• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP KESIMPULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP KESIMPULAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini mengambil latar belakang akan adanya keinginan sebagian masyarakat untuk hidup dalam tatanan sistem pemerintahan yang baik dan dapat mengatasi sejumlah persoalan kenegaraan yang hampir tidak putus di Indonesia. Berbagai ideologi dan konsep pemerintahan yang diusung oleh sejumlah pihak silih berganti berusaha diterapkan untuk mengatasi berbagai kemerosotan di negeri ini, baik yang secara formal ditetapkan sebagai dasar hukum negara ataupun yang sampai saat ini masih menjadi sebuah wacana. Dari sini pula kemudian hadir sejumlah gerakan alternatif yang berusaha menjadikandasar-dasar hukum sebuah agama sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan dasar kenegaraan di Indonesia.

Salah satu kelompok yang ingin menciptakan perubahan dalam sistem kenegaraan di Indonesia dengan mengususng semangat memperjuangkan Islam kembali sebagai dasar dari peraturan negara adalah kelompok Hizbut Tahrir.Hizbut Tahrir mengalami perkembangan eksistensi yang cukup tinggi di Indonesia dari awal masuk hingga saat ini di era demokrasi. Sebagai salah satu organisasi transnasional, HTI telah cukup berhasil melebarkan sayapnya di Indonesia yang kemudian ruang lingkup aktivitasnya merambah sampai level daerah ataupun kabupaten. Dewan Perwakilan Daerah yang berada dalam skup provinsi merupakan salah satu wadah yang dapat menjembatani antara keinginan masyarakat yang dipengaruhi karakternya masing-masing serta untuk tetap membangun alur komunikasi yang searah dengan tujuan HTI dalam level pusat dan Hizbut Tahrir dalam skala internasional.

Salah satu daerah yang turut menjadi embrio pengembangan HTI secara lebih luas di Indoenesia, termasuk di dalamnya adalah kalangan akademisi dan pembelajar adalah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Transfer pemahaman tentang konsep pemerintahan dan pengaturan aplikasi kehidupan dalam kaidah-kaidah Islam yang awalnya bermula dari sebuah kampus tua

(2)

Universitas Gadjah Mada (UGM), pada akhirnya menyebarluas hingga ke wilayah desa-desa di lima kabupaten di DIY. Di samping itu, DIY turut memiliki keunikan dengan sejarah kesultanan yang berasimilasi dengan budaya Jawa menjadi ciri khas pemerintahan provinsi DIY yang sedikit banyak memberikan peluang sekaligus tantangan bagi HTI DIY dalam menyebarluaskan pemikiran keIslamannnya. Dari sini kemudian peneliti ingin melihat bagaimana konsep strategi komunikasi yang disusun agar penyebarluasan ideologi HTI DIY untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara dalam naungan Khilafah Islamiiyah berjalan maksimal, terutama di era demokrasi seperti saat ini. Muara dari latarbelakang penelitian ini kemudian menghasilkan sebuah rumusan masalah “Bagaimana strategi komunikasi oleh Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (HTI DIY)dalam mempropagandakan Khilafah Islamiyah di era demokrasi?”

Dari hasil penelitian yang diperoleh, permasalahan pokok yang dianggap penting untuk diangkat menurut HTI DIY adalah tidak ditrapkannya hukum Islam dalam ritual kehidupan secara menyeluruh. Permasalahan ini pula yang ditekankan oleh Hizbut Tahrir internasional sebagai dasar acuan gerak mereka. Dari sini kemudian timbullah cita-cita yang dirumuskan sebagai tujuan untuk mengembalikan kembali kehidupan Islam di tengah-tengah masyarakat sebagaimana masa pemerintahan Rasulullah SAW.

Kemudian dilihat dari sasaran khalayak yang dituju, HTI DIY secara prinsip tidak memberikan prioritas sasaran khalayak untuk penyampaian pesan Khilafah Islamiyah secara spesifik, baik dari sisi geografis, demografis, gaya hidup, ataupun posisi status sosial pihak yang dituju. Meskipun demikian, dalam prakteknya di lapangan, tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa kecenderungan yang menjadikan kelompok dengan latarbelakang tertentu lebih menonjol daripada golongan lain. Seperti halnya untuk HTI DIY cukup identik dengan dominasi kaum intelektualnya. KegiatanpropagandaHTI DIY lebih banyak dilakukan di daerah di mana akses mobilitas dan akomodasi lebih terjangkau seperti Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul daripada di Kulonprogo ataupun Gunung Kidul.

(3)

Dalam menyikapi jumlah sasaran khalayak yang beragam, HTI DIY mengelompokkan sasaran mereka ke dalam beberapa kluster masyarakat yang mempunyaai latarbelakang sosial sejenis. Dari kluster yang ada ini, terdapat divisi atau komite khusus yang bertugas mengelola dan mengkoordinir kegiatan propaganda yang dilakukan sesuai sasaran di dalamnya. Beberapa kluster masyarakat ini misalnya dikelompokkan berdasarkan profesi pengusaha, kalangan ulama, tokoh-tokoh instansi, pihak media, warga sekolah, ataupun kelompok yang berhubungan langsung dengan masalahpolitik, dan lain-lain.

Dari sisi penyusunan pesan yang dilakukan HTI DIY, secara umum tema Khilafah Islamiyah adalah salah satu konsep kunci yang banyak digaungkan oleh HTI di berbagai kegiatannya, baik melalui media ataupun tatap muka. Tema Khilafah Islamiyah ini pula yang dijadikan sebagai kesimpulan dalam hampir setiap pesan yang di media-media HTI ataupun tatap muka sebagai solusi untuk menegakkan hukum Islam secara menyeluruh di muka bumi. Di samping itu, brand yang ingin dibangun oleh HTI DIY dalam jiwa para anggota sekaligus masyarakat secara umum adalah syar’i, konseptual dan non kekerasan.

Berdasarkan metode penyampaian pesan yang digunakan oleh HTI DIY, dilihat dari kategori bentuk isi adalah metode informatif, persuasif, serta edukatif. Kemudian dilihat dari aspek yang berbeda, HTI DIY turut menggunakan bentuk metode redudancy (repetition) dan canalizing untuk memaksimalkan penyampaian pesan Khilafah Islamiyah. Metode repetition atau pengulangan ini dilakukan secara sinergis antara komunikasi melalui media ataupun secara tatap muka. Sedangkan untuk metode canalizing atau pemberian saluran tertentu dalam propaganda yang dilakukan HTI DIY dengan mengakomodir kegiatan yang sifatnya secara khusus banyak ditujukan untuk anggota HTI dan para daris atau darisahmelalui tsaqofah murakkazah (kajian intensif) dan untuk masyarakat umum melaluitsaqafah jama’iyah (kajian umum).

Di samping sejumlah strategi yang diterapkan HTI DIY sebelumya, faktor penggunaan media juga turut menentukan penyebarluasan konsep Khilafah Islamiyah. Secara umum, HTI DIY mendukung distribusi dan penyebarluasan pesan dalam media-media HTI Pusat yaitu buletin Al-Islam, majalah Al-Wa’ie, dan tabloid Media Umat. Selain itu ada pula website resmi HTI www.hizbut-tahrir.or.id,radio streaming, sertayoutube HTIinfokom yang turut mendukung

(4)

publikasi kegiatan HTI DIY di lapangan. HTI DIY yang turut tergabung secara struktural dengan HTI Pusat juga dikuatkan dengan berbagai jejaring sosial yang diterbitkan secara resmi oleh HTI Pusat seperti halnya twitter dan facebook. Di samping semua media yang kelolanya sebagian besar ada di Pusat tersebut, HTI DIY juga memiliki website khas yang bernama angkringan dakwah dengan alamat angkringandakwah.com. Website ini selain menampilkan publikasi dan agenda dakwah inernal HTI DIY juga sebagai tindak lanjut di dunia maya atas kegiatan dakwah khas salah satu divisi HTI DIY yang dikemas dalam kegiatan talkshow berlatarbelakang angkringan secara live di lapangan. Respon dari kegiatan ini yang luas, menjadikan HTI DIY memiliki keunikan tersendiri di banding wilayah lain.

Pertambangan utama yang dipilih oleh HTI DIY dalam menentukan peran komunikator dalam menyampaikan pesan Khilafah Islamiyah adalah sejauhmana penguasaaan materi dan kredibilitas komunikator sesuai topik yang diangkat. Disamping itu, unsur daya tarik komunikator turut pula dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar penyampaian pesan lebih maksimal.

B. SARAN

Secara keseluruhan, HTI DIY telah menerapkan unsur-unsur aplikasi strategi komunikasi yang memadai. Meskipun demikian, memang dalam hal ini terkait objek sasaran prioritas tidak ditentukan secara eksplisit. Ke depannya, tentu akan lebih maksimal ketika ada peta sasaran prioritas yang cukup jelas untuk sasaran khalayak secara lebih spesifik, di samping tetap menerapkan strategi pengelompokan masyarakat berdasarkan kluster tertentu. Pembagian kluster ini pula perlu diluaskan kembali pembagiannya, mengingat masyarakat pada kenyataannya di lapangan dapat berada pada posisi lebih dari satu kluster, ataupun tidak termasuk sama sekali dalam kluster yang dikelompokkan HTI secara umum.

Belumadanya alat ukur yang spesifik dalam melihat sejauh mana kefektifan unsur-unsur strategi komunikasi yang dijalankan di lapangan tentu

(5)

menjadi salah satu dari kelemahan penelitian ini. Seperti halnya, penggunaan media masih sebatas pada paparan jenis media yang digunakan, tetapi belum dapat menjangkau sejauh mana media yang digunakan efektif untuk menarik simpati publik.Belum banyaknya literatur tentang studi keislaman yang dikaji dari sisi ilmu komunikasi menjadikan pemberian konteks ilmu komunikasi dalam pemaparan BAB II menjadi cukup lemah.

Untuk penelitian selanjutnya, tema tentang strategi komunikasi oleh kelompok Muslim lain dapat dijadikan alternatif tema yang dapat diangkat. Hal ini mengingat kajian tentang strategi komunikasiKhilafah Islamiyah oleh HTI DIY adalah sebagian kecil saja dari topik strategi komunikasi secara umum. Tentu akan semakin lengkap ranah penelitian di Indonesia ketika ruang-ruang kajian tentang HTI secara khusus ataupun kelompok Muslim secara umum dikaji dari segi strategi komunikasinya. Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan dasar dalam melihat rekam jejak yang pernah dilakukan oleh organisasi keislaman di Indonesia dalam upaya menyampaikan ideologi yang diyakininya.

Referensi

Dokumen terkait

Nomor tabel didahului dengan angka yang menunjukkan table tersebut berada pada bab berapa dan diikuti nomor urut tabel pada bab tersebut (dalam setiap bab nomor tabel

32 Dengan membandingkan ketiga metode, metode Lot for Lot, Economic Order Quantity dan Fixed Order Quantity, dapat dilihat bahwa nilai Total Cost yang paling

Foto polos abdomen menunjukkan dilatasi usus kecil dan gambaran udara di kuadran atas dan kanan bawah.... USG perut memberikan gambaran lesi target yang klasik dari

Jika seluruhnya dari potensi bahan kering hasil samping perkebunan digunakan sebagai komponen ransum yaitu 50% KBK, 30% kulit kopi, 58% pucuk tebu, 50% bagas, 30% daun sawit, 30%

sangat populer dan berkembang terus dengan berbagai variasinya. Penelitian yang melihat volatilitas pasar saham dunia saat terjadi krisis ternyata cukup banyak

Hasil penelitian ini diambil dari hasil pengamatan guru pada saat siswa melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan disamping itu peneliti

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 35), pengertian anak jalanan adalah anak-anak berumur kurang dari 18 tahun yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan

Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa pengawasan lurah dalam pelaksanaan administrasi umum pada kantor kelurahan pelita kecamatan samarinda ilir cukup baik,