1
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I
CILACAP
RENCANA KEGIATAN
TAHUN 2021
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran Pokok Rancangan Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024 adalah “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing”. Dalam RPJM 2020-2024 mengambil tema ‘’Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan”.
Pada RPJM 2020-2024, pembangunan pertanian diarahkan pada isu strategis (1) pilar konsumsi pangan dan gizi, (2) pilar ketersediaan bahan pangan, (3) pilar kesejahteraan dan produktivitas SDM pertanian dan (4) pilar keberlanjutan sumberdaya pertanian.
Sasaran Pembangunan Ekonomi 2020-2024 adalah :
1. Meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai modalitas bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan;
2. Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, ekspor dan daya saing perekonomian.
Rancangan Awal Rencana Kegiatan Pemerintah (RKP) Tahun 2021 mengusung tema “Pemerataan untuk Pertumbuhan Berkualitas”, melalui penetapan 5 (lima) Prioritas Nasional (PN) yang terdiri dari:
1. Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan; 2. Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah;
3. Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja 4. Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan Hidup;
2
Dalam RKP 2021, pembangunan pertanian termasuk dalam Prioritas Nasional (PN) 04 Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan Hidup dan Program Prioritas (PP) 01 Peningkatan Ketersediaan Akses dan Kualitas Konsumsi Pangan, Kegiatan Prioritas (KP) 01 Peningkatan Kualitas Konsumsi, Keamanan, Fortifikaswi dan Biofortifikasi Pangan, Sasaran Prioritas (SP) 02 Peningkatan Keamanan Pangan.
Pencapaian berbagai indikator sukses pembangunan pertanian ditempuh melalui pelaksanaan 12 (duabelas) program, yaitu : (a) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian, (b) Pengawasan dan Peningkatan akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian, (c) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, (d) Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura, (e) Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan, (f) Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Pertanian Rakyat, (g) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, (h) Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan, (i) Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian, (j) Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, (k) Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dan (l) Pendidikan Pertanian.
Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Badan Karantina Pertanian senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Badan Karantina Pertanian) maupun eksternal (kerja sama dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional) dalam rangka optimalisasi tupoksi. Penyusunan rancangan Rencana Kegiatan (RKT) merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen RKT yang definitif. Penyusunan rancangan RKT memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Mengacu pada rancangan awal TA. 2021 yang digunakan sebagai acuan dalam perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan pagu indikatif dalam RKT TA. 2021
3
2. Memecahkan masalah yang dihadapi sebagai acuan dalam perumusan tujuan, sasaran, kegiatan, lokasi kegiatan dan prakiraan maju dalam rancangan RKT serta dapat menjawan berbagai isu-isu strategis terkait dengan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap.
3. Memuat substansi rancangan RKT berupa Program dan Kegiatan, Lokasi Kegiatan, Indikator Kegiatan, Sasaran dan Target serta Pagu Indikatif dalam prakiraan maju.
4. Mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam menyusun program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan.
Penyusunan rancangan RKT TA. 2021 harus memperhatikan :
1. Indikator Kinerja dan Target Indikator Kinerja RKT 2021 yang mengacu pada Draft Renstra 2020 – 2024 dengan prakiraan target Tahun 2021 yang diestimasikan.
2. Perkembangan dinamika kekinian dengan memperhatikan hasil capaian kinerja tahun sebelumnya.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai pedoman kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap Tahun Anggaran 2021.
Tujuan penyusunan Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2021 adalah untuk menghasilkan sinergitas dalam pelaksanaan program dan kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap yang dijabarkan dalam 6 kegiatan utama, yaitu :
1. Peningkatan Kepatuhan, Kerjasama dan Pengembangan Sistem Informasi Perkarantinaan
2. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani 3. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
4
4. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Badan Karantina Pertanian
5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Pengujian
6. Peningkatan Kualitas Layanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
5
BAB II
EVALUASI KINERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I CILACAP TAHUN 2019 DAN 2020
A. Peningkatan Kepatuhan Kerjasama dan Pengembangan Sistem Informasi Evaluasi Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan pada Tahun 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut :
No Tahun 2019 Tahun 2020
1 Pengawasan dan Penindakan Perlu dukungan Ka UPT dan anggaran yang cukup dalam mengoptimalkan tugas dan fungsi POLSUS, Intelejen dan PPNS guna mendukung pelaksanaan tindakan karantina
a. Perlu dilakukan evaluasi kinerja dan target kewasdakan di SKP Kelas I Cilacap menyesuaikan dengan kondisi UPT.
b. SDM Kewasdakan (Intelijen dan Polsus) yang tidak mencukupi di SKP Kelas I Cilacap
4 Tempat Pemeriksaan Karantina (TPK) SLA pemeriksaan sudah sesuai dengan Permentan No. 12/2015 jo No. 05/2017 namun masih ditemukan variasi terhadap lamanya waktu pemeriksaan MP HPHK/OPTK
Tidak dibhs dlm lap tahunan
5 In House System
Progres in House System dan penggunaan dokumen baru mulai diterapkan dan masih diperlukan: a) Update-Update untuk
menyempurnakan aplikasi
b) Pembahasan respon karantina ke portal INSW dan bea cukai c) Pengaturan internal terkait user
manajemen di UPT
Interkoneksi in House system yang baru dengan Simphoni, INSW,
d) Mutasi pegawai, sehingga perlu
Aplikasi IQFAST merupakan system informasi layanan operasional perkarantinaan yang baru diterapkan pada awal tahun 2018. Sistem ini mengintegrasikan system operasional yang telah ada sebelumnya (Eplaq dan Eqvet). Selain itu system ini juga mengintegrasikan beberapa system informasi yang berkaitan dengan instansi lain seperti INSW dan simponi Kementerian Keuangan. Beberapa kendala diawal penerapan system ini telah disampaikan. Kendala-kendala yang disampaikan oleh petugas telah
6
penyesuaian data pegawai pada in house system, dsb
dilakukan penyesuaian dalam system IQFAST. Hal ini ditandai dengan beberapa update pada Aplikasi IQFAST yang dilakukan selama tahun 2019.
B. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
Evaluasi Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Tahun 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut :
No Tahun 2019 Tahun 2020
1 Importasi Sapi
Tahun 2019 terjadi penurunan importasi sapi.Hal ini dikarenakan kuota sapi impor yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan diperkecil untuk menstabilkan harga pasar dan mendorong petani peternak lebih bergairah dalam usahanya dan juga perusahaan melakukan importasi melalui pintu pemasukkan selain SKP Cilacap
Tahun 2020 terjadi penurunan importasi media pembawa berupa sapi bakalan, sapi indukan maupun domba/kambing. Hal ini dikarenakan kuota sapi impor yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan berkurang dan juga adanya pandemic Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, dan juga Negara eksportir membatasi lalu lintas baik manusia maupun lainnya.
2 Ekspor dan Antar Area
Tahun 2019 kegiatan ekspor, domestik masuk dan domestik keluar yang melalui wilayah SKP Kelas I Cilacap terdapat sarang burung walet untuk ekspor, lipan dan jangkeik untuk antar area keluar.
a) Selama tahun 2020, komoditi wajib periksa karantina hewan pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap adalah sarang burung wallet (Collocalia fuciphaga).Tujuan eksportasi sarang burung wallet (Collocalia fuciphaga) tersebut bukan untuk diperdagangkan tetapi dikonsumsi sendiri dan dikirim ke Negara Taiwan.
b) Kegiatan domestik keluar mengalami penurunan karena pengguna jasa melakukan pengiriman dari BBKP Soekarno Hatta, hal ini disebabkan domisili pengguna jasa pindah alamat.
7
3 Pemantauan HPHK / Temuan HPHK a) Pemantauan daerah sebar
HPHK yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK tahun 2019 di fokuskan pada HPHK Golongan II, sebagaimana diatur dalam
Kepmentan Nomor :
3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan Dan Klasifikasi Media Pembawa b) Dalam peta status dan situasi
HPHK di wilayah SKP Kelas I Cilacap ini analisis data disajikan secara kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan jenis data yang diperoleh.Data diekspresikan dalam bentuk table dan grafik serta dalam bentuk peta status dan situasi
HPHK yang memuat
keterangan lokasi keberadaan penyakit
a) Kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK tahun 2020 di wilayah kerja SKP Kelas I Cilacap tidak dilaksanakan, dikarenakan adanya pandemic Covid 19, sesuai arahan Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati hewan
8
C. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
Evaluasi Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada Tahun 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut :
No Tahun 2019 Tahun 2020
1 Impor
a) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap merupakan salah satu pintu pemasukan Media Pembawa PSAT khususnya biji gandum dan kedelai. Biji gandum dan kedelai masuk ke wilayah SKP Kelas I Cilacap guna memenuhi bahan baku tepung dan tempe mendoan di wilayah Cilacap, Banyumas dan sekitarnya. b) Pengawasan keamanan
pangan ke wilayah SKP Kelas I Cilacap mengacu pada
Permentan Nomor
55/Permentan/KR.040/11/2016
tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), di mana gandum dan kedelai merupakan salah satu MP PSAT yang termasuk dalam permentan tersebut.
c) Pada tahun 2019 ini SKP Kelas I Cilacap melakukan kegiatan monitoring PSAT untuk pemasukan Biji Gandum dari Negara Argentina dan pemasukan kedelai dari Negara Amerika.
a) Tahun 2020 terjadi peningkatan frekuensi importasi gandum dan kedelai dibandingkan tahun 2019. Hal ini disebabkan oleh kondisi pasar dan permintaan dalam negeri yang kecenderungan mengalami peningkatan tiap tahunnya.
b) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap pada tahun 2020 melaksanakan kegiatan monitoring pada pemasukan Biji Gandum Argentina, Biji Gandum Ukraina dan Kedelai asal Amerika.
2 Ekspor
a) Berdasarkan lampiran
Permentan Nomor
38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina
a) Tahun 2020 terjadi peningkatan frekuensi, volume dan jenis komoditas ekspor. Tahun 2020 Ekspor yang melalui SKP Kelas I
9
Tumbuhan di luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran bahwa wilayah layanan SKP Kelas I Cilacap meliputi kabupaten Cilacap, Kebumen, Banyumas, dan Purworejo b) Media pembawa yang sering
dilaporkan pengeluarannya di wilayah SKP Kelas I Cilacap yaitu kayu albasia yang telah diolah, Gula Semut, dan bahan-bahan herbal
c) Tahun 2019 dilaporkan terjadi peningkatan ekspor kayu albasia yang telah diolah dan gula semut
Cilacap bukan hanya lagi komoditas olahan namun juga ada ekspor tanaman hias, bagian tanaman seperti daun kering, dan biji-bijian untuk konsumsi.
3 Antar Area
a) Kegiatan Tindak Karantina Tumbuhan untuk antar area secara jelas diatur dalam
Permentan Nomor
11/Permentan/OT.140/2/2009 mengenai Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina
Tumbuhan Terhadap
Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa OPTK dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia
b) Pada tahun 2019 di SKP Kelas I Cilacap terdapat beberapa komoditas benih/bibit tanaman yang di antarareakan seperti tanaman hias, bibit/benih buah buahan dan sayuran, serta tanaman herbal
a) Kegiatan antar area pada tahun 2020 di SKP Kelas I Cilacap mengalami kenaikan yang cukup drastis. Lalu lintas media pembawa antar area berupa benih/bibit tanaman baik itu tanaman hias, tanaman buah maupun tanaman sayur.
b) Meningkatnya kegiatan domestik antar area di karenakan tingginya permintaan pasar terhadap tanaman-tanaman yang berada di wilayah layanan cilacap.
4 Pemantauan OPTK / Temuan OPTK a) Kegiatan pemantauan dan
Evaluasi Daerah Sebar OPTK Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap Tahun Anggaran 2019 dari persiapan sampai
a) Pada Tahun 2020, dilakukan pemantauan Khusus dengan Target Bactrocera occipitalis sesuai dengan surat Kepala Badan Karantina Nomor : B-1418/KR-020/K.3/01/2020
10
dengan pembuatan laporan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2019
b) Lokasi Pemantauan dan Evaluasi
Daerah Sebar OPTK
dilaksanakan di Wilayah pemantauan Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo. Berdasarkan hasil pemantauan OPTK Tahun 2019 ditemukan OPTK A2 yaitu Acidovorax citrulli pada Melon dan Semangka, Uromycladium
tepperianum pada albasia,
Pantoea stewartii pada Jagung, Papaya ringspot potyvirus pada Pepaya, Ustilago scitaminea pada Tebu
c) Hasil Pemantauan ini telah dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian di masing masing wilayah pemantauan dan dipublikasikan dalam kegiatan Seminar Lokal Hasil Pemantauan OPTK Tahun 2019 pada tanggal 21 Oktober 2019 Di Hotel Hom Premier Cilacap dan di Seminarkan tingkat nasional di Bandung pada tanggal 22-25 Oktober 2019.
tanggal 29 Januari 2020 tentang Pemantauan Keberadaan Lalat Buah
Bactrocera occipitalis. Untuk
Pemantauan OPTK Tahun 2020 dan adanya refokusiing anggaran.
b) Lokasi Pemantauan Keberadaan Lalat Buah Bactrocera occipitalis yaitu di 6 Kabupatenn yaitu Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Banjarnegara dan Purbalingga. Dari hasil Pemantauan tidak ditemukan Bactricera occipitalis.
D. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Realisasi anggaran belanja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap tahun 2020, sebesar Rp. 9.286.109.703,- (99,91%) dari target sebesar Rp 9.294.564.000,- dengan realisasi PNBP sebesar Rp. 1.297.627.302,- (129,77 %). dari target sebesar Rp 1.000.000.000,-
11
Evaluasi Kinerja Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Stasiun Karantina Pertanian Kelas I cilacap Tahun 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut :
No Tahun 2019 Tahun 2020
1 SDM
a) Jumlah PNS per 31 Desember 2019 sejumlah 3 orang PNS. Terdiri dari 1 Struktural, 1 orang fungsional POPT, 1 fungsional medik veternier.
b) Klasifikasi pendidikan pegawai SD 1 orang, SLTA 12 orang, Diploma 8 orang, Sarjana 8 orang dan Pasca Sarjana 9 orang
c) Klasifikasi pangkat/golongan yaitu Golongan I sejumlah 1 orang, Golongan 2 sejumlah 12 orang, Golongan 3 sejumlah 21 orang dan Golongan 4 sejumlah 4 orang
d) Selain jumlah pegawai tersebut diatas, SKP Kelas I Cilacap masih memiliki tenaga harian lepas (THL) sebanyak 20 (dua puluh) orang, dengan masa pengabdian dari 1 hingga 5 tahun
Jumlah PNS per 31 Desember 2020 masih sama dengan tahun 2019, akan tetapi pada tahun 2020 terdapat 2 pegawai yang mendapat tugas belajar S2 di UGM, Jogjakarta
2 Perencanaan, Penganggaran dan Pelaksanaan Kegiatan a) Melaksanakan anggaran secara
tertib, efektif, efisien dan tidak terjadi temuan BPK secara berulang.
b) Meningkatkan pengelolaan BMN dengan menertibkan DBR, KIB, Wasdal oleh UPT.
c) Membuat framework
penganggaran untuk Tahun Anggaran 2019
a) Melaksanakan anggaran secara tertib, efektif, efisien dan tidak terjadi temuan BPK secara berulang.
b) Meningkatkan pengelolaan BMN dengan menertibkan DBR, KIB, Wasdal oleh UPT.
c) Membuat framework penganggaran untuk Tahun Anggaran 2020
d) Membuat pedoman standarisasi counter pelayanan
12
4 Kehumasan
Humas UPT yang berkomunikasi dengan media, agar menghindari penggunaan Bahasa yang menyinggung instansi lain serta
perlu penataan cara
berkomunikasi yang baik (Public Speaking)
Pada TA. 2020 telah dilaksanakan beberapa layanan kehumasan dalam rangka meningkatkan layanan perkarantinaan bagi masyarakat dan pengguna jasa. Layanan kehumasan berupa layanan PPID dan Pengaduan Masyarakat (Dumas).
E. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Cilacap
Evaluasi Kinerja terhadap kualitas penyelenggaraan laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap pada Tahun 2017 dan 2018 adalah sebagai berikut :
No Tahun 2017 Tahun 2018
a) Dilakukan perpindahan laboratorium dari kantor induk Selat Madura ke kantor induk baru di komplek Bandara Tunggul Wulung
b) Persiapan untuk pengajuan akreditasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 37001;2008
a) SKP Kelas I Cilacap mendapat akreditasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 37001;2008
b) Terbaharuinya sebagian peralatan laboratorium untuk mendukung akreditasi
F. Peningkatan Kualitas Layanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap pada tahun 2020 telah melakukan sertifikasi komoditas hewan dan produknya dengan total frekuensi 35 kali dan melakukan sertifikasi komoditas tumbuhan dan produknya dengan total 1.931 kali, sehingga total sertifikasi sebanyak 2.611 kali.
Evaluasi Kinerja terhadap kualitas layanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati pada Tahun 2020 adalah sebagai berikut :
13
No Tahun 2020
1 Impor
Impor komoditas pertanian yang tinggi membawa konsekuensi risiko masuknya HPHK dan OPTK. Untuk meminimalkan konsekuensi risiko ini diperlukan aspek teknis yang kuat dan regulasi yang mendukung dan akan berdampak pada pemenuhan jaminan kesehatan media pembawa yang di impor.
a) Kepatuhan dan kemampuan negara asal dalam memenuhi persyaratan pemasukan MP sesuai peraturan dan pedoman yang ditetapkan semakin meningkat.
b) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dalam menjalankan tindakan karantina 8P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan) melalui pendidikan dan pelatihan.
c) Penguatan pelaksanaan tindakan karantina berdasarkan
rekomendasi teknis hasil analisis risiko OPTK dan mananjemen risiko HPHK.
d) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasional
2 Ekspor
Akselerasi ekspor komoditas pertanian dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi komoditas pertanian Indonesia. Untuk memaksimalkan konsekuensi risiko ditolaknya produk ekspor komoditas pertanian Indonesia diperlukan aspek teknis yang kuat dan regulasi yang mendukung dan akan berdampak pada pemenuhan jaminan kesehatan media pembawa yang di ekspor.
a) Dukungan regulasi menyangkut ekspor media pembawa,
b) Penyediaan informasi teknis dan upaya-upaya dalam rangka menembus pasar ekspor untuk komoditas pertanian.
c) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dalam menjalankan tindakan karantina berupa tindakan pemeriksaan dan (Perlakuan,) melalui pelatihan, dan bimbingan teknis (diseminasi).
d) Pengembangan teknik dan metode perlakuan terhadap MP yang akan di ekspor
3 Antar Area
Lalulintas antar area di dalam wilayah Indonesia membawa konsekuensi risiko tersebarnya HPHK dan OPTK di dalam wilayah Indonesia. Untuk meminimalkan konsekuensi risiko ini diperlukan aspek teknis yang kuat dan regulasi yang mendukung
14
pemasukan MP sesuai peraturan dan pedoman yang ditetapkan semakin meningkat.
b) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Badan Karantina dalam menjalankan tindakan karantina 8P
c) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Badan Karantina dalam menjalankan tindakan karantina 8P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan) melalui diklat dan pelatihan,
d) Penguatan pelaksanaan tindakan karantina berdasarkan Mananjemen risiko HPHK.
e) Penguatan koordinasi dengan instansi terkait di daerah semakin baik. f) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
15
BAB III
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KARANTINA TAHUN 2021
Tahun 2021 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Pemerintah Jangka Menengah (RPJM) 2020 – 2024. Rencana Kegiatan Pemerintah (RKP) Tahun 2021 memfokuskan pada pembangunan Ekonomi, Kewilayahan, Manusia, Infrastruktur, Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dengan menggunakan pendekatan ekonomi sebagai berikut :
1. Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi, yang mencakup sumberdaya pangan, pertanian dan perikanan, kelautan, sumber daya air, kehutanan dan sumber daya energi
2. Penciptaan Nilai Tambah, yang mencakup pangan dan pertanian, kemaritiman dan perikanan, energi dan mineral, industri, pariwisata, ekonomi kreatif dan ekonomi digital.
Penyusunan RKP 2020 yang mengusung tema “Peningkatan Sumber Daya Manusia Untuk Pertumbuhan Berkualitas” dilakukan dengan penguatan pendekatan penganggaran berbasis program (money follows program) dan pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS), dengan Prioritas Nasional sebagai berikut :
1. Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan; 2. Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah;
3. Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja 4. Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan Hidup;
5. Stabilitas Pertahanan dan Keamanan.
Dalam RKP 2021, pembangunan pertanian termasuk dalam Prioritas Nasional (PN) 04 Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan Hidup dan Program Prioritas (PP) 01 Peningkatan Ketersediaan Akses dan Kualitas Konsumsi Pangan, Kegiatan Prioritas (KP) 01 Peningkatan Kualitas Konsumsi, Keamanan, Fortifikaswi dan Biofortifikasi Pangan, Sasaran Prioritas (SP) 02 Peningkatan Keamanan Pangan.
16
Isu Strategis dalam arah kebijakan pembangunan pangan dan pertanian dijabarkan sebagai berikut :
1. Pilar Konsumsi Pangan dan Gizi (memenuhi kebutuhan pangan dan gizi yang cukup, terjangkau, sehat, bergizi, aman dan beragam)
2. Pilar Ketersediaan Bahan Pangan (meneydiakan bahan pangan terutama produksi dalam negeri)
3. Pilar Kesejahteraan dan Produktivitas SDM (meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas SDM)
4. Pilar Keberlanjutan Sumberdaya Pertanian (menjaga keberlanjutan daya dukung dan daya tampung sumberdaya pertanian).
Kegiatan Kementerian Pertanian diarahkan untuk :
1. Mendukung pencapaian kegiatan RPJM 2020-2024 dan Sustainable Development Goals 2 (Zero Hunger);
2. Membangun Sistem Logistik Komoditas Strategis Nasional; 3. Pembangunan Pertanian berbasis kawasan dan korporasi;
4. Mempercepat mekanisasi pertanian yang mendukung pengembangan agroindustri dan skala ekonomi smallholders;
5. Meningkatkan kesediaan dan akurasi data pangan nasional.
Isu Strategis Pembangunan Karantina Pertanian Tahun 2021 menyesuaikan dengan arah kebijakan dan mendukung Program Kementerian Pertanian, yaitu :
1. Penguatan peran dan fungsi karantina di Pos Lintas Batas Negara (PLBN); 2. Peningkatan sarana prasarana di Balai-balai stasiun karantina strategis; 3. Penguatan Bio-security;
4. Pengembangan Kompetensi Petugas Karantina; 5. Dukungan Akselerasi Ekspor Lingkup UPT TA 2021;
6. Penindakan dan Pengawasan Karantina dengan pihak terkait;
7. Regulasi Karantina sebagai tindak lanjut pengesahan UU Karantina oleh DPR; 8. Isu Stretegis Penguatan Karantina 2020-2024;
17
BAB IV
PROGRAM DAN KEGIATAN STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I CILACAP
Program dan kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap disusun berdasarkan hasil evaluasi tahunan dan capaian kinerja dan mengacu pada Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap TA. 2020 – 2024 serta mendukung program dan kegiatan Kementerian Pertanian Tahun 2021.
Program Badan Karantina Pertanian yang didukung UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap adalah Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati, yang dijabarkan dalam 6 kegiatan utama, yaitu :
1. Peningkatan Kepatuhan, Kerjasama dan Pengembangan Informasi Perkarantinaan;
2. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani 3. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 4. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Pengujian
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Rencana dan Target Kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Teknis Pengawasan dan Penindakan, 2. Kebijakan Teknis Karantina Hewan
3. Kebijakan Teknis Karantina Tumbuhan
4. Peningkatan Kualitas Laboratorium Pengujian
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
18
Berdasarkan Pengajuan Rencana Anggaran pada finalisasi anggaran di bulan Oktober 2020,) maka alokasi anggaran indikatif TA 2021 yang disetujui adalah sebesar Rp. 9.885.314.000,- Secara rinci alokasi pagu indikatif sampai dengan pagu alokasi tersebut diuraikan sebagai berikut :Alokasi Pagu Indikatif Hasil Trilateral Meeting Per Kegiatan TA. 2021
Kode Program/Kegiatan/Output Jumlah Pagu (Rp) 018.12.HA Program Ketersediaan, Akses dan
Konsumsi Pangan Berkualitas 018.12.HA.4586.
PDC.500
Penyelenggaraan Karantina
Pertanian, Sertifikasi Produk 2.165.432.000 4586. PDC.500.501 Sertifikasi Karantina pertanian Impor 505.150.000 4586. PDC.500.502 Sertifikasi Karantina pertanian Antar
Area 5.000.000
4586. PDC.500.503 Sertifikasi Karantina pertanian
Ekspor 425.220.000
4586. PDC.500.504 Pemantauan Daerah sebar HPHK 163.495.0.000 4586. PDC.500.505 Pemantauan Daerah sebar OPTK 136.325.000 4586. PDC.500.506 Monitoring PSAT dan PSAH 14.000.000 4586. PDC.500.507 Pemeriksaan Kelayakan Tempat
Pemeriksaan Pihak Ketiga 20.000.000
4586. PDC.500.508 Fasilitasi SKIM Audit barantan 82.240.000 4586. PDC.500.511 Akreditasi Laboratorium Karantina
Pertanian
239.717.000
4586. PDC.500.512 Pengelolaan Kualitas / Mutu Karantina pertanian
43.350.000
4586. PDC.500.513 Inhouse Training 98.320.000
4586. PDC.500.514 Magang 36.000.000
4586. PDC.500.515 Koordinasi Internal 139.000.000
4586. PDC.500.516 Koordinasi Dengan Instansi terkait 76.100.000 4586. PDC.500.517 Sosialisasi Perkarantinaan 147.975.000 4586. PDC.500.521 Koordinasi Eksternal Pengawasan
dan penindakan
33.540.000
018.12.WA.1821
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Pada Badan Karantina Pertanian
7.719.882.000
19
1821.EAB Layanan Perencanaan dan Penganggaran Insternal
207.400.000
1821.EAC Layanan Umum 39.100.000
1821.EAD Layanan Sarana Internal 1.456.600.000
1821.EAE Layanan Prasarana Internal 351.600.000
1821.EAF Layanan SDM 134.958.000
1821.EAH Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal
146.166.000
1821.EAI Layanan Kehumasan dan Keprotokoleran
37.930.000
Total 9.885.314.000
Kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap TA 2021 Secara rinci, dengan rancangan kegiatan TA 2021 dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Pengembangan SDM Barantan dilakukan melalui pelatihan dan uji kompetensi : - Apresiasi Peningkatan dan Pemantapan Bendahara
- Mengikuti Magang/Ujian Dinas/Diklat/Inhouse Training b. Penguatan Layanan dan Akselerasi Ekspor;
- Memberikan layanan karantina berdasarkan kepatuhan pemilik, kategori risiko media pembawa (MP), dan persyaratan negara tujuan untuk percepatan ekspor.
- Dukungan program akselerasi ekspor dan gerakan tiga kali ekspor (Gratieks);
- Dukungan program Petani Muda Milenial melalui Pelatihan, Bimtek, Sosialisasi terkait pemenuhan persyaratan SPS/mutu produk/metode perlakuan/metode pemeriksaan dengan sasaran kepada masyarakat Petani eksportir/Karyawan perusahaan eksportir/calon eksportir.
c. Penguatan Layanan Antar Area
- Penguatan tindakan karantina terhadap lalu lintas komoditi pertanian melalui pengawasan lalulintas benih/bibit.
20
- Pemantauan Daerah sebar OPTK / HPHK dalam rangka mendukung program kerja kementerian
- Koordinasi dengan Institusi terkait d. Penguatan Pengawasan dan Penindakan;
- Melakukan kegiatan koordinasi eksternal pengawasan dan penindakan - Operasi patuh karantina
21
BAB V PENUTUP
Penyusunan Rencana Kegiatan (RKT) Pagu Alokasi merupakan tahapan akhir dan akan ditetapkan sebagai dokumen RKT yang definitif.
Rancangan Rencana Kegiatan pagu anggaran mengacu pada Rencana Kegiatan Badan Karantina Pertanian dan menyesuaikan dengan Program Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap yaitu Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan pengajuan pagu anggaran sebesar Rp. 9.885.314.000,- yang dijabarkan dalam 2 kegiatan utama, sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan Karantina Pertanian dengan pagu sebesar Rp. 2.165.432.000,-
2. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Pada Badan Karantina Pertanian dengan pagu sebesar Rp. 7.719.882.000,-
Rencana Kegiatan Tahunan ini berisi sasaran, kebijakan dan strategi sebagai acuan dalam pelaksanaan dan penilaian kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap. Apabila ada perubahan di kemudian hari, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana mestinya.