• Tidak ada hasil yang ditemukan

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Kedelapan: Evaluasi Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "School of Communication Inspiring Creative Innovation. Kedelapan: Evaluasi Pembelajaran"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Kedelapan:

(2)

2. Prinsip dan Proses Pembelajaran

3. Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan 1 4. Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan 2

5. Metode-metode Pembelajaran

6. Design Kurikulum dan Materi Pembelajaran

7. Implementasi Pengembangan SDM di masyarakat UTS: 09 s.d 18 Oktober 2017

8. Evaluasi Pembelajaran

9. Studi Lapangan Pengembangan SDM pada Suatu Perusahaan

10. Analisis & Rancangan Aturan Pengembangan SDM Perusahaan 1 11. Analisis & Rancangan Aturan Pengembangan SDM Perusahaan 2 12. Analisis & Rancangan Aturan Pengembangan SDM Perusahaan 3 13. Presentasi Kajian Pengembangan SDM 1

14. Presentasi Kajian Pengembangan SDM 2 UAS: 10 s.d 20 Desember 2017 1st Week Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

(3)

3

Definisi Tes

Djemari Mardapi 1999:2

Tes (Test) merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseoarang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Respon peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan

menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu.

Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi.

.

(4)

4

Definisi Measurement (Pengukuran)

Guilford dalam Griffin & Nix, 1991:3

Measurement (Pengukuran) didefinisikan sebagai assigning numbers to, or quantifying, things according to a set of rules.

Ebel & Frisbie, 1986:14

Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu. Allen& Yen, dalam Djemari Mardapi, 2000:1

Pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu.

(5)

5

Definisi Assessment (Penilaian)

Group on Assesssment and Testing Dalam Griffin & Nix, 1991:3

Assessment sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.

Boyer & Ewel

Dalam Stark & Thomas, 1994:46

Assessment sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistim institusi.

Jadi assessment adalah sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.

(6)

6

National Study Committee on evaluation dari UCLA (Stark & Thomas 994:12) menyatakan:

Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya

Evaluasi pelatihan merupakan mata rantai dalam sistim pelatihan mulai dari awal proses, pelaksanaan proses sampai akhir proses pelatihan dan sampai dengan pasca kegiatan pelatihan.

(7)

7

Dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan Weiss (1972:4) menyatakan bahwa tujuan evaluasi pelatihan adalah:

The purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the goals it set out accomplish as a means of contributing to subsequent decision making about the program and improving future programming

(Tujuan dari evaluasi pelatihan adalah untuk mengukur pengaruh program terhadap tujuan-tujuan yang ditetapkan, sebagai sarana untuk pengambilan keputusan untuk peningkatan program pelatihan dimasa depan).

Dari rumusan tersebut ada 4:

1. Penggunaan metode penelitian,

2. Menekankan pada hasil suatu program 3. Penggunaan kreteria untuk menilai

4. Kontribusi thd pengambilan keputusan dan perbaikan program dimasa mendatang.

(8)

8

Reactions

Results

Learning

Behavior

1 2 3 4 TRAINING WORK PLACE

Training and the workplace

Framework of Kirkpatrick

(9)

9

During program evaluation

– Level One Reaction

– Level Two Learning

Post program evaluation

– Level Three Behavior

– Level Four Results

Training and the workplace

Framework of Kirkpatrick

(10)

10

Kirkpatrick’s Four-Level Framework of

Evaluation Criteria

(11)

Level I : Evaluasi Reaksi

Mengevaluasi kepuasan peserta dalam mengikuti proses belajar mengajar yang nencakup kepuasan peserta, kualitas instruktur, kualitas materi pelatihan dan pelayanan (akomodasi dan lain-lain). Dilaksanakan pada akhir pembelajaran dalam bentuk kuesioner umpan balik peserta pelatihan.

Level II : Evaluasi Peningkatan Pembelajaran

Mengevaluasi peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti proses belajar mengajar. Evaluasi ini dilaksanakan dalam bentuk pengerjaan soal-soal sebelum pembelajaran dimulai (Pre-test) dan sesudah pelajaran selesai (Post-test).

Empat Level Evaluasi Pelatihan (Donald L. Kirkpatrick, 1988:10)

(12)

Level III: Evaluasi Behavior

Mengevaluasi perubahan behavior peserta setelah mengikuti pelatihan minimal 3 bulan dari penyelenggaraan. Evaluasi dilakukan oleh alumni dan atasan peserta. Aspek yang dinilai termasuk aspek kesesuaian pelatihan dengan job task peserta (mengevaluasi tahapan analisis), peningkatan kemampuan bekerja (menganalisis tahapan design dan development).

(13)

level IV : Evaluasi Manfaat Pelatihan/Business Impact

Evaluasi terhadap manfaat pelatihan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan mengambil sampling melihat sejauh mana efektivitas (penghematan biaya, peningkatan output, customer satisfaction, employee satisfaction) dan pengaruh dari pelaksanaan pelatihan terhadap kinerja perusahaan.

(14)

level V : Evaluasi Return of Invesment

Jack J. Philips (2002) menjelaskan satu konsep baru evaluasi pelatihan yang merupakan lanjutan dari teori yang dijelaskan oleh D. Kirkpatrick. Pada level ini, evaluasi diukur secara financial dengan melihat tingkat pengembalian investasi suatu pelatihan dengan rumus yang digunakan.

(15)

Introduction

Training Evaluation

Efektivitas pelatihan : manfaat yang diperoleh perusahaan dan peserta pelatihan yang diterima dari pelatihan.

Outcomes pelatihan atau kriteria : tindakan bahwa pelatih dan perusahaan menggunakan evaluasi program pelatihan.

Evaluasi pelatihan - proses pengumpulan hasil yang diperlukan untuk menentukan apakah pelatihan efektif.

Desain evaluasi - pengumpulan informasi, termasuk siapa, apa, kapan, dan bagaimana, untuk menentukan efektivitas program pelatihan

(16)

Reasons for Evaluating Training

Perusahaan mengeluarkan investasi yang besar dalam

pelatihan dan pendidikan dan melihatnya sebagai strategi untuk menjadi sukses; perusahaan mengharapkan hasil dari pelatihan menjadi terukur.

Evaluasi pelatihan memberikan data yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa pelatihan memberikan manfaat bagi perusahaan.

(17)

Evaluasi formatif - berlangsung selama desain dan pengembangan program.

 Membantu memastikan bahwa program pelatihan

terorganisasi dengan baik dan berjalan lancar, dan peserta pelatihan belajar dan puas dengan program pelatihan.

 Memberikan informasi tentang bagaimana membuat program pelatihan yang lebih baik; melibatkan pengumpulan data kualitatif tentang program.

Uji coba - proses pendahuluan program pelatihan dengan calon peserta pelatihan dan manajer atau dengan pelanggan lain.

(18)

Summative evaluation - determine the extent to

which trainees have changed as a result of participating in the training program.

(menentukan sejauhmana peserta telah berubah sebagai akibat dari partisipasinya dalam program pelatihan).

 Termasuk mengukur manfaat moneter yang diterima perusahaan dari program pelatihan.

 Melibatkan pengumpulan data kuantitatif.

(19)

19

 To gather data to assist in marketing training programs.  To determine the financial benefits and costs of the

program.

 To compare the costs and benefits of:

training versus non-training investments.

different training programs to choose the best program.

A training program should be evaluated:

 To identify the program’s strengths and weaknesses.  To assess whether content, organization, and

administration of the program contribute to learning and the use of training content on the job.

 To identify which trainees benefited most or least from

(20)

20

(21)

21

The hierarchical nature of Kirkpatrick’s

framework suggests that higher level outcomes

should not be measured

unless positive

changes occur in lower level outcomes

.

The framework implies that changes at a

higher level are

more beneficial

than

changes at a lower level.

Outcomes Used in the Evaluation

of Training Programs

(22)
(23)

Kedelapan:

(24)

24

Outcomes Used in the Evaluation of Training Programs (cont.)

 Penelitian belum menemukan bahwa setiap tingkat dari model Kirkpatrick disebabkan oleh tingkat yang mendahului sebelumnya.

 Tidak terbukti yang menunjukkan bahwa pentingnya tingkatan evaluasi pelatihan yang berbeda dalam model Kirkpatrick.

 Pendekatan tidak memperhitungkan tujuan evaluasi

 Hasil evaluasi pelatihan yang didapat harus dikumpulkan

secara tertib dengan mengukur reaksi/reaction diikuti

dengan langkah-langkah learning, perilaku belajar/behavior dan hasil/result.

(25)

25

(26)

26

Reaction outcomes

 It is collected at the program’s conclusion.

Cognitive outcomes

 They do not help to determine if the trainee will

actually use decision-making skills on the job.

Skill-based outcomes

 The extent to which trainees have learned skills

can be evaluated by observing their performance in work samples such as simulators.

Outcomes Used in the Evaluation

of Training Programs (cont.)

(27)

27

Return on investment

Direct costs - salaries and benefits for all

employees involved in training; program material and supplies; equipment or classroom rentals or purchases; and travel costs.

Indirect costs - not related directly to the design,

development, or delivery of the training program.

Benefits - value that the company gains from the

training program.

Outcomes Used in the Evaluation

of Training Programs (cont.)

(28)

28

Criterion Deficiency, Relevance,

and Contamination

(29)

29

Training Program Objectives and Their

Implications for Evaluation

(30)

Gambar

Table : Evaluation Outcomes

Referensi

Dokumen terkait

Pada batasan periodisasi penulis membatasi studi tentang pemerintahan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan sampai pada tahun 1999, karena pada tahun ini pemerintah telah

Mekanisme kerja dengan penambahan engine pada becak bermesin dapat dijelaskan dengan melihat Gambar 3, pada becak bermesin penggerak utamanya adalah engine yang dicatu oleh bahan

Rata-rata latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh tenaga ahli pajak tersebut adalah Strata 1 bidang akuntansi atau perpajakan (BrevetA, B, dan C). Demi kelancaran

Namun Pemerintah Kota Yogyakarta seolah tidak berdaya dalam menegakkan peraturan walikota ketika minimarket Indomaret di pintu selatan Stasiun Tugu tersebut beroperasi lagi

Berdasarkan Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

oleh guru dan kepala sekolah untuk membentuk sikap tanggung jawab siswa baik di dalam maupun di luar proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) melalui

Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Panitia Perancang Undang-Undang tadi, pada masa sidang ini kami juga berharap melalui sidang paripurna yang terhormat ini