• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, perawat, bidan dan sebagainya. Peran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, perawat, bidan dan sebagainya. Peran"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERAN BIDAN 1. Defenisi

Peran adalah suatu kumpulan norma untuk perilaku seorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, perawat, bidan dan sebagainya. Peran merupakan suatu konsep struktural, dan masyarakat dapat dipandang sebagai suatu sistem peran yang kompleks (Maramis WF. 2006).

Dalam bahasa Inggris, kata Midwife (bidan) berarti "with woman" (bersama wanita), mid = together, wife = a woman. Dalam bahasa Prancis, Sage Femme (bidan) berarti "berkaitan dengan wanita". Menurut Chur Medical Directory, bidan adalah " a

health worker who may or may note be formally trainded and is not physician, that delivers baldes and provides associated maternal care" (seorang petugas kesehatan yang

terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait) "(Soepardan, Suryani, Hajjah, 2007).

Menurut Hj. Salmah (et all, 2006), bidan menurut WHO adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan bidan diakui secara yuridis, ditempatkan, dan mendapatkan kualifikasi, serta terdaftar di sektor dan memperoleh izin melaksanakan praktik kebidanan. Defenisi bidan menurut ICM adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan

(2)

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualiflkasi dan diberi izin melaksanakan praktik kebidanan di negara itu.

Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.

1. Peran Sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

a. Tugas Mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu :

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan,

mencakup :

a. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien. b. Menentukan diagnosis.

c. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi. d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.

f. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan. g. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.

2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai, mencakup :

a.Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pranikah.

b. Menetukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.

(3)

d. Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.

e. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien. f. Membuat rencana tidak lanjut tindakan/layanan bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup : a. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.

b. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien. ,

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.

f. Membuat rencana tindak lanut asuhan yang telah diberikan bersama klien. g. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

h. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan bersama klien. 4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan

klien/keluarga, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan. b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e. Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup :

(4)

b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telar} diberikan.

f. Membuat rencana tindak lanjut.

g. Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan.

6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas. b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah. d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan. f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS (pasangan usia subur).

b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.

c. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien. d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

f. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien. g. Membuat pencatatan dan laporan.

(5)

8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause, mencakup :

a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan. c. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien. d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan. f. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga,

mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi/balita.

b. Menentukan diagnosis dan prioritas masalah. c. Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana. d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah. e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan. f. Membuat rencana tindak lanjut.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.

b.Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :

(6)

a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

c. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatdaruratan dan hasil kolaborasi serta bekerjasama dengan klien.

d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien. e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.

f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien. g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup: a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan

kegawadaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus risiko tinggi.

c. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama risiko dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. e. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

f. Membuat pencatatan dan pelaporan.

3. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :

(7)

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu harmldengan risiko tinggi.

f. Menysusun rencana tindak lanjut bersama klien g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi klien dan keluarga, mencakup

a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan

keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta

keadaan kegawatdaruratan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil masa nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan rencana.

(8)

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

6. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.

(9)

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

c.Tugas Ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/ keluarga.

c. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan dokumentasi yang lengkap.

d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatruratan, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan. b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

(10)

c. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Mengirim pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan. f. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

g. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

h. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu da persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta serta mendokumentasikan sell kejadian dan intervensi

4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :

(11)

a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pda ibu dalam masa nifas yang disertai penyuli tertentu dan kegawatdaruratan pada ibu dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi serta rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yang memerlukan konsultasi serta rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas. ' c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatruratan yang memerlukan konsultasi rujukan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:

a. Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada balita yang memerlukan konsultasi serta rujukan.

(12)

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c. Memberi pertolongan pertama kasus yang memerlukan rujukan.

d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

2.Peran Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.

a. Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan

Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien, mencakup:

1. Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.

2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat. 3. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya

kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana (KB).

4. Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader/ dukun, atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.

(13)

5. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB, termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor terkait.

6. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.

7. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang serta kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.

8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Berpartisipasi Dalam Tim

Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tcnaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya,

mencakup:

1. Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut. 2. Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan atau petugas

lapangan keluarga berencana (PLKB) dan masyarakat.

3. Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan ini.

4. Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

5. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan dengan kesehatan.

(14)

3. Peran Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.

a. Memberi Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan Pada Klien

Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.

2. Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.

3. Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

4. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.

5. Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien dan menggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan program di masa yang akan datang.

6. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan secara lengkap serta sistematis.

(15)

b. Melatih dan Membimbing Kader

Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta pesertadidik.

2. Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian. 3. Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untuk

keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yang

telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.

5. Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya. 6. Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.

7. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.

8. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.

4. Peran Sebagai Peneliti/Investigator

Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan. 2. Menyusun rencana kerja pelatihan.

(16)

B. PROMOSI KESEHATAN

Promosi Kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi

yaitu sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni Promosi kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Health promotion is the process of enabling people to increase control

over, and improve, their health.To reach a state of complete physical,mental,and social, well-being,a individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs,and to change or cople with the environment.’’ Jadi dapat disimpulkan bahwa

promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan derajat kesehatan bak fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir, yaitu : a. Advokat

Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pen\mbuat keputusan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan politik.

b. Menjembatani

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sector yang terkait dengan kesehatan.Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerja sama dengan program-program lain di lingkungan kesehatan maupun sector lain yang terkait.

(17)

c. Memampukan

Memberikan kemampuan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.Hal ini berarti masyarakat diberikan keterampilan agar mereka mandiri di bidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Ruang lingkup promosi kesehatan mencakup :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan yang mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya pada perubahan prilaku.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran social yang penekanannya pada pengenalan produk melalui kampanye.

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan yang tekanannya pada pengenalan penyebaran informasi.

4. Promosi kesehatan merupakan upaya penigkatan yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan kesehatan.

Strategi dari promosi kesehatan dapat dilakukan yaitu :

1. Strategi global yaitu advokasi,dukungan social,dan pemberdayaan masyarakat.

2. Strategi berdasarkan Piagam Ottawa dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu

a. Kebijakan berwawasan kesehatan b. Lingkungan yang mendukung c. Berorientasi pelayanan kesehatan d. Keterampilan individu

(18)

e. Gerakan masyarakat

Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu : 1. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya promosi kesehatan.

2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat,tokoh agama,tokoh adapt dan sebagainya 3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah. (Notoadmojo,2003)

C. REMAJA

Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, biasa antara usia 13 dan 20 tahun (Potter, 2005,).

Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono (2004) masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai umur 16 tahun remaja akhir kira-kira berumur 18 tahun sampai 20 tahun ditandai dengan transisi untuk mulai menjadi dewasa. Masa remaja adalah usia diantara masa anak-anak dan dewasa yang secara biologis yaitu antara umur 10-19 tahun (Lewellyn Jones, 2005,).

Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja yaitu: 1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera

(19)

3. Perubahan distribusi otot dan lemak

4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder (Potter, 2005). Tahap Perkembangan Remaja yaitu :

1. Remaja awal

Seorang remaja pada tahap mi masih terheran-heran akan perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang mdnyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.

2. Remaja Madya

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic” yaitu mencintai din sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau matrealis dan sebagainya.

3. Remaja Akhir

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini :

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatun dengan orang-orang lain dan pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuk idetitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme diganti dengan kescimbangan antara kepentingan din sendiri dengan orang lain.

(20)

e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public). (Sarwono,2008)

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Ganuarsa (1991) antara lain

a. Memperluas huhungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lcbih dewasa dengan kawan remaja, baik laki-laki maupun perempuan

b. Memperoleh peranan social

c. Menerima kebutuhannya dan menggunakan secara efektif

d. Memperoleh kebebasan emosional dan orangtua dan dewasa lainny e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri

f. Memilih dan mempesiapkan lapangan pekerjaan mernpersiapkan diri dalam pembentukan keluarga

g. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup (www.psikologi remaja com,2009)

Pada saat gadis dilahirkan, banyak sel telur berisi cairan yang dinamai folikel. Satu dianatar dua hormon itu bertugas mempengaruhi folikel dengan merangsang pertumbuhan, sehingga diberinama hormon perangsang folikel. Pada mulanya folikel yang tumbuh sedikit. Sementara itu sel-sel yang mengelilinginya membuat hormon sendiri yang disebut esterogon. Hormon inilah yang membuat seorang anak perempuan menjadi wanita setelah remaja, menurut usia rata-rata terjadilah tahap-tahap perubahan pada remaja, yaitu:

(21)

9-10 tahun : Tulang pinggul mulai tumbuh ke bentuk yang khas untuk pinggul wanita, lemak mulai tertimbun, membentuk garis-garis tubuh yang khas pada wanita, puting susu mulai tumbuh.

10-11 tahun : puting susu semakin membesar

12-13 tahun : lingkaran disekitar putting susu mulai terbentuk

12-14 tahun : payudara berkembang lebih lanjut, dan putingnya semakin menghitam

15-17 tahun : lemak disekitar pinggul dan payudara semakin tebal (Lewellyn Jones, 2008)

D. SADARI

SADARI yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Ini adalah pemeriksaan, yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencapai benjolan atau kelainan lainnya. Dengan posisi tegak menghadap kaca dan berbaring dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan secara rutin setelah haid sekitar 1 minggu dari hari terakhir haid. Bila sudah menopause pemeriksaan payudara sendiri dilakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Jika ditemukan benjolan di payudara segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Ternyata 75-85% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (Dalimartha , 2004).

SADARI harus dilakukan setiap bulan karena telah banyak bukti bahwa kanker payudara ditemukan wanita sendiri secara kebetulan atau pada waktu meraba payudaranya sendiri.Wanita- wanita yang sudah berpengalaman dalam memeriksa

(22)

payudaranya sendiri dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tangan yang kurang dari satu sentimeter.Dengan demikian jika benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini.Namun ada juga yang tidak berani menyentuh atau meraba bagian-bagian tertentu dari payudaranya.Mereka akan mendapat masalah pada saat memeriksa payudaranya sendiri.Mereka segan melakukan ini karena takut menemukan sesuatu.Padahal pemeriksaan sendiri itu penting dilakukan secara teratur,ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri.Wibisono,2009)

Menurut Edi Sigar (2005.) pemeriksaan payudara sendiri dianjurkan pada setiap wanita dan pada usia tertentu:

a. Wanita berusia antara 35-40, bertujuan untuk menetapkan keadaan payudara yang normal.

b. Wanita usia 40-49, diwajibkan menjalani pemeriksaan dokter setiap tahun (secara manual) dan setiap dua tahun diperiksa dengan menggunakan mamogram. c. Wanita setelah usia 50, harus menjalani pemeriksaan payudara secara manual dan

dengan mamografi setiap tahun.

Ada beberapa cara untuk mengenali gejala-gejala tertentu pada payudara yaitu seperti dalam label berikut:

Gejala Utama Gejala Lainnya

Hal yang perlu dipertimbangkan

Penyebab serta tindakan yang hams diambil

Lunak dan Apakah terjadi kehamilan? Rasa sakit mungkin Bengkak Apakah gejala itu muncul timbul akibat

sebelum haid dan setelah perubahan hormonal. haid tidak menunjukkan Konsultasikan ke

(23)

gejala? dokter jika gejala itu bertahan lama.

Benjolan di Apakah ada luka Benjolan itu tidak

Payudara dipayudara? Apakah berbahaya tetapi

gejala itu muncul sebelum sebaiknya haid dan setelah haid tidak konsultasikan menjolan lagi? Apakah kedokter. Benjolan benjolan itu mempunyai yang keras dan tetap sifat lunak dan mudah disatu tempat

berpindah? menunjukkan gejala adanya tumor

Payudara Apakah ada perubahan Konsultasi kedokter berlesung dan lainnya seperti putting untuk mengantisipasi Berkerut menjadi lunak dan tidak terjadinya kanker

tegang lagi?

Keluar cairan Apakah cairan itu sejperti Cairan kental yang

susu? Apakah terjadi . kehamilan? Apakah haid

kemudian berkerak masih wajar.

sudah berhenti? Apakah Konsultasikan

ada darah pada cairan? kedokter jika produksi

(24)

menyusui? atau ada darah pada

cairan

Payudara Permukaan Apakah gejala itu muncul Konsultasi kedokter

membengkak kulit kemera- secara tiba-tiba? untuk mengantisipasi

merahan serta terjadinya kanker dan

berbintik infeksi.

Cara melakukan SADARI adalah sebagai berikut: 1. Posisi berdiri

a. Pada tahap awal, semua pakaian diatas, lalu berdiri didepan cermin dengan posisi kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan seluruh bagian kedua payudara dengan seksama.

b. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, baik bentuk maupun ukuran payudara. Hanya wanita yang bersangkutan yang lebih memahami jika ada perubahan bentuk maupun ukuran pada payudaranya.

c. Angkat kedua tangan keatas hingga lurus. Perhatikan kembali seluruh bagian payudara. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, seperti adanya tarikan disekitar payudara atu adanya kerutan dikulit payudara.

d. Pijat atau tekan secara perlahan-lahan payudara sebelah kiri tepat disekitar putting susu dengan tangan kanan, sedangkan payudara sebelah kanan dengan tangan kiri. 2. Posisi Berbaring

a. Letakkan bantal di bawah bahu atau di bawah punggung untuk mempermudah pemeriksaan.

(25)

b. Letakkan tangan kanan dibawah kepala dan tangan kiri meraba sambil menekan perlahan-lahan payudara sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya, letakkan tangan kiri dibawah kepala dan periksa payudara kiri dengan tangan kanan.

c. Lakukan perabaan dan gerakan memutar disertai tekanan secara perlahan-lahan. Gunakan tiga ujung jari telunjuk, jari tengah dan jari manis untuk meraba (Mardiana, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

limbah plastik dapat digunakan sebagai bahan alternatif campuran beton tanpa efek yang merugikan, maka dalam penelitian ini dilakukan pembuatan beton dengan

investment opportunity set (IOS) terhadap kualitas laba, (2) mencari bukti empiris pengaruh kinerja perusahaan terhadap kualitas laba, (3) mencari bukti empiris pengaruh

Setelah mencicipi tiap sampel, Anda dapat memberikan penilaian atas dasar TEKSTUR es krim dengan menggunakan skala rating (boleh ada yang dobel).. Berilah skor

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir denga Judul Analisis Operasi

Pada proyek Kawasan Wisata Tepian Sungai Bengawan Solo di Surakarta ini menggunakan pendekatan arsitektur ekologis yang menekankan pada prinsip tata kelola lingkungan yang ramah

Adapun hasil penelitian ini berupa Strategi pengembangan pariwisata pesisir di kawasan Taman Wisata Pantai Ngliyep Kabupaten Malang: (1) Melakukan kajian untuk