• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak ( Pelayanan Peduli Bunda )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak ( Pelayanan Peduli Bunda )"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Program Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak (“Pelayanan Peduli

Bunda”)

Nama Inovasi

Program Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak (“Pelayanan Peduli Bunda”)

Produk Inovasi

Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pada RSUD Petala Bumi Melalui Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak Guna Menurunkan Tingkat Kematian Ibu dan Anak

Penggagas

Drg. Yusi Prastiningsih, MM

Kelompok Inovator

Provinsi / Kabupaten / Kota

(2)
(3)

Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak pada RSUD Petala Bumi semula didasari karena pelayanan kesehatan ibu dan anak yang selama ini diterapkan di RSUD Petala Bumi lebih terfokus pada pelayanan kuratif saja sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya terutama pada upaya promotif dan preventif. Program yang ditawarkan adalah “Pelayanan Peduli Bunda”. Pelayanan ini menyediakan kelas senam hamil, pijat bayi, imunisasi, konsultasi kesehatan serta pembuatan pojok ASI yang tentu saja diperuntukkan kepada para ibu yang menginginkan pelayanan kesehatan.

“Pelayanan Peduli Bunda”menyediakan kelas senam hamil, pijat bayi, imunisasi, konsultasi kesehatan serta pembuatan pojok ASI yang tentu saja diperuntukkan kepada para ibu yang menginginkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Pasal 14 Ayat 8 yang menyebutkan mengenai pelayanan keperawatan dan kebidanan, maka Rumah Sakit Petala Bumi tergolong kedalam Rumah Sakit Kelas C yang harus memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Selain itu berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia terhadap angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) tahun 2012 diperoleh angka 32 per 1000 kelahiran untuk AKB dan 228 per 100.000 kelahiran hidup untuk AKI. Sedangkan target untuk AKB yang dicanangkan tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran hidup. Dalam rangka mendukung penekanan AKB dan AKI inilah peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak harus dilakukan. Rumah sakit harus menjadi organisasi pelayanan kesehatan yang aktif dalam artian harus menjemput bola serta memberikan pelayanan inovatif untuk mencegah kematian ibu dan anak.

Tujuan dari program optimalisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak ini antara lain: 1) mendorong segera terwujudnya pelayanan KIA yang terintegrasi; 2) Memperoleh dukungan dari pihak eksternal dan internal terkait dengan pelayaan KIA; 3) Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk prosedur penerbitan Akte Kelahiran; 4) Kelengkapan fasilitas layanan kesehatan khususnya yang mendukung Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).

Manfaat dari program optimalisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak ini adalah 1) Tumbuhnya kesadaran, kemampuan dan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak; 2) Meningkatkan capaian kinerja rumah sakit yang terkait dengan pelayanan kesehatan; 3) Terjadinya reformasi rumah sakit dimana pelayanan berorientasi peningkatan perhatian terhadap upaya promotif dan promoter kesehatan.

Strategi yang dilakukan untuk menjalankan program ini adalah 1) Melakukan penataan pelayanan kesehatan ibu dan anak (pemeriksaan kebidanan, konseling gizi dan psikologi) agar tiap unit saling terintegrasi; 2) Menata ulang tugas dan tanggung jawab pegawai lingkup pelayanan KIA; 3) Penataan dan penambahan fasilitas ruangan yang didukung sarana dan prasarana penunjang; 4) Pelatihan pengembangan kemampuan pegawai melalui inhouse training program; 5) Melakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 6) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi tiap tahapan.

Stakeholders yang dilibatkan dalam program optimalisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak ini adalah Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Bappeda Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Fakultas Kedokteran UNRI serta masyarakat.

Jenis Inovasi

Produk

Nama Instansi

Provinsi Riau

Unit Instansi

(4)

Tahun Inisiasi

2014

Tahun Implementasi

2014

Faktor Pendorong

Faktor pendorong berjalannya optimalisasi pelayanan ini adalah:

1. Diterbitkannya Perda Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau yang mengamanatkan perubahan status RSUD Petala Bumi menjadi SKPD sendiri.

2. Kerjasama internal antartim yang solid memungkinkan pengembangan pelayanan.

3. Pelatihan dan mutasi yang memungkinkan mengurangi tingkat kejenuhan pegawai rumah sakit.

4. Disediakannnya alokasi anggaran untuk kelengkapan sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan.

Faktor Penghambat

Faktor penghambat keberhasilan program optimalisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah sebagai berikut:

1. Belum diterapkannya pola pengelolaan keuangan BLUD sehingga RS belum memiliki keleluasaan dalam pengelolaan keuangan.

2. Belum adanya Sistem Informasi Manajemen RS berbasis teknologi informasi untuk memperoleh data pelayanan yang akurat dan mudah diakses.

3. Pengendalian mutu internal belum optimal. 4. Masih kurangnya promosi pemasaran layanan RS. Alternatif solusi:

1. Melalui APBD tahun 2015, dianggarkan untuk pendampingan dengan BPKP guna proses persiapan penerapan BLUD dengan melengkapi dokumen maupun petunjuk teknis pengelolaan BLUD sesuai persyaratan yang ditetapkan.

2. Kebutuhan SIM RS diajukan melalui APBDP Provinsi Riau tahun 2015, diharapkan dapat lebih meminimalisir ketidakakuratan data layanan.

3. Pembentukan tim monitoring evaluasi keperawatan serta pengaktifan tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien untuk melakukan pengawasan mutu internal RS.

4. Aktif dalam kegiatan yang mellibatkan masyarakat serta mengadakan promosi melalui kegiatan-kegiatan tertentu seperti peringatan HUT Riau maupun HUT RSUD Petala Bumi.

Tahapan Proses

Tahapan yang dilakukan untuk program optimalisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan dan konsolidasi lingkup pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (pembentukan tim, penataan tugas dan peran, sosialisasi).

2. Memperbaiki dan menambahkan fasilitas kesehatan seperti pojok ASI, ruang penyuluhan dan konsultasi.

3. Melaksanakan kegiatan inhouse training untuk petugas internal terkait program pelayanan kesehatan peduli bunda. 4. Mengirimkan petugas untuk mengikuti exhouse training.

5. Penyusunan dan implementasi program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak komprehensif/pelayanan peduli bunda (kelas senam ibu hamil, kelas pijat bayi, imunisasi, penyuluhan gizi/psikologi).

6. Monitoring dan evaluasi terhadap sarana dan prasarana, pasien dan pelaporan kinerja layanan serta kualitas kemampuan layanan petugas layanan.

7. Penyusunan buku tentang Kesehatan Ibu dan Anak untuk ibu hamil.

8. MoU dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru terkait kerja sama kemudahan pembuatan akte kelahiran.

9. Menyiapkan perlengkapan fasilitas layanan kesehatan khususnya yang mendukung Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).

(5)

Manfaat

Manfaat yang dirasakan setelah program ini berjalan adalah:

1. Menurunnya jumlah persalinan ibu dengan penyulit, yang menandakan ibu hamil dengan rutin kunjungan ke poli Kandungan serta pelayanan yang terintegrasi memiliki pengetahuan dalam menjaga kehamilannya. Pada tahun 2014 jumlah ibu dengan persalinan penyulit 177 orang (pada tahun 2015 s/d triwulan II hanya 11 orang).

2. Meningkatnya kunjungan ke unit tumbuh kembang anak, dimana tahun 2014 hanya 16 kunjungan selama 1 tahun, saat ini hingga triwulan II sudah 19 orang.

3. Jenis pelayanan makin beragam, tahun 2015 dikembangkan pelayanan konseling ibu menyusui dan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk pemberian immunisasi pada bayi baru lahir.

Sampai dengan saat ini, program optimalisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak sudah mencapai tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

1. 72.74% pemeriksaan ANC (Ante Natal Care) pada ibu hamil, yakni sebanyak 1145 ibu hamil dari 1574 kunjungan ibu hamil. 2. Ibu hamil yang mengikuti kelas senam hamil sebanyak 29.85% yakni 149 ibu hamil dari 499 ibu hamil 16 minggu ke atas. 3. Bayi mengikuti pijat bayi sebanyak 30.91% yakni 192 bayi dari 621 bayi baru lahir.

4. Bidan terlatih sebagai fasilitator sebanyak 85.71% yakni 18 bidan terlatih dari 21 bidan. 5. Pengembangan jenis layanan pada tahun 2015 yang terdiri dari:

a. Konseling menyusui telah dilakukan terhadap 45.99% yakni 109 ibu menyusui dari 237 persalinan. b. Imunisasi Hepatitis B bayi baru lahir telah dilakukan sebanyak 55.93% yakni 132 bayi dari 236 bayi lahir.

c. Renovasi ruangan untuk pelayanan ibu melahirkan dengan biaya sebesar Rp 199.000.000,- dari APBD tahun 2015.

d. Usulan untuk peralatan kesehatan medis pendukung kegiatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif dengan biaya sebesar Rp 1.573.500.000,- dari Usulan APBD P tahun 2015.

Prasyarat Replikasi

Program ini dapat direplikasi dan diimplementasikan di tempat lain dengan memperhatikan jenis pelayanan apa saja yang dapat di integrasikan, jenis pelayanan sebaiknya lebih dari 3 (tiga) macam sehingga dapat menarik minat pengguna pelayanan dalam hal ini ibu hamil dan ibu melahirkan.

Kontak Person

Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi Provinsi Riau Jl. Dr. Soetomo No. 65 Pekanbaru, Riau Telp.0761–23024

Sumber

Dokumen proyek perubahan Diklatpim & verifikasi Instrumen Direktori Inovasi lewat email

Teknik Validasi Data Sekunder Jumlah Dilihat 420 Kali Waktu Dibuat 2016-03-23 23:22:13 Terakhir Diubah 2016-03-23 23:24:12 Waktu Diunduh

(6)

Referensi

Dokumen terkait

3. Menjalankan, memindah tangankan atau menjual serta menyerahkan kepada siapa saja termasuk kepada yang diberi kuasa dengan harga pasaran yang layak dan

1. Teori proselitisasi ; teori ini akan digunakan dalam menganalisis bagaimana kegiatan penyebaran Islam di Nusantara. Dengan berpatokan pada teori Snouck Hurgronje

Tujuan praktikum tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi rimpang kencur dengan pengaruh variasi jumlah pelarut, suhu ekstraksi, refluk ratio,

Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak dedak padi yang memiliki nilai viskositas yang tinggi bisa diturunkan dengan dicampurkan

Ruang OSIS terletak disebelah barat bersebelahan dengan kelas X. Ruang ini difungsikan untuk kegiatan yang berhubungan dengan OSIS dan untuk penyimpanan

Setelah pengimplementasian pembelajaran melalui pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika pada materi trigonometri di kelas X.3 SMA Negeri 10

Sifat-sifat dasar operator akan disajikan sebagai dasar untuk pengembangan lanjutan, yang sebelumnya sebagian sudah disajikan di dalam beberapa tulisan antara

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tidur Larut Malam