• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV, V, VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013-2014 DI MADRASAH IBTIDAIYAH WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV, V, VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013-2014 DI MADRASAH IBTIDAIYAH WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV, V, VI SEMESTER II TAHUN

PELAJARAN 2013-2014 DI MADRASAH IBTIDAIYAH

WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

OLEH :

PRIYANTO

NIM : 11411007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

M O T T O

Jangan menganggap tugas belajarmu sebagai sebuah kewajiban,

melainkan pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan yang patut

dibuat iri, sebuah kesempatan untuk menikmati betapa indahnya

dunia ilmu pengetahuan, kepuasan hati yang diberikannya serta

manfaat yang akan diterima oleh masyarakat

apabila jerih payahmu berhasil

(Sebuah nasihat bagi seorang mahasiswa Princeton, AS dari Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Istriku tercinta, Terima kasih atas segala pengorbanan,

dorongan dan kesabaranmu. Anak-anakku tersayang,

Peluk ciumku sebagai ungkapan cinta yang tulus dan

terima kasih atas segala “cermin semangat”-mu,

menjadikan aku tabah mengarungi sulitnya hidup.

Kalianlah mutiara-mutiara dalam hati yang selalu

menjadi penumbuh semangat yang acapkali padam

dalam hidupku.

Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I yang telah

membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

Sahabat dan hadai toulan yang tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu per satu terima kasih atas

dukungan, motivasi dan doanya.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puja bagi Allah semata, sholawat kepada Rasulullah Muhammad

saw., juga keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga hari “akhir”, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya telah menjadikan penulis mampu menyelesaikan

Skripsi ini.

Maksud dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Agama Islam

STAIN Salatiga.

Dalam penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak yang telah turut membantu dan mendorong kelancaran

penyelesaian tulisan ini. Oleh karena itu melalui ruang ini penulis menghaturkan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak,

khususnya :

1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

2. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing, yang senantiasa

sabar memberikan koreksi dan pengarahan hingga selesainya penulisan

Skripsi ini sehingga penulis tidak akan melupakan masa-masa perjuangan

yang cukup berat selama menyelesaikannya

3. Bapak Ibu Dosen yang telah mendidik penulis di bangku perkuliahan

hinga masa akhir studi.

4. Keluargaku yang selalu berbagi perjuangan, keluh kesah, cerita dan ceria.

Semoga keluarga yang manis ini tidak akan berakhir.

5. Saudara-saudaraku di STAIN yang telaten membimbing, rekan-rekan

seperjuangan yang acapkali saling menyuport, yang senantiasa menemani

dan meneruskan perjuangan jihad di kampus.

Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat kepada semuanya dan

melipat-gandakan pahala sesuai amal baiknya. Amin.

Sekecil apapun karya ini, penulis berharap semoga hasil Skripsi ini akan

memberi manfaat bagi para pembaca, dan terutama akan dapat membantu

(8)

khususnya teman-teman mahasiswa yang akan memulai tugas akhir, sehingga

tulisan ini akan lebih berkembang dan semakin baik.

Penulis sadar tiada yang sempurna di dunia ini, tidak ada manusia yang

tidak lepas dari kesalahan, sehingga masih ditemui kekurangan dan

ketidaksempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis

nantikan.

Akhirnya, hanya Allahlah yang paling sempurna dan kita memohon

ampun atas segala khilaf dan dosa. Dan Allah S.W.T. di balik semua tujuan.

Dialah Pemberi Petunjuk ke jalan yang lurus.

Salatiga, September 2015

(9)

ABSTRAK

PRIYANTO, 2015. Hubungan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah

Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H. Nasafi, M.Pd.I.

Kata Kunci : Profesionalisme Guru, dan Prestasi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa. Namun dari berbagai faktor tersebut, yang sering dan paling berpengaruh adalah faktor guru PAI, karena guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian profesionalisme guru PAI dalam mengajar akan menentukan prestasi belajar PAI siswa.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui profesionalisme guru PAI di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, 2) Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, 3) Untuk mengetahui hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Hipotesis Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Istilah ... 9

G. Metode Penelitian... 10

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam ... 20

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 26

C. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam ... 30

(11)

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 38

B. Data Khusus Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45

B. Analisis Tiap-Tiap Variabel Penelitian ... 47

C. Pengujian Hipotesis ... 51

D. Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kepala Sekolah dan Guru MI Wonoyoso ... 40

Tabel 3.2 : Umur Responden ... 41

Tabel 3.3 : Jenis Kelamin Responden ... 41

Tabel 3.4 : Penilaian Profesionalisme Guru ... 43

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Slameto (2003:2),

prestasi belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun dari

berbagai faktor tersebut, yang sering dan paling berpengaruh adalah faktor

guru, karena guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas

sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang

berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan

moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan

yang siap hidup dengan tantangan zamannya (Kunandar, 2009:26).

Menurut peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala

BKN Nomor: 03/V/PB/2010 tahun 2010, yang dimaksud dengan guru adalah

pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Adapun yang

dimasud dengan profesional itu sendiri adalah pekerjaan atau kegiatan yang

(15)

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standart

mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU RI no. 14

th 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 4). Secara konseptual dijelaskan

oleh Depdikbud dan Johson (1980) yang dikutip oleh Martias Yamin (2008:5),

guru dapat dikatakan professional jika (1) Guru mampu menguasi materi

pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan

konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu, (2) Guru

mampu menguasai dan menghayati landasan dan wawasan kependidikan dan

keguruan, (3) Guru menguasai proses-proses kependidikan, keguruan dan

pembelajaran siswa. Dijelaskan pula oleh Umi Machmudah dan Abdul Wahab

Rosyidi (2008:5) guru dapat dikatakan professional jika guru memiliki

kemampuan: (1) Merumuskan system pembelajaran, (2) Melaksanakan system

pembelajaran, (3) Mengevaluasi system pembelajaran, (4) Mengembangkan

system pembelajaran.

Namun demikian sebagaimana dijelaskan oleh Anoraga dan Suyatni

(2001) bahwa profesionalisme tidak dapat hanya dilihat dari kemampuan

teknis yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Tetapi

profesionalisme juga menuntut kematangan etik dalam pribadi. Berdasarkan

penjelasan tersebut seorang pendidik dapat dikatakan professional jika yang

bersangkutan mengetahui dan menguasai kode etik pendidik sebagai bagian

dalam pribadinya. Dijelaskan oleh Majid dan Mudzakir (2006 : 97) kode etik

yang perlu dikuasai seorang pendidik, antara lain adalah :

1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

(16)

2. Bersikap peny

nyantun dan penyayang (Q.S Ali Imran: 159).

tas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’

59 sebagai berikut :

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu adap mereka. Sekiranya kamu bersikap ker lah mereka menjauhkan diri dari sekeliling mereka, mohonkanlah ampun bagi ratlah dengan mereka dalam urusan itu. Ke membulatkan tekad, Maka bertawakkallah ya Allah menyukai orang-orang yang bertaw

wibawaan dan kehormatannya dalam bertindak

atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Q

9 sebagai berikut :

r bagi seseorang manusia yang Allah berikan mah dan kenabian, lalu Dia berkata kep kamu menjadi penyembah-penyembahku bu

tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menja rena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan di elajarinya.

isebutkan dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ay

(17)

Artinya :

ya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tau itu) bagi orang yang mengharap (rahm ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

dalam al-Hasyr ayat 7

didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah o gnya kepada kamu jauhilah.”(Q.S. 59 al-Hasy

ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik gu

ewibawaan dan kehormatannya dalam be

un seorag guru adalah teladan atau cerm

kan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.

ah lembut dalam menghadapi peserta didik yan

a membinanya sampai pada taraf maksimal.

an sifat marah dalam menghadapi problem pes

emperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta d

ya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan

kebenaran sebagai acuan dalam proses pendid

tu datangnya dari peserta didik.

(18)

9. Menanamkan

n sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus m

una disampaikan pada peserta didik yang akh

rrub illallahi.

atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Q

at 5 sebagai berikut :

ereka tidak disuruh kecuali supaya menyemba keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan s berarti jauh dari syirik (mempersekutukan A tan), dan supaya mereka mendirikan shalat d

ang demikian itulah agama yang lurus."

njelasan di atas dapat dikatakan bahwa sikap

ngajar merupakan salah satu factor utama yan

u tidak terkecuali oleh Guru PAI dalam usah

siswa, lebih-lebih bagi prestasi belajar PAI se

dalam proses pembelajaran PAI sendiri yan

dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurn

ahagiaan dunia akhirat sebagaimana diu

4 : 71) sehingga profesionalisme guru menjad

pribadi oleh setiap Guru PAI. Kondisi tersebu

awal yang dilakukan oleh peneliti pada tangga

yoso Kecamatan Pringapus yang menun

guru PAI dalam mengajar masih dinilai rend

hwa guru sering terlambat masuk kelas sehingg

(19)

PAI siswa rebut sendiri di kelas, guru dalam menyampaikan materi hanya

menggunakan model ceramah sehingga siswa kelihatan antusias dalam

mengikuti pelajaran, guru dinilai kurang mampu melakukan komunikasi

dengan siswa secara baik dalam pembelajaran, dalam mengajar guru sering

hanya cenderung menggunakan LKS dan jarang menggunakan buku dektat

sebagai acuan saat penyampaian materi, dan guru kurang menguasai materi

yang diajarkan dengan baik. Akibat kondisi tersebut saat ini rata-rata prestasi

belajar PAI siswa hanya 6,5. Namun demikian untuk mengetahui kebenaran

fakta tersebut secara pasti peneliti perlu melakukan penelitian lebih seksama.

Untuk itu judul yang diajukan oleh peneliti adalah “Hubungan

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah variasi profesionalisme guru PAI di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?.

2. Bagaimanakah variasi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa

Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah

Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?.

3. Adakah hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

(20)

II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui profesionalisme guru PAI di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas

IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama

Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V,

VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian dan harus diuji kebenarannya lewat pengumpulan data-data dan

penganalisaan data penelitian (Azwar, Syaifuddin, 2003).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : ”Profesionalisme

Guru Pendidikan Agama Islam berhubungan dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

(21)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dan memberikan

sumbangan bagi pendidikan khususnya terkait dengan masalah hubungan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi tentang

hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI

semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan

khususnya bagi guru Mata Pelajaran Agama Islam untuk

melakukan evaluasi dalam usaha meningkatkan

profesionalismenya sebagai salah satu wujud nyata dalam

meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswanya

selama ini.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana implementasi teori-teori

(22)

lapangan khususnya terkait dengan hubungan profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam Siswa.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti

selanjutnya yang mengambil topik yang sama, yaitu tentang hubungan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa.

F. Definisi Istilah

Adapun istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar

Menurut Tulus Tu’u (2004:75) prestasi belajar merupakan penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan guru.

2. Profesionalisme Guru

Menurut Supriyadi (2011 : 43), profesionalisme dapat dipahami sebagai

kualitas dan tindak tanduk khusus yang merupakan ciri orang yang

(23)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah eksplanatori. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

eksplanatori adalah suatu jenis penelitian yang berusaha untuk menguji

hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara dua variabel

atau lebih. Dalam penelitian ini hubungan sebab akibat harus tampak

nyata. Hubungan sebab akibat ini disebut pula sebagai hubungan kausal.

Dari uraian tersebut jelas bahwa adanya sebab tertentu akan menimbulkan

akibat, dan tidak dibenarkan melihat akibatnya baru dicari-cari

penyebabnya (Sukandarrumidi, 2006 : 105).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai tanggal 6 sampai

dengan 12 Juli 2013.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang

lingkup yang ingin diteliti (Supramono dan Sugiarto, 2003 : 2). Dalam

penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa Kelas IV,

V, VI Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 yang

(24)

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang

ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau

menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya

(Supramono dan Sugiarto, 2003 : 13).

Mengingat jumlah populasi hanya 45 orang atau di bawah 100

maka semua populasi dalam penelitian ini diambil sebagai sampel

penelitian, sehingga penelitian ini dinamakan penelitian

populasi/sensus (Sugiyono, 2006:65).

4. Instrumen Penelitian a. Prestasi Belajar PAI

Prestasi belajar PAI Siswa dinyatakan dalam angka, huruf atau kalimat

yang dihimpun dalam buku raport dengan ketentuan nilai sebagai

berikut :

Nilai 8,0-9,0 lebih : Amat baik

Nilai 7,0-7,9 : Baik

Nilai 6,0-6,9 : Cukup

Nilai 0,0-6,0 : Kurang

b. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang

sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam

hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal

memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu

(Notoatmodjo, 2002 : 116). Dengan metode tersebut maka akan

diperoleh tanggapan responden atas daftar pertanyaan dalam kuesioner

(25)

pernyataan dalam kuesioner tersebut adalah sebanyak 18 item yang

dikembangkan dari penilaian profesionalisme guru menurut pendapat

Machmudah dan Rosyidi (2008:14), dan Majid dan Mudzakir (2006 :

97), yaitu: 1) Kemampuan guru memilih prioritas materi yang akan

diajarkan, 2) Kemampuan guru memilih dan menggunakan metode, 3)

Kemampuan guru memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada,

4) Kemampuan guru memilih bentuk pembelajaran yang tepat, 5)

Kemampuan guru menyajikan urutan pembelajaran yang tepat, 6)

Kemampuan guru melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses,

7) Kemampuan guru mengadministrasikan hasil evaluasi, 8)

Kemampuan guru mengoptimalisasi potensi peserta didik, 9)

Kemampuan guru mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut,

10) Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

terbuka serta tabah, 11) Bersikap penyantun dan penyayang, 12)

Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak, 13)

Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia, 14) Bersifat

lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal, 15)

Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta

didiknya, 16) Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta

didik, walaupun pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai

dengan masalah yang diajarkannya, 17) Menjadikan kebenaran sebagai

acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu datangnya

dari peserta didik, 18) Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik,

serta terus menerus mencari informasi guna disampaikan pada peserta

(26)

Adapun nilai untuk jawaban pernyataan adalah Nilai 1 untuk

pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), Nilai 2 untuk pilihan

jawaban Tidak Setuju (TS), Nilai 3 untuk pilihan Netral (N), Nilai 4

untuk pilihan jawaban Setuju (S), Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju

(SS).

5. Teknik Pengumpulan Data

Data-data penelitian dalam penelitian ini, diperoleh melalui

observasi, dan kuesioner.

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data

meliputi :

1) Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (Nilai raport kelas IV, V,

VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014)

2) Keadaan guru dan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

3) Struktur organisasi di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang

b. Kuesioner, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada siswa

Kelas IV, V, VI Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang tentang profesionalisme guru PAI.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh melalui angket yang diberikan kepada

siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan

menggunakan teknik deskriptif prosentase dan teknik korelasi. Namun

sebelumnya perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui

apakah kuesioner penelitian yang digunakan sebagai sarana penggalian

(27)

a. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Uji validitas dianalisis dengan menggunakan alat analisis pearson

Product Moment dengan bantuan SPSS. Jika nilai + hitung >

r-tabel, maka butir pernyataan dikatakan valid, tetapi nilai + atau –

r-hitung < r-tabel, maka butir pernyataan dikatakan tidak valid

(Ghozali, 2004 : 45).

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dianalisis dengan menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha ( ) dengan bantuan SPSS. Jika ralpha positif dan

ralpha >= 0,6, maka suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel,

tetapi jika r alpha negatif atau ralpha < 0,6, maka suatu konstruk atau

variabel dikatakan tidak reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2004 :

42).

b. Analisis Deskriptif

Adapun hasil pengolahan angket pada teknik deskriptif

prosentase menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Number of Cases (banyaknya individu)

Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses

mengubah data dan instrument pengumpul data (kuesioner) menjadi

(28)

Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk

menentukan scoring, semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai

untuk setiap jawaban sebagai berikut :

Tabel 1.1.

Bobot Skor Skala Profesionalisme Kerja Guru

Alternatif Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

N (Netral) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Sumber : Riduawan, 2003 : 12

Untuk mengetahui distribusi kategori variabel profesionalisme guru

PAI digunakan rumus sebagai berikut : (Mulyono, 2005 : 26)

Kelas

Berarti jarak antar range adalah 18, berdasarkan nilai range tersebut maka

diperoleh range distribusi sebagai berikut :

18-36 = Kurang

37-54 = Cukup

(29)

73-90 = Sangat baik

Kemudian untuk mengetahui hubungan profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di

Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang digunakan alat analisis spearman rank. Alasan penggunaan

analisis ini karena sifat data pada kedua variabel penelitian ini adalah

interval (Sugiyono, 2006:228).

Secara matematis rumus korelasi spearman rank dapat dijabarkan

sebagai berikut : (Sugiyono, 2006:228)

)

ρ koefisien korelasi Spearman Rank

Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antasa -1 sampai +1, dengan

penjabaran sebagaimana dikutip dalam Hasan (2004 : 43), yaitu:

a. Jika r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu

semakin besar nilai variabel X (independen), maka semakin besar pula

nilai variabel Y (dependen), dan sebaliknya.

b. Jika nilai r < 0, artinya telah terjasi hubungan linier yang negatif, yaitu

semakin kecil nilai variabel X (independei), maka semakin besar pula

nilai variabel Y (dependen), dan sebaliknya.

c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel

X (independen), dengan variabel Y (dependen).

d. Jika nilai r = +1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linier

(30)

Berdasarkan uji statistik tersebut, maka dapat diputuskan sebagai

berikut:

a Ho diterima, jika diperoleh nilai p lebih besar dari nilai alpha (0.05),

yang berarti “Tidak terdapat hubungan signifikan profesionalisme

Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang”.

b Ha diterima, jika diperoleh nilai p lebih kecil atau sama dengan nilai

alpha (0.05), yang berarti “Terdapat hubungan signifikan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun

Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang”.

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, peneliti

menggunakan sistem SPSS.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Bagian Pendahuluan

Cakupan bagian ini meliputi: Halaman Judul, Halaman

(31)

Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan

Daftar Lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Definisi Istilah

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Keteladanan Guru

B. Motivasi Belajar

C. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

B. Data Khusus Penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data

(32)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir termuat : Daftar Pustaka, dan

(33)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam 1. Agama secara etimologi

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta,

yang berasal dari akar kata gam artinya pergi. Kemudian akar kata gam

tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama

artinya jalan. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan (Abdain,

2012). Kemudian dalam bahasa Arab kata “agama” diterjemahkan menjadi

“ad-dien”. Menurut Harun Nasution, “ad-dien” mengandung arti

“menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan” (Jalaluddin,

1996).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada agama terdapat empat

unsur penting, yaitu: 1) tata pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya

Yang Agung, 2) tata hubungan atau tata penyembahan terhadap yang

Agung itu dalam bentuk ritus, kultus dan pemujaan, 3) tata kaidah/doktrin,

sehingga muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik/jujur,

dan kesengsaraan bagi yang berbuat buruk/jahat, 4) tata sikap terhadap

dunia, yang menghadapi dunia ini kadang-kadang sangat terpengaruh

(involved) sebagaimana golongan materialisme atau

menyingkir/menjauhi/uzlah (isolated) dari dunia, sebagaimana golongan

(34)

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Marimba (1998 : 23), pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam. Sedangkan menurut Daradjat (1992:86), pendidikan Agama Islam

adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu

berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta

menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya

demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan

rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran

untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang

maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik

tentang agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus

(35)

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi (Majid dan Andayani, 2004 : 135).

Sedangkan menurut Ramayulis (2004 : 71), tujuan pendidikan

Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan

kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.

Kemudian menurut Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada 4 (empat) macam,

yaitu: (Uhbyati, 1998 : 60)

a. Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya.

Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku,

penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada

tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang

sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada Allah harus

tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun

dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan

tingkah-tingkah tersebut.

b. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan kahir

akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan

umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat

(36)

seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat

mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama

hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,memelihara

dan memperthankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

c. Tujuan Sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik

diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu

kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan

instruksional yang dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum

dan Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan TIK).

d. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan

sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan

denganbahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan

mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan

formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya

dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan

Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini

merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan

pengajaran

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

(37)

menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan

berakhlak terpuji.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas, karena di dalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam

adalah sebagai berikut: (Uhbyati : 1998 : 65)

a. Perbuatan mendidik itu sendiri

Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan,

tindakan atau perbuatan dari sikap yang dilakukan oleh pendidikan

sewaktu mengasuh anak didik. Atau dengan istilah yang lain yaitu

sikap atau tindakan menuntun, mebimbing, memberikan pertolongan

dari seseorang pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan

pendidikan Islam.

b. Anak didik

Yaitu pihak yang merupkan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini

disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk

membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita

cita-citakan.

c. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala

(38)

didik menjadi manusia dewasa yang bertakwa kepada Allah dan

kepribadian muslim.

d. Pendidik

Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini

mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik

atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan

Islam.

e. Materi Pendidikan Islam

Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar ilm agama Islam

yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan

kepada anak didik.

f. Metode Pendidikan Islam

Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk

menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik.

Metode di sini mengemukakan bagaimana mngolah, menyusun dan

menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki

oleh anak didik.

g. Evaluasi Pendidikan

Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau

penilaian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam

umumnya tidak dapat dicapai sekali \gus, melainkan melaui proses

(39)

pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan

berakhir dengan terbentuknya kepribadian muslim.

h. Alat-alat Pendidikan Islam

Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan

Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.

i. Lingkungan

Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta

hasil pendidikan Islam.

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang

menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam.

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Definisi Prestasi Belajar

Menurut Tulus Tu’u (2004:75) prestasi belajar merupakan

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan guru. Sedangkan menurut Arikunto (1999 : 276) prestasi

belajar adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana siswa telah dapat mencapai

tujuan sesuai dengan yang ditetapkan.

Prestasi belajar juga didefinisikan oleh Slameto (2003:2) sebagai

(40)

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas maka secara

singkat prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai hasil yang dicapai oleh

siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu

tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian

nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa

telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya yang dinyatakan

dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk mengetahui prestasi

pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang digunanakan Prestasi belajar PAI Siswa

Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2012-2013 yang dinyatakan

dalam dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat yang dihimpun dalam

buku raport.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang kompleks dan terpadu, yang

keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal

dari peserta didik, faktor lingkungan, faktor instumen pembelajaran yang

meliputi strategi pembelajaran, kurikulum, materi, guru media, evaluasi

maupun faktor proses (Winkel, 1991) yang dikutip Khotimah (2004 : 15).

(41)

(2008:8) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar . Faktor intern terdiri dari :

1) Faktor jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar

seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi hendaknya

belajar pada lembaga pendidikan khusus.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar terdiri dari

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

(42)

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada sesorang dibedakan menjadi dua macam yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan cenderung untuk

membaringkan tubuh. Kelelahan rohani kebosanan, sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, dapat

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu :

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

3) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar mencakup

kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan

(43)

kegiatan masyarakat.

Melihat dari beberapa faktor di atas, guru merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu sudah menjadi

tuntutan bagi setiap guru untuk secara kontinyu meningkatkan kemampuan

profesinya sehingga menjadi lebih professional dalam melakukan proses

belajar mengajar di dalam kelas sebagai usaha meningkatkan prestasi

belajar siswa yang didiknya.

C. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan

mutu pendidikan. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan

kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik

yang berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional,

dan moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan

yang siap hidup dengan tantangan zamannya (Kunandar, 2009:42).

Dari penjelasan di atas jelas tersirat bahwa penting bagi guru untuk

mengedepankan sikap profesionalime dalam melakukan proses pembelajaran

kepada siswa-siswanya sehingga akan dihasilkan generasi masa depan yang siap

hidup dengan tantangan zamannya.

Menurut Supriyadi (2011 : 43), kata profesionalisme dapat dipahami

sebagai kualitas dan tindak tanduk khusus yang merupakan ciri orang yang

professional. Sedang menurut Anoraga dan Suyatni (2001 : 86),

profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian

(44)

Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi

untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.

Disamping istilah profesionalisme, ada istilah lainnya yaitu profesi

atau profession (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan.

Sebagai kata benda, professional berarti orang yang melaksanakan sebuah

profesi dengan menggunakan profisiensi sebagai mata pencaharian

(Supriyadi, 2011 : 43). Profesional juga dapat diartikan sebagai pekerjaan atau

kegitan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Ditambahkan oleh Anoraga dan Suyatni (2001 : 86), kata profesi atau

profesion yang berasal dari perbendaharaan Anglo Saxon tidak hanya

terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya

pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam

arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”. Dengan begitu, maka arti

profession” mengandung dua unsur, yaitu:

1. Unsur keahlian, berkaitan dengan kecakapan teknik.

2. Unsur panggilan, berkaitan dengan kematangan etik.

Berkaitan dengan kecakapan teknik dikemukakan oleh Machmudah dan

Rosyidi (2008:14) profesionalisme guru sebagai pengelola proses

(45)

1. Kemampuan guru dalam merencanakan sistem pembelajaran, antara lain

dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru memilih prioritas materi yang akan diajarkan

b. Kemampuan guru memilih dan menggunakan metode

c. Kemampuan guru memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada

2. Melaksanakan sistem pembelajaran, antara lain dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru memilih bentuk pembelajaran yang tepat

b. Kemampuan guru menyajikan urutan pembelajaran yang tepat

3. Mengevaluasi sistem pembelajaran, antara lain dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses

b. Kemampuan guru mengadministrasikan hasil evaluasi

4. Mengembangkan sistem pembelajaran, antara lain dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru mengoptimalisasi potensi peserta didik

b. Kemampuan guru mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut

Sedang kode etik yang perlu dipenuhi oleh seorang guru menurut

Majid dan Mudzakir (2006 : 97) antara lain, yaitu

1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

terbuka serta tabah.

(46)

Kondisi di ata

isebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlak ereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi ereka menjauhkan diri dari sekelilingm mereka, mohonkanlah ampun bagi ratlah dengan mereka dalam urusan itu. Ke membulatkan tekad, Maka bertawakkallah ya Allah menyukai orang-orang yang bertaw

wibawaan dan kehormatannya dalam bertindak

atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Q

9 sebagai berikut :

r bagi seseorang manusia yang Allah berikan mah dan kenabian, lalu Dia berkata kep kamu menjadi penyembah-penyembahku bu

tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menja rena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan di

lajarinya.

isebutkan dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ay

(47)

Artinya :

ya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tau itu) bagi orang yang mengharap (rahm ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

dalam al-Hasyr ayat 7

didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah o ngnya kepada kamu jauhilah”.

ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik gu

ewibawaan dan kehormatannya dalam be

un seorag guru adalah teladan atau cerm

kan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.

ah lembut dalam menghadapi peserta didik yan

a membinanya sampai pada taraf maksimal.

an sifat marah dalam menghadapi problem pese

emperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta d

(48)

8. Menjadikan ke

kebenaran sebagai acuan dalam proses pendid

tu datangnya dari peserta didik.

n sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus m

una disampaikan pada peserta didik yang akh

rrub illallahi.

atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Q

at 5 sebagai berikut :

ereka tidak disuruh kecuali supaya menyemba keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan s berarti jauh dari syirik (mempersekutukan A tan), dan supaya mereka mendirikan shalat d

ang demikian itulah agama yang lurus."

enjelasan di atas dapat dikatakan bahwa

rus memadukan dalam diri pribadinya kecakap

tuk menjalankan pekerjaannya, dan juga ke

knik saja tidak membuat seseorang menja

harus menyatu dalam diri pribadinya sebagai se

rofesionalisme Guru Pendidikan Agama ar Pendidikan Agama Islam

kan oleh Slameto (2003) yang dikutip Mudjijo

a guru merupakan salah satu faktor yang

siswa. Lebih tegas dikatakan Kunandar (2009:

(49)

merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan mutu

pendidikan. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan

kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta

didik yang berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan

emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan

generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya.

Sebagai faktor utama yang menentukan prestasi siswa maka sudah

menjadi hal yang wajar jika guru perlu mengembangkan profesionalisme

dalam mendidik siswa-siswanya. Profesionalisme guru begitu penting sebagai

upaya peningkatan prestasi belajar siswa sebab seorang guru yang

professional tentu ia menguasai dengan baik materi yang diajarkannya,

mengetahui cara mengajar yang benar, memiliki pribadi yang baik sehingga

dapat dijadikan contoh bagi siswa-siswanya dan lain sebagainya. Seperti yang

dijelaskan oleh Machmudah dan Rosyidi (2008:5) bahwa guru professional

memiliki kemampuan: (1) Merumuskan sistem pembelajaran, (2)

Melaksanakan sistem pembelajaran, (3) Mengevaluasi sistem pembelajaran,

(4) Mengembangkan sistem pembelajaran. Selain itu dijelaskan pula oleh

Majid dan Mudzakir (2006 : 97) seorang guru professional tentu memiliki

kemampuan penguasaan kode etik seperti : 1) Menerima segala problem

peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka serta tabah, 2) Bersikap

penyantun dan penyayang, 3) Menjaga kewibawaan dan kehormatannya

dalam bertindak, 4) Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia,

5) Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

(50)

marah dalam menghadapi problem peserta didiknya, 7) Berusaha

memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

diajarkannya, 8) Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses

pendidikan, walaupun kebenaran itu datangnya dari peserta didik, 9)

Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

tingkat taqarrub illallahi.

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa profesionalisme guru memiliki

hubungan yang erat terhadap prestasi belajar siswa, lebih-lebih bagi prestasi

belajar PAI sebab tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran

PAI sendiri yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah,

dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat

sebagaimana diungkapkan oleh Ramayulis (2004 : 71) sehingga

profesionalisme guru menjadi hal yang wajib dikuasai dalam pribadi oleh

(51)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso beralamat di Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso ini berdiri pada hari Selasa Legi tanggal 3 Maret 1972 tepatnya di

atas lahan seluas 672 m2 dengan status tanah Jariyah Bapak Khaeroni sekalian

bersama putra-putrinya dengan bangunan terbuat dari kayu.

Pendirian Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso masih berstatus terdaftar

sejak tahun 1972 s/d 1994, sehingga pada saat itu apabila menyelanggarakan

ujian pihak MI harus bergabung dengan sekolah/ MI lainnya. Baru kemudian

tanggal 29 Desember 1995 berstatus diakui, dan sejak saat itu MI Wonoyoso

sudah dapat menyelenggarakan ujian sendiri di bawah Yayasan LP Ma’arif.

Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso didirikan dengan visi “Membentuk

insane berakhlakul karimah serta berwawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi”. Kemudian misinya adalah (1) memberikan nilai-nilai keislaman

pada generasi penerus untuk melanjutkan syiar Islam dan meneruskannya

dalam kehidupan masyarakat, (2) menyiapkan lulusan yang mempunyai

kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu diterapkan

berdasarkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan social dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari visi dan misi tersebut

(52)

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

Dalam perkembangannya MI Wonoyoso secara kontinyu mendapatkan

bantuan dari pemerintah Kab. Semarang melalui dinas pendidikan berupa

rehap gedung, yaitu:

1. Pada tahun 2000 mendapat bantuan Rp. 96.000.000,00 yang

pengerjaannya dilakukan oleh Dinas Kabupaten Semarang.

2. Pada tahun 2007 mendapat bantuan Rp. 70.000.000,00 untuk keperluan

rehap 2 lokal.

3. Pada tahun 2009 mendapat bantuan Rp. 91.500.000,00 untuk keperluan

pembukaan 2 lokal.

4. Pada tahun 2012 mendapat bantuan Rp. 40.000.000,00 untuk

penyempurnaan ruang kelas 2 lokal.

Namun demikian sampai saat ini kondisi di MI Wonoyoso masih

terbilang jauh dari harapan sebagai sekolah yang layak sebab sekolah belum

memiliki berbagai fasilitas pendukung pendidikan seperti: Laborat,

Perpustakaan, UKS, Musholla, Gedung Pertemuan, Gudang, maupun lapangan

olah raga.

Kemudian saat ini MI Ma’arif dipimpin oleh Ibu Siti Maslahah, S.Pd I

dengan dibantu oleh 7 orang guru dengan status pegawai negeri dan honorer,

(53)

Tabel 3.1

Kepala Sekolah dan Guru MI Wonoyoso

No. Nama Jenis Kelamin Jabatan & Status

1 Siti Maslahah, S.Pd I Perempuan Kepala Sekolah

2 Priyanto Laki-laki Guru Kelas

3 Samsul Khoeri, S.Pd I Laki-laki Guru Kelas (Honorer)

4 Retno Wulaningtyas Perempuan Guru Kelas (Honorer)

5 Khusnah Perempuan Guru Kelas (Honorer)

6 Fatmawati Perempuan Guru Kelas (Honorer)

7 Dwi Nur Zuminasih Perempuan Guru Kelas (Honorer)

8 Mustofa Laki-laki Guru Penjas (Honorer)

Sumber : Data Sekunder Yang Diolah, 2013

Adapun struktur organisasi MI Wonoyoso adalah sebagai berikut :

Sumber : Data Sekunder Yang Diolah, 2013

(54)

B. Data Khusus Penelitian

1. Karakteristik Responden Penelitian a. Umur Responden

Tabel 3.2

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur

(th)

frekuensi Persentase

(%)

1 10 16 35,60

2 11 14 31,10

3 12 15 33,30

Total 45 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2013

Data pada Tabel 3.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden,

yaitu 16 orang atau 35,60% berusia 10 tahun. Sedang minoritas

responden, yaitu 15 orang atau 31,10% berusia 11. Sedang lainnya 15

orang responden atau 33,30% berusia 12 tahun.

b. Jenis Kelamin Responden

Tabel 3.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin frekuensi Persentase

(%)

1 Laki-laki 26 57,80

2 Perempuan 19 42,20

Total 45 100,00

(55)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin laki-laki (26 orang atau 57,80%). Sedang minoritas responden

berjenis kelamin perempuan (19 orang atau 42,20%).

2. Analisis Pengukuran Variabel Penelitian a. Profesionalisme Guru

Untuk mempermudah pembahasan mengenai penilaian

pernyataan-pernyataan kuesioner profesionalisme guru dalam

penelitian ini digunakan skala likert, dimana masing-masing

pernyataan diberikan 5 pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai

berikut: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju

(S), dan sangat setuju (SS).

Untuk mengetahui kkriteria tanggapan responden terhadap

variabel profesionalisme guru, maka dapat dilihat berdasarkan pada

range nilai distribusi frekuensi. Range nilai distribusi frekuensi

tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Mulyono, 2005)

Kelas Banyaknya

Jarak Interval=

Keterangan :

Jarak : Nilai terbesar – Nilai terkecil

Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tiga

Berdasarkan rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai skor

(56)

dengan demikian jarak atau intervalnya jika dibagi menjadi 4 kelas

adalah 18, berikut perhitungannya :

Interval = 4

18 90−

= 108 sehingga range distribusinya adalah sebagai

berikut :

18-36 = Berarti profesionalisme guru kurang

37-54 = Berarti profesionalisme guru cukup

55-72 = Berarti profesionalisme guru baik

73-90 = Berarti profesionalisme guru sangat baik

Dengan melandaskan pada ketentuan tersebut di atas maka

penilaian profesionalisme guru MI Wonoyoso sesuai dengan hasil

pengisian kuesioner adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penilaian Profesionalisme Guru Skor Nilai frekuensi Persentase

(%)

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan data pada tabel 3.4 tersebut di atas dapat dijelaskan

bahwa 28 atau 62,20% orang responden menilai jika guru memiliki

profesionalisme yang baik, sedang minoritas responden (3 orang atau

6,70%) menilai jika prosionalisme guru adalah sangat baik. Dan

(57)

adalah sedang, dan tidak ada seorang respondenpun (0,00%) yang

menilai jika profesionalisme guru kurang.

b. Prestasi Belajar PAI Siswa

Prestasi belajar PAI Siswa dinilai berdasarkan angka yang

dihimpun dalam buku raport dengan ketentuan nilai sebagai berikut :

Nilai 8,0-9,0 lebih : Amat baik

Nilai 7,0-7,9 : Baik

Nilai 6,0-6,9 : Cukup

Nilai 0,0-6,0 : Kurang

Berdasarkan data nilai raport semester II tahun pelajaran 2012-2013

diperoleh distribusi data PAI sebagai berikut:

Tabel 3.5

Distribusi Nilai PAI Siswa Semester II Tahun Pelajaran 2012-2013 Skor Nilai frekuensi Persentase

(%)

Keterangan

0,0-6,0 18 40,0 Kurang

6,0-6,9 9 20,0 Cukup

7,0-7,9 17 37,8 Baik

8,0-9,0 lebih 1 2,2 Amat Baik

Total 45 100.00

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan data pada tabel 3.5 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 18 orang

atau 40,00% orang responden memiliki nilai PAI dengan criteria kurang, dan

hanya 1 saja responden (2,20%) yang dinilai memiliki nilai PAI dengan criteria

amat baik. Kemudian lainnya 9 orang atau 20,00% dinilai memiliki nilai PAI

(58)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan dipemaparkan hasil analisis data penelitian dan

sekaligus dilakukan penafsiran atau pembahasan pada angka-angka hasil analisis

tersebut.

Dalam penelitian ini untuk menjawab hipotesis penelitian dilakukan

dengan korelasi Spearman Rank, tetapi untuk mengetahui apakah kuesioner yang

digunakan oleh peneliti memenuhi persyaratan valid dan reliabel maka sebelum

melakukan analisis korelasi Spearman Rank pada hasil penelitian terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada data hasil pengisian kuesioner

penelitian tersebut.

Untuk melakukan uji validitas dilakukan dengan menggunakan alat analisis

pearson product moment, sedang untuk uji reliabilitas digunakan analisis

scale-reliability dengan bantuan program SPSS.

A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner (Ghozali, 2004 : 45). Dari hasil penelitian ini diperoleh

(59)

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Kuesioner Profesionalisme Guru

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,459 0,294 Valid

Sumber : Data Primer Yang diolah, 2013

Dari tabel hasil analisis validitas di atas dapat dilihat bahwa nilai r-hitung

masing-masing butir pertanyaan berada pada kisaran range 0,320 s/d 0,849

> r-tabel (0,294. Oleh karena itu kuesioner penelitian dapat dikatakan

valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

(responden) terhadap pernyataan dalam kuesioner adalah konsisten atau

stabil (Ghozali, 2004 : 42). Dari hasil uji reliabilitas kuesioner

(60)

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Profesionalisme Guru

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 45.0 N of Items = 18

Alpha = .9217

Dari table di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha variable

profesionalisme guru adalah sebesar 0,9217 sehingga > 0,6, untuk itu

kuesioner dikatakan reliabel.

Karena hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian

menunjukkan penilaian yang valid dan reliabel maka data hasil penelitian

layak digunakan untuk analisis lebih lanjut.

B. Analisis Tiap-Tiap Variabel Penelitian 1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Dari hasil observasi diperoleh data mengenai prestasi belajar

pendidikan agama Islam siswa diperoleh data yang menunjukkan jika

mayoritas responden yaitu 18 orang atau 40,00% responden memiliki nilai

PAI dengan kriteria kurang, dan hanya 1 saja responden (2,20%) yang

dinilai memiliki nilai PAI dengan criteria amat baik. Kemudian lainnya 9

orang atau 20,00% dinilai memiliki nilai PAI cukup, dan 17 orang lainnya

(61)

Banyaknya siswa yang memiliki prestasi nilai untuk mata pelajaran

Agama Islam dengan kriteria kurang menunjukkan jika sebagian besar

siswa dapat dikatakan kurang berhasil untuk menguasai pengetahuan

tentang Agama Islam yang disampaikan oleh guru PAI selama ini.

Dengan demikian guru perlu secara sistematis perlu melakukan koreksi

terhadap metode pembelajaran PAI yang selama ini dilakukannya. Hal

tersebut dapat ditempuh dengan meningkatkan variasi dalam cara

mengajar, meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan

siswa, membagi perhatian kepada siswa secara merata dan konsisten,

memperbaiki gaya mengajar sehingga mampu menimbulkan motivasi,

keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, lebih fokus untuk

menggunakan buku-buku panduan PAI yang diterbitkan pemerintah, dan

meninjau kembali pokok bahasan yang telah diajarkan setiap mengakhiri

mata pelajaran dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,

mengadakan evaluasi dengan menerapkan ide baru, mengekspresikan

pendapat sendiri dan atau membuat soal tertulis, serta memberikan tindak

lanjut yang berupa pekerjaan rumah.

2. Penilaian Profesionalisme Guru

Dari hasil pengisian kuesioner penelitian diperoleh data yang

menunjukkan jika mayoritas responden, yaitu 28 atau 62,20% orang

responden menilai jika guru memiliki profesionalisme yang baik, sedang

minoritas responden (3 orang atau 6,70%) menilai jika prosionalisme guru

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengungkapkan pendapat-pendapat, perasaan-perasaan, hak-hak serta kebutuhan- kebutuhan tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan

Dari besarnya koefisien attenuasi berbagai bahan perisai yang didapat terlihat bahwa bahan Timbal yang paling effektif menahan radiasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan

Melalui uji moderated regression analysis (MRA) dihasilkan customer satisfaction mampu memoderasi trust, commitment, communication dan conflict handling terhadap

Hal ini ditinjau dari ciri-ciri guru yang profesional yang meliputi: (1) mampu menunjukan sikap dan pengetahuan yang berkualitas dalam menjalankan tugas-tugas

Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan bercerita di depan kelas, bahkan dalam satu pertemuan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan Tabloid Jubileum adalah media yang efektif karena berisi informasi tentang nilai dan tujuan; identitas, aktivitas,

Pada penelitian ini kuesioner akan dibagikan kepada beberapa responden (UMKM) yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai penerapan