• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATISTIK TANAMAN PANGAN PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STATISTIK TANAMAN PANGAN PADI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

0 MAKALAH

STATISTIK TANAMAN PANGAN PADI

DISUSUN OLEH :

RINO GALANG PRABOWO – 12611028 DIAN PRAVITASARI – 12611121 SRI SISKA WIRDANIYATI – 12611125 GALIH ALAM INDRAYANA – 12611131 WURI PERMADININGTYAS – 12611143

JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(2)

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi hingga penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut akan penulis terima dengan senang hati.

Akhirnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Januari 2014 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(3)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Literatur Terdahulu ... 3

2.2 Teori-Teori yang Ada ... 4

2.3 Hipotesis ... 5

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Konsep dan Definisi ... 6

3.2 Data dan Sumber Data ... 7

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 8

4.2 Analisis dan Pembahasan ... 8

4.3 Implikasi atau Dampak ... 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 13

5.2 Saran ... 13

(4)

3

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010 ... 8 Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011 ... 9 Tabel 4.3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2012 ... 9 Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 ... 10 Grafik 4.2 Produktivitas (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 ... 11 Grafik 4.3 Produksi (Ton) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 ... 11

(5)

4 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini pertanian merupakan suatu lapangan usaha/sektor utama di indonesia yang perlu mendapat perhatian baik dari aspek perencanaan, pelaksanaan maupun perkembangan atas hasil-hasilnya untuk merangkum semua aspek dari kegiatan pertanian tersebut, dan sekaligus mengevaluasi tingkat keberhasilannya, pemerintah sangat memerlukan ketersediaan data tentang sektor pertanian yang akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan untuk periode yang berkesinambungan.

Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri Indonesia ini. Betapa Makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Yang mana awalnya nasi atau beras itu berasal suatu tumbuhan padi seperti rumput-rumputan, yang banyak ditanam dan dibudidayakan di negara kita tercinta yaitu negara Indonesia.

Sebelum manusia mengenal nasi, terutama di negara Indonesia ini, makanan pokoknya adalah jagung, ketela, dan sagu. Untuk sagu itu yang paling banyak dibudidayakan di Papua, karena sagu sebagai makanan pokok orang Papua sampai pada saat ini.

Nasi adalah makanan pokok yang mudah dinikmati oleh siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat makanan yang dipelukan oleh tubuh, yaitu karbohidrat,protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh atau badan menjadi sehat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dapat dijabarkan sebagai berikut :

(6)

5

1. Bagaimana perkembangan tanaman padi di Provinsi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012?

2. Bagaimana perbandingan luas panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui perkembangan tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012

2. Mengetahui perbandingan luas panen tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012

3. Mengetahui perbandingan produktivitas tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012

4. Mengetahui perbandingan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012

1.4 Manfaat

Pembuatan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis makalah ini dapat digunakan sebagai landasan untuk melihat keberhasilan pemerintah dalam memberikan ketersediaan data tentang sektor pertanian yang akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan untuk periode yang berkesinambungan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diperoleh dari makalah ini antara lain sebagai bahan pertimbangan, arah, dan tujuan dalam kebijakan pemerintah Indonesia mengenai tanaman pangan padi.

(7)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Literatur Terdahulu

Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L.

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar yaitu : 1. akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat sementara, 2. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya (Suharno, 2005).

Batang terdiri atas beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan) tumbuh pada buku. Jumlah buku sama dengan jumlah daun ditambah dua yakni satu buku untuk tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi buku terakhir yang menjadi dasar malai. Ruas yang terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya berangsur menurun sampai ke ruas yang terbawah dekat permukaan tanah (Tobing, dkk, 1995).

Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian. Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan memunculkan anakan sekunder. Anakan sekunder ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Suharno, 2005).

Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : 1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun, 2. Pelepah daun yang membungkus ruas di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya, 3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, 4. Lidah daun (ligula) yaitu

(8)

7

struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, 5. Daun bendera adalah daun teratas di bawah malai (Suharno, 2005).

Ada tiga stadium proses pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian hingga pemanenan : 1. Stadia vegetatif ; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari. 2. Stadia reproduktif ; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga. 3. Stadia pembentukan gabah atau biji ; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar

2.2 Teori-Teori yang Ada

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.

Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin.

Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.

Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.

(9)

8

Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan dari literatur dan teori yang ada dapat diambil hipotesis bahwa terjadi perbandingan perkembangan tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012, dan terjadi perbandingan luas panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012

(10)

9 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Konsep Dan Definis

Konsep dan definisi hanya mencakup hal-hal yang sesuai dengan karakteristik yang ditanyakan dalam SP IA (Laporan tanaman padi) dan SP IB (Laporan tanaman palawija) yaitu :

a. Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Termasuk padi sawah ialah padi rendengan, padi gadu, padi gogorancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rembesan dan lain-lain.

b. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status lahan tersebut. Termasuk disini lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan-lahan bukan baru. Lahan sawah mencakup pengairan, tadah hujan, sawah pasang surut, rembesan, lebah dan lain sebagainya.

c. Padi ladang adalah padi yang ditanam di tegal/kebun/ladang atau huma.

d. Palawija terdiri dari jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.

e. Luas bersih adalah luas sawah secara keseluruhan (luas kotor) dikurangi dengan luas pematang/galengan dan luas saluan air.

f. Luas panen berhasil (Luas panen) adalah tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Dalam panen berhasil ini termasuk juga tanaman yang hasilnya sebagian saja dapat dipungut (paling sedikit sampai dengan 11%) yang mungkin disebabkan karena mendapat serangan organisme pengganggu

(11)

10

tumbuhan atau bencana alam. Mencabut bibit ini tidak termasuk sebagai memungut hasil dan tidak boleh dimasukkan dalam laporan ini.

g. Luaspanenmudaadalahluastanaman yang dipunguthasilnyasebelumwaktunya (belumcukuptua). Tanaman yang dipanenmudahanyatanamanjagungdankedelai. h. Luas rusak (Tak Berhasil) adalah jika tanaman mengalami serangan organisme

pengganggu tumbuhan, bencana alam, sedemikian rupa sehingga hasilnya kurang dari 11% keadaan normal.

i. Luas penanaman adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam (sebagai tanaman baru) pada bulan laporan, baik penanaman yang bersifat normal maupun penanaman yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang dibabat/dimusnahkan karena terserang organisme pengganggu tumbuhan atau sebab-sebablain, walaupun pada bulan tersebut tanaman baru tadi dibongkar kembali.

3.2 Data dan Sumber Data

Jenis penelitian adalah pengumpulan data dengan metodediskriptif analisis yang didasarkan pada sumber dari internet yang berasal dari BPS Jawa Barat, Kep. Riau dan D.I Yogyakarta, yang mana BPS dalam mengumpulkan data yang bersumber dari koordinatorstatistik di tiap kecamatan di Indonesia serta data palawija dikumpulkan melalui kuesioner SP_IA (padi) dan SP_IB (palawija) termasuk informasi luas atau seluruh tanaman yang ditanam dan dipanen, luas kerusakan, hasil per hektar dan produksi yang dikumpulkan setiap bulan. Untuk memonitor kesuksesan produktifitas, survei tanaman pangan dilakukan pada lahan terpilih yang dipanen oleh petani yang di lakukan oleh BPS melalui koordinator statistic kecamatan. Sumber ini dipilih berisikan data yang diperlukan dan pahamakan keadaan yang dialami.

Sumber data ini berasal dari BPS Jawa Barat, Kep. Riau dan D.I Yogyakarta, yang mana BPS dalam mengumpulkan data yang bersumber dari koordinator statistik di tiap kecamatan di Indonesia.

(12)

11 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Pertanian merupakan suatu lapangan usaha atau sektor utama di Indonesia. Aspek utama pertanaian di Indonesia adalah padi. Padi sebagai tanaman budidaya yang merupakan sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, selalu menjadi prioritas utama dalam budidaya dan pengembangan serta dalam peningkatan produksinya, yang cenderung terus meningkat karena ledakan penduduk dan perkembangan teknologi. Dalam hal ini pemerintah perlu memperhatikan baik dari aspek prencanaan, pelaksanaan maupun perkembangan atas hasil hasilnya untuk merangkum semua aspek dari kegiatan pertanian dan sekaligus mengevaluasi tingkat keberhasilannya. Pada dasarnya pengumpulan data statistika tanaman padi hendak memperoleh besaran produksi (dalam satuan ton). Produksi suatu komoditas padi secara umum dapat dihitung dengan formula

Produksi = Luas Panen X Rata-rata Produksi per Hektar.

4.2 Analisis dan Pembahasan

Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010

Provinsi Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Jawa Barat 2037657 57,60 11737070 D.I. Yogyakarta 147058 56,02 823887 Kepulauan Riau 396 31,46 1246

Berdasarkan tabel 4.1 yaitu tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pada Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010 dapat dilihat bahwa Luas Panen terbesar terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan

(13)

12

jumlah 2037657 Ha, sedangkan luas panen terkecil terjadi pada Kepuluan Riau yaitu 396 Ha. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada saat itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat sehingga luas panen terbesar terajadi pada provinsi Jawa Barat. Dari tabel 1 juga dapat dilihat bahwa produtifitas terbesar terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah 57,60 Ku/Ha dan terkecil juga terjadi pada Kepuluan Riau dengan jumlah 31,46 Ku/Ha. Untuk produksi tananam padi terbesar jelas terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah 11737070 Ton yang diperoleh dari perhitungan Luas Panen X Produktifitas yaitu 2037657 Ha X 57,60 Ku/Ha. Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa produksi tanaman padi dipengaruhi oleh luas panen dan produktifitas luas panen pada suatu daerah.

Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011

Provinsi Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Jawa Barat 1964466 59,22 11633891 D.I. Yogyakarta 150827 55,89 842934 Kepulauan Riau 387 31,6 1223

Berdasarkan tabel 4.2 tentang tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011 hampir sama bahwa luas panen, produktifitas, dan produksi terbesar terjadi pada provinisi Jawa Barat dengan mengalami penurunan jumlah yaitu luas panen dengan jumlah 1964466 Ha, produktifitas 59,22 Ka/Ha, dan produksi sebesar 11633891 Ton. Tabel 4.3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat,

D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2012

Provinsi Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton) Jawa Barat 1918799 58,74 11271861 DI Yogyakarta 152912 61,88 946224

(14)

13

Kepulauan Riau 382 34,63 1323

Berdasarkan tabel 3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun pada tahun 2013 terbesar terdapat pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah luas panen 1918799 Ha, produktivitas 58,74 Ku/Ha, dan jumlah produksi tergantung pada jumlah luas panen dikali dengan produktivitas dengan jumlah 11271861 Ton.

Dari tiga tabel diatas dapat dilihat provinsi Jawa Barat merupakan penghasil produksi terbesar dibandingkan dengan D.I Yogyakarta dan Kepulauan Riau karena beberapa daerah diprovinsi Jawa Barat merupakan sentral padi terbesar di Indonesia. Selama tahun 2010 sampai 2012 luas panen, produktivitas, dan produksi tiga daerah mengalammi ketidakstabilan meskipun hanya bernilai kecil. Pada tahun 2012 luas panen, produktifitas, dan produksi provinsi Jawa Barat mengalami penurunan karena adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur sehingga mengalami penurunan produksi yang berarti.

Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012

Grafik 4.1 diatas merupakan grafik Luas Panen Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. Pada grafik diatas tampak jelas perbedaan luas panen diketiga daerah tersebut. Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan luas panen terbesar karena masih banyak daerah di Jawa Barat yang bercocok

(15)

14

tanam atau bertani sehingga luas lahan pertanian merukan jauh lebih besar daripada luas panen D.I Yogyakarta yang notabinnya adalah kota pariwisata.

Grafik 4.2 Produktivitas (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012

Grafik diatas merupakan grafik produktifitas tanaman padi pada provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepuluan Riau pada tahun 2010 sampai2012. Berdasarkan grafik diatas tidak ada perbedaan yang menonjol dari ketiga daerah seperti grafik luas panen. Pada tahun 2010 dan 2011 produktifitas terbesar terjadi pada Provinsi Jawa Barat dengan jumlah yang meningkat setiap tahunnya yaitu 57,6 Ku/Ha dan 59,22 Ku/Ha. Sedangkan produktifitas pada tahun 2012 terbesar terjadi pada provinsi D.I Yogyakarta.

Grafik 4.3 Produksi (Ton) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012

(16)

15

Grafik diatas merupakan grafik produksi tanaman panen pada provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau pada tahun 2010 sampai 2012. Produksi merupakan puncak dari berbagai proses yang terjadi dalam suatu siklus hidup tanaman jadi tidak heran jika terjdai perbedaan yang menjol dari ketiga daerah tersebut karena luas panen dari ketiga daerah tersebut juga ,engalami perbedaan yang menjol.

4.3 Impilkasi atau Dampak

Dari data tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa luas panen, produktifitas, dan produksi pada provinisi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepuluan Riau relatif tidak stabil. Jika sektor pertanian mengalami penurunan akibat ketitakstabilan tersebut akan berdampak pada pemerintah yaitu jika luas panen dan produktifitas tanam padi menurun maka produksi tanaman padi akan berkurang sehingga harga beras akan mengalami kenaikan. Jika harga beras mengalami kenaikan maka akan berdampak pada masyarakat yang mengalami krisis ekonomi. Untuk petani sendiri jika luas panen dan produktifitas tanam padi mengalami penurunan sehingga produksi padi akan semakin sedikit yang menyebabkan kerugian pada sektor pertanian.

(17)

16 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Luas panen berhasil (luas panen) dan produksi tanaman padi di provinsi Jawa Barat dan Kepulauan Riau mengalami sedikit penurunan, sedangkan luas panen berhasil (luas panen) dan produksi tanaman padi di provinsi D.I. Yogyakarta mengalami sedikit peningkatan.

b. Produktivitas tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta relatif tidak stabil.

5.2 Saran

a. Ditingkatkan kembali sinergi antara pemerintah dengan petani yang pernah terbangun untuk mengatasi agar tidak terjadi penurunan yang signifikan terhadap tanaman padi pada luas panen berhasil (luas panen), produktivitas, dan produksi sehingga tidak terjadi penurunan dan ketidakstabilan meskipun hanya bernilai sedikit. Pemerintah terutama merujuk pada Kementrian Pertaniandan BMG untuk lebih mengetahui kondisi cuaca atau musim yang dihadapi.

b. Perlunya teknologi baru terhadap pengembangan pertanian di daerah yang bukan atau dengan lahan kecil pertanian agar tetap bisa menghasilkan hasil pertanian.

(18)

17 DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat,  D.I
Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat,  D.I
Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan  Kepulauan Riau Tahun 2010-2012
Grafik 4.2 Produktivitas  (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I.

Referensi

Dokumen terkait

undangannya dan kurangnya partisipasi masyarakat 11).. Penegakan hukum idealnya selaras berjalan baik terhadap penguakan kasus–kasus tindak pidana khususnya di bidang kepabeanan

Untuk penelaahan data sifat fisis mekanis (kerapatan dan keteguhan tarik sejajar serat) dari 23 jenis rotan berdiameter kecil (<1,2 cm), digunakan analisa keragaman

Berdasarkan beberapa para ahli, penulis menyimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki peserta didik tidak hanya

Berdasarkan hasil perbandingan nilai rata-rata iterasi Algoritma Genetika–Fuzzy C-Means dan Algoritma Genetika-K-Means maka dapat disimpulkan bahwa Algoritma

BANTEN TANGERANG SELATAN RSIA BUAH HATI 2 (PAMULANG) JL RAYA SILIWANGI NO 189 BENDA BARU RUMAH SAKIT YES YES.. BANTEN TANGERANG SELATAN RS MEDIKA

Sterilisasi dengan pemanasan uap meliputi pemanasan air sampai menghasilkan uap dalam ruang autoklaf yang tertutup dan uap lembab yang panas. Karena sistem tertutup uap yang

departemen kontroler (atau karyawan yang tidak terkait dengan prosuder penerimaan kas) mencocokkan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut ini: (1) salinan dari

Namun, karena pembuatan sketsa wilayah Dusun Krajan yang dilakukan oleh Penulis melibatkan Mahasiswa Program Studi Arsitektur untuk layout menggunakan software