• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROGRAM S UN ANTARA S AN OTORIT ATAN DAR YOGYAKA kan untuk M emperoleh G Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ROGRAM S UN ANTARA S AN OTORIT ATAN DAR YOGYAKA kan untuk M emperoleh G Program"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iv 

 

Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia.

Dan sampai masa putih rambutmu, Aku tetap menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus,

Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.. (Yesaya 46 : 4)

Berjuanglah sampai garis akhir,

Akhiri apa yang sudah dimulai, Jangan lemah semangatmu,

Karena…

Ada upah bagi setiap usahamu.. (2 Tawarikh 15 : 7)

Bukanlah disebut menang, kalau tidak dibuktikan dengan pertarungan

Bukanlah disebut berhasil, kalau tidak berusaha..

Bukanlah disebut lulus, kalau tidak melewati ujian

(5)

 

(6)
(7)

vii 

 

Studi Pada Anggota Korps Wanita Angkatan Darat di Yogyakarta dan Jawa Tengah

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Nurma Mayasari

ABSTRAK  

Skripsi ini membahas hubungan antara stres kerja dan kecenderungan pengasuhan otoriter pada wanita anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang sudah menikah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hipotesis penelitian menyatakan stres kerja berhubungan secara positif dan significant dengan kecenderungan pengasuhan otoriter. Subjek penelitian adalah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan skala stres kerja dan skala kecenderungan pengasuhan otoriter yang disusun sendiri oleh peneliti. Metode analisis data menggunakan tehnik korelasi Spearman Brown. Hasil menunjukkan hubungan negatif yang tidak signifikan antara stres kerja dan kecenderungan pengasuhan otoriter, dengan r = -0,041 dengan nilai signifikansi 0,395. Dengan demikian semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kecenderungan pengasuhan otoriter dan sebaliknya.

(8)

viii 

 

CORRELATION BETWEEN THE WORK STRESS AND THE TENDENCY OF AUTHORITATIVE MOTHERING AMONG MARRIED

WOMAN ARMY CORPS IN YOGYAKARTA AND CENTRAL JAVA

Study in the Members Among Woman Army Corps in Yogyakarta and Central Java

Sanata Dharma University Yogyakarta

Nurma Mayasari

ABTRACT

This research aimed to know the correlation between the work stress and the tendency of authoritative mothering among the members of woman army corps in Jogjakarta and Central Java. The hypothesis was the work stress has positive significant correlation with the tendency of authoritative mothering. The subjects were 44. Data were collected using work stress scale and tendency of authoritative mothering scale composed by researcher. Analysis data method was using Spearman Brown’s correlation. Results show a negative and insignificant correlation between the work stress and the tendency of authoritative mothering, with r = -0.041 at significant level of .395. It means that the higher work stress, the lower tendency of authoritative mothering and vice versa.

(9)
(10)

 

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan kepada Yesus untuk berkat yang telah Dia berikan untuk

hidupku, termasuk dalam pengerjaan karya ilmiah ini. Rasa syukur yang teramat

dalam penulis panjatkan karena kaya ilmiah ini dapat diselesaikan. Proses

pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir telah melibatkan banyak pribadi

yang dengan tangan terbukanya telah memberikan dukungan. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan ketulusan hati yang terdalam

kepada:

1. Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi yang telah membimbing penulis dalam

mengerjakan skripsi. Terima kasih Bapak telah memberikan dukungan dan

semangat, sehingga penulis menjadi yakin bahwa skripsi ini mampu

diselesaikan pada waktunya. Terima kasih untuk kesabaran yang tak

henti-hentinya.

2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

3. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis.

4. Ibu Kristiana Dewayani S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing akademis.

Terima kasih Ibu telah membimbing akademis dan membantu saya dalam

menjalani masa-masa studi di Psikologi.

5. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih untuk

(11)

xi 

 

kasih telah berbagi ilmu hidup yang bermakna dan melatih saya untuk lebih

cermat, teliti dan konsisten.☺

7. Ibu ML. Anantasari,S.Psi.,M.Psi., Terima kasih untuk nilai-nilai hidup yang

sudah Ibu tularkan pada saya.

8. Seluruh Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima

kasih Bapak dan Ibu telah memberikan semangat yang luar biasa dalam

membagikan ilmu pada berbagai kesempatan.

9. Seluruh karyawan di Fakultas Psikologi USD, yaitu mbak Nanik, mas

Gandung dan Pak Gik, mas Muji dan mas Doni. Terima kasih untuk banyak

sekali bantuan dan kesabaran dalam membantu saya selama proses

administrasi, kuliah dan skripsi.

10.Bapak, Ibu, Mbak Iyut dan Simbah Putri. Terima kasih untuk dukungan

semangat, perhatian yang semakin penuh, walaupun terkadang tersisip

amarah-amarah manis. Terima kasih untuk Ibu yang sangat berkomitmen

menemani dan membantu saya dalam pengambilan data hingga penjuru kota

dengan tak ada lelahnya. Bapak yang setia mendampingi dan memberi

semangat. Mbak Iyut yang selalu sabar menghadapi saya. Simbah Putri yang

selalu berdoa.

11.Tunanganku, Letda (Mar) Theodorus Wenang H.W. Terima kasih untuk

dukungan, kesabaran dan perhatian dengan tiada bosan menemani begadang

(12)

xii 

 

12.Kapten CAJ (K) Lilis Suryani, Mayor CAJ (K) Rahayu, Mayor CHB (K) C.

Ria Windyari dan anggota KOWAD di wilayah Yogyakarta, Semarang, Solo

dan Magelang. Terima kasih atas bantuan informasi dan kerja sama demi

kelancaran penelitian ini.

13.Keluarga besar Mak Wargo, semua Bulik, Om, Adik dan Keponakan. Terima

kasih untuk perhatian dan penerimaan yang luar biasa.

14.Keluarga Bapak Karsono, Ibu Rustinah, Mbak Wening dan Mas Kingkin.

Terima kasih untuk dukungan, perhatian dan memberikanku tempat singgah

kedua yang nyaman dan hangat.

15.Sahabat pembuka sekaligus penutup masa-masa kuliah yang indah, Githa dan

Wira. Terima kasih untuk pengalaman luar biasa yang sudah kalian bagikan

dalam hidup saya. Sungguh pelajaran hidup yang penuh makna dan

membangun.

16.Teman-teman angkatan 2005, Iin, Rizka, Weny, Silvi, Agnes, Uchie, Rindy,

Mumun, Rama, Marni, Karen, Oposh, dan Marni. Termasuk Mb Nana ’03

dan Kak Dima ‘04, Liem dan Herman ’06. Thanks All untuk banyak

bantuannya.

17.Teman-teman PMK Ebenhaezer dan PMK Efata, terima kasih untuk

kekompakan dan jalinan kekeluargaannya

18.Setiap orang yang saya temui dalam hidup khususnya selama menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih telah memenuhi cawan kehidupan saya dan

jadikannya bermakna.

Yogyakarta, Januari 2010

(13)

xiii 

 

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SKEMA ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pola Asuh Otoriter ... 6

1. Pengertian Pola Asuh ... 6

(14)

xiv 

 

3. Faktor-faktor Penyebab Pengasuhan Otoriter ... 8

B. Stres Kerja ... 9

1. Pengertian Stres Kerja……... ... 9

2. Tahap Terjadinya Stres……… ... 10

3. Jenis – Jenis Stres…………... ... 11

4. Gejala Stres……… ... 12

5. Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Stres………... 13

6. Stres yang Dialami Wanita Anggota KOWAD yang Sudah Menikah……….... 17

C. Hubungan Antara Stres Kerja dan Kecenderungan Pengasuhan Otoriter pada KOWAD... 18

D. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Identifikasi Variabel... 20

C. Definisi Operasional... 20

D. Subjek Penelitian... 21

E. Persiapan Penelitian ... 21

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 23

1. Pengujian Validitas……… .. 24

2. Seleksi Item………. 24

3. Pengujian Reliabilitas……...……… 25

G. Uji Asumsi dan Uji Hipotesis Penelitian ... 26

(15)

xv 

 

B. Hasil Penelitian……… 28

1. Uji Asumsi Hasil Penelitian……….... 28

a. Uji Normalitas………. 28

b. Uji Linearitas………... 29

2. Deskripsi Data penelitian... 30

3. Uji Hipotesis………. 31

C. Pembahasan ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35

LAMPIRAN

(16)

xvi 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Item yang Sahih dan Gugur pada Skala Stres Kerja ... 24

Tabel 3.2 Item yang Sahih dan Gugur pada Skala Kecendrungan

Pengasuhan Otoriter ... 25

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 29

Tabel 4.2 Hasil Uji Linearitas ... 30

Tabel 4.3 Data Statistik Stres Kerja dan Kecenderungan

Pengasuhan Otoriter ... 30

(17)

xvii 

(18)

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengantar Penelitian ... 38

2. Skala Stres Kerja ... 41

3. Skala Pengasuhan Otoriter ... 44

4. Uji Reliabilitas Stres Kerja ... 47

5. Uji Reliabilitas Pengasuhan Otoriter ... 51

6. Uji Normalitas Stres Kerja ... 55

7. Uji Normalitas Pengasuhan Otoriter ... 55

8. Uji Linearitas ... 56

9. Uji Korelasi .. ... 56

10.One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 57

11.Surat Ijin Penelitian ... 58

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan ini menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian,

menjelaskan rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan tempat untuk pertama kalinya seorang anak

memperoleh pendidikan dan mengenal nilai-nilai maupun peraturan-peraturan

yang harus diikutinya. Hal tersebut menjadi dasar anak untuk melakukan

hubungan sosial dengan lingkungan yang lebih luas. Breckenridge dan

Vincent (1960) menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang membentuk pola

pengasuhan orang tua, antara lain pengalaman hidup, pendidikan,

kebudayaan, status ekonomi, nilai-nilai hidup, pernikahan lintas budaya dan

pengalaman masa lalu.

Pola pengasuhan merupakan bentuk-bentuk perlakuan orang tua

ketika berinteraksi dengan anak yang mencangkup tiga bentuk yaitu otoriter,

permisif dan demokratis (Baumrind, 1971). Pengasuhan pada umumnya

berada di bawah asuhan ibu. Hurlock (1990) menjelaskan bahwa ibu lebih

terikat emosi dengan anak, karena awal pembentukan kepribadian individu

dimulai dari hubungannya dengan ibu.

Pola pengasuhan yang dianggap ideal adalah pola pengasuhan

demokratis, sedangkan pola asuhan yang kurang bahkan cenderung tidak

(20)

 

ideal adalah permisif dan otoriter. Hurlock (1990) mengemukakan bahwa

pengasuhan permisif dianggap kurang ideal karena dalam pengasuhan ini,

orang tua memperbolehkan anak untuk melakukan segala sesuatu sesuai

kehendak anak, sehingga anak cenderung kurang memiliki disiplin dan

bertindak semena-mena tanpa pengawasan orang tua.

Pengasuhan otoriter dianggap tidak ideal karena pengasuhan ini

cenderung menerapkan sistem hukuman bagi perilaku anak yang tidak sesuai

dengan orang tua. Orang tua menerapkan kontrol yang tinggi terhadap anak

akan tetapi tidak dibarengi dengan tingginya perhatian dan kehangatan. Anak

kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pikiran dan gagasan

mereka sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian

individu dalam tahap perkembangannya. Individu yang tumbuh dengan

pengasuhan otoriter akan memiliki sikap yang seringkali cemas akan

perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan dan memiliki keterampilan

komunikasi yang rendah.

Peristiwa-peristiwa sepanjang rentang kehidupan seseorang dapat

mempengaruhi bagaimana individu memperlakukan anaknya. Peristiwa

tersebut beragam, salah satunya adalah pengalaman hidup yang terjadi dan

terbentuk ketika individu bekerja dalam keadaan yang dapat menimbulkan

tekanan. Pengalaman-pengalaman bekerja tersebut dapat membentuk sikap

(21)

Munandar (2006) mengemukakan bahwa seluruh jenis pekerjaan

dapat menimbulkan stres. Stres dapat disebabkan oleh perubahan keadaan dan

waktu dalam bekerja, kesulitan dengan atasan, dan tanggung jawab pekerjaan

yang berubah. Individu yang mengalami stres akan memiliki reaksi emosional

tertekan, tegang, tidak bisa rileks, ingin marah, lebih rewel, penuh curiga, dan

lain sebagainya

Tentara Nasional Indonesia merupakan salah satu pekerjaan yang

dapat menimbulkan stres (Munandar, 2006) lewat aturan kerja yang statis,

mutlak dan disiplin tinggi terhadap peraturan yang berlaku maupun terhadap

tugas-tugasnya sebagai abdi negara. Bagi mereka berlaku hukum militer yang

tertulis dalam KUDHT/KUHPT (Kitab Undang-Undang Hukum Disiplin

Tentara/Kitab Undang-Undang Hukum Peraturan Tentara) (Harianja, 2007).

Kedua hukum ini berlaku mengikat pada personel-personel militer, baik yang

aktif maupun yang sedang menjalani pendidikan.

Anoraga (2005) menyebutkan bahwa disiplin yang terlalu keras dapat

menyebabkan individu menjadi tertekan dan pada akhirnya mengalami stres.

Individu yang mengalami stres akan mengalami beberapa gejala diantaranya

menjadi tertekan, agresif, dan tegang.

Pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua yang bekerja dalam

bidang kemiliteran bisa terbentuk oleh pengalaman hidup selama bekerja.

Ketika mengalami stres kerja, maka orang tua cenderung akan bersikap

(22)

 

tua sebagai dampak stres dalam bekerja ini akan membentuk pola asuh yang

otoriter pada anak.

Penelitian ini bermaksud melihat bagaimana hubungan antara stres

kerja dan kecenderungan pengasuhan otoriter pada anggota KOWAD yang

sudah menikah yang berada di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah apakah ada hubungan antara stres kerja dan kecenderungan

pengasuhan otoriter pada anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang sudah

menikah di Yogyakarta dan Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja

dan kecenderungan pengasuhan otoriter pada wanita yang bekerja sebagai

anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang sudah menikah di Yogyakarta

dan Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan informasi mengenai hubungan antara stres

(23)

Oleh karena itu secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu

menyumbangkan data untuk mengembangkan khasanah ilmu psikologi

khususnya psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi :

a. Kesatuan dinas yang diteliti

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi

bagi kesatuan dinas anggota KOWAD mengenai hubungan stres kerja

yang dialami anggota KOWAD dan kencenderungan pengasuhan

otoriter terhadap anak.

b. Subjek penelitian

Pada penelitian ini, diharapkan para personel semakin mengerti

mengenai stres kerja yang tinggi yang sedang dialami, supaya dapat

menentukan sikap yang tepat dan yang sebaiknya diterapkan dalam

(24)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka memaparkan pengertian pola asuh, pengertian pola asuh

otoriter, faktor yang berkaitan dengan pengasuhan otoriter, pengasuhan otoriter

yang dilakukan oleh anggota Korps Wanita Anggota Angkatan Darat. Selain itu,

bab ini juga memaparkan pengertian stres kerja, tahap terjadinya stres, jenis-jenis

stres, gejala-gejala stres, faktor-faktor yang berkaitan dengan stres, stres kerja

yang dialami anggota KOWAD dan hubungan antara stres kerja dan

kecenderungan pengasuhan otoriter pada anggota KOWAD.

A. Pola Asuh Otoriter 1. Pengertian Pola Asuh

Havighurst (1972) mengemukakan bahwa pola asuh adalah

cara-cara pengaturan tingkah laku anak yang dilakukan oleh orang tua sebagai

perwujudan tanggung jawabnya dalam pembentukan kedewasaan diri

anak. Gunarsa (1989) mengungkapkan pengasuhan anak adalah sebuah

interaksi yang terjadi antara pengasuh dengan anak-anak yang diasuh.

Pengasuhan merupakan usaha yang diarahkan untuk mengubah tingkah

laku sesuai dengan keinginan pengasuh.

Orang tua memiliki kebutuhan dan harapan yang berhubungan

dengan anak. Gunarsa (2003) menyatakan bahwa orang tua akan

merefleksikan apa yang diinginkan dari anak dan apa yang diinginkan

untuk diri sendiri. Orang tua membentuk harapan akan penampilan luar  

(25)

anak, inteligensi, kesehatan bahkan penampilan anak sepanjang

hidupnya, sehingga orang tua menggunakan pola pengasuhan tertentu

untuk membentuk hal-hal tersebut.

2. Pengertian Pola Asuh Otoriter

Baumrind (1971) membagi gaya pengasuhan yang biasa dilakukan

oleh orang tua menjadi tiga gaya, yaitu pola asuh demokratis, otoriter dan

permisif. Pola pengasuhan yang menjadi fokus pembahasan dalam

penelitian ini adalah pola asuh otoriter.

Pengasuhan otoriter ialah suatu gaya yang membatasi, menghukum

dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan

menghormati seluruh usaha-usaha dan pekerjaan orang tua. Orang tua

yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi

peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara/bermusyawarah

(Baumrind, 1971).

Hurlock (1990) menjelaskan bahwa dalam disiplin yang otoriter

orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peraturan-peraturan dan

memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan-peraturan

tersebut. Tidak ada usaha untuk menjelaskan pada anak mengapa ia harus

patuh. Anak tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat

tentang adil atau tidaknya peraturan yang telah dibuat orang tua. Apabila

anak tidak mengikuti perintah orang tua, maka anak sering kali akan

(26)

 

mengungkapkan pula bahwa dalam pengasuhan otoriter sistem

pemberian hadiah sangat jarang dilakukan.

3. Faktor yang Berkaitan dengan Pengasuhan Otoriter

Breckenridge dan Vincent (1960) mengungkapkan adanya faktor-faktor

yang membentuk pola asuh orang tua terhadap anak, antara lain:

a. Budaya

b. Pengalaman masa lalu orang tua

c. Status ekonomi

d. Pernikahan lintas budaya

e. Pengalaman-pengalaman hidup orang tua

f. Tingkat pendidikan

g. Nilai hidup

Mussen (1990) juga menjelaskan bahwa sikap yang digunakan

orang tua dalam mengasuh anak berkaitan dengan beberapa faktor antara

lain:

a. Latar belakang orang tua, meliputi latar belakang pendidikan dan

pengalaman masa lalu.

b. Keadaan keluarga di masyarakat, meliputi faktor-faktor budaya di

sekitar keluarga, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan keadaan

tempat tinggal keluarga ( di kota atau di desa).

c. Keadaan dalam keluarga, meliputi besar kecilnya keluarga, jumlah

anak perempuan dan laki-laki, dan jumlah anggota keluarga yang

(27)

d. Hubungan antara orang tua, meliputi siapakah yang berkuasa di

dalam keluarganya, siapakah yang lebih banyak membuat keputusan,

siapakah yang membiayai keluarga, bagaimana hubungan afeksi

antara orang tua, dan bagaimana pula cara mereka berkomunikasi.

e. Pandangan orang tua terhadap anak, meliputi bagaimana tujuan sikap

orang tua bagi anak dan arti sikap orang tua tersebut, dan bagaimana

pelaksanaan sikap orang tua (konsisten atau tidak).

f. Sikap orang tua terhadap anak, adalah sikap orang tua terhadap anak

konsisten atau tidak.

g. Karakter pribadi orang tua, meliputi bagaimana pribadi orang tua,

bagaimana tingkat intelegensi orang tua, bagaimana sikap sosial

orang tua dan bagaimana nilai kehidupannya.

h. Karakter pribadi anak, meliputi kepribadian anak, konsep anak

tentang harapan orang tua terhadapnya, bagaimana sikap orang tua

yang diharapkan anak, dan bagaimana pengaruh figur orang tua bagi

diri anak.

i. Sikap anak dimasyarakat atau di luar rumah, meliputi respon anak

menghadapi stimulus dari luar.

B. STRES KERJA 1. Pengertian Stres

(28)

10 

 

Mambu (1985) menyatakan bahwa stres adalah respon ancaman atau

bahaya. Menurutnya, stres merupakan suatu tekanan yang menekan

seseorang yang dalam usahanya untuk mengatasi kekuatan tersebut telah

berusaha keras atau membuat dirinya sangat lelah atau risau. Pada

umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang

negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun

mental, atau mengarah pada perilaku yang tidak wajar (Munandar,2006).

Mashun (2004) berpendapat bahwa stres adalah apa saja yang

dirasakan ketika individu bereaksi terhadap tekanan, baik dari luar diri

(sekolah, kerja paruh waktu, keluarga, teman-teman dan kemacetan lalu

lintas) maupun yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Gerrig dan

Zimbardo (2008) menjelaskan stres sebagai pola respon yang dibuat oleh

individu berdasarkan stimulus yang merupakan peristiwa yang

mengganggu keseimbangan atau melebihi kemampuan individu dalam

mengatasinya.

2. Tahap Terjadinya Stres

Selye (1976) lebih menekankan proses individu menghadapi

kondisi menekan yang merupakan sumber stres. Selye (1976) menjelaskan

ada tiga tahap rangkaian perubahan yang dinamakan general adaptation

syndrome yaitu tahap alarm (tahap bahaya) di mana organisme

(29)

mulai menghayatinya sebagai ancaman. Tahap selanjutnya adalah tahap

resistance (tahap perlawanan) dimana organisme memobilisasi

sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi tuntutan. Jika tuntutan berlangsung

terlalu lama maka sumber-sumber penyesuaian ini akan habis dan

organisme mencapai tahap terakhir yaitu tahap exhaustion (tahap

kehabisan tenaga).

3. Jenis – Jenis Stres

Pada umunya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi

yang negatif, sehingga mengarah pada timbulnya penyakit fisik atau

mental, atau mengarah pada perilaku yang tidak wajar. Jenis-jenis stres

menurut Selye (1976) adalah:

a. Distres

Adalah jenis stres yang berbahaya dan merusak. Selye (1976) juga

menambahkan bahwa distres mengacu pada keadaan negatif yang

dialami sebagai ancaman yang mencemaskan yang mengarah pada

timbulnya gejala fisik, mental dan perilaku tidak wajar.

b. Eustres

Adalah jenis stres yang menguntungkan dan konstruktif. Eustres

mengacu pada kekuatan yang positif yang menyenangkan yang

mendorong seseorang untuk memberikan sesuatu yang optimal dari

(30)

12 

 

4. Gejala-Gejala Stres

Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara

fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang

dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Anoraga

(2005) mengemukakan bahwa selama stres berlangsung, tanggapan

tersebut menimbulkan reaksi kimia dalam tubuh manusia yang

mengakibatkan perubahan-perubahan. Reaksi kimia tersebut disebut

sebagai gejala stres. Gejala-gejala stres menurut Anoraga (2005) antara

lain:

a. Gejala fisik

Gejala stres yang tampak seperti sakit kepala (pusing separuh,

vertigo), sakit maag, mudah kaget (berdebar-debar), banyak keluar

keringat dingin, gangguan pola tidur, letih lesu, gangguan nafsu makan,

kewaspadaan yang berlebihan dan lain sebagainya. Sarafino (1994)

menyebutkan bahwa stres seringkali menimbulkan masalah kesehatan

yang merupakan hasil dari pelemahan fungsi kekebalan tubuh, seperti

borok, tekanan darah tinggi dan asma. Jika kondisi stres berlangsung

terus, maka penyakit dan kerusakan secara fisik akan meningkat dan

kematian.

b. Gejala emosional

Sarafino (1994) menjelaskan gejala emosional adalah adanya

perasaan sedih, depresi dan kemarahan. Gejala yang sama juga

(31)

reaksi emosi seperti cemas, mudah merasa kuatir, mengalami

mimpi-mimpi yang buruk, mudah marah/jengkel, gelisah dan sebagainya.

c. Gejala sosial

Wilkinson (2002) menyebutkan bahwa gejala stres dalam lingkup

sosial adalah sering mengharapkan orang lain untuk dapat memahami

mereka sepenuhnya. Perilaku individu dalam lingkup sosial yang

menunjukkan gejala stres menurut Anoraga (2005) antara lain yaitu

menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar, membunuh dan

lainnya.

5. Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Stres

Munandar (2006) mengemukakan faktor-faktor yang dapat

menimbulkan stres kerja adalah faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan,

peran individu dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam

pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi atau

pekerjaan dan ciri-ciri individu. Secara rinci, faktor-faktor tersebutadalah

sebagai berikut:

a. Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan

Munandar (2006) membagi faktor ini menjadi dua tuntutan, yaitu:

1) Tuntutan Fisik

Suatu kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja

(32)

14 

 

yang kotor dan tidak sehat, waktu istirahat yang kurang baik, serta

fasilitas toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh pekerja

sebagai faktor pembangkit stres yang tinggi.

2) Tuntutan Tugas

Munandar (2006) menyatakan bahwa beban kerja yang

berlebih atau beban kerja terlalu sedikit dapat mempengaruhi stres

kerja. Tugas yang diberikan berlebihan di luar jam kerja dapat

menimbulkan stres, begitu pula dengan tugas yang terlalu sedikit

juga menimbulkan stres

Munandar (2006) mengemukakan bahwa tentara merupakan

salah satu pekerjaan yang dianggap memiliki resiko pekerjaan

tinggi dan secara fisik berbahaya. Tentara merupakan pekerjaan

yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik. Anoraga (2005)

menjelaskan bahwa pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik

memiliki kecenderungan akan timbulnya stres.

b. Peran individu dalam organisasi

Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam

organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya

yang harus ia lakukan sesuai dengan aturan-aturan dan sesuai dengan

yang diharapkan oleh atasannya. Pembangkit stresnya adalah konflik

(33)

Munandar (2006) menjelaskan bahwa beberapa hal yang

mempengaruhi individu sehingga mengalami konflik peran adalah:

1) Pertentangan antara tugas-tugas yang harus individu lakukan

dengan tanggung jawab yang dimiliki

2) Tugas-tugas yang harus dilakukan, menurut pandangan individu

bukan merupakan bagian dari pekerjaannya.

3) Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dengan atasan, rekan,

bawahan atau orang lain yang dinilai penting bagi individu.

4) Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi sewaktu

melakukan tugas pekerjaannya.

Munandar (2006) menyebut faktor-faktor yang menimbulkan

ketidakjelasan peran adalah ketidakjelasan dari tujuan-tujuan kerja,

kesamaran tentang tanggung jawab, ketidakjelasan tentang prosedur

kerja, kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain dan

kurang adanya timbal balik kerja.

c. Pengembangan karier

Pengembangan karier mengacu pada aktivitas kerja yang

diikuti sepanjang waktu, yang dapat melibatkan beberapa pekerjaan

dan berbagai jenis jabatan selama beberapa waktu (Munandar, 2006).

Hal yang secara potensial dapat membangkitkan stres berkaitan dengan

pengembangan karier adalah ketidakpastian pekerjaan, promosi yang

(34)

16 

 

d. Hubungan dalam pekerjaan

Cooper (1978) menjelaskan bahwa hubungan yang baik antar

anggota dari suatu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama

dalam kesehatan individu dan organisasi. Hubungan kerja yang tidak

baik terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah,

taraf pemberian dukungan dan minat yang rendah dalam pemecahan

masalah dalam organisasi.

e. Struktur dan iklim organisasi

Struktur dan iklim organisasi merupakan bagaimana para

tenaga kerja mempersepsikan kebudayaan, kebiasaan, dan iklim dari

organisasi.

Perilaku kepemimpinan yang kurang merupakan salah satu

faktor pembangkit stres. Pola kepemimpinan dimana seorang

pemimpin tidak menerima bawahan untuk mengambil bagian dalam

membuat keputusan (Schultz dan Shcultz, 2006).

Widjaja (2004) mengungkapkan bahwa kepemimpinan militer

adalah otoriter. Hanya ada jawaban ”siap”, ”siap tidak” dan ”siap

tidak tahu” dan bawahan tidak memiliki kesempatan untuk berdebat

atau berpendapat.

f. Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan

Munandar (2006) menyatakan bahwa isu-isu tentang keluarga,

(35)

dan organisasi yang saling bertentangan, konflik antar tuntutan

keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan

pada individu dalam pekerjaannya yang pada akhirnya dapat

menimbulkan stres. Stres pada pekerjaan akan membawa dampak

negatif pada keluarga dan pribadi.

g. Ciri-ciri individu

Gejala-gejala psikologis, fisiologis, atau dalam bentuk perilaku

terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan individunya,

mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-pola perilaku

yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman masa

lalu, keadaan kehidupan dan kecakapan (antara lain inteligensi,

pendidikan, pelatihan dan pembelajaran).

6. Stres Kerja yang dialami Anggota Korps Wanita Angkatan Darat yang Sudah Menikah

Anoraga (2005) menuturkan bahwa disiplin yang terlalu keras dapat

memicu timbulnya stres. Munandar (2006) mengemukakan bahwa

pekerjaan sebagai anggota militer atau tentara dapat menimbulkan

kecenderungan stres. Kecenderungan stres dapat terjadi karena iklim kerja

militer yang khas dengan kepemimpinan otoriter turun-temurun dari

atasan, risiko kematian yang tinggi ketika melakukan tugas, disiplin yang

(36)

18 

 

Perintah atasan yang sering kali berubah-ubah (sesuai dengan kemauan

atasan), sehingga terkadang timbul perintah diluar jam dinas, serta adanya

ancaman dari atasan ketika kebutuhan pribadi tidak terpenuhi (Dewi,

2008)

C. Hubungan antara Stres Kerja dan Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

Breckenridge dan Vincent (1960) menyebutkan bahwa pengalaman

hidup orang tua dapat membentuk pola asuh terhadap anak, sehingga

pengalaman hidup yang diperoleh orang tua selama bekerja akan membentuk

pola pengasuhan tertentu pada anak.

Situasi, iklim dan sifat kerja pada pekerjaan militer dapat menimbulkan

stres kerja. Stres kerja merupakan salah satu pengalaman hidup individu dalam

bekerja. Salah satu gejala individu yang mengalami stres dalam bekerja adalah

munculnya perilaku agresif (Anoraga, 2005). Perilaku agresif tampak dalam

pengasuhan otoriter, di mana orang tua cenderung memberikan hukuman fisik

bagi anak yang dianggap melakukan kesalahan.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara stres kerja dan

kecenderungan pengasuhan otoriter pada anggota KOWAD yang sudah

(37)

SKEMA HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KECENDERUNGAN PENGASUHAN OTORITER

Kondisi kerja :

1. Beban kerja yang menekan 2. Konflik peran yang tidak jelas 3. Risiko kematian yang tinggi 4. Struktur organisasi yang kaku

Muncul distres, ada gejala negatif pada :

1. Fisik

2. Emosional

3. Sosial

Muncul perilaku agresif

Perilaku

Agresif

(38)

20 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian membahas mengenai jenis penelitian, identifikasi

variabel, definisi operasional, subjek penelitian, persiapan penelitian, alat

pengumpulan data, pengujian instrument penelitian, dan uji asumsi dan uji

hipotesis penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan tehnik korelasional.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan antara satu

variabel dengan variabel yang lain.

B. Identifikasi Variabel

Pada penelitian diteliti hubungan antara dua variabel, yaitu:

1. Variabel 1 : Stres Kerja

2. Variabel 2 : Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

C. Definisi Operasional

Dalam suatu penelitian, pengukuran konsep dan proses pengumpulan data

dapat dipermudah dengan membentuk suatu konsep teoretik dalam bentuk

operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:  

(39)

1. Stres Kerja

Stres kerja adalah gejala fisik, emosional dan sosial dalam menghadapi

pekerjaan yang diukur melalui skala stres kerja yang disusun sendiri oleh

peneliti.

2. Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

Kecenderungan pengasuhan otoriter adalah perilaku orang tua dalam

berinteraksi dengan anak, yang menuntut kepatuhan dan ketaatan untuk

mengikuti perintah orang tua. Perilaku ini dapat diukur menggunakan

skala pengasuhan otoriter yang disusun sendiri oleh peneliti.

D. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah 44 anggota KOWAD yang berada di wilayah

kedinasan di Yogyakarta, Magelang, Solo, dan Semarang dengan kriteria

sebagai berikut :

1. Sudah menikah dan memiliki anak yang berusia minimal 5 hingga 17

tahun (usia anak-anak hingga remaja).

2. Tidak menyandang status janda, dengan tujuan untuk memperkecil

kemungkinan stres yang disebabkan karena pengasuhan single parent.

E. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dalam pengambilan data adalah:

1. Mempersiapkan skala untuk mengukur stres kerja dan kecenderungan

(40)

22 

 

2. Mengurus perijinan kepada kesatuan dinas anggota KOWAD. Peneliti

mendapat surat keterangan dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dengan No. 129a /D/KP/Psi /USD/XII/2009.

Surat keterangan tersebut mendapat tanggapan dari beberapa kesatuan di

wilayah penelitian (Surat ijin dan surat tanggapan terlampir).

3. Melakukan penelitian dengan skala yang telah disusun.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Skala Stres Kerja

Skala stres kerja mencangkup 60 aitem, yang terdiri dari 30 aitem

favorable dan 30 aitem unfavorable. Skala disusun menggunakan metode

skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Tidak ada

jawaban Netral (N) pada pilihan jawaban, karena responden akan

cenderung menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak

mendapatkan informasi yang diinginkan (Azwar, 2005).

Bobot tertinggi diberikan pada kategori jawaban yang paling

favorable dan memberikan bobot rendah pada kategori jawaban yang

unfavorable. Maksudnya, jawaban yang favorable adalah respon setuju

terhadap pernyataan favorable dan respon tidak setuju terhadap

(41)

Jawaban yang unfavorable adalah respon tidak setuju terhadap

pernyataan yang favorable dan respon yang setuju terhadap pernyataan

yang unfavorable. Skor pada skala yaitu sangat Sesuai, sesuai, tidak

sesuai, dan sangat tidak sesuai bergerak dari 1 hingga 4 pada skala

unfavorable dan 4 hingga 1 pada skala favorable.

2. Skala Pengasuhan Otoriter

Skala ini terdiri dari 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem favorable

dan 30 aitem unfavorable. Skala disusun menggunakan metode Skala

Likert yang memiliki empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Tidak ada

jawaban Netral (N) pada pilihan jawaban, karena responden akan

cenderung untuk menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak

mendapatkan informasi yang diinginkan. Skor pada skala yaitu Sangat

Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai bergerak dari 1

hingga 4 pada skala unfavorable dan dari 4 hingga 1 pada skala

favorable.

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk

mengungkapkan data sesuai dengan apa yang hendak diuji. Uji validitas

(42)

24 

 

pertanyaan untuk mendefinisikan suatu variabel. Validitas dalam

penelitian ini menggunakan Validitas Isi. Validitas Isi merupakan validitas

yang diestimasi lewat pengajuan terhadap isi tes dengan analisis secara

rasional atau melalui professional judgement oleh dosen pembimbing

skripsi. Aitem-aitem yang disusun harus mencangkup keseluruhan isi

objek yang hendak diukur (Azwar, 2004).

2. Seleksi Item

Metode yang digunakan untuk seleksi item adalah koefisien Alfa.

Aitem dinyatakan gugur apabila memiliki nilai Alfa aitem yang berada di

atas nilai Alfa skala (Prakosa, 1998), sehingga hanya aitem yang berada di

bawah Alfa skala yang dipilih.

a. Stres Kerja

Berikut ini sebaran item yang sahih dan gugur pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Stres Kerja

No. Aspek No. Item Valid No. Item Gugur Jumlah

Item Sahih Fav Unfav Fav Unfav

(43)

b. Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

Berikut ini sebaran item yang sahih dan gugur pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

3. Pengujian Reliabilitas

Alat ukur dalam penelitian ini akan diuji reliabilitasnya

menggunakan tehnik test dan restest. Reliabilitas adalah kepercayaan,

kebenaran, keajegan, kestabilan, konsistensi atau sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).

Reliabilitas dinyatakan dengan rxx’ yang memiliki rentang dari 0

hingga 1.00, artinya, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati

angka 1.00 maka semakin tinggi juga reliabilitasnya. Begitu juga

sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati 0 maka

(44)

26 

 

Reliabilitas skala stres adalah 0,936 dan skala kecenderungan

pengasuhan otoriter adalah 0,880. Reliabilitas dianggap memuaskan

apabila semakin mendekati angka 0,9.

H. Uji Asumsi dan Uji Hipotesis Penelitian 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

sebaran variabel 1 (stres kerja) dan sebaran variabel 2 (pengasuhan

otoriter) dalam penelitian ini normal atau tidak. Teknik yang

digunakan dalam uji normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov Test

pada program SPSS for Windows versi 12.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan

antara skor variabel 1 (stres kerja) dan variabel 2 (pengasuhan

otoriter) merupakan garis lurus atau tidak. Teknik yang dipakai

untuk mengetahui linearitas pada dua buah variabel yang

bersangkutan adalah Compare Means pada program SPSS for

(45)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara variabel 1 ( stres kerja ) dan variabel 2 ( pengasuhan otoriter ).

Tehnik analisis data menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 12

yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel 1 dan

(46)

28 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan membahas pelaksanaan penelitian,

deskripsi subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilakukan di kesatuan dinas anggota KOWAD di

Yogyakarta, Solo, Semarang dan Magelang pada tanggal 22 November 2009

hingga 2 Desember 2009. Peneliti menyebarkan 85 angket yang berisi skala

Stres Kerja dan skala Kecenderungan Pengasuhan Otoriter. Angket yang

kembali pada peneliti adalah 84 buah, namun yang layak untuk diolah adalah

44 angket.

B. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Hasil Penelitian

Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis penelitian,

maka dilakukan uji asumsi untuk memeriksa apakah data yang terkumpul

memenuhi syarat untuk sebuah korelasi, yaitu adanya normalitas sebaran

data penelitian dan linearitas hubungan antar variabel penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran

variabel 1 (Stres Kerja) dan variabel 2 (Kecenderungan pengasuhan

otoriter) bersifat normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan  

(47)

program SPSS for Windows 12 dengan One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test.

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi

Stres Kerja 1,100 0,178

Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

1,128 0,157

Hasil pengolahan data di atas diperoleh Kolmogorov-Smirnov Z

test untuk variabel stres kerja sebesar 1,100 dengan signifikansi 0,178

dan variabel kecenderungan pengasuhan otoriter Kolmogorov-Smirnov

Z test sebesar 1,128 dengan signifikansi 0,157. Nilai signifikansi

tersebut lebih dari 5 % pada kedua variabel, dengan demikian sebaran

data variabel dalam penelitian adalah normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

variabel bersifat linear atau tidak (membentuk garis lurus atau tidak).

Pengujian ini dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi 12.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data antara stres kerja dan

kecendrungan pengasuhan otoriter tidak bersifat linear karena nilai

(48)

30 

 

Tabel 4.2. Hasil Uji Linearitas

F Sig.

Stres Kerja Combined 0,666 0,829

Kecenderunagn Pengasuhan Otoriter

Linearity 0,386 0,542

Between Groups Deviation from linieraity

0,678 0,815

2. Deskripsi Data Penelitian

Hasil analisis terhadap data penelitian diperoleh deskripsi data

penelitian masing-masing variabel menggunakan One Sample t-test SPSS

for Windows versi 12. Berikut ini disajikan Xmin teoritik, Xmax teoritik,

mean teoritik, mean empiris dan standar deviasi (SD) dari kedua variabel

pada tabel 43.

Tabel 4.3.

Data Statistik Stres Kerja dan Kecenderungan Pengasuhan Otoriter

Variabel N Xmin

Tabel 4.3. menunjukkan data hasil perbandingan antara mean

teoritik dan mean empirik pada variabel yang diteliti. Mean empirik

(49)

Hal ini berarti stres kerja yang dialami para anggota KOWAD

Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi dan signifikan.

Demikian pula dengan kecenderungan pengasuhan otoriter, mean

empirik (157,30) lebih besar daripada mean teoritik (140). Hasil

tersebut menunjukkan kecenderungan pengasuhan otoriter anggota

KOWAD wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini diuji dengan tehnik korelasi Spearman

Brown. Alasan menggunakan tehnik ini karena data tidak linear. Uji

hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 12.

Tabel 4.4.

Hasil Analisis Korelasi Spearman Brown

Stres kerja Otoriter

Spearman's rho Stres kerja Correlation Coefficient 1.000 -.041

Sig. (1-tailed) . .395

N 44 44

Otoriter Correlation Coefficient -.041 1.000

Sig. (1-tailed) .395 .

N 44 44

Tabel 4.4 di atas menunjukkan korelasi stres kerja dan

(50)

32 

 

ada hubungan yang negatif. Sedangkan nilai signifikansi (0,395) > α (0,05) berarti tidak signifikan.

C. Pembahasan

Uji korelasi antara stres kerja pada anggota KOWAD yang sudah

menikah di Yogyakarta dan kencenderungan pengasuhan otoriter

menunjukkan korelasi yang negatif (rxy = -0,041) dan tidak signifikan (nilai

signifikansi 0.395 > α 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kecenderungan pengasuhan otoriter dan sebaliknya.

Penelitian ini menunjukkan anggota KOWAD mengalami stres kerja

dan memiliki kecenderungan untuk mengasuh secara otoriter (mean empirik

masing-masing variabel > mean teoritik masing-masing variabel), namun

kedua variabel tersebut tidak berhubungan. Artinya, stres dalam pekerjaan

pada anggota KOWAD tidak berkaitan dengan pengasuhan otoriter terhadap

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran membahas mengenai kesimpulan penelitian yang

telah dilakukan dan saran terhadap subjek penelitian dan penelitian yang akan

dilakukan selajutnya.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif (rxy = -0,041)

yang tidak signifikan antara stres kerja dan kecenderungan pengasuhan

otoriter pada anggota Korps Wanita Angkatan Darat di wilayah Yogyakarta

dan Jawa Tengah.

B. Saran

1.Pihak Satuan Wilayah Masing-Masing Anggota Korps Wanita Angkatan

Darat

Stres kerja wanita anggota KOWAD yang sudah menikah di

Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi, sehingga bagi pihak satuan

hendaknya dapat lebih meningkatkan pembinaan mental. Selain itu pihak

satuan dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan untuk mengurangi stres

kerja yang dialami anggota KOWAD pada masing-masing kesatuan dinas,

misalnya menambah kegiatan olah raga dan kesenian antar satuan,

sehingga terjalin relasi yang lebih baik dan lebih dekat antar anggota.

(52)

34 

 

2.Anggota Korps Wanita Angkatan Darat

Penelitian menunjukkan anggota KOWAD memiliki kecenderungan

pengasuhan otoriter tinggi. Peneliti menyarankan supaya subjek

mengurangi sikap otoriter pada anak dengan menggali pengetahuan

mengenai risiko dan dampak negatif atas pengasuhan otoriter. Hal-hal

yang dapat dilakukan adalah membaca buku-buku dan mencari sumber di

internet tentang keluarga dan perkembangan anak, sehingga pengasuhan

otoriter yang terlalu keras bisa dikurangi.

3. Penelitian Selanjutnya

Kendala dalam penelitian ini adalah ketatnya perijinan dari pihak

kesatuan anggota KOWAD. Penelitian selanjutnya disarankan untuk

menggunakan subjek lain dengan variabel-variabel penelitian yang sama. 

(53)

   

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (2005). Psikologi Kerja. Yogyakarta : Rineka Cipta

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Cooper, C.L. (1978). Understanding Executive Stress. London : Macmillan. Balson, M. (1999). Becoming Better Parents. Fourth Ed. Jakarta : PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Baumrind, D. (1971). Current Paterns of Parental Authority, Developmental

Psychology Monographs. London : Foresman and company, Glenview.

Breckenridge, M. E., dan Vincent, E. L. (1960). Child Development : Physical And Psychologic Growth Through Adolescence. Fourth Edition. London : W.B Saundess Company

Budiman, L.C. (1999). Berdamai Dengan Stres : Rubrik Konsultasi Psikologi KOMPAS. Jakarta : Kompas.

Dewi, H.R. (2008). Hubungan Antara Stres Kerja Pada Prajurit TNI-AD di Yonif

400/Raider dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Skripsi (tidak

diterbitkan). Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dewi, P.A.A.O. (2004). Perbedaan Penerimaan Diri Remaja Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter, Demokratis Dan Permisif. Skripsi (tidak diterbitkan). Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Diana, I (2007, 16 November) Tradisi Kekerasan di Lembaga Pendidikan. [Online] Tersedia : http://ikadiana.blog.friendster.com/2007/11/mid-semester-dasar-dasar-logika/ Diakses : 2 Desember 2009

Fauziah, S., Prihanto, Sutyas, FX,. Sukamto, Monique, E. Hubungan Antara Kemampuan Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial Suami Dengan Tingkat Stres Pada Ibu Berperan Ganda. Anima, Indonesian Psychological Journal. 15, 1, 33-51.

Gerrig, R.J., dan Zimbardo. P.G. (2008). Psychology and Life : Eigtheenth Edition. New Jersey : Pearson Education Incorporation.

(54)

36 

 

   

Gunarsa, S.D., (2003). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S. D., Gunarsa, Y.S.D. (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Harianja, D.P. (2007). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Stres Kerja Pada Personel TNI-AL Yogyakarta. Skripsi.(tidak diterbitkan). Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Hadi, S. (2005). Aplikasi Ilmu Statistika di Fakultas Psikologi. Anima, 20, 203-221

Havighurst, R.J. (1972). Developmental Tasks and Education. New York : Mackay.

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Kabatiansky, G., Krouk, E., Semenov, S. (2005). Error Correcting Coding and Security for Data Networks. England : John Willey & Sons Ltd.

Kartono, K. (1998). Patologi Sosial: Kenakalan Remaja. Jakarta. PT Gramedia Grafindo Persada.

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mahira, U. (7 Juli 2009). Setiap Orang Tua Pasti Menginginkan Mempunyai Anak yang Baik. [Online] Tersedia : http://voa-islam.com/ setiap-orang-tua-pasti-menginginkan-mempunyai-anak-yang-baik/Diakses : 14 September 2009

Mambu, A.H. (1985). Masalah Stres di Kalangan Pejabat. Bandung : Dinas Psikologi TNI-AD

Mashun. (1975). Pengukuran Dalam Pendidikan. Yogyakarta : UGM Press. Munandar, A.S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press Mussen, P.H. (1990). Child Development and Personality (Seventh Edition). New

York : Harper & Row Publishers.

Nuraeni. (2006). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Taman Kanak-Kanak. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

(55)

   

Prakosa, H. (1998). Penyusunan Skala Psikologi: Anchor dan Jenjang Skala Model Summated Rating. Anima, 13 (49). 66-71.

Purwanto, N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Puspitawati, H. (20 Desember, 2000). Perilaku Kenakalan Remaja : Pengaruh

Lingkungan Keluarga Atau Lingkungan Teman – Teman. [Online]

Tersedia : http://ipb.ac.id/ Perilaku-Kenakalan-Remaja/html. Diakses : 14 September 2009

Santrock, J.W. (2005). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction. Second Edition. Canada : John Willey & Sons, Inc

Sarwono, S.W. (1988). Agresi Manusia. Bandung : Eresco.

Selye, H. (1976). The Stress of Life. New York : Mc Graw-Hill Book Company, Inc.

Siahaan, N. (April 2009). Catatan Penugasan Setahun : Operasi Perdamaian Misi MONUC (Milobs PBB). Melati Pagar Bangsa, 5, 6-11.

Schultz, D.P., dan Shcultz, S.E. (2006). Psychology and Work Today : An

Introduction to Industrial and Organizational Psychology. Pearson

Education International : Prentice Hall.

Sudjadi., dan Iryani, S.W. Perbedaan Persepsi Remaja Terhadap Pola Asuh Orang Tuanya yang Bekerja Dan Tidak Bekerja. Jurnal Media Informasi Penelitian. 9 (2) 62-77.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suryabrata, S. (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Andi Offset

Weeks, C. (1991). Mengatasi Stres. Yogyakarta : Kanisius.

Widjaja. I. (2004). Kepemimpinan Militer West Point. Jurnal Media Informasi Penelitian, 8 (3).

(56)

LAMPIRAN

(57)

Yogyakarta, November 2009

Yth. Anggota KOWAD Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

Di tempat

Dengan hormat,

Assalamualaikum WR WB. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua.

Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Kuesioner ini disusun dalam rangka memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, saya meminta bantuan Ibu untuk meluangkan waktu sebentar guna mengisi kuesioner berikut ini.

Saya berharap Ibu mengisi kuesioner ini dengan lengkap, sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Ibu. Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Setiap orang dapat memiliki pandangan yang berbeda sehingga Ibu dapat menjawab yang paling sesuai menurut Ibu sendiri. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Sedangkan data pribadi yang lain dapat diisi dengan lengkap.

Demikianlah harapan saya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.

Hormat saya,

(58)

39

DATA IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN

Nama (Inisial) : ………

Pangkat : ………

Usia : …….... Tahun

Lama Bekerja : ……… Tahun

Domisili : ………..

Status Perkawin :

Janda Masih Terikat Perkawinan

Status Janda : Cerai / Suami Meninggal**)

Lama Menikah : ….. Tahun

Status Suami : Bekerja / Tidak Bekerja**)

Lama Menikah : …. Tahun

Jumlah Anak : …. Orang

Usia Anak Pertama : …. Tahun

Keterangan : *) Pilih salah satu

(59)

SKALA I

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Di bawah ini terdapat 60 pertanyaan. Anda diminta untuk mengisi setiap pertanyaan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternative jawaban di bawah ini.

SS = Sangat Setuju, apabila Anda sangat setuju dengan pernyataan.

S = Setuju, apabila Anda setuju dengan pernyataan.

TS = Tidak Setuju, apabila Anda tidak setuju dengan pernyataan,

STS = Sangat Tidak Setuju, apabila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan.

Mohon semua pernyataan diisi dengan lengkap, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.

(60)

41

SKALA I

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tetap merasa sehat walaupun ada tugas dari atasan

2. Saya mengurangi waktu untuk berbincang santai dengan atasan di kantor karena rasa kurang nyaman saya terhadap beliau

3. Saya merasa mual – mual ketika mengingat hubungan saya dengan rekan sekantor

4. Saya betah bersendau gurau dengan rekan kantor ketika jam makan siang ditengah pekerjaan yang menumpuk.

5. Saya tidak mengalami kesulitan untuk tidur walaupun saya tahu bahwa ada tugas – tugas yang menanti saya di esok hari

6. Sikap rekan kerja di kantor membuat saya enggan untuk berbincang – bincang dengannya

7. Saya menikmati setiap detil pekerjaan yang diperintahkan atasan

8. Saya mudah terpancing emosi ketika bergaul dengan rekan kerja di kantor

9. Walaupun saya sedang sibuk bertugas, saya tetap mampu menjalin komunikasi secara lancar dengan rekan kerja

10. Saya tidak gugup jika berhadapan dengan atasan

11. Saya nyaman dengan suasana kekeluargaan di tempat kerja

12. Saya tertekan apabila atasan mengkritik pekerjaan saya

13. Saya tidak gelisah jika harus menghadap atasan untuk menerima tugas

14. Sikap atasan membuat saya mampu untuk bertukar pikiran dengan beliau

15. Tuntutan dalam pekerjaan saya justru membuat saya bergairah

16. Saya bosan dengan lingkungan kerja saya

17. Saya menjadi kurang bersemangat untuk bergaul dengan rekan kantor ketika atasan memberikan tugas pada saya

18. Saya tidak merasa mual jika akan mengahadap atasan

(61)

20. Saya mampu untuk berbagi cerita dengan atasan walaupun tugas saya belum selesai saya kerjakan

21. Saya mudah gelisah jika berada di ruang kerja saya

22. Saya merasa nyaman akan hubungan kerja yang terjalin dengan atasan

23. Saya tidak mau mendapat kritikan dari rekan kerja atas pekerjaan tugas yang saya kerjakan di kantor

24. Pekerjaan saya membuat nafsu makan saya menjadi buruk

25. Saya gelisah jika memikirkan hubungan saya dengan rekan kerja saya

26. Letak dan susunan perlatan kerja disini menyebabkan saya otot – otot saya menengang

27. Saya takut jika mau menghadap atasan untuk menerima tugas

28. Saya senang berkumpul dengan rekan – rekan sekantor ketika jam makan siang ditengah pekerjaan yang menumpuk

29. Jantung saya tidak berdebar – debar walaupun saya menyadari bahwa tugas saya kurang memuaskan atasan

30. Dalam satu minggu saya memiliki waktu untuk ijin meninggalkan kantor dengan berbagai alasan supaya saya tidak di beri tugas

31. Saya tetap mampu berkonsentrasi bekerja ketika atasan memberikan tugas yang baru

32. Saya mudah berdebar – debar ketika atasan memanggil saya.

33. Saya enggan berbincang – bincang dengan rekan kerja kantor sebelum tugas saya selesai

34. Tangan saya menjadi berkeringat dingin ketika menerima tugas dari atasan

35. Saya tidak mengalami sakit kepala walaupun tugas di kantor saya menumpuk

36. Akhir – akhir ini berat bagi saya untuk bersenda gurau dengan rekan kerja karena memikirkan tugas yang sedang saya kerjakan

37. Saya banyak keluar keringat dingin ketika menerima tugas dari atasan

38. Nafsu makan saya menjadi berkurang ketika diberi tugas oleh atasan.

(62)

43

40. Saya senang dengan lingkungan tempat kerja saya

41. Saya tidak mengalami sakit kepala meskipun atasan memberikan tugas tambahan pada saya

42. Saya gemar berkunjung ke rumah atasan untuk berbincang – bincang mengenai banyak hal

43. Saya mengalami kesulitan untuk tidur ketika menyadari bahwa ada tugas baru untuk saya

44. Saya tidak gelisah walaupun tugas yang saya sedang kerjakan sulit

45. Saya cemas jika sedang menanti penugasan saya selanjutnya

46. Saya tetap meluangkan waktu untuk mengobrol dengan rekan kerja meskipun pekerjaan saya menumpuk

47. Tuntutan dalam pekerjaan saya membuat saya mudah mengeluh

48. Pola makan saya normal meskipun tugas yang saya hadapi sulit

49. Saya tetap mampu bergaul dengan baik dengan rekan kerja walaupun tugas kantor saya belum selesai.

50. Saya mudah gelisah jika sedang mengerjakan tugas kantor

51. Saya tetap sabar dengan kedisiplinan di kantor ini

52. Karena tugas kantor yang saya sedang kerjakan, saya menjadi kurang mampu mengungkapkan keinginan ketika sedang berbicara dengan rekan kerja

53. Saya percaya diri menghadapi tugas kantor yang dilimpahkan atasan pada saya

54. Saya dapat berbincang – bincang dengan atasan walaupun tugas darinya belum dapat saya selesaikan

55. Gairah kerja di kantor saya menurun karena tugas – tugas yang di berikan oleh atasan

56. Saya mudah merasa tersinggung jika rekan menegur hasil pekerjaan saya

57. Berada di dalam ruangan lebih baik bagi saya daripada harus bertukar cerita dengan rekan kantor

58. Saya tetap tegar walaupun saya mendapat kritikan dari atasan dan rekan kerja

59. Walaupun saya pernah gagal dalam melakukan tigas, namun saya tetap lancar dalam menjalani komunikasi dengan atasan

(63)

Skala II

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya membiarkan anak untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis

2. Saya enggan menerima banyak alasan dari anak apabila ia melakukan kesalahan

3. Saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak untuk menentukan kegiatan mereka

4. Saya menanyakan anak tentang rencana perayaan ulang tahunnya

5. Anak dilarang memberikan usulan jika ide dan rencana saya baik menurut saya

6. Saya mengantar anak untuk pergi ke tempat les walaupun saya sedang capek dengan pekerjaan saya

7. Saya mengajak anak berbicara ketika anak melakukan hal yang keliru

8. Jika saya sedang banyak kerjaan, anak harus melakukan segala sesuatunya sendiri

9. Saya tidak langsung memarahi anak apabila anak terlambat pulang

10. Hubungan saya dengan anak tidak dekat sehingga kami jarang berdiskusi

11. Meskipun saya sedang berada di rumah, anak harus berani bepergian sendirian tanpa saya 12. Walaupun saya sedang sibuk kerja, namun saya

tetap menjemput dan mengajakknya ke kantor sepulang ia sekolah

13. Saya tidak pernah mengijinkan anak untuk mengungkapkan gagasan tentang aktivitsnya 14. Saya memberikan hadiah pada anak saya setiap ia

mendapat nilai bagus

15. Walaupun saya sedang capek bekerja, saya membiarkan anak untuk belajar bersama saya 16. Jika liburan tiba, kami sekeluarga merencakan

lokasi liburan bersama – sama

17. Agar anak menurut perintah dan nasehat, saya tak segan – segan memberinya hukuman

18. Saya menuntut agar sebisa mungkin anak harus berani bersikap mandiri meskipun tanpa orang tua disampingnya

19. Saya memarahi anak apabila anak membantah perintah saya

(64)

45

punya waktu untuk mengajari anak belajar malam 21. Apabila anak – anak saya bertengkar, saya

mendekati dan mendamaikan keduanya dengan menanyakan alasan keduanya bertengkar 22. Sepulang kantor saya masih menyempatkan diri

untuk bercengkerama dengan anak

23. Saya jarang duduk bersama – sama anak untuk memberinya kesempatan mengemukakan pikiran 24. Saya jarang menyiapkan dan melayani kebutuhan

anak karena rutinitas saya yang padat 25. Saya membebaskan anak untuk menentukan

waktu belajar mereka

26. Apabila anak – anak saya bertengkar, saya langsung memukul dan tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk memberikan alasan

27. Saya membebaskan anak untuk bermain diluar setelah jam sekolah

28. Anak harus meminta ijin saya dalam melakukan segala sesuatu

29. Saya memberikan kesempatan anak untuk memilih tempat les mereka

30. Saya mengharuskan anak untuk melakukan perintah saya

31. Saya tidak memukul anak walaupun ia melakukan kesalahan

32. Harus seijin saya jika anak ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis

33. Pendapat saya adalah yang paling baik untuk anak – anak, sehingga saya larang mereka untuk membantah saya

34. Saya membatasi anak untuk bermain di luar rumah sepulang ia sekolah

35. Saya tidak memberikan hadiah pada anak saya walaupun prestasinya bagus

36. Saya tetap mengantar anak ke sekolah walaupun saya dikejar waktu masuk kantor

37. Saya tidak memotong uang sakunya walaupun ia tidak mengerjakan apa yang saya perintahkan 38. Saya malas untuk menerima alasan panjang lebar

dari anak apabila ia melakukan kesalahan 39. Jika anak tidak menurut, saya memotong uang

sakunya

(65)

tempat

41. Jika saya lelah bekerja, anak dilarang mengganggu saya

42. Anak harus laporan pada saya tentang jadwal harian mereka, termasuk lokasi mereka pergi dalam satu hari

43. Saya seringkali meminta anak untuk

mengungkapkan gagasannya tentang banyak hal 44. saya membiarkan anak – anak berada di dekat

saya ketika saya sedang sibuk dengan aktivitas saya

45. Anak harus menghargai waktu istirahat saya 46. Saya akan menanyakan alasan pada anak apabila

anak tidak menuruti perintah saya

47. Saya memarahi anak jika anak melanggar jam belajar malam yang saya tetapkan

48. Saya tetap mengantar anak mengikuti study tour

walaupun sebenarnya pekerjaan saya tidak bisa di abaikan

49. Anak dilarang mengganggu aktivitas yang sedang saya kerjakan

50. Saya mendengarkan setiap keluhan demi keluhan anak

51. Anak dilarang memberikan kritikan terhadap kesibukan saya

52. Saya menentukan ke mana anak – anak sebaiknya menghabiskan waktu untuk berlibur

53. Saya tidak mengikat anak – anak dengan aturan – aturan yang saya buat

54. Saya memberikan kesempatan anak untuk berpendapat bebas

55. Apabila saya pulang larut malam, anak harus mengerjakan tugasnya sendiri

56. Saya tetap menyiapkan sarapan pagi anak walaupun saya buru – buru ke kantor

57. Saya menentukan aturan – aturan dalam rumah tangga sesuai dengan kesepakatan anggota keluarga

58. Dalam memberikan suatu hadiah, saya menanyakan anak tentang hadiah yang diinginkannya

59. Saya memukulnya jika ia mulai tidak menurut pada perintah saya

(66)

47

RELIABILITAS STRES KERJA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 44 100.0

Excluded(

a) 0 .0

Total 44 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.918 60

Item-Total Statistics

(67)

a28 177.66 176.369 -.055 .922

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

179.80 175.841 13.261 60

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 44 100.0

Excluded(

a) 0 .0

Total 44 100.0

(68)

49

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.936 55

Item-Total Statistics

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Kecenderungan Pengasuhan
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Atika Sari Astuti S dan Faradila Ardhining Tyas, 2016 , ” PEMBUATAN HIDROGEL DARI RUMPUT LAUT ( Eucheuma cottonii ) DENGAN METODE KARBOKSIMETILASI DAN METODE

(1) Kepala Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 633 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di

Gambar 2.2 Solusi layak semua constraint kasus Reddy Mikks Langkah 2 Menentukan solusi optimal dari diantara semua titik sudut solusi layak.. Daerah solusi layak seperti pada

Visitasi adalah proses kunjungan lapangan yang bertujuan untuk mengkonfirmasi informasi yang tercantum dalam proposal pembukaan program studi. Proses ini didasarkan pada

Berdasarkan kepada dapatan kajian, terdapat kesedaran integriti akademik yang tinggi di kalangan pelajar Politeknik dan Kolej Komuniti Malaysia sepanjang proses

Kampar Kiri Hulu 50.000.000 Belanja modal Pengadaan konstruksi/pembelian gedung sekolah

Terbitnya Peraturan Presiden Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan

Hasil Penelitian mengenai karakteristik kondisi rumah penderita kusta di Wilayah kerja Puskesmas Turikale dan Mandai di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan dengan variabel antara