iv
Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia.
Dan sampai masa putih rambutmu, Aku tetap menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus,
Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.. (Yesaya 46 : 4)
Berjuanglah sampai garis akhir,
Akhiri apa yang sudah dimulai, Jangan lemah semangatmu,
Karena…
Ada upah bagi setiap usahamu.. (2 Tawarikh 15 : 7)
Bukanlah disebut menang, kalau tidak dibuktikan dengan pertarungan
Bukanlah disebut berhasil, kalau tidak berusaha..
Bukanlah disebut lulus, kalau tidak melewati ujian
v
vii
Studi Pada Anggota Korps Wanita Angkatan Darat di Yogyakarta dan Jawa Tengah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Nurma Mayasari
ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan antara stres kerja dan kecenderungan pengasuhan otoriter pada wanita anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang sudah menikah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hipotesis penelitian menyatakan stres kerja berhubungan secara positif dan significant dengan kecenderungan pengasuhan otoriter. Subjek penelitian adalah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan skala stres kerja dan skala kecenderungan pengasuhan otoriter yang disusun sendiri oleh peneliti. Metode analisis data menggunakan tehnik korelasi Spearman Brown. Hasil menunjukkan hubungan negatif yang tidak signifikan antara stres kerja dan kecenderungan pengasuhan otoriter, dengan r = -0,041 dengan nilai signifikansi 0,395. Dengan demikian semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kecenderungan pengasuhan otoriter dan sebaliknya.
viii
CORRELATION BETWEEN THE WORK STRESS AND THE TENDENCY OF AUTHORITATIVE MOTHERING AMONG MARRIED
WOMAN ARMY CORPS IN YOGYAKARTA AND CENTRAL JAVA
Study in the Members Among Woman Army Corps in Yogyakarta and Central Java
Sanata Dharma University Yogyakarta
Nurma Mayasari
ABTRACT
This research aimed to know the correlation between the work stress and the tendency of authoritative mothering among the members of woman army corps in Jogjakarta and Central Java. The hypothesis was the work stress has positive significant correlation with the tendency of authoritative mothering. The subjects were 44. Data were collected using work stress scale and tendency of authoritative mothering scale composed by researcher. Analysis data method was using Spearman Brown’s correlation. Results show a negative and insignificant correlation between the work stress and the tendency of authoritative mothering, with r = -0.041 at significant level of .395. It means that the higher work stress, the lower tendency of authoritative mothering and vice versa.
x
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kepada Yesus untuk berkat yang telah Dia berikan untuk
hidupku, termasuk dalam pengerjaan karya ilmiah ini. Rasa syukur yang teramat
dalam penulis panjatkan karena kaya ilmiah ini dapat diselesaikan. Proses
pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir telah melibatkan banyak pribadi
yang dengan tangan terbukanya telah memberikan dukungan. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan ketulusan hati yang terdalam
kepada:
1. Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi yang telah membimbing penulis dalam
mengerjakan skripsi. Terima kasih Bapak telah memberikan dukungan dan
semangat, sehingga penulis menjadi yakin bahwa skripsi ini mampu
diselesaikan pada waktunya. Terima kasih untuk kesabaran yang tak
henti-hentinya.
2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
3. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis.
4. Ibu Kristiana Dewayani S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing akademis.
Terima kasih Ibu telah membimbing akademis dan membantu saya dalam
menjalani masa-masa studi di Psikologi.
5. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih untuk
xi
kasih telah berbagi ilmu hidup yang bermakna dan melatih saya untuk lebih
cermat, teliti dan konsisten.☺
7. Ibu ML. Anantasari,S.Psi.,M.Psi., Terima kasih untuk nilai-nilai hidup yang
sudah Ibu tularkan pada saya.
8. Seluruh Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima
kasih Bapak dan Ibu telah memberikan semangat yang luar biasa dalam
membagikan ilmu pada berbagai kesempatan.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Psikologi USD, yaitu mbak Nanik, mas
Gandung dan Pak Gik, mas Muji dan mas Doni. Terima kasih untuk banyak
sekali bantuan dan kesabaran dalam membantu saya selama proses
administrasi, kuliah dan skripsi.
10.Bapak, Ibu, Mbak Iyut dan Simbah Putri. Terima kasih untuk dukungan
semangat, perhatian yang semakin penuh, walaupun terkadang tersisip
amarah-amarah manis. Terima kasih untuk Ibu yang sangat berkomitmen
menemani dan membantu saya dalam pengambilan data hingga penjuru kota
dengan tak ada lelahnya. Bapak yang setia mendampingi dan memberi
semangat. Mbak Iyut yang selalu sabar menghadapi saya. Simbah Putri yang
selalu berdoa.
11.Tunanganku, Letda (Mar) Theodorus Wenang H.W. Terima kasih untuk
dukungan, kesabaran dan perhatian dengan tiada bosan menemani begadang
xii
12.Kapten CAJ (K) Lilis Suryani, Mayor CAJ (K) Rahayu, Mayor CHB (K) C.
Ria Windyari dan anggota KOWAD di wilayah Yogyakarta, Semarang, Solo
dan Magelang. Terima kasih atas bantuan informasi dan kerja sama demi
kelancaran penelitian ini.
13.Keluarga besar Mak Wargo, semua Bulik, Om, Adik dan Keponakan. Terima
kasih untuk perhatian dan penerimaan yang luar biasa.
14.Keluarga Bapak Karsono, Ibu Rustinah, Mbak Wening dan Mas Kingkin.
Terima kasih untuk dukungan, perhatian dan memberikanku tempat singgah
kedua yang nyaman dan hangat.
15.Sahabat pembuka sekaligus penutup masa-masa kuliah yang indah, Githa dan
Wira. Terima kasih untuk pengalaman luar biasa yang sudah kalian bagikan
dalam hidup saya. Sungguh pelajaran hidup yang penuh makna dan
membangun.
16.Teman-teman angkatan 2005, Iin, Rizka, Weny, Silvi, Agnes, Uchie, Rindy,
Mumun, Rama, Marni, Karen, Oposh, dan Marni. Termasuk Mb Nana ’03
dan Kak Dima ‘04, Liem dan Herman ’06. Thanks All untuk banyak
bantuannya.
17.Teman-teman PMK Ebenhaezer dan PMK Efata, terima kasih untuk
kekompakan dan jalinan kekeluargaannya
18.Setiap orang yang saya temui dalam hidup khususnya selama menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih telah memenuhi cawan kehidupan saya dan
jadikannya bermakna.
Yogyakarta, Januari 2010
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR SKEMA ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pola Asuh Otoriter ... 6
1. Pengertian Pola Asuh ... 6
xiv
3. Faktor-faktor Penyebab Pengasuhan Otoriter ... 8
B. Stres Kerja ... 9
1. Pengertian Stres Kerja……... ... 9
2. Tahap Terjadinya Stres……… ... 10
3. Jenis – Jenis Stres…………... ... 11
4. Gejala Stres……… ... 12
5. Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Stres………... 13
6. Stres yang Dialami Wanita Anggota KOWAD yang Sudah Menikah……….... 17
C. Hubungan Antara Stres Kerja dan Kecenderungan Pengasuhan Otoriter pada KOWAD... 18
D. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
A. Jenis Penelitian ... 20
B. Identifikasi Variabel... 20
C. Definisi Operasional... 20
D. Subjek Penelitian... 21
E. Persiapan Penelitian ... 21
F. Alat Pengumpulan Data ... 22
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 23
1. Pengujian Validitas……… .. 24
2. Seleksi Item………. 24
3. Pengujian Reliabilitas……...……… 25
G. Uji Asumsi dan Uji Hipotesis Penelitian ... 26
xv
B. Hasil Penelitian……… 28
1. Uji Asumsi Hasil Penelitian……….... 28
a. Uji Normalitas………. 28
b. Uji Linearitas………... 29
2. Deskripsi Data penelitian... 30
3. Uji Hipotesis………. 31
C. Pembahasan ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 33
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Item yang Sahih dan Gugur pada Skala Stres Kerja ... 24
Tabel 3.2 Item yang Sahih dan Gugur pada Skala Kecendrungan
Pengasuhan Otoriter ... 25
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 29
Tabel 4.2 Hasil Uji Linearitas ... 30
Tabel 4.3 Data Statistik Stres Kerja dan Kecenderungan
Pengasuhan Otoriter ... 30
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pengantar Penelitian ... 38
2. Skala Stres Kerja ... 41
3. Skala Pengasuhan Otoriter ... 44
4. Uji Reliabilitas Stres Kerja ... 47
5. Uji Reliabilitas Pengasuhan Otoriter ... 51
6. Uji Normalitas Stres Kerja ... 55
7. Uji Normalitas Pengasuhan Otoriter ... 55
8. Uji Linearitas ... 56
9. Uji Korelasi .. ... 56
10.One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 57
11.Surat Ijin Penelitian ... 58
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan ini menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian,
menjelaskan rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan tempat untuk pertama kalinya seorang anak
memperoleh pendidikan dan mengenal nilai-nilai maupun peraturan-peraturan
yang harus diikutinya. Hal tersebut menjadi dasar anak untuk melakukan
hubungan sosial dengan lingkungan yang lebih luas. Breckenridge dan
Vincent (1960) menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang membentuk pola
pengasuhan orang tua, antara lain pengalaman hidup, pendidikan,
kebudayaan, status ekonomi, nilai-nilai hidup, pernikahan lintas budaya dan
pengalaman masa lalu.
Pola pengasuhan merupakan bentuk-bentuk perlakuan orang tua
ketika berinteraksi dengan anak yang mencangkup tiga bentuk yaitu otoriter,
permisif dan demokratis (Baumrind, 1971). Pengasuhan pada umumnya
berada di bawah asuhan ibu. Hurlock (1990) menjelaskan bahwa ibu lebih
terikat emosi dengan anak, karena awal pembentukan kepribadian individu
dimulai dari hubungannya dengan ibu.
Pola pengasuhan yang dianggap ideal adalah pola pengasuhan
demokratis, sedangkan pola asuhan yang kurang bahkan cenderung tidak
2
ideal adalah permisif dan otoriter. Hurlock (1990) mengemukakan bahwa
pengasuhan permisif dianggap kurang ideal karena dalam pengasuhan ini,
orang tua memperbolehkan anak untuk melakukan segala sesuatu sesuai
kehendak anak, sehingga anak cenderung kurang memiliki disiplin dan
bertindak semena-mena tanpa pengawasan orang tua.
Pengasuhan otoriter dianggap tidak ideal karena pengasuhan ini
cenderung menerapkan sistem hukuman bagi perilaku anak yang tidak sesuai
dengan orang tua. Orang tua menerapkan kontrol yang tinggi terhadap anak
akan tetapi tidak dibarengi dengan tingginya perhatian dan kehangatan. Anak
kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pikiran dan gagasan
mereka sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian
individu dalam tahap perkembangannya. Individu yang tumbuh dengan
pengasuhan otoriter akan memiliki sikap yang seringkali cemas akan
perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan dan memiliki keterampilan
komunikasi yang rendah.
Peristiwa-peristiwa sepanjang rentang kehidupan seseorang dapat
mempengaruhi bagaimana individu memperlakukan anaknya. Peristiwa
tersebut beragam, salah satunya adalah pengalaman hidup yang terjadi dan
terbentuk ketika individu bekerja dalam keadaan yang dapat menimbulkan
tekanan. Pengalaman-pengalaman bekerja tersebut dapat membentuk sikap
Munandar (2006) mengemukakan bahwa seluruh jenis pekerjaan
dapat menimbulkan stres. Stres dapat disebabkan oleh perubahan keadaan dan
waktu dalam bekerja, kesulitan dengan atasan, dan tanggung jawab pekerjaan
yang berubah. Individu yang mengalami stres akan memiliki reaksi emosional
tertekan, tegang, tidak bisa rileks, ingin marah, lebih rewel, penuh curiga, dan
lain sebagainya
Tentara Nasional Indonesia merupakan salah satu pekerjaan yang
dapat menimbulkan stres (Munandar, 2006) lewat aturan kerja yang statis,
mutlak dan disiplin tinggi terhadap peraturan yang berlaku maupun terhadap
tugas-tugasnya sebagai abdi negara. Bagi mereka berlaku hukum militer yang
tertulis dalam KUDHT/KUHPT (Kitab Undang-Undang Hukum Disiplin
Tentara/Kitab Undang-Undang Hukum Peraturan Tentara) (Harianja, 2007).
Kedua hukum ini berlaku mengikat pada personel-personel militer, baik yang
aktif maupun yang sedang menjalani pendidikan.
Anoraga (2005) menyebutkan bahwa disiplin yang terlalu keras dapat
menyebabkan individu menjadi tertekan dan pada akhirnya mengalami stres.
Individu yang mengalami stres akan mengalami beberapa gejala diantaranya
menjadi tertekan, agresif, dan tegang.
Pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua yang bekerja dalam
bidang kemiliteran bisa terbentuk oleh pengalaman hidup selama bekerja.
Ketika mengalami stres kerja, maka orang tua cenderung akan bersikap
4
tua sebagai dampak stres dalam bekerja ini akan membentuk pola asuh yang
otoriter pada anak.
Penelitian ini bermaksud melihat bagaimana hubungan antara stres
kerja dan kecenderungan pengasuhan otoriter pada anggota KOWAD yang
sudah menikah yang berada di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah apakah ada hubungan antara stres kerja dan kecenderungan
pengasuhan otoriter pada anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang sudah
menikah di Yogyakarta dan Jawa Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja
dan kecenderungan pengasuhan otoriter pada wanita yang bekerja sebagai
anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang sudah menikah di Yogyakarta
dan Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan informasi mengenai hubungan antara stres
Oleh karena itu secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu
menyumbangkan data untuk mengembangkan khasanah ilmu psikologi
khususnya psikologi perkembangan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi :
a. Kesatuan dinas yang diteliti
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi
bagi kesatuan dinas anggota KOWAD mengenai hubungan stres kerja
yang dialami anggota KOWAD dan kencenderungan pengasuhan
otoriter terhadap anak.
b. Subjek penelitian
Pada penelitian ini, diharapkan para personel semakin mengerti
mengenai stres kerja yang tinggi yang sedang dialami, supaya dapat
menentukan sikap yang tepat dan yang sebaiknya diterapkan dalam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memaparkan pengertian pola asuh, pengertian pola asuh
otoriter, faktor yang berkaitan dengan pengasuhan otoriter, pengasuhan otoriter
yang dilakukan oleh anggota Korps Wanita Anggota Angkatan Darat. Selain itu,
bab ini juga memaparkan pengertian stres kerja, tahap terjadinya stres, jenis-jenis
stres, gejala-gejala stres, faktor-faktor yang berkaitan dengan stres, stres kerja
yang dialami anggota KOWAD dan hubungan antara stres kerja dan
kecenderungan pengasuhan otoriter pada anggota KOWAD.
A. Pola Asuh Otoriter 1. Pengertian Pola Asuh
Havighurst (1972) mengemukakan bahwa pola asuh adalah
cara-cara pengaturan tingkah laku anak yang dilakukan oleh orang tua sebagai
perwujudan tanggung jawabnya dalam pembentukan kedewasaan diri
anak. Gunarsa (1989) mengungkapkan pengasuhan anak adalah sebuah
interaksi yang terjadi antara pengasuh dengan anak-anak yang diasuh.
Pengasuhan merupakan usaha yang diarahkan untuk mengubah tingkah
laku sesuai dengan keinginan pengasuh.
Orang tua memiliki kebutuhan dan harapan yang berhubungan
dengan anak. Gunarsa (2003) menyatakan bahwa orang tua akan
merefleksikan apa yang diinginkan dari anak dan apa yang diinginkan
untuk diri sendiri. Orang tua membentuk harapan akan penampilan luar
anak, inteligensi, kesehatan bahkan penampilan anak sepanjang
hidupnya, sehingga orang tua menggunakan pola pengasuhan tertentu
untuk membentuk hal-hal tersebut.
2. Pengertian Pola Asuh Otoriter
Baumrind (1971) membagi gaya pengasuhan yang biasa dilakukan
oleh orang tua menjadi tiga gaya, yaitu pola asuh demokratis, otoriter dan
permisif. Pola pengasuhan yang menjadi fokus pembahasan dalam
penelitian ini adalah pola asuh otoriter.
Pengasuhan otoriter ialah suatu gaya yang membatasi, menghukum
dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan
menghormati seluruh usaha-usaha dan pekerjaan orang tua. Orang tua
yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi
peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara/bermusyawarah
(Baumrind, 1971).
Hurlock (1990) menjelaskan bahwa dalam disiplin yang otoriter
orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peraturan-peraturan dan
memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan-peraturan
tersebut. Tidak ada usaha untuk menjelaskan pada anak mengapa ia harus
patuh. Anak tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
tentang adil atau tidaknya peraturan yang telah dibuat orang tua. Apabila
anak tidak mengikuti perintah orang tua, maka anak sering kali akan
8
mengungkapkan pula bahwa dalam pengasuhan otoriter sistem
pemberian hadiah sangat jarang dilakukan.
3. Faktor yang Berkaitan dengan Pengasuhan Otoriter
Breckenridge dan Vincent (1960) mengungkapkan adanya faktor-faktor
yang membentuk pola asuh orang tua terhadap anak, antara lain:
a. Budaya
b. Pengalaman masa lalu orang tua
c. Status ekonomi
d. Pernikahan lintas budaya
e. Pengalaman-pengalaman hidup orang tua
f. Tingkat pendidikan
g. Nilai hidup
Mussen (1990) juga menjelaskan bahwa sikap yang digunakan
orang tua dalam mengasuh anak berkaitan dengan beberapa faktor antara
lain:
a. Latar belakang orang tua, meliputi latar belakang pendidikan dan
pengalaman masa lalu.
b. Keadaan keluarga di masyarakat, meliputi faktor-faktor budaya di
sekitar keluarga, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan keadaan
tempat tinggal keluarga ( di kota atau di desa).
c. Keadaan dalam keluarga, meliputi besar kecilnya keluarga, jumlah
anak perempuan dan laki-laki, dan jumlah anggota keluarga yang
d. Hubungan antara orang tua, meliputi siapakah yang berkuasa di
dalam keluarganya, siapakah yang lebih banyak membuat keputusan,
siapakah yang membiayai keluarga, bagaimana hubungan afeksi
antara orang tua, dan bagaimana pula cara mereka berkomunikasi.
e. Pandangan orang tua terhadap anak, meliputi bagaimana tujuan sikap
orang tua bagi anak dan arti sikap orang tua tersebut, dan bagaimana
pelaksanaan sikap orang tua (konsisten atau tidak).
f. Sikap orang tua terhadap anak, adalah sikap orang tua terhadap anak
konsisten atau tidak.
g. Karakter pribadi orang tua, meliputi bagaimana pribadi orang tua,
bagaimana tingkat intelegensi orang tua, bagaimana sikap sosial
orang tua dan bagaimana nilai kehidupannya.
h. Karakter pribadi anak, meliputi kepribadian anak, konsep anak
tentang harapan orang tua terhadapnya, bagaimana sikap orang tua
yang diharapkan anak, dan bagaimana pengaruh figur orang tua bagi
diri anak.
i. Sikap anak dimasyarakat atau di luar rumah, meliputi respon anak
menghadapi stimulus dari luar.
B. STRES KERJA 1. Pengertian Stres
10
Mambu (1985) menyatakan bahwa stres adalah respon ancaman atau
bahaya. Menurutnya, stres merupakan suatu tekanan yang menekan
seseorang yang dalam usahanya untuk mengatasi kekuatan tersebut telah
berusaha keras atau membuat dirinya sangat lelah atau risau. Pada
umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang
negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun
mental, atau mengarah pada perilaku yang tidak wajar (Munandar,2006).
Mashun (2004) berpendapat bahwa stres adalah apa saja yang
dirasakan ketika individu bereaksi terhadap tekanan, baik dari luar diri
(sekolah, kerja paruh waktu, keluarga, teman-teman dan kemacetan lalu
lintas) maupun yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Gerrig dan
Zimbardo (2008) menjelaskan stres sebagai pola respon yang dibuat oleh
individu berdasarkan stimulus yang merupakan peristiwa yang
mengganggu keseimbangan atau melebihi kemampuan individu dalam
mengatasinya.
2. Tahap Terjadinya Stres
Selye (1976) lebih menekankan proses individu menghadapi
kondisi menekan yang merupakan sumber stres. Selye (1976) menjelaskan
ada tiga tahap rangkaian perubahan yang dinamakan general adaptation
syndrome yaitu tahap alarm (tahap bahaya) di mana organisme
mulai menghayatinya sebagai ancaman. Tahap selanjutnya adalah tahap
resistance (tahap perlawanan) dimana organisme memobilisasi
sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi tuntutan. Jika tuntutan berlangsung
terlalu lama maka sumber-sumber penyesuaian ini akan habis dan
organisme mencapai tahap terakhir yaitu tahap exhaustion (tahap
kehabisan tenaga).
3. Jenis – Jenis Stres
Pada umunya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi
yang negatif, sehingga mengarah pada timbulnya penyakit fisik atau
mental, atau mengarah pada perilaku yang tidak wajar. Jenis-jenis stres
menurut Selye (1976) adalah:
a. Distres
Adalah jenis stres yang berbahaya dan merusak. Selye (1976) juga
menambahkan bahwa distres mengacu pada keadaan negatif yang
dialami sebagai ancaman yang mencemaskan yang mengarah pada
timbulnya gejala fisik, mental dan perilaku tidak wajar.
b. Eustres
Adalah jenis stres yang menguntungkan dan konstruktif. Eustres
mengacu pada kekuatan yang positif yang menyenangkan yang
mendorong seseorang untuk memberikan sesuatu yang optimal dari
12
4. Gejala-Gejala Stres
Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara
fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Anoraga
(2005) mengemukakan bahwa selama stres berlangsung, tanggapan
tersebut menimbulkan reaksi kimia dalam tubuh manusia yang
mengakibatkan perubahan-perubahan. Reaksi kimia tersebut disebut
sebagai gejala stres. Gejala-gejala stres menurut Anoraga (2005) antara
lain:
a. Gejala fisik
Gejala stres yang tampak seperti sakit kepala (pusing separuh,
vertigo), sakit maag, mudah kaget (berdebar-debar), banyak keluar
keringat dingin, gangguan pola tidur, letih lesu, gangguan nafsu makan,
kewaspadaan yang berlebihan dan lain sebagainya. Sarafino (1994)
menyebutkan bahwa stres seringkali menimbulkan masalah kesehatan
yang merupakan hasil dari pelemahan fungsi kekebalan tubuh, seperti
borok, tekanan darah tinggi dan asma. Jika kondisi stres berlangsung
terus, maka penyakit dan kerusakan secara fisik akan meningkat dan
kematian.
b. Gejala emosional
Sarafino (1994) menjelaskan gejala emosional adalah adanya
perasaan sedih, depresi dan kemarahan. Gejala yang sama juga
reaksi emosi seperti cemas, mudah merasa kuatir, mengalami
mimpi-mimpi yang buruk, mudah marah/jengkel, gelisah dan sebagainya.
c. Gejala sosial
Wilkinson (2002) menyebutkan bahwa gejala stres dalam lingkup
sosial adalah sering mengharapkan orang lain untuk dapat memahami
mereka sepenuhnya. Perilaku individu dalam lingkup sosial yang
menunjukkan gejala stres menurut Anoraga (2005) antara lain yaitu
menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar, membunuh dan
lainnya.
5. Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Stres
Munandar (2006) mengemukakan faktor-faktor yang dapat
menimbulkan stres kerja adalah faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan,
peran individu dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam
pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi atau
pekerjaan dan ciri-ciri individu. Secara rinci, faktor-faktor tersebutadalah
sebagai berikut:
a. Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan
Munandar (2006) membagi faktor ini menjadi dua tuntutan, yaitu:
1) Tuntutan Fisik
Suatu kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja
14
yang kotor dan tidak sehat, waktu istirahat yang kurang baik, serta
fasilitas toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh pekerja
sebagai faktor pembangkit stres yang tinggi.
2) Tuntutan Tugas
Munandar (2006) menyatakan bahwa beban kerja yang
berlebih atau beban kerja terlalu sedikit dapat mempengaruhi stres
kerja. Tugas yang diberikan berlebihan di luar jam kerja dapat
menimbulkan stres, begitu pula dengan tugas yang terlalu sedikit
juga menimbulkan stres
Munandar (2006) mengemukakan bahwa tentara merupakan
salah satu pekerjaan yang dianggap memiliki resiko pekerjaan
tinggi dan secara fisik berbahaya. Tentara merupakan pekerjaan
yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik. Anoraga (2005)
menjelaskan bahwa pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik
memiliki kecenderungan akan timbulnya stres.
b. Peran individu dalam organisasi
Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam
organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya
yang harus ia lakukan sesuai dengan aturan-aturan dan sesuai dengan
yang diharapkan oleh atasannya. Pembangkit stresnya adalah konflik
Munandar (2006) menjelaskan bahwa beberapa hal yang
mempengaruhi individu sehingga mengalami konflik peran adalah:
1) Pertentangan antara tugas-tugas yang harus individu lakukan
dengan tanggung jawab yang dimiliki
2) Tugas-tugas yang harus dilakukan, menurut pandangan individu
bukan merupakan bagian dari pekerjaannya.
3) Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dengan atasan, rekan,
bawahan atau orang lain yang dinilai penting bagi individu.
4) Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi sewaktu
melakukan tugas pekerjaannya.
Munandar (2006) menyebut faktor-faktor yang menimbulkan
ketidakjelasan peran adalah ketidakjelasan dari tujuan-tujuan kerja,
kesamaran tentang tanggung jawab, ketidakjelasan tentang prosedur
kerja, kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain dan
kurang adanya timbal balik kerja.
c. Pengembangan karier
Pengembangan karier mengacu pada aktivitas kerja yang
diikuti sepanjang waktu, yang dapat melibatkan beberapa pekerjaan
dan berbagai jenis jabatan selama beberapa waktu (Munandar, 2006).
Hal yang secara potensial dapat membangkitkan stres berkaitan dengan
pengembangan karier adalah ketidakpastian pekerjaan, promosi yang
16
d. Hubungan dalam pekerjaan
Cooper (1978) menjelaskan bahwa hubungan yang baik antar
anggota dari suatu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama
dalam kesehatan individu dan organisasi. Hubungan kerja yang tidak
baik terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah,
taraf pemberian dukungan dan minat yang rendah dalam pemecahan
masalah dalam organisasi.
e. Struktur dan iklim organisasi
Struktur dan iklim organisasi merupakan bagaimana para
tenaga kerja mempersepsikan kebudayaan, kebiasaan, dan iklim dari
organisasi.
Perilaku kepemimpinan yang kurang merupakan salah satu
faktor pembangkit stres. Pola kepemimpinan dimana seorang
pemimpin tidak menerima bawahan untuk mengambil bagian dalam
membuat keputusan (Schultz dan Shcultz, 2006).
Widjaja (2004) mengungkapkan bahwa kepemimpinan militer
adalah otoriter. Hanya ada jawaban ”siap”, ”siap tidak” dan ”siap
tidak tahu” dan bawahan tidak memiliki kesempatan untuk berdebat
atau berpendapat.
f. Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan
Munandar (2006) menyatakan bahwa isu-isu tentang keluarga,
dan organisasi yang saling bertentangan, konflik antar tuntutan
keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan
pada individu dalam pekerjaannya yang pada akhirnya dapat
menimbulkan stres. Stres pada pekerjaan akan membawa dampak
negatif pada keluarga dan pribadi.
g. Ciri-ciri individu
Gejala-gejala psikologis, fisiologis, atau dalam bentuk perilaku
terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan individunya,
mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-pola perilaku
yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman masa
lalu, keadaan kehidupan dan kecakapan (antara lain inteligensi,
pendidikan, pelatihan dan pembelajaran).
6. Stres Kerja yang dialami Anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang Sudah Menikah
Anoraga (2005) menuturkan bahwa disiplin yang terlalu keras dapat
memicu timbulnya stres. Munandar (2006) mengemukakan bahwa
pekerjaan sebagai anggota militer atau tentara dapat menimbulkan
kecenderungan stres. Kecenderungan stres dapat terjadi karena iklim kerja
militer yang khas dengan kepemimpinan otoriter turun-temurun dari
atasan, risiko kematian yang tinggi ketika melakukan tugas, disiplin yang
18
Perintah atasan yang sering kali berubah-ubah (sesuai dengan kemauan
atasan), sehingga terkadang timbul perintah diluar jam dinas, serta adanya
ancaman dari atasan ketika kebutuhan pribadi tidak terpenuhi (Dewi,
2008)
C. Hubungan antara Stres Kerja dan Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
Breckenridge dan Vincent (1960) menyebutkan bahwa pengalaman
hidup orang tua dapat membentuk pola asuh terhadap anak, sehingga
pengalaman hidup yang diperoleh orang tua selama bekerja akan membentuk
pola pengasuhan tertentu pada anak.
Situasi, iklim dan sifat kerja pada pekerjaan militer dapat menimbulkan
stres kerja. Stres kerja merupakan salah satu pengalaman hidup individu dalam
bekerja. Salah satu gejala individu yang mengalami stres dalam bekerja adalah
munculnya perilaku agresif (Anoraga, 2005). Perilaku agresif tampak dalam
pengasuhan otoriter, di mana orang tua cenderung memberikan hukuman fisik
bagi anak yang dianggap melakukan kesalahan.
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara stres kerja dan
kecenderungan pengasuhan otoriter pada anggota KOWAD yang sudah
SKEMA HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KECENDERUNGAN PENGASUHAN OTORITER
Kondisi kerja :
1. Beban kerja yang menekan 2. Konflik peran yang tidak jelas 3. Risiko kematian yang tinggi 4. Struktur organisasi yang kaku
Muncul distres, ada gejala negatif pada :
1. Fisik
2. Emosional
3. Sosial
Muncul perilaku agresif
Perilaku
Agresif
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi Penelitian membahas mengenai jenis penelitian, identifikasi
variabel, definisi operasional, subjek penelitian, persiapan penelitian, alat
pengumpulan data, pengujian instrument penelitian, dan uji asumsi dan uji
hipotesis penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan tehnik korelasional.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.
B. Identifikasi Variabel
Pada penelitian diteliti hubungan antara dua variabel, yaitu:
1. Variabel 1 : Stres Kerja
2. Variabel 2 : Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
C. Definisi Operasional
Dalam suatu penelitian, pengukuran konsep dan proses pengumpulan data
dapat dipermudah dengan membentuk suatu konsep teoretik dalam bentuk
operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Stres Kerja
Stres kerja adalah gejala fisik, emosional dan sosial dalam menghadapi
pekerjaan yang diukur melalui skala stres kerja yang disusun sendiri oleh
peneliti.
2. Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
Kecenderungan pengasuhan otoriter adalah perilaku orang tua dalam
berinteraksi dengan anak, yang menuntut kepatuhan dan ketaatan untuk
mengikuti perintah orang tua. Perilaku ini dapat diukur menggunakan
skala pengasuhan otoriter yang disusun sendiri oleh peneliti.
D. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah 44 anggota KOWAD yang berada di wilayah
kedinasan di Yogyakarta, Magelang, Solo, dan Semarang dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Sudah menikah dan memiliki anak yang berusia minimal 5 hingga 17
tahun (usia anak-anak hingga remaja).
2. Tidak menyandang status janda, dengan tujuan untuk memperkecil
kemungkinan stres yang disebabkan karena pengasuhan single parent.
E. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dalam pengambilan data adalah:
1. Mempersiapkan skala untuk mengukur stres kerja dan kecenderungan
22
2. Mengurus perijinan kepada kesatuan dinas anggota KOWAD. Peneliti
mendapat surat keterangan dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan No. 129a /D/KP/Psi /USD/XII/2009.
Surat keterangan tersebut mendapat tanggapan dari beberapa kesatuan di
wilayah penelitian (Surat ijin dan surat tanggapan terlampir).
3. Melakukan penelitian dengan skala yang telah disusun.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Skala Stres Kerja
Skala stres kerja mencangkup 60 aitem, yang terdiri dari 30 aitem
favorable dan 30 aitem unfavorable. Skala disusun menggunakan metode
skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Tidak ada
jawaban Netral (N) pada pilihan jawaban, karena responden akan
cenderung menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak
mendapatkan informasi yang diinginkan (Azwar, 2005).
Bobot tertinggi diberikan pada kategori jawaban yang paling
favorable dan memberikan bobot rendah pada kategori jawaban yang
unfavorable. Maksudnya, jawaban yang favorable adalah respon setuju
terhadap pernyataan favorable dan respon tidak setuju terhadap
Jawaban yang unfavorable adalah respon tidak setuju terhadap
pernyataan yang favorable dan respon yang setuju terhadap pernyataan
yang unfavorable. Skor pada skala yaitu sangat Sesuai, sesuai, tidak
sesuai, dan sangat tidak sesuai bergerak dari 1 hingga 4 pada skala
unfavorable dan 4 hingga 1 pada skala favorable.
2. Skala Pengasuhan Otoriter
Skala ini terdiri dari 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem favorable
dan 30 aitem unfavorable. Skala disusun menggunakan metode Skala
Likert yang memiliki empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Tidak ada
jawaban Netral (N) pada pilihan jawaban, karena responden akan
cenderung untuk menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak
mendapatkan informasi yang diinginkan. Skor pada skala yaitu Sangat
Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai bergerak dari 1
hingga 4 pada skala unfavorable dan dari 4 hingga 1 pada skala
favorable.
G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan apa yang hendak diuji. Uji validitas
24
pertanyaan untuk mendefinisikan suatu variabel. Validitas dalam
penelitian ini menggunakan Validitas Isi. Validitas Isi merupakan validitas
yang diestimasi lewat pengajuan terhadap isi tes dengan analisis secara
rasional atau melalui professional judgement oleh dosen pembimbing
skripsi. Aitem-aitem yang disusun harus mencangkup keseluruhan isi
objek yang hendak diukur (Azwar, 2004).
2. Seleksi Item
Metode yang digunakan untuk seleksi item adalah koefisien Alfa.
Aitem dinyatakan gugur apabila memiliki nilai Alfa aitem yang berada di
atas nilai Alfa skala (Prakosa, 1998), sehingga hanya aitem yang berada di
bawah Alfa skala yang dipilih.
a. Stres Kerja
Berikut ini sebaran item yang sahih dan gugur pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Stres Kerja
No. Aspek No. Item Valid No. Item Gugur Jumlah
Item Sahih Fav Unfav Fav Unfav
b. Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
Berikut ini sebaran item yang sahih dan gugur pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
3. Pengujian Reliabilitas
Alat ukur dalam penelitian ini akan diuji reliabilitasnya
menggunakan tehnik test dan restest. Reliabilitas adalah kepercayaan,
kebenaran, keajegan, kestabilan, konsistensi atau sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).
Reliabilitas dinyatakan dengan rxx’ yang memiliki rentang dari 0
hingga 1.00, artinya, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati
angka 1.00 maka semakin tinggi juga reliabilitasnya. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati 0 maka
26
Reliabilitas skala stres adalah 0,936 dan skala kecenderungan
pengasuhan otoriter adalah 0,880. Reliabilitas dianggap memuaskan
apabila semakin mendekati angka 0,9.
H. Uji Asumsi dan Uji Hipotesis Penelitian 1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebaran variabel 1 (stres kerja) dan sebaran variabel 2 (pengasuhan
otoriter) dalam penelitian ini normal atau tidak. Teknik yang
digunakan dalam uji normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov Test
pada program SPSS for Windows versi 12.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
antara skor variabel 1 (stres kerja) dan variabel 2 (pengasuhan
otoriter) merupakan garis lurus atau tidak. Teknik yang dipakai
untuk mengetahui linearitas pada dua buah variabel yang
bersangkutan adalah Compare Means pada program SPSS for
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara variabel 1 ( stres kerja ) dan variabel 2 ( pengasuhan otoriter ).
Tehnik analisis data menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 12
yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel 1 dan
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian dan Pembahasan membahas pelaksanaan penelitian,
deskripsi subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan di kesatuan dinas anggota KOWAD di
Yogyakarta, Solo, Semarang dan Magelang pada tanggal 22 November 2009
hingga 2 Desember 2009. Peneliti menyebarkan 85 angket yang berisi skala
Stres Kerja dan skala Kecenderungan Pengasuhan Otoriter. Angket yang
kembali pada peneliti adalah 84 buah, namun yang layak untuk diolah adalah
44 angket.
B. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Hasil Penelitian
Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis penelitian,
maka dilakukan uji asumsi untuk memeriksa apakah data yang terkumpul
memenuhi syarat untuk sebuah korelasi, yaitu adanya normalitas sebaran
data penelitian dan linearitas hubungan antar variabel penelitian.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran
variabel 1 (Stres Kerja) dan variabel 2 (Kecenderungan pengasuhan
otoriter) bersifat normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
program SPSS for Windows 12 dengan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test.
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi
Stres Kerja 1,100 0,178
Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
1,128 0,157
Hasil pengolahan data di atas diperoleh Kolmogorov-Smirnov Z
test untuk variabel stres kerja sebesar 1,100 dengan signifikansi 0,178
dan variabel kecenderungan pengasuhan otoriter Kolmogorov-Smirnov
Z test sebesar 1,128 dengan signifikansi 0,157. Nilai signifikansi
tersebut lebih dari 5 % pada kedua variabel, dengan demikian sebaran
data variabel dalam penelitian adalah normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
variabel bersifat linear atau tidak (membentuk garis lurus atau tidak).
Pengujian ini dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi 12.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data antara stres kerja dan
kecendrungan pengasuhan otoriter tidak bersifat linear karena nilai
30
Tabel 4.2. Hasil Uji Linearitas
F Sig.
Stres Kerja Combined 0,666 0,829
Kecenderunagn Pengasuhan Otoriter
Linearity 0,386 0,542
Between Groups Deviation from linieraity
0,678 0,815
2. Deskripsi Data Penelitian
Hasil analisis terhadap data penelitian diperoleh deskripsi data
penelitian masing-masing variabel menggunakan One Sample t-test SPSS
for Windows versi 12. Berikut ini disajikan Xmin teoritik, Xmax teoritik,
mean teoritik, mean empiris dan standar deviasi (SD) dari kedua variabel
pada tabel 43.
Tabel 4.3.
Data Statistik Stres Kerja dan Kecenderungan Pengasuhan Otoriter
Variabel N Xmin
Tabel 4.3. menunjukkan data hasil perbandingan antara mean
teoritik dan mean empirik pada variabel yang diteliti. Mean empirik
Hal ini berarti stres kerja yang dialami para anggota KOWAD
Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi dan signifikan.
Demikian pula dengan kecenderungan pengasuhan otoriter, mean
empirik (157,30) lebih besar daripada mean teoritik (140). Hasil
tersebut menunjukkan kecenderungan pengasuhan otoriter anggota
KOWAD wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ini diuji dengan tehnik korelasi Spearman
Brown. Alasan menggunakan tehnik ini karena data tidak linear. Uji
hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 12.
Tabel 4.4.
Hasil Analisis Korelasi Spearman Brown
Stres kerja Otoriter
Spearman's rho Stres kerja Correlation Coefficient 1.000 -.041
Sig. (1-tailed) . .395
N 44 44
Otoriter Correlation Coefficient -.041 1.000
Sig. (1-tailed) .395 .
N 44 44
Tabel 4.4 di atas menunjukkan korelasi stres kerja dan
32
ada hubungan yang negatif. Sedangkan nilai signifikansi (0,395) > α (0,05) berarti tidak signifikan.
C. Pembahasan
Uji korelasi antara stres kerja pada anggota KOWAD yang sudah
menikah di Yogyakarta dan kencenderungan pengasuhan otoriter
menunjukkan korelasi yang negatif (rxy = -0,041) dan tidak signifikan (nilai
signifikansi 0.395 > α 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kecenderungan pengasuhan otoriter dan sebaliknya.
Penelitian ini menunjukkan anggota KOWAD mengalami stres kerja
dan memiliki kecenderungan untuk mengasuh secara otoriter (mean empirik
masing-masing variabel > mean teoritik masing-masing variabel), namun
kedua variabel tersebut tidak berhubungan. Artinya, stres dalam pekerjaan
pada anggota KOWAD tidak berkaitan dengan pengasuhan otoriter terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran membahas mengenai kesimpulan penelitian yang
telah dilakukan dan saran terhadap subjek penelitian dan penelitian yang akan
dilakukan selajutnya.
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif (rxy = -0,041)
yang tidak signifikan antara stres kerja dan kecenderungan pengasuhan
otoriter pada anggota Korps Wanita Angkatan Darat di wilayah Yogyakarta
dan Jawa Tengah.
B. Saran
1.Pihak Satuan Wilayah Masing-Masing Anggota Korps Wanita Angkatan
Darat
Stres kerja wanita anggota KOWAD yang sudah menikah di
Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi, sehingga bagi pihak satuan
hendaknya dapat lebih meningkatkan pembinaan mental. Selain itu pihak
satuan dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan untuk mengurangi stres
kerja yang dialami anggota KOWAD pada masing-masing kesatuan dinas,
misalnya menambah kegiatan olah raga dan kesenian antar satuan,
sehingga terjalin relasi yang lebih baik dan lebih dekat antar anggota.
34
2.Anggota Korps Wanita Angkatan Darat
Penelitian menunjukkan anggota KOWAD memiliki kecenderungan
pengasuhan otoriter tinggi. Peneliti menyarankan supaya subjek
mengurangi sikap otoriter pada anak dengan menggali pengetahuan
mengenai risiko dan dampak negatif atas pengasuhan otoriter. Hal-hal
yang dapat dilakukan adalah membaca buku-buku dan mencari sumber di
internet tentang keluarga dan perkembangan anak, sehingga pengasuhan
otoriter yang terlalu keras bisa dikurangi.
3. Penelitian Selanjutnya
Kendala dalam penelitian ini adalah ketatnya perijinan dari pihak
kesatuan anggota KOWAD. Penelitian selanjutnya disarankan untuk
menggunakan subjek lain dengan variabel-variabel penelitian yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (2005). Psikologi Kerja. Yogyakarta : Rineka Cipta
Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Cooper, C.L. (1978). Understanding Executive Stress. London : Macmillan. Balson, M. (1999). Becoming Better Parents. Fourth Ed. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Baumrind, D. (1971). Current Paterns of Parental Authority, Developmental
Psychology Monographs. London : Foresman and company, Glenview.
Breckenridge, M. E., dan Vincent, E. L. (1960). Child Development : Physical And Psychologic Growth Through Adolescence. Fourth Edition. London : W.B Saundess Company
Budiman, L.C. (1999). Berdamai Dengan Stres : Rubrik Konsultasi Psikologi KOMPAS. Jakarta : Kompas.
Dewi, H.R. (2008). Hubungan Antara Stres Kerja Pada Prajurit TNI-AD di Yonif
400/Raider dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Skripsi (tidak
diterbitkan). Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dewi, P.A.A.O. (2004). Perbedaan Penerimaan Diri Remaja Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter, Demokratis Dan Permisif. Skripsi (tidak diterbitkan). Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Diana, I (2007, 16 November) Tradisi Kekerasan di Lembaga Pendidikan. [Online] Tersedia : http://ikadiana.blog.friendster.com/2007/11/mid-semester-dasar-dasar-logika/ Diakses : 2 Desember 2009
Fauziah, S., Prihanto, Sutyas, FX,. Sukamto, Monique, E. Hubungan Antara Kemampuan Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial Suami Dengan Tingkat Stres Pada Ibu Berperan Ganda. Anima, Indonesian Psychological Journal. 15, 1, 33-51.
Gerrig, R.J., dan Zimbardo. P.G. (2008). Psychology and Life : Eigtheenth Edition. New Jersey : Pearson Education Incorporation.
36
Gunarsa, S.D., (2003). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S. D., Gunarsa, Y.S.D. (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Harianja, D.P. (2007). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Stres Kerja Pada Personel TNI-AL Yogyakarta. Skripsi.(tidak diterbitkan). Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Hadi, S. (2005). Aplikasi Ilmu Statistika di Fakultas Psikologi. Anima, 20, 203-221
Havighurst, R.J. (1972). Developmental Tasks and Education. New York : Mackay.
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Kabatiansky, G., Krouk, E., Semenov, S. (2005). Error Correcting Coding and Security for Data Networks. England : John Willey & Sons Ltd.
Kartono, K. (1998). Patologi Sosial: Kenakalan Remaja. Jakarta. PT Gramedia Grafindo Persada.
Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mahira, U. (7 Juli 2009). Setiap Orang Tua Pasti Menginginkan Mempunyai Anak yang Baik. [Online] Tersedia : http://voa-islam.com/ setiap-orang-tua-pasti-menginginkan-mempunyai-anak-yang-baik/Diakses : 14 September 2009
Mambu, A.H. (1985). Masalah Stres di Kalangan Pejabat. Bandung : Dinas Psikologi TNI-AD
Mashun. (1975). Pengukuran Dalam Pendidikan. Yogyakarta : UGM Press. Munandar, A.S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press Mussen, P.H. (1990). Child Development and Personality (Seventh Edition). New
York : Harper & Row Publishers.
Nuraeni. (2006). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Taman Kanak-Kanak. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Prakosa, H. (1998). Penyusunan Skala Psikologi: Anchor dan Jenjang Skala Model Summated Rating. Anima, 13 (49). 66-71.
Purwanto, N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Puspitawati, H. (20 Desember, 2000). Perilaku Kenakalan Remaja : Pengaruh
Lingkungan Keluarga Atau Lingkungan Teman – Teman. [Online]
Tersedia : http://ipb.ac.id/ Perilaku-Kenakalan-Remaja/html. Diakses : 14 September 2009
Santrock, J.W. (2005). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction. Second Edition. Canada : John Willey & Sons, Inc
Sarwono, S.W. (1988). Agresi Manusia. Bandung : Eresco.
Selye, H. (1976). The Stress of Life. New York : Mc Graw-Hill Book Company, Inc.
Siahaan, N. (April 2009). Catatan Penugasan Setahun : Operasi Perdamaian Misi MONUC (Milobs PBB). Melati Pagar Bangsa, 5, 6-11.
Schultz, D.P., dan Shcultz, S.E. (2006). Psychology and Work Today : An
Introduction to Industrial and Organizational Psychology. Pearson
Education International : Prentice Hall.
Sudjadi., dan Iryani, S.W. Perbedaan Persepsi Remaja Terhadap Pola Asuh Orang Tuanya yang Bekerja Dan Tidak Bekerja. Jurnal Media Informasi Penelitian. 9 (2) 62-77.
Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suryabrata, S. (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Andi Offset
Weeks, C. (1991). Mengatasi Stres. Yogyakarta : Kanisius.
Widjaja. I. (2004). Kepemimpinan Militer West Point. Jurnal Media Informasi Penelitian, 8 (3).
LAMPIRAN
Yogyakarta, November 2009
Yth. Anggota KOWAD Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah
Di tempat
Dengan hormat,
Assalamualaikum WR WB. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua.
Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Kuesioner ini disusun dalam rangka memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, saya meminta bantuan Ibu untuk meluangkan waktu sebentar guna mengisi kuesioner berikut ini.
Saya berharap Ibu mengisi kuesioner ini dengan lengkap, sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Ibu. Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Setiap orang dapat memiliki pandangan yang berbeda sehingga Ibu dapat menjawab yang paling sesuai menurut Ibu sendiri. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Sedangkan data pribadi yang lain dapat diisi dengan lengkap.
Demikianlah harapan saya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.
Hormat saya,
39
DATA IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Nama (Inisial) : ………
Pangkat : ………
Usia : …….... Tahun
Lama Bekerja : ……… Tahun
Domisili : ………..
Status Perkawin :
Janda Masih Terikat Perkawinan
Status Janda : Cerai / Suami Meninggal**)
Lama Menikah : ….. Tahun
Status Suami : Bekerja / Tidak Bekerja**)
Lama Menikah : …. Tahun
Jumlah Anak : …. Orang
Usia Anak Pertama : …. Tahun
Keterangan : *) Pilih salah satu
SKALA I
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Di bawah ini terdapat 60 pertanyaan. Anda diminta untuk mengisi setiap pertanyaan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternative jawaban di bawah ini.
SS = Sangat Setuju, apabila Anda sangat setuju dengan pernyataan.
S = Setuju, apabila Anda setuju dengan pernyataan.
TS = Tidak Setuju, apabila Anda tidak setuju dengan pernyataan,
STS = Sangat Tidak Setuju, apabila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan.
Mohon semua pernyataan diisi dengan lengkap, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.
41
SKALA I
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tetap merasa sehat walaupun ada tugas dari atasan
2. Saya mengurangi waktu untuk berbincang santai dengan atasan di kantor karena rasa kurang nyaman saya terhadap beliau
3. Saya merasa mual – mual ketika mengingat hubungan saya dengan rekan sekantor
4. Saya betah bersendau gurau dengan rekan kantor ketika jam makan siang ditengah pekerjaan yang menumpuk.
5. Saya tidak mengalami kesulitan untuk tidur walaupun saya tahu bahwa ada tugas – tugas yang menanti saya di esok hari
6. Sikap rekan kerja di kantor membuat saya enggan untuk berbincang – bincang dengannya
7. Saya menikmati setiap detil pekerjaan yang diperintahkan atasan
8. Saya mudah terpancing emosi ketika bergaul dengan rekan kerja di kantor
9. Walaupun saya sedang sibuk bertugas, saya tetap mampu menjalin komunikasi secara lancar dengan rekan kerja
10. Saya tidak gugup jika berhadapan dengan atasan
11. Saya nyaman dengan suasana kekeluargaan di tempat kerja
12. Saya tertekan apabila atasan mengkritik pekerjaan saya
13. Saya tidak gelisah jika harus menghadap atasan untuk menerima tugas
14. Sikap atasan membuat saya mampu untuk bertukar pikiran dengan beliau
15. Tuntutan dalam pekerjaan saya justru membuat saya bergairah
16. Saya bosan dengan lingkungan kerja saya
17. Saya menjadi kurang bersemangat untuk bergaul dengan rekan kantor ketika atasan memberikan tugas pada saya
18. Saya tidak merasa mual jika akan mengahadap atasan
20. Saya mampu untuk berbagi cerita dengan atasan walaupun tugas saya belum selesai saya kerjakan
21. Saya mudah gelisah jika berada di ruang kerja saya
22. Saya merasa nyaman akan hubungan kerja yang terjalin dengan atasan
23. Saya tidak mau mendapat kritikan dari rekan kerja atas pekerjaan tugas yang saya kerjakan di kantor
24. Pekerjaan saya membuat nafsu makan saya menjadi buruk
25. Saya gelisah jika memikirkan hubungan saya dengan rekan kerja saya
26. Letak dan susunan perlatan kerja disini menyebabkan saya otot – otot saya menengang
27. Saya takut jika mau menghadap atasan untuk menerima tugas
28. Saya senang berkumpul dengan rekan – rekan sekantor ketika jam makan siang ditengah pekerjaan yang menumpuk
29. Jantung saya tidak berdebar – debar walaupun saya menyadari bahwa tugas saya kurang memuaskan atasan
30. Dalam satu minggu saya memiliki waktu untuk ijin meninggalkan kantor dengan berbagai alasan supaya saya tidak di beri tugas
31. Saya tetap mampu berkonsentrasi bekerja ketika atasan memberikan tugas yang baru
32. Saya mudah berdebar – debar ketika atasan memanggil saya.
33. Saya enggan berbincang – bincang dengan rekan kerja kantor sebelum tugas saya selesai
34. Tangan saya menjadi berkeringat dingin ketika menerima tugas dari atasan
35. Saya tidak mengalami sakit kepala walaupun tugas di kantor saya menumpuk
36. Akhir – akhir ini berat bagi saya untuk bersenda gurau dengan rekan kerja karena memikirkan tugas yang sedang saya kerjakan
37. Saya banyak keluar keringat dingin ketika menerima tugas dari atasan
38. Nafsu makan saya menjadi berkurang ketika diberi tugas oleh atasan.
43
40. Saya senang dengan lingkungan tempat kerja saya
41. Saya tidak mengalami sakit kepala meskipun atasan memberikan tugas tambahan pada saya
42. Saya gemar berkunjung ke rumah atasan untuk berbincang – bincang mengenai banyak hal
43. Saya mengalami kesulitan untuk tidur ketika menyadari bahwa ada tugas baru untuk saya
44. Saya tidak gelisah walaupun tugas yang saya sedang kerjakan sulit
45. Saya cemas jika sedang menanti penugasan saya selanjutnya
46. Saya tetap meluangkan waktu untuk mengobrol dengan rekan kerja meskipun pekerjaan saya menumpuk
47. Tuntutan dalam pekerjaan saya membuat saya mudah mengeluh
48. Pola makan saya normal meskipun tugas yang saya hadapi sulit
49. Saya tetap mampu bergaul dengan baik dengan rekan kerja walaupun tugas kantor saya belum selesai.
50. Saya mudah gelisah jika sedang mengerjakan tugas kantor
51. Saya tetap sabar dengan kedisiplinan di kantor ini
52. Karena tugas kantor yang saya sedang kerjakan, saya menjadi kurang mampu mengungkapkan keinginan ketika sedang berbicara dengan rekan kerja
53. Saya percaya diri menghadapi tugas kantor yang dilimpahkan atasan pada saya
54. Saya dapat berbincang – bincang dengan atasan walaupun tugas darinya belum dapat saya selesaikan
55. Gairah kerja di kantor saya menurun karena tugas – tugas yang di berikan oleh atasan
56. Saya mudah merasa tersinggung jika rekan menegur hasil pekerjaan saya
57. Berada di dalam ruangan lebih baik bagi saya daripada harus bertukar cerita dengan rekan kantor
58. Saya tetap tegar walaupun saya mendapat kritikan dari atasan dan rekan kerja
59. Walaupun saya pernah gagal dalam melakukan tigas, namun saya tetap lancar dalam menjalani komunikasi dengan atasan
Skala II
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya membiarkan anak untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis
2. Saya enggan menerima banyak alasan dari anak apabila ia melakukan kesalahan
3. Saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak untuk menentukan kegiatan mereka
4. Saya menanyakan anak tentang rencana perayaan ulang tahunnya
5. Anak dilarang memberikan usulan jika ide dan rencana saya baik menurut saya
6. Saya mengantar anak untuk pergi ke tempat les walaupun saya sedang capek dengan pekerjaan saya
7. Saya mengajak anak berbicara ketika anak melakukan hal yang keliru
8. Jika saya sedang banyak kerjaan, anak harus melakukan segala sesuatunya sendiri
9. Saya tidak langsung memarahi anak apabila anak terlambat pulang
10. Hubungan saya dengan anak tidak dekat sehingga kami jarang berdiskusi
11. Meskipun saya sedang berada di rumah, anak harus berani bepergian sendirian tanpa saya 12. Walaupun saya sedang sibuk kerja, namun saya
tetap menjemput dan mengajakknya ke kantor sepulang ia sekolah
13. Saya tidak pernah mengijinkan anak untuk mengungkapkan gagasan tentang aktivitsnya 14. Saya memberikan hadiah pada anak saya setiap ia
mendapat nilai bagus
15. Walaupun saya sedang capek bekerja, saya membiarkan anak untuk belajar bersama saya 16. Jika liburan tiba, kami sekeluarga merencakan
lokasi liburan bersama – sama
17. Agar anak menurut perintah dan nasehat, saya tak segan – segan memberinya hukuman
18. Saya menuntut agar sebisa mungkin anak harus berani bersikap mandiri meskipun tanpa orang tua disampingnya
19. Saya memarahi anak apabila anak membantah perintah saya
45
punya waktu untuk mengajari anak belajar malam 21. Apabila anak – anak saya bertengkar, saya
mendekati dan mendamaikan keduanya dengan menanyakan alasan keduanya bertengkar 22. Sepulang kantor saya masih menyempatkan diri
untuk bercengkerama dengan anak
23. Saya jarang duduk bersama – sama anak untuk memberinya kesempatan mengemukakan pikiran 24. Saya jarang menyiapkan dan melayani kebutuhan
anak karena rutinitas saya yang padat 25. Saya membebaskan anak untuk menentukan
waktu belajar mereka
26. Apabila anak – anak saya bertengkar, saya langsung memukul dan tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk memberikan alasan
27. Saya membebaskan anak untuk bermain diluar setelah jam sekolah
28. Anak harus meminta ijin saya dalam melakukan segala sesuatu
29. Saya memberikan kesempatan anak untuk memilih tempat les mereka
30. Saya mengharuskan anak untuk melakukan perintah saya
31. Saya tidak memukul anak walaupun ia melakukan kesalahan
32. Harus seijin saya jika anak ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis
33. Pendapat saya adalah yang paling baik untuk anak – anak, sehingga saya larang mereka untuk membantah saya
34. Saya membatasi anak untuk bermain di luar rumah sepulang ia sekolah
35. Saya tidak memberikan hadiah pada anak saya walaupun prestasinya bagus
36. Saya tetap mengantar anak ke sekolah walaupun saya dikejar waktu masuk kantor
37. Saya tidak memotong uang sakunya walaupun ia tidak mengerjakan apa yang saya perintahkan 38. Saya malas untuk menerima alasan panjang lebar
dari anak apabila ia melakukan kesalahan 39. Jika anak tidak menurut, saya memotong uang
sakunya
tempat
41. Jika saya lelah bekerja, anak dilarang mengganggu saya
42. Anak harus laporan pada saya tentang jadwal harian mereka, termasuk lokasi mereka pergi dalam satu hari
43. Saya seringkali meminta anak untuk
mengungkapkan gagasannya tentang banyak hal 44. saya membiarkan anak – anak berada di dekat
saya ketika saya sedang sibuk dengan aktivitas saya
45. Anak harus menghargai waktu istirahat saya 46. Saya akan menanyakan alasan pada anak apabila
anak tidak menuruti perintah saya
47. Saya memarahi anak jika anak melanggar jam belajar malam yang saya tetapkan
48. Saya tetap mengantar anak mengikuti study tour
walaupun sebenarnya pekerjaan saya tidak bisa di abaikan
49. Anak dilarang mengganggu aktivitas yang sedang saya kerjakan
50. Saya mendengarkan setiap keluhan demi keluhan anak
51. Anak dilarang memberikan kritikan terhadap kesibukan saya
52. Saya menentukan ke mana anak – anak sebaiknya menghabiskan waktu untuk berlibur
53. Saya tidak mengikat anak – anak dengan aturan – aturan yang saya buat
54. Saya memberikan kesempatan anak untuk berpendapat bebas
55. Apabila saya pulang larut malam, anak harus mengerjakan tugasnya sendiri
56. Saya tetap menyiapkan sarapan pagi anak walaupun saya buru – buru ke kantor
57. Saya menentukan aturan – aturan dalam rumah tangga sesuai dengan kesepakatan anggota keluarga
58. Dalam memberikan suatu hadiah, saya menanyakan anak tentang hadiah yang diinginkannya
59. Saya memukulnya jika ia mulai tidak menurut pada perintah saya
47
RELIABILITAS STRES KERJA
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 44 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 44 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.918 60
Item-Total Statistics
a28 177.66 176.369 -.055 .922
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
179.80 175.841 13.261 60
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 44 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 44 100.0
49
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.936 55
Item-Total Statistics