• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA KELUARGA KURANG MAMPU UNTUK TETAP MENDAPATKAN PENDIDIKAN FORMAL (Studi Kasus di Desa Langen Rejo Gendongan Salatiga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA KELUARGA KURANG MAMPU UNTUK TETAP MENDAPATKAN PENDIDIKAN FORMAL (Studi Kasus di Desa Langen Rejo Gendongan Salatiga)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA KELUARGA KURANG MAMPU

UNTUK TETAP MENDAPATKAN PENDIDIKAN FORMAL

(Studi Kasus di Desa Langen Rejo Gendongan Salatiga)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MOCHTAR EFFENDI

NIM : 114 09 143

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

V ABSTRAK

Effendi, Mochtar. 2008. Upaya Keluarga Kurang Mampu Untuk Tetap Mendapatkan Pendidikan Foramal ( Studi Kasus di Desa Langen Rejo Gendongan Salatiga ). Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan . Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dr.M.Gufron ,M.Ag.

Kata kunci : Upaya Keluarga Kurang mampu dan Pendidikan formal

Masih banyak keluarga kurang mampu yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang masih layak di negeri ini. Permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah apakah bantuan pemerintah dalam masalah pendidikan dapat membantu keluarga kurang mampu dan bagaimana usaha keluarga kurang mampu untuk tetap mendapatkan pendidikan pada masyarakat Langen Rejo Desa Gendongan Kota Salatiga tahun 2008 / 2009 ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi pendidikan masyarakat kurang mampu, dan peran serta pemerintah dalam pendidikan, serta untuk mengetahui usaha yang dilakukan keluarga kurang mampu dalam memperoleh pendidikan

pada masyarakat Langen Rejo Desa Gendongan Salatiga Tahun 2008 2009. Penelitian ini menggunakan kualitatif yang dilakukan peneliti di Lapangan

(6)

VI

MOTTO

٦)

٥

)

Karena

Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan”

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan itu

Ada Kemudahan “

(7)

VII

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Ibu dan Ayah saya , yang tidak lelah – lelahnya memberikan Doa dan dukunganya kepada saya untuk segera menyelesaikan Skripsi ini.

Kakak dan adik saya yang telah memberikan banyak bantuannya untuk saya.

Kepada Istri saya Rahavita yang selalu menemani saya setiap waktu dalam memberikan dukungannya untuk menyelesaikan skripsi saya dan Anak saya Muhammad Hafiz semoga jadi anak yang soleh dan hafidz Quran.

Kepada mertua ayah ibu istriku terimakasih telah memberikan Fasilitas internet, print, dan Laptop serta semua yang berkaitan Dengan skripsi saya ini sehingga bisa di cetak.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillahhirabbil’aalamiIn, Puji Syukur Kami panjatkan kepada Allah Azza Wajjal yang telah melimpahkan rahmatNya dan hidahNya kepada kami, Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi wasalam,kepada keluarganya dan para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Skripsi yang kami susun berjudul“UPAYA KELUARGAKURANG MAMPU UNTUK TETAP MENDAPATKAN PENDIDIDKAN FORMAL (Studi Kasus Masyarakat Langen Rejo Gendonagn Salatiga tahun 2008 / 2009 )

Keberhasilan Penulis ini tidak dapat tercapai tanpa adanya bantuan serta pertolongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini Penulis ucapkan terimakasih Kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi ,M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga .

2. Bapak Dr. M.Gufron ,M.Ag. selaku Dosen Pembimbing dalam pembuatan skripsi saya ini..

3. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga , yang telah memberikan ilmunya Kepada kami.

4. Bapak Rw dan Rt Desa Langen Rejo Gendongan Salatiga yang telah Untuk Melakukan penelitian untuk skripsi saya .

5. Kepada Masyarakat Langen Rejo yang memberikan bantuannya dalam dalam proses penelitian ini.

6. Keluarga saya serta istri dan anak saya yang tidak lelah- lelahnya Memberikan dukungan kepada saya untuk merampungkan skripsi ini. 7. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam

(9)

VIII

Semoga Skripsi yang sederhana ini bisa memberikan manfaat dan sebagai manusia biasa Penulis banyak kekurangan, maka kritik dan saran dari semua pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya ,Subhanallah wabihamdika asyhadu allaa illaha illaa anta astagfiruka waatuubu ilaihi.Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Salatiga, 30 Januari 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I NOTA PEMBIMBING ... II HALAMAN PENGESAHAN ... III KEASLIAN TULISAN ... IV ABSTRAK ... V MOTTO ... VI PERSEMBAHAN ... VII KATA PENGANTAR ... VIII DAFTAR ISI ... X DAFTAR TABEL ... XI DAFTAR LAMPIRAN ... XII BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 7

G. Metode Penelitian ... 9

(11)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum ... 14

1. Pengertian Keluarga Kurang Mampu ... 14

2. Pengertian Pendidikan ... 15

B. Jenis – jenis Pendidikan ... 16

1. Menurut Tingkat dan Sistem Persekolahan ... 16

2. Menurut Tempat Berlangsungnya Pendidikan ... 17

3. Menurut Cara Berlansungnya Pendidikan ... 17

4. Menurut Aspek Pribadi ... 17

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Langen Rejo Gendongan ... 24

1. Letak Geografis ... 24

2. Struktur Pengurus ... 25

3. Kondisi Masyarakat Langen Rejo Gendongan ... 26

4. Keadaan Sosial Ekonomi ... 29

5. Kondisi Keluarga Kurang Mampu Langen Rejo ... 30

6. Keadaan Keluarga Kurang Mampu Langen Rejo ... 31

7. Tingkat Pendidikan Keluarga Kurang Mampu Langen Rejo ... 31

B. Laporan Hasil Penelitian 1. Keadaan Pendidikan Masyarakat Langen Rejo ... 35

(12)

X BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Kondisi Pendidikan Keluarga Kurang Mampu

di Gendongan ... 55

B. Analisis Upaya Keluarga Kurang Mampu Desa Langen Rejo Dalam Mendapatkan Pendidikan Formal ... 61

BAB V PENUTUP Kesimpulan ... 86

Saran ... 87

Penutup ... 88

Daftar Pustaka ... 89 Lampiran – Lampiran

(13)

XI

DAFTAR TABEL

TABEL I TABEL JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR ... 26

TABEL II TABEL PENDUDUK MENURUT AGAMA ... 27

TABEL III TABEL PENDUDUK MENURUT UMUR ... 27

TABEL IV KOMPONEN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN ... 28

TABEL V KOMPONEN MENURUT MATA PENCAHARIAN ... 29

(14)

XII

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Surat Tugas Pembimbing

2. Lampiran Surat Permohonan Izin Penelitian 3. Lampiran Konsultasi Skripsi

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan salah satu bentuk anggota yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau masyarakat kecil yang terdiri dari banyak karakter. Sebagaimana dalam masalah pendidikan, keluarga merupakan tonggak pendidikan yang utama bagi seorang anak sebelum masuk ke dalam sekolah atau tingkat pendidikan yang sebenarnya. Karena dalam pendidikan keluarga merupakan salah satu penanggung jawab, sebab anak dalam suatu keluarga dipelihara oleh orang tua yang memerintahkan langsung sebagai pendidikan, pembimbing, yang mana pada akhirnya anak akan mendapatkan pendidikan yang tidak langsung dari keluarga dan pada akhirnya anak akan keluar dari keluarga itu sesuai dengan pendidikan yang diberikan oleh keluarga tersebut, sebelum masuk ke sekolah, masyarakat, dan tempat-tempat ibadah, dan dalam Islam juga dianjurkan bahwa setiap keluarga muslim dan muslimat diwajibkan diwajibkan menuntut pendidikan (ilmu) tanpa kecuali baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadist yang berbunyi :

Artinya : “Mencari Ilmu Hukumnya Wajib Bagi Muslim dan Muslimat “

(16)

Begitu pula dalam surat Mujaddallah ayat 11 yang berbunyi :

Artinya: “Niscaya Allah Meninggikan Orang – Orang yang Beriman Diantara mu dan Orang – Orang yang berilmu beberapa Derajat “ ( Surat Al Mujadalah ayat 11).

Pada hadist dan ayat di atas dijelaskan bahwa pendidikan itu sangat penting bagi manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, dikarenakan dengan pendidikan manusia akan mempunyai derajat mulia di sisi Allah maupun dari pandangan manusia, begitu juga dengan suatu keluarga, jika pendidikan di keluarga itu terjamin maka masa depan keluarga pun akan cerah dan terjamin pula dalam kehidupan yang lebih layak.

(17)

Begitu halnya yang dialami keluarga kurang mampu yang berada di Desa Langen Rejo Gendongan, mereka tidak menyekolahkan anaknya sampai tamat karena mahalnya pendidikan di negeri ini, namun keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan tidak berputus asa untuk berusaha memperjuangkan anaknya supaya memperoleh pendidikan seperti yang diperoleh dari keluarga yang mampu. maka dengan segala usaha mereka lakukan diantarnya ada yang bekerja sebagai kuli bangunan, pembantu rumah tangga, pedagan kecil, wiraswasta, dan masih banyak lagi. , kuli bangunan, pembantu rumah tangga, pedagang kecil, dan masih banyak lagi. meskipun pendapatan mereka kecil, namun mereka berusaha agar bisa menyekolahkan anaknya sampai tamat, bahkan sampai meminjam uang dari tetangga demi menyekolahkan anaknya.

Berangkat dari kenyataan di atas dan melihat pada masa sekarang ini bagaimana keluarga kurang mampu, di Desa Gendongan berupaya untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi dirinya biar setara dengan yang diperoleh oleh kelurga yang mampu, maka timbul dalam benak peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “UPAYA KELUARGA KURANG MAMPU UNTUK TETAP MENDAPATKAN PENDIDIKAN

(18)

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari tafsiran yang salah makna penulis akan menjelaskan kata- kata yang belum jelas istilah yang perlu dijelaskan yaitu :

1. Upaya Keluarga

Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:995)”Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar)

.

Sedangkan menurut Drs.H.Abu Ahmadi dan Dr .Nur Uhbiyati (1991:177) keluarga Adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu keturunan, kesatuan antara ayah, ibu, dan anak yang merupakan suatu kesatuan kecil dari bentuk - bentuk kesatuan masyarakat.

Jadi usaha apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Langen Rejo terutama bagi kelurga kurang mampu untuk memperoleh pendidikan.

2. Kurang Mampu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:760),” Kurang adalah belum atau tidak cukup atau sesuatu yang tidak ada ( yang menyebabkan tidak lengkap, tidak genap ,atau tidak cukup ,tidak

sempurna “.Sedangkan mampu itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa

(19)

Jadi kurang mampu disini adalah ketidakcukupan masyarakat Langen Rejo untuk melakukan sesuatu dalam memperoleh pendidikan. 3. Pendidikan Formal

Mengenai pendidikan menurut BukuSsdiknas (2005:5), pendidikan adalah usaha sadar dan terarah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalin diri, kepribadian, kecerdasan ahlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan pendidikan formal itu sendiri adalah “ Pendidikan yang

berlansung secara teratur, bertingkat , dan mengikuti syarat – syarat tertentu secara ketat dan pendidikan ini berlangsung di sekolah”.

(Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati, 1991: 97).

(20)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi pendidikan keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan tersebut ?

2. Bagaimana usaha keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan agar anaknya mendapatkan pendidikan formal ?

D. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dan pokok penelitian maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kondisi pendidikan keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan agar menyekolahkan anak-anaknya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pemerintah

Dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan biaya pendidikan formal.

2. Bagi peneliti

(21)

F. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa penelitian yang sudah ada yang dijadikan pedoman dalam judul dan fokus mempunyai kesamaan atau berkaitan dengan judul penelitian tetapi mempunyai fokus dan subjek yang berbeda dengan skripsi yang lain di antaranya :

1. Judul skripsi yang disusun oleh saudari Siti Sa'adah yang berjudul "Pengaruh Kenaikan Biaya Pendidikan terhadap Minat Orang Tua dalam Menyekolahkan Anaknya pada tahun 2006".

Dalam skripsi itu mempunyai perbedaan dengan judul penelitian skripsi ini hanya membahas tentang biaya pendidikan yang meliputi biaya SPP, transportasi, dan biaya hidup orang tua siswa, dalam menyekolahkan anaknya dan fokus hanya sebatas orang tua siswa yang kaya atau miskin tidak disebutkan.

Sedangkan dalam skripsi peneliti membahas banyak berbagai masalah mulai dari biaya SPP bulanan, biaya hidup, penghasilan hidup dan bantuan operasional sekolah yang diberikan oleh pemerintah apakah menemui sasaran bagi keluarga miskin juga tentang upaya keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan, dan fokus dalam penelitian juga sudah meluas yaitu ditujukan kepada keluarga kurang mampu , sedang, dan menengah.

(22)

Dalam skripsi itu dijelaskan tentang bagaimana dana bantuan operasional sekolah mempengaruhi motivasi siswa dan tidak disebutkan siswa itu dari keluarga miskin atau kaya, lalu dalam skripsi itu juga hanya membahas tentang dana bos saja tidak membahas bagaimana tanggapan dari siswa itu apakah dana bos itu sudah tepat sasaran atau tidak, tidak disebutkan.

Sedangkan dalam skripsi peneliti disini membahas begitu luas tentang bagaimana dana bos itu yang diterima keluarga kurang mampu sudah tepat sasaran, atau keluarga miskin sudah terbantu dengan dana BOS tersebut. Jadi dalam penelitian ini sangat luas tidak menyempit dengan yang disebutkan dalam penelitian saudara Yudi Arif tersebut, dan fokus dalam penelitian yang dibahas peneliti sangat jelas yaitu tanggapan keluarga kurang mampu dengan adanya dana bos tersebut.

Jadi dengan beberapa tinjauan skripsi di atas yang dijadikan tinjauan pustaka bagi penelitian dapat dijadikan tolak ukur perbedaan dalam segi tujuan dan fokus dari judul skripsi itu diprioritaskan pada masalah biaya pendidikan dan bantuan operasional sekolah bagi keluarga miskin secara menyeluruh dan meluas dari segala hal, dibandingkan fokus dan tujuan dari skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka yang dibuat oleh saudari Siti Sa'adah dan saudara Yudi Arief.

(23)

berkaitan, ini yang membedakan fokus dan tujuan skripsi dari peneliti dengan skripsi mereka berdua .

A. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Diskriptif kualitatif

Menurut Suharsini Arikunto (1991:61)”Diskripsi adalah suatu penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan dalam bentuk simbolik, seperti pernyataan, penafsiran, tanggapan lisan dengan gejala

yang diteliti”.

Jadi metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang dinyatakan dalam pernyataan dari keluarga kurang mampu di Jalan Langen Rejo Gendongan, serta penafsiran dan tanggapan lisan dari mereka dengan peneliti melihat gejala yang diteliti.

2. Metode pengumpulan data a. Metode wawancara

Menurut Suharsisni Arikunto (1991:920)”Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data informasi dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan untuk dijawab lisan pula”.

(24)

keluarga kurang mampu di Jalan Langen Rejo Gendongan untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti untuk yang dijawab oleh mereka.

Pada metode wawancara ini peneliti menggunakan jenis wawancara berstruktur : "Wawancara berstruktur menurut Lexy L Moleong(2003:30)” adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh 2 pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

b. Metode dokumentasi

Menurut Sutrisno Hadi (1998:131)Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar,

notulen, agenda dan sebagainya”.

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang keluarga kurang mampu Desa Langen Rejo dalam upaya memperoleh pendidikan formal dari berbagai sumber yaitu RT, maupun kelurahan, dan data-data yang mendukung dalam penelitian ini.

c. Metode observasi

Menurut Sutrisno Hadi (1989:190) “Observasi pastisipasi atau

(25)

lingkungan subjek selama itu peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek dan selama itu peneliti data dalam bentuk catatan

laporan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan”

Metode observasi ini digunakan peneliti untuk lebih mendekatan dengan subyek yang diteliti yaitu keluarga kurang mampu di Jalan Langen Rejo Gendongan dalam melakukan penelitian dengan enak tanpa gangguan.

3. Tehnik analisa data

Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang ditulis dari lapangan, dokumentasi dan sebagainya.

Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abtraksi. Abtraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang diperlukan. Tahap akhir analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. B. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini di bagi sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

(26)

Bab II Bab ini merupakan landasan teori yang berisikan A. Gambaran Umum

1. Pengertaian keluarga 2. Pengertian pendidikan B. Jenis - jenis pendidikan

Meliputi tingkatan dan sistem persekolahan, tempat berlangsungnya cara berlangsungnya, aspek pribadi dan sifatnya.

C. Pengertian biaya pendidikan Pada masalah ini meliputi:

Pengertian biaya pendidikan , Jenis pembiayaan pendidikan meliputi pengeluaran dan penerimaan, mengukur biaya pendidikan, manfaat biaya pendidikan

Bab III Bab ini membicarakan tentang keadaan keluarga miskin di desa Gendongan

A. Data umum

1. Letak geografis

2. Struktur pengurus desa

3. Kondisi masyarakat Gendongan 4. Keadaan sosial ekonomi

5. Kondisi keluarga kurang mampu jalan Langen Rejo

(27)

7. Tingkat pendidikan keluarga kurang mampu di desa Langen Rejo Gendongan

B. Laporan Hasil Penelitian

1. Laporan Kondisi Pendidikan Masyarakat Langen Rejo. 2. Laporan Usaha yang dilakukan Keluarga Kurang Mampu

dalam memperoleh pendidikan .

Bab IV Bab ini berisikan analisa data dan hasil penelitian yang diambil dari

A. Data kondisi pendidikan keluarga kurang mampu masyarakat Desa Langen Rejo Desa Gendongan

B. Data upaya yang ditempuh keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan dalam mendapatkan pendidikan formal.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

a. Gambaran Umum

1. Pengertian Keluarga Kurang Mampu

Keluarga dalam kehidupan sehari-hari tak terlepas dari suatu masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa orang atau terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak.

Sedangkan menurut Munir Az Masyu Surhan (1978:183)

mendefinisikan keluarga adalah “sebagai suatu unit yang terbentuk dari

suami istri serta anak-anak yang terjalin karena ikatan darah dan

perkawinan, serta mempunyai tujuan terpadu”.

Keluarga juga dapat diartikan sebagai berikut : a. Ibu bapak dengan anak-anaknya, seisi rumah b. Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan c. (Kawin) sanak saudara, kaum kerabat

d. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.

Di dalam bukunya Hasan Langgulung dikatakan bahwa keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa tentram”

(29)

Sedangkan kurang mampu menurut Kamus Bahasa Indonesia artinya tidak cukup untuk melakukan sesuatu ( KamusBesarBahasaIndonesia. 2008: 760 dan 869) .

Jadi keluarga kurang mampu di sini dapat disimpulkan peneliti yaitu

“Suatu kumpulan yang terdiri dari ayah, ibu ,dan anak maupun seisi rumah yang menjadi tanggungan, dimana tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari

–hari secara maksimal”.

Selain itu keluarga kurang mampu juga mempunyai ciri – ciri yang peneliti ambil dari penelitian yang diperoleh dari keterangan RT setempat :

1. Tidak mempunyai penghasilan tetap. 2. Makan hanya 2 kali sehari .

3. Tidak mempunyai tepat atau tanah tetap, masih sewaan. 2. Pengertian Pendidikan

menurut tokoh - tokoh pendidikan , arti pendidikan yaitu: a. Menurut Dewey

Pendidikan adalah “Hidup, pertumbuhan suatu rekonstruksi

terus menerus dari pengalaman yang terkomunikasi dan suatu proses social” (Redja Madyaharjo,2002:22).

b. Menurut Ki Hajar Dewantara

Pertama pada tahun 1930 Beliau menyatakan: “Bahwa

(30)

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pemikiran intelektual dan

tubuh anak” (TimPengembanganMKDK Semarang, 1991:33).

c. Menurut Hasan Langgulung

Pendidikan adalah induk trinitas yaitu proses yang melibatkan seseorang yang meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang lain” ( Hasan Langgulung , 1985: 4).

d. Menurut C. Lodge

Pendidikan adalah “Seluruh pengalaman orang tua mendidik anaknya, guru mendidik muridnya dan tuan mendidik hewan peliharanya(Samasul Nizar, 2002: 3)

Jadi dari pemaparan yang dikemukakan oleh para tokoh pendidikan ,maka peneliti bisa mengambil kesimpulan pendidikan adalah Proses sosial yang dialami oleh anak yang berlangsung secara terus – menerus yang melibatkan seseorang ( pendidik) sebagai contoh atau yang ditiru anak, untuk menumbuhkan budi pekerti dan intlektual anak .

B. Jenis – jenis pendidikan

Penulis akan menguraikan jenis-jenis pendidikan: 1. Menurut tingkat dan sistem persekolahan

(31)

Namun bukan itu saja sistem pendidikan yang ada di Indonesia tingkat pendidikan masih dibedakan menjadi 2 yaitu” Sekolah Umum dan

luar Biasa”(Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati ,1991 :95). 2. Menurut tempat berlangsungnya pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan berlangsung tempatnya dibedakan menjadi 3 yang disebut tripusat pendidikan yang meliputi

1. Pendidikan di dalam keluarga 2. Pendidikan di dalam sekolah 3. Pendidikan di dalam masyarakat 3. Menurut cara berlangsungnya pendidikan

Dalam pendidikan yang berlangsung ini dibedakan menjadi 2 : 1. Pendidikan fungsional

Yaitu pendidikan yang berlangsung secara naluri dan berlangsung begitu saja (Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati ,1991:96)

2. Pendidikan internasional

Yaitu pendidikan yang mana program dan tujuan sudah direncanakan (Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati ,1991:97).

4. Menurut Aspek Pribadi

(32)

5. Menurut sifatnya

Pendidikan menurut sifatnya ini dibedakan menjadi 3 : 1. Pendidikan informal

Pendidikan informal ini diperoleh seseorang atau tidak sadar sepanjang hayat. Pendidikan ini berlangsung di dalam keluarga dalam pergaulan sehari - hari, di dalam masyarakat, keluarga, organisasi (Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati, 1991: 97 ).

2. Pendidikan formal

Pendidikan ini berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat dan pendidikan ini berlangung di sekolah (Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati ,1991: 97)

3. Pendidikan non formal

Pendidikan ini dilakukan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat (Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati ,1991:97).

C. Pengertian Biaya Pendidikan

(33)

Biaya sering disebut juga sebagian orang sebagai jasa yang dikeluarkan untuk memperoleh kesenangan atau manfaat yang besar dari jasa di keluarga tersebut.

Biaya-biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cast) dan biaya tidak langsung (indirect cast), sedangkan biaya-biaya langsung terdiri dari pengeluaran untuk pelaksanaan pengajaran dan kegiatan dan kegiatan siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua maupun siswa itu sendiri, dan biaya tidak langsung itu berupa keuntungan yang hilang yang dikorbankan siswa selama belajar.

Di dalam biaya pendidikan itu sendiri mempunyai dua sisi, yang mana satu sama lain saling berkaitan yaitu :

1. Pengeluaran/anggaran pengeluaran

Menurut Nanang Fattah (2000: 3), Anggaran pengeluaran itu

sendiri supaya jelas adalah “jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun

untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan sekolah” .

2. Penerimaan / anggaran penerimaan

Sedangkan anggaran penerimaan itu sendiri adalah “pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur” ( Nanang Fattah ,2000: 23).

(34)

satu sama lain dan sudah dijelaskan dalam penjelasan di atas secara jelas dan tegas.

Supaya tidak membingungkan atau biar jelas apa itu biaya pendidikan maka penulis akan menjabarkan secara jelas.dan terperinci.

Biaya pendidikan itu sendiri adalah biaya yang diperoleh atau dibelanjakan oleh suatu sekolah sebagai suatu lembaga yang mana biaya tersebut mempunyai dua biaya yang bersifat langsung dan tak langsung

“( Nanang Fattah ,2000: 23).

Namun bila dipadang atau dilihat pada zaman sekarang yang terjadi di Indonesia sangat menyesakkan rakyat kecil, dimana pendidikan yang ada di Indonesia semakin hari semakin mahal, belum buku yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang harganya sampai mencekek leher, dan tdk terjangkau oleh masyarakat Indonesia, bahkan dana BOS yang diberikan pemerintah setiap tahun belum dapat menutupi biaya pendidikan yang mahal.

Oleh karena itu penulis juga akan memberikan beberapa penguraian tentang bagaimana mengukur biaya pendidikan dan manfaat dari biaya pendidikan tersebut.

1. Mengukur biaya pendidikan

(35)

kesempatan yang disebut infome fergano. Potensi pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran”(Nanang Fattah ,2000: 25)

Yang mana biaya terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung yang dirumuskan sebagai berikut :

C (smu) = biaya pendidikan

L (smu) = biaya langsung dibayar untuk bersekolah di SMU K (smu) = jumlah rata-rata penghasilan tamatan SMP

Sedang analisis efektif keuangan sekolah dan pemanfaatan sumber-sumber keuangan dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya satuan (unit cos) per siswa ( Nanang Fattah , 2000: 25- 26).

Di dalam menentukan biaya satuan itu juga terdapat dua pendekatan, biar lebih jelas lagi maka penulis akan menjelaskan 2 pendekatan itu :

a. Pendekatan makro

Pada pendekatan makro ini menitik beratkan pada perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid (Nanang Fattah ,2000: 27)

(36)

b. Pendekatan mikro

Sedangkan pada pendekatan mikro ini menitik beratkan pada penghitungan biaya berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang dikeluarkan oleh murid ( Nanang Fattah 2000: 27).

Pendidikan mikro juga menganalisis biaya-biaya pengeluaran total (total cast) dan jumlah biaya satuan (unit cast) menurut jenis dan tingkatan pendidikan biaya total merupakan gabungan - gabungan biaya-biaya perkomponen input pendidikan di tiap sekolah permurid per tahun anggaran. Lalu satuan biaya merupakan rata-rata yang dikeluarkan untuk melaksanakannya pendidikan di sekolah per murid per tahun anggaran atau lebih jelasnya lagi dirumuskan :

Sb (s,t) = F [k(s,t) dan M (s,t)] Keterangan :

Sb : Satuan biaya permurid pertahun K: Jumlah seluruh pengeluaran M: Jumlah Murid

S: Sekolah tertentu T: Tahun tertentu

(37)

a. Dapat tidaknya seorang lulus melanjutkan studi yang lebih tinggi b. Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan

c. Besarnya penghasilan (gaji) yang diterima

d. Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik

Namun dalam mengukur manfaat biaya pendidikan atau pendidikan terhadap keuntungan ekonomi atau pendapatan seseorang dari produktifitas seseorang dianggap merupakan fungsi dari keahlian dan ketrampilan yang diperoleh dari pendidikan ( Nanang Fattah 2000: 29).

2. Mangfaat Biaya Pendidikan

Menurut Nanang Fattah (2000:23) mangfaat biaya pendidikan adalah

untuk melaksanakan proses belajar mengajar siswa, pembelian alat – alat pelajaran sarana belajar, gaji guru , baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua siswa itu sendiri selama dalam lembaga

(38)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Umum Langen Rejo Gendongan 1. Letak Geografis

Desa Langen Rejo Gendongan Salatiga secara administratif terletak di wilayah Kelurahan Gendongan, Kecamatan Tingkir, Propinsi Jawa Tengah.

Adapun batas jalan Langen Rejo yang berada di Kecamatan tingkir adalah sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ringin Anom a. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Umbul Rejo

b. Sebelah barat berbatasan dengan Giling Rejo c. Sebelah timur berbatasan dengan Kumpul Sari

Mengenai orbitasi atau jarak dari pusat pemerintahan adalah sebagai berikut :

a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 3 km b. Jarak dari pusat kelurahan 5 km

Mengenai pertanahan adalah sebagai berikut: a. Perkarangan

b. Perumahan

(39)

2. Struktur pengurus desa

Jalan Langen Rejo di dalam merelesasikan program pembangunan yang telah ditetapkan oleh kepala kelurahan sebagai pelindung dan ketua RW sebagai pengatur dan beberapa pembantu yang diambil dari RT. Berikut ini saya akan laporkan nama dan jabatannya:

a. Pelindung : Kepala Kelurahan Gendongan

b. Ketua : Bp. Sutrisno i. Ketua Bid. Pembangunan : Bp. Sriyadi

(40)

KEPENGURUSAN RW II DESA LANGEN REJO GENDONGAN

3. Kondisi masyarakat Langen Rejo Gendongan

(41)

TABEL II MENURUT AGAMA

No Agama Jumlah

1 Islam 205

2 Kristen 124

3 Khatolik 45

4 Budha -

5 Hindu -

6 Konghucu -

Jumlah 374

TABEL III

JUMLAH PENDIDIKAN MENURUT KELOMPOK UMUR

No Umur

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 0 – 3 th 2 4 6

2 4 – 10 th 15 14 29

3 11 – 20 th 19 21 30

4 21 – 30 th 31 26 57

5 31 – 40 th 34 38 72

6 41 – 50 th 26 17 43

(42)

No Umur

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

8 61 – 70 th 12 18 30

9 71 – 80 th 7 10 17

10 81 – 90 th 5 7 12

11 91 – 100 th 0 1 1

Jumlah 169 180 339

TABEL IV

KOMPONEN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Perguran tinggi 11

2 SD 19

3 SMP 13

4 SMA 2

5 Lulus SD 53

6 Lulus SMP 43

7 Lulus SMA 129

8 Tidak sekolah 10

9 Lulus perguruan tinggi 53

(43)

TABEL V

KOMPONEN MENURUT MATA PENCAHARIAN No Mata Pencaharian Jumlah

1 Buruh 23

2 PNS 20

3 Swasta 97

4 Wiraswasta 22

5 Pensiunan 10

6 Mahasiswa 53

7 Pelajar 11

Jumlah 236

1. Keadaan sosial ekonomi a. Sosial

(44)

b. Ekonomi

Ekonomi masyarakat jalan Langen Rejo Gendongan adalah termasuk cukup atau sedang. Karena sebagai penduduknya bekerja sebagai Pengawai Negeri Sipil, guru dan dosen, sehingga pada akhirnya nantinya lambat laun masyarakat Jalan Langen Rejo akan maju, dikarenakan sebagian penduduknya berpendidikan tinggi 2. Kondisi keluarga kurang mampu Desa Langan Rejo Gendongan

TABEL VI

KONDISI KELUARGA KURANG MAMPU No Nama Keluarga Miskin Alamat

(45)

Dalam tabel di atas mengenai keluarga kurang mampu dapat ditentukan dengan kriteria yang memilih didapatkan informasi dari ketua RW Jalan Langen Rejo Gendongan, kriteria itu antara lain:

a. Tidak mempunyai pekerjaan tetap b. Berpenghasilan rendah

c. Tidak mempunyai tanah sendiri dalam mendirikan rumah atau tanah sewaan

d. Pengangguran

e. Makan sehari-hari hanya dua kali sehari tidak penuh

6. Keadaan keluarga kurang mampu di Desa Jalan Langen Rejo Gendongan Dilihat dari tabel VI dimana keadaan keluarga kurang mampu jalan Langen Rejo gendongan Salatiga sangat stabil dan tidak terlalu banyak atau standar, bahkan dibilang tidak terlalu baik atau sangat parah sekali atau seimbang dengan keadaan keluarga mampu

7. Tingkat pendidikan keluarga kurang mampu di Desa Langen Rejo Gendongan

Dilihat dari daftar tabel IV tentang komposisi tingkat pendidikan dilihat dari data tersebut dapat dikategorikan bahwa jalan Langen Rejo kelurahan Gendongan Salatiga dari :

a. Tingkat kelulusan dari SD – perguruan tinggi sangat signifikan atau sudah dibilang sangat maju

(46)

Jadi dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tingkatan kependidikan masyarakat jalan Langen Rejo Kelurahan Gendongan sudah sangat baik atau sudah sangat maju dan mempunyai sdm yang bisa diandalkan dalam sebuah kehidupan dan membangun Langen Rejo Kelurahan Gendongan untuk lebih maju dibandingkan dengan desa lain di tahun depan.

B. Laporan Hasil Penelitian

Dalam laporan ini peneliti akan menyajikan laporan penelitian yang berisikan tentang:

1. Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat Langen Rejo 2. Bagaimana keluarga kurang mampu dalam menyekolahkan

anaknya untuk mendapatkan data-data yang valid dan dapat dipercaya, maka peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(47)

Daftar Responden Wawancara

23 Fx. Harry Prasetyo Perum Perhutani

24 Didik Wiraswasta

25 Nugroho Budi S. Wiraswasta

26 Maryono Pur. TNI

27 Saripah Buruh

(48)

No Nama Pekerjaan/profesi

29 Sugiono Swasta

30 Nanik Buruh

31 Y. Soedjto Pur. TNI

32 Ranti Saputri RT

33 Joko S. B. K Guru

34 Y. Wahyu K Karyawan

35 Mamik S.K Swasta

36 Sudjono Dinas Perhubungan

37 Endang Rianti Karyawan

38 Prastini Swasta

39 Dra. Triyani Guru

40 Sunardi Buruh

41 Haryono Wiraswasta

42 Stekanus Pensiunan Pur. ABRI

43 Udiyanto Wiraswasta

44 Sudjono Karyawan

45 Sunarsih Buruh

46 Lestiyorini Wiraswasta

47 Noto Oetomo PNS

48 Sri Sumarni Buruh

49 Heri P Buruh

(49)

1. Keadaan pendidikan masyarakat Langen Rejo Gendongan Salatiga Desa Lengen Rejo yang terletak antara perbatasan kota dan beberapa desa, mempunyai keunikan tersendiri dari berbagai pekerjaan, umur, pendidikan, jenis kelamin maupun agama dan perbagai hal yang lainnya. Masyarakat Langen Rejo juga sangat beragam dri berbagai elemen pekerjaan maupun pendidikan. Berdasarkan data-data dan pernyataan-pernyataan dari responden maupun dari data-data RT, dan RW juga, beberapa sumber yang bisa dipertanggung jawabkan, bagaimana keadaan pendidikan masyarakat Jalan Langen Rejo akan dijabarkan oleh peneliti dalam laporan ini.

Bila dilihat dari segi pekerjaan dan penghidupan masyarakat Jalan Langen Rejo sangat beraneka ragam, dan rata-rata dari mereka mempunyai pekerjaan yang mungkin sudah sangat lebih dari layak.

(50)

Berkaitan dengan masalah pendidikan dari pemantauan atau survei yang peneliti lakukan maupun dari data-data yang ada di lapangan, masyarakat Desa Langen Rejo mempunyai perhatian besar tentang pendidikan. Kenapa bisa dibilang begitu, karena disebabkan sebagian masyarakat Langen Rejo dalam masalah pendidikan sudah sangat tinggi ini bisa dilihat dari data-data yang diperoleh di lapangan, bahwa masyarakat Langen Rejo rata-rata mengecam pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi sudah terpenuhi semua di dalam data tersebut. Mengenai pendidikan mereka mengartikan bahwa pendidikan merupakan suatu yang sangat berarti bagi mereka, meskipun kebanyakan ekonomi mereka tidak mendukung dalam menempuh jenjang pendidikan yang sangat tinggi. Namun keinginan mereka dalam menyekolahkan anaknya sangat besar sekali, ini bisa dibuktikan dengan data yang peneliti kumpulkan dalam tabel IV yang membahas tingkat pendidikan.

(51)

Jadi dengan melihat apa yang dari data penelitian tersebut, bahwa pendidikan masyarakat Langen Rejo sudah sangat tinggi dan masyarakatnya sudah mengutamakan pendidikan dalam kehidupan bagi anak- anaknya di setiap keluarganya.

Dilihat dalam pekerjaan pula, kebanyakan mereka mempunyai pekerjaan sudah cukup mapan, ini juga bisa dilihat dari data yang penliti kumpulkan dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah pekerjaan pegawai negeri sipil sekitar 20 orang, pensiunan 23 orang, dan mahasiswa dan pelajar sekitar 640 orang, dan wiraswasta dan swasta berjumlah sekitar 119 orang. Meskipun wiraswasta dan swasta begitu banyak namun jumlah mahasiswa dan pelajar tak kalah banyak ini dapat membuktikan bahwa keadaan pendidikan masyarakat Langen Rejo sudah cukup mapan.

Untuk memberi gambaran yang nyata bahwa keadaan pendidikan masyarakat Langen Rejo sudah cukup tinggi dan baik, maka peneliti akan memberi laporan dari wawancara yang dilakukan dilapangan dengan beberapa responde dari masyarakat Langen Rejo. Wawancara yang pertama ini peneliti lakukan kepada

(52)

Meskipun latar belakang pendidikan bapak Prastiwo dan ibu Kastini tidak terlalu tinggi hanya sampai sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama ,bahkan tidak sampai sampai keperguruan tinggi, namun semangat bapak Prastiwo dan ibu Kastini sang istri dalam masalah pendidikan untuk anak-anaknya begitu tinggi untuk keluarganya terutama kedua anaknya tersebut

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak Prastiwo serta ibu Kastini. bapak Prastiwo maupun ibu Kastini menceritakan bahwa orang tua mereka berdua atau keluarga dari bapak Prastiwo maupun keluarga ibu Kastini dulu sangat mengedepankan pendidikan bagi anak - anaknya, berkaitan dengan hal tersebut bapak Prastiwo dan ibu Kastini memaparkan kepada peneliti yaitu: Mereka juga mempunyai keinginan untuk menyekolahkan anak – anaknya agar mendapatkan pendidikan yang lebih dari mereka, Meskipun penghasilan sebagai karyawan sedikit, namun bapak Prastiwo dan ibu Kastini tetap menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi, walaupun harga kebutuhan dan bbm naik, serta biaya pendidikan juga naik, sampai kuliah.

(53)

Berbeda lagi dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan keluarga bapak Bulyodi beserta istri yang bernama Suyanti yang mempunyai dua orang anak yang bernama Nanang Sutrsino dan Ariyanto. bapak Bulyadi yang bekerja sebagai buruh dan satpam serta ibu Suyanti yang bekerja sebagai pedagang kecil, dalam masalah pendidikan bapak Bulyadi dan ibu Suyanti untuk anak-anaknya juga mempunyai perhatian yang cukup besar, meskipun latar belakang pendidikan mereka berdua hanya sampai sekolah dasar, tapi bapak Bulyadi dan ibu Suyanti tidak ingin anaknya mempunyai pendidikan sama seperti mereka, melihat penghasilan bapak Bulyadi yang kadang tidak menentu dan penghasilan ibu Suyanti juga tidak menentu pula, namun bapak Bulyadi dan Ibu Suyanti berusaha keras agar anaknya tetap mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari mereka, walaupun dengan berbagai cara mulai dari menambah pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan mereka dalam menyekolahkan anaknya sehingga anaknya tidak putus sekolah.

(54)

Lain halnya dengan keluarga Bapak Subroto dan ibu Soeriyah sebagai istri. Bapak Subroto yang bekerja sebagai pengemudi dan ibu Soeriyah hanya sebagai ibu rumah tangga, mempunyai tekad untuk menyekolahkan anaknya dari sekolah dasar samapai keperguruan tinggi.

Bapak Subroto dan Ibu Soeriyah yang mempunyai 2 anak laki-laki yang bernama Joko Sulistyanto dan Firman Adi Setiawan, menginginkan supaya kedua anaknya mendapatkan pendidikan dasar sampai keperguruan tinggi, meskipun penghasilan bapak Subroto sebagai supir tidak seberapa, tetapi beliau cukupkan untuk membiayai anaknya melanjutkan pendidikan.

Meskipun pendidikan sekarang mahal,namun tekad bapak Soebroto menyekolahkan anaknya sangat besar, walaupun penghasilan tidak terlalu mencukupi untuk hal itu, tetapi bapak Soebroto tetap berusaha keras untuk memernuhi kebutuhan pokok dan membiayai sekolah anaknya.

(55)

Berbeda pula dengan keluarga bapak Udiyanto dan ibu Rini Prihati sebagai Istri. Pekerjaan bapak Udiyanto sebagai montir sedangkan ibu Rini Prihari sebagai ibu rumah tangga. bapak Udiyanto mempunyai dua orang anak , 1 laki - laki dan 1 perempuan yang mempunyai nama Setyawan dan Rahma Agustin. bapak Udiyanto yang berlatar Pendidikan SMU sedangkan Ibu Rini berpendidikan SLTP.

Penghasilan bapak Udiyanto sebagai seorang montir sudah lebih dari cukup , bisa memenuhi kebutuhan sehari- hari dan membiayai pendidikan ke 2 anak- anaknya.Meskipun demikian Ibu Rini tidak tinggal diam, beliau juga ikut meringankan beban suaminya. Tujuan bapak Udiyanto beserta istri mempunyai keinginan agar ke 2 anaknya mendapatkan perbekalan ilmu lebih serta mendapatkan juga pendidikan yang lebih dari bapak Udiyanto dan ibu Rini.

Oleh sebab itu, bapak Udiyanto dan sang istri berusaha keras agar anaknya mendapatkan pendidikan lebih tinggi dari mereka, apalagi dengan kondisi saat ini, Yang mana kebutuhan pokok, bahan bakar minyak serat buku pelajaran yang mahal harganya.

(56)

Ternyata hal itu membuktikan , Dengan usaha yang keras dari bapak dan ibu Udiyanto bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus Sekolah Tehnik Menengah dan anak perempuanya duduk di bangku sekolah menengah pertama ( wawancara di rumah bapak Udiyanto : 2008: 1 Februari).

Itulah beberapa laporan yang peneliti sampaikan dalam laporan mengenai keadaan pendidikan masyarakat langen Rejo

2. Usaha Keluarga kurang mampu dalam menyekolahkan anaknya

Kondisi dan keadaan masyarakat Langen Rejo Gendongan Salatiga beraneka ragam, mulai dari tingkat pendidikan, mata pencaharian, agama dan segi sosial budaya dan ekonomi. Masyarakat jalan Langen Rejo dilihat dalam masalah pendidikan yang meliputi tingkat kelulusan dan tingkat pendidikan, bahkan mata pencaharian sudah sangat baik dan seimbang satu sama lainnya.

(57)

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Lulus SD 53

2 Lulus SMP 43

3 Lulus SMA 129

4 Lulus perguruan tinggi 53

Dapat dilihat dari tabel di atas bagaimana masyarakat Desa Langen Rejo sangat mementingkat pendidikan bagi keluarganya untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan, mulai dari keluarga atas, menengah, maupun ekonomi lemah dari data di atas peneliti akan melaporkan bagaimana usaha dari keluarga kurang mampu yang mempunyai ekonomi lemah dalam menyekolahkan anaknya untuk bisa mendapatkan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.

Melihat kondisi seperti sekarang ini banyak keluarga kurang mampu sangat susah untuk menyekolahkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini dikarenakan biaya pendidikan yang sudah sangat mahal yang mana sudah dijelaskan dalam laporan tentang pandangan keluarga kurang mampu mengenai biaya pendidikan sekarang ini.

(58)

mereka berusaha menyekolahkan anaknya dengan berbagai cara agar anaknya dapat bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak, walaupun biaya pendidikan mahal, mereka sangat bersemangat dalam menyekolahkan anaknya dengan keadaan ekonomi yang sangat lemah dan pendapatan yang tidak menentu setiap bulannya.

Untuk menguatkan akan pendapat di atas, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa keluarga kurang mampu maupun keluarga mampu di Langen Rejo.

Wawancara pertama ini peneliti lakukan dengan keluarag ibu Nanik (40 tahun), ibu Nanik yang hidup sebagai seorang janda dan mempunyai 1 orang anak perempuan yang bernama Meri, dari dalam keseharian ibu Nanik yang mempunyai pekerjaan hanya sebagai penjual makanan kecil ini punya semangat yang tinggi dalam masalah pendidikan, dalam hal menyekolahkan anaknya yang bernama Meri, sebentar lagi akan melanjutkan dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama.

(59)

ekonomi dia tidak memungkinkan untuk membiayai biaya pendidikan anaknya untuk bersekolah yang semakin mahal, ibu Nanik tidak putus asa untuk mencari uang demi masa depan anaknya dikemudian hari, dan menaruh harapan besar untuk anaknya agar dapat menjadi kebanggan orang tuanya, masyarakat.

Ibu Nanik juga ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang layak seperti keluarga mampu di atas ibu Nanik, terkadang untuk memenuhi biaya pendidikan anaknya ibu Nanik meminjam modal uang untuk pembuatan makanan kecil dari tetangga itu. Ibu Nanik lakukan untuk dapat membiayai sekolah anaknya maupun kebutuhan sehari - hari walaupun itu belum cukup (Wawancara di rumah Bu Nanik pukul 10.00 – 12.00 wib Minggu dan Senin ,2008 : 17- 18 Februari ).

Berbeda pula upaya yang dilakukan oleh keluarga Siswanto (51 tahun) dan istrinya Jumirah (36 tahun) dalam usaha menyekolahkan anaknya dalam keadaan saat ini. Bapak Siswanto yang bekerja sebagai buruh dan ibu Jumirah sebagai pembantu rumah tangga dan membantu dalam membuat makanan pesanan untuk pesta besar ataupun hajatan atau disebut dengan catering, dari wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak Siswanto maupun ibu Jumirah.

(60)

Siswanto maupun ibu Jumirah mulai dari biaya praktek, biaya buku-buku, pengeluaran yang lainnya, seperti praktek di lapangan bahkan darma wisata.

Bapak Siswanto dan ibu Jumirah sudah mengantisipasi akan banyaknya iuran itu yang harus dibayar, walaupun penghasilan mereka berdua sangat kurang, akan tetapi demi masa depan anaknya dan agar anaknya dapat memperoleh pendidikan dan melanjutkan sekolahnya, bapak dan ibu Siswanto melakukan berbagai hal cara untuk mencukupi

kebutuhan pembiayaan pendidikan anaknya yang bernama Dewi, diantaranya: mencari pekerjaan tambahan dengan membantu tetangga

membuat makanan untuk catering, menjagakan anak tetangga yang dilakukan oleh ibu Jumirah, sedangkan bapak Siswanto dengan bekerja menjadi pengantar catering dimana istrinya bekerja, dan bahkan sebagai pekerja bangunan, semua mereka lakukan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari mereka dan bapak Siswanto maupun ibu Jumirah sang istri ingin anaknya bisa sampai ke perguruan tinggi, dan tidak ingin anaknya sama dengan pendidikan bapak Siswanto maupun ibu Jumirah hanya sampai sltp.

(61)

Lain halnya dengan pernyataan keluarga bapak Margono dengan istrinya yang bernama Tuminem, bagaimana bapak Margono maupun ibu Tuminem mengenai pendidikan bagi anak - anaknya.

Bapak Margono pekerja swasta dan ibu Tuminem yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mempunyai pendapat lain tentang pendidikan, khususnya bagi anak-anaknya. bapak Margono dan ibu Tuminen yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang bernama Slamet Sugiarto dan Haryanto, dimana pekerjaan bapak Margono yang tidak menentu, kadang bekerja sebagai penebang pohon, kadang kala sebagai pemeliharaan penitipan kambing tetangganya dan kadang kala sebagai kuli bangunan yang mana penghasilan dari pekerjaan tersebut tidak terlalu besar, kadang sehari mendapatkan 50 – 80 ribu untuk penitipan kambing tetangganya yang dipelihara oleh bapak Margono yang diberikan 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali.

(62)

hasil dari semuanya itu bapak Margono bersyukur sekali dikarenakan dari hasil tersebut uangnya dapat digunakan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dan sisanya untuk menyekolahkan anaknya.

Bagi bapak Margono pendidikan itu sangat penting bangi anaknya kelak maupun bekal kehidupan. bapak Margono yang berpendidikan sekolah dasar dan sang istri Tuminem juga berpendidikan hanya sekolah dasar saja, sangat berharap anaknya kelak mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari bapak Margono maupun ibu Tuminem, meskipun penghasilan bapak Margono dan Ibu Tuminem tidak terlalu besar, mereka yakin dan bersemangat mampu membiaya pendidikan anaknya sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibanging dengan pendidikan bapak Margono maupun ibu Tuminen. Ini dibuktikan dengan kerja keras bapak Margono untuk keluarga maupun untuk anaknya yang sudah dijelaskan oleh peneliti tadi.

Bapak Margono maupun ibu Tuminem berkeinginan agar anaknya lebih maju dari bapak Margono maupu ibu Tuminem dalam hal pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari bila anaknya sudah berumah tangga.Walaupun biaya-biaya sekarang semakin membengkak khusus dalam pendidikan dan umumnya pada kebutuhan sehari-hari.

(63)

Untuk membantu suaminya dalam membiayai pendidikan dan kebutuhan sehari-hari ibu Tuminem juga berjualan makanan kecil-kecilan yang berupa kerupuk rambak, dimana kerupuk rambak itu disetorkan ke warung-warung tetangganya untuk dijualkan, meskipun hasil dari berjualan kerupuk itu tidak terlalu membantu akan tetapi ibu Margono sudah berusaha untuk membantu suaminya (bapak Margono) dalam membiayai sekolah anaknya, entah untuk transport anaknya bersekolah, maupun uang saku untuk anaknya. Hasil kerja keras bapak dan ibu Margono mendapatkan hasil. Kedua anak laki-lakinya kini sudah lulus sampai SLTA yaitu Slamet Sugiarto dan Haryono yang mana anaknya kini sudah bekerja. Dua - duanya diperusahaan (pabrik) dan salah satu anak laki – lakinya sudah berumah tangga.

Walaupun tidak sampai menyekolahkan anaknya sampai jenjang kuliah, namun bapak Margono dan ibu Tuminen sudah senang, yang terpenting bagi bapak dan ibu Margono anak-anaknya mendapatkan

pendidikan yang lebih dari bapak atau ibu Margono sudah kesampain

(Wawancara di ruamh Bapak Margono pukul 15.00 – 16.30 Kamis dan Jumat ,2008 : 21-

22 Februari ).

(64)

Anak bapak Mulyono dan ibu Erta Nuraini yang sekarang duduk di sekolah dasar kelas 6, sedangkan Duta Wijaya masih duduk di TK nol kecil. bapak Mulyono dan ibu Erta Nuraini yang hanya lulus sampai SLTA dan SLTP, secara singkat memberi penjelasan kepada peneliti/menceritakan bagaimana upaya bapak Mulyono dan ibu Erta Nuraini dalam menyekolahkan kedua buah harinya Dicky dan Duta Wijaya.

Bapak Mulyono dan ibu Erta Nuraini (sang istri) yang mempunyai penghasilan yang rata-rata dari cukup sekitar 400 ribu perbutan, dalam masalah menyekolahkan anaknya bapak Mulyono maupun ibu Erts Nuraini mempunyai perioritas tersendiri dengan penghasilan antara 400 ribu itu perbulan, dimana dengan penghasilan tersebut bapak Mulyono membagi penghasilan untuk biaya kebutuhan sehari-hari dan khusus untuk biaya sekolah anaknya.

(65)

Bapak Mulyono dan ibu Erta Nuraini berusaha keras dalam membiayai pendidikan anaknya sampai kejenjang lebih tinggi, dan atas kerja sama ibu erta maupun bapak Mulyono akhirnya anaknya sekarang pertama duduk di kelas 6 dan sebentar lagi masuk sekolah tingkat pertama atau SLTP, begitu pula juga anaknya yang kedua akan masuk TK kecil, inilah kerja sama bapak Mulyono maupun ibu Erta Nuraini mampu membangun rumahnya dan menyekolahkan anaknya, dengan manajemen yang mereka kelola, sehingga mampu membangun pendidikan bagi anak-anaknya secara teratur, dengan penghasilan yang minim (Wawancara di rumah bapak Mulyono pukul 16.00 -17.00 Sabtu dan Minggu,23- 24 Februari).

Berbeda pula yang dinyatakan oleh responde lain kepada peneliti dari keluarga Suwarno dan ibu Sujinem sebagai sang istri mengenai usaha keluarga kurang mampu dalam menyekolahkan untuk mendapatkan pendidikan.

Bapak Suwarno yang bekerja sebagai buruh pasar dan ibu Sujinem sebagai ibu rumah tangga ini mempunyai 2 anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan yang bernama Agus Widodo dan Riris Setyowati, dimana kedua anak Bapak dan Ibu Suwarno sudah menempuh pendidikan dasar sampai yang terakhir adalah sekolah menengah atas.

(66)

Bapak Suwarno yang bekerja sebagai buruh di sebuah pasar atau kuli angkut barang di sebuah agen toko untuk kebutuhan pokok, dimana penghasilan dari kuli di toko agen itu sebesar 350 ribu perbulan, tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya-biaya yang lain, yaitu untuk membayar listrik, air dan uang saku untuk anaknya sekolah serta membayar uang bulanan pendidikan anaknya (SPP), dengan biaya-biaya itu serta kebutuhan sehari-hari mungkin saja kata bapak Suwarno dalam wawancara itu dengan peneliti mungkin tidak akan cukup, apalgi untuk membayar uang pendidikan anak - anaknya.

Namun bapak Suwarno beserta sang istrinya ibu Sujinem tidak putus asa dalam hal membiayai pendidikan anak - anaknya, dengan kata lain untuk menutupi kebutuhan pendidikan anaknya Widodo dan Riris, Ibu Sujinem sebagai sang istri membantu dengan berjualan makanan kecil yang dijual di warung-warung.

Walaupun hasilnya tidak besar namun dapat menutupi untuk membantu suaminya dalam membiayai atau membayar uang bulanan pendidikan kedua anaknya, karena prinsip bapak Suwarno dan Ibu Sujinem yaitu ingin kedua anaknya agar tetap mendapatkan pendidikan atau melanjutkan sekolah yang lebih tinggi dari bapak Suwarno maupun ibu Sujinem.

(67)

maupun bapak Suwarno terkadang meminjam uang tetangganya yang mempunyai penghasilan yang lebih dari Bapak Suwarno dan ibu Sujinem untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam membiayai pendidikan anaknya dan membayar uang SPP perbulan untuk kedua anaknya (Widodo dan Riris) dan dari singkat wawancara terakhir dengan bapak Suwarno dan ibu Sujinem.

Bapak Suwarno dan ibu Sujinem berkata walaupun dalam menyekolahkan anak - anak tidak sampai ketingkat pendidikan yang lebih tinggi sampai ke perguruan tinggi dan hanya sampai ke sekolah lanjutan Namun bapak Suwarno maupun sang istri ibu Sujinem sangat

senang dengan kerja keras mereka yang menginginkan anaknya tetap sekolah sampai ke tingkat SMA sudah tercapai.

Serta sesuai dengan keinginan mereka dan kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan lanjutan tingkat atas sudah terpenuhi, kata bapak Suwarno dan ibu Sujinem di akhir wawancara. (Wawancara dilakukan di rumah Bapak Suwarno pukul 15.00- 16.30. 2008: 24- 25 Februari).

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka usaha yang dilakukan keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan formal : 1. Berusaha keras dalam bekerja tanpa putus asa a gar anaknya dapat

sekolah.

(68)
(69)

BAB IV

ANALISIS LAPORAN PENELITIAN

A. Analisis Tentang Kondisi Pendidikan Keluarga Kurang Mampu Langen Rejo Gendongan

Pada analisis pertama ini peneliti akan menganalisa bagaimana keadaan pendidikan keluarga kurang mampu di Langen Rejo sesuai dengan Tabel IV dan Laporan yang ada di BAB III tentang kondisi pendidikan keluarga kurang mampu di Langen Rejo.

Tabel IV

Komponen Menurut Tingkat Pendidikan Masyarakat

Langen Rejo

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Perguruan Tinggi 11

2 Sekolah Dasar 19

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 13

4 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 2

5 Lulus Sekolah Dasar 53

6 Lulus Lanjutan Tingkat Pertama 43

7 Lulus Lanjutan Tingkat Atas 129

8 Tidak Sekolah 10

9 Lulus perguruan tinggi 53

(70)

Bila dilihat dari data tersebut, bagaimana tingkat pendidikan masyarakat Langen Rejo bisa digolongkan sudah tinggi terlihat dari hasil wawancara dari ketuaRT dan RW setempat.

Maka dari hasil itu bisa dikatakan bahwa sebagian masyarakat Langen Rejo sudah memperhatikan pendidikan,hal ini terlihat dalam tabel IV tingkat Pendidikan pada bab III. Mereka juga sudah mempunyai pemikiran maju mengenai pendidikan, yaitu apabila orang mempunyai pendidikan berarti mempunyai bekal kehidupan yang lebih baik dan juga bisa berguna dalam keluarga,Bangsa maupun negara,selain itu dengan pendidikan itu pula kemajuan suatu bangsa akan terlihat apabila seluruh rakyatnya memperoleh pendidikan secara maksimal dan merata, Sehingga nantinya akan tercipta Sumber Daya Manusia yang bisa memajukan bangsa maupun negara melalui intlektual dan pemikiran – pemikiran yang maju dalam membangun bangsa, negara maupun kehidupan keluarga sendiri.

(71)

Meskipun ada juga yang tidak menamatkan sekolah namun dengan data dalam bab III sudah membuktikan bahwa pendidikan sudah mampu di tempuh oleh semua masyarakat Langen Rejo mulia dari keluarga ekonomi menengah atas sampai keluarga ekonomi menengah kebawah, dalam segi pekerjaan masyarakat Langen Rejorata – rata jadi guru,dan yang paling terendah buruh,karena pendidikan yang merata di masyarakat Langen Rejo,Sehingga mempengaruhi pula pekerjaan mereka serta perekonomian mereka ini pula membuktikan bahwa pendidikan yang merata mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta meningkatkan taraf ekonomi manusia seluruhnya.

Kemajuan suatu bangsa daerah,maupun suatu wilayah itu dapat tercapai dengan baik bila pendidikan itu dapat diperoleh oleh semua lapisan masyarakat maupun warga negara secara menyeluruh dan merata.

Pendidikan itu sendiri adalah suatu pilar kehidupan suatu bangsa juga masa depan suatu bangsa dalam menyelenggarakan pendidikan nasional.

(72)

berahlak mulia, berilmu,cakap kreatif, mandiridan menjadi negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Melihat urian tadi jelas bahwa pendidikan itu harus diperoleh manusia secara menyeluruh, bahkan dalam islam setiap umatnya wajib menempuh pendidikan baik laki – laki maupun perempuan tanpa kecuali. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadist yang berbunyi :

)

Artinya : “Mencari ilmu hukumnya wajib bagi muslim dan muslimat “ ( H.R Ibnu Abdil Bari )

Hadist diatas menyebutkan,serta menjelaskan bahwa orang Islam wajib menuntut ilmu tanpa kecuali baik laki – laki maupun perempuan.

Namun melihat pendidikan zaman sekarang ini sangat sulit didapatkan oleh semua rakyat secara menyeluruh dalam aspek kehidupan, mulai tingkat ekonomi sedang sampai ekonomi lemah sebagaimana diwakilkan oleh pernyataan sesepuh masyarakat Langenm Rejo(wawancara di rumah Bapak Prastiwo,29 JANUARI :2008).

(73)

Hal ini bertolak belakang dengan tujuan pendidikan nasional untuk saat ini, karena pendidikan sekarang ini semakin jauh dari visi kerakyatan contohnya saja lembaga – lembaga pendidikan saat ini begitu banyak mementingkan segi komersial tanpa mengedepankan kualitas,sehingga makin memperjelas sisikapitalisme pendidikan negaraini. Pendidikan yang diperuntukkan bagi semua kalangan hanya berpihak kepada kalangan berduit saja, karena mereka dapat membayar pendidikan dengan uang, sedangkan bagi kalangan tidak mampu banyak yang berhenti dalam melanjutkan studi karena tidak mampu untuk membayar pendidikan, padahal pada dasarnya pendidikan itu diperoleh manusia sejak lahir sampai meninggal atau pendidikan seumur hidup.

Sebagaimana Eko Prasetyo mengutip pernyataamn dari Prof.Proopet Lodge seorang pakar pendidikan kontermporer ,beliau berkata “ Hidup ini adalah proses pendidikan ,dan pendidikan itu sendiri adalah kehidupan dengan kata lain pendidikan adalah seumur hidup”( Eko prasetyo,2008 :121).

(74)

Padahal dalam undang– undang pemerintah harus menyediakan penghidupan dan pendidikan yang layak bagi warga negaranya,namun apa yang terjadi malahan pemerintahbelum memberikan jalan kemudahan bagiwarga negaranya yang kurang mampu untuk memperoleh pendidikan,karena biayayang semakin mahal. Akibatnya Rakyat yang kurang mampu tidak menyekolahkan anaknya untuk memperoleh pendidikan karena biaya pendidikan yang mahal.

Meskipun pemerintah sudah berusaha memberikan anggran 20 % untuk pendidikan,namun tidak dapat dipungkiri masih banyak rakyat yang belum mendapatkan pendidikan. Hal ini karena anggaran 20 % tersebut belum sepenuhnya diberikan pemerintah untuk membantu meringankan rakyatnya yang kurang mampu dalam biaya pendidikan yang begitu mahal.

Menurut Eko Prasetyo (2008 :35),”Pendidikan kita sekarng masih condong ke feodalisme dan kapitalisme sehingga rakyat kecil tidakmencicipinya“. Dari bukunya yang berjudul Pendidikan Kritis .

(75)

Bila hal itu sudah terpenuhi maka negara Indonesia akan menjadi negara yang mampu dalam menyejahterakan seluruh rakyatnya dengan pendidikan yang merata, serta mengurangi anak putu ssekolah,dan juga bisa melaksanakan wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. B. Analisis Tentang Biaya Pendidikan Dalam Pandangan Masyarakat

Langen Rejodan Bantuan Operasioanal Sekolah. 1. Analisis Tentang Biaya Pendidikan

Dunia pendidikan tidak akan bisa terlepaskan dengan adanya suatu alat yang bisa menunjang berlangsungnya pendidikan,akan memperlancar pendidikan menjadi berkembang dan maju, alat yang dimaksud adalah biaya

– biaya itu sendiri sering dikaitkan dengan jumlah nominal yang berupa uang. Biasanya biaya tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pendidikan misalnya biaya operasionalsekolah berupa fisik peralatan sekolah, buku- buku untuk pegangan siswa, gaji guru (wiyata) maupun yang lainnya. Biaya pendidikanitu meliputi biaya langsungdanbiayatidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya yang dikeluarkan pemerintah orang tua siswa, maupunsiswa itu sendiri. Sedangkan Biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk waktu siswa mengikuti pembelajaran dilembaga sekolah“( Thomas Jane,1976: 35 ).

(76)

sekolah dalam kenyataannya melihat permasalahan pendidikan kita sekarang ini sangat memprihatinkan.

Bahkan pakar – pakar pendidikan memberikan perhatian besar, Karena persoalan biaya pendidikan sekarang ini menjadi beban bagi masyarakat marginal (kalangan bawah) untuk mendapatkan pendidikan secara penuh.

Fenomena biaya pendidikan yang begitu mahal untuk kalangan Ekonomi menengah bawah yangmendera negeri ini sudah merupakan permasalahan lama bahkanpemerintah saat ini saja belumbisa memberikan jalankeluardalam mengatasi biaya pendidikanyangbegitu mahal bagi kalanganEkonomi menengah kebawah.

Meskipun pemerintah sudah memberikan segala cara untuk mengatasi biaya pendidikan yang menjadi murah bagi keluarga kurang mampu misalnya dengan memberikan bantuan operasional sekolah (bos), serta gerakan orang tuaasuh (GN-OTA). Akan tetapi bantuan itu belum bisa untuk memperingankan beban biaya pendidikan, sehingga mereka belum dapat memperoleh pendidikan secara penuh .

Gambar

TABEL I JUMLAH PENDUDUK
TABEL III JUMLAH PENDIDIKAN
TABEL IV KOMPONEN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
TABEL V
+3

Referensi

Dokumen terkait

يأ اهلبق ام ناكو ُلَعْفَ ي نزو ىلع فوجأ نم ةكرحتم ايع ءايلا تعقو نأ لاعإا عون نمو ،اهلبق ام ىإ اهتكرح تلق ف احيحص ا كاس نشلا فرح ي اهكرحتل افلأ ءايلا بلقتف يلصأ

Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Data hujan pengamatan berupa besarnya hujan titik yang terjadi di lapangan, sedangkan data hujan satelit TRMM 3B42, TRMM 3B42RT, GPM dan PERSIANN CCS berupa besarnya

Formulir Isian Data riwayat Pekerjaan / Jabatan.. BIRO KEPEGAWAIAN -

Adapun Dokumen asli dan salinan yang harus dibawa pada saat pembuktian kualifikasi adalah seperti yang diupload pada Sistem LPSE Provinsi DKI Jakarta. Apabila

Mengacu kepada respons yang sangat positip dari para mantan peserta magang dan para Pimpinan PTN/PTS baru tersebut terhadap hasil yang diperoleh dari kegiatan program

Melihat masih tingginya insidensi ADB pada balita dan beranekaragamnya jenis makanan setiap anak dengan komposisi dan jumlah yang berbeda-beda, maka penelitian

Sistem Informasi ini dapat memberikan informasi transaksi pasien setiap kali pasien berobat mulai dari pendaftaran, pemeriksaan yang dilakukan serta pembelian