• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH

KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

NUR CHOLIFATUNNISA NIM. 100500143

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Pengolahan Tanaman Kelapa Sawit di PT. Hutan Hijau Mas Kecamatan Segah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur Nama : Nur Cholifatunnisa

Nim : 100500143

Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Jurusan : Teknologi pertanian

Pembimbing,

Edy Wibowo Kurniawan S.TP.M.Sc NIP. 197411182000121001

Penguji,

Mujibu Rahman,S.T.P.,M Si NIP. 197110272002121002

Menyutujui / Mengesahkan,

Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Mujibu Rahman,S.T.P.,M Si NIP. 197110272002121002

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapang (PKL). Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ayah dan Ibu beserta semua keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan dan restunya.

2. Bapak Edi Wibowo K,S.TP.,M.Sc selaku dosen pembimbing dan kepala laboratorium Mikrobiologi.

3. Bapak Ahmad Zamroni selaku dosen penguji PKL

4. Bapak Mujibu Rahman,S.TP.,Msi. selaku ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP)

5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

6. Bapak Mujibu Rahman,S.TP.,Msi. Selaku dosen pengantar PKL

7. Bapak Periasammy Nallan selaku Senior Mill Manager di PT. Hutan Hijau Mass Berau Mill 1

8. Bapak Uthaya Kamaran selaku senior mill asisten di PT. Hutan Hijau Mass Berau Mill 1

9. Bapak Yulianus Patoni selaku Mill Assistant di PT. Hutan Hijau Mass Berau Mill 1

10. Bapak Ir. Deddy selaku assisten manager di PT. Hutan Hijau Mas Segah 11. Bapak Ruslan selaku staff laboratorium

12. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

13. Seluruh Anggota keluarga atas dukungan serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu.

Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga proposal karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Kampus Sei Keledang, Mei 2013 Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang Diharapkan... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN………... 4

A. TinjauanUmum PT. Hutan Hijau Mas ... 4

B. Manajemen Perusahaan... 5

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan ... 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG……… 6

A. Pengolahan Minyak Sawit ... 6

1. Pemanenan ... 6

2. Transportasi Buah... 9

3. Penerimaan buah dan Penimbangan ... 12

4. Grading... 14

5. Stasiun Loading Ramp……… 15

6. Stasiun Perebusan... 17

7. Proses Penebahan………... 20

8. Proses Pelumatan ………... 23

9. Ekstraksi Minyak………. . 26

10. Klarifikasi Oil Room ... 28

B. Pengolahan Inti Sawit ... 31

C. Analisis minyak kelapa sawit………... 34

1. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)……….... 34

2. Analisa Kadar Air (Moisture)……… ... 36

3. Analisa Kotoran……… . 38

4. Analisa Kadar Oil Losses ... 40

D. Analisis Inti Sawit………. 42

1. Penentuan kotoran ………... .. 42

2. Penentuan kadar air………. 44

3. Penetapan Inti Pecah……… 45

E. Pengolahan limbah pabrik kelapa sawit………... 46

1. Pemanfaatan serat dan cangkang……… . 46

2. Pengolahan tandan sebagai mulsa………. .. 47

(5)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN………... 51

A. Kesimpulan ... . 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA……….. 52

(6)

DAFTAR TABEL

No Tubuh Utama Halaman

1 Kelompok Fraksi TBS Yang Di terima Di pabrik 7

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No Tubuh Utama Halaman

1

Diagram Alir Pengolahan Cpo Di Berau Mill 1

54

2 Diagram Alir Kernel Plant Bpom I 55

3 Lampiran Gambar Kegiatan Pkl 56

4 Standar Mutu Produksi Berau Palm Oil Mill I Pt Hutan Hijau

(8)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditas kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia cukup memegang peranan penting dan strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa.

Permintaan minyak kelapa sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri non pangan. Minyak kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit.

Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar Negara atau perkebunan swasta.Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat .Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman kelapa sawit.

PT. Hutan Hijau Mas merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang berada di berau, Kalimantan Timur . Saat

(9)

2

ini berada pada posisi industri pertanian (agroindustri) yang mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi CPO ( CrudePalm Oil ) dan PK ( Palm Kernel). Adapun yang dimaksud dengan Crude Palm Oil (CPO) adalah produksi minyak sawit, sedangkan Palm Kernel (PK) adalah produksi inti sawit.

Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam berpikir secara intelektual dan bersosialisai dengan masyarakat untuk membantu ke arah kehidupan yang lebih baik. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang dengan harapan agar para alumnusnya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk menghadapi dunia kerja khususnya di pengolahan perkebunan nantinya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan PKL adalah sebagai berikut : 1. Memahami pengolahan kelapa sawit di PT. Hutan Hijau Mas

2. Memahami pengolahan kernel atau inti sawit di PT.Hutan Hijau Mas

3. Mengetahui kapasitas produksi CPO dan Kernel serta mutu yang ditargetkan PT. Hutan Hijau Mas Berau Mill 1

(10)

3

C. Hasil yang Diharapkan

Adapun hasil yang di harapkan dari kegiatan PKL adalah sebagai berikut: 1. Agar mahasiswa dapat memahami pengolahan kelapa sawit di PT. Hutan

Hijau Mas1

2. Agar mahasiswa Memahami pengolahan kernel atau inti sawit di PT.Hutan Hijau Mas

3. Agar mengetahui kapasitas produksi CPO dan serta mutu yang ditargetkan PT. Hutan Hijau Mas Berau Mill 1

(11)

4

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Hutan Hijau Mas ( PT. HHM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Usaha perkebunan ini berlokasi di Gunung Sari, tepian buah, tasuk, Punan, Malinau, Labanan dan Tanjung Redeb Kecamatan Segah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Pabrik pengolahan kelapa sawit dibangun pada tanggal 6 September 2007 sampai dengan tanggal 1 Juni 2009 yang beroperasi lancar sampai sekarang. Semua tanaman di areal lokasi perkebunan pada saat ini sudah berproduksi dan diolah langsung pada pabrik kelapa sawit yang berlokasi di areal perkebunan.

PT. Hutan Hijau Mas memiliki lahan 7.287,88 ha yang berstatus sebagai guna usaha (HGU) pada tanggal 4 Juni 2008. Realisasi pembangunan kebun inti seluas 5.200 ha pada tanggal 31 Januari 2010, sisanya adalah berupa bangunan dan pemukiman , fasilitas dan infrastruktur dan rawa sungai.

PT. Hutan Hijau Mas KLK group, anak perusahaan kuala lumpur kampong bahad (KLKB), merupakan perusahaan patungan (joint venture)

dengan . Karya Agung Nusantara untuk mengembangkan ± 60.000 ha areal perkebunan kabupaten berau. Selain itu PT. Hutan Hijau Mas Kuala Lumpur Kepong Berhad juga memiliki anak perusahaan yang berlokasi di gunusng sari, antara lain ; Malindo Mas Perkebunan yang memiliki luas lahan 7.971 ha, PT. Satu Sembilan Delapan dengan luas lahan 5.676,61 ha dan PT. Jabontara Eka Karsa dengan luas lahan 14.086 ha.

(12)

5

B. Manajemen Perusahaan

Jumlah karyawan yang terdapat di lokasi Pabrik PT. Hutan Hijau Mas sebanyak 110 orang, yang terbagi 2 Shift untuk karyawan produksi jumlah dalam satu shift sebanyak 20 orang serta setiap satu stasiun terdiri dari 2 orang.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan

Program Praktek Kerja Lapang (PKL) ini di laksanakan di PT. Hutan Hijau Mas Berau Mill 1, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 5 Maret sampai 5 mei 2013.

(13)

6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit 1. Pemanenan

a. Tujuan

Tujuan dari pemanenan yaitu mendapatkan hasil panen / TBS untuk dijadikan CPO dan Palm Kernel.

b. Dasar Teori

Tanaman Kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubaha warna kulit buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya.

Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandugan asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA atau ALB) minimal. Pada

saat ini kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah berondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah berondolan kurang lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah berondolan sekitar 15- 20 butir.

(14)

7

Tabel 1. Kelompok Fraksi TBS Yang Di terima Di pabrik

Fraksi

Persentasi berondolan

terhadap buah luar

kematangan

0 1,0-12,5 Mentah

1 12,5-25,0

Kurang

matang

2 25,0-50 Matang

3 50-75 Matang

4 75-100

Lewat

matang

5

membrondol

Buah dalam

busuk

Sumber :(Setyamidjaja, 1991)

Jadi, berdasarkan tingkat TBS yang dipanen tersebut di atas, maka derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang dipanen berada tingkat 1,2, dan 3.

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai pane berikutnya pada tempat yang sama . Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak) oleh pemetik tiap 7 hari . Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang yaitu dengan menggunakan system 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua system ancak panen, yaitu system giring dan system tetap.

c. Alat dan Bahan

1) Alat :

(15)

8

b) Argo (gerobak dorong)

c) Karung d) Kapak e) Gancu f) Tojok

2) Bahan : Tandan Buah Segar (TBS) d. Prosedur Kerja

1) Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu. Pelepah daun yang telah dipotong diatur rapi di tengah gawangan. Untuk mempercepat proses pengeringan serta pembusukan, maka pelepah-pelepah daun tersebut dipotong-potong menjadi 2-3 bagian

2) Cara pemanenan tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm

3) Memberi tanda yg berisi nomor pemanen

4) Buah-buah yang lepas di satukan terpisah dari tandan dan harus bersih dari kotoran

5) Kemudian tandan buah atau TBS (tandan buah segar) dan brondolan tersebut dikumpulkan di tempat pengumpulan hasil (TPH). Dengan susunan tandan sebanyak 5 – 10 baris, tangkai menghadap keatas serta berondolan yang terlepas tidak boleh ditumpuk dengan menggunakan alas karung tidak boleh menyentuh langsung dengan tanah

(16)

9

6) TBS hasil panenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih

lanjut.

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan kriteria panen dan cara panen ini, diharapkan dapat melaksanakan pemanenan dengan baik, serta mendapatkan rendemen minyak dalam TBS yang maksimal dengan kandungan FFA (Free Fatty Acid) sangat rendah. Pada proses pemanenan, pihak kebun kriteria tanaman yang siap dipanen yaitu buah yang telah membrondol 5 brondolan dalam 1 tandan sedangkan pihak pabrik kriteria panen yang diharapkan yaitu fraksi 1,2 dan 3. Hal ini dikarenakan untuk menghindari tingginya asam lemak bebas atau FFA dan bisa mendapatkan rendemen minyak yang tinggi. Dalam melakukan pemotongan tandan sangat diperhatikan panjangnya buah dari pangkalnya yaitu sekitar 2 cm karena jika panjang tangkainya terlalu panjang dapat menyebabkan kehilangan minyak yang tinggi. Sistem rotasi panen PT.HHM yaitu ancak tetap dengan rotasi panen 9 hari serta 1 ancak 1 pemanen. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak yang dihasilkan tinggi. Namun buah lebih lambat untuk sampai ke pabrik.

2. Transportasi buah a. Tujuan

TBS dapat segera diolah dipabrik untuk mengurangi tingginya FFA dan mengurangi kehilangan kandungan minyak.

(17)

10

b. Dasar Teori

Tandan buah segar (TBS) yang baru dipanen harus segera diangkut ke pabrik dapat segera diolah. Buah yang tidak dapat segera diolah akan mengalami kerusakan atau akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas tinggi, sehingga sangat berpengaruh tidak baik terhadap kualitas minyak yang dihasilkan.

Salah satu upaya untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas adalah pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepatnya dan menggunakan alat angkut yang baik, seperti jhondeer atau truk. Sebaiknya dipilih alat angkut yang besar, cepat, dan tidak terlalu banyak membuat guncangan selama dalam perjalanan. Hal ini untuk menjaga agar perlukaan pada buah tidak terlalu banyak.

a. Alat dan Bahan

1) Alat : a) Truk angkut b) Tojok c) Gancu d) Karung e) Garuk

2) Bahan : TBS hasil panen

b. Prosedur Kerja

1) Tandan buah sawit yang telah dikumpulkan di TPH dimasukkan ke dalam truk, jhondeer dengan menggunakan gancu, tojok

(18)

11

2) Diangkut setelah tersusun rapi dan baik truk angkut akan membawa

hasil panen ke pabrik untuk segera diolah 3) Buah harus segera sampai sebelum 24 jam

c. Hasil Yang Dicapai

Dengan adanya pengangkutan buah ini, diharapkan buah dapat sampai kepabrik sebelum 24 jam setelah buah di panen, karena jika buah sampai overnight maka akan mengurangi mutu dari minyak sawit itu sendiri. Transportasi merupakan salah satu faktor yang penting karena transportasi dapat menjadi faktor penyebab kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) atau FFA di dalam buah kelapa sawit, karena semakin lama buah diangkut ke pabrik maka semakin tinggi pula kandungan Kadar Asam Lemak (ALB) yang terdapat di dalam buah kelapa sawit serta dapat mengurangi rendemen minyak pada buah kelapa sawit.

3. Penerimaan buah dan Penimbangan a. Tujuan

Tujuan dari Penimbangan untuk mengetahui produktivitas kebun serta memerlukan data seperti berat, asal kebun.

b. Dasar Teori

Penimbangan bertujuan untuk mengetahui produktivitas kebun sehingga memerlukan data berat, asal kebun, bagian, blok. Setiap truk yang mengangkut TBS ke pabrik ditimbang terlebih dahulu di jembatan timbang( bridge weighitng ) untuk memperoleh berat sewaktu berisi ( Bruto ) dan sesudah dibongkar ( tarra ). Selisih antara bruto dengan tarra adalah

(19)

12

jumlahTBS yang diterima di PKS ( netto ). Selain TBS, pada jembatan timbang dilakukan juga penimbangan terhadap pengiriman CPO dan inti sawit, janjang kosong, dan fiber. Kapasitas jembatan timbang pada PT. Hutan Hijau Mas maksimal 50 Ton.

c. Alat dan Bahan

1) Alat a) Jembatan timbang b) Truk muatan c) Slip timbangan d) Digital control 2) Bahan a) TBS b) Tankos c) Kernel d) CPO

e) Limbah padat dan cair

d. Prosedur Kerja

1) Pastikan permukaan Platform bersih, agar hasil penimbangan yang

di peroleh adalah berat kelapa sawit murni

2) Pastikan posisi truk di jembatan timbang telah sesuai

3) Supir dan awak truk lainnya harus turun dan menjauh dari areal jembatan timbang

(20)

13

4) Petugas jembatan timbang meminta Surat Pengantar Buah (SPB)

dari supir dan memasukan data ke komputer

5) Supir dan awak truk lainnya dapat kembali kedalam truk dan mulai membongkar muatan truk berupa buah kelapa sawit di areal penumpukan buah atau di stasiun Loading Ramp

6) Supir truk bisa mengambil kembali slip timbangan pada petugas jembatan timbang sebelum keluar dari areal pabrik.

e. Hasil yang Dicapai

Dengan adanya proses penimbangan, pabrik dapat mengetahui berat TBS, tankos, kernel , CPO dan limbah cair dan padat. Pada PT. Hutan Hijau Mas Berau Mill 1 kapasitas jembatan timbangannya yaitu 50 ton. Dalam proses penerimaan dan penimbangan sangat membantu pabrik karena pabrik akan beroperasi jika TBS yang masuk sudah mencapai 100 Ton.

4. Grading a. Tujuan

Adapun tujuan dari grading untuk memberikan data kepada pabrik mengenai mutu TBS yang akan diolah nantinya

b. Dasar teori

Grading adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahan baku (TBS) yang diterima di pabrik sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Untuk mengetahui baik/buruknya buah yang masuk ke pabrik dengan melakukan grading. Kegiatan grading dilakukan pada stasiun

(21)

14

loading ramp dengan penyortiran tandan buah segar sesuai dengan kriteria dan standar grading yang telah ditentukan. Adapun standart grading buah yang dilakukan antara lain : Ripe bunch(buah masak), Under Ripe bunch (buah mengkal), Black bunch( buah mentah), Rotten(buah busuk), Long stalk(TBS yang memiliki tangkai panjang), Pest damage(buah sakit), Under pollinated(TBS yang memiliki buah kecil namun berambut panjang bisa juga disebut buah landak), Empty bunch (tandan kosong).

c. Alat dan Bahan

1) Alat a) Nota b) Alat tulis c) Tojok d) Sekop 2) Bahan

a) TBS (Tandan Buah Segar)

d. Prosedur Kerja

1) TBS diambil acak sebanyak 100 tandan, lalu dibagi menjadi 30, 30, 40 untuk dinilai apakah buah berkualitas

2) Melakukan grading dengan cara mengamati dari 100 tandan tadi mana yang termasuk ripe, underripe, rotten, long stalk, pest damage, underpollinated, empty bunch dan beri tanda pada nota.

(22)

15

e. Hasil yang dicapai

Pada proses sortasi PT. HHM Berau Mill 1 kriteria buah yang didapat yaitu :

1) Ripe : 96% 2) Underripe : < 2% 3) Black : <2% 4) Rotten : 0%

5. Stasiun Loading Ramp a. Tujuan

Tujuan dari adanya stasiun loading ramp yaitu untuk sebagai tempat penampungan buah dari kebun sebelum diolah lanjut di sterilizer.

b. Dasar Teori

Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara dan pemindahan tandan buah ke dalam rebusan( sterilizer). Tandan buah segar(FFB) dituang pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu ke pintu lainnya dengan isian sesuai pengisian.

Fungsi loading ramp adalah :

• Sebagai tempat penimbunan sementara

• Untuk mengetahui baik/buruknya buah yang masuk ke pabrik dengan melakukan grading

Di PT. Hutan Hijau Mas menggunakan sistem Loading Ramp

system FIFO (First In, First Out), di mana buah yang lebih awal datang

(23)

16

Dilakukan sistem FIFO karena :

• Mengurangi loses minyak di loading ramp • Mengurangi peningkatan FFA

c. Alat dan Bahan

1) Alat

a. Pintu loading ramp b. Tojok

c. Truk d. Mill loader e. Serokan

d. Prosedur Kerja

1. buah sawit ditumpah ke loading ramp

2. brondolan yang tertinggal di loading ramp diserok dan TBS yang tertinggal di lantai loading ramp di dorong menggunakan mill loader 3. pintu loading ramp dibuka agar TBS bisa masuk menuju conveyor

yang menghubungkan ke sterilizer

e. Hasil yang dicapai

PT. Hutan Hijau Mas Berau Mill 1, memiliki 60 pintu loading ramp. Masing – masing pintu berkapasitas 30 ton. Pabrik menggunakan sistem FIFO ( First in, Fisrst out) , dimana buah yang lebih awal datang akan

diolah pertama kali. Pabrik ini juga jika kelebihan pada kapasitas sterilizer maka akan otomatis dikembalikan di loading ramp.

(24)

17

6. Stasiun Perebusan a. Tujuan

1) Menonaktifkan aktifitas Enzim Llifase yang terdapat dalam buah. 2) Mempermudah proses penebahan

3) Menghidrolisa karbohidrat 4) Mengurangi kadar air

5) Mengkoagulasi zat –zat albumin

6) Mempermudah kernel terlepas dari cangkang

b. Dasar Teori

Sterilizer adalah sebuah bejana yang bertekanan yang terbuat dari plat khusus ( Pelat St 41 ) yang anti korosinya lebih tinggi dari pelat biasa. Sehingga lebih tahan terhadap zat asam contohnya: pelat untuk bahan kapal, Semen Martin dan lain-lain. Pada umumnya sterilizer yang digunakan pada pabrik kelapa sawit ada dua jenis yaitu;

1. Vertikal Sterilizer 2. Horizontal Sterilizer

Dari kedua sterilizer ini kabanyakan yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah jenis Vertikal Sterilizer dengan alasan jenis horizontal mempunyai kapasitas lebih besar.

Tujuan dari proses perebusan tandan buah segar yaitu untuk menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), memudahkan pemipilan, penyempurnaan dalam pengolahan,

(25)

18

c. Alat dan Bahan

1) Alat a) Mesin sterilizer b) FFB coveyor 2) Bahan a) TBS b) Brondolan c) air d. Produksi Kerja

1) FFB masuk dari loading ramp melalui FFB conveyor sampai terisi 27 – 30 ton, jika sudah pas maka pintu atas ditutup

2) FFB yang ada dalam sterilizer direbus dengan memasukkan steam, dengan tekanan 2,5 – 2,8 kg/cm² dan temperatur 120 - 135º C selama 50 – 59 menit

3) FFB yang telah direbus keluar lewat pintu bawah menuju mesin thereser melalui fruitlets elevator

e. Hasil yang dicapai

PT. Hutan Hijau Mas memiliki 5 sterrilizer, Sterilizer yang dipakai di Berau Mill I adalah model sterilizer vertikal dengan kapasitas 27-30 ton TBS

Keuntungan sterilizer vertikal adalah : • Waktu perebusan buah relatif singkat

(26)

19

• Tidak membutuhkan banyak peralatan tambahan dan menggunakan

tenaga kerja yang sedikit

• Biaya perawatan relatif kecil karena kurangnya peralatan tambahan • Buah masak lebih sempurna karena uap akan langsunng mengenai

buah.

• Membutuhkan ruang kerja yang lebih kecil Kekurangan Vertikal Sterilizer, yaitu :

• Karena semua sistem operasi berjalan secara automatis maka bila ada salah satu yang tidak berfungsi akan mempengaruhi semua sistem

• Loses lebih tinggi sampai 5-7% karena hasil dari penempatan

siklus perebusan di pabrik ini yaitu dua puncak , dengan cara menginjeksikan uap kedalam ketel rebusan (sterilization) dimana ketel rebusan telah berisi FFB. Akibat adanya injeksi uap kedalam ruang hampa di dalam ketel rebusan menyebabkan terjadinya perubahan pisik terhadap FFB tersebut. Untuk menyempurnakan perubahan-perubahan fisik terhadap FFB tersebut kita menginjeksikan uap dengan dua kali perlakuan/ tingkatan dengan waktu dan tekanan yang berbeda. Dimana puncak pertama bertujuan untuk menghilangkan semua udara yang ada di dalam sterilizer juga untuk menonaktifkan enzim-enzim yaitu enzim lipase dan enzim oksidase. Untuk puncak kedua bertujuan melakukan perubahan-perubahan pisik pada struktur buah dimana pada puncak

(27)

20

kedua ini ada masa tahan (Holding) yang mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan seperti:

1. Buah mudah lepas dari tandannya

2. Serat-serat daging buah akan mudah lepas

3. Kadar air yang terkandung dalam biji akan mudah menguap sehingga kernel lekang dari cangkang (shellnya).

2. Proses Penebahan a. Tujuan

Tujuan dari proses penebahan untuk melepas brondolan dari tandan agar mempermudah proses pelumatan dan pengepresan.

b. Dasar Teori

Thereser adalah Alat yang digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan dengan cara sebagai berikut. Buah dari pengisi otomatis masuk ke dalam drum yang berputar( ±23 rpm) dan dengan bantuan sudu-sudu di dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga buah (berondolan) lepas dari tandan.

Melalui kisi-kisi drum berondolan masuk ke dalam konveyor dan tandan kosong terdorong keluar dan masuk ke dalam conveyor tandan kosong untuk dipress.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

• Pengisian merata dan tidak terlalu penuh

(28)

21

• Setiap minggu dilakukan pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh

pada komponen-komponen penebah tersebut

c. Alat dan Bahan

1) Alat

a) Mesin threser b) Fruitelevator c) Conveyor 2) Bahan

a) TBS yang telah direbus

d. Prosedur Kerja

1) Dari incleaned fruit conveyor FFB yang telah direbus jatuh di hopper kemudan diatur oleh automatic feeder , TBS jatuh ke dalam stripper drum dengan putaran 25-28 Rpm

2) Akibat putaran drum maka tbs akan bergulir didalam stripper drum, kemudian akibat adanya plate beater menyebabkan tandan tertahan pada titik atas drum dan jaatuh terbanting di striper drum

3) Brondolan terlepasdari tandan dan melalui celah – celah drum jatuh ke under thresser conveyor, selanjutnya melalui fruit distributor conveyor (feed digester) dibagi –bagikan ke digester.

4) Brondolan menuju ke digester sedangkan tandan kosong menuju ke empty bunch press untuk dipress

(29)

22

e. Hasil yang dicapai

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemasukkan FFB keatas Hopper Threser Drum tidak boleh terlalu banyak, karena jika hal ini terjadi maka FFB tersebut akan saling menekan dan akhirnya minyak akan keluar dan terbuang kerena fungsi Thresher adalah untuk menebah atau melepaskan berondolan dari janjangnya, sedangkan pengeluaran minyak akan dilaksanakan pada Screw Press.

Press tandan kosong ( empty bunch press) Tandan kosong yang setelah keluar dari penebah masih mengandung minyak ± 1 %, maka perlu dilakukan pengambilan minyak dengan cara pengepresan pada tandan kosong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

• Pengisian pada press harus merata

• Perhatikan jangan ada benda-benda lain selain tandan kosong yang masuk ke press tandan

• Usahakan tidak ada tandan yang lewat untuk dipress

• Bersihkan tangki minyak penampung minyak tandan kosong.

3. Proses Pelumatan a. Tujuan

Tujuan dari proses pelumatan untuk mempersiapkan daging buah (pericarp) untuk proses pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari ampas biji.

(30)

23

b. Dasar Teori

Digester adalah bagian dari mesin screw press (continouse double srew press) yang disatukan dengan sebuah reduktor ( vertical reduction gear box) yang dapat bekerja berat dengan efisien yang tinggi dan pengoperasiannya hanya memerlukan biaya pemeliharaan yang relative sedikit untuk jangka waktu yang panjang dimana, mesin pengaduk ini dilengkapi dengan 6 set pisau pengaduk (digester long arm) dan satu set pisau pengeluaran buah (expeller arm)

Dalam penggunaan yang normal (efficient operation) pisau adukan susunan teratas tidak banyak dipakai dalam prose pelumatan maka sebaiknya pisau ini dibuka dan disimpan sebagai suku cadang (spare). Kelebihan pisau pengadukan membuat pencernaan yang berlebihan dan tidak effisien dalam ekstraksi.

Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil- kecilnya.

c. Alat dan bahan

1) Alat

a) Mesin digester 2) Bahan

(31)

24

d. Prosedur Kerja

1) Untuk pengoperasian normal, ketel adukan harus dijaga agar tetap penuh setiap saat miniml ¾ dari jumlah kapasitasnya

2) Temperatur pengadukan harus tetap dijaga antara 90-95ºC. Dimana tujuan dari pemanasan ini adalah untuk mempertinggi efek dari masa adukan

3) Katup pemancar uap (steam valve) mesin pengadukan harus dibuka dan selalu dikontrol sewaktu mengoperasikan mesin sehinggga buah yang berada didalam mesin pengaduk dapat mencapai suhu yang diharapkan yaitu 90-95º C

4) Pelunakan (peremasan) buah harus baik, dimana daging buah harus lepas dari bijinya

5) Masa adukan jangan terlalu lumat serat-serat buah harus masih jelas kelihatan dan lumatan harus homogeny

6) Dibawah mesin pengaduk terdapat keran (valve) penyalur minyak, keran ini harus selalu diperiksa agar dapat mengalirkan minyak dengan baik dan tidak tumpat. Jika terdapat kelebihan minyak pada kaca jendela corong mesin pengaduk segera dibuka keran penyalur minyak. Hal ini dapat terjadi karena katup penyalur minyak tumpat/ tertutup atau dapat pula diakibatkan mesin pengaduk beroperasi pada suhu panas yang relative rendah sehingga minyak menjadi kental sehingga sulit keluar melalui lubang saringan minyak (strainer) dan sangkar pressan (presscage)

(32)

25

7) Masa adukan tidak boleh tersisa di dalam pengaduk tanpa

pengoperasian

8) Lama pelumatan (pengadukan) 15- 20 menit 9) Hasil pelumatan akan ditujukan ke mesin press

e. Hasil yang dicapai

Pengadukan yang berlebihan dapat mengakibatkan : • Kontaminasi besi pada minyak

• Menambah biaya perawatan • Menambah kebutuhan daya

Pengadukan yang baik dapat dicapai jika pencernaan (pelumatan) buah sawit diaduk hanya memakai 5 set pisau pengaduk.

4. Ekstraksi Minyak a. Tujuan

Pengempa/screw press digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp).

b. Dasar teori

Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press silinder) yang

berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh dua konus (cones) yang berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolis. Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50 – 60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95ºC sebanak 7% TBS (maks) dengan

(33)

26

hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Untuk menurunkan viscositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun klarifikasi, sedangkan biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor) untuk dipecahkan.

c. Alat dan bahan

1) Alat

a) Mesin press

b) Vibrating screen

c) Conveyor

d) Crude oil tank

e) Pure oil tank

f) Continous settling tank

2) Bahan

a) Buah sawit d. Prosedur kerja

1) Hasil pelumatandari digester menuju mesin Press

2) Dari press ini akan keluar minyak dan ampas

3) Lalu menuju ke vibrating screen (saringan getar ) untuk menyaring

buah kelapa sawit yang belum dipress kemudian diangkut menggunakan coveyor menuju ke digester untuk dilumatkan kembali. 4) Minyak yang telah disaring akan dialirkan menuju crude oil tank

(34)

27

5) Minyak yang ada pada crude oil tank akan dialirkan ke pure oil tank

sedangkan sludge dialirkan ke continous setting tank.

e. Hasil yang dicapai

Pengempaan (ekstaksi) merupakan proses pengeluaran minyak dari buah kelapa sawit yang telah diremas. Proses ini dilakukan menggunakan alat berupa hydraulic press (kempa hidrolik) atau screw press dengan tekanan 1000 psi. pada proses pengempaan, minyak akan diekstraksi sebanyak mungkin. Agar diperoleh minyak yang banyak, maka perbandingan biji dengan pericap (kulit buah) daam massa yang dikempa harus optimal. Buah tidak baik jika dipress terlalu lama karena akan merusak susunan fibre pada waktu dipress. Hal ini akan mengakibatkan banyaknya kernel yang pecah.

5. Klarifikasi Oil Room a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan klarifikasi ini untuk memudahkan proses

pemurnian minyak kasar (crude oil)

b. Dasar teori

Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung

kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil

(35)

28

Tank, Continous Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating Screen, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank.

c. Alat dan bahan

1) Alat

a) Continous setting tank b) Pure oil tank

c) Oil purifier d) Vaccum dryer e) Sludge tank f) Vibrating screen 2) Bahan a) Crude oil d. Prosedur kerja

1) Pada continous setting tank sludge dengan minyak dipisahkan dengan cara steam pengendapan dan menginjeksikan uap denga temperatur 90-95º C. Minyak memiliki berat jenis rendah akan terapung dan dialirkan melalui tabung minyak (skimmer) menuju ke oil pure tank

2) Di dalam pure oil tank minyak dipanaskan lagi dengan steam coil untuk mendapatkan suhu 80-85º C. panas yang ada akan menyebabkan air dan kotoran yang terikut dari continous setting tank akan turun ke lapisan bawah. Kotoran dan air akan blow down dan

(36)

29

ditampung di sludge dry tank untuk diproses kembali. Minyak dari pure oil tank kemudian dialirkan ke oil purifier

3) Pada oil purifier air, kotoran yang masih tertinggal di minyak akan dipisahkan. Air dan kotoran akan dibuang ke kolam sludge pit sedangkan minyak akan dialirkan ke float tank sebagi tempat penampungan minyak. Lalu minyak dialirkan ke vacuum dryer

4) Selanjutnya pada vacuum dryer minyak diuapkan dengan system mengabutkan minyak denga temperatur 90 - 95ºC, uap air akan dihisap oleh vacuum pump sedangkan minyak murni akan ditransfer ke storage tank

5) Sludge yang ada pada continous tank tadi akan ditekan keluar kesludge tank dengan suhu 90-95ºC, lalu dialirkan ke vibrating screen setelah itu masuk ke preleaner dipompa ke desander untuk memisahkan pasir

6) Sludge dari desander dialirkan kedistributor tank, kemudian dialirkan ke sludge sntrifuge untuk dipisahkan minyak dan sludge. Sludge yang keluar akan ditampung di kolam sludge pit, kemudian ke final effluent. Sedangkan minyak akan ditampung di reclained tank serta di recycle ke CST untuk diproses kembali

e. Hasil yang dicapai

Minyak kasar (Cruide Oil) adalah hasil pengempaan daging buah yang biasanya langsung diproses tanpa pencucian. Dimana Crude Oil hasil pengempaan tersebut terdiri dari beberapa unsur yang harus

(37)

30

dipisah sehingga minyak kasar ( crude oil ) berubah menjadi minyak murni yang disebuut dengan crude palm oil(CPO) yang siap untuk dipasarkan.

Dilihat dari komposisi Crude Oil dimana crude oil terdiri dari 2 jenis yaitu:

1. Minyak bebas (minyak murni karena tidak terikat dengan air yang mengelilinginya)

2. Sludge yaitu cmpuran homogen antara minyak dan air dan merupakan emulsi yang sangat stabil.

B. Proses Pengolahan Inti Sawit

a. Tujuan

Tujuan dari pengolahan inti sawit untuk mempelajari proses pengolahan inti sawit.

b. Dasar teori

Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, LTDS 1 DAN LTDS 2 Claybath, dan Kernel Silo.

Proses pemisahan biji- serabut dari amoas pengempaan bertujuan untuk memperoleh biji sebersih mungkin. Kemudian, dari biji tersebut harus

(38)

31

menghasilkan inti sawit secara rasional, yakni kerugian yag sekecil-kecilnya dengan hasil inti sawit yang setinggi-tingginya.

c. Alat dan bahan

1) Alat

a) Cake breaker conveyor b) Nut elevator

c) Nut silo d) Ripple Mill

e) Light Tenera Dust Seperator 1 f) Light Tenera Dust Separator 2 g) Hidrocyclone

h) Claybath Separator i) Kernel Silo

j) Kernel Bin 2) Bahan

a) Kernel/ inti sawit b) Air

c) Kalsium d. Prosedur kerja

1) Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih menggumpal masuk ke CBC

2) Fiber dan nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung

(39)

32

dalam hopper sebagai bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing drum

3) Di polishing drum, serabut yang masih melekat pada kernel akan dibersihkan. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan batu dan benda-benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali didalam air lock dan ditampung oleh nut elevator untuk dibawa ke dalam nut silo

4) Di dalam nut silo, nut diperam dan di keringkan selama beberapa jam yaitu 16-20 jam

5) Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang. Hasil pemecahan nut (cracket mixture) tersebut jatuh di cracket mixture conveyor selanjutnya diangkut ke light tenera dust separator (LTDS 1) melalui cracket mixture elevator 6) Dari crecked mixture elevator uncracked nut terjadi pemisahan dari

komposisi cracket mixture yaitu bobotnya lebih ringan akan di hisap oleh light tenera dust separator 1 (LTDS1) kemudian melalui shell cyclone a/l 1 (air lock ltds 1) lalu jatuh di fuel transport conveyor. Sedangakan yang massa berat akan masuk ke ltds 2 di mana ltds 2 prinsif kerjanya sama dengan ltds 1, yaitu bobotnya lebih ringan akan di hisap oleh ltds fan 2 kemudian dari ltds cyclone airlock 2 jatuh ke shell transport conveyor, untuk yang bobotnya lebih berat akan jatuh ke kernel conveyor, sedangkan kernel pecah, cangkang berat

(40)

33

maupun cangkang halus yang masih tersisa akan di pisahkan di hydroclone dan claybath

7) Pada hydrocyclone cangkang dan kernel dipisahkan lalu setelah itu kernel yang sudah terpisah dan cangkang akan masuk ke claybath lalu dipisahkan menggunakan air dan kalsium gunanya untuk memisahkan kembali kernel yang masih tercampur dengan sisa – sisa cangkang. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk disimpan dengan suhu tertentu

8) Kernel yang masuk kedalam kernel silo dryer masih mengandung kadar air cukup tinggi dan basah di sebabkan masih adanya sisa air dari claybath separator yang ikut membasahi kernel untuk itu didalam kernel silo dryer dilakukan proses pengeringan yang dilakukan dengan cara mengijeksikan udara panas kedalam kernel silo melalui steam radiator ke bagian bawah, tengah, dan atas dengan temperature yang berbeda

9) Produksi kernel di timbun dalam “kernel bin” selanjutnya di simpan dalam karung goni dan kelembapan udaranya di atur tidak lebih 70% atau di timbun di “bulk kernel silo”

e. Hasil yang dicapai

Di PT. HHM Berau Mill 1 tidak menggunakan kernel grading drum maka dari LTDS 1 langsung menuju LTDS 2. Pada proses pengeringan

(41)

34

diharapkan nut akan mempunyai kadar air <12% sehingga kernel bersih dari cangkang dan efisiensi tinggi yaitu 90%.

C. Analisis Minyak Kelapa Sawit

1. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) / Free Fatty Acid (FFA)

a. Tujuan

Tujuannya untuk mengetahui kadar FFA pada CPO. b. Dasar teori

Biasanya, bahan yang mengandung minyak (lemak) mengandung enzim yang dapat menghidrolisis. Adanya aktifitas enzim akan menghidrolisis minyak sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan menghasilkan bau tengik dan rasa yang tidak enak. Asam lemak bebas juga dapat menyebabkan warna gelap dan proses pengkaratan logam. Untuk mengurangi aktifitas enzim ini, bias diusahakan dengan penyimpanan minyak pada kondisi panas, minimal 50º C.

c. Alat dan bahan

1) Alat

a. Erlemeyer b. Buret

c. Timbangan analitik 2) Bahan

(42)

35

b. Indicator phenolptalein

c. Larutan iso profil alcohol (IPA) d. Larutan NaOH 0,1 N

b. Prosedur Kerja

1) Sampel ditimbang hingga 3-5 gram kedalam flask

2) Tambahkan 50 ml IPA dan 5 tetes indicator indicator PP lalu kocok hingga homogeny serta panaskan

3) Lalu tirasi denan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna jingga

4) Catat volume titrasi dan hitung dengan menggunakan rumus : % FFA = V N!OH " O,# " $%,&

'()*+ ,*-.(/

c. Hasil yang dicapai

Pada PT. HHT Berau Mill 1 FFA CPO standarnya < 5%. Semakin tinggi asam lemak bebas dalam CPO akan sangat mempengaruhi terhadap proses pemurnian CPO dan membutuhkan biaya produksi yang sangat besar. FFA juga menentukan kualitas CPO yang dihasilkan karena jika FFAnya tinggi maka akan mempercepat berubahnya rasa dan menimbulkan bau tengik.

(43)

36

2. Analisa Kadar Air (Moisture)

a. Tujuan

Tujuannya untuk mengetahui kadar air pada CPO b. Dasar teori

Kadar air adalah bahan menguap yang terdapat dalam jumlah tertentu pada suatu contoh atau sebagai jumlah total dari zat menguap pada kondisi- kondisi tertentu.

Dalam reaksi hidrolisis, minyak akan diubah menjadi ALB dan gliserol. Hal ini akan merusak minyak dengan timbulnya bau tengik. Untuk mencegah terjadinya hirolisis, kandungan air dalam minyak harus diusahakan seminimal mungkin.

c. Alat dan bahan

1) Alat a. Gelas kimia 100 ml b. Cawan petri c. Micro oven d. Desikator e. Timbangan analitik 2) Bahan

a. Minyak CPO before purifier, before vacuum dryer, produk oil dan storage tank

d. Prosedur Kerja

(44)

37

2) Sampel dituangkan kedalam cawan petri dan timbang beratnya (S) 3) Sampel minyak dikeringkan di micro oven selama 3 menit

pemanasan dan 3 menit penyejukkan dilakukan sebanyak 3 kali 4) Setelah itu didinginkan didalam desikator selama 30 menit 5) Sampel yang telah dikeringkan ditimbang kembali

6) Hitung kadar air dengan menggunakan rumus : % Kadar Air = 0123451#

, e. Hasil yang dicapai

Pada PT. HHT Berau Mill 1 Kadar Air CPO standarnya < 0,200%. Kadar air dan minyak harus terus dipantau karena kadar air yang tinggi pada minyak akan mempercepat terjadinya reaksi ketengikan.

3. Analisa Kotoran

a. Tujuan

Tujuannya untuk mengetahui kadar kotoran pada CPO b. Dasar teori

Kadar kotoran diperlukan untuk mengetahui derajat kemurnian minyak. Kotoran dalam CPO biasanya diakibatkan oleh keadaan tanki penimbunan atau tangki pengangkut yang kotor. Kotoran dalam suatu minyak atau lemak terdiri dari bahan mineral yang terdapat bersama kotoran organik.

(45)

38

c. Alat dan bahan

1) Alat a. Crucible b. Gelas kimia 100 ml c. Kertas saring d. Pompa vacuum e. Oven f. Desikator g. Timbangan analitik 2) Bahan

a. Minyak pada before purifier, before vacuum dryer , produk oil dan storage tank

b. Hexane d. Prosedur kerja

1) Kertas saring keringdimasukkan ke crucible kemudian ditimbang (Wa)

2) Sampel ditimbang sebanyak 20 gram (W) dan dimasukkan didalam gelas kimia 100 ml

3) Tambahkan 100 ml larutan hexane dan aduk hingga homogeny 4) Larutan dituang secara hati-hati kedalam crucible dan akan dihisap

(46)

39

5) Keringkan crucible yang telah berisi hasil saringan sampel didalam oven selama 30 menit setelah itu dinginkan dalam desikator selama 30 menit

6) Timbang crucible berisi sisa kotoran yang telah kering (Wb) 7) Hitung kadar kotoran dengan rumus ini :

Kadar Kotoran = 6'56*

7 8 100% Keterangan :

Wa = berat cawan kosong (g) Wb = berat cawan + sisa kotoran (g) W = berat sampel (g)

e. Hasil yang dicapai

Pada PT. HHT Berau Mill 1 Kadar kotoran CPO standarnya < 0,050%.

4. Analisa Kadar Oil Losses a. Tujuan

Mengetahui kehilangan minyak pada beberapa tempat di stasiun CPO.

b. Dasar Teori

Ekstraksi atau pengutipan minyak dari buah kelapa sawit tidak akan pernah mencapai 100%. Kehilangan minyak pasti terjadi, tetapi harus diusahakan sekecil mungkin atau pada batas-batas yang telah ditolerir. Jika pada suatu prose pengolahan pabrik ternyata angka-angka kehilangan minyak yang terjadi melebihi dari angka-angka yang telah

(47)

40

distandarkan maka dapat dikatakan pabrik tersebut kurang efisien dan efektif.

c. Alat dan Bahan

1. Alat a) Gelas Ukur b) Cawan Petri c) Kapas d) Labu ekstraksi 250 ml e) Alat ekstraksi f) Oven g) Desikator h) Talang i) Thimble j) Timbangan analitik 2. Bahan

Sampel pada screw press, sludge centrifuge, final effluent, underflow, empty bunch

d. Prosedur Kerja

1) Siapkan sampel, lalu timbang cawan yang telah berisi kapas (W) 2) Masukkan sampel ke masing-masing cawan dan timbang beratnya

(48)

41

3) Uapkan sampel kedalam micro oven dengan panas medium high

selama 4 menit dengan masa penyejukan 3menit dilakukan sebanyak 4 kali

4) Setelah diuapkan dinginkan kedalam desikator selama 30 menit 5) Timbang berat sampel yang telah diuapkan (W2)

6) Kemudian timbang labu ekstraksi yang telah disiapkan (W0)

7) Setelah itu masukkan larutan hexane ke dalam labu ekstraksi sampai setengah dari volume labu

8) Masukkan sampel yang telah diuapkan ke dalam thimble dan rakit alat ekstraksi

9) Lakukan proses ekstraksi hingga minyak pada sampel habis dan larutan hexane menjadi jernih

10) Masukkan labu ekstraksi yang berisi hasil ekstraksi ke dalam oven dengan suhu 103ºC hingga larutan hexane pada labu tersebut menguap

11) Setelah menguap masukkan kedalm desikator selama 30 menit 12) Timbang labu ekstraksi yang berisi minyak murni (W1)

13) Hitung kadar oil loss dengan menggunakan rumus : Kadar oil loss = 06#56:4

06$564 8 100% Keterangan :

W = berat cawan kosong (gram ) W0 = berat labu kosong (gram ) W1 = berat labu + minyak (gram)

(49)

42

W2 = berat cawan + sampel kering (gram)

e. Hasil yang dicapai

Pada PT.HHM berau mill 1 , kadar oil lossnya sangat minim sekali karena pada proses awal hingga akhir sangat diperhatikan. Standar losis pada USB <2%, press fibre <7,8%, underflow <8%, centrifuge <1% dan final effluent <1%.

D. Analisis Inti Sawit 1. Penentuan Kotoran

a. Tujuan

Mengetahui kadar kotoran pada inti sawit yang diproduksi. b. Dasar teori

Kadar kotoran kernel sawit adalah cangkang gabungan dari biji utuh, biji setengah pecah, cangkang, sampah. Kadar kotoran (dirt) yang

terdapat dalam kernel sawit dapat di tentukan dengan cara menimbang jumlah kotoran (dirt) yang sudah di pisah kan dari contoh. (Anonim, 1997)

c. Alat dan bahan

1) Alat

a) Timbangan b) Kantong Plastik 2) Bahan

(50)

43

d. Prosedur kerja

1) Sampel ditimbang (W1)

2) Sampel disortir dalam kernel bulat, kernel pecah, nut bulat, nut pecah, cangkang dan serabut

3) Nut bulat dan nut setengah pecah dipecahkan dengan hati-hati, sehingga kernel dalam keadaan utuh, kemudian cangkang ditimbang terpisah dalam kategori berikut :

• Cangkang dan serabut (W2) • Cangkang dari nut bulat (W3)

• Cangkang dari nut setengah pecah(W4) • Kernel Pecah (W5)

4) Hitung dengan rumus sebagai berikut :

% Kadar kotoran = 100x[(W2 + W3 + W4)/W1] e. Hasil yang dicapai

Pada PT. HHM Berau Mill 1 standar kadar kotoran inti sawit yaitu maksimal <6%. Apabila persentase kadar kotoran melebihi batas penyebabnya kurang maksimalnya kinerja ripple mill.

(51)

44

2. Penentuan kadar air

a. Tujuan

Menentukan kadar air pada inti sawit b. Dasar teori

Air dalam kernel sawit terjadi karena proses alami sewaktu pembuatan dan akibat perlakuan di pabrik. Air yang terdapat dalam kernel dapat di tentukan dengan cara pengeringan. (Anonim, 1997)

c. Alat dan bahan

1. Alat a) Crystalling dish b) Timbangan analitik c) Desikator d) Micro oven 2. Bahan a) Kernel pecah d. Prosedur kerja

1) 100 gr sampel diambil secaara acak 2) Crystaling dish ditmibang (W1)

3) Kernel pecah ditempatkan kedalam crystaling dish dan ditimbang (W2)

4) Sampel dikeringkan di oven dan didinginkan selama 30 menit didalam desikator

(52)

45

6) Hitunglah kadar air inti sawit dengan menggunakan rumus :

% Kadar Air = 100 x 6$56; 6$56# e. Hasil yang dicapai

Standar kadar air kernel pada PT.HHM berau mill 1 yaitu < 7%. Pada PT. Hutan Hijau Mas akan diuji analisis sebelum di lempar kepasaran, karena apabila Kadar Air masih banyak terdapat di dalam kernel, maka bisa menurunkan harga jual kernel itu sendiri. Selain itu dapat mempermudah tumbuhnya jamur dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

3. Penetapan Inti Pecah

a. Tujuan

Menentukan kadar inti pecah b. Dasar teori

Pr os es pem e cah a n nut m eng g unak a n per a lat anripple mill atau nut craker. Pengaturan alat ini sangat mempengaruhi nut yang dipecah, sehinggabr oken k er ne l sang at d i peng ar u h i ol eh a lat pem ec ah.

c. Alat dan bahan

1. Alat

a) Timbangan analitik 2. Bahan

(53)

46

d. Prosedur kerja

1) Timbang sampel sebanyak 1000 gram 2) Pisahkan inti pecah dan inti bulat 3) Timbang inti pecah

4) Hitunglah kadar inti pecah dengan menggunakan rumus : % Kadar Inti Pecah = <()*+ =>+? @(A*B

<()*+ C*-.(/ x100 e. Hasil yang dicapai

Pada PT. HHM Berau Mill 1 standar kadar inti pecah yaitu <25%. Apabila persentase kadar inti pecah melebihi batas penyebabnya ketika melakukan pemecahan biji di ripple mill biji mengalami benturan yang sangat keras. Kernel pecah sangat peka terhadap penjamuran dan pengasaman.

E. Pengolahan Limbah Pabrik kelapa Sawit 1. Pemanfaatan serat dan cangkang

a. Tujuan

Memanfaatkan serat dan cangkang menjadi bahan bakar. b. Dasar teori

Boiler adalah suatu alat yang berfungsi menghasilkan uap. Kegunaan uap pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit adalah :

- Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik. - Sebagai Perebusan.

(54)

47

Dalam ketel uap yang sangat penting untuk diperhatikan adalah alat pembakaran atau pengapian (Brander). Bahan bakar yang dipakai untuk boiler adalah serabut buah dan cangkang (kulit inti).

c. Prosedur kerja

1) Serat dan cangkang dari shell cyclone dan fibre cyclone menuju ke boiler untuk bahan bakar .

d. Hasil yang dicapai

Di PT.HHM berau Mill 1, cangkang dan serat dimanfaatkan menjadi bahan bakar boiler dengan perbandingan 2 serat : 1 cangkang.

2. Pengolahan tandan sebagai mulsa

a. Tujuan

1. Meminimalisasi limbah

2. Pemanfaatan kembali/ recycle nutrisi b. Dasar teori

Tandan kosong berfungsi ganda selain menambah hara ke dalam tanah, jjuga meningkatkan bahan organic tanah yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah. Dengan meningkatnya bahan organic tanah maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air bertambah baik, perbaikan fisik tanah tersebut berdampak positif terhadap pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara.

(55)

48

Tabel 2. Baku Mutu Limbah Industri Minyak Sawit

Debit limbah maks. Sebesar 2,5 m³ per ton CPO

parameter Kadar maks. satuan Beban penc. maks satuan

BOD 100

mg/l

0,25

kg/ton

COD 350

mg/l

0,88

kg/ton

TSS 250

mg/l

0,63

kg/ton

Minyak &

lemak

25 mg/l

0,0631 kg/ton

Total N

50

mg/l

0,125

kg/ton

pH 6-9 -

-

kg/ton

Sumber : Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Air (1995)

c. Prosedur kerja

1) Tandan kosong dari threser di teruskan ke stasiun empty bunch untuk dipress

2) Tankos yang sudah dipress akan diteruskan empty bunch conveyor menuju ke tempat pembuangan tankos

3) Tankos akan diangkut oleh truk untuk ditebar ke tanaman menghasilkan

d. Hasil yang dicapai

Penebaran tankos di areal tanaman menghasilkan, dilaksanakan tanpa berlapis digawangan. Penebaran dilakukan merata hingga ke pinggir piringan. Tankos daam jangka 7-10 bulan sudah hancur dan menyatu dengan tanah.

3. Pengelolaan Limbah Cair

a. Tujuan

Untuk mengelola limbah cair yang dihasilkan PKS dan dapat

(56)

49

b. Dasar teori

Pada prinsipnya konsep pemakaian limbah ke areal tanaman kelapa sawit adalah pemanfaatn dan bukan pembuangan atau mengalirkan sewenang- wenang. Pemanfaatan ini meliputi pengawasan terhadap pemakaian limbah di areal, agar diperoleh keuntungan dari segi agronomis dan tidak menimbulkan dampak yang merugikan (Huan,1987)

c. Prosedur kerja

1) Dari tanki pengumpulan limbah cair dialirkan ke cooling pond

2) Lalu dari cooling pond diteruskan ke kolam anaerobic 1 → kolam anaerobic 2 → anaerobic 3 → anaerobic 4, pada tahap ini dilakukan pembibitan bakteri

3) Selanjutnya limbah dari kolam anaerobic 4 diteruskan ke kolam aerobk1 → kolam aerobic 2 setelah itu di alirkan ke lahan

d. Hasil yang dicapai

Pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk/bahan pembenah tanah di pertanaman kelapa sawit sangat dimungkinkan atas dasar adanya kandungan hara dalam limbah tersebut. Pemanfaatan limbah , disamping sebagai sumber pupuk organik juga akan mengurangi biaya pengolahan limbah.

(57)

50

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan PT. Hutan Hijau Mas disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan praktek kerja lapang yang dilaksanakan selama di perusahaan adalah Pemanenan, transportasi, penerimaan buah dan penimbangan, sortasi, stasiun loading ramp, perebusan, penebahan, pelumatan, ekstraksi minyak, pemurnian minyak serta analisis CPO

2. Pengolahan kernel di PT. HHM yaitu mulai dari stasiun cake break conveyor, depericarper, nut polishing drum, nut silo, ripple mill, LTDS 1, LTDS 2, hidrcyclone, clay bath dan kernel silo.

3. Kapasitas Produksi CPO pada PT. HHM yaitu 100 ton/jam dan standar CPO yang di produksi yaitu FFA%, Moisture<0,200% Impurities 0,050%.

B. Saran

Kegiatan PKL ini dirasakan sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Ada beberapa saran mengenai kegiatan praktek yang dilaksanakan :

1. Perusahaan dapat mengolah limbah menjadi suatu produk turunan sehingga dapat meningkatkan keuntungan baik itu dari aspek ekonomi maupun aspek lingkungan.

(58)

51

DAFTAR PUSTAKA

Anonim:2013. http://www.ipard.com/penelitian/penelitian_sawit.asp. Diakses pada

tanggal 25 April 2013

Anonim:2013. http://damarpinilih.com/index.php/kelapa-sawit/pasca-panen-kelapa-sawite. Diakses pada tanggal 25 April 2013

DITJEN PPHP Departemen Pertanian.2009.Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jakarta .

Fauzi Yan.et al. 2007. KELAPA SAWIT. Jakarta: Penebar Swadaya

Pahan Iyung :2008. KELAPA SAWIT Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.

PT.Hutan Hijau Mas , 2010. Laporan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit,Berau.

PT.Hutan Hijau Mas , 2009. Panduan Analisa Laboratorium ,Berau.

RefnaRegar Asiffah:2012. http://assyifahrefnaregar.wordpress.com. Diakses pada

(59)

52

Penimbangan

grading

Loading ramp

sterilizer

threser

Digester

Screw Press

Sand trap tank

Vibrating screen

Crude Oil tank

(60)

53

Pure Oil Tank

Sludge Tank

Vibrating

Screen

Precleaner Tank

Desander

Distributor tank

Sludge

Sentrifuge

CST

Crude Oil Tank

Oil Purifier

Float Tank

Vacuum Dryer

Storage Tank

Sludge Pit

Reclained Tank

Minyak

Sludge

Minyak

Sludge

Oil

(61)

54

Fibercyclone

BahanBakar

Boiler

Shell Hopper

Hydrocyclone

Claybath

Depricarper

Press

Nut Silo

Nut Polishing

Drum

Ripple Mill

LTDS I

LTDS II

Kernel Silo

Kernel Store

(62)

55

C. LAMPIRAN GAMBAR KEGIATAN PKL

GAMBAR 1. PEMANENAN BUAH SAWIT

(63)

56

GAMBAR 3. JEMBATAN TIMBANG

(64)

57

GAMBAR 5. LOADING RAMP

(65)

58

GAMBAR 7. .AUTO FEEDER

(66)

59

GAMBAR 9. DIGESTER

;….

(67)

60

GAMBAR 11 . EMPTY BUNCH PRESS

(68)

61

GAMBAR 13. VIBRATING SCREEN

(69)

62

GAMBAR 15. OIL ROOM STASION

(70)

63

GAMBAR 17. NUT POLISHING DRUM

(71)

64

GAMBAR 19. TEMPAT PENAMPUNGAN KERNEL

(72)

65

GAMBAR 21. . CANGKANG SAWIT

(73)

66

D. STANDAR MUTU PRODUKSI BERAU PALM OIL MILL I PT HUTAN HIJAU MAS

NO. STANDAR MUTU

A MUTU BUAH BLACK BUNCHES < 2 UNDERRIPE < 2 RIPE BUNCHES < 96 ROTTEN BUNCHES < 0 LOSES FRUITS 10-15

B LOSES CPO DALAM PENGOLAHAN

USB < 2

PRESS FIBRE < 7,8 UNDER FLOW < 8

CENTRIFUGE <1

FINAL EFFLUENT <1

C LOSES PALM KERNEL DALAM PENGOLAHAN

LTDS < 1

CLAYBATH < 1

CENTRIFUGE SEPARATOR < 5 PACKED KERNEL DIRT < 6 PACKED KERNEL MOISTURE < 7 D MUTU PRODUKSI CPO

FFA <5

MOISTURE < 0.2 IMPURITIES <0.05 E MUTU PRODUKSI KERNEL

MOISTURE 7

INTI PECAH <25

Gambar

GAMBAR 2. TANDAN BUAH SAWIT
GAMBAR 4. GREDING
GAMBAR 6. STERILIZER
GAMBAR 8. THRESER
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pabrik Kelapa Sawit PT. Intan Sejati Andalan merupakan pabrik kelapa sawit dengan pengolahan 600 ton tandan buah segar per hari dan dapat menghasilkan limbah padat seperti

Kriteria tandan buah segar yang layak untuk dipanen (TBS) di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur adalah berdasarkan jumlah. berondol yang terlepas dari tandannya

d) Janjang yang terlalu banyak dimasukkan sekaligus ke dalam drum , sehingga tandan buah segar tersebut hanya bergulir sesamanya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah

Tandan Buah Segar Kelapa Sawit yang selanjutnya disingkat TBS, adalah tandan buah segar kelapa sawit yang dihasilkan oleh Pekebun mitra yang diterima Pabrik Kelapa Sawit

Untuk memproses kelapa sawit merupakan rangkaian proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menghasilkan dua jenis minyak, yaitu minyak dari daging buah (mesocarp) kelapa

Secara umum, ada dua macam hasil olahan utama Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik, yaitu minyak kelapa sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak

Pemanenan yang baik harus memperhatikan aspek mutu buah pada tandan buah segar (TBS) yang dipanen karena hal itu dapat dijadikan indikator untuk mengetahui

PENERIMAAN TBS Petugas keamanan dalam hal ini Satpam Pabrik, berkewajiban memeriksa dan meneliti segala Dokumen/surat pengantar yang dibawa oleh pihak pengangkutan tandan buah segar