3. Langkah-langkah Index Card Match

Siswa harus terlibat aktif mulai dari membaca materi, mempelajari, merangkum, membuat pertanyaan, mendiskusikan materi, berlatih memprediksi pengembangan materi dan membuat kesimpulan. Langkah –

29

Silberman, Melvin L, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 1996)h. 249-250

(26)

langkah yang dilakukan dalam menggunakan model ini adalah sebagai berikut :

a. Pada awal penerapan pembelajaran dengan memakai model ini guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu tentang metode pembelajaran dan menjelaskan tujuan.

b. Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan sedikit ulasan tentang materi yang akan dibahas.

c. Guru membuat potongan-potongan kertas yang berisi soal yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.

d. Guru membagi peserta didik menjadi dua kelompok. e. Guru membagikan kertas tersebut kepada sebagian siswa.

f. Guru menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

g. Guru meminta siswa untuk mengoco semua kertas, sehingga akan tercampur antara soal yang dianggap mudah dan sulit.

h. Guru memberi setiap siswa satu kertas. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian siswa akan mendapatkan soal.

i. Guru meminta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Dalam menemukan pasangan, siswa memilih sendiri dengan arahan guru. Jika

(27)

ada yang sudah menemukan pasangan, guru meminta mereka untuk duduk berdekatan. Akhiri proses ini dengan membuat kesimpulan. 30 4. Kelebihan dan Kekurangan Index Card Match

Kelebihan Index Card Match adalah : a. Pembelajaran akan menarik bagi siswa. b. Meningkatkan kerjasama antara siswa.

c. Dengan pertanyaan yang diajukan akan mendorong siswa untuk mencari jawaban.

d. Menumbuhkan kreatifitas belajar siswa.

e. Peserta didik belajar untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam segala yang diberikan oleh guru.

f. Dapat memupuk rasa tanggung jawab, karena dari hasilhasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan di depan guru.

g. Mendorong peserta didik supaya berlomba-lomba untuk mencapai kesuksesan.

h. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan siswa.

i. Hasil belajar akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan dengan minat peserta didik.

j. Waktu yang digunakan tidak hanya sebatas jam-jam pelajaran di sekolah.

30

(28)

Kekurangan Index Card Match adalah :

a. Tulisan yang ada pada kartu adakalanya tidak sesuai dengan kartu yang ada.

b. Kurang memadukan materi dengan kebutuhan siswa.

c. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh. d. Pada kelas yang banyak jumlah sisanya, penerapan metode ini akan

banyak menyita waktu, sehingga membutuhkan pembagian waktu yang tepat.

e. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gaya lama, maka akan membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu.

f. Ada kritik, bahwa proses dalam metode ini terlalu berkesan hanya sebuah permainan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari index card match adalah dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik dan mendorong peserta didik agar bisa berinisiatif dalam proses pembelajaran. Sedangkan kekurangannya adalah menyita waktu dan peserta didik harus memiliki jiwa yang berani dalam proses pembelajaran. D. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, penulis mengambil beberapa hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang peneliti rumuskan. Hal ini dilakukan dengan tujuan dapat mengambil informasi dari penelitian sebelumnya sebagai salah satu referensi dan sebagai penyempurnaan

(29)

penelitian sebelumnya. Maka diambil 2 referensi hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan rumusan permasalahan yang akan diteliti.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain tahun 2015 dengan judul ”Penggunaan Metode Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan dalam Pembelajaran PAI Siswa Kelas IV SD 04 Solok”. Penelitian ini bertujuan: mendeskripsikan proses pembelajaran, keaktifan dalam pembelajaran PAI. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi metode index card match, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di kelas IV.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maulia dengan judul “Implementasi Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Siswa Belajar Akutansi Di Kelas X SMK 1 Solok Tahun 2015. Pada siklus I kurang mencapai standar minimal yang diharapkan, yaitu hanya sekitar 38,89%, sehingga perlu dilakukan siklus lanjutan (siklus II). Pada siklus II siswa lebih aktif aktif terhadap materi pembelajaran. Ini dibuktikan dengan bertambahnya siswa yang masuk kriteria cukup (dari 8 siswa meningkat menjadi 10 siswa), bertambahnya siswa yang masuk kriteria baik (dari 3 siswa meningkat menjadi 14 siswa), serta bertambahnya siswa yang masuk kriteria sangat baik (dari 3 siswa menjadi 12 siswa). Ini berarti mencapai hasil yang diharapkan yaitu

(30)

ketuntasan aktivitas siswa dalam belajar pada siklus II telah mencapai 100%(36 siswa).

Dari dua skripsi di atas yang membedakan antara skripsi peneliti dengan skripsi tersebut adalah obyek dan metode penelitiannya. Pada skripsi yang pertama membahas tentang penggunaan metode index card

match dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

menggunakan metode penelitian kualitatif. Kemudian skripsi yang kedua membahas implementasi metode pembelajaran tipe index card match untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika peserta didik dengan menggunakan metode penelitian kuantitaif. Sedangkan peneliti lebih membahas tentang implementasi metode pembelajaran aktif tipe Index Card

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulakan dari paparan diatas bahwa tujuan dari pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan strategi variasi gaya mengajar teknologis dan

2.Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Teknologi dapat mempermudah pekerjaan. Contohnya, pekerjaan cepat selesai dan hasil yang meningkat. Teknologi adalah

Berdasar Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada ke lima sampel ayam bakar yang diambil di lima rumah makan Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh menunjukkan

menyajikan  agregat  data  dasar  penduduk  yang  diperoleh  dari  pelaksanaan 

Aktifitas proses bisnis (lihat Gambar 2)dimulai dengan login oleh asisten dimana asisten bertanggung jawab atas manajemen data diantaranya mengupload modul, tugas serta

Untuk menjawab masalah pokok penelitian, maka disusun pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana menentukan lokasi prioritas pembangunan jaringan serat optik

Kemudian untuk mahasiswa memandang seks merupakan hal yang biasa menyatakan bahwa 246 mahasiswa (79%) memandang kurang tertarik dengan seksualitas dan 252 mahasiswa