• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Dalam berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan itu memiliki keterkaitan antara satu sama lainnya. Untuk memahami bahasa seseorang kita harus memiliki keempat keterampilan tersebut. Keempat keterampilan tersebut sangat penting dalam kegiatan berbahasa.

Seorang yang berujar atau berbicara akan didengar oleh lawan bicaranya dan seorang yang menulis suatu karya akan dibaca oleh pembacanya. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan berbicara berhubungan erat dengan kegiatan mendengarkan atau menyimak, kegiatan menulis berhubungan dengan kegiatan membaca yang keduanya bersifat timbal balik.

Seseorang yang menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulisan harus memahami dengan baik tentang pilihan kata, makna kata, dan stuktur yang akan digunakan dalam kegiatan berbahasa. Salah satu yang harus dikuasai dalam berkomuikasi adalah makna kata. De Saussure dalam Chaer (2011:286) menyatakan bahwa makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki terdapat pada sebuah linguistik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna yang dapat dipahami dalam sebuah bahasa. Chomsky dalam Sudaryat (2008:5)

(2)

menjelaskan, semantik merupakan salah satu komponen tata bahasa. Selain komponen sintaksis dan fonologi, semantik juga dapat digunakan untuk teknik analisis ciri pembeda atau fitur distingtif. Bentuk kajian semantik adalah kajian tentang makna kata, kajian semantik penting untuk diteliti karena kajian semantik tidaklah dapat dipisahkan dengan bentuk maknanya. Dalam semantik terdapat beberapa jenis makna salah satunya yaitu makna kontekstual.

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks (Chaer, 2007:290). Contohnya, makna kata jatuh pada kalimat Adik jatuh dari sepeda, kakak jatuh lagi dalam ujian itu memiliki pengertian yang berbeda. Bentuk ujaran kata jatuh pada kalimat pertama yang bermakna terlempar ke bawah dan bentuk ujaran kata jatuh pada kalimat kedua yang bermakna gagal.

Makna kontekstual banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun secara tertulis. Bahasa tulis dalam karya sastra terdapat ragam bahasa khas yang memiliki makna. Karya sastra mengungkapkan suatu gagasan, perasaan, maupun imajinasinya secara subjektif yakni menurut pengarangnya. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra memperhatikan keindahan dan dapat menimbulkan efek perasaan terhadap pembacanya. Hal ini yang menyebabkan dalam setiap karya sastra termasuk novel sering ditemui pemakaian bahasa yang memiliki beberapa makna salah satunya adalah makna kontekstual.

Karya sastra merupakan hasil karya manusia dengan menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat imajinatif, disampaikan secara jelas, dan memiliki pesan yang bermanfaat. Karya sastra yang baik adalah sastra yang dapat

(3)

memberikan efek dan manfaat bagi pembacanya. Karya sastra memiliki fungsi untuk mengomunikasikan ide dan menyalurkan pikiran serta perasaan estetis manusia, ide itu disampaikan lewat amanat yang pada umumnya ada dalam sastra. Selain ide terdapat juga, deskripsi berbagai peristiwa, gambaran psikologis, dan berbagai dinamika penyelesaian masalah. Dalam dunia kesastraan terdapat bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Tarigan (2011:6) menyatakan bahwa karya sastra berfungsi menghibur, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman, mengembangkan wawasan, dan mendidik. Selain itu juga, karya sastra memiliki dasar estetik yang menunjukkan kreativitas yang mampu menuntun manusia menemukan nilai-nilai yang dapat membantu dirinya mencapai hakikat kemanusian dan kepribadian yang baik. Salah satu karya sastra dari seorang pengarang yaitu novel.

Banyak sastrawan di Indonesia yang menulis novel, salah satunya Habiburrahman El Shirazy. Ia lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 November 1976. Ia adalah novelis no.1 Indonesia dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro. Kang Abik demikian sapaan akrab para penggemarnya. Aktivitas kesehariannya lebih banyak digunakan untuk memenuhi undangan mengisi seminar dan ceramah, di samping itu juga menulis novel yang menjadi pekerjaan utamanya dan sesekali menulis skenario sinetron. Kelebihan pada pengarang tersebut yakni memiliki sebuah rumah produksi yang menaungi karya-karyanya di dunia perfilman dan persinetronan.

Selama di Kairo, ia menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul Alim Wa Thaghiyyah,

(4)

2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul Membaca Insaniyyah Al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh kelompok kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradapan (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo). Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Azis (GIP, 2001), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Raihlah Ilallah (Era Intermedia, 2004, dan masih banyakn lainnya. Karya cerpennya yang dimuat dalam antologi yaitu: ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004). Ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan yang lainnya yaitu: Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006.

Habiburrahman El Shirazy adalah lulusan Universitas Al-azhar, ia juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan, dan Australia. Karya-karya fiksinya memiliki nilai yang dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Beberapa karya sastra yang telah ditulis Habiburrahman El Shirazhy yaitu Ayat-ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007), Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta (2010), dan The Romance. Kini sedang menyelesaikan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. Dari banyaknya novel yang

(5)

ditulis oleh Habiburrahman El Shirazhy Bumi Cinta dipilih sebagai novel yang akan diteliti karena: (1) novel Bumi Cinta dipublikasikan pada tahun 2010, novel ini menceritakan masalah-masalah mengenai keagamaan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, (2) novel ini pernah difilmkan, (3) novel ini mengandung nilai relegius, sehingga dapat mengajarkan betapa pentingnya nilai keagamaan dalam kehidupan, (4) novel Bumi Cinta merupakan salah satu novel yang mendapat apresiasi yang sangat baik dari beberapa tokoh masyarakat karena cerita yang disajikan oleh pengarang menarik dan menyentuh hati pembaca, (5) novel ini mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat Indonesia khususnya para pembaca novel.

Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy merupakan salah satu novel yang menggunakan bahasa yang estetis. Artinya, bahasa yang digunakan dalam novel tersebut mampu menimbulkan efek. Penggunaan bahasa-bahasa yang memiliki makna khas sangat digemari oleh pembaca. Salah satu masyarakat yang suka dengan karya sastra yaitu siswa atau pelajar, untuk menumbuhkembangkan keinginan peserta didik terhadap pengajaran sastra. Bentuk makna kontekstual memiliki keterkaitan pada dasarnya menekankan untuk mengetahui dan memahami jenis makna kontekstual pada mata pelajaran bahasa dan sastra di sekolah menengah atas. Dari keterangan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul analisis makna kontekstual pada novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy sebagai alternatif bahan pembelajarannya di sekolah menengah atas.

Berkaitan dengan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas, didasarkan pada kurikulum 2013, mengkhususkan pada pengembangan potensi peserta didik

(6)

untuk menjadi manusia yang berkualitas, beragama, dan kreatif dalam mengapresiasi karya sastra. Kemampuan dalam mengapresiasi karya sastra diharapkan siswa dapat membentuk karakter peserta didik. Pembelajaran sastra tidak menuntut peserta didik untuk menjadi sastrawan handal, melainkan diharapkan memiliki pengetahuan akan sastra, sehingga bukan hanya pengetahuan tentang ilmu kebahasaan, tetapi ilmu kesastraan. Siswanto (2008:173) mengatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya digunakan peserta didik sebagai salah satu kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melaui pengalaman belajar.

Pembelajaran sastra di sekolah menengah atas tidak terlepas dari bahan-bahan yang mendukung dalam pembelajaran atau proses belajar, semua bahan yang digunakan disebut bahan ajar. Dalam pembelajaran bahan yang digunakan dapat membantu menstradarisasi arah pembelajaran, menyediakan sumber yang bervariasi, serta menjadi pengaman, pengarah, dan pendukung dalam proses pembelajaran. Makna kontekstual akan dijadikan salah satu alternatif bahan pembelajaran di sekolah menengah atas yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Komperensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitian ini adalah “Makna kontekstual pada Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai alternatif bahan pembelajarannya di sekolah menengah atas”.

(7)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah makna kontekstual pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai alternatif bahan pembelajarannya di sekolah menengah atas?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk “mendeskripsikan makna kontekstual yang tedapat pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai alternatif bahan pembelajarannya di sekolah menengah atas”.

1.5 Manfaat Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menjadikan bahan informasi kepada siswa dan peserta didik tentang bentuk makna kontekstual pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Menjadi alternatif bahan pengajaran untuk guru bahasa Indonesia di sekolah menengah atas dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Memberikan wawasan kepada pembaca khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai betuk-bentuk makna kontekstual pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

Referensi

Dokumen terkait

Tampaknya dugaan dapat dikembangkan dari adanya temuan papan perahu, dayung, dan kemudi yang menunjukkan penggunaan peralatan transportasi untuk beraktivitas di areal

Five different digital cameras were used in the study in order to estimate the limits related to the camera type and to establish the minimum camera requirements to

sebelumnya bahwa pada susu bubuk cokelat, komposisi lemak yang terkandung. dalam bubuk cokelat adalah penyebab utama buruknya nilai

pola sidik jari menggunakan Fingerprints Frist dengan metode Spiral Model. yang mengindentifikasi pola-pola pada sidik jari pada

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN. SERANG-BANTEN

Objek penelitian adalah kadar bioetanol nira batang Sweet Sorghum. varietas

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji t hitung diketahui tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara kedua bank syariah dan

Oleh karena itu untuk memberikan kemudahan dalam membuka dan menutup tirai rumah maka perlu dibangun sebuah sistem kontrol otomatis berbasis Arduino Uno untuk dua tipe tirai