• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN  

IV.1 Pengolahan Data

IV.1.1 Alat Ukur Kuesioner

Data-data yang diperoleh dari kuesioner yang kembali telah diisi dengan lengkap dan benar oleh responden, selanjutnya dilakukan proses pengolahan data. Pengolahan data bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Salah satu metode pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statistic “product moment” Pearson. Dalam melakukan analisis data ada beberapa tahapan analisis yaitu sebagai berikut:

 Pertama, melakukan penyekoran terhadap data yang sudah masuk sebagai berikut, tiap-tiap pertanyaan terdiri dari satu sampai lima pilihan jawaban. Nilai satu berarti jawaban sangat tidak setuju dan nilai lima berarti jawaban sangat setuju atau memiliki fungsi yang paling efektif. Atas dasar itu setiap butir mempunyai nilai sebagai berikut:

Nilai 1 : sangat tidak setuju Nilai 2 : tidak setuju Nilai 3 : ragu-ragu Nilai 4 : setuju

Nilai 5 : sangat setuju

Kemudian masing-masing butir dijumlahkan skornya, dengan demikian setiap subyek mempunyai nilai untuk masing-masing butir mengenai kepemimpinan, kebijakan dan strategi, komitmen, manajemen sumber daya manusia (MSDM), manajemen sumber daya, manajemen proses, quality awareness, kerjasama, komunikasi, kapasitas untuk berubah dan pembelajaran. Hasil penyekoran atau tabulasi jawaban responden untuk masing-masing pertanyaaan pada perusahaan kontraktor kecil dapat dilihat pada lampiran B.  Kedua, data yang diperoleh dianalisis dengan metode statistic “product

moment” Pearson, dihitung nilai korelasi tiap-tiap butir pertanyaan terhadap skor total.

(2)

 Ketiga, untuk setiap variabel dicari persentase distribusinya, mean dan serta standar deviasinya.

 Keempat, melakukan pengujian kesahihan (validitas) butir terhadap pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner.

 Kelima, menguji keandalan (reliabilitas) kuesioner.

 Keenam, setelah diperoleh butir yang sahih dan andal dilakukan analisis korelasi product moment untuk melihat hubungan antara pervariable pertanyaan dengan teknik korelasi product moment Pearson.

IV.1.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

a. Validitas Survei

Tjokrowinoto (1981) menyatakan bahwa validitas merupakan suatu built in control mechanism didalam metode penelitian yang menggunakan instrumennya secara eksplisit seperti penilaian, survey, desain, eksperimental. Validitas mempersoalkan apakah instrument yang digunakan untuk mengukur suatu atribut, betul–betul mengukur atribut yang diukur. Dengan demikian validitas menunjukkan apakah instrument itu berguna atau tidak.

Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas suatu alat pengukur ialah dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total ialah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor butir. Korelasi antara skor butir dengan skor total haruslah signifikan. Bila sekiranya skor semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor total, maka dapat dikatakan alat pengukur mempunyai validitas. Validitas yang seperti ini disebut dengan validitas konstruk (construct validity). Bila alat pengukur telah mempunyai validitas konstruk berarti semua butir yang ada dalam alat pengukur itu mengukur konsep yang ingin diukur (Singarimbun, 1987).

Kuesioner yang baik memiliki dua ciri utama yang harus dipenuhi yaitu : Valid dan Reliabel. Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan

(3)

suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. Validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu diwawancara. Bila dalam menjawab pertanyaan reponden merasa bebas dan tanpa ada rasa takut maka data yang diperoleh akan valid dan reliabel. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dengan dasar pengambilan keputusannya: jika r positif, serta r  30 maka item pertanyaan tersebut valid namun jika r tidak positif, serta r  0,30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

Rumus korelasi product moment :

r =

 

 

 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n (Singarimbun, 1989) Dimana:

r = korelasi product moment

X = jumlah skor jawaban responden untuk keseluruhan intrument

Y = jumlah total skor jawaban

2 

X jumlah jawaban responden untuk keseluruhan yang dikuadratkan

2

Y = jumlah kuadrat total skor jawaban

XY =jumlah perkalian

b. Pengujian Reliabilitas Survei

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1989:140).

Realibilitas juga menunjukkan sejauhmana tingkat kekonsisten pengukuran dari suatu responden ke responden lain atau dengan kata lain sejauhmana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman

(4)

pertanyaan tersebut. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu :

Keterangan:

k = Banyaknya item pertanyaan.

Varians item j; j = 1,2, … k

Varians skor total.

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0,70 (Robert M Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 : 126) Dasar pengambilan keputusan:

 Jika ripositif, serta r ≥ 0, 70 maka varabel tersebut reliabel.  Jika rinegatif, serta r < 0, 70 maka varabel tersebut tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan validitas dan realibiltas diatas, maka dapat dihitung hasil validitas survey. Perhitungan validitas dan realibilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Data pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner Faktor-Faktor TQM No Pertanyaan Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan Koefisien realiabilitas Titik Kritis Kesimpulan Kepemimpinan 1 0,812 0,3 Valid 0,783 0,7 Reliabel 2 0,939 0,3 Valid Kebijakan dan Strategi 3 0,710 0,3 valid 4 0,633 0,3 Valid 5 0,710 0,3 Valid Komitmen 6 0,577 0,3 valid 7 0,870 0,3 Valid MSDM 8 0,442 0,3 Valid 9 0,570 0,3 valid 10 0,709 0,3 Valid 11 0,321 0,3 Valid 12 0,634 0,3 valid Manajemen 13 0,693 0,3 Valid               

2 2 1 1 x j S S k k

2 j

S

2 x

S

(5)

14 0,437 0,3 Valid 15 0,615 0,3 valid 16 0,901 0,3 Valid Manajemen Proses 17 0,508 0,3 Valid 18 0,738 0,3 valid 19 0,836 0,3 Valid Quality Awareness 20 1,000 0,3 Valid Kerjasama 21 1,000 0,3 valid Komunikasi 22 0,707 0,3 Valid 23 0,707 0,3 Valid Kapasitas untuk berubah 24 0,840 0,3 valid 25 0,316 0,3 Valid Pembelajaran 26 0,705 0,3 Valid 27 0,811 0,3 valid 28 0,726 0,3 Valid  

IV.2. Analisis Data

Analisa data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh dilapangan. Hasil survey ini akan melihat sebaran jawaban yang diberikan oleh para responden terhadap faktor-faktor penting penerapan mutu berbasiskan total quality management (TQM).

Analisis data dari masing-masing faktor TQM pada kuesioner ini ditunjukkan dengan menampilkan total skor minimum, total skor maksimum, interval kelas yang akan dikelompokkan kedalam 3 kelas yaitu penerapan baik, cukup dan kurang. Untuk masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut:

A. Kepemimpinan

Kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting dalam menerapkan sistem mutu pada pelaksanaan pekerjaan/proyek konstruksi. Pemimpin harus mampu merencanakan pekerjaan sebaik mungkin untuk menghindari terjadinya resiko-resiko yang akan terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. Kemampuan kontraktor dalam mengatur dan mengendalikan pekerjaan/ proyek konstruksi sangat

(6)

dibutuhka dapat dilih Gambar 4. Berdasark kemampu terbatas, h 6,25% ra yang menj proyek-pr memiliki p sehingga tersebut. Selain k menerapk mampu m spesifikas harus men yang telah bahwa ma an. Kemamp hat pada gam

1 Kemamp

kan hasil an kontrakt hal ini ditun agu-ragu dan njawab tidak oyek yang pengalaman tidak men emampuan an mutu ya menjamin pe i. Untuk nggunakan h ditetapka aterial yang Sang puan kontra mbar 4.1. uan kontrakt kuesioner, tor kecil dal njukkan dari n 43,75% ti k setuju den dikerjakan n yang bany nemukan ke dalam m ang diingink engguna jas memenuhi material-m an tersebut. digunakann 5 Kemampuan k at tidak setuju aktor dalam tor dalam me dari res lam mengatu i 50% respo idak setuju ngan pernya masih relat yak terhada esulitan-kes mengatur kan oleh pe sa bahwa pe kebutuhan aterial yang . Kontrakt nya bermutu 50% kontraktor dala masih Tidak setuju m mengatur engatur dan m sponden d ur dan men onden setuju dengan pen ataan terseb tif sederhan p pekerjaan sulitan dala dan meng engguna jas ekerjaan yan spesifikasi g tercantum tor menjam u dapat dilih 43.7 6.25% am mengatur d h terbatas u Ragu‐ragu dan menge mengendalik dapat disim gendalikan u dengan pe ndapat terse but dapat di na atau peru n-pekerjaan am mengerj gendalikan a (owner), ng dilakuka i tersebut, m didalam s min penggu

hat pada gam

75% an mengendali Setuju S endalikan pr kan proyek mpulkan b pekerjaan m endapat ters ebut. Kontr sebabkan k usahaannya yang dikerj rjakan peke proyek, u kontraktor an sesuai de kontraktor spesifikasi t una jasa (ow

mbar 4.2. ikan  Sangat Setuju royek bahwa masih sebut, raktor karena telah rjakan erjaan untuk harus engan kecil teknis wner)

(7)

Gambar 4. Dari hasil responden meminta digunakan bermutu i sehingga Responden pernyataan bermutu material-m spesifikas Gambaran semua res Jawaban d jawaban t masing-m interval ke 2 Kontrakt bermutu b l kuesioner, n tidak setu bayaran le n bermutu, itu adalah sudah se n yang se n bahwa o yang digu material ya i teknis. n secara ke ponden dik diberi skor terendah. masing respo elas. Untuk Kon yang  Sangat  tor menjamin baik. , menunjuk uju dan 6,2 ebih kepad

hal ini dis material ya eharusnya etuju seban owner haru unakan ole ang diguna seluruhan m kategori den 5 untuk ka Jumlahkan onden. Kem k masing-ma 6. 6.25% 31 ntraktor menja digunakan ber bersedia mem tidak setuju n pengguna ja kkan 31,25% 25% respon da penggun sebabkan k ang sama d kontraktor nyak 6,25% us membay eh kontrakt akannya m mengenai k gan langkah ategori jawa n semua sk mudian dicar asing nilai d 25% 1.25% amin pengguna rmutu baik den mbayar dengan Tidak setuju asa bahwa se % responde nden ragu-na jasa (ow kontraktor m dengan yan r memenuh % dan 31,2 yar lebih tor, karena melebihi apa kepemimpin h-langkah s aban terting kor pertany ri nilai mak dapat diliha 31.25% 25.00%  jasa bahwa se ngan syarat bila n biaya yang leb Ragu‐ragu S emua materia en sangat ti ragu bila k wner) ingin menganggap ng ada dida hi syarat-s 25% sangat terhadap m a kontrakto a yang di nan, dilakuk ebagai berik ggi hingga aan dari 2 ksimum, nil at pada Tabe emua material  a pengguna jasa bih tinggi. Setuju Sangat al yang digun dak setuju, kontraktor n material p material alam spesif syarat ters t setuju de material-ma or mengan itetapkan d kan dengan kut: 1 untuk kat jawaban u ai minimum el 4.2. t Setuju nakan 25% harus yang yang fikasi, sebut. engan aterial nggap dalam n cara tegori untuk m dan

(8)

Tabel 4. 2 Deskripsi Data Kepemimpinan

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 10 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 2

2.67

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 2 – 4,67

Cukup 4,67 – 7,34

Kurang 7,34 - 10

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Kepemimpinan

Baik 6 37,5

Cukup 5 31,25

Kurang 5 31,25

Dari Tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam menerapkan sistem mutu pada kontraktor kecil cukup baik, hal ini dibuktikan dengan 37.5% responden.

B. Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dalam pencapaian mutu dapat diartikan sebagai suatu cara intregrasi prinsip-prinsip mutu kedalam proses perencanaan, sedangkan strategi adalah bagaimana perencanaan tersebut dikomunikasikan dan disebarkan kepada pihak-pihak yang terkait. Kebijakan dan strategi perusahaan mengenai mutu hendaknya menyangkut mengenai komitmen perusahaan untuk masa yang akan datang, strategi-strategi dalam mencapai mutu yang diharapkan dan melakukan komunikasi kepada seluruh pihak yang terlibat didalam perusahaan.

Untuk mencapai mutu yang diharapkan, hendaknya perusahaan dalam melakukan setiap pekerjaan mengikuti standar-standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan membuat suatu panduan pekerjaan. Gambaran mengenai setiap kegiatan pekerjaan dibuat suatu manual atau menggunakan standar yang telah dibuat oleh Pemerintah dapat dilihat pada gambar 4.3.

(9)

Gambar 4. 3 Setiap kegiatan pekerjaan jarang manual atau menggunakan standar yang telah dibuat oleh pemerintah.

Dari hasil kuesioner, sebanyak 6,25% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 87,5% responden menyatakan tidak setuju dan sebanyak 6,25% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Para responden menganggap untuk medapatkan hasil yang diharapkan, setiap pekerjaan harus memiliki standar-standar sehingga pekerjaan yang dikatakan bermutu memiliki pengertian yang sama dengan perusahaan yang lain. Kontraktor kecil pada umumnya masih menggunakan standar-standar yang ditetapkan oleh pemerintah melalui SNI. Masih jarang ditemukan kontraktor kecil yang membuat sendiri panduan/manual pekerjaan untuk setiap pekerjaan. Sedangkan kontraktor yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa setiap pekerjaan harus memiliki manual atau menggunakan standar yang dibuat oleh pemerintah karena kontraktor tersebut menggangap pekerjaan yang dilakukannya sudah sering dikerjakan sehingga pengalaman yang lebih diunggulkan.

Selain mengikuti standar-standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, untuk mencapai mutu yang diharapkan, kontarktor kecil juga harus mampu memperhitungkan resiko-resiko yang mungkin terjadi dan selalu mempersiapkan penyelesaian bila resiko tersebut terjadi. Kontraktor yang memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi selama masa pelaksanaan dapat dilihat pada gambar 4.4.

6,25%

87,5% 6,25%

Setiap pekerjaan jarang mengikuti manual yang dibuat oleh Pemerintah

(10)

Gambar 4. Dari hasil responden memperhi mampu m tidak dipe Hambatan jasa (own bergantun yang sang Kenyataan membutuh melaksana tertentu ya yang meng tersebut da 4 Setiap tah dan selalu kuesioner, n menyatak itungankan memprediksi rhitungkan, n untuk men ner) dalam ng dari proy gat penting nnya, proye hkan ang akannya, da ang tidak m gakibatkan apat dilihat S Sa hapan pekerja u dipersiapka sebanyak 8 kan sangat s resiko-resik i resiko-resi , dapat men nerapkan m hal ini pem yek yang d dalam mem ek-proyek p ggaran tid an mengakh menutup kem mutu konst pada gamb Setiap tahapan akan ter angat tidak setu aan selalu me an penyelesain 81,25% resp setuju deng ko yang mu iko yang mu nyebabkan k mutu tidak ha merintah, k diadakan ol mbantu kon pemerintah dak sedik hiri pekerja mungkinan m truksi berku bar 4.5. 18.75%  pekerjaan sela rjadi dan dibua uju Tidak setu emperhitungk nnya. ponden men gan pernyat ungkin terja umgkin terj kerugian bag anya ada di karena kont eh pemerin ntraktor keci memiliki kit pada aan, sehingg mengambil urang. Gam 81.25 alu memperhit at solusi perma uju Ragu‐rag kan resiko ya nyatakan se taan setiap adi. Kontra adi, karena gi kontrakto i kontraktor traktor keci ntah juga m il dalam me birokrasi y saat m ga diperluk dari biaya mbaran meng 5% ungkan resiko  salahannya. u Setuju S

ang akan terj

etuju dan 18 pekerjaan aktor kecil

bila hal ter or. r kecil, peng il masih ba memiliki pe enerapkan m yang rumit mendapatka an alokasi langsung pr genai perny yang  angat setuju adi 8,75% harus harus rsebut gguna anyak ranan mutu. yang annya, biaya royek yataan

(11)

Gambar 4. Dari hasi 18,75% re ragu-ragu birorkasi menutup responden sangat tid pemerinta tidak men Gambaran responden Jawaban d jawaban t masing-m interval ke 5 Birokrasi mengakib il kuesioner esponden m dengan yang rum kemungkin n menyatak dak setuju d ah, sebagian nggangu biay n keseluruha n dikategori diberi skor terendah. masing respo elas. Untuk San pemerintah batkan penur r, sebanyak menyatakan pernyataan it sehingga nan diambil kan tidak se dengan per n kontraktor ya langsung an dari keb berdasarka 5 untuk ka Jumlahkan onden. Kem k masing-ma 1 Birokrasi Pem

ngat tidak setuj

membutuhka unan mutu k k 6,25% r setuju, seb n bahwa p a diperluka dari biaya etuju dan s rnyataan ter r telah meny g proyek. bijakan dan an langkah-l ategori jawa n semua sk mudian dicar asing nilai d 31.25% 18.75% 6.25 merintah dapat ju Tidak setuj an anggaran konstruksi responden m banyak 31,2 proyek-proy an anggara a langsung sebanyak 2 rsebut, den yiapkan dan strategi, dil langkah seb aban terting kor pertany ri nilai mak dapat diliha 25.00 1 5% t menurunkan  uju Ragu-ragu yang besar, d menyatakan 25% respon yek pemer an yang be proyek. Se 5% respond gan alasan na khusus un lakukan den bagai beriku ggi hingga aan dari 2 ksimum, nil at pada Tabe 0% 18.75% mutu konstruk u Setuju Sa dapat n sangat s nden menya rintah mem esar yang ebanyak 18 den menya untuk biro ntuk itu seh

ngan cara s ut: 1 untuk kat jawaban u ai minimum el 4.3. ksi angat setuju etuju, atakan miliki tidak 8,75% atakan orkasi ingga semua tegori untuk m dan

(12)

Tabel 4. 3 Deskripsi Data Kebijakan dan Strategi

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 15 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 3

4

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 3 – 7

Cukup 7 – 11

Kurang 11 – 15

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Kebijakan dan

Strategi

Baik 4 25

Cukup 10 62,5

Kurang 2 12,5

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa kebijakan dan strategi dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil sudah cukup, hal ini terbukti dengan 62,5% responden termasuk dalam kategori cukup.

C. Komitmen

Komitmen merupakan faktor penting yang harus ditetapkan dalam menerapkan sistem mutu di perusahaan kontraktor kecil. Tanpa adanya komitmen maka kemungkinan untuk menerapkan sistem mutu di perusahaan kecil kemungkinan tercapai dengan baik.

Pimpinan perusahaan dalam membuktikan komitmennya dapat dibuktikan dengan menyusun dan mengimplementasikan sistem mutu serta melakukan perbaikan secara terus menerus. Salah satu cara untuk membuktikan bahwa perusahaan kontraktor kecil memiliki komitmen terhadap penerapan sistem mutu di perusahaannya adalah dengan cara selalu melakukan perencanaan kegiatan yang mencakup perencanaan waktu, biaya, metoda dan peralatan yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan. Gambaran mengenai kontraktor yang melakukan perencanaan untuk setiap pelaksanaan proyeknya dapat dilihat pada gambar 4.8.

(13)

Gambar 4. 6 Setiap pekerjaan proyek tidak dibuat perencanaan pelaksanaan.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 31.25% responden menyatakan tidak setuju dan sebanyak 68.75% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa dalam setiap pelaksaaan tidak dibuat perencanaan. Dari hasil survey dapat diketahui bahwa para responden berusaha sebaik mungkin dalam menerapkan sistem mutu di perusahaannya. Komitmen dalam menerapkan mutu ini mencakup perencanaan waktu, biaya, metode dan peralatan yang dibutuhkan. Selain itu kontraktor kecil juga harus berupaua untuk memenuhi spesifikasi teknis yang diminta oleh pengguna jasa.

Gambar 4. 7 Kontraktor tidak berusaha untuk memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa (owner)

Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 6.25% responden menyatakan setuju bila spesifikasi teknis tidak perlu selalu dipatuhi oleh kontraktor kecil, sebanyak 50% responden menyatakan tidak setuju, dan sebanyak 43.75% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa kontraktor tidak perlu berusaha untuk memenuhi spesifikasi teknis dan waktu yang telah ditetapkan oleh

68,75% 31,25%

Setiap pekerjaan tidak dibuat perencanaan

sangat tidak setuju tidak setuju ragu‐ragu setuju sangat setuju

43,75% 50%

6,25%

Kontraktor tidak berusaha untuk memenuhi spesifikasi teknis

(14)

pengguna jasa. Kontraktor kecil yang sadar bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus selalu mematuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pengguna jasa (owner).

Gambaran keseluruhan mengenai komitmen, dilakukan dengan cara melakukan pengkategorian pada jawaban yang diberikan oleh semua responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Jawaban diberi skor 5 untuk kategori jawaban tertinggi hingga 1 untuk kategori jawaban terendah. Jumlahkan semua skor pertanyaan dari 2 jawaban untuk masing-masing responden. Kemudian dicari nilai maksimum, nilai minimum dan interval kelas. Untuk masing-masing nilai dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Deskripsi Data Komitmen

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 10 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 2

2.67

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 2 – 4.67

Cukup 4.67 – 7.34

Kurang 7.34 – 10

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Komitmen

Baik 15 93.75

Cukup 1 6.25

Kurang 0 0

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa komitmen perusahaan dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil sudah baik, hal ni terbukti dengan 93.75% responden termasuk dalam kategori baik.

D. Manajemen Sumber Daya Manusia

Industri konstruksi adalah industri jasa yang tidak bisa terlepas dari mutu sumber daya manusianya. Hal ini disebabkan karena sifat dari produk jasa yaitu bersifat tidak dapat dipisahkan (inseparable), yang berarti bahwa jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsikan pada saat bersamaan, dengan partisipasi pelanggan dalam proses tersebut. Mutu sumber daya manusia sangat mempengaruhi mutu yang dihasilkan. (Indramanik, 2004). Oleh sebab itu manajemen sumber daya manusia merupakan elemen yang paling penting dalam mendukung perusahaan untuk menerapkan mutu yang diinginkan.

(15)

Untuk menerapkan sistem mutu di perusahaan kontraktor kecil adalah dengan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat didalamnya khususnya tenaga kerja. Untuk menerapkan mutu, pimpinan harus mengatakan kepada tenaga kerjanya apa yang akan dikerjakan dan memberikan bimbingan dalam melakukan tugasnya.

Gambar 4. 8 Kontraktor memberikan bimbingan kepada tenaga kerja.

Berdasarkan hasil kuesioner sebanyak 6,25% responden menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut, 43,75% responden menyatakan setuju dan 50% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa kontraktor mengatakan kepada tenaga kerjanya apa yang harus dikerjakan dan memberikan bimbingan dalam melakukan tugasnya.

Dalam memberikan bimbingan kepada tenaga kerja terkadang ditemui kesulitan dalam memberikan instruksi, hal ini disebabkan rendahnya pendidikan yang dimiliki tenaga kerja. Rendahnya pendidikan ini memberikan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dengan mutu yang diharapkan. Kesulitan dalam melakukan komunikasi atau penyampaian instruksi dari tenaga ahli dapat dilihat pada gambar 4.9.

6,25%

43,75% 50%

Pimpinan perusahaan memberikan bimbingan kepada para pekerjanya

(16)

Gambar 4. Berdasark setuju, se menyataka dengan pe memberik tenaga ah karena ten dengan ke termasuk d dari tenag Selain ting pengaruh merekrut proyek. R dilaksanak perolehan tenaga ker dan hasil p 9 Rendahny penyamap kan hasil ku ebanyak 18 an setuju d ertanyaan ba kan kesulita hli. Respon naga kerja le eterampilan dalam mela a ahli). gkat pendid terhadap m tenaga kerj Rekrutment kan sebaga proyek ko rja lepas/tuk pekerjaan. H Re Sangat  ya tingkat pen aian instruks uesioner, se .75% respo dan sebany ahwa rendah an dalam b nden yang epas/tukang n yang dibu akukan kom dikan, rekru mutu yang rja lepas/tuk t tenaga k ai langkah ontraktor ke kang pada s Hal ini dapa

50.00% endahnya tingk tidak setuju ndidikan tuk si. ebanyak 25% onden meny yak 6.25% hnya tingka berkomunika tidak setuj g tersebut su utuhkan dan munikasi den utment tenag akan dicap kang dilaku kerja lepas efisiensi ecil berflukt setiap kegia at dilihat pa % 6.2 kat pendidikan  penyam Tidak setuju ang memberi % responde yatakan tid responden at pendidika asi atau me u dengan udah memil n mengerti ngan tenaga ga keja lepa pai. Kontra ukan denga s/tukang de perusahaan tuasi dari w atan akan m da gambar 4 25. 5% tukang membe paian instruksi Ragu‐ragu ikan kesulita en menyatak dak setuju, menyataka an tenaga ke enyampaika pernyataan liki pengala apa yang h a ahli (menja as/tukang ju aktor kecil an cara sist engan siste n karena waktu ke w mempengaru 4.10. .00% 18.75% erikan kesulita u Setuju an dalam kan sangat 50% respo an sangat s erja lepas/tu an instruksi n ini diseba aman kerja s harus dikerj alankan inst uga membe biasanya d tem kontrak em kontrak pada umu waktu. Perga uhi metode an dalam  Sangat setuju tidak onden setuju ukang i dari abkan sesuai rjakan truksi erikan dalam k per k ini mnya antian kerja u

(17)

Gambar 4. 10 Pergantian tukang pada setiap pelaksanaan proyek mengakibatkan terjadinya penurunan mutu.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 25% responden menyatakan setuju bila pergantian tukang pada setiap pelaksanaan proyek mengakibatkan terjadinya penurunan mutu ini diakibatkan karena kontraktor kecil harus melakukan adaptasi lagi dari awal terhadap tenaga kerja yang dipekerjakannya karena tidak setiap kelompok tenaga kerja memiliki metode yang sama dengan yang telah diterapkan oleh kontraktor. Sedangkan sebanyka 6,25% menyatakan sangat tidak setuju dan 68,75% menyatakan tidak setuju bila pergantian tukang pada setiap pelaksanaan proyek mengakibatkan penurunan mutu, hal ini disebabkan karena para responden beranggapan bahwa tukang hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh pimpinan dan staf kontraktor kecil. Sehingga yang paling tepat memberikan kontribusi terhadap penerapan mutu adalah kontraktor kecil bukan tukang.

Sikap kerja yang baik, displin dari tenaga kerja untuk menerapkan mutu baik di perusahaan maupun di proyek juga sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 6,25% responden menyatakan tidak setuju, 68,75% responden menyatakan setuju dan sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan masih banyak ditemui sikap kerja yang kurang baik, tidak displin dan tidak bertanggung jawab di perusahaan maupun diproyek. Gambaran mengenai sikap kerja ini dapat dilihat pada gambar 4.11.

6,25%

68,75% 25%

Pergantian tukang pada setiap pelaksaan proyek mengakibatkan terjadinya penurunan mutu

(18)

Gambar 4. 1 Untuk m bertanggu pimpinan kerja terse Untuk me kerja dala dilapangan mengikuti pelatihan b Gambar 4. Dari hasil 50% resp 11 Sikap kura ditemui dip mengatasi s ung jawab perusahaan ebut. encapai mu m mengant n. Pengem i pelatihan-p bagi tenaga 12 Menyedia l kuesioner ponden m S San San ang displin, k perusahaan. ikap kerja dari tenaga n maupun d utu yang di tisipasi kom mbangan di pelatihan ke a kerja dapat akan pelatiha r, sebanyak menyatakan Sikap kurang di m gat tidak setuju 50.0 Men gat tidak setuju kurang baik d a yang kur a kerja dib dari konsult iharapkan, d mpleksnya p ri tenaga epada tenag t dilihat pad an bagi tenag 6,25% res tidak setuj 25.00% isplin, kurang b masih banyak di u Tidak setuj 0% 6.25 nyediakan pelat u Tidak setuj

dan tidak ber

rang baik, utuhkan pe tan pengaw diperlukan ersoalan-pe kerja dapa ga kerja. Ko da gambar 4 ga kerja dalam sponden me uju dan seb

6.25% 68.75 baik dan tidak b itemui diperusa u Ragu‐ragu 43 % tihan bagi tena u Ragu‐ragu rtanggung jaw tidak dis engawasan was terhadap pengemban ersoalan yan at dilakuka ontraktor ya 4.12. m meningkat enyatakan s banyak 43. 5% bertanggung ja ahaan Setuju Sa .75% aga kerja Setuju Sa wab masih ba splin dan yang ketat p kinerja te ngan diri te ng akan dih an dengan ang menyed tkan kemamp setuju, seba .75% respo awab  ngat setuju ngat setuju anyak tidak t dari enaga enaga hadapi cara diakan puan. anyak onden

(19)

menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa perusahaan kontraktor kecil harus menyediakan pelatihan bagi tenaga kerjanya dalam meningkatkan kemampuannya. Banyaknya kontraktor yang tidak menyetujui untuk menyediakan pelatihan kepada tenaga kerja disebabkan karena tenaga kerja tersebut bukan merupakan tenaga kerja tetap didalam perusahaan, selain itu untuk mengikuti suatu pelatihan membutuhkan biaya yang cukup besar.

Gambaran secara keseluruhan mengenai manajemen sumber daya manusia, dilakukan pengkategorian untuk semua responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Jawaban diberi skor 5 untuk kategori jawaban tertinggi hingga 1 untuk kategori jawaban terendah. Jumlahkan semua skor pertanyaan dari 2 jawaban untuk masing-masing responden. Kemudian dicari nilai maksimum, nilai minimum dan interval kelas. Untuk masing-masing nilai dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Deskripsi Data Manajemen Sumber Daya Manusia

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 25 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 5

6,67

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 5 – 11,67

Cukup 11,67 – 18,34

Kurang 18,34 – 25

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Manajemen sumber daya manusia Baik 0 0 Cukup 11 68.75 Kurang 5 31,25

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia pada perusahaan kontraktor kecil dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil sudah cukup, hal ni terbukti dengan 50% responden termasuk dalam kategori cukup.

E. Manajemen Sumber Daya

Manajemen sumber daya adalah bagaimana sumber daya yang terlibat didalam suatu proyek dapat diaplikasi secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method).

(20)

Jasa konst spesifikas kemampu dapat dise Kontrakto sederhana konvensio mengangg pelaksana konvensio pada gamb Gambar 4. Dari hasi pernyataan dalam pel kontraktor yang mod dana dan tersebut. S responden konvensio Hambatan kontraktor truksi tidak i teknis ya an efektif d elesaikan t or kecil pad a, oleh kare onal masih l gap peralata an pekerjaa onal membe bar 4.13. 13 Peralatan pekerjaa l survei, se n bahwa pe laksanaan k r tersebut m dern selain membutuh Sebanyak 6 n menyatak onal dapat n yang ter r terlambat Pe Sanga lepas dari p ang ditetapk dari peralata epat waktu da umumn ena itu ban

layak untuk an dan tekn an. Kontra erikan ham n dan teknolo an. ebanyak 25 eralatan dan kegiatan, in masih bersifa menggunak hkan seoran 68.75% resp kan sangat memberik rjadi dalam t menyeles 6 ralatan dan tek at tidak setuju peralatan ya kan. Peny an yang digu u sesuai de nya masih m nyak yang k digunakan nologi konv aktor yang mbatan dalam ogi konvensia 5% respond n teknologi ni dikarena at sederhana kan peralat ng tenaga a ponden me t setuju ba kan hambat m penyele saikan pek 68.75% 6.25% knologi konven dalam pela Tidak setuju ang harus di ediaan pera unakan untu engan krite mengerjaka mengangga n. Tetapi ti ensional me mengangga m pelaksan al memberika den menya i konvensio akan pekerj a sehingga t tan modern ahli dalam enyatakan s ahwa peral tan dalam esaian proy kerjaan ses 25.00% % nsional membe aksanaan Ragu‐ragu ikelola dan alatan haru uk menjami eria mutu y an pekerjaa ap peralatan dak sedikit emberikan ap peralata naan kegiat an hambatan atakan tidak onal membe jaan yang tidak meme lebih bany mengopera setuju dan s latan dan melaksana yek dapat suai denga erikan hambata Setuju Sang harus mem us sesuai de in bahwa pr yang diteta an yang be n dan tekn kontraktor hambatan d an dan tekn tan dapat d n dalam melak k setuju de erikan ham dikerjakan erlukan pera yak memer asikan pera sebanyak 6 teknologi akan peker mengakib an jadwal an  gat setuju enuhi engan royek apkan. ersifat nologi yang dalam nologi dilihat kukan engan mbatan oleh alatan lukan alatan 6.25% yang rjaan. batkan yang

(21)

direncanak keterlamb Kontrakto melaksana sangat m pembayar keuangan kesulitan d Gambar 4 Dari hasil dengan p kegiatan a memiliki pembayar responden dengan b kesulitan d perusahaa dilakukan akses dala kan yang batan dan pe or kecil m akan kegiata memberikan an dapat m perusahaa dalam pelak . 14  Keterlam pelaksa l survey di ernyataan b akan tergan perencanaa an termyin n menyatak bila keterla dalam pelak an kontrakto oleh owne am mengaju Keterl Sangat t akan men embayaranp masih bany an proyek. pengaruh memberikan annya. K ksanaan keg mbatan pemb anaan kegiata dapat, seba bila pemba nggu hal ini an awal da n dari own kan setuju ambatan d ksanaan pek or yang min er. Kontrak ukan pinjam 25 ambatan pemb tidak setuju T ngakibatkan pun terlamba yak yang Sehingga p terhadap p kesulitan b Keterlambat giatan dalam bayaran dap an. anyak 6.25% ayaran term i disebabkan an persiapan ner terlamb dan 25% alam pemb kerjaan, hal nim dan san ktor kecil s man dana kep

6. 5.00% bayaran dapat  pelaksana Tidak setuju kontrakto at. menggunak pembayaran pelaksanaan bagi kontra tan pemba m dilihat pad at memberik % responde myin terlam n perusahaa n cadangan bat dicairka responden bayaran te l ini disebab ngat tergant sulit masih pada Bank ( 25% 68.75% memberikan k aaan Ragu‐ragu Se r harus m kan modal n yang dilak n kegiatan. aktor dalam ayaran dap da gambar 4 kan kesulitan en menyata mbat dicairk an kontrakt n finansial an, dan se menyataka ermyin dap bkan oleh k tung dari p menemui a (Farid, 2005 kesulitan dalam etuju Sangat membayar d sendiri d kukan oleh o . Keterlam m mengenda pat membe 4.14. dalam melak kan tidak s kan pelaksa tor tersebut yang lebih ebanyak 68 an sangat s pat membe keadaan fina embayaran adanya kesu 5). t setuju denda dalam owner mbatan alikan erikan kukan setuju anaan telah h bila 8.75% setuju erikan ansial yang ulitan

(22)

Kontrakto spesifikas mutu. A mengupay setara. Da dan sanga agar pelak mengenai 4.15. Gambar 4. Permasala informasi keberlang bisnis dan harga ma Padahal b dapat kes terjamin. memberik dilihat pad or kecil haru i teknis. Pe Apabila terj yakan deng ari semuau at setuju bah ksanaan keg kontraktor 15 Material d ahan yang bisnis dan sungan kon n network aterial yang bila kontrak sesuaian spe Keterba kan kesulita da gambar 4 Sangat ti us mampu m engadaan m rjadi penyi gan materia kontraktor hwa materia giatan dapat yang setuju

dan alat yang

dihadapi network k ntraktor kec kerja adala g kompetitif ktor kecil esifikasi te atasan info an untuk me 4.16. 3 12,5% Material dan A dak setuju T menyediakan material mem impangan al lainnya kecil yang al dan alat y t menghasilk u dengan pe g digunakan kontraktor kerja, hal in cil. Salah ah sulitnya f dari para dapat men eknis yang ormasi bisn endapatkan 37,5% 12,5% Alat yang digun Tidak setuju R n semua jen mberikan an atas spes yang mem disurvey, s yang diguna kan mutu y ernyataan in jarang dieva saat ini ni dapat me satu kerug kontraktor a supplier gendalikan ditetapkan nsi dan k harga mat 37,5% nakan jarang di Ragu‐ragu Se nis material ndil besar d sifikasi, ko mpunyai ke seluruhnya m akan harus yang diharap ni dapat dili luasi adalah ma mberikan d gian keterba r kecil untu ditengah p supplier ( oleh peng kurangnya erial yang k ievaluasi etuju Sangat yang mem dalam pene ontraktor emampuan menjawab s selalu dieva pkan. Gamb ihat pada ga asih terbata dampak terh atasan info uk mendap ersaingan p (pemasok) gguna jasa network kompetitif t setuju enuhi rapan harus yang setuju aluasi baran ambar asnya hadap rmasi patkan pasar. maka dapat kerja dapat

(23)

Gambar 4. Berdasark dan 25% memberik pekerjaan tempat se pemasok ( dan 12,5% dan netwo kompetitif memiliki tambahan di pasaran Gambaran dengan ca Jawaban d jawaban t masing-m interval ke 16 Keterbat untuk me kan hasil su % responde kan kesulitan konstruksi ehingga unt (supplier) s % responden ork kerja me f karena den informasi profit untu n para respo n secara ke ara semua re diberi skor terendah. masing respo elas. Untuk K mem Sanga tasan informa endapatkan h urvey, seba en menyat n untuk me yang dilaku tuk mendap aja. Sedang n menyataka emberikan ngan adany mengenai uk para resp nden tidak p eseluruhan esponden de 5 untuk ka Jumlahkan onden. Kem k masing-ma 50 eterbatasan in mberikan kesu at tidak setuju

asi bisnis dan harga materi anyak 12.5% takan ragu endapatkan h ukan oleh p patkan mat gkan sebany an sangat se kesulitan un ya network harga yan ponden, sela perlu meras mengenai engan langk ategori jawa n semua sk mudian dicar asing nilai d 0.00% 12.50% formasi bisnis  litan untuk me komp Tidak setuju n network ke ial yang komp

% responde u-ragu bil harga mater para respond terial tidak yak 50% re etuju bila ke ntuk menda kerja yang ng kompet ain itu bila sakan takut manajemen kah-langkah aban terting kor pertany ri nilai mak dapat diliha 12.50% 25.0 dan kurangnya endapatkan har petitif Ragu‐ragu erja memberi petitif. en menyatak a keterbat rial yang ko den selalu b k perlu terf esponden m eterbatasan apatkan harg besar, para titif sehing terjadi kela pekerjaan a n sumber h sebagai be ggi hingga aan dari 2 ksimum, nil at pada Tabe 00% a network kerja rga material ya Setuju Sang ikan kesulitan kan tidak s tasan infor ompetitif, k berpindah-p fokus pada enyatakan s informasi b ga material a responden gga membe angkaan ma akan terham daya, dilak erikut: 1 untuk kat jawaban u ai minimum el 4.6. ang  gat setuju n setuju rmasi karena indah a satu setuju bisnsi yang n akan erikan aterial mbat. kukan tegori untuk m dan

(24)

Tabel 4. 6 Deskripsi Data Manajemen Sumber Daya

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 20 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 4

5.33

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 4 – 9.33

Cukup 9.33 – 14.67

Kurang 14.67 - 20

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Manajemen

sumber daya

Baik 2 12,5

Cukup 8 50

Kurang 6 37,5

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya pada perusahaan dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil sudah cukup, hal ni terbukti dengan 50% responden termasuk dalam kategori cukup.

F. Manajemen Proses

Manajemen proses merupakan salah satu elemen penting dalam mengembangkan praktek-praktek manajemen. Proses merupakan gabungan kegiatan-kegiatan perusahaan yang menghasilkan nilai tambah. Kontraktor kecil berusaha keras dalam memahami, mengendalikan dan memperbaiki proses kegiatan mereka. Perusahaan kontraktor berusaha menunjukkan bagaimana suatu kegiatan dilakukan dan bagaimana mengendalikannya, mengambil pelajaran dari setiap kegiatan dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Untuk mengendalikan proses kegiatan konstruksi, kontraktor kecil perlu selalu mengendalikan sumber daya yang diperlukan. Sumber daya yang akan digunakan hendaknya selalu diperiksa kesediaannya sehingga tidak memberikan hambatan dalam pelaksanaan. Berdasarkan hasil survey, rata-rata kontraktor kecil sangat setuju dan setuju bila sumber daya yang akan digunkan perlu dikendalikan secara efektif dan efiesien. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.17.

(25)

Gambar 4. 17 Pengendalian dan penyediaan sumber daya dilakukan secara efektif dan efisien.

Tidak hanya sumber daya yang perlu dikendalikan secara efektif dan efisien, setiap kegiatan pun perlu dilakukan evaluasi agar dapat meminimalisasikan terjadinya suatu kesalahan. Seluruh kontraktor yang disurvey setuju bila setiap kegiatan perlu dilakukan evaluasi, hal ini terbukti hampir semua responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak perlu dievaluasi. Hal ini terlihat pada gambar 4.18.

Gambar 4. 18 Evaluasi pekerjaan selalu dilakukan

Selain sumber daya yang perlu dikendalikan dan dievaluasi, waktu penyelesaian proyek juga harus dikendalikan karena kekurangan waktu dalam penyelesaian proyek dapat mengakibatkan penurunan mutu. Kekurangan waktu penyelesaian ini dapat disebabkan oleh banyak hal seperti keterlambatan kedatangan material atau peralatan konstruksi, atau tenga kerja melakukan kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan sehingga perlu dilakukan pengulangan. Kekurangan waktu

18,75%

56,25% 25%

Penyediaan sumber daya tidak dikendalikan dan dilakukan   secara efektif dan efisien.

sangat tidak setuju tidak setuju ragu‐ragu setuju sangat setuju

18,75%

56,25% 18,75%

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak perlu dievaluasi

(26)

ini dapat hampir sel Gambar 4. Gambaran pengkateg Jawaban d jawaban t masing-m interval ke Nilai m Nilai m Interva Sub va Manaje Dari tabe dalam me dengan 62 membuat k luruh respo 19 Kurangn tidak me n secara gorian untuk diberi skor terendah. masing respo elas. Untuk maksimum = minimum = al kelas untu kateg ariabel emen Proses l diatas, da enerapkan s 2,5% respon Kur Sangat ti kontraktor m nden yang d

nya waktu pen muaskan. keseluruha k semua resp 5 untuk ka Jumlahkan onden. Kem k masing-ma Tabel 4. 7 D = (jumlah pe = (jumlah pe uk masing-ma gori Kategori Baik Cukup Kurang apat dikata sistem mutu nden termas rangnya waktu pe idak setuju T melupakan m dapat diliha nyelesaian pe an mengen ponden den ategori jawa n semua sk mudian dicar asing nilai d eskripsi Data ertanyaan x s ertanyaan x s asing Baik Cuku Kura akan bahwa u dikontrak suk dalam k 6 18.75% u penyelesaian  kerjaan tidak m Tidak setuju R mutu konst at pada gam ekerjaan men nai manaj ngan langka aban terting kor pertany ri nilai mak dapat diliha a Manajemen skor tertinggi kor terrendah k up ang Frekuensi 6 10 0 a manajeme ktor kecil su kategori cuk 6.25% 75.00% pekerjaan men memuaskan Ragu‐ragu Se truksi, hal i mbar 4.19. ngakibatkan jemen pro ah-langkah s ggi hingga aan dari 2 ksimum, nil at pada Tabe n Proses i) h) i en proses p udah cukup kup. ngakibatkan  etuju Sangat s ini disetujui mutu pekerja oses, dilak sebagai beri 1 untuk kat jawaban u ai minimum el 4.7. 15 3 4 3 – 7 7 – 11 11 – 15 Persentase 37,5 62,5 0 pada perusa p, hal ni ter setuju i oleh aan kukan ikut: tegori untuk m dan e (%) ahaan rbukti

(27)

G. Qualit Kesadaran dari kegia diharapkan mutu yang diterapkan lebih besa sistem mu membutuh menyataka responden oleh pengg ini dapat dibidang y pada gamb Gambar 4. Gambaran pengkateg Jawaban d jawaban t masing-m interval ke ty Awarene n akan pent atan konstru n dapat me g diinginkan n, tetapi ter ar. Berdasar utu yang d hkan biaya an ragu-ra n rmenyatak guna jasa su disebabkan yang dikerja bar 4.20. 20 Sistem m kesulitan n secara gorian untuk diberi skor terendah. masing respo elas. Untuk Si Sangat ti ess tingnya pera uksi sangatla emberikan k n oleh peng rkadang pe rkan hasil s diterapkan yang lebi agu, 31,25% kan sangat s ulit dimeng n oleh umu akan masih

mutu yang diin n. keseluruha k semua resp 5 untuk ka Jumlahkan onden. Kem k masing-ma 31.25% stem mutu yan idak setuju T anan mutu ah penting, kepuasan ke gguna jasa h enerapan m survey, seba oleh pengg h besar, se % respond setuju bila t erti dan me ur perusah h kurang. Ga nginkan oleh an menge ponden den ategori jawa n semua sk mudian dicar asing nilai d 6.25% 12.50% ng diinginkan o menimbulkan  Tidak setuju R sebagai bag karena den epada pengg harus bener-mutu sering anyak 50% guna jasa s edangkan s den menya terkadang si mbutuhkan aan yang b ambaran me h pengguna ja nai qualit ngan langka aban terting kor pertany ri nilai mak dapat diliha 50.00% oleh pengguna j kesulitan Ragu‐ragu Se gian yang t ngan tercapa guna jasa. U -benar dime membutuh responden sulit untuk sebanyak 6 atakan setu istem mutu n biaya yang baru sehing engenai hal asa sering me ty awaren ah-langkah s ggi hingga aan dari 2 ksimum, nil at pada Tabe % jasa sering  etuju Sangat s tidak terpisa ainya mutu Untuk itu s engerti dan hkan biaya tidak setuju dimengerti ,25% respo uju dan 1 yang diing g lebih besar gga pengal l ini dapat d enimbulkan ness, dilak sebagai beri 1 untuk kat jawaban u ai minimum el 4.8. setuju ahkan yang sistem dapat yang u bila i dan onden 12,5% inkan r. Hal laman dilihat kukan ikut: tegori untuk m dan

(28)

Nilai m Nilai m Interva Sub va Quality Dari tabe dalam me 43.75% re H. Kerja Kerjasama mengguna perbaikan dalam m digunakan konraktor menengah dengan ko dilihat pad Gambar 4. maksimum = minimum = al kelas untu kateg ariabel y awareness l diatas, da enerapkan si esponden be asama a akan mem akan semua yang berk mengembang n oleh kont kecil per h. Berdasark ontraktor b da gambar 4 21 Kerjasam jarang te Ker Sangat ti Tabel 4. 8 D = (jumlah pe = (jumlah pe uk masing-ma gori Kategori Baik Cukup Kurang apat dikata istem mutu erada difrek mbentuk lin a sumber kelanjutan ( gkan tekno traktor besa rlu melaku kan hasil su besar dan m 4.21. ma dengan ko erjadi transfe 56.2 rjasama denga dak setuju T Deskripsi Dat ertanyaan x s ertanyaan x s

asing BaikCuku Kura akan bahwa u dikontrakt kuensi baik. ngkungan di daya secar (Oakland, 1 ologi dan ar dan men ukan hubun urvey hubun menengah m ontraktor bes r of technolog 6.2 25% 12.50% n kontraktor b kurang idak setuju R a Quality Aw skor tertinggi kor terrendah k up ang Frekuensi 8 1 7 a quality a or kecil ter imana peke ra efektif 1994). Kon peralatan nengah, untu ngan deng ngan kerjasa masih diras

sar dan mene

gy dan transf 25% 25.00% esar dan mene g Ragu‐ragu Se areness i) h) i wareness p golong baik erja dapat m dan efisien ntraktor kec konstruks uk berkemb gan kontrak ama anatara akan kuran engah masih k fer of manage % engah masih  tuju Sangat s 5 1 1.33 1 – 2.33 2.33 – 3.67 3.67 – 5 Persentase 50 6.25 43.75 pada perusa k hal ini ter

menumbukan n dalam ra cil masih ku si seperti bang lebih ktor besar a kontraktor ng, hal ini kurang sehin ement. setuju 7 e (%) ahaan rbukti n dan angka urang yang besar dan r kecil dapat ngga

(29)

Gambaran secara keseluruhan mengenai kerjasama, dilakukan pengkategorian untuk semua responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Jawaban diberi skor 5 untuk kategori jawaban tertinggi hingga 1 untuk kategori jawaban terendah. Jumlahkan semua skor pertanyaan dari 2 jawaban untuk masing-masing responden. Kemudian dicari nilai maksimum, nilai minimum dan interval kelas. Untuk masing-masing nilai dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Deskripsi Data Kerjasama

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 5 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 1

1.33

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 1 – 2.33

Cukup 2.33 – 3.67

Kurang 3.67 – 5

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Kerjasama

Baik 1 6.25

Cukup 4 25

Kurang 11 68.75

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa kerjasama pada perusahaan dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil cukup baik, hal ni terbukti dengan 68.75% termasuk dalam kategori kurang.

I. Komunikasi

Metode TQM akan mengubah secara signifikan cara perusahaan beroperasi dan menjalankan bisnis. Perubahan-perubahan tersebut membutuhkan komunikasi yang langsung dan jelas dari manajemen puncak kepada semua pekerja yang ada didalam perusahaannya.

Gambar 4. 22 Pimpinan perusahaan tidak berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

25%

75%

Pimpinan perusahaan tidak berusaha untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif

(30)

Dari hasil survey dapat diketahui bahwa pimpinan perusahaan berusaha untuk menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan serasi dengan melibatkan semua tenaga kerja untuk mencapai sasaran mutu.

Gambar 4. 23 Pimpinan perusahaan tidak mau menerima usulan-usulan dari para bawahan yang bersifat positif untuk memperbaiki sistem mutu.

Dari hasil survey diketahui bahwa para responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa pimpinan perusahaan tidak mau menerima pendapat dan usulan dari para bawahan yang bersifat positif untuk memperbaiki sistem mutu. Ini menyatakan bahwa pimpinan perusahaan berusaha untuk melakukan komunikasi dengan baik dengan melibatkan para pekerjanya dalam menerapkan sistem mutu. Pimpinan perusahaan tidak malu untuk mendengarkan usulan atau masukan dari para bawahannya.

Gambaran secara keseluruhan mengenai komunikasi, dilakukan pengkategorian untuk semua responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Jawaban diberi skor 5 untuk kategori jawaban tertinggi hingga 1 untuk kategori jawaban terendah. Jumlahkan semua skor pertanyaan dari 2 jawaban untuk masing-masing responden. Kemudian dicari nilai maksimum, nilai minimum dan interval kelas. Untuk masing-masing nilai dapat dilihat pada Tabel 4.10.

25%

75%

Pimpinan perusahaan tidak mau menerima pendapat dan usulan dari bawahan

(31)

Tabel 4. 10 Deskripsi Data Komunikasi

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 10 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 2

2.67

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 2 – 4.67

Cukup 4.67 – 7.34

Kurang 7.34 – 10

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) komunikasi

Baik 16 100

Cukup 0 0

Kurang 0 0

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa komunikasi pada perusahaan dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil tergolong baik, hal ni terbukti dengan 100% responden dalam kategori baik.

J. Kapasitas untuk berubah

Implementasi TQM akan mempengaruhi perusahaan dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Implementasi TQM memerlukan serangkaian proses perubahan perusahaan, baik perubahan yang strategis maupun yang antisipatoris. Perubahan strategis berhubungan dengan perubahan perusahaan secara keseluruhan termasuk perubahan strateginya. Perubahan antisipatoris berhubungan dengan cara pembelajaran dan berubah dengan alasan-alasan eksternal, dimana perubahan dapat berupa respon terhadap peluang eksternal atau sebagai antisipasi terhadap tantangan yang mungkin timbul di kemudian hari.

Perubahan terhadap peluang-peluang yang ada dapat dilakukan dengan cara melakukan inovasi-inovasi dan pengembangan metode dan teknologi konstruksi. Tetapi untuk saat ini kontraktor kecil masih jarang yang melakukan inovasi dan pengembangan metode dan teknologi konstruksi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.24.

(32)

Gambar 4. Berdasark setuju bila metode d dikerjakan dan penge pekerjaan 6.25% res bila kontr konstruksi inovasi da Dalam me pengemba perlu me mengikuti untuk men Setiap pek pengaruh perusahaa Perlunya dilihat pad 24 Perusaha konstruk kan hasil su a kontraktor dan teknolo n masih ber embangan d masih men sponden da raktor keci i, karena r an pengemb enerapkan s angan dalam eningkatkan i pelatihan-p ningkatkan kerja yang terhadap m an dapat me kontraktor da gambar 4 Pe Sangat ti aan jarang m ksi. urvey dapat r kecil jaran ogi konstru rskala kecil dalam meto nggunakan an 12.5% re l jarang m responden bangan dalam sistem mutu m metode n pengetah pelatihan at efektifitas yang mela mutu harus d engusahaka untuk me 4.25 81 rusahaan jaran idak setuju T melakukan ino dilihat, seb ng melakuka uksi, hal l sehingga ode dan tekn

peralatan y esponden m melakukan i mengganga m metode d u yang baik dan teknol huannya m tau kursus-k pencapaian aksanakan diseleksi se an pelatihan eningkatkan 1 .25% ng melakukan i teknologi kon Tidak setuju R ovasi dalam m banyak 81.2 an inovasi d ini disebab dirasakan b nologi kons yang ditentu menyatakan inovasi dal ap perusah dan peralata , selain den logi konstru mengenai si kursus yang n tujuan per pekerjaanny esuai denga n yang sesu n pengetahu 2.50% 6.25% novasi dalam m nstruksi Ragu‐ragu Se metode dan te 25% respon dan pengem bkan proy belum mem struksi, dim ukan oleh o ragu-ragu lam metode haannya se an konstruk ngan melaku uksi, kontra istem mutu g terkait did rbaikan kin ya yang ak an kompeten uai dengan uan menge metode dan  etuju Sangat s eknologi nden menya mbangan terh ek-proyek merlukan in mana kebany owner. Seba dan tidak s e dan tekn ering melak ksi. ukan inovas aktor kecil u dengan dalam bidan nerja perusa kan membe nsinya, seh kompetens enai mutu setuju atakan hadap yang novasi yakan anyak setuju nologi kukan si dan juga cara ngnya ahaan. erikan ingga sinya. dapat

(33)

Gambar 4. Berdasark pelatihan suatu pela Gambaran responden Jawaban d jawaban t masing-m interval ke Nilai m Nilai m Interva Sub va Kapa b Dari tabel dalam me dengan 81 25 Kontrakt melalui p kan hasil s atau kursus atihan atau k n secara kes n dengan lan diberi skor terendah. masing respo elas. Untuk Tab maksimum = minimum = al kelas untu kateg ariabel sitas untuk erubah diatas, dap enerapkan s 1.25% respo Kontr Sangat t tor jarang m pelatihan atau survey, ma s-kursus me kursus terka seluruhan m ngkah-langk 5 untuk ka Jumlahkan onden. Kem k masing-ma bel 4. 11 Desk = (jumlah pe = (jumlah pe uk masing-ma gori Kategori Baik Cukup Kurang pat dikatakan istem mutu onden dalam raktor jarang m me tidak setuju T eningkatkan u kursus. asih banyak engenai mut adang meme mengenai pe kah sebagai ategori jawa n semua sk mudian dicar asing nilai d kripsi Data K ertanyaan x s ertanyaan x s asing Baik Cuku Kura n bahwa ka u dikontrakt m kategori k 18.75% meningkatkan p lalui pelatihan  Tidak setuju pengetahuan k responde tu, hal ini d erlukan biay erubahan, di berikut: aban terting kor pertany ri nilai mak dapat diliha Kapasitas untu skor tertinggi kor terrendah k up ang Frekuensi 0 3 13 apasitas untu tor kecil san kurang 81.25% pengetahuan m atau kursus Ragu‐ragu Se n mengenai si en yang ja disebabkan ya yang cuk ilakukan den ggi hingga aan dari 2 ksimum, nil at pada Tabe uk berubah i) h) i uk berubah ngat kurang mengenai mutu  etuju Sangat  istem mutu arang meng untuk meng kup besar. ngan cara s 1 untuk kat jawaban u ai minimum el 4.11 10 2 2.67 2 – 4.67 4.67 – 7.34 7.34 – 10 Persentase 0 18,75 81,25 pada perusa g, hal ni ter setuju gikuti gikuti semua tegori untuk m dan 4 e (%) ahaan rbukti

(34)

K. Pemb Pembelaja implemen improvem tumbuh ji yang inov menjadi el merespon Perkemba dinamis te internet, t digunakan yang berk pengirima sesuai d memenang meningkat perkemban savings da memberik 4.26 Gambar 4. elajaran aran merup ntasi konsep ent). Indu ika ingin m vatif, sehing lemen penti dan mengg angan tekno erhadap ling telekomunik n oleh peru kaitan den an informas dengan ke gkan persa tkan mutu ngan tekno an memper kan kemudah 26 Teknolog berkerja Tekn Sangat t pakan bagi p-konsep m ustri konstru menghasilka gga mampu ing dalam p gunakan pelu ologi inform gkungan pe kasi dan o usahan untu ngan penca si. (Mcleod ebutuhannya aingan, sela barang/jasa ologi inform rbaiki mutu han kepada gi informasi m 6 nologi informas tidak setuju T ian kritis mutu dan uksi harus an dan mem u memimpin pengembang uang perub masi memba erusahaan. otomasi kan uk memban atatan, pem d, 1993). P a mampu ain itu juga a yang dilak masi, suatu perusahaan a pekerja da memberikan 6. 62.50% 12.50% si memberikan  dalam berk Tidak setuju dari keber perbaikan mampu me manfaatkan n persainga gan fleksibi ahan lingku awa dampa Teknologi i ntor merup ntu melaku mrosesan, p Penempatan menemp a dapat me kukan oleh u perusaha nnya. Kem lam berkerj kemudahan 25% 18.75% kemudahan ke kerja Ragu‐ragu S rhasilan pe berkelanju elakukan pe teknologi d an. Kemau litas yang d ungan perus ak yang leb informasi s pakan alat-a ukan opera penarikan, n teknologi atkan per embantu pe perusahaan aan dapat majuan tekn a dapat dili kepada peke epada pekerja  etuju Sangat rusahaan d utan (contin embelajaran dan proses an untuk b dibutuhkan u sahaan. bih fleksibe eperti komp alat yang sional bisn pengiriman informasi rusahaan u erusahaan u n karena de melakukan nologi info ihat pada ga rja dalam t setuju dalam nuous n dan kerja elajar untuk el dan puter, dapat nisnya n dan yang untuk untuk engan cost rmasi ambar

(35)

Dari hasil survey, diketahui sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju dan 62,5% responden menyatakan setuju bila perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan dalam berkerja. Kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi informasi ini adalah kemudahan untuk mengali informasi mengenai perencanaan yang akan dilakukan dan keputusan-keputusan yang akan diambil, selain itu kemajuan teknologi informasi juga diharapkan dapat membantu memperbaiki metode kerja sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang efektif dan efisien. Sebanyak 18,75% responden menyatakan ragu-ragu dan 6,25% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan kemajuan teknologi informasi memberikan kemudahan dalam berkerja, hal ini disebabkan menurut para responden pengalaman kerja lebih mampu memberikan pembelajaran dan gambaran mengenai perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu kegiatan pelaksanaan konstruksi.

Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan melakukan rekaman atau catatan. Rekaman adalah bukti kerja yang harus dapat ditunjukkan setiap diperlukan. Semua bentuk rekaman yang timbul dari setiap kegiatan harus dilakukan dengan baik, ini dilakukan untuk membuktikan bahwa kontraktor kecil menerapkan sistem mutu di perusahaannya. Setiap pelaksanaan konstruksi dibuat rekaman atau catatan di kontraktor kecil dapat dilihat pada gambar 4.27.

Gambar 4. 27 Setiap pelaksanaan konstruksi dibuat catatan atau rekaman (database).

Dari hasil survey dapat diketahui bahwa rekaman atau catatan masih jarang dilakukan oleh para responden ini terbukti dengan 68,75% responden tidak setuju untuk melakukan catatan atau rekaman. Padahal bila rekaman atau catatan dibuat

68,75% 12,5%

18,75%

Setiap pelaksanaan konstruksi dibuat catatan atau rekaman (database)

(36)

kita mampu mengevaluasi setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan dan bila terjadi penyimpangan-penyimpangan dapat dicari solusi pemecahannya, selain itu dengan adanya catatan atau rekaman (database) diharapkan kontraktor kecil memperbaiki sistem kerjanya dengan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama di masa lalu.

Teknologi informasi dan catatan atau rekaman (database) tidak akan memberikan pengaruh banyak terhadap proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) bila para pekerja yang terlibat dalam suatu kegiatan tidak belajar dari kesalahan-kesalahan dimasa lalu. Gambaran mengenai pembelajaran dari kesalahan-kesalahan masa lalu dapat dilihat gambar 4.28.

Gambar 4. 28 Semua pekerja dipaksa untuk belajar dari masa lalu dan memperbaiki sistem kerja secara terus menerus.

Hasil survey didapat, sebanyak 56,25% responden menyatakan tidak setuju dan 18,75% menyatakan ragu-ragu bila pekerja dipaksa untuk belajar dari masa lalu dan memperbaiki sistem kerja secara terus menerus, hal ini disebabkan pekerja merasa untuk melakukan suatu perubahan tidak bisa lewat suatu paksaan tetapi harus timbul dari diri sendiri. Sebanyak 25% responden setuju bila pekerja perlu dipaksa untuk belajar dari masa lalu dan memperbaiki sistem kerja secara terus menerus. Pembelajaran dari masa lalu yang dilakukan lewat rekamanan atau catatan dapat memperbaiki sistem kerja karena dapat mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan apa yang terjadi di masa lalu sehingga tidak akan terulang di kemudian hari.

25%

56,25% 18,75%

Semua pekerja dipaksa untuk belajar dari masa lalu dan memperbaiki sistem kerja secara terus menerus

(37)

Gambaran secara keseluruhan mengenai pembelajaran, dilakukan dengan cara untuk semua responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Jawaban diberi skor 5 untuk kategori jawaban tertinggi hingga 1 untuk kategori jawaban terendah. Jumlahkan semua skor pertanyaan dari 2 jawaban untuk masing-masing responden. Kemudian dicari nilai maksimum, nilai minimum dan interval kelas. Untuk masing-masing nilai dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4. 12 Deskripsi Data Pembelajaran

Nilai maksimum = (jumlah pertanyaan x skor tertinggi) 15 Nilai minimum = (jumlah pertanyaan x skor terrendah) 3

4

Interval kelas untuk masing-masing kategori

Baik 3 – 7

Cukup 7 – 11

Kurang 11 – 15

Sub variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) Pembelajaran

Baik 5 31.25

Cukup 8 50

Kurang 3 18.75

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada perusahaan dalam menerapkan sistem mutu dikontraktor kecil cukup, hal ini terbukti dengan 50% responden termasuk dalam kategori cukup.

IV.3 Impelementasi Sistem Mutu di Kontraktor Kecil Berbasiskan Total Quality Management (TQM)

Mutu pekerjaan konstruksi dipengaruhi oleh mutu dari setiap tahapan pekerjaan konstruksi yang dilakukan, jika mutu pekerjaan dalam satu tahapan pekerjaan konstruksi tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka secara keseluruhan akan mempengaruhi mutu pekerjaan tersebut. (Girianna & Atmowidjoo, 2006)

Keberhasilan penerapan sistem mutu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penting yang terdapat didalam TQM. Alur keberhasilan penerapan mutu dari awal perencanaan sampai dengan akhir pelaksanaan dengan menggunakan faktor-faktor TQM dapat dilihat pada Gambar 4.29.

(38)

Gambar 4. 29 Alur Penerapan Sistem Mutu dengan Prinsip TQM

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada saat merencanakan pekerjaan konstruksi dibutuhkan perencanaan baik dari segi manajemen sumber daya (peralatan, material, manusia, keuangan dan metode), perencanaan mutu yang akan dicapai, kebijakan dan strategi dari pihak manajemen kontraktor kecil. Sedangkan pada saat melakukan proses konstruksi perlu dilakukan pengendalian mutu agar pekerjaan tetap terkendali dan sesuai dengan rencana. Adapun faktor-faktor TQM yang perlu untuk dikendalikan adalah manajemen proses, komunikasi dan kerjasama baik didalam internal ataupun eksternal. Ketiga faktor ini harus selalu dikendalikan agar proses pelaksanaan konstruksi dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pada akhir pelaksanaan konstruksi, hasil dari pekerjaan konstruksi perlu dijamin mutunya agar pengguna jasa (owner) puas terhadap hasil kerja kontraktor kecil.

Setelah pekerjaan konstruksi berakhir, kontraktor kecil sebaiknya melakukan koreksi terhadap proses pekerjaan konstruksi yang dilakukannya, tindak koreksi ini merupakan bagian dari faktor pembelajaran. Hendaknya kontraktor kecil dapat terus belajar dari setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan sehingga kesalahan yang sama tidak terjadi di kemudian hari. Proses pembelajaran juga membutuhkan

(39)

kemauan dan kemampuan untuk berubah dari kontraktor kecil. Hal lain yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan penerapan sistem mutu di kontraktor kecil adalah sikap kepemimpinan dan komitmen dari pihak manajemen perusahaan untuk selalu menjamin agar mutu yang direncanakan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan pada gambar 4.29 mengenai alur penerapan sistem mutu dengan menggunakan prinsip TQM dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan konstruksi terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap input pekerjaan, proses pelaksanaan pekarjaan dan output pekerjaan. Seperti pada pembahasan sebelumnya, tahap input pekerjaan konstruksi perlu untuk direncanakan penerapan mutunya (quality planning) yaitu sumber dayanya (manusia, material, keuangan, finansial dan metode), kebijakan dan strategi dalam menerapkan mutu pekerjaan. Hasil penelitian didapat bahwa perencanaan input pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor kecil telah cukup baik dilakukan.

Pada saat proses pelaksanaan konstruksi perlu dilakukan pengontrolan mutu (quality control) agar mutu yang ingin dicapai dari pelaksanaan konstruksi dapat terus dikendalikan dan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal yang perlu dikontrol adalah proses dari pelaksanaan itu sendiri, komunikasi dan kerjasama. Komunikasi yang terjadi didalam perusahaan kontraktor kecil sudah berjalan dengan sangat baik, ini tergambar dari usaha pimpinan perusahaan terus berusaha untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan serasi sehingga para pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman. Manajemen proses sudah dikelola dengan cukup baik, kontraktor kecil menyadari bahwa untuk selalu bekerja sesuai dengan rencanam maka proses pelaksanaan harus terus dikendalikan. Adapun yang dikendalikan oleh kontraktor kecil pada proses pelaksanaan konstruksi adalah sumber daya manusia, peralatan, metode, material dan finansial. Tetapi kontraktor kecil masih kurang mengelola dengan baik hubungan kerjasamanya. Kerjasama yang dilakukan oleh kontraktor kecil masih yang bersifat internal belum sampai dengan kerjasama eksternal (melakukan hubungan kerjasama dengan kontraktor menengah/besar). Padahal didalam PP No.44 tahun 1997

(40)

tentang kemitraan menyatakan bahwa salah satu cara kontraktor kecil untuk tumbuh dan berkembang adalah dengan melakukan hubungan kerjasama dengan kontraktor besar/menengah.

Tahap terakhir pekerjaan konstruksi adalah hasil akhir (output) pekerjaan konstruksi, pada tahap ini kepuasan pengguna jasa sangat diharapkan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor. Hendaknya dengan kepuasan yang dirasakan oleh pengguna jasa dapat terus menjaga hubungan baik dimasa yang akan datang.

Setelah melakukan penyerahan hasil pekerjaan konstruksi, kontraktor hendaknya melakukan tindakan umpan balik (sistem feedback) yaitu melalui pembelajaran dan kapasitas untuk berubah. Kontraktor kecil harus selalu melakukan pembelajaran dari setiap tahapan pekerjaan konstruksi sehingga pekerjaan yang kurang sempurna dapat dikoreksi sehingga tidak terjadi lagi dikemudian hari. Pada penelitian ini, pembelajaran telah dikelola dengan cukup baik oleh kontraktor kecil, tetapi masih banyak kontraktor kecil yang belum melakukan sistem pembelajaran ini. Padahal bila kontraktor telah melakukan proses pembelajaran salah satunya dengan melakukan pendokumentasian setiap tahapan pekerjaan konstruksi, dapat membantu melakukan pengkoreksian pekerjaan yang masih dikerjakan yang menyimpang dari rencana. Selain itu dengan melakukan pendokumentasian yang baik hendaknya kontraktor kecil tidak melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari. Pembelajaran tidak akan berhasil bila kontraktor kecil tidak memiliki kapasita untuk berubah. Perubahan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan penerapan sistem mutu berbasis TQM. Pada penelitian ini kapasitas untuk berubah dari kontarktor kecil masih kurang dikelola. Kontraktor kecil masih terpaku terhadap cara kerja mereka selama ini. Jarang sekali dilakukan inovasi-inovasi dalam metode pekerjaan atau peralatan yang digunakan.

(41)

Tetapi hal yang paling penting dalam keberhasilan penerapan sistem mutu berbasis TQM ini adalah sikap kepemimpinan dan komitmen dari manajemen perusahaan untuk terus berupaya untuk menghasilkan pekerjaan yang bermutu. Pada penelitian ini, kepemimpinan masih kurang dikelola dengan baik, padahal sikap kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan penerapan sistem mutu. Bila pimpinan perusahaan kontraktor kecil tidak memiliki sikap kepemimpinan, maka akan sulit untuk mengarahkan bagian-bagian penting perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Selain itu pimpinan perusahaan juga harus mampu merencanakan kebutuhan akan sumber daya yang efektif dan efisien sehingga sesuai dengan perencanaan dan tidak terjadi pemborosan. Selain itu untuk komitmen dari manajemen perusahaan juga sangat dibutuhkan untuk menghasilkan pekerjaan yang bermutu. Pada penelitian ini, kontraktor kecil telah mengkelola komitmen penerapan sistem mutu dengan baik. Tetapi walaupun kontraktor kecil telah berusaha untuk terus berkomitmen menerapkan pekerjaan yang bermutu, bila perencanaan dan pengontrolan pekerjaan konstruksi tidak sesuai dengan yang diharapkan, mutu yang ingin dicapai tetap sulit untuk dihasilkan.

IV.4 Faktor-Faktor Penerapan Sistem Mutu berbasiskan TQM dan Rekomendasi untuk Meningkatkan Mutu di Kontraktor Kecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar faktor-faktor TQM telah dikelola dengan baik oleh responden, tetapi ada juga faktor-faktor TQM yang masih dirasakan kurang dikelola oleh sebagian responden. Rangkuman kategori TQM berdasarkan faktor penyusunnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4. 13 Rekapitulasi pengkelompokkan faktor-faktor TQM

Faktor-faktor TQM Baik Cukup Kurang

Komunikasi 100,00% 0,00% 0,00%

Komitmen 93,75% 6,25% 0,00%

Quality Awareness 50,00% 6,25% 43,75%

Manajemen Sumber Daya Manusia 0,00% 68,75% 31,35%

Manajemen Proses 37,50% 62,50% 0,00%

Kebijakan dan Strategi 25,00% 62,50% 0,00%

Pembelajaran 31,25% 50,00% 18,75%

Gambar

Tabel 4. 1  Data pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner
Tabel 4. 2  Deskripsi Data Kepemimpinan
Gambar 4. 3  Setiap kegiatan pekerjaan jarang manual atau menggunakan standar yang  telah dibuat oleh pemerintah
Gambar 4.  Dari hasil  responden memperhi mampu m tidak dipe Hambatan jasa (own bergantun yang sang Kenyataan membutuh melaksana tertentu ya yang meng tersebut da 4  Setiap tah dan selalukuesioner, n menyatakitungankan memprediksirhitungkan, n untuk menner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan data kelompok kami, tipe pola sulur dapat diketahui bahwa dari 4 anggota praktikan terdapat 22 bertipe loop, 18 bertipe whorl dan

Kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami sesorang atau rumahtangga, sehingga tidak mampu memenuhi

Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau

Dengan pengujian regresi multiple dengan data cross section dengan data dari tahun aplikasi revisi PSAK 24, ditemukan adanya pengaruh positif yang signifikan antara perubahan akun

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu

Untuk membangun usaha perkebunan atau kehutanan dalam skala luas diperlukan bibit dalam jumlah banyak dengan mutu yang baik, yaitu bibit segar, daun tidak rontok, batang utuh,

Rusunawa Tambora merupakan perumahan vertikal yang dibangun dan dikelola oleh Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta (Dinas Perumahan, 2008) yang berjarak sekitar 2,25 km

Nilai koefisen yang bertanda positif pada gambar tersebut menunjukkan bahwa persepsi harga dan keputusan bertempat tinggal memiliki korelasi yang positif .Dari