• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PERENCANAAN KINERJA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Balai Latihan Kerja Bantaeng Tahun 2020 disusun dalam rangka memenuhi pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja pada prinsipnya merupakan perwujudan kewajiban dari suatu penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran secara periodik yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja.

Laporan Kinerja ini merupakan sarana atau media pertanggungjawaban keberhasilan dan/atau kegagalan UPTP Balai Latihan Kerja Bantaeng dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2020-2024, yang dilakukan sebagai upaya dalam memenuhi visi.

Selama Tahun Anggaran 2020, sejumlah capaian kinerja yang ditargetkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 telah berhasil dicapai yang kemudian dilaporkan ke dalam Laporan Kinerja ini dan merupakan salah satu dari bagian siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

(3)

iii

Akhir kata, LKjIP ini disampaikan sebagai akuntabilitas pelaksanaan tugas

kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan R.I sebagai media pertanggungjawaban kinerja dan evaluasi untuk penilaian kinerja bagi Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng.

Bantaeng, 1 Februari 2021 Plt. Kepala Balai Latihan Kerja

Bantaeng

Dr. Fitroh Hanrahmawan, S.E.,M.Pd NIP. 19660130 198603 1 002

(4)

iv

DAFTAR ISI Halaman Cover ... i Halaman Judul ... i Kata Pengantar ... ii Daftar isi ... iv Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

Ikhtisar Eksekutif... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tugas dan Fungsi ... 2

C. Peran Strategis Bidang Pelatihan Kerja... 7

D. Isu Strategis Bidang Pelatihan Kerja... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 10

A. Rencana Strategis Kementerian Ketenagakerjaan ... 10

A.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Ketenagakerjaan ... 10

A.2. Target Kinerja ... 14

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 19

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 20

A. Capaian Kinerja BLK Bantaeng... 20

A.1. Analisis Capaian Kinerja IKK-1 ... 21

a. Realisasi Kinerja Tahun 2020 ... 21

b. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 s.d 2020 23 c. Analisis Penyebab Keberhasilan Tahun 2020 ... 24

- Pencapaian Tahun 2020 ... 24

- Hambatan yang dihadapi ... 25

- Solusi yang dilakukan atas hambatan yang dihadapi 25 - Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021... 25

A.2. Analisis Capaian Kinerja IKK-2 ... 27

(5)

v

b. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 s.d 2020 28

c. Analisis Penyebab Keberhasilan Tahun 2020 ... 29 - Pencapaian Tahun 2020 ... 29 - Hambatan yang dihadapi ... 29 - Solusi yang dilakukan atas hambatan yang dihadapi 30 - Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021... 30 B. Realisasi Anggaran BLK Bantaeng ... 31 B.1. Realisasi Anggaran Tahun 2020 ... 31 B.2.Tabel dan Grafik Realisasi Anggaran

Tahun 2016 s.d. 2020 ... 33 B.3. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Penyerapan Anggaran ... 35 B.4. Pencapaian Tahun 2020 ... 35 B.5. Hambatan yang dihadapi ... 35 B.6. Solusi yang dilakukan atas hambatan yang dihadapi 36 B.7. Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021 ... 36 BAB IV PENUTUP ... 37

LAMPIRAN ... 38 1. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020

2. Capaian Kinerja Tahun 2020

3. Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan-1 4. Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan-2

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Pegawai Negeri Sipil BLK Bantaeng Tahun 2020 ... 7

Tabel 2. Data Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri BLK Bantaeng Tahun 2020 ... 7

Tabel 3. Semula Menjadi Program Kementrian Ketenagakerjaan ... 15

Tabel 4. Target Kinerja Kementerian Ketenagakerjaan ... 16

Tabel 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 BLK Bantaeng ... 19

Tabel 6. Capaian Kinerja BLK Bantaeng Tahun 2020 ... 20

Tabel 7. Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 1 (IKK 1) ... 21

Tabel 8. Rincian Kegiatan IKK-1 BLK Bantaeng Tahun 2020 ... 22

Tabel 9. Pelatihan BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas ... 22

Tabel 10. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan 1 Tahun 2019 s.d 2020 ... 23

Tabel 11. Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 2 (IKK 2) ... 27

Tabel 12. Rincian pelaksanaan sertifikasi di BLK Bantaeng Tahun 2020 28 Tabel 13. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan (IKK-2) Tahun 2019 s.d 2020 ... 28

Tabel 14. Riwayat Revisi DIPA BLK BANTAENG Tahun 2020 ... 31

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi BLK Bantaeng ……… . 4 Gambar 2. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Kinerja IKK-1

BLK Bantaeng 2019 s.d 2020 ... 24 Gambar 3. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Kinerja

IKK-2 BLK Bantaeng Tahun 2020 ... 29 Gambar 4. Pencapaian Kinerja BLK Bantaeng Tahun 2020

Berdasarkan Sistem Aplikasi SMART ... 32 Gambar 5. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran

(8)

viii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng Tahun 2020 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Perjanjian Kinerja BLK Bantaeng Tahun 2020. Penyusunan LKjIP BLK Bantaeng Tahun 2020 ini pada hakikatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja dari berbagai capaian strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

Balai Latihan Kerja Bantaeng dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor.691). BLK Bantaeng mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja .

Dengan mengacu pada Renstra Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2020 - 2024 dan Perjanjian Kinerja BLK Bantaeng Tahun 2020, BLK Bantaeng telah melaksanakan program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian Renstra Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2020 - 2024. Adapun target dan realisasi dari Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

(9)

ix

CAPAIAN KINERJA

BLK BANTAENG TAHUN 2020

Adapun capaian kinerja untuk masing-masing sasaran kinerja yang diukur atau yang telah diperjanjikan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. IKK-1 Jumlah Tenaga Kerja yang ditingkatkan kompetensinya dengan Realisasi capaian kinerja IKK 1 adalah 100%. Target kegiatan ini dapat tercapai semua dengan output jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi sebanyak 1.776 orang.

2. IKK-2 Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi dengan Realisasi capaian kinerja IKK-2 adalah 92,86%. Target kegiatan ini dapat tercapai dengan output jumlah tenaga kerja yang mengikuti sertifikasi uji kompetensi sebanyak 832 orang di Wilayah Kerja BLK Bantaeng.

Oleh sebab itu untuk menyikapi capaian kinerja tahun 2020 yang ada di atas, beberapa langkah kedepan pada tahun 2021 yang akan dilaksanakan oleh BLK Bantaeng antara lain adalah:

1. Melakukan koordinasi dengan Pusat terkait pagu anggaran tahun 2021 yang akan dilaksanakan.

2. Meningkatkan kemampuan tenaga pelatihan sehingga diperoleh tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi dalam menyusun perencanaan kegiatan. 3. Mengembangkan jejaring kerjasama dengan lembaga baik pemerintah

maupun swasta dalam lingkup regional maupun nasional.

4. Mengembangkan pengetahuan mengenai softskill yang diaplikasikan dalam kurikulum pembelajaran dan pelatihan.

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET AWAL TARGET REVISI REALISASI CAPAIAN KINERJA Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan Jumlah Tenaga Kerja yang ditingkatkan kompetensinya 2.464 orang 1.776 orang 1.776 orang 100% Terlaksananya sertifikasi Kompetensi Kerja

Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi 1.293 orang 896 orang 832 orang 92,86%

(10)

BAB I PENDAHULUAN

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas menjadi salah satu agenda prioritas dalam arah kebijakan dan strategi pembangunan ketenagakerjaan 2020 - 2024 dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Hal ini sesuai dengan salah satu sasaran Kementerian Ketenagakerjaan yaitu Meningkatnya tenaga kerja yang berdaya saing dan iklim hubungan industrial yang kondusif dalam menghadapi pasar kerja fleksibel.

Indikator yang harus dicapai di bidang pelatihan menurut Renstra Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2020 - 2024 adalah Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan, Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas, Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Pelatihan Kerja, Pengembangan dan Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan Dalam dan Luar Negeri, Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas, Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi, serta Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas.

Balai Latihan Kerja Bantaeng yang selanjutnya disebut BLK Bantaeng adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) di bidang pelatihan kerja yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas. BLK Bantaeng selalu berusaha memberikan kinerja terbaiknya demi tercapainya target kinerja sesuai dengan Renstra Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2020 – 2024.

Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah diharapkan mampu mengimplementasikan SAKIP. Substansi

(12)

2 dari SAKIP pada intinya adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu rencana strategi dalam jangka menengah (5 tahun), Rencana Kinerja Tahunan atau Perjanjian Kinerja yang merupakan kontrak kinerja, serta Laporan pertanggungjawaban kinerja tiap tahunnya. Atas hal tersebut, BLK Bantaeng selalu berupaya melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan asas akuntabilitas.

Salah satu bentuk dari asas akuntabilitas yaitu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). LKjIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Maksud dan tujuan LKjIP ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi BLK Bantaeng. LKjIP ini memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.

Dari laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu simpulan bahwa pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsi serta dapat digunakan sebagai tolok ukur dan bahan analisis dalam rangka meningkatkan kinerja BLK Bantaeng di tahun-tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama LKjIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor.691), Balai Latihan Kerja maka kedudukan tugas, fungsi, susunan, organisasi dan tata kerja UPTP. BLK Bantaeng adalah sebagai berikut :

(13)

3 1. Kedudukan

BLK Bantaeng dipimpin oleh Kepala Balai setingkat eselon IIIb yang bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan RI.

2. Tugas

Tugas Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng adalah “Melaksanakan pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan”

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan anggaran;

b. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan;

c. Pelaksanaan pemberdayaan tenaga kerja, instruktur, tenaga pelatihan, dan lembaga pelatihan;

d. Pelaksanaan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan;

e. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan; dan

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Untuk melaksanakan kedudukan, tugas dan fungsi tersebut, Kepala BLK Bantaeng dibantu oleh 3 Unit Eselon IV dan kelompok jabatan fungsional.

Struktur organisasinya terdiri atas : 1. Kepala Balai Latihan Kerja ; 2. Subbagian Tata Usaha ; 3. Seksi Program dan Evaluasi ;

4. Seksi Penyelenggaraan dan Pemberdayaan ; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional

(14)

4 Secara rinci struktur organisasi BLK Bantaeng tertuang dalam Gambar 1. berikut.

Gambar 1. Struktur Organisasi BLK Bantaeng

1. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, kearsipan, persuratan, perlengkapan dan rumah tangga.

Subbagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan keuangan;

b. pelaksanaan urusan kepegawaian dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan urusan kearsipan, persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga.

KEPALA

BLK BANTAENG SUBBAGIAN TATA USAHA SEKSI PENYELENGGARAAN DAN PEMBERDAYAAN SEKSI PROGRAM DAN

EVALUASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(15)

5 Subbagian Tata Usaha terdiri dari:

a. Keuangan;

mempunyai tugas melakukan urusan perbendaharaan, akuntansi, dan penyusunan laporan barang milik negara.

b. Kepegawaian dan Umum;

mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, ketatalaksanaan, kearsipan, persuratan, perlengkapan dan rumah tangga.

2. Seksi Program dan Evaluasi;

Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program dan anggaran, penyusunan bahan latihan serta evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan.

Seksi Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program dan anggaran di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan;

b. penyusunan bahan pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur dan tenaga pelatihan;

c. pengelolaan dan penyajian data dan informasi di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan; dan

d. evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan.

Seksi Program dan Evaluasi terdiri dari : a. Program;

mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta penyusunan bahan di bidang pengembangan

(16)

6 pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan

b. Evaluasi;

mempunyai tugas melakukan pengelolaan, penyajian data dan informasi, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan.

3. Seksi Penyelenggara dan Pemberdayaan;

Seksi Penyelenggara dan Pemberdayaan mempunyai tugas melaksanakan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, tenaga pelatihan, dan lembaga. pelatihan.

Seksi Penyelenggara dan Pemberdayaan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pelatihan tenaga kerja, instruktur, dan tenaga

pelatihan;

b. pelaksanaan pelayanan konsultasi, pemasaran, dan kerjasama kelembagaan pelatihan; dan

c. pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan.

Seksi Penyelenggaraan dan Pemberdayaan terdiri dari : a. Penyelenggara;

mempunyai tugas melakukan penyiapan pelatihan, uji kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan.

b. Pemberdayaan.

mempunyai tugas melakukan penyiapan pelayanan konsultasi, pemasaran, dan kerja sama kelembagaan pelatihan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahliannya

(17)

7 Adapun personil pegawai di Balai Latihan Kerja Bantaeng terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang dapat dilihat pada Tabel 1. dan Tabel 2. sebagai berikut.

Tabel 1. Data Pegawai Negeri Sipil BLK Bantaeng Tahun 2020

No. Seksi Golongan Jumlah

IV III II I (orang) 1. Kepala Balai 1 - - - 1 2. Tata Usaha - 4 - - 4 3. Program dan Evaluasi - 2 - - 2 4. Penyelenggaraan & Pemberdayaan - 1 1 - 2 5. Instruktur 2 9 3 - 14 JUMLAH 3 16 4 0 23

Tabel 2. Data Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri BLK Bantaeng Tahun 2020

No. Seksi Jumlah

(orang)

1. Tata Usaha 5

2. Program dan Evaluasi 3

3. Penyelenggaraan & Pemberdayaan 4

4. Pramubakti 9

5. Petugas Keamanan/ Security 4

6. Sopir 1

JUMLAH 26

C. Peran Strategis Bidang Pelatihan Kerja

Sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan kerja, BLK Bantaeng adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) Bidang Pelatihan Kerja yang berada dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal

(18)

8 Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas yang mempunyai tugas melaksanakan pelatihan, pemberdayaan, dan uji kompetensi tenaga kerja. Sehingga UPTP BLK Bantaeng fokus pada penyelenggarakan pelatihan dan penyelenggaran uji kompetensi tenaga kerja.

Program tersebut memuat kegiatan Pengembangan standardisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja; sedangkan sasaran kegiatan adalah tersusunnya standar kompetensi kerja nasional indonesia dan Terlaksananya Pelatihan Berbasis Kompetensi. Diharapkan dengan program dan kegiatan di bidang pengembangan kompetensi tenaga kerja yang telah dicanangkan tersebut mampu meningkatkan pelatihan dan daya saing tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing secara global serta bermuara pada meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta penciptaan lapangan kerja yang luas.

D. Isu Strategis Bidang Pelatihan Kerja

Seiring dengan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital, persaingan bisnis dan pembangunan yang semula banyak bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam, bergeser pada persaingan pada penguasaan teknologi informasi dan kompetensi angkatan kerja. Era revolusi industri 4.0 mendatang akan ada pekerjaan baru yang muncul dan akan ada beberapa pekerjaan lama yang menghilang. Dunia industri akan mengalami disrupsi dan mengalami kolaborasi beberapa jenis platform baru sehingga menghasilkan jenis industri baru, hal ini berdampak pada jenis pekerjaan dalam industri tersebut. Di sinilah pentingnya investasi SDM. Sumber daya alam akan habis dieksploitasi, serta melahirkan problem lingkungan. Tidak demikian dengan investasi SDM yang tidak terbatas dan terus dinamis.

Menurut Laporan Global Competitive Reports tahun 2019 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia saat ini berada di posisi 50 atau tepatnya turun 5 peringkat dari tahun sebelumnya. Hal

(19)

9 tersebut merupakan sebuah ancaman yang patut diwaspadai, mengingat sudah berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) dimana terbukanya kemudahan untuk masuknya investasi dan tenaga kerja asing ke wilayah Indonesia, khususnya dari Kawasan Asia Tenggara. Untuk menghadapi hal tersebut Indonesia harus mampu meningkatan Kompetensi dan Produktivitas tenaga kerjanya agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing.

Berdasarkan data BPS per Februari 2020 peluang kesempatan kerja paling tinggi berada di sektor informal dengan presentase 56,05%. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak 137,91 juta orang, naik 1,73 juta orang dibanding Februari 2019. Berbeda dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) turun sebesar 0,15 persen poin. Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 60 ribu orang, berbeda dengan TPT yang turun menjadi 4,99 persen pada Februari 2020. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih yang paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,49 persen.

Hal ini merupakan sebuah peluang yang sangat bagus, jika mampu dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah dengan melaksanakan pelatihan di bidang Kewirausahaan untuk mencetak calon wirausaha baru yang produktif kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Peningkatan Produktivitas agar sektor informal memiliki daya saing yang tinggi, sehingga mampu mengembangkan usahanya dan bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

(20)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

(21)

10

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Kementerian Ketenagakerjaan

A.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Ketenagakerjaan

Pada dasarnya arah kebijakan dan strategi Kementerian Ketenagakerjaan selaras dan mendukung agenda, sasaran dan arah kebijakan pembangunan nasional, pembangunan bidang ekonomi, pembangunan wilayah, serta pembangunan bidang aparatur negara. Arah kebijakan Kementerian Ketenagakerjaan ditujukan dalam rangka mewujudkan “Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi Yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan”.

Adapun arah kebijakan dan strategi Kementerian Ketenagakerjaan dijabarkan sebagai berikut:

a. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas Upaya peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas dilaksanakan dengan strategi :

1. Peningkatan daya saing tenaga kerja dengan pelatihan vokasi, 2. Peningkatan Produktivitas Pekerja,

3. Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan dalam dan luar negeri,

4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelatihan, 5. Pelaksanaan sertifikasi Kompetensi Kerja,

6. Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan, 7. Peningkatan Produktivitas tenaga kerja,

8. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi tenaga kerja, dan

9. Peningkatan Tata Kelola Manajemen Internal dan Dukungan Teknis Lainnya Bidang Pelatihan dan Produktivitas.

b. Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja

Upaya penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja dilaksanakan dengan strategi :

(22)

11 1. Peningkatan Jumlah Tenaga Kerja Yang Ditempatkan dan

Diberdayakan di Dalam Negeri,

2. Peningkatan Perlindungan dalam Penempatan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri,

3. Peningkatan Tenaga Kerja yang diberdayakan melalui program perluasan kesempatan kerja,

4. Peningkatan jumlah wirausaha baru melalui inkubasi bisnis, 5. Pelaksanaan pengendalian Tenaga Kerja Asing (TKA) melalui

pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel, dan

6. Peningkatan Tata Kelola Manajemen Internal dan Dukungan Teknis Lainnya Bidang Pembinaan Penempatan dan Meningkatnya pelayanan Informasi Pasar Kerja Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri.

c. Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan

Upaya perlindungan tenaga kerja dan pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan dengan strategi:

1. Peningkatan kepatuhan perusahaan dalam penerapan norma ketenagakerjaan,

2. Peningkatan perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

3. Peningkatan penerapan norma kerja perempuan dan norma kerja anak,

4. Peningkatan perusahaan yang menerapkan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3),

5. Penurunan tingkat risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan

6. Peningkatan Tata Kelola Manajemen Internal dan Dukungan Teknis Lainnya Bidang Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan.

d. Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(23)

12 jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan dengan strategi:

1. Peningkatan jaminan perlindungan hak dan Dialog sosial pada perusahaan besar dan menengah,

2. Peningkatan kuantitas/ kualitas kelembagaan hubungan industrial,

3. Peningkatan penerapan kebijakan tentang pengupahan serta Struktur dan Skala Upah,

4. Peningkatan efektifitas pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial,

5. Peningkatan perlindungan hak bagi pekerja/buruh dan pengusaha,

6. Peningkatan kepesertaan perusahaan besar dan menengah pada program jaminan sosial ketenagakerjaan, dan

7. Peningkatan Tata Kelola Manajemen Internal dan Dukungan Teknis Lainnya Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

e. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Upaya peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Ketenagakerjaan dilakukan dengan cara: 1. Peningkatan pelayanan perencanaan untuk mendukung kinerja

dan akuntabilitas kementerian yang lebih baik, 2. Peningkatan tata kelola keuangan kementerian, 3. Peningkatan Manajemen Organisasi dan Aparatur,

4. Peningkatan kualitas penyusunan dan penataan perundang-undangan,

5. Peningkatan kepuasan pengguna layanan umum dan pengelolaan arsip Kementerian Ketenagakerjaan,

6. Peningkatan tindak lanjut atas kerja sama luar negeri,

7. Peningkatan kemudahan akses, keterbukaan dan pelayanan informasi publik,

8. Peningkatan SDM Kemnaker yang kompeten sesuai dengan Rencana Pengembangan SDM, dan

(24)

13 9. Peningkatan kompetensi masyarakat di bidang ketenagakerjaan f. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian

Ketenagakerjaan

Upaya pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur kementerian ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan dilakukan dengan cara:

1. Perwujudan pengawasan Inspektorat I yang memberi kemanfaatan melalui pengendalian internal dan tata kelola berbasis risiko serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan,

2. Perwujudan pengawasan Inspektorat II yang memberi kemanfaatan melalui pengendalian internal dan tata kelola berbasis risiko serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan,

3. Perwujudan pengawasan Inspektorat III yang memberi kemanfaatan melalui pengendalian internal dan tata kelola berbasis risiko serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan,

4. Perwujudan pengawasan Inspektorat IV yang memberi kemanfaatan melalui pengendalian internal dan tata kelola berbasis risiko serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan, dan

5. Peningkatan kualitas pelayanan internal dan eksternal Inspektorat Jenderal.

g. Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan

Perencanaan, penelitian dan pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian dilakukan dengan cara:

1. Peningkatan Nilai Indeks Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) Kementerian Ketenagakerjaan,

2. Peningkatan Kualitas Perencanaan Tenaga Kerja,

3. Peningkatan Nilai Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan,

(25)

14 terkini,

5. Peningkatan Hasil Penelitian, dan Kajian serta Model yang bermanfaat, dan

6. Peningkatan Tata Kelola Manajemen Internal dan Dukungan Teknis Lainnya Bidang Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan.

A.2. Target Kinerja

Dalam rangka pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan tahun 2020-2024, Kementerian Ketenagakerjaan akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, kebijakan dan strategi serta struktur organisasi Kementerian Ketenagakerjaan. Terdapat dua sasaran strategis Kementerian Ketenagakerjaan 2020-2024 yakni:

a. Meningkatnya tenaga kerja yang berdaya saing dan iklim hubungan industrial yang kondusif dalam menghadapi pasar kerja fleksibel dan b. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik

Sesuai dengan arahan Presiden perlu dilakukan Restrukturisasi Program Kementerian/Lembaga yang ditujukan untuk menunjukkan nomenklatur program yang dapat menggambarkan outcome dalam pencapaian sasaran pembangunan baik pencapaian yang dilakukan oleh satu Kementerian/Lembaga, maupun antar Kementerian/Lembaga (Lintas K/L). Rumusan program diharapkan dapat mencerminkan real work (eye- catching) dan selaras dengan Prioritas Pembangunan dalam RPJMN 2020- 2024.

Berkenaan dengan hal tersebut, sesuai dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2018 tentang Perubahan atas PMK Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, perubahan Program Kementerian/Lembaga dilakukan pertemuan tiga pihak (Trilateral Meeting)

(26)

15 yang melibatkan Kementerian/Lembaga, Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan untuk melakukan Restrukturisasi Program Kementerian Ketenagakerjaan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Semula Menjadi Program Kementrian Ketenagakerjaan

SEMULA (PROGRAM EKSISTING) MENJADI (PROGRAM BARU)

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Dukungan Manajemen Internal

Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Dukungan Manajemen Internal Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Riset, Ilmu Pengetahuan,

Teknologi dan Inovasi Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan

Produktivitas

Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Pembinaan Ketenagakerjaan Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pembinaan Ketenagakerjaan

Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan

Pembinaan Ketenagakerjaan

Pada tahun 2020 dikarenakan adanya pandemik Covid-19 terjadi perubahan target kinerja dan pendanaan. Hal ini menyebabkan Target kinerja Kementerian Ketenagakerjaan 2020-2024 mengalami pengurangan target dan anggaran pada tahun 2020 dikarenakan adanya pengurangan anggaran berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020, dan Keputusan Menteri Keuangan nomor 189.1/KMK.02/2020 tentang Perubahan atas Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2020 seperti dijelaskan berikut ini:

(27)

16 Tabel 4. Target Kinerja Kementerian Ketenagakerjaan

Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian Ketenagakerjaan

Meningkatnya tenaga kerja yang berdaya saing dan iklim hubungan industrial yang kondusif dalam menghadapi pasar kerja fleksibel

- Persentase Produktivitas Tenaga

Kerja 5,92 6,94 8,30 8,62 8,87

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik

- Indeks Reformasi Birokrasi 75.50 77.50 80.00 81.00 82.00

- Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP

- Indeks SPBE 3,0 3,12 3,52 4,0 4,2

1. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Meningkatnya daya saing tenaga kerja dengan pelatihan vokasi

-

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Prioritas yang ditingkatkan Kompetensinya dan ditempatkan

99.905 139.761 152.563 158.941 167.888

Meningkatnya Produktivitas Pekerja di Sektor Prioritas

- Jumlah Pekerja yang meningkat

produktivitasnya 8.180 36.850 49.130 61.410 73.700 Meningkatnya Tata Kelola Manajemen Internal Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

- Indeks PMPRB 75,50 77,50 80,00 81,00 82,00 - Presentase Temuan yang

ditindaklanjuti 65 70 75 80 85

- Nilai evaluasi SAKIP 83 84 85 86 87

- Tingkat maturitas Layanan

(28)

17 Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024

Kegiatan 1 : Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan

Meningkatnya Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan

- Jumlah Instruktur dan tenaga pelatihan

yang ditingkatkan kompetensinya 5.276 8.890 9.620 10.350 11.080

Kegiatan 2 : Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelatihan

-

Lembaga Pelatihan Kerja dan Produktivitas yang ditingkatkan Sarana dan Prasarana

431 550 550 550 550

- Jumlah BLK Komunitas yang dikembangkan 1.000 2.000 2.000 2.000 2.000

Kegiatan 3 : Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Pelatihan Kerja

Tersusunnya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi tenaga kerja

-

Jumlah Standar Kompetensi Kerja

yang ditetapkan 150 150 150 150 150

-

Jumlah tenaga kerja yang

ditingkatkan kompetensinya 159.010 225.000 250.000 260.000 275.000

Kegiatan 4 : Pengembangan dan Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan Dalam dan Luar Negeri

Meningkatnya Penyelenggaraan Pemagangan dalam dan luar negeri

- Jumlah Peserta yang

mengikuti pemagangan 40.800 54.522 55.125 57.881 60.775

Kegiatan 5 : Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas

Meningkatnya Produktivitas tenaga kerja dan perusahaan/lembaga

- Jumlah Pekerja yang meningkat

(29)

18 Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024

Kegiatan 6 : Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi

Terlaksananya Sertifikasi Kompetensi Kerja

- Jumlah tenaga kerja yang

disertifikasi 191.620 400.000 400.000 400.000 425.000

-

Tingkat maturitas Layanan Publik berbasis elektronik

untuk BNSP

3 3 3 4 4

Kegiatan 7 : Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas

Meningkatnya dukungan dan manajemen teknis

- Indeks PMPRB 75,50 77,50 80,00 81,00 82,00

- Presentase Temuan yang ditindaklanjuti 65 70 75 80 85

- Nilai evaluasi SAKIP 83 84 85 86 87

(30)

19 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabillitas, transparansi, dan kinerja sebagai dasar penilaian keberhasilan / kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja, dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Adapun rincian perjanjian kinerja BLK Bantaeng tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 5. berikut.

Tabel 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 BLK Bantaeng

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET

1. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan

Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya

1.776 orang

2. Terlaksananya Sertifikasi Kompetensi Kerja

Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi 896 orang

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 2223 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Binalattas

5.334.908.000

2 4053 Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi Binalatas

925.395.000

3 4055 Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Binalattas

1.112.319.000

4 4056 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas Binalattas

12.406.124.000

5 4060 Pengembangan Standarisasi Kompetensi Kerja dan Pelatihan Kerja Binalattas

14.370.195.000

(31)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

(32)

20 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA BLK BANTAENG

Capaian kinerja BLK Bantaeng tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2020 terutama dalam pencapaian sasaran. Dalam penentuan rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Rencana Kinerja dituangkan dalam Penetapan Kinerja Balai Latihan Kerja Bantaeng Tahun 2020 yang dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi tercapainya kegiatan pada tahun berjalan.

Indikator Kinerja Kegiatan yang telah ditetapkan, selanjutnya dilakukan pengukuran yang dituangkan dalam laporan kinerja BLK Bantaeng dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja BLK Bantaeng tahun 2020. Pengukuran capaian kinerja BLK Bantaeng dilakukan dengan cara penyesuaian rencana kegiatan dengan anggaran yang tersedia. Pengukuran capaian kinerja kegiatan BLK Bantaeng dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2020, selanjutnya Perjanjian Kinerja BLK Bantaeng dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 6. Capaian Kinerja BLK Bantaeng Tahun 2020

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Awal 2020 Target Revisi 2020 Realisasi 2020 Capaian Kinerja 2020 1. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan

Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya 2.464 orang 1.776 orang 1.776 orang 100% 2. Terlaksananya Sertifikasi Kompetensi Kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang disertifikasi 1293 orang 896 orang 832 orang 92,86%

Dari tabel diatas, dapat dilihat capaian kinerja BLK Bantaeng belum mencapai 100%, artinya semua indikator atau target kinerja yang ditetapkan belum dapat

(33)

21 21

tercapai semuanya secara fisik. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan satu per satu pada tabel Indikator Kinerja Kegiatan ( IKK ) di bawah ini.

A1. Analisis Capaian Kinerja IKK 1 : Jumlah Tenaga Kerja yang ditingkatkan kompetensinya

a. Realisasi Kinerja Tahun 2020

Tabel 7. Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 1 (IKK 1)

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Awal 2020 Target Revisi 2020 Realisasi 2020 Capaian Kinerja 2020 1. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya 2.464 orang 1.776 orang 1.776 orang 100%

Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya hingga akhir tahun anggaran per 31 Desember 2020 dapat terealisasi 100%. Dari realisasi tersebut dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi tersebut tidak hanya dilaksanakan dalam BLK Bantaeng secara institusional, melainkan ada beberapa pelatihan yang diselenggarakan melalui Pelatihan Berbasis Masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah Mobile Training Unit (MTU). Selain itu pelatihan berbasis kompetensi juga diselenggarakan di BLK UPTD Binaan dan BLK Komunitas. UPTP BLK Bantaeng memiliki 3 UPTD BLK Binaan yang meliputi UPTD BLK Bulukumba, UPTD BLK Jeneponto, dan UPTD BLK Kepulauan Selayar. Sedangkan pelatihan berbasis kompetensi di BLK Komunitas terdiri atas BLK Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba, BLK Pondok Pesantren An-Nuriyah Bontocini Jeneponto, BLK Pondok Pesantren Al-Quran Babussalam Al-Muchtariyah Selayar, dan BLK Pondok Pesantren Al-Fatihah Bulukumba. Target dan realisasi pelatihan berbasis kompetensi di tahun anggaran 2020 ini dapat dilihat pada tabel berikut

(34)

22 22

Tabel 8. Rincian Kegiatan IKK-1 BLK Bantaeng Tahun 2020

No Kegiatan Target Awal Target Revisi Realisasi (orang) % 1. Jumlah tenaga kerja yang

ditingkatkan kompetensinya di UPTP BLK Bantaeng 960 orang 944 orang 944 orang 100%

2. Jumlah tenaga kerja yang

ditingkatkan kompetensinya yang dilaksanakan oleh UPTD BLK Binaan

1.248 orang 704 orang 704 orang 100%

3. Jumlah tenaga kerja yang

ditingkatkan kompetensinya di BLK Komunitas 256 orang 128 orang 128 orang 100%

Total Keseluruhan orang 2.464 orang 1.776 orang 1.776 100%

Tabel 9. Pelatihan BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas

Adapun faktor pendorong dari keberhasilan pelatihan berbasis kompetensi yang dilaksanakan di BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas adalah adanya koordinasi yang baik antara penyelenggaraan pelatihan dengan

No BLK TARGET REALISASI %

Paket Orang Paket Orang

1. BLK Bantaeng 59 944 59 944 100%

PROVINSI SULAWESI SELATAN 44 704 44 704 100% 1. UPTD BLK Kab. Jeneponto 14 224 14 224 100% 2. UPTD BLK Kab. Bulukumba 14 224 14 224 100% 3. UPTD BLK Kab. Kepulauan

Selayar

16 256 16 256 100%

4. BLK Komunitas 8 128 8 128 100%

• BLK Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba 2 32 2 32 100% • BLK Pondok Pesantren An-Nuriyah Bontocini Jeneponto 2 32 2 32 100% • BLK Pondok Pesantren Quran Babussalam Al-Muchtariyah Selayar

2 32 2 32 100%

• BLK Pondok Pesantren Al-Fatihah Bulukumba

2 32 2 32 100%

Total BLK Bantaeng, BLK Binaan dan BLK Komunitas

(35)

23 23

stakeholder yang terkait sehingga pelatihan dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.

b. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dan 2020

Pengukuran tingkat capaian kinerja IKK-1 BLK Bantaeng tahun 2019 dan 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut disajikan pada tabel Pengukuran Indikator Kinerja sebagai berikut.

Tabel 10. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan 1 Tahun 2019 s.d 2020

Tahun

Indikator Kinerja Kegiatan

Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya

Target Awal Target Revisi Realisasi Capaian Kinerja 2019 3.600 orang 3.600 orang 3.600 orang 100% 2020 2.464 orang 1.776 orang 1.776 orang 100%

Jika ditinjau dari realisasi kinerja tahun 2019 dan 2020 maka grafik perbandingan kinerja IKK-1 disajikan pada Gambar 2. berikut.

Gambar 2. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Kinerja IKK-1 2019 s.d 2020 BLK Bantaeng 3600 1776 3600 1776 0 2000 4000 2019 2020 o ran g Tahun

Perbandingan Target dan Realisasi

Capaian Kinerja 2019 s.d 2020

BLK Bantaeng

(36)

24 24

c. Analisis Penyebab Keberhasilan Tahun 2020 Pencapaian Tahun 2020

Faktor keberhasilan atas terlaksananya seluruh target pelatihan pada IKK-1 BLK Bantaeng Tahun 2020 yaitu dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Tingginya respon dan antusias dari masyarakat yang berasal dari masyarakat/instansi pemerintah di Kabupaten Bantaeng dan sekitarnya untuk mengikuti pelatihan ini. Hal ini terbukti pada setiap pelaksanaan kegiatan pelatihan, kuota peserta bisa terpenuhi, bahkan melebihi kuota (cadangan);

2) Kerjasama dan Koordinasi yang selalu terjalin antara BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas dengan Tim penyelenggara daerah yang berasal dari Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan/Organisasi Masyarakat/ Instansi Pemerintah lainnya sehingga kegiatan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan target yang diharapkan baik pada saat tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan;

3) Monitoring dan Evaluasi terhadap kinerja UPTD BLK Binaan yang rutin dilakukan agar pelatihan berbasis kompetensi dapat terlaksana dengan baik. 4) Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dan penganggaran. Dimana dalam melaksanakan kegiatan pelatihan dilakukan secara paralel. Adapun aspek efisiensi penganggaran sehingga target Pelatihan BLK Bantaeng mencapai 100%

5) Adanya perencanaan atau penjadwalan yang baik dalam melaksanakan pelatihan;

6) Peralatan dan perlengkapan yang cukup memadai untuk menunjang pelaksanaan pelatihan;

7) Tersedianya instruktur dan sekretariat kegiatan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

(37)

25 25

Hambatan

Dalam melaksanakan kegiatan pada tahun 2020 tentu tidak terlepas dari hambatan-hambatan. Beberapa hambatan yang ditemui saat melaksanakan kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi di BLK Bantaeng maupun UPTD BLK Binaan antara lain:

1) Adanya Pandemi Covid-19 sehingga penyelenggaraan pelatihan sempat tertunda dan terhambat pelaksanaannya,

2) Keterbatasan jumlah perusahaan kecil dan menengah diwilayah Kabupaten Bantaeng dan sekitarnya yang sesuai kriteria sebagai peserta pelatihan, 3) Kurangnya SDM di BLK Bantaeng,

4) Belum adanya Kepala Balai secara definitif selaku Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen sehingga proses pelaksanaan kegiatan pelatihan belum sepenuhnya maksimal

Solusi

Untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan, solusi yang diambil yaitu:

1) Menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat ketika proses pelatihan dari tahap rekrutmen sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pelatihan, 2) Melakukan supervisi terhadap proses rekrutmen yang dilakukan,

3) Memberdayakan SDM yang ada dan melakukan proses rekrutmen pegawai baru,

4) Melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik antar pihak manajemen dengan stakeholder terkait agar mampu mengawal kegiatan pelatihan secara baik dan maksimal.

Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021

Pencapaian kinerja pada tahun 2020 ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan Tahun 2021. Sehingga pada tahun 2021 akan dilakukan upaya untuk mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai antara lain dengan:

(38)

26 26

1) Mempercepat pelaksanaan kegiatan yang direncanakan sudah mulai dilaksanakan pada minggu awal di Bulan Januari 2021 melakukan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan,

2) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan seluruh stakeholder pada Pelatihan Peningkatan Produktivitas.

(39)

27 27

A2. Analisis Capaian Kinerja IKK 2: Jumlah Tenaga Kerja yang Disertifikasi a. Realisasi Kinerja Tahun 2020

Tabel 11. Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 2 (IKK 2) No Indikator Kinerja Kegiatan Target Awal 2020 Target Revisi 2020 Realisasi 2020 Capaian Kinerja 2020 1. Jumlah Tenaga Kerja

Yang disertifikasi

1.293 orang 896 orang 832 orang 95,86%

Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi dengan target 896 orang (56 paket) hingga akhir tahun anggaran per 31 Desember 2020 dapat terealisasi sebesar 95,86% atau sebanyak 832 orang. Dari realisasi tersebut dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan sertifikasi tersebut dilaksanakan dalam BLK Bantaeng dengan melibatkan asesor yang kompeten dan berpengalaman dari LSP P2 BLK Bantaeng sesuai unit dan bidang kompetensi yang diujikan.

Sertifikasi uji kompetensi yang diselenggarakan di BLK merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan sertifikasi pasca Pelatihan Berbasis Kompetensi yang bertujuan untuk memberikan sertifikasi kompetensi agar siswa yang dilatih terlisensi kompeten oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Nasional) yang dapat terselenggara dengan baik dan didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan prasarana pelatihan yang memadai. Adapun pelaksanaan sertifikasi yang diselenggarakan sebanyak 56 paket di BLK Bantaeng antara lain sertifikasi di BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas.

Adapun faktor pendorong dari keberhasilan pelaksanaan sertifikasi yang dilaksanakan di BLK Bantaeng adalah adanya koordinasi yang baik antara penyelenggaraan proses sertifikasi pelatihan dengan stakeholder terkait sehingga pelaksanaan sertifikasi uji kompetensi dapat terealisasi dengan baik.

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada IKK 2 terselenggaranya pelaksanaan sertifikasi di wilayah kerja BLK Bantaeng menghasilkan pencapaian sebesar 95,86% dimana target 896 orang peserta belum semuanya dapat mengikuti pelaksanaan sertifikasi uji kompetensi.

(40)

28 28

Adapun rincian pelaksanaan sertifikasi di BLK Bantaeng pada tahun 2020 adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Rincian pelaksanaan sertifikasi di BLK Bantaeng Tahun 2020

No Skema Sertifikasi Keterangan

Paket Orang % Kompeten Belum Kompeten

% Kompeten

1 BLK Bantaeng 20 320 100% 196 124 61,25%

MTU BLK Bantaeng 2 32 100% 9 23 28,13%

Provinsi Sulawesi Selatan

1. BLK Jeneponto 8 128 100% 57 71 44,53%

2. BLK Kep. Selayar 7 112 100% 50 62 44,64%

3. BLK Bulukumba 7 112 100% 35 77 31,25%

4. BLK Komunitas 8 128 100% 34 94 26,5%

JUMLAH 52 832 100% 381 451 45,80%

b. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 s.d 2020

Pengukuran tingkat capaian kinerja BLK Bantaeng tahun 2019 – 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja masing-masing-masing-masing indikator disajikan pada Pengukuran Indikator Kinerja yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan (IKK-2) Tahun 2019 s.d 2020

Tahun

Indikator Kinerja Kegiatan

Jumlah Tenaga Kerja yang disertifikasi

Target Realisasi Capaian Kinerja

2019 336 orang 336 orang 100%

(41)

29 29

Gambar 3. Perbandingan Capaian Kinerja IKK-2 BLK Bantaeng Tahun 2019 s.d 2020

c. Analisis Penyebab Keberhasilan tahun 2020 Pencapaian Tahun 2020

Pencapaian yang dilakukan tahun 2020 dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Tingginya respon dari peserta pelatihan berbasis kompetensi di BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas untuk mengikuti sertifikasi uji kompetensi ini. Hal ini terbukti pelaksanaan sertifikasi uji kompetensi dapat tercapai 95,86%

2) Informasi dan koordinasi yang baik telah dilakukan antara BLK Bantaeng, UPTD BLK Binaan dan BLK Komunitas dengan LSP P2 BLK Bantaeng sehingga kegiatan sertifikasi dapat terlaksana dengan baik sesuai target yang ditentukan.

Hambatan yang dihadapi

Dalam melaksanakan kegiatan pada tahun 2020 tentu tidak terlepas dari hambatan dalam pelaksanaannya. Beberapa hambatan yang ditemui saat

336 896 336 832 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 2019 2020

Grafik Perbandingan Capaian Kinerja IKK-2

BLK Bantaeng

Tahun 2019 s.d 2020

(42)

30 30

melaksanakan kegiatan Sertifikasi Uji Kompetensi di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan antara lain:

1) Lembaga Sertifikasi Profesi P2 di BLK Bantaeng baru resmi didirikan dan mendapat sertifikasi dari pihak BNSP sehingga perlu adanya penyelarasan kegiatan sertifikasi uji kompetensi.

2) Kurangnya assesor uji kompetensi di setiap kejuruan BLK Bantaeng. Solusi

Untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan, maka solusi yang diambil yaitu:

1) Menata dan koordinasi di internal LSP P2 BLK Bantaeng dengan stakeholder agar proses pelaksanaan sertifikasi dapat dilaksanakan dengan baik.

2) Berkoordinasi dengan asesor yang berkompeten untuk menguji kompetensi peserta pelatihan

Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021

Pencapaian kinerja pada tahun 2020 ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan Tahun 2021. Sehingga pada tahun 2021 akan dilakukan upaya untuk mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai antara lain dengan:

1) Membuat matriks perencanaan sertifikasi uji kompetensi selama tahun 2021 sehingga proses pelaksanaan sertifikasi dapat berjalan dengan maksimal 2) Mempercepat pelaksanaan kegiatan yang direncanakan sudah mulai

sehingga menjadi efektif dan efisien

3) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi pihak LSP P2 BLK Bantaeng dengan stakeholder yang terkait.

(43)

31 31

B. REALISASI ANGGARAN

B.1 Realisasi Anggaran Tahun 2020 BLK Bantaeng

Alokasi Anggaran BLK Bantaeng yang tersedia dalam rangka menunjang kegiatan untuk mencapai sasaran kegiatan tahun 2020 berdasarkan pagu awal tertanggal 5 Desember 2019 ditunjang dengan APBN yang sesuai dengan DIPA dan POK Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp47.214.749.000,- (Empat puluh tujuh milyar dua ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh Sembilan ribu rupiah). Pagu tersebut kemudian pada sepanjang tahun 2020 terjadi revisi sebanyak empat kali sehingga anggaran menjadi Rp34.148.941.000,- (Tiga Puluh empat Milyar serratus empat puluh delapan juta Sembilan ratus empat puluh satu ribu rupiah). Adapun riwayat DIPA BLK Bantaeng Tahun 2020 mengalami revisi sebanyak 4 (empat) kali yang dapat dilihat pada Tabel 16. dibawah berikut.

Tabel 14. Riwayat Revisi DIPA BLK BANTAENG Tahun 2020

NO ANGGARA N

JUMLAH (Rp) TANGGAL Jenis Revisi

1 2 3 4 5

1 Pagu Awal 47.214.749.000

2 Revisi 1 31.412.271.000 Tanggal 06 Mei 2020 DJA

Revisi Pemotongan Anggaran Kegiatan Refocusing 2020 3 Revisi 2 34.148.941.000 Juli 2020 DJA Revisi Penambahan Pagu

Anggaran Dalam Hal Kegiatan Belanja Modal

4 Revisi 3 34.148.941.000 Tanggal 10 November 2020

Kanwil

Revisi Gaji Minus Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap

5 Revisi 4 34.148.941.000 Tanggal 25 November 2020

Kanwil

Revisi Administrasi Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap

Sedangkan nilai efisiensi kinerja anggaran BLK Bantaeng pada tahun anggaran 2020 yang diperoleh dari sistem aplikasi SMART adalah sebagai berikut.

(44)

32 32

Gambar 4. Pencapaian Kinerja BLK Bantaeng Tahun 2020 Berdasarkan Sistem Aplikasi SMART

Berdasarkan gambar diatas bahwa nilai kinerja Satker BALAI LATIHAN KERJA BANTAENG sebesar 87.81 persen, merupakan hasil pengukuran aspek implementasi yang terdiri dari variabel:

1. Penyerapan anggaran sebesar 84.65 persen. 2. Konsistensi atas RPD (awal) sebesar 75.38 persen 3. Konsistensi atas RPD (akhir) sebesar 87.40 persen 4. Capaian keluaran sebesar 89.32 persen

5. Efisiensi sebesar 14.74 persen

Efisiensi diatas diperoleh nilai sebesar 14,74 disebabkan oleh faktor-faktor berikut. a. Faktor Penghambat

(45)

33 33

b. Faktor Pendukung

Adanya komitmen manajemen dan lingkungan birokrasi BLK terhadap penyerapan anggaran

c. Rekomendasi

Memberikan perhatian yang serius terhadap permasalah penyerapan anggaran dengan cara terus menperbaiki proses perencana anggaran mulai dari penyusunan RKA-K/L sampai dengan penetapan anggaran pendapatan belanja negara.

B.2 Tabel dan Grafik Realisasi Anggaran Tahun 2016 s.d 2020

Realisasi anggaran tahun 2020 dibagi menjadi realisasi keuangan dan fisik yang kemudian dibandingkan dengan realisasi anggaran BLK Bantaeng dari tahun 2016 s.d 2020. Adapun tabel dan grafik realisasi anggaran BLK Bantaeng pada tahun 2016 s.d 2020 adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Realisasi Anggaran BLK Bantaeng Tahun 2016-2020

NO TAHUN PAGU (Rp) KEUANGAN FISIK (%) Rp % 1 2016 8.367.577.000 6.185.508.459 73,92% 100% 2 2017 7.123.787.000 6.247.848.412 87,70% 97.36% 3 2018 17.118.178.000 15.526.454.167 90,70% 99.89% 4 2019 44.212.224.000 39.260.480.141 88,80% 100% 5 2020 34.148.941.000 28.930.955.465 84,72% 96,14%

(46)

34 34

Gambar 5. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran BLK Bantaeng Tahun 2016 s.d 2020

Berdasarkan data realisasi anggaran pada tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2020 pagu anggaran mengalami penurunan dibanding pagu anggaran tahun 2019. Selain itu realisasi keuangan dan fisik yang diperoleh juga mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan realisasi baik keuangan maupun fisik pada tahun 2020 disebabkan ada beberapa kegiatan yang tidak terserap sepenuhnya terutama pada kegiatan-kegiatan berikut ini.

1. 4053 Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi Binalattas

2. 4055 Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Binalattas Pada kegiatan diatas ada beberapa item keuangan yang tidak terealisasi sehingga realisasi yang diperoleh bernilai kecil. Kemudian ada beberapa kegiatan yang tidak mencapai fisik 100% sehingga mempengaruhi realisasi yang diperoleh.

8 .3 6 7 .5 7 7 .0 0 0 7 .1 2 3 .7 8 7 .0 0 0 1 7 .1 1 8 .1 7 8 .0 0 0 44 .21 2.2 24 .00 0 3 4 .1 4 8 .9 4 1 .0 0 0 6 .1 8 5 .5 0 8 .4 5 9 6 .2 4 7 .8 4 8 .4 1 2 1 5 .5 2 6 .4 5 4 .1 6 7 3 9 .2 6 0 .4 8 0 .1 4 1 2 8 .9 3 0 .9 5 5 .4 6 5 73,92% 87,70% 90,70% 88,80% 84,72% 100% 97,36% 99,89% 100% 91,64% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Rp0 Rp5.000.000.000 Rp10.000.000.000 Rp15.000.000.000 Rp20.000.000.000 Rp25.000.000.000 Rp30.000.000.000 Rp35.000.000.000 Rp40.000.000.000 Rp45.000.000.000 Rp50.000.000.000 Rp55.000.000.000 Rp60.000.000.000 Rp65.000.000.000 Rp70.000.000.000 2016 2017 2018 2019 2020 % P ag u A n gg ar an Tahun Anggaran

Grafik Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran dengan Realisasi Keuangan dan Fisik BLK Bantaeng Tahun 2016 s.d 2020

(47)

35 35

B.3. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Penyerapan Anggaran

Penyerapan anggaran pada realisasi keuangan sebesar 84,72% atau dibawah 90% disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kegiatan tidak terlaksana dengan maksimal,

2. Selama tahun 2020 terjadi penggantian kepemimpinan di BLK Bantaeng sehingga proses penyelarasan kegiatan dengan kebijakan yang dilakukan tidak berjalan maksimal.

B.4. Pencapaian Tahun 2020

Pencapaian tahun 2020 dilakukan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Koordinasi dan konsolidasi antar seksi di BLK Bantaeng,

2. Koordinasi dengan stakeholder yang terkait penyelenggaraan kegiatan di BLK Bantaeng,

3. Monitoring dan Evaluasi kegiatan dilakukan secara rutin sehingga mendapatkan hasil yang efektif dan efisien.

B.5. Hambatan yang dihadapi

Adapun pencapaian realisasi keuangan pada tahun 2020 tidak terlepas dari adanya beberapa hambatan yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan tahun 2020. Hambatan yang ditemui antara lain:

1. Banyaknya beban kegiatan yang harus dilaksanakan,

2. Kurangnya Sumber daya manusia di BLK Bantaeng terutama instruktur dan staff tenaga pengelola pelatihan di setiap seksi atau kejuruan,

3. Terjadinya pergantian kepemimpinan di BLK Bantaeng yang menyebabkan proses pelaksanaan kegiatan mengalami penundaan sehingga menjadi kurang maksimal.

(48)

36 36

B.6. Solusi yang dilakukan atas hambatan yang dihadapi

Solusi yang dilakukan untuk mengatasai berbagai hambatan tersebut antara lain:

1. Membuat perencanaan jadwal kegiatan atau matrix kegiatan sehingga kegiatan dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan,

2. Melakukan usulan pengadaan pegawai baru (CPNS) untuk tahun selanjutnya serta merekrut staff tenaga pengelola pelatihan sehingga komposisi sumberdaya manusia di setiap seksi atau kejuruan dapat tercukupi,

3. Koordinasi dan komunikasi yang baik antar pihak manajemen dengan stakeholder terkait agar kegiatan di BLK Bantaeng dapat terkawal dan terkendali dengan baik.

B.7. Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021

Agar proses pelaksanaan kegiatan pada tahun 2021 maka perlu dilakukan langkah-langkah dan rencana sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik. Adapun rencana yang perlu dilakukan untuk tahun 2021 yaitu:

1. Melakukan perencanaan yang matang untuk menghadapi seluruh kegiatan sepanjang tahun 2021,

2. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar seksi dan seluruh stakeholder BLK Bantaeng,

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di internal BLK Bantaeng, 4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi disetiap kegiatan yang dilakukan.

(49)

BAB IV PENUTUP

(50)

37 BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) BLK Bantaeng disusun berdasarkan laporan kegiatan dari awal bulan Januari sampai dengan akhir Desember 2020. Laporan Kinerja disusun untuk menggambarkan hasil kerja yang telah dicapai selama satu tahun anggaran, dengan harapan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Pada masa mendatang laporan ini menjadi dasar untuk penyusunan program agar lebih efektif dalam mencapai sasaran dan efisien dalam penggunaan anggaran yang telah ditetapkan.

Secara umum pelaksanaan semua program dan kegiatan BLK Bantaeng telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana. Meskipun dalam pelaksanaan program dan kegiatan mengalami beberapa rintangan dan hambatan, namun berkat kerja keras dan kerja sama semua pihak tersebut dapat diatasi.

Tercapainya presentase keuangan 84,70% dan fisik 96,14% dikarenakan hampir semua kegiatan berjalan sesuai dengan perencanaan di awal tahun dan target yang diharapkan dapat tercapai. Hal ini terlaksana berkat efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan. Sebagai bahan monitoring dan evaluasi terhadap progress penyerapan anggaran, setiap minggu dibuat Laporan Realisasi keuangan dan fisik kegiatan. Realisasi kinerja untuk masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut: IKK-1 sebesar 100%, dan IKK-2 sebesar 92,86% digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan perjanjian kinerja.

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja organisasi Balai Latihan Kerja Bantaeng.

(51)

LAMPIRAN

LKjIP TAHUN 2020 BLK BANTAENG

(52)
(53)
(54)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020 BALAI LATIHAN KERJA BANTAENG

DITJEN PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target

1 Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui

pelatihan

Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya

1.776 orang

2 Terlaksananya Sertifikasi

Kompetensi Kerja

Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi

896 orang

No. Kegiatan Anggaran (Rp)

1 2223 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen Binalattas 5.334.908.000

2 4053 Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan

Sertifikasi Kompetensi Profesi Binalatas 925.395.000 3 4055 Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga

Kepelatihan Binalattas 1.112.319.000

4 4056 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan

dan Produktivitas Binalattas 12.406.124.000 5 4060 Pengembangan Standarisasi Kompetensi Kerja

dan Pelatihan Kerja Binalattas 14.370.195.000 Jumlah 34.148.941.000

(55)

CAPAIAN KINERJA BALAI LATIHAN KERJA BANTAENG TAHUN 2020

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja

Kegiatan

Target Realisasi %

1 Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan

Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan kompetensinya 1.776 orang 1.776 orang 100% 2 Terlaksananya Sertifikasi Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang Disertifikasi 896 orang 832 orang 92,86%

No. Kegiatan Pagu Awal

(Rp) Pagu Revisi (Rp) Keuangan (Rp) Persentase Realisasi (%) 1 2223 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Binalattas 6.121.480.000 5.334.908.000 4.811.881.863 90,20% 2 4053 Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi Binalatas 1.305.100.000 925.395.000 659.129.728 71,23% 3 4055 Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Binalattas 3.337.060.000 1.112.319.000 477.571.583 42,93% 4 4056 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas Binalattas 17.459.301.000 12.406.124.000 11.231.821.000 90,53% 5 4060 Pengembangan Standarisasi

Kompetensi Kerja dan Pelatihan Kerja Binalattas

18.991.808.000 14.370.195.000 11.750.551.291 81,77%

Jumlah 47.214.749.000 34.148.941.000 28.930.955.465 84,72%

Jumlah Anggaran Tahun 2020 – Pagu Awal : Rp47.214.749.000,- Jumlah Anggaran Tahun 2020 – Pagu Revisi : Rp34.148.941.000,- Realisasi Keuangan Tahun 2020 : Rp28.930.955.465,- Persentase Realisasi Keuangan Tahun 2020 : 84,72%

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi BLK Bantaeng
Tabel 3. Semula Menjadi Program Kementrian Ketenagakerjaan  SEMULA  (PROGRAM  EKSISTING)  MENJADI  (PROGRAM BARU)  Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 BLK Bantaeng
Tabel 10. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan 1 Tahun 2019 s.d 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

ditindaklanjuti untuk menjadi kebijakan daerah (Perda, Perbub, SE, instruksi bupati, SK Bupati) Penyelenggaraan Musrenbang RKPD 208.392.950 Penyusunan Rancangan

Format Pengukuran Capaian Kinerja OPD Kecamatan Sangkapura tahun 2020 diukur berdasarkan pada format Pengukuran Kinerja sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Menteri

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan yang memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2020, sekaligus

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini merupakaan suatu gambaran pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan perangkat kantor Kecamatan

Substansi pokok LKjIP Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2020 ini memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai pencapaian

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2020 PENGADILAN NEGERI MUARO JLN PROF M YAMIN, SH NO 51 MUARO SIJUNJUNG SUMATERA BARAT WEBSITE www pn muaro go id EMAIL pnmuaro@gmail

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada masyarakat menunjukkan bahwa untuk melakukan dan menentukan suatu keputusan pembelian bisa dilihat dari bagaimana bagus dan

Sesuai dengan pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang tertuang dalam sirat keputusan Kepala Lembaga Administrasi