• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Klorofil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Klorofil"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Klorofil

Analisis Klorofil

Metode spektrofotometri untuk total klorofil (Yoshida et al 1976) Metode spektrofotometri untuk total klorofil (Yoshida et al 1976)

Sebanyak 2 gran larutan ditambah dengan aseton sehingga konsentrasinya Sebanyak 2 gran larutan ditambah dengan aseton sehingga konsentrasinya 80% dan dihomogenisasi. Kemudian larutan disaring dengan kertas saring 80% dan dihomogenisasi. Kemudian larutan disaring dengan kertas saring Whatman no 42 ke dalam labu takar 100 ml. Reside dari larutan ditambah dengan Whatman no 42 ke dalam labu takar 100 ml. Reside dari larutan ditambah dengan aseton 80%, dihomogenisasi kembali dan disaring pula dalam labu takar 100 ml. aseton 80%, dihomogenisasi kembali dan disaring pula dalam labu takar 100 ml. Selanjutnya volumenya ditetapkan 100 ml dengan menambahkan aseton 80%. Selanjutnya volumenya ditetapkan 100 ml dengan menambahkan aseton 80%.

Sebanyak 5 ml dari larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml. Sebanyak 5 ml dari larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml. Setelah itu ditepatkan volumenya dengan menambahkan asseton 80%. Kemudian Setelah itu ditepatkan volumenya dengan menambahkan asseton 80%. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Perhitungan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Perhitungan kadar klorofil a dan b

kadar klorofil a dan b dilakukan berdasarkan persamaan Arnon (1949) yaitu:dilakukan berdasarkan persamaan Arnon (1949) yaitu: Klorofil a (mg/l) = 12,7 A

Klorofil a (mg/l) = 12,7 A663663± 2,69 A± 2,69 A645645

Klorofil b (mg/l) = 22,9 A

Klorofil b (mg/l) = 22,9 A645645 ± 4,68 A± 4,68 A663663

(Sumber: Yoshida S, Douglas AF, James HC dan Kwanchai AG. 1976. (Sumber: Yoshida S, Douglas AF, James HC dan Kwanchai AG. 1976.

  Laboratory Manual for Physiological Studies of Rice. 3

  Laboratory Manual for Physiological Studies of Rice. 3rd rd  Edition..Edition Philipine

Philipines: Ts: The International Rice Rhe International Rice Research Institute Los esearch Institute Los BanosBanos))

Metode spektrofotometri untuk total klorofil (Yoshida et al 1976 , yang Metode spektrofotometri untuk total klorofil (Yoshida et al 1976 , yang dimodofikasi Hendriyani 2003)

dimodofikasi Hendriyani 2003)

Sampel (bubuk cincau hijau) sebanyak 0,5 gram dihomogenisasi dengan aseton Sampel (bubuk cincau hijau) sebanyak 0,5 gram dihomogenisasi dengan aseton hingga mencapai konsentrasi 80%. Kemudian didiamkan diruang gelap selama 2 hingga mencapai konsentrasi 80%. Kemudian didiamkan diruang gelap selama 2 malam untuk memperoleh kelarutan komponen yang lebih baik. Supernatan malam untuk memperoleh kelarutan komponen yang lebih baik. Supernatan diambil melalui k

diambil melalui kertas saring ertas saring ke dalam labu ke dalam labu takar 30 ml, ktakar 30 ml, kemudian volumenemudian volumenyaya ditepatkan dengan aseton. Ekstrak klorofil diukur dengan spektrofotometer pada ditepatkan dengan aseton. Ekstrak klorofil diukur dengan spektrofotometer pada  panjang gelombang 645 dan 663 nm. Perhitungannya adalah:

 panjang gelombang 645 dan 663 nm. Perhitungannya adalah: C C

 

 

 

 



      x Fpx Fp



 

 

 

 



      x Fpx Fp Ct = Ca +Cb Ct = Ca +Cb Keterangan: Keterangan: Ca Ca = = Klorofil Klorofil a a (mg/g)(mg/g) Cb Cb = = Klorofil Klorofil b b (mg/g)(mg/g) Ct

Ct = = Klorofil Klorofil totaltotal D663

D663 = = Absorbansi Absorbansi padapadaPP 663 nm663 nm

D645

D645 = = Absorbansi Absorbansi padapadaPP 645 nm645 nm

Vs

Vs = = Volume Volume sampel sampel (ml)(ml) Ws

Ws = = Berat Berat sampel sampel (g)(g) Fp

(2)

Metode HPLC untuk bubuk daun cincau (Ferruzi et al  2001, yang dimodifikasi)

Persiapan Sampel

Sebanyak 5 gram sampel dihomogenisasi dengan aseton dan ditambah CaCO3,

kemudian disaring vakum selama 3 kali. Filtrat digabungkan dalam labu pemisah dan dicampur dengan 30 ml Petroleum eter (PE). Kemudian ditambah air bebas ion untuk mempercepat pelarutan komponen klorofil dalam PE. Lapisan PE dikumpulkan dan dilarutkan secara volumetric sampai 50 ml, kemudian dikeringkan dengan gas N2. Sampel dilarutkan dalam 2-4 ml aseton untuk 

 persiapan analisis HPLC.

HPLC ( High Performance Liquid C hromato g raphy)

Sistem HPLC yang digunakan adalah model 510 Waters yang dilengkapi chromatopac Shimadzu dengan kolom C-18 sebagai fase diam serta metanool-asam asetat (75:25) pada reservoir A dan etil asetat pada reservoir B sebagai fase geraknya. Detektor yang digunakan adalah detector uv-vis. Laju aliran 1 ml/menit. |Sumber :

Feruzzi MG, Falita MI dan Schwarts SJ. 2001. Assessment of degradation ang intestinal cell uptake of carotenoid and chlorophyll derivates from spinach  puree using an in vitro digestion and Caco2 human cell model. J . Agric. Food 

Chem. 49:2082-2089

Hendriyani D. 2003. Kajian bioavailabilitas klorofil bubuk daun cincau hijau (Cyclea Barbara L. Merr) pada hati dan plasma tikus ( Ratius norvegicus) [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institur pertanian Bogor 

(3)

Pengaruh Konsentrasi KPG, Jenis Garam Mineral dan Konsentrasi Garam Mineral terhadap Viskositas Gel

Bubuk KPG cincau hijau ditimbang sebanyak 0,25; 0,375; 0,50; 0,65 dan o,75 gram, sehingga bila didipersikan ke dalam 250 ml air bebas ion didapatkan sol yang konsentrasinya 0,10; 0,15; 0,20; 0,25; dan 0,30 %. Selanjutnya dibuat larutan MgCl2, CaCl2, BaCl20,0625 M.

Jika yang akan diukur viskositasnya adalah sol dengan konsentrasi 0,30% KPG dan garam mineral yang ditambahkan adalah CaCl2 sebanyak 0,001 M,

maka sol cincau hijau yang dipersiapkan sebagai berikut: 0,75 gram bubuk KPG cincau hijau dilarutkan ke dalam 246,00 ml air bebas ion sambil diaduk dengan magnetic stirrer sampai semuanya terdispersi. Selanjutnya sol ditambah dengan 4 ml CaCl2 0,0625 M, sambil diaduk selama 30 detik. Viskometer sol diukur 

dengan mengunakan alat viscometer ³Brookfield´ model BM pada suhu kamar  (270C) dengan kecepatan 30 rpm selama 1 menit. Untuk sol 0,10 dan 0,15% KPG menggunakan ³spindle´ nomor satu dan untuk yang lainnya menggunakan ³spindle´ nomor dua. Dengan mengalikan skala yang terbaca dengan faktor  konversi., maka diperoleh nilai kekentalan dala m sentipoise (cP).

Kadar Proksimat KPG Cincau Hijau (Sumartono 1990)

Hasil analisis proksimat bubuk KPG cincau hijau yang diperoleh dari proses   pengendapan dengan menggunakan pelarut etanol dan dikeringkan dengan  pengering beku.

Komponen Jumlah per 100 gram bahan

Air 11,72 g Abu 5,65 g Magnesium 1167 mg Kalsium 850,5 mg Protein 13 g Lemak 2,46 g Karbohidrat 67,17 g Serat kasar 4,01 g Gula pereduksi - Tanpa hidrolisis - Dengan hidrolisis --41,95 g

(4)

Analisis Kadar Gula Pereduksi (Fardiaz et al 1986)

Kadar gula pereduksi ditetapkan dengan metode Lane-Eynon. Penetapan dilakukan terhadap sampel yang tidak dihidrolisis dan sampel yang dihidrolisis.

Tanpa hidrolisis

Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambah dengan 300 ml air dan dua gram CaCO3, dididihkan selama 30 menit dan

didinginkan. Isi gelas piala dipindahkan ke dalam labu takar 500 ml dan ditambahkan dengan 3 tetes Pb-asetat jenuh. Isi labu takar ditepatkan volumenya, dikocok dan disaring dengan kertas Whatman no. 2. Filtrat ditambah dengan 1 gram garam oksalat dan disaring kembali.

Sebanyak 10 ml filtrate hasil penyaringan dan 10 ml larutan Fehling dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian dididihkan dan dititrasi dengan larutan electron standar. Ditambahkan 3-4 tetes biru metilen ketika warna biru cairan menjadi muda. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Penetapan dilakukan dua kali ulangan.

 

  





a = volume larutan dekatroem standar (titran) yang dibutuhkan untuk titrasi  blanko (ml)

  b = volume titran yang dibutuhkan untuk titrasi contoh (ml) c = konsentrasi larutan electron standar (g/l)

d = berat sampel Hirdolisis sampel

Sebanyak 2 gram sampel, 200 ml air dan 20 ml HCl 25% dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 ml. Erlenmeyer ditutp dengan pendingin balik dan didestilasi selama 2,5 jam, kemudian didinginkan. Selanjutnya campuran dinetralkan dengan NaOH 45% dan diencerkan sampai volume 500 ml, kemudian disaring, filtrasi yang diperoleh ditentukan kadar gula pereduksinya dengan menggunakan meode Lane-Eynon, seperti persamaan di atas. Hidrolisis sampel dilakukan dua kali ulangan dan penetapan gula pereduksi dilakukan dua kali ulangan.

Analisi Kandungan Mineral Mg dan Ca

Sebanyak 1 gram contoh diabukan pada suhu 6000C. Abu yang diperoleh dilarutkan dalam 20 ml HCl 5 N dan diencerkan menjadi 100 ml. Sampel siap

(5)

dinalisis kandungan mineral Mg-nya menggunakan AAS (Atomic Absorbantion Spectrophotometer). Untuk analisis mineral Ca, sampel ditambahkan 5 ml La2O3

11,75% kemudian dianalisis.

Untuk analisis mineral Mg menggunakan lampu ³hallow cathode´ nomor 8, arus lampu 4 mA, lebar ³slit 0,5 nm. P 285,2 nm dan ³MODE´ : B.G.C.

sedangkan untuk analisis mineral Ca menggunakan lampu ³hallow cathode´ nomor 1, arus lampu 6 mA, lebar ³slit´ 0,5 nm, P 422,7 nm dan ³MODE´ ;

Referensi

Dokumen terkait

Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol, etanol, 2- butanol, aseton, klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat yang dibuat

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku / larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda

Analisis spektrofotometri : analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran intensitas warna larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dibandingkan dengan larutan standar,

Larutan baku natrium nitrit konsentrasi 1,0 ppm, diambil 10 mL dan ditambah 2 mL pereaksi Griess kemudian dibaca absorbansinya pada λ 400-800 nm. Diperoleh panjang

Larutan antosianin tanpa kopigmen dan larutan antosianin ekstrak yang telah ditambah kopigmen dimasukkan ke dalam botol gelap dan diinkubasi pada suhu 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90,

Larutan standard adalah larutan yang diketahui konsentrasinya, yang akan digunakan pada..

Untuk memvalidasi metode tersebut, maka dilakukan pembuatan larutan standar trifeniltimah(IV) klorida yang divariasikan konsentrasinya dan diuji dengan variasi elektroda kerja

Hasil pengujian variasi waktu injeksi gas CO 2 dalam larutan NaCl maupun larutan NaCl yang ditambah gas H 2 S menunjukkan bahwa meningkatnya waktu injeksi gas CO 2