• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank

Bank memiliki banyak definisi dan pengertian dari berbagai para ahli maupun berdasarkan Undang-Undang yang ditetapkan. Pada dasarnya pengertian bank tersebut memiliki arah dan tujuan yang sama. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan dan berhubungan dengan uang, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang dan masalah keuangan yang dihadapi, baik perorangan, kelompok, maupun badan usaha. Aktivitas perbankan sangat erat kaitannya dengan masyarakat sebab pada umumnya, bank merupakan salah satu unit dalam pelayanan masyarakat yang berguna untuk menunjang kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Menurut Malayu (2011 : 2), bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial aset) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Bank juga pencipta uang yang dimaksudkan bahwa bank menciptakan uang giral dan mengedarkan uang kartal.

(2)

Menurut Verryn Stuart (dalam Abdullah dan Tantri, 2012 : 2) menyebutkan “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar dan tempat uang giral. Menurut Abdurahman (dalam Abdullah dan Tantri, 2012 : 2), bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan dan lain-lain”.

Menurut Supriyono (2010 : 1), “Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya sama seperti perusahaan lainnya, yaitu tujuannya mencari keuntungan”. Bank yang dikatakan sebagai lembaga keuangan merupakan intermediaries bagi masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Intermediaries dimaksudkan sebagai tempat dimana dana dari masyarakat yang berlebih dikelola kembali oleh pihak intermediaries untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada yang membutuhkan dana.

2.2. Fungsi Bank

Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai uang lebih, kemudian dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan bank menyalurkan kredit dalam menyelesaikan permasalahan keuangan yang dialami perorangan maupun badan usaha. Secara lebih spesifik

(3)

fungsi bank menurut Susilo, Triandaru, dan Budisantoso (1999 : 6) adalah sebagai berikut :

a. Agent of Trust

Hal yang paling penting di dunia perbankan untuk menarik nasabah adalah kepercayaan atau dengan kata lain adalah Trust. Bank memberikan kepercayaan dan jaminan kepada masyarakat yang menabung sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman untuk menyimpan dananya ke bank tersebut. Bank dipercaya oleh masyarakat sekiranya dapat menjaga dan memelihara dana-dana masyarakat yang telah disetorkan. Selain itu, bank juga harus memberikan pelayanan dan kepuasan bagi nasabah atau masyarakat. Seperti halnya antara pihak bank dan para debitur atau peminjam dana, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak bank percaya kepada debitur tersebut. Oleh karena itu, debitur atau peminjam dana harus dapat mengelola dana yang diberikan oleh bank dengan sebaik mungkin.

b. Agent of Developtment

Agent of Development berkaitan dengan sektor moneter dengan sektor riil. Antara sektor moneter dan sektor riil yang terdapat dalam masyarakat keduanya tidak dapat dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak akan berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan baik pula. Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat dibutuhkan untuk

(4)

kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil. Dengan kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat mempunyai keinginan untuk investasi, distribusi, dan jasa komunikasi barang dan jasa, mengingat semua kegunaan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services

Agent of Services merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank dan pada umumnya setiap bank memiliki cara tersendiri. Tidak hanya melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bank dan sangat berhubungan dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum, jasa-jasa ini antara lain dapat berupa pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa penitipan barang berharga dan lain-lain. 2.3. Klasifikasi Jenis Bank

Klasifikasi bank menurut Irsyad (2010 : 30-34) dibagi atas beberapa jenis bank antara lain:

2.3.1. Jenis Bank Menurut Kegiatannya

Jenis bank menurut kegiatannya dapat dibagi atas dua jenis sesudah berlaku UU No. 7 Tahun 1992 antara lain:

(5)

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.3.2. Jenis Bank Menurut Target Pasar

Bedasarkan target pasar, bank-bank yang ada dibagi antara lain : a. Corporate bank

Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi. Tetapi tidak berarti semua nasabah wajib berbentuk perusahaan.

b. Retail bank

Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah kecil. Secara kuantitas, institusi retail bank relatif lebih banyak dibandingkan corporate bank.

c. Retail corporate bank

Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok retail dan juga perusahaan-perusahaan besar. Jenis bank ini

(6)

memberikan pelayanan kepada semua jenis nasabah baik nasabah besar maupun nasabah kecil.

2.3.3. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya

Bank menurut kepemilikannya dapat dilihat dari penguasaan saham dan akta pendirian bank. Oleh karena itu bank-bank dapat dibagi antara lain :

a. Bank milik pemerintah, adalah jenis bank yang akta pendirian dan modal bank tersebut merupakan milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah seperti BNI46, BRI, BTN.

b. Bank milik pemerintah daerah, adalah jenis bank yang pemiliknya adalah pemerintah daerah di daerah tertentu seperti BPD DKI Jakarta, BPD Sumatera Utara, dan lain-lain.

c. Bank milik koperasi, adalah jenis bank yang saham-sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hukum koperasi seperti Bank Umum Koperasi Indonesia.

d. Bank milik swasta nasional, adalah jenis bank yang seluruh atau sebagian bank tersebut dimiliki swasta nasional karena akta pendiriannya dilakukan oleh pihak swasta seperti Bank Muamalat, Bank International Indonesia, Bank Niaga, dan lain-lain.

e. Bank milik asing, adalah jenis bank milik swasta asing atau milik pemerintah asing yang beroperasi di Indonesia. Bank ini biasanya

(7)

merupakan cabang dari bank induknya yang ada di luar negeri seperti CitiBank, Standard Chartered, dan lain-lain.

f. Bank milik campuran, adalah jenis bank dimana sahamnya kebanyakan dimiliki oleh pihak swasta nasional dan sisanya dimiliki oleh asing seperti Sanwa Indonesia Bank, Mitsubishi Buana Bank, dan lain-lain.

2.3.4. Jenis Bank Menurut Status atau Kedudukannya

Jenis bank ini dibagi bedasarkan ukuran kemampuan bank dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dari segi jumlah produk, modal, dan kualitas pelayanan. Berdasarkan status atau kedudukannya bank dibagi atas:

a. Bank devisa

Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing. Jasa-jasa diberikan oleh bank devisa ini adalah melakukan transfer ke luar negeri, mengeluarkan traveler cheque, inkaso ke luar negeri, pembukuan dan pembayaran letter of credit untuk perdagangan ke luar negeri (ekspor-impor ) dan lain-lain.

b. Bank non devisa

Bank non devisa adalah bank yang belum mempunyai izin dalam melaksanakan transaksi ke luar negeri. Bank ini melalukan aktivitas yang lebih terbatas dibandingkan bank devisa. Keterbatasan tersebut mencakup produk yang ditawarkan dan luas geografis.

(8)

Bank menurut prinsip operasinya terbagi atas dua antara lain: a. Bank berdasarkan prinsip konvensional

Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank-bank yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based dalam mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Hingga saat ini bank konvensional masih lebih banyak dibandingkan bank-bank lainnya. b. Bank berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam. Dalam operasinya, bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan dengan bunga tanpa bunga.

2.4 Minat Siswa

Secara garis besar minat merupakan kemauan dari dalam diri untuk melakukan suatu hal yang dianggap menarik. Menurut Romlah (2010 : 73), kemauan hanya dimiliki oleh manusia, karena itu berhasil dan tidaknya suatu pekerjaan atau tujuan tertentu akan dapat tercapai tergantung pada kemauan seseorang. Secara tidak langsung adanya kemauan berarti adanya usaha untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan dan tujuan yang diharapakan. Dengan demikian, kemauan merupakan suatu usaha yang sungguh-sungguh karena adanya

(9)

kebutuhan dan dilakukan dengan penuh kesadaran, sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

Menurut Purwanto (1990 : 65-66), The will to live yang sering kali dikatakan sebagai motif pokok dari semua makhluk merupakan kemauan untuk hidup dalam hubungan yang aktif dengan lingkungannya. Motif tersebut tidak terutama diarahkan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan organis dan mendapat kehidupan yang tidak disangka-sangka, tetapi diarahkan kepada objek-objek dan orang-orang lain, sehingga dalam kenyataannya motif mempergunakan lingkungan. Dari arahan yang dilakukan seseorang lama-lama mengakibatkan timbulnya minat terhadap sesuatu.

Sedangkan minat menurut Suryabrata (1988 : 109) adalah “kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek”. Kecenderungan tersebut merupakan keinginan yang terarah pada suatu tujuan atau objek yang jelas. Dengan kata lain, minat siswa berkaitan dengan dorongan yang datang dari dalam diri siswa. Dimana dorongan tersebut mengakibatkan siswa memenuhi tujuan yang diarahkan pada satu objek dengan penuh kesadaran dan didukung oleh tekanan emosional sehingga pengarahan tersebut bersifat selektif.

Lain halnya menurut Rachman (1983 : 1) dalam penelitiannya mengenai Minat Baca Murid Sekolah Dasar di Jawa Timur, minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena perwujudannya yang menggejala pada perilaku sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kewajiban. Akibat dari keunikan dan kekompleksan minat tersebut, banyak para ahli melakukan penelitian yang

(10)

berupaya untuk memahami kondisi lingkungan dan kejiwaan yang diperlihatkan manusia dalam merespon sesuatu yang dihadapinya atau disekitarnya. Atas dasar respon yang tersebut maka minat dapat ditangkap, diamati, dan diukur.

Proses timbulnya minat di dalam suatu aktivitas adalah, mula-mula siswa mempunyai perhatian terhadap adanya sesuatu sehingga menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas tersebut. Keterlibatan tersebut kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada sehingga terwujudlah minat. Secara skematis proses terbentuknya minat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Minat 2.5 Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan / atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu ( Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998). Sedangkan tabungan menurut Bastian dan Suhardjono (2006 : 73) merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat sehingga dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang jangka pendek.

Menurut Supriyono (2010 : 24), tabungan adalah satu bentuk simpanan (funding) yang dananya disimpan pada suatu rekening. Pemilik tabungan dapat

Minat Keterlibatan

(11)

menarik dananya baik tunai maupun non tunai (pindah buku atau transfer ke bank lain) melaui mesin ATM atau teller. Tabungan dapat dibuka oleh kalangan ibu rumah tangga, karyawan, siswa sekolah, mahasiswa, pengusaha, dan lain-lain.

Menurut Darmawi (2011 : 46), tabungan adalah simpanan masyarakat pada bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui buku tabungan atau melalui ATM. Oleh karena itu, tabungan merupakan sumber dana yang cukup besar dan merupakan sumber dana yang stabil bagi bank karena penarikannya dan penyetorannya hampir sebanding.

Lain halnya, menurut Veithzal, Sofyan, Saworno, dan Arifiandy (2012 : 174) dalam bukunya Commercial Bank Management (Manajemen Perbankan dari teori ke praktik), tabungan dikatakan sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan sehingga disebut pula dana yang labil yang sewaktu-waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah, walaupun frekuensi pengambilannya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan giro. Sebagai akibatnya, dana tabungan tersebut mengendap di bank dalam waktu yang relatif lebih lama dari dana giro.

Cara dan sifat tabungan menurut Malayu (2011 : 70) antara lain:

1. Menabung pada box, celengan, brankas, dan lain-lain. Sifatnya nonproduktif (hoarding), artinya tidak menambah penghasilan penabungnya. Cara tabungan seperti ini dilakukan oleh pemilik dana yang tidak mengetahui adanya sarana menabung yang produktif atau tidak adanya kepercayaan pada sistem perbankan karena banyaknya bank yang dilikuidasi.

(12)

2. Menabung pada perbankan, seperti pada giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Sifatnya efektif produktif, artinya pemilik dana akan menerima bunga atas tabungannya sehingga menambah penghasilan bagi penabung. Tabungan seperti ini menambah penawaran modal dari bank.

Menabung memiliki tujuan, antara lain:

1) Memberikan efisiensi dalam pengeluaran (berhemat). 2) Mengatur keuangan dengan baik dan terarah.

3) Mengumpulkan dana untuk keperluan masa depan.

4) Menyukseskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara. Menabung memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1) Memenuhi kebutuhan yang mendesak. 2) Memenuhi biaya berbagai macam keperluan. 3) Memenuhi kebutuhan yang akan datang. Sarana Penarikan Tabungan, antara lain:

a. Buku Tabungan b. Slip penarikan

c. Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

d. Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll).

Faktor-faktor Tingkat Tabungan antara lain :

(13)

b) Tinggi rendahnya suku bunga bank.

c) Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tabungan, antara lain:

a) Sebelum menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut.

b) Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang (floating rate).

c) Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate).

d) Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

Jenis tabungan yang dilakukan oleh Bank

Saat ini setiap bank melakukan penghimpunan dana melalui tabungan, dengan cara mengkombinasikan antara tabungan dengan kebutuhan-kebutuhan lain manusia terhadap jasa uang. Misalnya, suatu bank membuat produk jasa tabungan untuk nasabah dengan status sebagai karyawan, ingin menyimpan dana untuk persiapan dalam menjamin kehidupannya. Selain ini, bank juga memberikan beberapa jenis tabungan kepada siswa-siswa sekolah. Produk tabungan siswa ini untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada siswa. Jenis tabungan yang ada di masyarakat sejak liberalisasi perbankan, antara lain:

(14)

Tabanas adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan. Tabanas merupakan suatu bentuk tabungan yang pada prinsipnya bersifat bebas.

Tabanas terdiri dari:

1) Tabanas umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan yang dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.

2) Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka (Tappelpram), yaitu tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka.

3) Tabungan Pegawai, yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan di lingkungan departemen/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta yang pelaksanaan penyetorannya dilakukan secara kolektif.

4) Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH), yaitu setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk setiap musim haji yang bersangkutan. Besarnya ONH setoran-setoran di muka berdasarkan prinsip diskonto untuk setiap musim haji, ditetapkan pertama kalinya dengan Keppres tahun 1969. Suatu bank mengamati potensi pasar bahwa banyak masyarakat yang berkeinginan menjalankan ibadah haji, oleh karena itu bank memberikan produk jasa tabungan untuk menunaikan ibadah haji berupa tabungan Ongkos Naik Haji (ONH).

(15)

b. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska), yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa, yang untuk pertama kalinya diatur pada tahun 1971. Pada jenis tabungan ini terdapat ketentuan bahwa nasabah menabung dalam batas waktu tertentu dengan besarnya tabungan setiap periode telah ditentukan batas minimal menabung. Ketentuan lain walaupun angsuran belum terpenuhi seluruhnya, nilai tabungan dapat dibayar sepenuhnya kepada penabung apabila mendadak meninggal dunia.

c. Tabungan lainnya, yaitu tabungan selain Tabanas dan Taska, seperti misalnya tabungan dari pegawai bank sendiri yang bukan tabanas ataupun taska atau tabungan masyarakat pada bank-bank lain yang bukan penyelenggara Tabanas dan Taska.

Beberapa jenis produk tabungan yang dikhususkan kepada siswa-siswa yang diperoleh dari Biro Riset Infobank antara lain:

a. BII Super kidz, yaitu layanan tabungan yang dikhususkan untuk siswa-siswa. Terdapatnya mobil keliling atau bus untuk memfasilitasi komunikasi antara Bank International Indonesia (BII) dengan siswa-siswa. Pelayanan ini bertujuan untuk mengedukasi siswa-siswa dalam memahami manfaat dan pentingnya arti menabung.

b. Tabungan Britama Junio, yaitu layanan tabungan yang dibuat oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang ditujukan secara khusus untuk para siswa sekolah TK, SD, SMP, dan SMA. Pengemasan dan pemasaran produk tabungan ini lebih melibatkan siswa-siswa dilengkapi berbagai fasilitas

(16)

kemudahan dan tentunya fasilitas yang sangat menarik bagi kelompok siswa. Produk tabungan ini mengajarkan dan memperkenalkan kepada siswa pentingnya arti menabung.

c. Tabungan Junior, yaitu layanan tabungan dari Bank CIMB Niaga yang menawarkan beberapa keuntungan, seperti gratis biaya administrasi bulanan, gratis biaya-biaya kartu debit, gratis perlindungan asuransi jiwa karena kecelakaan dan beragam keuntungan lain.

d. Tabungan Junior Panin, yaitu layanan tabungan yang diberikan panin bank kepada siswa-siswa. Produk tabungan ini didesain khusus untuk menarik siswa-siswa.

e. Permata Bintang, yaitu layanan tabungan yang diberikan Permata Bank. Produk tabungan ini memberikan pengalaman lebih seru menabung dan bermain serta beragam keuntungan.

f. BNI Taplus Muda dari Bank Negara Indonesia (BNI), yaitu layanan tabungan yang memberikan kesempatan bagus kepada siswa untuk belajar melakukan transaksi sendiri di ATM, belanja, BNI SMS Banking, serta di teller dengan pengawasan orang tua. Sebagai produk simpanan dalam bentuk tabungan yang merupakan turunan dari BNI Taplus dan diperuntukkan bagi kaum muda ini dimulai dari 15 sampai dengan 25 tahun.

g. Mighty Savers dari Bank Oversea Chinese Banking Corporation Nilai Inti Sari Penyimpan (OCBC NISP), yaitu layanan tabungan untuk siswa

(17)

jagoan nabung dengan ragam program melalui kartu sticker dan badges (pin).

h. Tabungan BTN Junior dari Bank BTN, layanan tabungan yang membatasi usia maksimal adalah 12 tahun. Hal ini berbeda dengan bank lain yang membolehkan tabungan siswa sampai usia 17 tahun.

i. Mega Perdana dari Bank Mega, yaitu layanan tabungan dengan desain karakter yang unik dan menarik di buku tabungan dan ATM sehingga cocok menjadi tabungan yang pertama bagi siswa-siswa dan remaja. j. Tabunganku dari Bank Central Asia (BCA), adalah tabungan yang

dikhususkan untuk siswa TK, SD, SMP, SMA.

k. Tabunganku dari Bank Mandiri, adalah layanan tabungan yang diberikan bank Mandiri untuk perorangan dari setiap warga negara Indonesia baik orang dewasa maupun siswa-siswa.

Setiap jenis produk tabungan mempunyai syarat-syarat dan karekteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Bentuk rekening tabungan terdiri dari rekening perorangan, rekening tunggal dan rekening atas nama badan usaha. Jenis tabungan untuk siswa-siswa sekolah juga memberikan keuntungan dan kelebihan dari masing-masing bank. Jenis tabungan siswa sekolah yang diatas hanya beberapa, masih banyak bank yang mengeluarkan produk tabungan untuk menarik minat siswa-siswa sekolah. Disamping jenis-jenis tabungan, tabungan juga harus mengikuti proses perhitungan bunga. Berikut ini metode perhitungan bunga

(www.bi.go.id) antara lain:

(18)

Cara menghitung bunga ini, bunga yang diperoleh dalam satu bulan tergantung dari jumlah saldo terendah.

b) Bunga saldo rata-rata

Bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bunga berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah harian dalam bulan tersebut.

c) Bunga saldo harian

Bunga dihitung berdasarkan pada saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.

Ada dua persoalan dalam tabungan siswa sekolah, yaitu:

a. Kesanggupan Menabung (Ability to save), adalah kemampuan siswa sekolah untuk mengerahkan uang jajan ke dalam tabungan. Hal ini terutama tergantung kepada tingkat pendapatan atau jajan yang diberikan oleh orang tua. Dengan demikian kesanggupan menabung disebut juga sebagai tingkat tabungan potensil.

b. Kemauan Menabung (Willingness to save), adalah besarnya tabungan yang sebenarnya diciptakan siswa sekolah. Dengan demikian, kemauan untuk menabung merupakan tingkat keinginan yang datang dari diri sendiri untuk menyisihkan sebagian uang yang dimiliki untuk ditabung. 2.6. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung

(19)

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menabung dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang peneliti gunakan dalam penelitian-penelitian ini adalah :

1. Lokasi Bank

Lokasi Bank adalah jejaring (net-working) dimana produk dan jasa bank disediakan dan dapat dimanfaatkan oleh nasabah (Wahjono, 2010 : 125).

2. Pelayanan

Pelayanan adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah (Ibid, 2010 : 177).

3. Promosi

Promosi adalah kegiatan memberitahukan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang keberadaan produk, kemanfaatan, keunggulan, atribut-atribut yang dimiliki, harga, di mana dan cara memperolehnya (Ibid, 2010 : 133).

2.7 Budaya Menabung di Kalangan Siswa

Budaya menabung di kalangan siswa-siswa di Indonesia saat ini masih rendah. Bank Indonesia (BI) mencatat, minat menabung masyarakat di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sebesar 54,05% dari 37 juta penduduk yang menabung di bank (koran-sindo.com). Banyak siswa-siswa sekolah memiliki uang jajan yang banyak , gadget yang lebih dari satu, dan gemar berbelanja tetapi tidak memiliki rekening tabungan. Hal ini mengakibatkan budaya menabung di kalangan siswa rendah.

(20)

Beberapa pemerintahan di berbagai wilayah di Indonesia telah melakukan kegiatan pelaksanaan Gerakan Siswa Menabung ke berbagai sekolah dari tingkat SD, SMP, dan SMA bersama Bank Indonesia. Program ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan nama program Ayo Menabung. Kerja sama pemerintah dan perbankan ini berguna untuk meningkatkan kesadaran siswa-siswa untuk menabung dan memikirkan masa depan. Budaya menabung sejak dini sangat penting bagi mereka, terutama belajar untuk mengelola keuangan dengan baik. Oleh karena itu, budaya ini perlu untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan hingga masyarakat Indonesia terutama siswa-siswa sekolah menyadari pentingnya arti menabung.

2.8. Kerangka Konseptual

Menabung merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan setiap orang karena hasil tabungan tersebut dimanfaatkan dan digunakan untuk berbagai jenis kebutuhan yang mendesak maupun kebutuhan yang telah direncanakan. Tabungan yang dilakukan oleh siswa-siswa sekolah biasanya berguna untuk menunjang kehidupan di masa depan baik uang sekolah dalam menunjang pendidikan yang lebih tinggi maupun pembekalan di masa yang akan datang. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :

(21)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh:

a) Dita Pertiwi (2012) dengan judul penelitian Analisis Minat Menabung Masyarakat pada Bank Muamalat di Kota Kisaran. Data primer dikumpulkan dari responden yang terpilih yaitu masyarakat Kisaran yang menabung di Bank Muamalat Kota Kisaran dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) yang dijawab oleh 100 responden yang diambil secara acak. Data sekunder didapat dari pihak Bank Muamalat Indonesia, buku dan internet dan media lain. Hasil yang diperoleh bahwa faktor keyakinan merupakan faktor yang lebih dominan mendorong masyarakat untuk menabung di Bank Muamalat Kisaran.

Masa depan

Berjaga-jaga

Efisiensi konsumsi

Menaati anjuran orang tua

(22)

b) Rosman Mahmood, Rooswadi Abdullah, Wan Mohd Nazif, dan Wan Mohd Nori (1998) dengan judul Ciri-Ciri Kecenderungan Menabung di Kalangan Pelajar-Pelajar Sekolah Menengah : Satu Kajian Deskriptif di Negeri Kelantan. Kajian ini mencoba meneliti dan merumuskan faktor- faktor kecenderungan dari siswa-siswa dimana faktor yang dipilih adalah sikap dan tanggapan, kerjasama orang tua, pihak sekolah serta kesungguhan pihak institusi keuangan seperti bank dalam mengembangkan budaya menabung di kalangan generasi muda. Hasil penelitian ini adalah masih minimnya kesadaran menabung siswa-siswa di Negeri Kelantan.

c) Shanti Hermina Rangkuti (2009) dengan judul Pengaruh Sikap Konsumen terhadap Minat untuk Menabung Kembali pada PT.Bank Cimb Niaga,Tbk Cabang Bukit Barisan Medan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh keluarga, pengaruh kelompok kawan sebaya, informasi, pengalaman, dan kepribadian. Hasil penelitian adalah berdasarkan hasil uji T hitung pengaruh keluarga dan kepribadian mempengaruhi minat menabung konsumen. Sedangkan berdasarkan hasil uji F adalah variabel pengaruh keluarga, pengaruh kelompok kawan sebaya, informasi, pengalaman, dan kepribadian secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap minat konsumen untuk menabung kembali pada PT.Bank CIMB Niaga,Tbk.

(23)

d) Aiyub (2007) dengan judul penelitian Analisis Perilaku Masyarakat terhadap Keinginan Menabung dan Memperoleh Pembiayaan pada Bank Syariah di Nanggroe Aceh Darussalam. Hasil pembahasan penelitian terhadap potensi, preferensi, sikap dan perilaku masyarakat terhadap Bank Syariah di Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengetahui tentang sistem maupun produk perbankan syariah, sehingga keadaan ini memberikan nilai potensi yang kurang terhadap pengembangan Bank Syariah. e) Ahmad Abidin, Kiki Permatasari, Mifthahudin, Riza Ahmad Ghifari,

dan Dany Anyanto (2012) dengan judul penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa atau mahasiswi menabung di BMT Surya Kalibeber (studi kasus pada mahasiswa atau mahasiswi UNSIQ Wonosobo). Hasil penelitian fasilitias, lokasi, dan pelayanan secara signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk menabung.

f) Bayu Adi Pramono (2008) dengan judul penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam pengambilan keputusan menabung pada Bank Mandiri (studi pada Bank Mandiri Cabang Tanjung Perak Surabaya). Hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel kepercayaan masyarakat, tingkat bunga, pelayanan yang baik dan benar, promosi dan hadiah, dan lokasi dan keamanan secara bersama mempunyai pengaruh kepada keputusan menabung. Hubungan yang paling dominan adalah faktor pelayanan yang baik dan benar.

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Keunikan usaha yang dimiliki shot on film yaitu dari segi harga yang di tawarkan sangat terjangkau dan memiliki produk/merk kamera yang beragam selain beragam

supplier bahan logistik yang diperlukan oleh kontraktor. Berdasarkan harga supplier tersebut kepada proyek mengeluarkan alat dan bahan sesuai dengan kualitas yang akan

Ko Kalau kamu sudah tahu akibatnya jika kamu terus memiliki sikap temperamental dan akibatnya adalah akan merugikan kamu sendiri dan orang-orang yang ada di sekelilingmu

Konflik adalah perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain, prosesnya dimulai jika satu pihak merasa bahwa pihak lain

a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene. b) Potensi cacat mutu: kerusakan fisik karena kesalahan penanganan. c) Tujuan:

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMK Nurul Hikmah yang diperoleh melalui angket, wawancara, dan observasi di SMK Nurul Hikmah Bekasi menyatakan

Ini berarti bahwa usahatani padi sawah secara ekonomis tidak menguntungkan karena imbalan yang diterima petani atas kepemilikan lahannya tidak mampu memberikan

atau spora betina hanya menghasilkan satu megasporangium dan tumbuh menjadi gametofit betina. Kedua jenis sporocarp yaitu spora betina clan spora. Selanjutnya bibit yang