• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Angina Pectoris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Angina Pectoris"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PBL

MAKALAH PBL

 ANGINA PECTORIS

 ANGINA PECTORIS

OLEH

OLEH

Friska Juliarty Koedoeboen

Friska Juliarty Koedoeboen

10-2008-183

10-2008-183

KELOMPOK A3

KELOMPOK A3

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

TAHUN PELAJARAN 2013

TAHUN PELAJARAN 2013

Jl. Arjuna Utara

Jl. Arjuna Utara

E-mail :

E-mail : mandaubra@yahoo.c

mandaubra@yahoo.com

om

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan berbagai Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan kesehatan. Utamanya bagi sistem kardiovaskuler. Salah satu jenis macam permasalahan kesehatan. Utamanya bagi sistem kardiovaskuler. Salah satu jenis gangguan pada sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah ini yakni angina pectoris. gangguan pada sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah ini yakni angina pectoris. Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada

Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaituyang khas, yaitu seperti di tekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri seperti di tekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan. Merupakan kompleks gejala tanpa kelainan morfologik permanen aktivitas dihentikan. Merupakan kompleks gejala tanpa kelainan morfologik permanen miokardium yang disebabkan oleh insufisiensi relatif yang sementara di pembuluh miokardium yang disebabkan oleh insufisiensi relatif yang sementara di pembuluh darah koroner.

darah koroner.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai angina pectoris

Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai angina pectoris, mulai dari, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, gejala klinik, etiologi, anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, gejala klinik, etiologi, patofisiologi, komplikasi sampai pada prognosisnya.

(2)

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

 Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan

bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatankardiotorasik, 1993)

 Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan

sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat didada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M.Sjaifoellah Noer, 1996)

 Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis

rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.(Penuntun Praktis Kardiovaskuler).

2.2 ANAMNESIS

Anamnesis yang baik terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan atau anmanesis peribadi.

a) Identitas

Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atu tanggal lahir, jenis kelamin, namaorang tua, pendidikan, pekerjaan suku bangsa dan agama.

b) Keluhan Utama ( Presenting Symptom)

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi kedokter ataupun mencari pertolongan. Dalam keluhan utama harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut.

c) Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama pasien datang berobat. Riwayat perjalana penyakit disusun yang baik dan sesuai dengan apa yan diceritakan oleh pasien. Dalam melakukan anamnesis, (1) waktu dan lama keluhan berlangsung (2) sifat dan berat beratnya serangan (3) Lokalisasi dan penyebarannya, menjalar

(3)

atau berpindah-pindah (4) Hubungannya dengan waktu misalnya pagi lebih sakit atau siang atau sore, (5) hubungan dengan aktivitas, (6) Keluhan-keluhan yang menyertai serangan (7) Apakah keluhan baru pertama kali atau berulang kali (8) faktor risiko dan pencetus serangan.

d) Riwayat penyakit dahulu

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan yang pernah diderita dengan penyakit sekarang. Tanyakan pula apakah pasien pernah mengalami kecelakaan, menderita penyakit yang berat dan menjalani operasi tertentu, riwayat alergi obat dan makanan, lama perawatan, apakah sembuh sempurna atau tidak.

e) Riwayat peribadi

Riwayat peribadi meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan. Perlu ditanya pula apakah pasien mengalami kesulitan dalam kehidupan hariannya seperti masalah keuangan, perkerjaan dan sebagainya. Kebiasaan yang ditanya adalah kebiasaan merokok, minum alkohol termasuk penyalahgunaan obat yang terlarang (narkoba). Pasien yang sering melakukan perjalanan juga harus ditanyakan tujuan perjalanan yang telah dilakukan untuk mencari kemungkinan tertular penyakit infeksi tertentu di tempat perjalananya. Bila ada indikasi riwayat perkawinan dan kebiasaan seksual juga harus ditanyakan.

Diagno sa pada angi na sering kali berda sarka n adan ya keluhan sakit dada yang mempunyai ciri khas sebagai berikut :6,8  - letaknya, seringkali

pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum atau dibawah sternum, atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke le ng an ki ri kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher,atau ke lengan kanan. - K u a l i t a s s a k i t d a d a p a d a a n g i n a b i a s a n y a t i m b u l p a d a w a k t u m e l a k u k a n a k t i v i t a s . S a k i t d a d a t e r s e b u t s e g e r a h i l a n g b i l a p a s i e n m e n g h e n t i k a n aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu tidur malam. - Lama nya seran gan saki t dada biasa nya berla ngsun g 1 – 5 menit, walaupun perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit dada hilang. Bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit , mungkin pasien

(4)

mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pectoris biasa. Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai tinggi rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang perlu di gali dari anamnese mengenai angina pectoris yaitu

:6, 8  Lokasinya, kualitasnya, lamanya, factor pencetus, factor yang bisa meredakan

nyeri dada tersebut. Berat nya nyeri pada angin a pecto ris dapat dinyat ak an dengan menggun akan skala dari Canadian Cardiovaskuler Society, seperti pada table di bawa ini :6,8

CLASS DESCRIPTION

I

II

III

IV

Ordinary physical activity, such as walking and climbing stairs, does not cause angina. Angina result from strenues or rapid or prolonge exertion at work.

Slight limitation of ordinary activity. Walking or climbing stairs rapidly, walkinguphill, walking or stair climbing after meals, in cold, in wind, or when under emotionalstress, or only during the few hour after awake ning. Walkin g more than 2 blocks onthe level and climbing more than 1 flight of ordinary stairs at a normal pace and under normal conditions.

Marked limitations of ordinary physical activity. Walking 1 to 2 block on the level andclimbing more than 1 flight under normal conditions.

Inability to carry on any physical activity without discomfort-angina syndrome may bepresent at rest

(5)

S e t e l a h s e m u a d e s k r i p t i f n y e r i d a d a t e r s e b u t d i d a p a t , p e m e r i k s a me mb ua t kesimpulan dari gabungan berbagai komponen tersebut. Kesimpulan yan g didapat di golongkan menjadi tiga kel ompok yaitu angina yang tipikal, angina yang atipikal atau nyeri dada bukan karena ja ntung . Angina te rmasuk tipikal bila : rasa tidak enak atau nyeri dirasakan dibelakang sternum dengan kualitas dan la ma nya yang kha s, dipic u oleh akt ivi tas atau st res s emo sio nal , mer eda bila istirahat atau diberi nitrogliserin. Angina dikatakan atipikal bila hanya memenuhi 2 dari 3 kreteria diatas. Nye ri d a d a d i k a t a k a n b u k a n b e r a s a l d a r i j a n t u n g b i l a t i d a k m e m e n u h i a t a u h a n y a memenuhi 1 dari tiga kreteria tersebut.

2.3 PEMERIKSAAN A. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi p e m e r i k s a a n f i s i k y a n g d i l a k u k a n s a a t s e r a n g a n a n g i n a d a p a t me mb e ri ka n informasi tambahan yang berguna. Adanya gallop, mur-m ur r eg ur gi ta si mur-m it ra l, s p l i t S 2 a t a u r o n k h i b a s a h b a s a l y a n g k e m u d i a n m e n g h i l a n g b i l a n y e r i n y a m er ed a d a pa t m e ng ua tk an diagnosa PJK. Hal-hal lain yang bisa didapat dari pem er ik sa an fi si k a d a l a h t a n d a - t a n d a a d a n y a f a c t o r r e s i k o , m i s a l n y a t e k a n a n darah tinggi.3,7

B. Pemeriksaan Penunjang

 Elektrokardiogram (EKG)

Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina, dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.5,7

(6)

 Foto rontgen dada

Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal. Pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.5,7

 Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.7

2.4 DIAGNOSIS

A. Diagnosis Banding

1. Miokard Infark dengan ST Elevasi (STEMI)

Sesak napas dan nyeri dada yang menjalar ke rahang dan lengan kiri dapat disebabkan oleh infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Akibat adanya plak aterosklerotik mengakibatkan penyumbatan, terjadi gangguan pasokan suplai energi kimiawi ke otot jantung (miokard) sehingga terjadilah gangguan keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan. Otot jantung akan mengalami kerusakan, jaringan mati atau nekrosis (infark miokard). Faktor resiko yang menyebabkan infark miokard seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes. Sejumlah faktor resiko lain yang berkaitan dengan gaya hidup pada penyakit jantung koroner juga dapat menjadi faktor resiko dari infark miokard seperti stres, obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Gambaran EKG yang khas adalah adanya elevasi segmen ST. Keadaan ini dapat mengakibatkan gagal jantung, aritmia supraventrikuler, dan sistol premature ventrikel.

(7)

 Nyeri dada

Nyeri dada yang timbul dirasakan menusuk dan diperburuk oleh inspirasi, batuk, dan perubahan dari posisi tubuh, tetapi kadang-kadang menetap.

 EKG: Di dapatkan adanya elevasi gelombang ST disemua lead.

 Laboratorium: Didapatkan peningkatan leukosit, hasil kultur darah menunjukan

hasil positif.

 Photo Thorax: Didapatkan efusi perikard dan peningkatan vaskularisasi paru.

Infark miokard dengan elevasi gelombang ST biasanya diketahui dengan beberapa tanda dan gejala yang diketahui dari beberapa pemeriksaan, pertama pada anamnesis biasanya diketahui adanya keluhan nyeri dada, yang hampir setengah kasus terjadi akibat aktivitas fisik berat, stress emosi, penyakit medis atau bedah. Dirasakan pada saat pagi hari dalam beberapa jam setelah bangun tidur. Nyeri dada merupakan petanda awal dalam kelainan utama ini.

2. Miokard Infark tanpa ST Elevasi

Angina pectoris tidak stabil (unstable angina pectoris = UAP) dan NSTEMI merupakan suatu kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaannya tidak berbeda. Diagnosa NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UAP menunjukkan bukti adanya nekrosis berupa peningkatan enzim – enzim jantung.

 Gejala klinis:

Gejala klinis yang mungkin muncul pada kasus infark miokard akut adalah nyeri dada substernal atau kadangkala di epigastrium dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering ditemukan pada NSTEMI. Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onset baru angina berat atau terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki nyeri pada waktu istirahat. Walaupun gejala khas rasa tidak enak didada iskemia pada NSTEMI telah diketahui dengan baik, gejala tidak khas seperti dispneu, mual, diaphoresis, sinkop atau nyeri di lengan, epigastrium, bahu atas, atau leher juga terjadi dalam kelompok yang lebih besar pada pasien-pasien berusia lebih dari 65 tahun.

(8)

Angina tak stabil

Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal ;dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.

2.5 GEJALA KLINIK

 Letak

Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, bahu.6,7,8

 Kualitas

Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak didada karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien kurang.6,7,8

 Hubungan dengan aktivitas

Nyeri dada pada angina pektoris biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Pada kasus yang berat aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulka nyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.

 Lamanya serangan

Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark

(9)

miokard akut dan bukan angina pektoris biasa. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.6,7,8

2.6 ETIOLOGI

 Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah timbunan lemak di dalam lubang pembuluh darah, kalau semakin banyak disebut plak. Aterosklerosis ini sebenarnya berlangsung sejak lahir secara alami menimbulkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (arteri) koroner yang berakibat rusaknya dinding arteri. Bila arteri menyempit akan mengganggu jalannya aliran darah/oksigen ke otot jantung.7

 Spasme arteri koroner

Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.7

Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasme koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri.7

2.7 EPIDEMIOLOGI

Faktor-faktor Risiko : Yang tidak dapat diubah6

(10)

 Usia

 Jenis kelamin  Riwayat keluarga  Ras

Yang dapat diubah6

MAYOR

 Peningkatan lipid serum  Hipertensi

 Merokok 

 Gangguan toleransi glukosa

 Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol dan kalori

MINOR

 Gaya hidup yang kurang bergerak   Stress psikologik 

 Tipe kepribadian

2.8 PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakseimbangan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada factor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.7,8

Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. S ewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan

(11)

tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah ) miokardium.7,8

Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi NO (NitratOksid ) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. S el-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energy mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pectoris mereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.7,8

(12)

- Atherosclerosis - Spasme pembuluh darah Pejanan terhadap dingin Stress Latihan fisik Makan makanan berat vasokonstriksi Adrenalin meningkat Kebutuhan o2 jantung meningkat Aliran o2 meningkat ke mesentrikus Aliran 02 arteri koronaria menurun Jantung kekurangan o2

Iskemik otot jantung

Kontraksi jantung menurun Nyeri Curah jantung menurun Nyeri b.d iskemik Perlu menghindari komplikasi Diperlukan pengetahuan tinggi

(13)

Gambar 17

PATHWAYS ANGINA PEKTORIS7

Tidak dapat diubah

 Usia  Jenis kelamin  Ras  Herediter  Kepribadian tipe A Dapat diubah/dimodifikasi  Diet/hiperlipidemia  Rokok  Hipertensi  Stress  Obesitas  DM  Kurang aktifitas  Pemakaian kontrase si oral Faktor resiko Garis lemak 15 th Tak berkembang Berkembang

Cidera sel endotel arteri

Defisit NO Peningkatan permeabilitas  Agregasi trombosit Turbulensi aliran darah

Ekskresi zat vaso aktif (serotonin,asetilkolin)

Difusi otot olos

Kontraksi otot olos

Invasi akumulasi lipid

Plak fibrosa Proliferasi otot polos ke intima - trombosit - penimbunan fibrin Pembentukkan  jaringan parut

(14)

Metabolisme anaerob

Asam Laktat

S asme koroner Lesi komplikata

Menonjol ke dalam lumen, arteri menjadi kaku

 Arteritis

Oklusi arteri

 Anemia berat Penyempitan/bloklebih dari 75 %  Aktifitas berlebih

Penurunan jumlah Hb

Kom ensasi antun

Peningkatan curah jantung

Beban kerja jantung meningkat

 Aorta insufisiensi

Penurunan aliran koroner

Ketidakseimbangan suply dengan kebutuhan O2 miokard yang bertambah

Kebutuhan O2miokard meningkat

Hipoksia sel energi kurang

Gangguan kontraksi ventrikel kiri

Penurunan stroke volume

Penurunan COP

Rasa lelah, lemas

Iskemik

Nyeri

(15)

2.9 PENATALAKSANAAN A. Medikamentosa

 Nitrat Organik

Obat golongan nitrat merupakan lini (pilihan) pertama dalam pengobatan angina pectoris. Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketika metabolisme obat pertama kali melepaskan ion nitrit (). Di dalam sel, NO2-diubah menjadi nitrat oksida (NO) yang kemudian mengaktivasi guanilat siklase, terjadi peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat siklik (cGMP) intraseluler pada sel otot polos vaskular sehingga terjadi relaksasi otot polos, termasuk arteri dan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung melalui efek dilatasi pembuluh darah sistemik. Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran darah balik ke jantung, sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan volume ventrikel menurun. Beban hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi subendokard. Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga tegangan dinding ventrikel sewaktu sistole (beban hilir) berkurang. Akibatnya, kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang.2,4,8

 β-bloker

Memiliki mekanisme kerja mengurangi kebutuhan oksigen jantung dengan cara mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.2,4,8

 Calcium antagonist

Obat antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan menghambat masuknya ion kalsium melewati slow channel yang terdapat pada membran sel (sarkolema) pada otot polos jantung, dan pembuluh darah koronerdan perifer sehingga terjadinya relaksasi.

Obat antagonis kalsium menjadi obat terpilih terutama bila :2,4,8

(16)

1) Beta bloker merupakan kontra indikasi, misalnya pada gagal jantung, sicksinus syndrome, blok AV derajat 2 atau lebih (untuk keadaan-keadaan ini sebaiknya di pilih nifedipin), penyakit paru obstruktif, penyakit vascular perifer atau diabetes melitus yang berat.

2) penderita tidak dapat mentoleransi efek samping beta bloker. Pada penangan angina tidak stabil, obat antagonis kalsium biasanya digunakan untuk kombinasi dengan golongan nitrat bila hasil pengobatan dengan nitrat kurang memuaskan.

B. Non Medikamentosa

Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan mengontrol emosi, mengurangi kerja yang berat dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya, mengurangi konsumsi makanan berlemak, dan istirahat yang cukup. Disarankan untuk mengubah gaya hidup antara lain menghentikan konsumsi rokok, menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan, melakukan olah raga ringan secara teratur, jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur, dan melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid.

Untuk pasien dengan gejala angina yang tidak dapat lagi diatasi dengan terapi obat, pasien dengan stenosis arteri koroner kiri lebih besar dari 50% dengan atau tanpa gejala, pasien dengan penyakit di tiga pembuluh darah dengan disfungsi ventrikel kiri jantung, pasien dengan angina tidak stabil, dan pasien dengan post-infark miokard dengan lanjutan angina atau iskemik lebih parah, dapat dilakukan revaskularisasi, yang dilakukan dengan prosedur yang disebut coronary artery bypass grafting( CABG) dan percutaneous transluminal coronary angioplasty (PT CA).8

2.10 KOMPLIKASI

Komplikasi pada angina pectoris :8

a) Infarksi miokardium yang akut ( serangan jantung) b) Aritmia kardiak

(17)

2.11 PENCEGAHAN

a) Kurangi hal- hal yang dapat menjadi faktor resiko

b) Makan makanan yang bergizi seperti, makan sayur-sayuran, biji-bijian c) Menghindari produk-produk makanan yang berserat tinggi

d) Berhenti merokok

e) Berdiet jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan f) Sering- sering menggerakkan badan atau berolahraga

2.12 PROGNOSIS

Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek.

KESIMPULAN

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. Nyeri dada bersifat sementara, dapat juga merupakan rasa tertekan pada dada, yang terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan oksigen akibat terganggunya aliran darah ke arteri yang mengalirkan darah ke arahnya. Angina pectoris pada umumnya disebabkan oleh Aterosklerosis. Diabetes Melitus, merekok, hipertensi merupakan factor resiko dari angina pectoris. Prognosis pada setiap orang berbeda tergantung dari jenis angina dan pengobatannya.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1) Suyodo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jakarta : Interna Publishing. 2009. Hal : 2196-206

2) Gunawan SG. Farmakologi dan terapi. Edisi ke 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Hal : 361-72

3) Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta : Penerbit Buku EGC. 2009 4) Olson J. Belajar mudah farmakologi. Jakarta : Penerbit Buku EGC. 2003

5) Patel PR. Lecturn notes radiologi. Edisi ke 2. Jakarta : 2006

6) PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI; 2006. hal 1729-64.

7) Thaler. S. Malcom. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan edisi V. Jakarta: EGC; 2009. hal 210-49.

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab angina mikrovaskular masih belum diketahui secara pasti, namun tampaknya merupakan akibat dari buruknya fungsi pembuluh darah yang menyempit pada jantung, lengan, dan

Tanda dan gejala dari angina adalah sakit di dada yang terjadi secara tiba-tiba biasanya terjadi setelah beraktifitas di mana nyeri yang terjadi di bagian dada sepertih di

Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya

Pada NSTEMI dan angina pektoris tidak stabil terjadi oklusi parsial arteri koroner.Keduanya mempunyai gejala klinis dan patofisiologi serupa, tetapi berbeda derajat

Angina pektoris merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner,

Angina pektoris merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner,

Lies Nugrohowati, MARS Direktur DIAGNOSIS Typical Chest Pain Memenuhi 3 karakteristik: Rasa tidak nyaman di dada, leher, rahang, bahu, atau lengan Diperberat dengan aktivitas