• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-8 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-8 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : DPD.220/SP/8/2012

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-8

MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2012-2013

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Jumat

2. Tanggal : 14 Desember 2012 3. Waktu : 10.30 WIB – Selesai 4. Tempat : Gedung Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD

1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua)

2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua) 3. GKR. Hemas (Wakil Ketua)

6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.)

8. Acara : 1. Laporan Perkembangan Pelaksanaan masing-masing Alat Kelengkapan DPD RI.

2. Pengesahan Keputusan DPD RI.

3. Penutupan Masa Sidang II Tahun Sidang 2012-2013.

9. Hadir : Orang

▸ Baca selengkapnya: sidang keluar osis

(2)

II. JALANNYA SIDANG :

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami hormati dan juga undangan kami, seyogyanya acara kita dimulai jam 09.00, karena hari ini agak pendek, 11.30 atau 11.45 karena hari Jumat, dan kita banyak mengambil keputusan, jadi kita perkirakan ini harus kita lanjutkan nanti setelah Jumat jam 14.00, dikarenakan ada accident atau demo yang berada di luar, tapi mudah-mudahan tiadk mengurangi makna daripada acara kita pagi ini. Saya percaya sebagaian anggota, kami telah cek dengan sekretariat jenderal masih dalam perjalanan, juga tamu-tamu kita. Tapi tidak ada salahnya kita segera memulai acara ini. Jadi mohon nanti sekretariat jenderal untuk memonitor untuk bisa membantu kawan-kawan kita yang mungkin terjebak untuk masuk kedalam komplek ini karena ada kegiatan unjuk rasa di luar gedung ini. Baiklah Bapak-Ibu hadirin yang saya hormati, sebagaimana yang telah kita laksanakan dan juga sesuai dengan undang-undang, sebelum kita memasuki sidang paripurna ini marilah kita sejenak menyanyikan lagu Indonesia Raya. Untuk itu kepada seluruh dari kita yang hadir pada ruangan ini, mari kita menyanyikan lagu dan kami persilakan untuk semua berdiri dan nanti akan dipandu oleh tim paduan suara.

PEMBICARA : PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya.

(3)

Indonesia Raya. Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Hadirin dipersilakan untuk duduk kembali.

Bapak-Ibu anggota dewan yang mulia, sebelum kita memasuki agenda sedan paripurna, kami ingin menginformasikan bahwa pada sidang kali ini kita kedatangan para tamu, para kepala daerah yang tergabung didalam dewan pengurus asosiasi pemerintah kabupaten seluruh Indonesia (APKASI) yang dipimpin langsung ketuanya yaitu saudara Isran Noor dari Bupati Kutai Timur. Silakan berdiri Pak Ketua. Dan beliau didampingi oleh para pimpinan APKASI, yang antara lain hadir Bupati Belitung, Bupati Gorontalo, dan juga Bupati Kepahiang, dan juga Bupati Kuningan, dan juga Bupati Kapuas dan masih banyak lagi yang hadir karena masih terjebak dalam perjalanan. Selamat datang Bapak-Ibu sekalian.

Dan juga sesungguhnya dalam perjalanan, Ketua APEKSI, yaitu ketua asosiasi pemerintah kota, yaitu saudara Vicky Lumentut juga akan hadir. Kehadiran mereka disini adalah dalam rangka meningkatkan sinergisitas kerjasama antara DPD RI dengan APKASI dan juga dengan APEKSI.

Sesungguhnya nanti masih ada juga mitra-mitra kita yang akan hadir, yang juga dari Provinsi Papua, Pak gubernurnya, Pak bupati dan ketua DPRD, kemudian juga dari Kabupaten Lani Jaya yang nanti akan hadir untuk menyaksikan pengambilan keputusan atas RUU daerah otonom baru dari Kabupaten Baliem Center di Provinsi Papua.

Dan juga, mungkin sebagian sudah datang juga pelan-pelan, ada juga delegasi persatuan perawat nasional, sudah hadir di belakang, yang akan menyaksikan pengambilan keputusan untuk RUU usul inisiatif DPD RI tentang keperawatan.

Dan juga menjelang sidang paripurna nanti pada saat ini juga akan kita kedatangan delegasi mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa Universitas Islam Makasar dan ikatan mahasiswa bidang hukum dari Sulawesi Selatan, dan Universitas 45 juga yang hadir untuk memberikan dukungan kepada kelembagaan DPD RI, yaitu melalui penguatan amandemen Undang-Undang Dasar '45, yang hari ini mereka akan menemui delegasi ini dengan pimpinan MPR RI.

Tentu kehadiran secara bersama-sama ini semakin mempertegas kepada kita bahwa semakin penting jalinan kerja serta harapan banyak pihak, dimana Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia perlu secara lebih nyata berpihak kepada daerah dan masyarakatnya.

Hari ini Bapak-Ibu yang saya hormati, kita akan melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan asosiasi pemerintah kabupaten seluruh Indonesia dan juga dengan asosiasi pemerintah kota seluruh Indonesia. Nota kesepahaman bersama ini dilakukan berkenaan dengan kebutuhan untuk sinergi dalam mengawal kebijakan otonomi daerah. Dimana baik kebijakan, yang terutama pelaksanaannya secara langsung melibatkan para bupati dan walikota yang mereka berhimpun dalam wadah professional yaitu APKASI dan APEKSI.

Bagi Dewan Perwakilan Daerah sinergi ini merupakan hal yang sangat penting. Selain itu untuk semakin jelas dan semakin tegas serta akuratnya keberpihakan DPD dalam berbagai kebijakan menyangkut kepentingan daerah, juga seinergi untuk membangun penguatan kelembagaan negara, khususnya DPD RI dalam kiprahnya secara konstitusional yang penuh dengan berbagai tantangan. Asosiasi pemerintah kabupaten maupun kota seluruh

(4)

Indonesia memiliki peran penting dalam mengawal rambu-rambu profesionalitas yang mengiringi otoritas para kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintah daerah secara nyata dalam menyukseskan pelaksanaan desentralisasi sebagai salah satu amanah agenda reformasi. Untuk itulah kita pagi ini menjelang sidang paripurna akan melaksanakan perjanjian atau MoU, dan waktu dan tempat kami persilakan dan kami mohon dipandu oleh protocol untuk bisa mengagendakan acara pada pagi ini. Kami persilakan.

PEMBICARA : MC

Pembacaan nota kesepahaman bersama kepala biro persidangan II.

PEMBICARA : SRI SUMARWATI ISFANDIARI (KEPALA BIRO PERSIDANGAN II)

Nota kesepahaman bersama antara Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia. Nomor DN 070/08/DPD/XII/2012 Nomor 004/MoU/DP-APKASI/XII/2012. Pada hari ini Jumat tanggal 14 bulan Desember tahun 2012 bertempat di Jakarta. Yang bertandatangan dibawah ini":

1. Irman Gusman, SE., MBA., Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Keputusan DPD RI Nomor 02/DPDRI/I/2009-2010 Tanggal 2 Oktober 2009. dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, berkedudukan di jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 6 Jakarta, yang selanjutnya disebut pihak pertama. 2. Ir. H. Isran Noor, M.Si., Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh

Indonesia periode 2011-2015, yang dikukuhkan oleh menteri dalam negeri tanggal 21 Oktober 2011, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia, berkedudukan di jalan Jenderal Sudirman Kavling 22-23 Jakarta 12920, selanjutnya disebut pihak kedua.

Selanjutnya pihak pertama dan pihak kedua secara bersama-sama disebut para pihak. Para pihak terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa pihak pertama adalah Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia disingkat DPD RI, adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum yang memiliki tugas dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat, sejahtera dan berkeadilan dalam wadah negara kesatuan republik Indonesia.

2. bahwa pihak kedua adalah Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia disingkat APKASI, adalah organisasi yang mewadahi kepentingan dan menyalurkan aspirasi pemerintah kabupaten di seluruh Indonesia yang dibentuk dan di deklarasikan pada tanggal 30 Mei 2000 di Jakarta.

3. Bahwa para pihak dalam kedudukan dan kewenangan masing-masing tersebut diatas sepakat untuk melakukan kerjasama dalam upaya penigkatan kinerja pada pihak. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas para pihak memandang perlu u ntuk mengikatkan diri satu sama lain dalam sebutah nota kesepahaman bersama dengan ketentuan sebagai berikut.

(5)

Pasal I. Tujuan.

Nota Kesepahaman bersama ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan pelaksanaan tugas konstitusional DPD RI dan APKASI.

Pasal II. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup nota kesepahaman bersama ini mencakup.

1. Membangun konsepsi operasional pelaksanaan otonomi daerah secara umum, menyangkut hubungan administratif, hubungan kewilayahan dan hubungan dalam pengelolaan sumber daya alam, serta dalam kaitannya dengan kekhasan masing-masing daerah.

2. Sosialisasi bersama kebijakan nasional strategis dalam mencapai harmoni dan koherensi pembangunan nasinal dan daerah.

3. Melakukan kajian bersama tentang potensi sengketa kewenangan dalam hubungan pusat dengan daerah dan antar daerah serta pola-pola penyelesaiannya.

4. Mengambil langkah dan upaya bersama dalam rangka pembangunan daerah untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah.

5. Mengembangkan upaya bersama dalam aktualisasi kemajemukan dalam kerangka bhinneka tunggal ika dan wawasan nusantara.

6. Mengembangkan upaya pembangunan berkesinambungan dan menjaga kelestarian lingkungan.

7. Kegiatan lain yang disepakati oleh para pihak.

Pasal III. Organisasi dan Pelaksanaan Kegiatan.

Ayat 1:

Untuk merealisasikan nota kesepahaman bersama ini, maka para pihak setuju dan sepakat untuk menunjuk wakil dari para pihak untuk melaksanakan butir-butir kesepakatan ini.

Ayat 2:

Setiap kegiatan yang disepakati oleh para pihak akan dijabarkan dan dituangkan dalam suatu perjanjian pelaksanaan tersendiri yang disetujui oleh para pihak dengan mengacu pada nota kesepahaman bersama serta disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki oleh para pihak.

Pasal IV. Pembiayaan.

Pembiayaan yang timbul dalam rangka penyelenggaraan kegiatan yang disepakati dalam nota kesepahaman bersama ini akan diatur dalam perjanjian pelaksanaan tersendiri yang disetujui para pihak sebagaimana dimaksud Pasal 3.

Pasal V. Jangka Waktu.

Ayat 1:

Nota kesepahaman bersama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh para pihak sampai dengan 30 September 2014.

Ayat 2:

Para pihak dapat memperpanjang nota kesepahaman bersama ini untuk periode berikutnya setelah ada persetujuan tertulis para pihak paling lambat diterima 30 hari sebelum nota kesepahaman bersama ini berakhir.

(6)

Ayat 3:

Dalam hal salah satu pihak bermaksud mengakhiri nota kesepahaman bersama ini, maka pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat diterima 30 hari sebelumnya.

Ayat 4:

Nota kesepahaman bersama ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ketentuan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya nota kesepahaman bersama ini atau terpenuhinya ayat 3.

Pasal VI. Lain-lain.

Ayat 1:

Perubahan atas nota kesepahaman bersama ini dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan tertulis pihak.

Ayat 2:

Hal-hal yang belum diatur dalam nota kesepahaman bersama ini akan diatur dan ditetapkan kemudian dalam addendum yang disepakati secara tertulis para pihak, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari nota kesepahaman bersama ini.

Demikian nota kesepahaman bersama ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas dalam rangkap dua, bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama

Pihak pertama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Ketua Irman Gusman, SE., MBA.

Pihak kedua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia, Ketua Umum Ir. H. Isran Noor, M.Si.

PEMBICARA : MC

Penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia. Kepada yang terhormat Pimpinan DPD untuk dapat mengambil tempat dan pimpinan dari APKASI untuk dapat mengambil tempat. Di dampingi oleh Sekretaris Jenderal DPD RI.

Dilanjutkan dengan penyerahan cindera mata dari Ketua DPD RI kepada Ketua APKASI.

Terima kasih. Kami persilakan untuk kembali ke tempat.

Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia.

PEMBICARA : Ir. H. ISRAN NOOR, M.Si (KETUA APKASI)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera buat kita semua.

Om Swastyastu.

Yang saya hormati Ketua DPD RI Bapak H. Irman Gusman, SE., MBA. Yang saya hormati Ibu-Bapak Wakil Ketua DPD RI.

Yang saya hormati, yang saya muliakan, saya banggakan para anggota DPD RI. Yang saya hormati Ibu Sekretaris Jenderal DPD RI beserta jajarannya.

(7)

Yang saya hormati Ketua dan anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia. Yang dalam hal ini Bapak Ketuanya masih dalam perjalanan, tetapi ada anggota yang sudah hadir.

Yang saya hormati dewan pengurus APKASI dan anggota.

Yang saya hormati dewan perhimpunan perawat seluruh Indonesia, dewan mahasiswa yang berasal dari Makasar. Alhamdulillah, karena mahasiswa dari Makasar ini terkenal dengan unjuk rasanya. Dan alhamdulillah juga sudah mulai menurun intensitasnya.

Hadirin sekalian yang saya muliakan, saya banggakan. Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dapat hadir dalam keadaan sehat walafiat pada acara penting dan bersejarah hari ini, yaitu penandatanganan nota kesepahaman bersama atau memorandum of understanding Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia, dan juga insya Allah dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia. Nota kesepahaman bersama jelas memperteguh hubungan kemitraan strategis yang sejauh ini sudah dijalin antara DPD RI dengan APKASI, baik melalui forum-forum pertemuan untuk membahas masalah-masalah hukum dan politik nasional maupun pembangunan daerah. APKASI menilai pelaksanaan tugas-tugas konstitusional DPD RI yang dilandasi oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 mempunyai makna dan dampak sangat penting bagi pembangunan daerah. DPD RI terbukti telah menunjukan kinerja yang menyerap aspirasi daerah, memperjuangkan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi daerah, serta menghasilkan berbagai konsepsi, gagasan, serta usulan yang berguna bagi implementasi otonomi daerah.

Ibu-Bapak, hadirin sekalian yang saya muliakan.

Nota kesepahaman bersama DPD RI - APKASI mempunyai ruang lingkup yang luas, strategis, serta sangat bermanfaat bagi pelaksanaan otonomi daerah yang meliputi antara lain: Pertama, membangun bersama konsepsi operasional pelaksanaan otonomi daerah secara umum yang menyangkut hubungan administratif, hubungan kewilayahan dan hubungan dalam pengelolaan sumber daya alam serta sumber daya lainnya dalam kaitannya dengan kekhasan masing-masing daerah. Konsepsi operasional yang dimaksud jelas akan berguna sebagai pedoman bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah guna meminimalisasi potensi relasi konfliktual, mengurangi sejauh mungkin tarik menarik kepentingan, dan mengatasi ketidakpastian ruang lingkup otoritas pemerintahan. Konsepsi otonomi daerah yang memiliki landasan konstitusional kuat di operasionalisasikan secara utuh dan bertangungjawab untuk kemajuan negara kesatuan republik Indonesia yang berbasis kemajuan di daerah secara menyeluruh.

Kedua, sosialisasi bersama kebijakan nasional strategis dalam mencapai harmoni dan koherensi pembangunan nasional serta daerah. Kegiatan bersama ini jelas merupakan pengejewantahan Pasal 18 a Ayat 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang menggariskan hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang. Keadilan dan keselarasan hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah ini yang harus di perkokoh oleh DPD RI maupun APKASI. Ancaman dan tantangan ekonomi, sosial serta politik yang akan di hadapi Indonesia kedepan, baik dalam hubungan dengan situasi global maupun dinamika politik nasional yang mengharuskan perwujudan keadilan dan keselarasan hubungan tersebut. Berbagai konflik yang bersumber dari ketimpangan, ketidakadilan dan ketidakselarasan dalam pembangunan harus dicegah dan diatasi secara bersama-sama.

Yang keempat, keempat butir nota kesepahaman bersama berikutnya meliputi kajian bersama dalam rangka solusi sengketa yang timbul dalam hubungan pusat dan daerah. Langkah mengatasi kesenjangan pembangunan antar daerah, aktualisasi bhinneka tunggal ika

(8)

dan wawasan nusantara, serta pengembangan upaya pembangunan berkelanjutan atau dikenal dengan sustainable development yang berwawasan lingkungan.

Bapak Ketua dan Ibu-Bapak Wakil Ketua DPD RI yang saya muliakan.

Perkenankanlah saya selaku Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia menghaturkan penghargaan yang setinggi-tingginya serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ketua DPD RI, Ibu dan Bapak Wakil Ketua DPD RI, Anggota DPD RI, serta Sekjen DPD RI atas terjalinnya hubungan kerjasama yang erat antara DPD RI dengan APKASI selama ini, yang kini diperkokoh oleh nota kesepahaman bersama. Semoga Allah SWT meridhoi dan membukakan jalan bagi kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan nota kesepahaman bersama ini.

Itulah yang dapat kami sampaikan. Terima kasih sekali lagi. Mohon maaf.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kita ucapkan kepada Pak Isran Noor sebagai Ketua APKASI yang telah menyampaikan pidato singkatnya dalam respons dari MoU yang kita telah tanda tangani ini. Dan Bapak-Ibu sekalian, karena kondisi di luar, seharusnya Ketua APEKSI juga akan menyampaikan juga menandatangani dan juga menyampaikan pidatonya. Tetapi berhubung karena situasi, sedangkan apa yang kita agendakan ini sudah dibicarakan pada rapat Panmus kemarin, untuk itu saya atas ijin kita semua untuk bisa acara penandatanganan dengan APEKSI itu nanti kita bikin acara tersendiri di tingkat pimpinan, dan nanti kita undang supaya nanti kita setelah reses ini bisa langsung kita bisa berjalan. Ya, apa bisa kita sepakati? Baik.

Baiklah. Bapak-Ibu sekalian, sidang dewan yang mulia, penandatanganan nota kesepahaman kali ini yang menjadi landasan serta komitmen bersama antara DPD RI dan APKASI dan juga nanti tanda tangan yang dilakukan pada sesi yang lain dengan APEKSI dalam rangka untuk mengawal pelaksanaan desentralisasi di Indonesia. Kita ketahui bersama bahwa terdapat beragam permasalahan yang perlu diselesaikan untuk mencapai konsep ideal dari pelaksanaan otonomi daerah. DPD RI yang mewakili suara daerah selama ini berupaya dan berjuang untuk mengawal salah satu amanat reformasi, yaitu bagaimana pelaksanaan otonomi dan desentralisasi di Indonesia. Bersama berbagai pihak, kita mencoba untuk dapat menyelesaikan permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan daripada implementasi otonomi daerah. Dan, kali ini kita secara formal menegaskan komitmen bersama para pemegang simpul kebijakan daerah serta pemimpin yang ada di lapangan, yakni para bupati, walikota dalam pelaksanaan agenda reformasi desentralisasi tersebut yang kita harapkan dapat semakin memperjelas manfaatnya bagi masyarakat.

Diharapkan juga dengan penandatanganan nota kesepahaman ini aspirasi masyarakat daerah akan semakin dapat diaktualisasikan secara harmoni dengan keselarasan berbagai kebijakan nasional dan daerah yang semuanya itu akan bermuara pada usaha untuk menyejahterakan masyarakat. Kita semua meyakini masa depan Indonesia sangat ditentukan sejauh mana dapat membangun daerah sebagai ruh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemajuan daerah-daerah merupakan hal yang mutlak dan yang perlu kita perjuangkan dan kita wujudkan secara bersama. Kita juga berharap penandatanganan nota kesepahaman ini juga dapat menjadi bagian integral dalam melakukan pendidikan politik kepada rakyat, sekaligus memberikan penyadaran bahwa perwujudan cita-cita dan tujuan

(9)

nasional harus kita mulai dari daerah. Sejalan dengan kebutuhan tersebut yang akan diisi oleh dukungan APKASI, APEKSI, dan juga APPSI serta berbagai elemen bangsa Indonesia dan untuk itu saya juga mengajak kita semua untuk menerima aspirasi dari delegasi mahasiswa dari Sulawesi Selatan. Untuk itu, yang mewakili mahasiswa silakan ke depan untuk dapat menyerahkan sebuah dokumen hasil seminar sebagai dukungan kepada DPD RI dalam rangka unsur penyempurnaan Undang-Undang Dasar 1945. Terima kasih kepada para mahasiswa sebagai pelopor dari pada gerakan reformasi dan khususnya untuk Sulawesi Selatan yang sangat kreatif mahasiswanya.

Baiklah, Bapak-Ibu sekalian, sebelum kita memasuki agenda sidang paripurna, kami mohon waktu beberapa saat. Maksud kami ini tetap di sini. Saya minta nanti dari Ibu Hemas untuk bisa mewakili kita di sini untuk melepas Ketua Umum APKASI beserta jajarannya serta juga delegasi mahasiswa yang barangkali bisa meninggalkan ruangan ini dengan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kerja samanya. Mari kita berikan aplause untuk kita semua.

PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)

Pimpinan, interupsi pimpinan, sebelum tamu kita meninggalkan ruangan, I Wayan Sudirta B-67 dari Bali. Saya ingin bicara sedikit satu menit saja sebelum APKASI meninggalkan ruangan, boleh pimpinan? Baik.

Sebagaimana diketahui, sentralisme yang demikian lama sudah meminimkan daerah, dan daerah bergejolak. Ketika reformasi, kita diberikan dua hal yang besar: otonomi dan DPD mengobati kekecewaan daerah. Ternyata otonomi kewenangannya juga kepala dilepas, ekor dipegang, keuangannya otonomi juga tidak diberikan sungguh-sungguh. DPD tidak diberikan kewenangan yang sungguh-sungguh. Maka jelas sekali, jelas sekali teori berdirinya negara bahwa selain pengakuan internasional, ada tiga unsur yang penting: rakyat diwakili oleh DPR, pemerintah wakil Presiden, yang mewakili wilayah siapa? Mestinya DPD, tetapi lagi-lagi kewenangannya tidak memadai. Kali ini ada sejarah yang luar biasa di mana kita merasakan bersatunya orang-orang wilayah, APKASI dengan DPD sekalipun ini agak terlambat, tetapi harus pujian setinggi-tingginya diajukan kepada Seketariat Jenderal dan Pimpinan, pujian setinggi-tingginya pada APKASI. Akhirnya, kita menelurkan kesepakatan.

Pimpinan dan para anggota yang saya hormati, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak bicara karena itu berikan kesempatan sedikit. Ketika MoU ini sudah dilakukan, apa selanjutnya? Itu yang paling penting, dan saya menduga bahwa di pikiran Pimpinan itu sudah pasti ada. Saya juga menduga di Seketariat Jenderal konsepnya banyak, tetapi kita perlu yang lebih kongkrit. Di forum Paripurna ini perlu kita menyepakati. Kalau kita boleh menganalogikan, di PPUU ada yang namanya Law Center. Law Center itu sudah menjalin hubungan dengan 33 perguruan tinggi. Hasilnya, nyata-nyata ada. Satu, ada petisi di antara perguruan untuk mendukung amandemen, seperti adik-adik mahasiswa, itu satu. Yang kedua, baru saja Baleg keliling Indonesia, saya sudah mendapat dua wilayah untuk timur, kebetulan Hasanudin. Mereka membawa konsep MD3, perubahan apa yang terjadi? Guru-guru besar dari Hasanudin tadi menemui saya di dalam rangka konsinyering. Mereka menyatakan, seluruh guru-guru besar yang hadir berhadapan dengan Baleg itu mendukung DPD diperkuat agar hak-hak DPD membahas undang-undang mengajukan RUU itu dipulihkan. Di Sumatera Barat di mana tempat Pak Ketua itu berada, juga ada Baleg datang ke sana. Prof. Yuliandri sudah mengatakan, kami dukung penuh. Dan Baleg tidak bisa ngomong apa-apa kata mereka, tidak bisa menolak, karena guru-guru besar berbuat yang sama.

Jadi kalau hanya dengan dana yang kecil dengan Law Center yang kecil di mana seluruh anggota belum memahami apa itu Law Center. Sudah menghasilkan dukungan amandemen dan judicial review, betapa hebatnya kalau kita membuat program kongkrit

(10)

dengan APKASI dengan APEKSI. Oleh karena itu, entah gabungan, entah apa pun namanya saya tidak tahu, harus ada dana yang kongkrit untuk menindaklanjuti kerja sama ini. Beberapa konsep sudah kita siapkan dan sudah ada kesepakatan di antara kita. Sumatera Barat pernah mengirim DPRD-nya melalui Pak Alirman. Apa yang dia minta? Mohon pendampingan untuk membuat perda. Kenapa mereka minta pendampingan? Karena 3000 perda itu diancam dibatalkan oleh Mendagri. Mendagri yang membatalkan perda. Bisa dibayangkan. Kalau itu jadi dibatalkan, ada kekosongan luar biasa. Maka, pendampingan itu perlu.

Sekarang usul terhadap pimpinan APKASI, saya ingin menawarkan begini biar kongkrit. Satu, kapan APKASI membuat perda? Beberapa tenaga ahli di DPD ini minimal ada di PPUU sudah siap mengadvokasi. Tidak dipungut biaya sama sekali. Saya ingin mencatat kesiapan ini harus ada tindak lanjut, Pak. Saya malu nanti kalau MoU ini hanya begini-begini saja tidak ada tindak lanjut, malu DPD ini. Nanti teman-teman pulang ke daerah akan dicerca. Ini harus ada tindak lanjut, kabupaten mana yang akan membuat Perda. Kedua, apakah teman APKASI sudah mengetahui ada Undang-Undang P3 yang baru, dimana perda provinsi itu secara otomatis mengekang perda kabupaten, sementara otonomi itu ada di dua tempat, kabupaten dan provinsi. Saya khawatir sekali ketika ke Jawa Timur dulu ada informasi bahwa.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Pak Wayan, mohon waktunya.

PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)

Tidak apa-apa karena ini penting sekali. Penting tidak ini? Sedikit sekali, satu menit lagi. Karena di Jawa Timur tidak tahu ada Undang-Undang P3 yang baru. Sesungguhnya perda kabupaten tidak boleh bertentangan dengan provinsi, padahal menurut aturan otonomi itu ada di dua tempat. Kalau perda kabupaten tidak boleh bertentangan dengan provinsi, berarti otonomi ini sudah ada di provinsi, kabupaten hilang. Tolong ini dicermati baik-baik dan mari kita bekerja sama. Kalau perlu kita mengajukan judicial review tentang Undang-Undang P3. Saya rasa banyak tenaga di sini untuk mendampingi anda-anda. Segitu saja, terima kasih, sekali lagi saya minta dikongkritkan, ada bahan, ada anggaran sedikit, ada tenaga, kenapa kita tidak bekerjasama membantu daerah. Terima kasih.

PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Pimpinan, saya Bahar Ngitung, 103.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Terima kasih pimpinan atas penerimaan dana apresiasi yang diberikan kepada adik-adik kami mahasiswa dari Makassar. Ini bagian dari kegelisahan teman-teman mahasiswa bahwa ada sesuatu yang salah di republik ini, sehingga mereka membuat kegiatan berbentuk seminar yang menghasilkan dukungan kepada amandemen. Tentu saja penerimaan ini, di forum yang mulia ini, saya dan teman-teman anggota DPD RI dari Sulawesi Selatan

(11)

mengucapkan terima kasih banyak kepada pimpinan DPD dan seluruh anggota DPD dan terima kasih banyak kepada adik-adik mahasiswa dari BEM ’45 Makassar serta Ikatan Mahasiswa Hukum. Tentu saja yang kita harapkan bahwa kegiatan ini akan memberi contoh dan memotivasi mahasiswa-mahasiswa lain di seluruh Indonesia dan kita pancarkan amandemen Undang-Undang Dasar 1945 yang kelima dari Makassar kita mulai. Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA : Dipl. Ing. H. BAMBANG SOEROSO (BENGKULU)

Pak Ketua, Bambang Soeroso B-27 dari Bengkulu.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ini waktunya sudah jam 11.00.

PEMBICARA : Dipl. Ing. H. BAMBANG SOEROSO (BENGKULU)

Hanya setengah menit Pak, khususnya mumpung ada prominen APKASI yang ada disini. Saya ingin menyampaikan Pak Isran Noor, bahwa apa yang terjadi pada ini adalah merupakan sebuah straintening bagi penguatan kelembagaan DPD untuk masa depan. Seperti yang sudah kami sampaikan kepada Pak Isran Noor pada waktu masa yang lalu, salah satu isu strategis naskah perubahan usul kelima tadi termasuk adalah penguatan tentang otonomi daerah seperti yang tadi yang Bapak sampaikan. Sebagai informasi dinamika ini terus berjalan dan rumah dinamika ini sudah masuk dirumahnya MPR, Pak Isran Noor. Mohon kepada teman-teman di APKASI untuk terus ikut mengawal perjuangan kita bersama ini. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak-Ibu sekalian, saya rasa cukup dulu, ini bukan forumnya.

PEMBICARA : FERRY F.X. TINGGOGOY (SULUT)

Ketua, Saya hanya ingin mengingatkan dalam rangka perjuangan kepentingan DPD sesuai dengan Undang-Undang Dasar tanggal 19 kita akan ada judicial review. Barangkali kesempatan yang terbaik untuk APKASI dan ADEKSI untuk ikut hadir bersama kita untuk memperkuatnya. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ijinkan saya merumuskan atau memformulasikan apa yang diaspirasikan teman-teman tadi. Jadi teman-teman-teman-teman dari APKASI, begitu antusiasmenya ya apa yang telah disampaikan diwakili beberapa teman tadi, sehingga sinergi antara APKASI dan DPD ini, ini MoU ini saya kira akan kita laksanakan. Jadi saya minta teman-teman yang semangat nanti saya minta Pak Wakil Ketua dan Ibu Wakil Ketua untuk mengkordinir setelah habis sidang ini langsung saja bikin bagaimana time table dan schedule. Yang kita harapkan seperti yang Pak Ferry katakan dalam perjuangan kita bersama kita harapkan Pak Isran untuk bisa menghadiri acara sidang di Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Desember nanti di MK, yang kemungkinan itu adalah sidang yang terakhir. Itu akan merubah landscape politik legislasi

(12)

nasional, sehingga menempatkan posisi DPD sangat jauh lebih meningkat sehingga aspirasi daerah akan bisa dilaksanakan. Untuk itu kami mohon nanti bentuk dari perwujudan kongkrit daripada kehadiran teman-teman APKASI diluar hal-hal tadi yang telah disampaikan.

Kita sepakati teman-teman sekalian? Setuju.

Baik, kami persilakan untuk meninggalkan tempat. Kami ingin Bapak-Ibu hadirin sekalian, tapi nampaknya agenda rapat kami akan sampai berlangsung sampai sore ini. Dan terima kasih sekali lagi kepada Bapak-bapak APKASI dan juga para adik-adik mahasiswa yang saya hormati. Kami persilakan untuk Ibu Hemas untuk bisa mendampingi.

Baik Bapak-Ibu sekalian, waktu kita tinggal 40 menit lagi mari kita manfaatkan. Saya mohon untuk kembali ketempatnya.

Baik Bapak-Ibu sekalian, kita akan lanjutkan rapat ini. Sidang dewan yang mulia, berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh sekretariat jenderal, sampai saat ini telah hadir 79 orang anggota DPD yang telah menandatangani daftar hadir. Dengan demikian berdasarkan ketentuan pasal 189 ayat (1) dan (3) peraturan tatib DPD sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim Sidang Paripurna ke-8 Tahun Sidang 2012-2013 Dewan Perwakilan Daerah kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara sidang paripurna kali ini mempunyai agenda pokok:

1. Laporan perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing alat kelengkapan. 2. Pengesahan Keputusan DPD RI.

3. Penutupan Masa Sidang II Tahun Sidang 2012-2013.

Sidang dewan yang mulia, selanjutnya marilah kita memasuki agenda berikut, yaitu laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD RI. Untuk itu akan dimulai dari alat kelengkapan yang terhadap laporan yang akan diambil keputusan pada sidang paripurna ini. Kiranya penyampaian laporan masing-masing alat kelengkapan dapat dilakukan pada waktu yang singkat dan ditekankan atau penekanannya hanya pada poin-poin pentingnya saja. Untuk itu kami persilakan kepada pimpinan PPUU untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kami persilakan.

PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU)

Bismillahirrahmanirrahim.

Laporan Panitia Perancang Undang-Undang Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia pada Sidang Paripurna ke-8, Jumat 14 Desember 2012.

Yang kami hormati pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Bapak-Ibu dari Asosiasi Persatuan Perawat Indonesia, Bapak-Ibu dari Tim Pemekaran Wilayah Papua atau Papua Barat, dan Bapak-Ibu dari media, dan yang kami hormati juga Ibu dan Bapak Wakil Sekjen DPD RI beserta jajarannya.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Bapak-Ibu, tidak banyak yang kami sampaikan pada kesempatan ini; pertama, karena pendeknya masa sidang ini, dan kedua program dan pelaksanaan tugas dari PPUU sudah kami selesaikan pada masa sidang yang lalu. Pada masa sidang ini sebagai permintaan dari Komite I, Komite II dan Komite III, PPUU fokus melakukan kegiatan harmonisasi

(13)

pembulatan dan pemantapan konsepsi rancangan undang-undang dari komite yang tersebut. Ada 4 rancangan undang-undang yang kami harmonisasi dan pembulatan, pemantapan konsepsi pada masa sidang kali ini.

Pertama, yaitu Rancangan Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Daerah dan Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara, yang merupakan prakarsa atau inisiatif dari Komite II.

Yang kedua, Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Wilayah Kepulauan, yang merupakan prakarsa dari Komite I.

Dan yang ketiga, yaitu Rancangan Undang-Undang Keperawatan, yang merupakan prakarsa dari Komite II. Dan kami informasikan. Maaf, Komite III. Dan kami informasikan ini pekerjaan yang luar biasa yang dilakukan oleh teman-teman dari Komite III dan PPUU, dan juga tim ahli, staf ahli, baru selesai pada jam 07.00 pagi untuk mengharmonisasi rancangan undang-undang. Dan mudah-mudahan rancangan undang-undang ini setelah disahkan oleh kita nanti diserahkan ke DPR dan disahkan menjadi undang-undang. Dan untuk Undang-Undang Keperawatan ini, karena diajukan oleh Komite III di akhir tahun, maka PPUU harus menyelesaikan harmonisasinya sebagaimana yang telah kami lakukan. Terkait dengan keempat rancangan undang-undang tersebut, karena telah melalui proses panjang serta harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi, dapat diambil putusan dalam sidang paripurna hari ini untuk menjadi rancangan undang-undang dari DPD RI.

Hadirin yang kami hormati, selain kegiatan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi dari komite, dalam kesempatan ini kami juga melaporkan hal-hal krusial lainnya. Pada tanggal 29 November 2012 yang lalu PPUU diundang Badan Legislasi DPR RI untuk melakukan rapat koordinasi antara PPUU dan Baleg dalam rangka pembahasan usul Prolegnas DPD RI Tahun 2013. Dari 46 usulan DPD RI, 15 usulan dalam tahapan pembahasan di DPR dan Pemerintah. Sisanya 31 usulan diminta oleh Baleg untuk diprioritaskan.

Beberapa rancangan undang-undang yang diusulkan oleh DPD RI ternyata ada yang diputuskan oleh Baleg di drop dalam Prolegnas, seperti Rancangan Undang-Undang tentang Kelautan yang sudah di bahas oleh Komite II, kemudian Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Perbatasan, dan Rancangan Undang-Undang tentang Wilayah Kepulauan. Menurut Baleg substansi ketiga rancangan undang-undang tersebut akan dimasukan ke dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pembangunan Daerah Tertinggal.

Dalam kesempatan tersebut kami menyampaikan pentingnya ketiga undang-undang tersebut dari kacamata daerah, yaitu Undang tentang Provinsi Kepulauan, Undang-Undang tentang Kelautan, dan Undang-Undang-Undang-Undang Daerah Perbatasan, bukan hanya sekedar persoalan infrastruktur sebagaimana asumsi dari Baleg. Dan Baleg pada saat itu menerima alasan kami dan meminta usulan DPD yang lebih kongkrit lagi. Dan jika dianggap substansinya lebih kongkrit maka RUU yang kami usulkan itu bisa dihidupkan atau akan diprioritaskan kembali oleh Baleg di DPR RI.

Selain ketiga RUU tersebut kami meminta beberapa rancangan undang-undang yang untuk dijadikan prioritas, yaitu Rancangan Undang-Undang tentang BUMD, kemudian Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, kemudian rancangan tentang sistem pendidikan nasional, Rancangan Undang-Undang tentang MD3 dan paket Undang-Undang bidang pemerintahan daerah yaitu Rancangan Undang-Undang Pemda, Rancangan Undang-Undang Desa dan Rancangan Undang-Undang Pemilu Kepala Daerah.

Pada tanggal 7 Desember 2012 sebenarnya PPUU diundang oleh Baleg untuk membahas Prolegnas 2013 dalam Rapat Panjanya. Namun surat Baleg tersebut baru kami terima pada tanggal 7 Desember pukul 15.00 WIB. Sementara sebelumnya mereka sudah

(14)

bahas. Nah ini disini terjadi miskomunikasi. Terkait dengan permintaan pimpinan PHAL kepada PPUU untuk melakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan DPD tentang kunjungan ke luar negeri, kami sudah sampaikan catatan PPUU terkait dengan rancangan peraturan tersebut kepada pimpinan PHAL. Bahwa pada dasarnya perlu ada singkronisasi antara pimpinan PHAL, PURT, dan PPUU untuk penyusunan peraturan tersebut. Karena menurut kami masalahnya terkait dengan substansi dan rancangan peraturan tersebut. Jika masalahnya ada pada drafting kami bisa perbaiki dan sempurnakan. Namun karena masalahnya ada pada substansi, maka kami hanya memberikan catatan PPUU, selebihnya kami serahkan kembali kepada pimpinan dan anggota PHAL.

Demikian laporan dari kami hari ini dan lebih kurangnya mohon di maafkan akhir salam. Akhirulkalam, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Om Shanty Shanty Shanty Om.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kami sampaikan kepada Pimpinan PPUU. Baiklah Bapak-Ibu yang kami hormati, selanjutnya kami persilakan dari Pimpinan Komite I untuk menyampaikan laporannya.

PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Swastyastu.

Yang saya hormati saudara pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Yang saya hormati anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Bapak hadirin sekalian.

Yang saya hormati Ibu Sesjen, Wasesjen beserta seluruh jajarannya.

Ijinkan saya menyampaikan laporan singkat terkait dengan kegiatan Komite I DPD RI. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bagi Komite I dalam masa sidang II ini merupakan masa-masa yang sangat penting dan penuh tantangan, karena banyak program yang harus dituntaskan menjelang tahun anggaran 2012 yang sudah menjadi prioritas target sebelumnya. Untuk itu Komite I berupaya mengoptimalkan penyelesaian program-program kegiatan masa sidang sebelumnya. Dan juga keterlibatan Komite I dalam rangka pembahasan rancangan undang-undang tertentu di Dewan Perwakilan Rakyat sehingga menambah kesibukan yang luar biasa yang menuntut energi yang tidak ringan. Di semua peran dan komitmen Komite I menjadi taruhan untuk menunjukkan kualitas dan kapasitasnya. Dengan mekanisme kerja yang baru di DPR, dimana DPD di undang setiap pembahasan materi bersama pemerintah, maka betul-betul diperlukan kesiapan anggota dalam menguasai materi yang tidak sebatas DPD menyampaikan materi pandangan awal, melainkan juga menyampaikan pandangan akhir atau pendapat mini atas RUU, termasuk juga harus dapat memahami dan mencerna DIM dengan baik.

Terkait dengan realitas pembahasan DIM di DPR, Komite I di ikut sertakan dalam rapat kerja Pansus RUU tentang Pemerintah Daerah bersama Pemerintah membahas DIM, RUU Pemda pada tanggal 22 November 2012. Dan dalam rapat kerja Pansus RUU tentang desa DPR RI bersama Pemerintah pula membahas mengenai DIM RUU tentang Desa pada tanggal 11 Desember 2012. Demikian juga keterlibatan Komite I di DPR terkait dengan pembahasan 19 daerah otonomi baru sampai sekarang masih tetap berjalan. Dimana pada tanggal 22 Oktober 2012 telah disepakati ada 5 rancangan undang-undang daerah otonomi

(15)

baru sebagaimana telah kami sampaikan di dalam paripurna yang lalu. Dan perkembangan terakhir pada tanggal 13 hari kemarin 2012 telah disepakati pula 7 rancangan undang-undang daerah otonomi baru sebagai berikut:

1. Rancangan Undang-Undang pembentukan Kabupaten Mahakam Hulu di Provinsi Kalimantan Timur.

2. RUU pembentukan Kabupaten Malaka di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 3. Pembentukan Kabupaten Bangai Laut di Provinsi Sulawesi Tengah. 4. Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah di Provinsi Sulawesi Barat. 5. Pembentukan Kabupaten Pulau Taliabu di Provinsi Maluku Utara.

6. Pembentukan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir di Provinsi Sumatera Selatan. 7. RUU pembentukan Kabupaten Kolaka Timur di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Para pimpinan dan hadirin yang saya hormati. Selanjutnya penyusunan pandangan atas RUU. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Panitia Perancang Undang-Undang tadi, pada masa sidang ini kami juga berharap melalui sidang paripurna yang terhormat ini Komite I meminta paripurna agar pandangan DPD atas RUU tentang perubahan Undang-Undang 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris untuk dapat disahkan menjadi produk DPD dan selanjutnya disampaikan kepada DPR.

Kemudian kedua, adalah Undang-Undang tentang Mahkamah Agung. Diharapkan juga hari ini juga dapat disahkan sidang paripurna. Kemudian pandangan terhadap jabatan notaris juga dapat disahkan pada hari ini dalam sidang paripurna. Kemudian Undang-Undang terkait dengan tentang penyelenggaraan Pemerintah Daerah di kepulauan wilayah diharapkan juga dapat disahkan pada sidang paripurna hari ini.

Pimpinan yang kami hormati. Pada masa sidang ini juga kami juga Komite I sudah melaksanakan pengawasan terhadap Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan khususnya terkait dengan pelaksanaan e-KTP. Kami berharap Komite I pada hari ini juga dapat disahkan pandangan pengawasan ini.

Terakhir, penyusunan terhadap atas usulan pembentukan daerah otonomi baru. Komite I dalam rangka mendalami aspirasi masyarakat mengenai usulan pembentukan daerah otonomi baru, yaitu usulan pembentukan kabupaten Baliem Center sebagai pemekaran Kabupaten Tolikara dan Kabupaten Lani Jaya Papua. Berdasarkan hasil kunjungan kerja dan hasil kajian penelitian persyaratan administrasi teknis dan fisik kewilayahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2007 tentang pembentukan, penghapusan dan pengabungan daerah Komite I telah menilai dan menyepakati usulan pembentukan daerah otonomi baru tersebut layak untuk menjadi daerah otonomi baru. Untuk itu Komite I meminta persetujuan anggota dalam sidang paripurna untuk dapat mengesahkan pandangan dan pendapat terhadap usulan pembentukan Kabupaten Baliem Center sebagaimana pemekaran dari Kabupaten Tolikara dan Kabupaten Lani Jaya menjadi Produk DPD untuk di sampaikan kepada DPR.

Saya kira demikian laporan singkat yang dapat kami sampaikan. Saya minta dengan segala hormat perwakilan dari Papua untuk bisa berdiri. Baliem Center. Jika ada sesuatu yang ingin disampaikan kami persilakan dengan waktu hanya satu menit saja. Lewat Ketua. Maksud saya, ijinkan Ketua, tadi sudah dikomunikasikan, dia akan menyerahkan sesuatu untuk pimpinan DPD.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

(16)

PEMBICARA : BALIEM CENTER (PERWAKILAN PAPUA)

Yang terhormat pimpinan DPD Republik Indonesia. Yang terhormat pimpinan Komite I DPD RI. Pada siang hari ini kami bangga dan kami mengucap syukur kepada Tuhan, pada siang hari ini juga kami ada diruangan yang terhormat dan kami hanya menyerahkan sebuah topi yang tidak asing untuk mengenakan kepada pimpinan sebagai "apgok" dan "apgain". "Apgok" artinya orang besar, tapi meninggalkan kebesarannya telah turun di kampung kami. Kemudian "apgain" adalah orang besar yang bijaksana, karena telah menerima kami diruangan yang terhormat ini. Demikian, terima kasih.

PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (KETUA KOMITE 1)

Terima kasih kami sampaikan kepada perwakilan dari Papua, Baliem Center, calon daerah otonomi baru. Terakhir atas nama pimpinan dan anggota Komite I kami menyampaikan terima kasih kepada semua anggota DPD RI di akhir tahun ini jika ada salah dan janggal kami berkomunikasi dengan Bapak-Ibu sekalian dalam melaksanakan tugas kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan tahun 2013 menjadi tahun pembaharuan bagi kita untuk kemajuan DPD RI.

Saya kira demikian yang dapat kami sampaikan. Saya minta Saudara Denty untuk bisa menyerahkan naskah kepada pimpinan.

Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baiklah Bapak-Ibu sekalian. Ini pimpinan agak berbeda pada siang ini, sudah menyatu iya, sudah mirip ya, sudah bisa mewakili sahabat-sahabat kita dari Papua, kita hari ini adalah saudara kita bersama. Sesungguhnya sesuai dengan rentetan banyak hal yang harus diputuskan, untuk Komite I ini ada 6. Dan untuk itu atas nama teman-teman semua kita akan menyetujui dulu; pertama, terhadap aspirasi masyarakat daerah tentang pembentukan Kabupaten Baliem Center untuk bisa kita sahkan pada keputusan ini, baru kita akan mulai dengan yang lain.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian, setelah tadi kita mendengar laporan dari pimpinan Komite I ada 6 yang kita ambil keputusan, tapi kita akan mulai dulu untuk menghormati saudara-saudara kita yang datang dari Provinsi Papua khususnya dari Kabupaten Tolikora yang telah melakukan pembentukan Kabupaten Baliem Center untuk dapat kita sahkan.

Baiklah, apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan Kabupaten Baliem Center sebagai pemekaran dari Kabupaten Tolikara dan Kabupaten Lani Jaya Provinsi Papua?

Baik, terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua.

Selanjutnya, apakah dapat kita mensepakati untuk menyetujui RUU tentang Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Wilayah Kepulauan?

KETOK 1X

(17)

Terima kasih.

Yang ketiga, dapatkah kita menyetujui pandangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris?

Selanjutnya, apakah dapat kita menyetujui pandangan DPD RI terhadap RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia?

Terima kasih. Kemudian dapatkah kita menyetujui pandangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Mahkamah Agung?

Baik. Yang terakhir adalah dapat kah kita menyetujui hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan khususnya yang terkait dengan pelaksaan program e-KTP? Baik. Baiklah saudara-saudara sekalian atas nama kita semua kita sepakati dan kita setujui semua apa yang tadi kita sampaikan.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian, karena waktu juga karena sebagian daripada kita akan melaksanakan sholat Jumat. Sesuai dengan apa yang disampaikan tadi, kita dua menit lagi menjelang 11.45 WIB. Untuk itu ijinkan kami atas dari pimpinan untuk menskorsing sidang ini dan kita akan lanjutkan lagi nanti pada jam 14.00 WIB. Dan kami mohon untuk supaya tepat untuk hadir, karena banyak sekali yang harus kita putuskan karena ini adalah masa sidang akhir daripada masa sidang II ini, yang akan kita mulai nanti lagi pada awal Januari.

PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN RIAU)

Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan Ibu Aida.

PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN RIAU)

Pimpinan, usul, kalau bisa ajukan sedikit Pak pimpinan, karena nanti juga ada pertemuan lain-lainnya begitu, apakah tidak bisa lebih dipercepat sedikit, sholat Jumat kan selesainya kan 13.00, mungkin 13.30 ?

KETOK 1X

KETOK 1X

KETOK 1X

(18)

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Biasanya jam sidang itu memang aturan jam 14.00 WIB. Sebab jam 1 itu kurang seperempat jalan 10 iya. Oke? Baik ya, jam 14.00 saja Bu ya., Baik terima kasih kita skors sidang. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera buat kita semua.

Om Swastyastu.

Karena sekarang ini merupakan sidang lanjutan tidak perlu menunggu kuorum, maka saya kira dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim skors di cabut.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian yang sama saya hormati. Permohonan maaf karena Pak Irman Gusman ada kegiatan, Pak Ketua ada kegiatan di luar yang juga merepresentasikan DPD, ada tugas luar, Ibu Hemas juga sedang ada kegiatan di sekitar Senayan sini, maka kali ini yang akan melanjutkan sidang paripurna ini, sidang paripurna ke-8 DPD RI itu adalah saya nanti, setelah beliau-beliau menjalankan tugasnya diluar Insya Allah bisa bergabung kembali ditempat ini.

Saya kira tadi, sebagai informasi tadi yang tadi yang setelah kita menutup, menskors sidang ini ada penandatangan MoU antara Ketua DPD dan Ketua APEKSI. Iya APEKSI, pemerintah kota. Jadi, karena tadi sebetulnya sejak pagi berada di Jakarta sini namun tidak bisa menembus Senayan untuk masuk di dalam ruangan ini. Sehingga tadi setelah terlambat datang menunggu kita sampai selesai sidang dan kemudian sidang di skors, setelah itu kami lakukan penandatangan. Beliau sebetulnya ada di dalam ruangan ini. Semula beliau sebetulnya ingin memberikan sambutan juga setelah menandatangani itu tapi karena kelamaan menunggu sampai sekarang ini, maka mungkin kita agendakan pada masa sidang berikutnya untuk memberikan sambutan seperti halnya juga Pak Isran Noor tadi pagi. Itu sekedar informasi. Maka tadi selesai dengan laporan dari Komite I dan kita mengambil keputusan, beberapa keputusan dari Komite I, maka selanjutnya kami persilakan wakil Komite II untuk menyampaikan laporannya.

PEMBICARA : MATHEUS S. PASIMANJEKU, SH. (WAKIL KETUA KOMITE II)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Syalom.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Swastyastu.

Yang kami hormati Pak Ketua DPD RI.

SIDANG DISKORS PUKUL 11.45 WIB

SIDANG DIBUKA KEMBALI PUKUL 14.45 WIB

(19)

Yang kami hormati Bapak-Ibu anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Yang kami hormati Ibu Sesjen beserta seluruh staf dan jajarannya dan hadirin yang kami muliakan.

Bapak-Ibu yang kami hormati, dalam masa sidang ke-8 ini kami dari Komite II DPD RI telah melakukan beberapa hal yang telah kami lakukan, yang mana dalam apa yang telah kami lakukan pada saat ini kami memohon agar rapat paripurna ini dapat menyetujui beberapa hal yang akan kami sampaikan.

Yang pertama, dalam masa sidang ke-8 ini kami telah melakukan pembahasan yang menyangkut dengan rancangan undang-undang usul inisiatif dari Dewan Perwakilan Daerah; yang pertama tentang RUU BUMD, dan yang kedua yaitu menyangkut dengan usul inisiatif perubahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dari kedua rancangan undang-undang ini kami memohon agar kiranya Bapak-Ibu para senator Republik Indonesia khususnya dalam sidang paripurna ini bisa dapat menyesahkan kedua rancangan undang-undang ini yang kami siapkan.

Dan selanjutnya dalam masa sidang ini kami juga telah melakukan pengawasan tentang terhadap 3 undang-undang; yang pertama yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dan yang kedua yaitu Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Dan yang ketiga yaitu tentang Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dari ketiga undang-undang ini kami melakukan studi banding di beberapa provinsi. Yang pertama yaitu di Provinsi Bangka Belitung, dan yang kedua yaitu di Provinsi Kalimantan Timur. Dan hasil pengawasan ini sudah terlampir dalam laporan kami. Semoga pengawasan ini juga dapat disetujui dalam sidang paripurna ini.

Mungkin singkat saja ini yang dapat kami sampaikan dari Komite II, kiranya Bapak-Ibu sekalian bisa dapat menyetujui apa yang telah kami sampaikan pada sidang hari ini.

Demikian laporan kami. Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Stefi, pimpinan Komite II.

Setelah kita mendengarkan laporan Komite II, tadi kita sudah dengarkan bahwa ada 5 rancangan keputusan yang dimintakan persetujuan kita bersama pada sore hari ini, yaitu rancangan undang-undang usul inisiatif DPD tentang perubahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara. Kedua, rancangan undang-undang inisiatif DPD RI tentang Badan Usaha Milik Daerah. Yang ketiga, hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Yang keempat, hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Yang kelima, hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Apakah kita dapat menyetujui ?

Terima kasih.

Sebagai informasi Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, kita apresiasi kepada teman-teman dari Komite II. Ini Rancangan Undang-Undang tentang Kelautan produk Komite II itu beberapa kali kami diskusikan, dan yang terakhir saya kira Pak Abraham Liyanto, Pak

(20)

Djasarmen Purba memperoleh endorsement bersama antara DPD dan DPR Ketua Baleg khusus datang untuk memberikan persetujuan di ruang pimpinan DPD sama Pak Abraham Liyanto. Dan insya Allah tahun ini, tahun depan, akan menjadi salah satu prolegnas prioritas, itu dari DPD. Dan saya kira itu adalah bagian dari prestasi kita bersama.

Selanjutnya kimi persilakan pada Komite III untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya.

PEMBICARA : Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat saudara pimpinan DPD RI.

Yang terhormat saudara pimpinan alat kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD RI di MPR.

Yang terhormat saudara-saudara anggota DPD RI dan saudara-saudara kami yang setia menanti para perawat yang tergabung dalam organisasi PPNI.

Para hadirin yang berbahagia, semoga Allah SWT melindungi kita semua.

Pada sidang paripurna yang mulia ini perkenankan kami menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI. Substansi rancangan undang-undang yang dibahas Komite III pada masa sidang ini adalah:

1. Rancangan undang-undang inisiatif DPD RI.

a. Rancangan Undang-Undang tentang Keperawatan.

b. Rancangan undang-undang tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan

2. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, khususnya pelaksanaan ibadah haji tahun 2012.

3. Pandangan pendapat atas Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di luar negeri serta Rancangan Undang-Undang Tenaga Kesehatan.

Pimpinan, Bapak-Ibu Anggota yang kami hormati sidang dewan yang kami muliakan. Yang pertama, rancangan undang-undang inisiatif DPD RI, yakni tentang Rancangan Undang-Undang tentang Keperawatan. Rancangan Undang-Undang tentang Keperawatan diusulkan atas dasar adanya pemahaman bahwa hak atas kesehatan merupakan hak dasar yang dijamin secara konstitusional di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu implementasi pembunuhan atas kesehatan dilakukan melalui pelayanan tenaga kesehatan, diantaranya tenaga medis, dokter, tenaga perawat, farmasi dan sebagainya. Diantara tenaga kesehatan yang paling strategis di dalam pelayanan kesehatan adalah perawat. Sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa 40 sampai 75 persen pelayanan dirumah sakit merupakan pelayanan keperawatan. Demikian pula pelayanan kesehatan puskesmas hampir lebih 75 persen merupakan pelayanan keperawatan. Ketiadaan undang-undang yang mengatur tentang perawat diatas menjadi ironis bila dihadapkan pada fakta-fakta sebagai berikut :

Pertama, terdapat fenomena pertumbuhan perawat yang mencapai 20.000-24.000 per tahun, sementara terserap hanya 10 persen. Bahkan permintaan luar negeri terhadap profesi perawat cukup besar, hanya karena kualitas dan kapasitas pendidikan perawat di Indonesia belum terstandarisasi secara internasional, maka permintaan tadi sering kali tidak terpenuhi

Kedua, terdapat permasalahan praktek pemberian diagnosa medis dan pengobatan yang seharusnya merupakan kewenangan dokter namun akhirnya dilakukan perawat di

(21)

daerah terpencil dalam kondisi terpaksa karena ketiadaan dokter yang berujung pada kriminalisasi perawat yang melakukan hal tersebut.

Ketiga, adanya dinamika perkembangan keperawatan sebagai satu profesi yang setara dengan profesi tenaga kesehatan lainnya yang memerlukan landasan yuridis yang kuat untuk memastikan profesionalitas dan kompetensi serta perlindungan hukum bagi profesi perawat.

Setidaknya ketiga hal tersebut diatas menjadi dasar urgensi dibentuknya Undang-Undang Keperawatan. Pada prinsipnya kebutuhan akan Undang-Undang-Undang-Undang tentang Keperawatan merupakan hal yang mendesak untuk dipenuhi demi menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta menjamin profesionalitas profesi perawat. Maka kami berinisatif melakukan berbagai tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan kunjungan kerja dalam rangka telaah implementasi dan pendalaman materi.

2. Melakukan telaah sejawat dengan pakar. 3. Melakukan finalisasi.

4. Melakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi rancangan undang-undang.

Berkenaan telah selesainya tahapan akhir berupa harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang Keperawatan tersebut, maka Komite III DPD RI melalui sidang paripurna yang mulia ini memohon kepada pimpinan dan anggota DPD RI untuk dapat menyetujui dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Keperawatan sebagai keputusan DPD RI.

"Kalau hendak menangkap ikan ,bawa pancing umpan diikat, kalau Undang-Undang

Perawat disahkan, negara maju rakyat pun sehat".

Selanjutnya, kami sampaikan bahwa kami melakukan hal-hal lain pembahasan lanjutan mengenai rancangan tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Dan hal tersebut merupakan tahapannya akan kami lanjutkan bagi sampai pada pengesahan Rancangan Undang-Undang tersebut.

Pada kegiatan lain kami melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji, khususnya pelaksanaan ibadah haji 2012 dan dapat dilihat pada slide diatas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pimpinan Komite III melalui sidang paripurna juga memohon untuk dapat menyetujui dan mengesahkan hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, khususnya pelaksanaan ibadah haji Tahun 2012 sebagai keputusan DPD RI.

Pandangan pendapat Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri dapat dilihat pada slide diatas. Kemudian Rancangan Undang-Undang Tenaga Kesehatan, kami sudah melakukan berbagai kegiatan yang komprehensif untuk dapat menyelesaikan pembahasan terhadap rancangan undang-undang dimaksud.

Pimpinan, Bapak-Ibu anggota DPD yang kami hormati.

Berdasarkan laporan telah kami disampaikan diatas, sekali lagi melalui sidang paripurna yang mulia ini Komite III DPD RI memohon kepada pimpinan dan seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang terhormat untuk mengesahkan 3 materi :

1. Rancangan Undang-Undang inisiatif DPD RI tentang Keperawatan .

2. Hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, khususnya pelaksanaan ibadah haji tahun 2012.

(22)

3. Pandangan dan Pendapat atas Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri untuk dapat disahkan menjadi keputusan DPD RI.

Demikianlah, "daun sirih diatas batu, terima kasih thank you".

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua Komite III. Kita dengarkan bersama tadi itu hasil kerja Komite III, kerja keras selama sampai di penghujung masa sidang kali ini. Komite III minta untuk disahkan 3 produk mereka. Produk DPD, yaitu Rancangan Undang-Undang usul inisiatif DPD tentang Keperawatan. Kedua, hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji berkaitan dengan penyelenggaraan Haji tahun 2012 yang lalu. Sekarang ini. Ketiga, pandangan dan pendapat DPD RI tentang Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri. Apakah kita setuju ?

PEMBICARA : FERDINANDA IBO YATIPAY (PAPUA)

Pimpinan, pimpinan

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Ok, silakan Ibu.

PEMBICARA : FERDINANDA IBO YATIPAY (PAPUA)

Iya, terima kasih Pak. Berbicara mengenai Undang-Undang Keperawatan. Ini saya tidak untuk meniadakan ini, tetapi saya sangat apresiasi karena ini sangat menolong bagi perawat yang dimana dokter itu hanya sebentar saja ke puskesmas atau ke daerah, tetapi perawat itu yang selalu tetap. Jadi ini saya kira ini perlu sekali kita mendukung untuk kita sahkan di hari ini. Tapi saya ingin untuk menambah Pak. Ini ditulis mengenai hanya perawat, keperawatan adalah di dalam halaman 40 dari rancangan undang-undang ini ada beberapa kelompok tenaga kesehatan; tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian. Di dalam tenaga keperawatan ini bukan hanya perawat tapi ada bidan juga. Dan perawat sama bidan ini selalu standby 24 jam, sehingga kami minta untuk menambah di belakang daripada tenaga keperawatan adalah perawat dan bidan, ada suatu keterangan. Karena kendala yang terjadi di lapangan adalah apabila ada pengangkatan ditulis perawat, dimana bidan mau datang dan itu tidak bisa nyambung, bidannya tersisih. Jadi saya minta supaya tenaga keperawatan ini "dalam kurung" adalah perawat, bidan dan seterusnya. Itu satu.

Yang kedua, mengenai, ini menyangkut juga dengan hak-hak dari seorang perawat. Hak-hak seorang perawat ini itu harusnya juga dengan hak-hak seorang bidan, karena itu sama-sama 24 jam dan mereka ada di ujung tombak. Malah bidan itu sampai ke desa, sehingga ini perlu ditambahkan. Sehingga hak-hak perawat yang disampaikan dalam rancangan ini menjadi menjadi hak-hak bidan juga. Karena itu biasa standby dalam 24 jam.

(23)

Dan mengenai syarat untuk praktek di dalam halaman 72 dari rancangan ini, mungkin sudah dirubah, tetapi kemarin ada di meja kami ada, dan kami minta supaya seorang ingin praktek maka dia ditulis di dalam huruf romawi E dari bait kedua, mengenai rekomendasi dari organisasi profesi. Saya pikir ini harus menjadi utama diatas, karena pertama, di dalam point satu dengan dua ini. Jadi kalau dia mau praktek mesti ada ijin daripada PPNI Persatuan Perawat Nasional Indonesia, sehingga dia tidak menjadi cadangan dibawah PPNI, harus ada inventarisasi di dalam suatu organisasi PPNI dan syarat lain akan mengikut. Mungkin dari saya seperti itu dan terima kasih pimpinan.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ibu Ibo, saya tidak perlu ditanggapi yang lain, biarkan saya jelaskan dan untuk memutuskan ini. Soal Undang-Undang Keperawatan ini sebetulnya sudah dibahas sejak lama dalam periode ini. Dan itu berdasarkan pembahasan yang sangat tuntas dari berbagai kalangan. Saran Ibu Ibo saya kira nanti akan menjadi catatan sebagian untuk dimasukan disini. Tetapi khusus tenaga kebidanan itu akan dibahas secara khusus di dalam Undang-Undang Tenaga Medis, tenaga kesehatan, sudah masuk juga di DPD. Dan saya sudah membukanya, memberikan catatan khusus, catatan pengantar dari pimpinan DPD untuk membahas itu. Jadi ada dua hal, satu tenaga keperawatan, dua tenaga kesehatan. Kenapa tenaga? Biarkan saya jelaskan dulu. Mengapa? ini kan sebulan yang lalu pada masa sidang ini masuk Rancangan Undang-Undang Tenaga Kesehatan. Dan di Komite III ketika saya membuka musyawarah soal itu, itu disepakati bahwa masukan Rancangan Undang-Undang tentang Tenaga Kesehatan tidak boleh menghentikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Keperawatan. Itu yang kami posisi dan sikap kami pada saat itu. Saya kira begitu Pak Selamat ya? Jadi kalau menunda lagi, maka, ada beberapa pertimbangan waktu itu dan saya kira catatan pertimbangan kita di DPD di Komite III itu bisa disampaikan kepada teman-teman seluruh anggota DPD untuk mengetahui mengapa Rancangan Undang-Undang Keperawatan itu harus diambil dan dipisahkan dengan Rancangan Undang-Undang-Undang-Undang Tenaga Kesehatan. Karena definisi yang diangkat dalam Rancangan Undang-Undang Tenaga Kesehatan itu sebetulnya sangat umum, sedangkan ini adalah profesi khusus. Dan permintaan lebih dari itu teman-teman sekalian, permintaan untuk tenaga keperawatan dijadikan memiliki undang-undang tersendiri, sudah demikian marak saya kira dalam lima tahun terakhir kita sering kedatangan rombongan dari berbagai dari teman-teman perawat, tenaga keperawatan di Senayan ini. Dan termasuk hari ini ada sebagian diantara teman-teman dalam ruangan ini sebagian diluar sana. Oleh karena itu saya kira dengan segala pertimbangan itu saya kira untuk kali ini tidak ada alasan kita menunda pengesahan ini. Silakan.

PEMBICARA : FERDINANDA IBO YATIPAY (PAPUA)

Pimpinan. Bidan itu tidak masuk di dalam tenaga medis. Tenaga medis adalah dokter. Bidan adalah tenaga keperawatan.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Mohon maaf Ibu, mohon maaf. Tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan.

PEMBICARA : FERDINANDA IBO YATIPAY (PAPUA)

Tenaga kesehatan banyak Pak, tenaga kesehatan itu farmasi dan itu, dan bidan tidak termasuk di dalam tenaga kesehatan, dia masuk di dalam tenaga keperawatan. Dia merawat

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengisolasi gingerol pada rimpang jahe merah secara optimum dan mengidentifikasinya.Metode penelitian yang digunakan meliputi

terkontaminasi dengan batran pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumatr sakit,

Beberapa parameter tersebut diperhitungkan untuk menetapkan indeks toleransi tanaman terhadap pencemaran udara yang dinyatakan oleh Singh, Rao, Agrawal, Pandey and

PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN.. PENURUNAN KADAR

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari

Sehingga, perbaikan yang diperlukan adalah usaha Toko Yella Bakery Banjarmasin dalam menjalankan usahanya sebaiknya penentuan harga pokok produksi menggunakan Metode

bahwa dalam rangka percepatan pelayanan perizinan dan guna menindaklanjuti Rencana Aksi Pemberantasan Koru psi Terintegrasi Tahun 2019- 2020 dari Komisi Pemberantasan

Variabel effort expectancy dan social influence tidak berpengaruh terhadap perilaku penerimaan penggunaan program aplikasi akuntansi Accurate pada SMK Yadika 1 Tegal Alur dan SMK