• Tidak ada hasil yang ditemukan

Documents tips laporan praktikum titrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Documents tips laporan praktikum titrasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

I. JUDUL PERCOBAAN

Titrasi Penetralan dan Aplikasinya

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

Jum’at, 4 Desember 2015

III. SELESAI PERCOBAAN

Jum’at, 4 Desember 2015

IV. TUJUAN PERCOBAAN

1. Membuat dan menentukan standarisasi larutan asam

2. Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue

V. DASAR TEORI

Dasar pengertian Bronsted, asam adalah segala zat yang dapat

memberikan proton, dan basa adalah zat yang dapat menerima proton.

Ketika suatu asam menghasilkan proton, spesies yang menerima harus

mempunyai sedikit afinitas proton, sehingga merupakan suatu basa.

Jadi, dalam perlakuan Bronsted ditemui pasangan asam-basa konjugat.

Menurut Arrhenius, asam terurai menjadi ion-ion hidrogen dan anion,

sedangkan basa terurai menjadi ion-ion hidroksida dan kation.

Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan

konsentrasi asam atau basa yang tidak didketahui. Penentuan

konsentrasi ini dilakukan dengan melakukan titrasi asam-basa. Titrasi

adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume

tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui

konsentrasinya. Bila tittrasi asam-basa maka disebut titrasi

aside-alkalimetri.

Dasar reaksi pada titrasi penetralan ini adalah reaksi antara ion

hydrogen (H+) yang bersifat asam dan ion hidroksida (OH-) yang

bersifat basa dan membentuk air yang bersifat netral, reaksi ini

termasuk reaksi netralisasi. Reaksi ini dapat juga dikatakan sebagai

reaksi antara donor proton (Asam) dengan penerima proton (basa).

(2)

Ada dua macam reaksi penetralan, yaitu :

a. Asidimetri

Titrasi penetralan yang melibatkan larutan basa dengan asam yang

diketahui konsentrasinya. Asidimetri merupakan penetapan kadar

secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa

dengan menggunakan larutan baku asam.

b. Alkalimetri

Titrasi penetralan yang melibatkan larutan asam dengan basa yang

diketahui konsentrasinya. Alkalimetri adalah penetapan kadar

senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan

larutan baku basa.

Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi

antara ion hydrogen (asam) dengan ion hidroksida (basa) untuk

menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisai juga dapat dikatakan

sebagai reaksi antara donor proton (asam) dan penerima proton (basa).

Proses analisis untuk menentukan jumlah yang tidak dapat

diketahui dari suatu zat, dengan mengukur volume larutan pereaksi

yang diperlukan untuk reaksi sempurna disebut analisis volumetric.

Analisis ini juga menyangkut pengikuran volume gas.

Proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam larutan lain

yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut

dengan titrasi. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut dengan

larutan standart. Proses penentuan konsentrasi larutan standard disebut “menstandartkan” atau “membakukan”. Larutan standard adalah larutan yang diketahui konsentrasinya, yang akan digunakan pada

analisis volumetric. Ada cara dalam menstandardkan larutan yaitu :

1. Pembuatan langsung dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume

terntentu secara tepat. Larutan ini disebut dengan larutan standard

primer, sedangkat zat yang digunakan disebut standard primer.

Larutan standard primer haruslah diketahui komposisi dan

(3)

kemurnian yang tinggi (standard primer) yang diketahui dengan

tepat beratnya dalam suatu larutan yang diketahui dengan tepat

volumenya. Apabila titran tidak cukup murni, maka perlu

distandarisasi dengan standard primer.

2. Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkan untuk memperoleh volume

tertentu, tetapi dapat distandarkan dengan larutan standard primer,

disebut dengan larutan standard sekunder, larutan sekunder

konsentrasinya diperoleh dengan cara menitrasi dengan larutan

primer. NaOH tidak dapat dipakai untuk standard primer

disebabkan NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu maka

NaOH harus dititrasi terlebih dahulu dengan KHP agar dapat

dipakai sebagai standard primer. Begitu dengan HCL tidak bisa

digunakan sebagai standard primer, supaya menjadi standard

sekunder maka larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standard

primer NaCO3.

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer

ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar

larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan

sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai

mencapai keadaan ekivalen (artinya secara stokiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebgai “titik ekivalen”. Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita

mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan

tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan

konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.

Dalam titrasi asam basa perubahan pH sangat kecil hingga ganoir

tercapai titik ekivalen. Pada saat tercapai titik ekivalen penambahan

sedikit asam atau basa akan menyebabkan pH yang sangat besar.

Perubahan pH yang sangat besar ini seringkali dideteksi dengan zat

dikenal sebagai indikator, yaitu suatu senyawa organic yang akan

(4)

tetes larutan encernya, indikator dapat digunakan untuk menetapkan

titik ekivalen dalam titrasi asam basa ataupun untuk menentukan

tingkat keasaman larutan. Dalam hal ini indikator yang digunakan

adalah metil jingga dalam larutan pH 4,4 , metil jingga ada hampir

seluruhnya sebagai ion negative kuning. Dalam hal larutan yang lebih

asam maka pH 3,2, ia terprotonasi untuk membentuk ion dipol merah

karena sifat ini, jingga metil dapat digunakan sebagai indikator untuk

titrasi pada akhir daerah 3,2-4,4. Titik atau kondisi dimana

penambahan asam atau basa dimana terjadi perubahan warna indikator

dalam suatu titrasi dikenal sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi

sering diasamkan dengan titik ekivalen, walaupun diantara keduanya

masih ada selisi yang relative kecil.

Memilih indikator yang tepat sangat diperlukan dalam melakukan

titrasi. Petunjuk pemilihan indikator yaitu:

1. Gunakan 3 tetes larutan indikator kecuali dinyatakan berbeda.

2. Asam kuat dititrasi dengan basa kuat menggunakan indikator

metil merah, phenolptalein, dan metil jingga.

3. Asam kuat dititrasi dengan basa lemah menggunakan indikator

metil merah.

4. Basa kuat dititrasi dengan asam lemah menggunakan indikatoor

phenolptalein.

5. Asam lemah dititrasi dengan basa lemah, tidak ada indikator yang

digunakan.

6. Lebih mudah mengidentifikasi warna yang timbul dari pada

warna yang hilang.

Indikator asam basa sebagai zat petunjuk derajat keasaman

larutan senyawa organic struktur rumit yang berubah warnanya bila

pH larutan berubah. Misalnya, mejil jingga berwarna merah jika

dalam larutaan yang memiliki pH dibawah 3,1 dan akan berubah

(5)

rentang pH 3,1 sampai dengan 4,5 membentuk campuran warna

kuning dan merah.

Bermacam-macam zat asam atau basa, baik organic maupun

anorganik dapat ditentukan dengan titrasi asam basa. Juga banyak

contoh yang analitnya dapat diubah secara kimia menjadi asam atau

basa dan kemudian ditentukan kadarnya melalui titrasi asam basa.

Misalnya pada penentuan karbonat, ion karbonat dititrasi dalam

dua langkah:

𝐶𝑂32−+ 𝐻2𝑂+ → 𝐻𝐶𝑂3−+ 𝐻2𝑂

𝐻𝐶𝑂3−+ 𝐻3𝑂+ → 𝐻2𝐶𝑂3+ 𝐻2𝑂

Natrium hidroksida umunya terkontaminasi oleh natrium karbonat

sedangkan natrium karbonat dan natrium bikarbonat sering terjadi

bersama-sama.

Natrium atau hydrogen karbonat atau asam karbonat dengan

rumus kimia NaHCO3 adalah bahan kimia yang berbentuk ristal putih

yang larut dalam air, yang banyak dipergunakan dalam industri

makanan/biskuit (sebagai baking powder). Senyawa ini termasuk

golongan garam yang telah digunakan sejak lama, senyawa ini disebut

sodium bikarbonat. Senyawa ini merupakan kristal yang seing

terdapat dalam bentuk serbuk, senyawa ini juga digunakan dalam roti

atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon

dioksida.

VI. ALAT DAN BAHAN

 Alat

Buret

Statif dan klem

Erlenmeyer 250 mL.

Gelas Kimia

Corong

(6)

Pipet gondok

Propiper

Labu ukut

Spatula

 Bahan

HCl

Aquades

Na2CO3

Indikator metil jingga

NaHCO3

VII. ALUR KERJA

1. Pembuatan larutan asam klorida  0,1 N

HCl Pekat/Murni

HCl Pekat/Murni

-di ukur  9 mL memakai gelas ukur

-dituang kedalam

gelas ukur yang berisi 500 mL air suling

-ditambahkan air

suling sampai tanda batas

-diaduk hingga

(7)

2. Pembuatan larutan HCl dengan Na2CO3 anhidrat sebagai baku - Ditimbang dengan teliti

 1,3 g

- Dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL - Dilarutkan dengan air

suling sampai tanda batas

- Dikocok agar heterogen

Larutan

- Diletakkan Erlenmeyer di bawah buret

(8)

Perubahan warna(metil

jingga berwarna kuning muda)

- Dicuci dinding

Erlenmeyer dengan air suling

- Dititrasi dgn

mebambahkan tetes demi tetes

Perubahan warna(metil

jingga berwarna sedikit pink)

- Dicatat angka pada buret sebagai volume HCl

- Diulangi 3 kali

(9)

3. Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue

- Ditimbang  1,44 g - Dilarutkan dalam labu

ukur 100 mL - Ditambah aquades

sampai tanda batas - Dikocok sampai

homogen

Larutan Soda Kue

- Dipipet 10 mL - Dimasukkan kedalam

Erlenmeyer

- Ditambahkan dengan 3 tetes indikator metil jingga

- Dititrasi dengan HCl standard

Perubahan warna

- Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali

Kadar NaHCO3

(10)

IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

a. Membuat dan menentukan standarisasi larutan asam

Percobaan yang pertama yaitu penentuan konsentrasi asam

klorida (HCl) dengan natrium karbonat (Na2CO3) sebagai baku.

Sebelum dititrasi, ±0,5318 gram Na2CO3 dilarutkan terlebih

dahulu dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan sampai tanda

batas dan menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu dipipet

10 mL larutan Na2CO3 kedalam labu erlenmeyer. Kemudian

ditambahkan 10 mL aquades, sebelum dititrasi dengan HCl

ditambahkan indikator metil jingga. Maksud dari penambahan

metil jingga yaitu untuk mempermudah mendeteksi perubahan

warna. Indikator metil jingga memiliki rentan pH 3,1 hingga 4,4,

sedangkan saat Na2CO3 (basa kuat) dititrasi dengan HCl (asam

kuat) akan menghasilkan H2CO3, sehingga saat titrasi sampai pada

titik ekivalen, indikator metil jingga akan berubah menjadi merah.

Titik ekivalen adalah titik dalam suatu titrasi dimana jumlah

ekivalen titran sama dengan jumlah ekivalen analit. Setelah

ditambahkan indikator, lalu dititrasi dengan HCl. Titik akhir titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna dari kuning menjadi

merah. Titik akhir yaitu titik dalam suatu titrasi dimana suatu

indikator berubah warna. Titrasi dihentikan setelah mencapai titik

akhir titrasi. Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:

Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

CO32- + H3O+→ HCO3- + H2O

HCO3- + H3O+ → H2CO3 + H2O

Titrasi dilakukan tiga kali supaya hasil yang didapatkan lebih

akurat. Volume titrasi yang dihasilkan tiga kali berturut-turut yaitu

2,3 mL, 2,2 mL, dan 2,3 mL. Dengan demikian dihasilkan pula

konsentrasi HCl berturut-turut yaitu 0,082 N, 0,087 N, dan 0,082

N, sehinga diperoleh konsentrasi HCl rata-rata yaitu 0,084 N

(11)

b. Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue

Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar

NaHCO3 dalam soda kue. Catat terlebih dahulu merk soda kue,

pada percobaan ini menggunakan soda kue cap “Nonik”. Soda kue ditimbang dengan teliti sebanyak 1,44 gram kemudian dilarutkan

dalam labu ukur 100 mL. Setelah itu dipipet 10 mL dan

dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan dua tetes indikator

metil jingga. Maksud dari penambahan metil jingga yaitu untuk

mempermudah mendeteksi perubahan warna. Indikator metil

jingga memiliki rentan pH 3,1 sampai 4,4. Indikator akan berubah

warna disekitar titik ekivalen dari titrasi sehingga saat titrasi

sampai pada titik ekivalen, indikator metil jingga akan berubah

menjadi merah. Setelah penambahan indikator, larutan soda kue

dititrasi dengan HCl standar. Reaksi yang terjadi yaitu:

Na2CO3 (aq)+ CO2(g) +H2O (l) → NaHCO3 (aq)

NaHCO3 (aq) + HCl (aq)→ NaCl (aq)+ H2O (l) + CO2 (g)

Setelah larutan berubah warna dari kuning menjadi merah,

maka titrasi dihentikan yang menandakan titrasi telah mencapai

titik akhir. Titrasi dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan

hasil yang lebih akurat. Volume titrasi yang dihasilkan tiga kali

berturut-turut yaitu 15 mL, 15,6 mL, dan 15,7 mL. Dengan

demikian dihasilkan pula kadar NaHCO3 berturut-turut yaitu

sebesar 73,5%, 76,4%, dan 76,9%, sehinga diperoleh kadar

NaHCO3 rata-rata yaitu sebesar 75,6% (perhitungan terlampir).

X. DISKUSI

Pada percobaan yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi

asam klorida (HCl) dengan natrium karbonat (Na2CO3) sebagai baku,

diperoleh konsentrasi rata-rata dari hasil titrasi sebanyak tiga kali yaitu

sebesar 0,084 N. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana konsentrasi

(12)

neraca analitik yang digunakan untuk menimbang belum di kalibrasi

dari satuan ct menjadi gram. Hal ini menyebabkan jumlah zat Na2CO3

menjadi 0,1 gram setelah dikonversi dari ct menjadi gram, sedangkan

untuk percobaan ini seharusnya jumlah zat yang dibutuhkan adalah

sebesar 0,5318 gram.

Pada percobaan yang bertujuan untuk menentukan kadar NaHCO3

dalam soda kue, diperoleh kadar NaHCO3 rata-rata dari hasil titrasi

sebanyak tiga kali yaitu sebesar 75,6 %. Namun hasil ini tidak akurat

karena konsentrasi dari standarisasi HCl yang dihasilkan dari

percobaan pertama tidak sesuai dengan teori, sehingga mempengaruhi

hasil kadar NaHCO3.

XI. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada percobaan menentukan standarisasi larutan asam diperoleh

volume HCl yang digunakan saat titrasi berturut-turut yaitu 2,3

mL, 2,2 mL, dan 2,3 mL, sehingga diperoleh konsentrasi HCl

rata-rata sebesar 0,084 N.

2. Pada percobaan penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue

diperoleh volume HCl yang digunakan untuk titrasi berturut-turut

yaitu 15 mL, 15,6 mL, dan 15,7 mL, sehingga diperoleh kadar

NaHCO3 rata-rata sebesar 75,6 %.

XII. JAWABAN PERTANYAAN

A. Standarisasi Larutan

1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air

yang sudah dididihkan?

Tujuan menggunakan air yang mendidih pada pembuatan

larutan NaOH yaitu untuk menghindari ledakan, karena reaksi

pada logam alkali (Na) bersifat eksoterm dan juga logam

(13)

2. Apa beda antara:

a) Larutan baku dan larutan standar?

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui

dari hasil penimbangan dan pengenceran, konsentrasi

ditentukan dari hasil perhitungan.

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah

ditetapkan dengan akurat.

b) Asidimetri dan alkalimetri?

Asidimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif

terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan

menggunakan larutan baku asam.

Alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif

terhadap senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan

menggunakan larutan baku basa.

3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas?

- Penentuan (standarisasi) larutan asam

Indikator akan berubah warna disekitar titik ekivalen dari titrasi

sehingga saat titrasi sampai pada titik ekivalen. Pada titrasi antara

HCl dengan Na2CO3 menggunakan indikator metil jingga karena

titrasi tersebut antara asam kuat dengan basa lemah yang memiliki

rentang pH 3,1-4,4. Pada umumnya indikator digunakan untuk

menentukan titik ekuivalen atau titik akhir titrasi tepat pada pH

tertentu.

- Penentuan (standarisasi) larutan basa

Indikator akan berubah warna disekitar titik ekivalen dari titrasi

sehingga saat titrasi sampai pada titik ekivalen. Pada titrasi antara

NaOH dengan H2C2O4.2H2O menggunakan indikator pp (fenolftalin)

karena titrasi tersebut antara basa kuat dengan asam lemah yang

memiliki rentang pH 8,3-10. Pada umumnya indikator digunakan

untuk menentukan titik equivalen atau titik akhir titrasi tepat pada

(14)

B. Aplikasi Titrasi Penetralan

1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan

0,5 N HCl dengan indikator pp. Setelah penambahan 30 mL HCl

larutan menjadi tidak berwarna. Kemudian indikator metal jingga

ditambahkan dan dititrasi lagi dengan HCl. Setelah penambahan 5 mL

HCl larutan menjadi berwarna. Berapa prosentase Na2CO3 dan NaOH

dalam sampel?

mol ek. Na2CO3 = mol ek. HCl

= 35 ml x 0,5 N = 0,0175 mol

Massa Na2CO3 = 0,0175 mol x ½ x 106 gram/mol = 0,9275 gram

% Na2CO3 = 0,9275 g/1,2 g x 100% = 77,29%

Massa NaOH = 0,0175 mol x 40 g/mol = 0,7 gram

% NaOH = 0,7 g/1,2 g x 100 % = 58,33 %

2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp?

Indikator PP (fenolftalein) akan mengalami perubahan warna pada pH

8.0-9.8, yang artinya warna larutan fenolftalein akan berubah jika

larutan ini ditambahkan pada larutan yang bersifat basa (pH larutan

diatas 7.0) atau dapat pula diartikan bahwa larutan yang bersifat basa

akan mengalami perubahan warna menjadi merah jika ditambahkan

indikator fenolftalein.

XIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Natrium Bikarbonat.

https://id.wikipedia.org/wiki/natrium_bikarbonat. Diakses pada

tanggal 03 Desember 2015.

Day, R.A. dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi

(15)

Hadyana, P.A. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Ibnu, Sodiq, dkk. (2004). Kimia Analitik 1. Malang: jurusan Kimia

FMIPA Universitas Negeri Malang.

Setiarana, Yiyin. 2015. Laporan Penetralan.

http://Dokumen.tips/dokumen/laporan-penetrakan.html.

Diakses pada tanggal 03 Desember 2015.

Setiarso, Pirim. Dkk. (2015). Petunjuk Praktikum Kimia Analitik 1

(16)

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Na2CO3(aq) + HCl(aq)→ NaCl(aq) + NaHCO3(aq)

Diketahui : V1 = 2,3 mL

V2 = 2,2 mL

V3 = 2,3 mL

Mr Na2CO3 = 105,98 gram/mol

Massa Na2CO3 = 0,5318 ct

= 0,5318 x 1 5 = 0,1 gram

V Na2CO3 = 100 mL = 0,1 L

Ditanya : Konsentrasi HCl ?

Jawab :

 Molek Na2CO3 = molek HCl

N1 x V1 = N2 x V2

𝑔

𝑀𝑟 .𝑉 𝑥 𝑛 𝑥 𝑉 = N2 . V2

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚

105,98 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 . 0,1 𝐿 𝑥 2 𝑥 10𝑚𝐿 = N2 . 2,3 mL

0,1887 2,3 = N2

0,082 N = N2 HCl

 Molek Na2CO3 = molek HCl

N1 x V1 = N2 x V2

𝑔

𝑀𝑟 .𝑉 𝑥 𝑛 𝑥 𝑉 = N2 . V2

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚

(17)

0,1887 2,2 = N2

0,087 N = N2 HCl

 Molek Na2CO3 = molek HCl

N1 x V1 = N2 x V2

𝑔

𝑀𝑟 .𝑉 𝑥 𝑛 𝑥 𝑉 = N2 . V2

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚

105,98 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 . 0,1 𝐿 𝑥 2 𝑥 10𝑚𝐿 = N2 . 2,3 mL

0,1887 2,3 = N2

0,082 N = N2 HCl

 Rata-rata N HCl = 𝑁1+𝑁2+𝑁3 3

= 0,082+0,087+0,082 3

= 0,251 3 = 0,084 N

2. Menentukan kadar NaHCO3

Diketahui : V1 = 15 mL

V2 = 15,6 mL

V3 = 15,7 mL

N HCl = 0,084 N

Mr NaHCO3= 84,007 gram/mol

Massa soda kue = 1,44 gram = 1440 mg

Ditanya : a. Kadar V1 ?

(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam volumetrik, penentuan zat dilakukan dengan cara titrasi yaitu suatu proses dimana larutan baku atau titran (dalam bentuk larutan yang diketahui konsentrasinya)

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya atau kepekatannya telah diketahui dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi zat yang lain yang digunakan dalam

Indikator zatwarna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah logam kecil.. Indikator yang

Ketika larutan NaOH yang mengandung ion hidroksida dimasukkan ke dalam larutan asam asetat maka ion hidroksida pada NaOH akan berekasi dengan ion

Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya dan menggunakan ekstrak bunga sepatu sebagai

Dalam volumetrik, penentuan zat dilakukan dengan cara titrasi yaitu suatu proses dimana larutan baku atau titran (dalam bentuk larutan yang diketahui konsentrasinya)

Larutan baku yang digunakan pada titrasi netralisasi adalah asam kuat atau basa kuat, karena zat-zat tersebut bereaksi lebih sempurna dengan analit dibandingkan dengan jika

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti atau dapat pula diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menetapkan konsentrasi